Penyusun :
1
DESKRIPSI MATA PELAJARAN
B. Kompetensi Dasar
3.8 Memahami prinsip kerja sistem transmisi otomatis.
4.8 Merawat secara berkala pada sistem transmisi otomatis.
Tujuan Pembelajaran
2
BAB I
MEMAHAMI PRINSIP KERJA SISTEM TRANSMISI OTOMATIS
A. Deskripsi Singkat
Sepeda motor berjalan dengan memanfaatkan pembakaran bahan bakar di
dalam mesin yang disalurkan ke roda belakang. Sebelum energi gerak mesin
disalurkan ke roda belakang, energi gerak akan diatur terlebih dahulu besar kecil
putarannya oleh suatu perangkat yang dinamakan transmisi. Dalam sepeda motor
transmisi dibagi menjadi dua jenis yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis.
Transmisi otomatis adalah mekanisme otomatis yang mengubah daya
mesin melalui perbandingan gigi tanpa kejutan dengan tidak adanya pergantian
gigi. Transmisi otomatis mengubah perbandingan gigi melalui perbandingan
diameter puli yang akan berubah-ubah tergantung pada setiap kecepatan mesin.
Kegiatan memahami prinsip kerja sistem transmisi otomatis termasuk
dalam kompetensi dasar tingkat kognitif yang harus dicapai dengan baik oleh
peserta didik. Dalam rangkaian memahami prinsip kerja transmisi otomatis,
peserta didik akan diarahkan untuk menjelaskan pengertian transmisi otomatis,
lalu peserta didik diminta untuk mengidentifikasi fungsi komponen, selanjutnya
peserta didik diharap dapat mendemonstrasikan prinsip kerja transmisi otomatis.
Kegiatan tersebut akan dilakukan melalui diskusi dan penggalian informasi.
B. Tujuan Pembelajaran
Dalam tingkat kognitif peserta didik dituntut untuk mampu mencapai
kompetensi dasar memahami prinsip kerja sistem transmisi otomatis, yang mana
akan dilakukan melalui kegiatan diskusi dan penggalian informasi sesuai dengan
manual book dengan indikator pencapaian kompetensi:
3.8.1 Menjelaskan pengertian sistem transmisi otomatis
3.8.2 Mengidentifikasi fungsi komponen sistem transmisi otomatis
3.8.3 Menerangkan prinsip kerja sistem transmisi otomatis
3.8.4 Menentukan prosedur perawatan sistem transmisi otomatis
3
C. Uraian Materi
1. Pengertian Sistem Transmisi Otomatis
Sistem transmisi otomatis atau lebih dikenal sebagai CVT (Continously
Variable Transmission) adalah suatu sistem penyalur tenaga secara otomatis
dengan bantuan gaya sentrifugal dan gaya dorong yang disebabkan oleh
putaran. Transmisi otomatis bekerja melalui 2 buah puli, yang mana akan
menggerakkan v belt. Semakin kecil diameter puli maka akan membentuk
jarak semakin lebar, dan sebaliknya semakin besar diameter puli maka akan
membentuk jarak semakin sempit. Jarak yaitu celah yang terdapat pada sela-
sela puli primer yaitu penyalur putaran dari poros engkol, melalui v belt akan
diteruskan ke puli sekunder menuju ke poros roda belakang.
Keunggulan transmisi otomatis dalam penggunaannya pada sepeda
motor antara lain dapat menyalurkan daya dari mesin ke roda belakang
dengan berkesinambungan tanpa adanya pemutusan daya. Hal tersebut
disebabkan karena perubahan diameter puli pada setiap kecepatan
mengakibatkan rasio yang juga berubah secara berkesinambungan. Sehingga
transmisi otomatis menghasilkan perbandingan reduksi serta perubahan torsi
secara otomatis melalui perbandingan rasio yang tepat. F
⑥
E ④
C
② G
⑥
D ⑤
B ③
H
⑥
I
A①
J
⑥
4
Keterangan:
A = Poros engkol F = Drive gear shaft
B = Puli tetap primer G = Rumah kopling
C = Weight roller H = Kopling sentrifugal
D = Puli tetap sekunder I = V belt
E = Puli bergerak sekunder J = Puli bergerak primer
Cam
Puli bergerak primer
Weight
roller
Collar
Puli primer berfungsi sebagai penyalur putaran dari poros engkol dengan
v belt ke puli sekunder. Pada puli primer terdapat komponen puli tetap primer,
puli bergerak primer, collar, weight roller, cam, dan slider. Berikut adalah
penjelasannya:
1) Puli Tetap Primer
Yaitu bagian dari puli primer yang berbentuk piringan tetapi tidak
bergerak atau diam. Fixed sheave sering juga disebut dengan nama “F”
Sheave. Fixed sheave merupakan bagian puli primer yang terkopel menjadi
satu dengan collar dan dihubungkan dari poros engkol.
