MATA KULIAH
CHASIS OTOMOTIF
Skor Nilai :
SISTEM KEMUDI
Disusun
Oleh
Nama Mahasiswa :
Ahmad Fadil Darrian (5183122034)
Erik Martua Manalu (5183322001)
Fauziah Nur Sitorus (5181122011)
Harry Aswadi (5181122016)
Dosen Pengampu :
Drs. Khoiri, M.Pd.
Dwiki Muda Yulanto, S.Pd., M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
Kemudi”. Kami berterima kasih pada Bapak Drs. Khoiri, M.Pd. dan Bapak Dwiki Muda
Yulanto, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen dan Asisten dosen mata kuliah yang telah memberikan
tugas ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah
Chasis Otomotif. Kami menyadari, bahwa makalah ini belumlah sempurna. Kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini guna
kesempurnaan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya,
dan bermanfaat bagi kami yang telah menyusun makalah ini yang pada dasarnya
menambah wawasan dan dapat mengkoreksi kesalahan kami. Sebelumnya saya mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan dating.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
C. Manfaat 1
BAB II : PEMBAHASAN
A. Fungsi Sistem Kemudi 2
B. Syarat – Syarat Sistem Kemudi 2
C. Komponen Sistem Kemudi 3
1. Steering Wheel 3
2. Steering Column 3
3. Steering Gear 5
4. Steering Lingkage 6
D. Bentuk – Bentuk Sistem Kemudi 8
1. Sistem Kemudi Manual 8
1) Recirculating Ball 8
2) Rack and Pinion 9
2. Sistem Kemudi Daya (Powersteering) 10
1) Hydraulic Powerstering (HPS) 10
2) Electric Powersteering (EPS) 13
DAFTAR PUSTAKA 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kemudi memegang peran utama untuk membelokkan kendaraan atau
mengatur arah laju kendaraan dengan mengatur posisi roda – roda kendaraan, baik roda
depan maupun roda belakang. Sistem kemudi harus mampu membelokkan kendaraan pada
semua kondisi pengendaraan dengan lancar, amn, dan tetap stabil. Kompoenen utama
dalam sistem kemudi adalah roda kemudi, poros kemudi, roda gigi kemudi, dan batang –
batang penghubung kemudi.
Pendukung utama kerja sistem kemudi adalah sistem kelurusan roda (wheel
aligntment) yang faktor – faktornya antara lain adalah camber, caster, king-pin inclination /
steering axis inclination dan toe. Wheel alignment menjadikan pengendalian kendaraan
menjadi lebih mudah, baik, dan lebih stabil.
Makalah ini hanya menyajikan materi yaitu, sistem kemudi kendaraan meliputi
kemudi manual, kemudi hidrolik, dan kemudi elektronik beserta komponen komponennya
tidak dengan pendukung utama kerja sistem kemudi.
B. Tujuan
Menjelaskan fungsi sistem kemudi
Menjelaskan syarat – syarat sistem kemudi
Menjelaskan komponen komponen sistem kemudi
Menjelaskan bentuk – bentuk sistem kemudi
C. Manfaat
Setelah membaca makalah ini diharapkan memahami dan mengetahui fungsi, syarat
syarat, komponen, dan bentuk bentuk dari sistem kemudi serta cara kerjanya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi sistem kemudi adalah untuk mengatur arah kendaraan dengan cara
membelokkan roda depan. Cara kerjanya bila steering wheel (roda kemudi) diputar,
steering column (kolom kemudi) akan meneruskan tenaga putarnya ke steering gear (roda
gigi kemudi).
Steering gear memperbesar tenaga putar ini sehingga dihasilkan momen punter
yang lebih besar untuk diteruskan ke steering lingkage.
Steering lingkage akan meneruskan gerakan steering gear ke roda-roda depan. Jenis
sistem kemudi pada kendaraan menengah sampai besar yang banyak digunakan adalah
model recirculating ball dan pada kendaraan ringan yang banyak digunakan adalah model
rack dan pinion.
2
C. Komponen Sistem Kemudi
1. Steering Wheel (Roda Kemudi)
Steering column atau batang kemudi merupakan tempat poros utama. Steering
column terdiri dari main shaft yang meneruskan putaran roda kemudi ke steering gear, dan
column tube yang mengikat main shaft ke body. Ujung atas dari main shaft dibuat
3
meruncing dan bergerigi, dan roda kemudi diikatkan ditempat tersebut dengan sebuah mur.
