Anda di halaman 1dari 18

PERAWATAN SISTEM TRANSMISI

OTOMATIS CVT MOTOR MATIC


( Continously Variable Transmissions )
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh
ARIE GALIH NURFAUZI
NIM- 7001140002

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan rahmat serta


karunianya kepada kita semua selaku umatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Judul makalah ini adalah “ PERAWATAN TRANSMISI OTOMATIS
CVT.”
Dalam pembuatan makalah ini,penulis mengakui masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan saran serta
kritik yang bersifat membangun guna perbaikan isi dan materi dalam makalah ini.
Wassalamu alaikum Wr. Wb

Ciamis,

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1


1.2 Masalah Penelitian ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 2

2.1 Pengertian Transmisi otomatis CVT............................................ 2

2.2 Komponen Tranmisi Otomatis CVT............................................ 3

2.3 Cara Kerja Sistem CVT................................................................ 8

2.4 Kelebihan Utama dari Sistem CVT............................................. 9

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 10

3.1 Analisis............................................................................................. 10

3.2 Pembahasan.................................................................................... 12

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 14

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 14

4.2 Saran .............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

LAMPIRAN .....................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Motor matic adalah salah satu jenis motor yang sangat diminati di Indonesia.
Motor yang pada kemunculannya sering di identikkan dengan kaum hawa ini kini
sudah mulai diminati kaum adam juga. Sistem berkendara motor matic memang
lebih simple dari motor kopling atau bebek sehingga banyak yang suka dengan motor
matic. Tanpa adanya sistim oper gigi pada matic, tinggal tancap gas untuk jalan dan
rem untuk berhenti sudah pasti membuat para wanita menyukainya. Apalagi saat ini
sudah banyak teknologi dan fitur baru unik ditambahkan pada matic yang tentunya
tidak ditemukan pada jenis motor lainnya.

Namun dibalik keunikan dan perbedaan motor matic dengan motor jenis lainnya,
komponen – komponen yang digunakan pada matic pun pastinya berbeda juga. Jika
sudah berbicara mengenai komponen yang beda, pastinya perawatan yang
dibutuhkan juga tidak lah sama. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan khusus
seputar motor matic.Salah satu bagian matic yang unik dan membutuhkan perhatian
khusus adalah komponen cvt motor matic.

1.2 Masalah Penelitian


Permasalahan yang akan disampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut
:
1. Apa pengertian transmisi otomatis CVT ?
2. Apa Saja Komponen transmisi otomatis CVT ?
3. Bagaimana Proses Perawatan transmisi otomatis CVT ?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan Pembuatan makalah ini :

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia.


2. Sebagai bahan pembelajaran dalam pembuatan Laporan Kerja Praktek.
3. Sebagai Pembelajaran dalam pembuatan Makalah yang baik dan benar.
4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Transmisi Otomatis CVT


CVT adalah kepanjangan dari Continuos Variable Transmission, yaitu system
perpindahan kecepatan secara full otomatis sesuai dengan putaran mesin, mesin ini
tidak memakai gigi transmisi, tapi sebagai gantinya menggunakan dua buah pulley
(depan dan belakang) yang dihubungkan dengan sabuk (v-belt).
Cara kerja dari mesin matic atau CVT (Continuous Variable Transmission)
pada sepeda motor. Ternyata lebih sederhana dari mesin konvensional atau mesin
bertransmisi.
Semua komponen CVT terdapat pada box CVT atau secara kasat mata
bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matic kita, yang terlihat begitu
besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan(Drive
Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt.depan dihubungkan ke crankshaft
engine(kruk-as), sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda. Yang
menghubungkan puly depan dan puly belakang adalah v-belt.
Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki radius yang
kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi ringan. Seiring dengan
bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan radiusnya juga ikut membesar
sedangkan puly belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat. Untuk
kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat berjalan secara
bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang menyebabkan puly belakang
mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena panjang v-belt selalu sama pada
proses ini.
Karena kerja CVT yang linear, maka mesin matic dapat menghasilkan akselerasi
yang halus tanpa adanya kehilangan tenaga.