5
Gambar 2.2 Puli Tetap Primer
2) Puli Bergerak Primer
Yaitu bagian puli utama yang berbentuk piringan seperti halnya pada
fixed sheave, tetapi pada sliding sheave ini dapat bergerak. Sliding sheave
sering juga disebut dengan nama “S” sheave. Sliding sheave merupakan
bagian drive pulley yang terletak pada collar.
6
Gambar 2.5 Collar
Merupakan bagian dari puli primer yang menghubungkan antara
poros engkol dengan puli primer itu sendiri. Pada bagian ini berhubungan
langsung dengan v belt. Fungsi dari collar yaitu menyalurkan putaran dari
poros engkol ke puli primer, untuk menggerakan v belt dan akan
diteruskan ke puli sekunder. Pada movable drive boss ini terkopel dengan
puli tetap primer, dan terdapat pula puli bergerak primer yang bergerak
pada collar tersebut.
5) Cam (Ramp Plate)
Cam merupakan salah satu bagian puli primer yang kedudukannya
tetap dan berhubungan langsung dengan poros engkol seperti halnya
collar. Tetapi pada cam tidak bersinggungan langsung dengan v belt.
Komponen cam difungsikan sebagai tempat bergeraknya weight roller yang
dibantu dengan slider. Bagian tengah dari cam ditahan oleh poros engkol
dan collar. Cam berputar bersama poros engkol.
7
Gambar 2.7 Weight Roller
b. Puli Sekunder
Puli sekunder berfungsi sebagai penyalur putaran dari v belt menuju ke
poros roda belakang. Pada puli sekunder terdiri dari komponen puli tetap
sekunder, puli bergerak sekunder, torsi cam, kopling sentrifugal, dan rumah
kopling. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:
Rumah kopling
8
Gambar 2.9 Puli Tetap Sekunder
2) Puli Bergerak Sekunder
Komponen ini adalah komponen yang bergerak, sama seperti puli
bergerak pada primer. Namun terdapat perbedaan yaitu pada sistem kerja
sliding yang menekan v belt yang mana dilakukan berdasarkan tekanan
pegas.
9
Gambar 2.12 Kopling Sentrifugal
5) Rumah Kopling
10
Berfungsi sebagai penyalur putaran dari puli primer menuju ke puli
sekunder. Terbuat dari karet sintetis dan mengandung fiber sehingga
tahan terhadap perentangan, pelenturan, dan kompressi lateral.
Mekanisme v belt tersimpan dalam ruangan yang dilengkapi dengan
sistem pendinginan yang terdapat pada rumah v belt. Sistem pendingin
melalui aliran urdara berfungsi untuk mengurangi temperatur panas
yang timbul karena adanya gesekan sehingga usia penggunaan v belt
dapat lebih tahan lama.
11
a. Putaran Stasioner
12
Gambar 3.3 Mekanisme Transmisi Kecepatan Rendah
c. Putaran Menengah
13
Gambar 3.5 Mekanisme Transmisi Putaran Menengah
d. Putaran Atas
14
e. Kopling Sentrifugal
Sewaktu kecepatan perputaran dari puli primer meningkat, gaya sentrifugal
yang terjadi pada kopling sentrifugal membesar, sehingga sepatu kopling
mengembang karena gaya yang terjadi lebih besar dari per penarik, dan
selanjutnya terjadi kontak dengan rumah kopling sehingga timbulah gesekan.