Steering column juga merupakan mekanisme penyerap energi yang menyerap gaya dorong
dari pengemudi pada saat tabrakan. Steering column juga merupakan mekanisme penyerap
energi yang menyerap gaya dorong daripengemudi pada saat tabrakan. Ada dua tipe
steering column yaitu :
a. Model collapsible
Model ini mempunyai keuntungan : Main shaftnya lebih kuat sehingga banyak
digunakan pada mobil-mobil besar atau mobil-mobil kecil, Konstruksinya sederhana
4
Kerugiannya adalah : Apabila berbenturan dengan keras, kemudinya tidak dapat menyerap
goncangan sehingga keselamatan pengemudi relatif kecil.
5
Pada di bagian bawah main shaft terdapat ulir dan sebuah nut terpasang padanya.
Pada nut terdapat bagian yang menonjol dan dipasang kan tuas yang terpasang pada
rumahnya.
d. Recirculating Ball
Peluru-peluru terdapat dalam lubang-lubang nut untuk membentuk hubungan yang
menggelinding antara nut dan worm gear. Mempunyai sifat tahan aus dan tahan
goncangan yang baik. sistem recirculating ball ini memiliki gaya pengemudian
lebih ringan, karena bisa mereduksi putaran kemudi secara maksimal. Hanya saja
kita perlu memutar roda kemudi hingga 4 kali untuk membuat roda berbelok penuh.
Sistem yang dipakai pada mobil niaga atau mobil berbobot besar ini.
e. Rack and Pinion
Gerakan putar pinion diubah langsung oleh rack menjadi gerakan mendatar. Model
rack and pinion mempunyai konstruksi sederhana, sudut belok yang tajam dan
ringan, tetapi goncangan yang diterima dari permukaan jalan mudah diteruskan ke
roda depan.
6
b. Steering lingkage untuk suspensi independen, memakai tipe recirculating ball maupun
rack and pinion.
7
D. Bentuk – Bentuk Sistem Kemudi
Pada dasarnya sistem kemudi dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Sistem kemudi secara manual
Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggerakkan roda kemudi
Pengemudi lebih cepat lelah
b) Sistem kemudi Daya ( Power Steering)
Penggunaan power steering memberikan keuntungan seperti :
Mengurangi daya pengemudian ( steering effort )
Kestabilan yang tinggi selama pengemudian
1) Recirculating Ball
Cara kerjanya : Pada waktu pengemudi memutar roda kemudi, poros utama yang
dihubungkan dengan roda kemudi langsung membelok. Di ujung poros utama kerja dari
gigi cacing dam mur pada bak roda gigi kemudi menambah tenaga dan memindahkan
gerak putar dari roda kemudi ke gerakan mundur maju lengan pitman ( pitman arm ).
Lengan-lengan penghubung (linkage), batang penghubung ( relay rod ), tie rod,
lengan idler (idler arm ) dan lengan nakel arm dihubungkan dengan ujung pitman arm.
8
Mereka memindahkan gaya putar dari kemudi ke roda-roda depan dengan memutar ball
joint pada lengan bawah ( lower arm ) dan bantalan atas untuk peredam kejut. Jenis ini
biasanya digunakan pada mobil penumpang atau komersial.
Keuntungan :
Komponen gigi kemudi relative besar, bisa digunakan untuk mobil ukuran sedang,
mobil besar dan kendaraan komersial.
Keausan relative kecil dan pemutaran roda kemudi relative ringan.
Kerugian :
Konstruksi rumit karena hubungan antara gigi sector dan gigi pinion tidak
langsung.
Biaya perbaikan lebih mahal.
Cara kerja :Pada waktu roda kemudi diputar, pinion pun ikut berputar. Gerakan ini
akan menggerakkan rack dari samping ke samping dan dilanjutkan melalui tie rod ke
lengan nakel pada roda-roda depan sehingga satu roda depan didorong, sedangkan satu
roda tertarik, hal ini menyebabkan roda-roda berputar pada arah yang sama.
Kemudi jenis rack and pinion jauh lebih efisien bagi pengemudi untuk
mengendalikan roda-roda depan. Pinion yang dihubungkan dengan poros utama kemudi
melalui poros intermediate, berkaitan denngan rack.