2
2.2 Komponen Transmisi Otomatis CVT
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan
secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan
yaitu transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous
Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban
belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan
driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.

Nama dan fungsi komponen transmisi otomatis

Komponen transmisi otomatis adalah sebagai berikut :

1.Puli Penggerak/ puli primer ( Drive Pulley/ Primary Pulley)

Puli primer adalah komponen yang berfungsi mengatur kecepatan sepeda


motor berdasar gaya sentrifugal dari roller, yang terdiri dari beberapa komponen
berikut:
1. Fixed Sheave, berfungsi sebagai penahan v-Belt. Komponen ini tidak
bergerak dan berbentuk piringan. Biasanya bagian sisinya menyerupai
tali kipas sebagai pendingin mesin.
2. Sliding Sheave, berfungsi menekan V-Belt dalam putaran tinggi, karena
sliding sheave ini tidak dapat bergerak kekanan ataupun ke kiri.
3. Collar, berfungsi sebagai tempat dudukan dari fixed sheave, sliding
sheave dan cam.

3
4

4. Cam , berfungsi sebagai tempat dudukan slider


5. Slider, berfungsi sebagai pendorong roller, yang roller sendiri mendorong
slider sheave. Slider ini bergerak saat mesin pada putaran tinggi
6. Roller, berfungsi sebagai penekan sliding sheave, cara kerjanya sesuai
putaran mesin. Apabila mesin pada putaran tinggi, roller ini menekan
sliding sheave dan begitu pula sebaliknya. Gaya ini disebut gaya
centrifugal

2. V- Belt

V-belt berfungsi sebagai penghubung antara sliding sheave dan secondary


sheave. Yaitu meneruskan putaran mesin dari sliding sheave, biasanya v-belt ini
memiliki gerigi yang dirancang agar v-belt tidak terlalu panas akibat gesekan terus
menerus.

3.Sil O-Ring

Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah seal O-ring yang berfungsi
sebagai penjaga “grease”. Jika seal sudah rusak dan “grease” yang basah meluber
keluar, bisa membasahi kampas kopling yang diharuskan tetap dalam kondisi kering.
Jika hal itu terjadi, akibatnya kampas kopling jadi selip dan motor terasa bergetar
pada saat akselerasi awal.
5

4.Grease atau Gemuk

Motor matic memang mengaplikasikan teknologi kopling kering (tidak


terendam pelumas). Namun meskipun begitu ada komponen yang masih diharuskan
diberi pelumas khusus dengan tingkat panas lebih tinggi yaitu grease cvt motor
matic. Umur pemakaian “Grease” sendiri juga dipengaruhi dari sering tidaknya
memperbarui pelumasnya, jika lama tidak diberi pelumas maka pastinya “grease”
akan cepat aus.
6

5.Secondary Sheave

Didalam secondary sheave juga ada beberapa komponen penting yaitu :

1. Sliding Sheave, berfungsi menekan v-belt. Perbedaan sliding sheave di secondary


sheave dengan sliding sheave pada primary sheave adalah tidak memiliki sirip.
2. Fixed Sheave, berfungsi sebagai penahan v-belt atau bagian statis

3. Per, berfungsi sebagai pendorong sliding sheave

4. Torque Cam, berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave pada saat
motor memerlukan akselerasi.

5. Clutch housing (rumah kopling), bersungsi meneruskan putaran v-belt ke poros


roda

6. Sepatu kopling, berfungsi sebagai penghubung putaran ke poros roda belakang,


sistem kerjanya tipe centrifugal yaitu bekerja sesuai dengan tinggi rendahnya putaran
mesin
7

6. Gear Reduksi

Fungsinya sendiri sebagai penyeimbang putaran mesin dengan roda. Selain


itu juga sebagai pendongkrak tenaga, biasanya ada oli khusus untuk melumasi gear
untuk mengurangi panas, dan merusak gear akibat gesekan terus menerus.
2.3 Cara Kerja Sistem Penggerak CVT

A. Putaran Langsam

Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke
Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling Centrifugal.karena tenaga putar
belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum mengembang karena gaya tarik per pada
kopling masih lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh
rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.