Gaya gesekan ini menyebabkan rumah kopling ikut berputar dan meneruskan
daya mesin ke drive shaft yang berhubungan melalui spline.
(
A 3.9 Torsi Cam Kondisi Normal
Gambar
)
15
Pada gambar 3.9 menjelaskan pada pengoperasian kondisi normal.
Apabila jalan mendaki atau penambahan percepatan beban roda belakang
akan bertambah berat maka puli bergerak sekunder yang dapat bergeser
pada puli sekunder akan tergeser ke depan disebabkan adanya alur
torsi cam yang mengarahkan ke dalam sehingga diameter puli sekunder
akan membesar dan torsi roda belakang akan bertambah besar (seperti pada
gambar 3.10).
16
4. Perawatan Sistem Transmisi Otomatis
Perawatan ini merupakan perawatan yang digunakan untuk mencegah dari
komponen pada motor agar tidak mengalami rusak, agar fungsi dari
komponen tersebut jadi lebih lama
1) Sistem pelumasan sistem CVT
Pelumasan di sistem CCT tidak kalah pentingnya. Hal ini dapat kita
lihat pada salah satu komponen pada sistem CVT, misalnya pada vbelt, hal
ini dilakukan agar umurnya lebih lama dan hasil dari kerja vbelt dapat
optimal. Pada sistem pelumasan CVT ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
pelumasan tipe basah dan pelumasan tipe kering biasanya untuk digunakan
pada bagian sliding.
a) Pelumasan basah pada bagian-bagian puli sekunder, poros dan bearing
b) Pelumasan kering pada bagian roller dan sliding bos
17
Pelumasan yang diperlukan untuk puli sekunder
- Fixed sheave sekunder
- Sliding sheave sekunder
- Bearing
18
Cara pemeriksaan vbelt menggunakan alat pemeriksa vbelt
19
Pemberian gemuk
Collar pada primary sheave
Jika tidak ada pelumasan, akselerasi tidak halus karena gerakan
penyesuaian pada primary sheave tidak bekerja dengan baik
1. Lumas gemuk pada permukaan collar
2. Bersihkan primary ficed sheave dari gemik yang berlebih
D. Rangkuman
Sistem transmisi otomatis atau CVT terdiri dari beberapa komponen utama
yaitu puli primer, puli sekunder, v belt, dan roda gigi reduksi. Dalam puli primer
terdapat komponen puli tetap primer, puli bergerak primer, slider, collar, cam, dan
roller. Dalam puli sekunder terdapat komponen puli tetap sekunder, puli bergerak
sekunder, torsi cam, kopling sentrifugal, dan rumah kopling.
Prinsip kerja transmisi otomatis adalah perubahan diameter yang terjadi
pada puli primer dan puli sekunder akibat dari putaran mesin yang menyebabkan
terjadinya gaya sentrifugal yang mendorong komponen weight roller dan sepatu
kopling. Pada kondisi stasioner sepatu kopling belum menyentuh rumah kopling
karena gaya sentrifugal per penarik lebih besar. Pada kecepatan terjadi gaya
sentrifugal pada sepatu kopling, yang menyebabkan diameter puli sekunder lebih
besar. Pada kecepatan menengah gaya sentrifugal terjadi pada weight roller
sehingga mendorong puli bergerak primer keluar, yang menyebabkan diameter
puli primer sama dengan puli sekunder. Pada kecepatan tinggi gaya sentrifugal
yang mendorong weight roller semakin membesar sehingga kedudukannya berada
pada ujung cam yang mendorong puli bergeak primer semakin keluar, yang
menyebabkan diameter puli primer lebih besar dari puli sekunder.
20
E. Latihan Soal
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan transmisi otomatis!
2. Jelaskan nama dan fungsi komponen berikut ini!
F. Daftar Pustaka
Anonim. Sistem Transmisi Otomatis (V-Matic). Jakarta: Astra Honda Training Centre
Jama, J dkk. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.
Novriza. 2012. Memperbaiki Transmisi. Medan: Creatacom.
Singh, Ranjet K.K.S. (2013). Tugas Akhir Sistem Kopling Continously Variable
Transmission (CVT) Roda Penggerak Honda Vario.
21