(CBR)
Disusun Oleh
Nama : JODI ANGGARA
NIM : 5191250011
Dosen Pengampu : - Ir. Hamidun Batubara, MT.
- Syahreza Alvan, ST., MT.
Matkul : Teknik Jalan Raya Kelas
Kelas : B- Teknik Sipil
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan YME, karena berkat anugerah-Nya
saya dapat meyelesaikan Critical Book Review (CBR) ini yang diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teknik Jalan Raya tepat waktu.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada: Bapak Ir. Hamidun Batubara, MT.
selaku dosen pengampu mata kuliah Teknik Jalan Raya, yang telah memberikan tugas ini dan
bimbingannya sehingga tugas ini berjalan dengan baik.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan yang
ada.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN10
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review (CBR) 1
1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review (CBR1
1.3 Manfaat Critical Book Review (CBR) 1
1.4 Identitas Buku2
BAB II PEMBAHASAN3
2.1 Jenis dan fungsi lapisan perkerasan3
2.2 Perencanaan tebal perkerasan lentur jalan baru 5
2.3 Material konstruksi perkerasan 7
BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU9
3.1 Kelebihan Buku9
3.2 Kekurangan Buku9
BAB IV PENUTUP10
4.1 Kesimpulan10
4.2 Saran10
DAFTAR PUSTAKA11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review (CBR)
Pentingnya Critical Book Review Dewasa ini, pendidikan Indonesia mengalami
transformasi yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat pergeseran paradigma pendidikan
yang didominasi oleh aspek kognitif saja menuju pendidikan yang lebih menekankan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang berdasarkan proses dan pengalaman
belajar. Selain itu, aspek kognitif yang dilatih bukan hanya pada level mengingat,
memahami, dan menerapkan saja, namun telah meningkat pada kemampuan analisis,
sintesis, evaluasi, dan kemampuan mencipta.
Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik—siswa maupun
mahasiswa— memiliki keterampilan belajar dan berinovasi serta terampil
menggunakannya sebagai life skill. Keterampilan belajar dan berinovasi meliputi
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta
kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi. Kemampuan mengomunikasikan hasil
pemikiran dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.
Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa adalah Critical
Book Review. Secara harfiah, Critical Book Review adalah kegiatan mengkritisi
sebuah Buku. Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami.Terkadang kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati
kita.Misalnya dari segi analisis bahasa , pembahasan tentang Metode Pnelitian .
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi.
1
1.4. Identitas buku
2
BABA II
PEMBAHASAN
4
2.2 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU
Perencanaan tebal perkerasan lentur jalan baru umumnya dapat dibedakan atas 2
metode yaitu:
1. Metode empiris Metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan
penelitian dari jalanjalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau dari jalan
yang sudah ada. Terdapat banyak metode empiris yang telah dikembangkan
oleh berbagai Negara, seperti :
1) Metode AASHTO, Amerika Serikat
2) Metode Bina Marga, Indonesia, yang merupakan modifikasi dari metode
AASHTO 1972 revisi 1981.
3) Metode NAASRA, Australia.
4) Metode Road Note 29 dan 31, Inggris
5) Metode Asphalt Institute. Disamping metode di atas terdapat banyak
metode lain seperti metode yang dikembangkan oleh Japan Assc, NCSA,
dll.
2. Metode teoritis Metode ini dikembangkan berdasarkan teori matematis dari
sifat tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan akibat beban berulang
dari lalu lintas. Metode teoritis yang umum dipergunakan saat ini berdasarkan
teori elastis (elastic layered theory). Teori ini membutuhkan nilai modulus
elastisitas dan Poisson ratio dari setiap lapisan perkerasan.
5
tahun dapat dilakukan dengan mempergunakan Faktor penyesuaian (FP = umur
rencana / 10).