Keuntungan :
9
Konstruksi ringan dan sederhana.
Persinggungan antara gigi pinion dan rack secara langsung.
Pemindahan momen relatif lebih baik, sehingga lebih ringan.
Kerugian :
Bentuk roda gigi kecil, hanya cocok digunakan pada mobil penumpang ukuran
kecil atau sedang.
Lebih cepat aus.
Bentuk gigi rack lurus, dapat menyebabkan cepatnya keausan
10
pengontrol ke saluran pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini
tidak terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.
b) Pada saat membelok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu arah, katup
pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran minyak. Saluran yang
lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume aliran minyak dan akhirnya
terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan terjadi perbedaan tekanan dan torak
akan bergerak ke sisi yang bertekanan rendah sehingga minyak yang berada dalam
ruangan tersebut akan dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
11
a) Tipe Integral
Sesuai dengan namanya, control valve dan power piston terletak di dalam gear box.
Tipe gear yang dipakai ialah recirculating ball.Diperlihatkan di sini mekanisme
sistem power steering tipe integral. Bagian yang utama terdiri dari :
Tangki reservoir yang berisi fluida.
Vane pump yang membangkitkan tenaga hidraulis.
Gear box yang berisi control valve, power piston dan steering gear.
Pipa-pipa yang mengalirkan fluida.
Selang-selang flexible.
b) Tipe Rack and Pinion
12
Control valve power steering tipe ini termasuk di dalam gear housing dan power
pistonnya terpisah di dalam power cylinder. Tipe rack and pinion hampir sama
dengan mekanisme tipe integral.
13
sistem hidraulis ke elektrik. Power steering yang proses kerjanya dibantu arus listrik ini
dapat mereduksi pemakaian energi kendaraan yang tidak perlu.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan.
Selanjutnya ia juga menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas
hubungan motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS
15
ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk
dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Perusahaan yang memproduksi EPS adalah Koyo, NSK, Delphi, Showa, Visteon
dan ZF Freidrichshafen AG. Power steering hidraulis membuat mobil lebih boros BBM
hingga sekitar 1,07 km/l.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kemudi adalah salah satu komponen atau bagian yang paling penting, dan
berfungsi untuk mengatur arah gerakan roda depan dengan cara digerakan atau diputar
kekanan ataupun kekiri dan lurus. Bila roda kemudi diputar, kolom kemudi meneruskan
putaran ke roda gigi kemudi.
Roda gigi kemudi atau sering disebut dengan steering gear kemudi ini
memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakan roda depan melalui sanmbungan-sambungan kemudi (steering lingkage).
Pada umumnya sistem kemudi dapat dibagi menjadi empat bagian utama, antara lain :
1. Steering whell (kemudi), 2. Steering main shaft (poros utama kemudi), 3. Steering gear
housing (rumah poros kemudi), 4. Steering linkage (reduksi gigi kemudi) Pada steering
wheel, digunakan pengemudi untuk menggerakkan sistem kemudi dengan cara diputar
kekiri atau kekanan.
Pada main shaft, berfungsi untuk meneruskan putaran dari steering wheel keroda
giggi kemudi. Putara poros harus seimbang dan bekerjanya tidak boleh terganggu oleh
benda disekitarnya. Oleh karena itu penempatan poros kemudi didalam tabung atau rumah
poros kemudi.
Pada steering gear, tidak saja berfungsi untuk mengarahkan roda depan, tetapi
dalam waktu bersamaan juga berfungsi sebagai gigi reduksi untuk meningkatkan momen
agar kemudi menjadi ringan. Sedangkan pada linkage tediri dari rod dan arm yang
meneruskan tenaga gerak dari steering gear keroda depan. Walaupun mobil bergerak naik
turun, gerakan roda kemudi harus diteruskan keroda-roda depan dengan sangat tepat setiap
saat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Novriza, S.Pd. (2011). Memperbaiki Sistem Kemudi. Medan: Diklat Program Keahlian
Mekanik Otomotif
Nuswantoro, ST. (2000). Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Kemudi Manual Pada
Mobil. Malang: PPPGT VEDC
Sopian UH. (2014, September 2). SlideShare: Sistem Kemudi. Retrieved from
https://www.slideshare.net/UHsopiyan/sistem-kemudi-38590740
18