B. Saat Mulai Berjalan

Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal
bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling
mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt di
bagian pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley secondary
pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi yang besar
nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling.
Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel
penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm

C. Putaran Menengah

Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar
karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan pulley yang dapat
bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran
luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary membesar dan
menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.Ini dimungkinkan karena panjang V-
beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley primary membesar dan diameter pulley secondary
mengecil sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan
kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.

D. Putaran Tinggi

Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat dari
pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar dari
pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin mengecil.
Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggiJika pulley
secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley semakin kecil , sehingga
menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.

8
2.4 Kelebihan Utama Dari sistim CVT

Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari
mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat
tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi konventional. Dengan
sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada
mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan
mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang
dihubungkan dengan V-belt.

9
BAB III

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis
Analisis Kerusakan Komponen Transmisi Otomatis CVT :

Sepeda motor jenis skutik punya keunikan dengan adanya CVT. Komponen ini
punya tugas seperti rantai yang menyalurkan tenaga mesin menuju roda. Sistem
transmisi otomatis CVT mempunyai beberapa komponen, seperti per CVT, kampas
sentrifugal, roller, rumah roller, mangkok kopling, v-belt, dan masih banyak lagi.

Jika ada komponen yang mulai rusak atau aus, akan timbul suara-suara tak wajar
sebagai kode komponen mana yang bermasalah. Agar tak salah deteksi, Madun dari
bengkel Seroja Jaya Motor (SJM) coba kasih wejangan tentang rusaknya komponen-
komponen internal CVT.
“Kerusakan pada komponen CVT umumnya berefek pada tarikan dan performa
skutik,”. Tentu berefek juga pada konsumsi bensin yang makin boros. Untuk lebih
jelasnya, simak penjelasannya.

A. Tanda Kerusakan pada roller CVT


Jika Roller CVT rusak, atau sudah habis usia pakainya, maka akan terasa getaran
atau vibrasi pada putara bawah dan tenaga pada putaran atas tidak maksimal dengan
kata lain, akselerasi pada putaran atas seperti tertahan. Paling sering didapati jadi
peyang atau hancur. Gejalanya terdengar bunyi ngrecek-ngrecek di area CVT bagian
depan. Solusinya harus ganti roller. “Supaya awet silahkan diberi gemuk terlebih
dulu, roller jadi lebih awet,”.

B. Tanda kerusakan Mangkuk Kopling CVT


Ketika mangkuk kopling bermasalah, maka gejala yang timbul pada saat motor
dijalankan pada putaran bawah dan atas terasa jedug-jedug, ndut-ndutan, atau terasa
seakan tersendat.

10
11

C. Tanda Kerusakan Kampas Sentrifugal


Bila kampas sentrifugal Aus, maka akselerasi motor anda akan melambat, dan
kecepatan menjadi berkurang daripada kondisi motor normal. Sering terdengar bunyi
mendecit, Ini karena kampas sudah tipis. Tanda lainnya mesin sudah teriak tapi
kecepatan skutik tak terlalu tinggi. Solusinya harus ganti. “Untuk Mio bisa pakai
kampas BeAT, lebih murah karena dijual kampasnya saja, kalo beli khusus Mio
harus satu paket dengan dudukanya,”.

D. Tanda Kerusakan Komponen Secondary Sliding Sheave CVT


Jika ada kerusakan pada komponen secondary sliding sheave ini, maka putaran
menengah motor akan terasa tertahan sesaat dan kemudian normal kembali.