6
tanah dasar yang dipergunakan dalam perencanaan tebal perkerasan adalah harga
korelasi yang diperoleh dari kerusakan relative ratarata dalam setahun.
g. Faktor drainase Sistem drainase dari jalan sangat mempengaruhi kinerja jalan
tersebut. Tingkat kecepatan pengeringan air yang jatuh/terdapat pada konstruksi
jalan raya bersama-sama dengan beban lalu lintas dan kondisi permukaan jalan
sangat mempengaruhi umur pelayanan jalan.
h. Tentukan ITP tahap pertama dengan mempergunakan nomogram
i. ITP yang diperoleh pada langkah h adalah ITP dengan asumsi tidak terdapat
penurunan IP akibat swelling, dengan demikian berarti ITP untuk umur kinerja
jalan maksimum. Karena terdapat penurunan IP akibat swelling, umur kinerja
jalan berkurang sehingga tidak lagi sama dengan umur kerja jalan maksimum.
Lapisan tambahan harus dilaksanakan umur kinerja jalan yang direncanakan (=
umur kinerja jalan maksimum) untuk tahap pertama selesai.
j. Pilih jenis lapisan perkerasan yang akan dipergunakan. Tentukan besarnya
koefisien relative dan modulus resilient dari lapis permukaan, lapis pondasi atas,
dan lapis pondasi bawah yang akan dipergunakan.
k. Tentukan tebal masing-masing lapisan.
B. Agregat Agregat/batuan didefinisikan secara umum sebagai formasi kulit bumi yang
keras dan penyal (solid). ASTM (1974) mendefiniskan batuan sebagai suatu bahan
yang terdiri dari mineral padat, berupa masa berukuran besar maupun berupa
fragmen-fragmen. Agregat/batuan merupakan komponen utama dari lapisan
perkerasan jalan yaitu mengandung 90-95% agregat berdasarkan persentase berat atau
75-85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian daya dukung,
keawetan dan mutu perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil
campuran agregat dengan material lain.
C. Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada
temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu
temperature tertentu aspal dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat membungkus
partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton atau dapat masuk kedalam pori-
pori yang ada pada penyemprotan/penyiraman pada perkerasan macadam ataupun
pelaburan. Jika temperature mulai turun , aspal akan mengeras dan mengikat agregat
pada tempatnya (sifat termoplastis). Sebagai salah satu material konstruksi perkerasan
7
lentur, aspal merupakan salah satu komponen kecil, umumnya hanya 4-10%
berdasarkan berat atau 10-15% berdasarkan volume, tetapi merupakan komponen
yang relative mahal.
8
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
3.1 KELEBIHAN
Kelebihan dari buku ini adalah materi yang dipaparkan lengkap dan mudah untuk dipahami.
Dan lengkap beserta data-data yang diperlukan
3.2 KEKURANGAN
Kekurangan pada buku ini adalah terdapat beberapa kata yang kurang baku dan masih ada
kalimat/kata yang kurang jelas dan terlalu bertele-tele (kurang efektif)
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang umumnya menggunakan bahan campuran beraspal
sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapisan bawahnya. Sehingga lapisan
perkerasan tersebut mempunyai flexibilitas/kelenturan yang dapat mencipatakan
kenyamanan kendaraan dalam melintas diatasnya. Terdapat beberapa macam jenis lapisan
pada perkerasan jalan yaitu : Lapisan Permukaan (Surface Course), Lapisan Pondasi Atas
(Base Course), Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course), dan Lapisan Tanah Dasar
(Subgrade). Pada perencanaan tebal perkerasan lentur jalan terdapat 2 metode yaitu : metode
empiris dan metode teoritis
4.2 Saran
Beberapa saran untuk pembaca agar tidak mudah diselewengkan oleh pihak lain. Tidak
seperti buku-buku lain, yang cenderung terlalu dalam dan menjelimet, buku ini justru
memberikan dasar-dasar yang mudah dimengerti oleh pembacanya, dan juga memberikan
parameter-parameter penting yang perlu diketahui oleh mahasiswa tingkat awal.
DAFTAR PUSTAKA
10
Sukirman, Silvia. 1999. “PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA”. Bandung : No
11