E. Tanda Kerusakan pada Komponen Secondary Fixed Sheave CVT


Komponen secondary Fixed Sheave biasanya aus atau rusaknya pada tiga lubang pin
guidenya, dengan ciri-ciri ketika yang rusak adalah tiga lubang tersebut melebar. Jika
tidak segera diganti, maka akan berpengaruh pada komponen CVT lainnya

F. Tanda Kerusakan Corong CVT


Motor terasa slip,itu merupakan tanda kerusakan pada komponen corong CVT. Bila
corong CVT rusak dan dibiarkan, maka akan sedikit fatal. Karena bila rusak atau aus,
ada kemungkinan grease atau gemuk akan bocor. Sehingga V-belt, kampas kopling
dan komponen lainnya menjadi slip
3.2 Pembahasan

Proses Perawatan Transmisi Otomatis CVT

Buat kalian pengguna motor matic atau skutik, tolong jangan sepelekan
masalah perawatan Continously Variable Transmission (CVT). Soalnya CVT adalah
komponen paling penting,CVT mengalami kerusakan berati hilang fungsi motor
kalian. Sebab CVT merupakan transmisi yang menyalurkan putaran mesin ke roda
belakang.

Komponen CVT wajib dirawat setiap menempuh jarak 8.000 km. Tapi bisa
juga lebih cepat dari itu. Terutama buat rider yang setiap hari berjibaku di lalu lintas
macat semacam Jakarta. Dalam kondisi ini sebaiknya jarak perawatan lebih pendek

12
13

Standar bengkel resmi service CVT setiap 8000 km. Tetapi kenyataan di lapangan
dan pola berkendara pengendara berbeda - beda. Jadi tidak selalu berpatokan pada
jarak tempuh. Kalau motor setiap hari dipakai sebaiknya cek CVT setiap 6.000 km.”

Berikut ini beberapa langkah perawatan CVT:

1. Cek lebar V- belt: Pastikan tidak kurang dari 18-19 mm. Kalau kurang,
berarti harus diganti. Cek juga apakah belt retak atau tidak. Kalau terlihat ada
keretakan sebaiknya diganti.
2. Cek Roller: Periksa bentuk roller. Jika ada bentuk yang tidak rata segera
diganti.
3. Cek ketebalan roller dengan mamastikan tidak kurang dari 17,5 mm.
4. Jika sudah mencapai 6.000 km gantilah oli girbok dengan oli spesifikasi SAE
10W.
5. Jika sudah mencapai 1.500 km V-Belt harus diganti.
6. Bersihkan Filter udara CVT setiap 3 bulan atau bersamaan saat servis
berkala.
7. Ketika musim hujan hindari menerjang air bila ketinggian genangan
mencapai boks CVT. Air bisa merusak komponen CVT.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoprasiannya
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya centrifugal
CVT (COUNTINOUSLY VARABLE TRANSMISSION)
CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan
sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley.

4.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

Ricky Setiawan - 30 Aug 2013


http://otojava.blogspot.co.id/2014/01/cara-kerja-cvt-pada-sepeda-motor-matic.html

Ainto Harry Budiawan - 28 April 2015 11:31 wib Metrotvnews.com,


Jakarta
: http://otozones.blogspot.com/2015/01/tanda-kerusakan-pada-komponen-cvt-
motor-matic.html#sthash.tgVLIC8d.dpuf

http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/penyebab-kerusakan-pada-komponen-
cvt-motor-matic.html#sthash.awKGZeti.dpuf

http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/penyebab-kerusakan-pada-komponen-cvt-
motor-matic.html

http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/cara-setting-cvt-matic-agar-motor-
lebih-bertenaga.html#sthash.LW5rOtlN.dpuf

http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.co.id/2013/05/sistem-transmisi-
otomatis-sepeda-motor.html

http://otorider.net/tips-dan-cara-merawat-cvt-motor-matic/

15

Anda mungkin juga menyukai