Disusun Oleh
ARIE GALIH NURFAUZI
NIM- 7001140002
Ciamis,
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
3.1 Analisis............................................................................................. 10
3.2 Pembahasan.................................................................................... 12
LAMPIRAN .....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Namun dibalik keunikan dan perbedaan motor matic dengan motor jenis lainnya,
komponen – komponen yang digunakan pada matic pun pastinya berbeda juga. Jika
sudah berbicara mengenai komponen yang beda, pastinya perawatan yang
dibutuhkan juga tidak lah sama. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan khusus
seputar motor matic.Salah satu bagian matic yang unik dan membutuhkan perhatian
khusus adalah komponen cvt motor matic.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
2.2 Komponen Transmisi Otomatis CVT
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoperasiannya dilakukan
secara otomatis dengan memanfaatkan gaya sentrifugal. Transmisi yang digunakan
yaitu transmisi otomatis “V” belt atau yang dikenal dengan CVT (Continuous
Variable Transmission). CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban
belakang menggunakan sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan
driven pulley menggunakan prinsip gaya gesek.
3
4
2. V- Belt
3.Sil O-Ring
Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah seal O-ring yang berfungsi
sebagai penjaga “grease”. Jika seal sudah rusak dan “grease” yang basah meluber
keluar, bisa membasahi kampas kopling yang diharuskan tetap dalam kondisi kering.
Jika hal itu terjadi, akibatnya kampas kopling jadi selip dan motor terasa bergetar
pada saat akselerasi awal.
5
5.Secondary Sheave
4. Torque Cam, berfungsi membantu menekan otomatis sliding sheave pada saat
motor memerlukan akselerasi.
6. Gear Reduksi
A. Putaran Langsam
Jika mesin berputar pada putaran rendah, daya putar dari poros engkol diteruskan ke
Pulley Primary – V-belt – Pulley Secondary – dan Kopling Centrifugal.karena tenaga putar
belum mencukupi, maka kopling centrifugal belum mengembang karena gaya tarik per pada
kopling masih lebih kuat dari gaya centrifugal, sehingga kopling centrifugal tidak menyentuh
rumah kopling dan roda belakang tidak berputar.
Pada saat putaran mesin bertambah kurang lebih 3.000 rpm, maka gaya centrifugal
bertambah kuat dibandingkan dengan tarikan per sehingga mengakibatkan sepatu kopling
mulai menyetuh rumah kopling dan mulai terjadi tenaga gesek. Dalam kondisi ini V-belt di
bagian pulley primary pada posisi diameter dalam (kecil) dan di bagian pulley secondary
pada posisi luar (besar) sehingga menghasilkan perbandingan putaran / torsi yang besar
nenyebabkan roda belakang mudah berputar. Kopling centrifugal menyentuh rumah kopling.
Kopling centrifugal mulai mengembang dari putaran 2.550 ke 2.950 rpm. Kopling terkopel
penuh pada putaran 4.700 ke 5.300 rpm
C. Putaran Menengah
Pada saat putaran bertambah, pemberat pada pulley primary mulai bergerak keluar
karena gaya centrifugal dan menekan primary sliding sheave ( piringan pulley yang dapat
bergeser ) system fixed sheave (piringan pulley yang diam) dan menekan V-belt kelingkaran
luar dari pulley primary sehingga menjadikan diameter pulley primary membesar dan
menarik pulley secondary ke diameter yang lebih kecil.Ini dimungkinkan karena panjang V-
beltnya tetap. Akhirnya diameter pulley primary membesar dan diameter pulley secondary
mengecil sehinggga diameter pulley menjadi sama besar dan pada akhirnya putaran dan
kecepatan juga berubah dan bertambah cepat.
D. Putaran Tinggi
Putaran mesin lebih tinggi lagi dibandingkan putaran menengah maka gaya keluar pusat dari
pemberat semakin bertambah. Sehingga semakin menekan V-belt ke bagian sisi luar dari
pulley primary (diameter membesar) dan diameter pulley secondary semakin mengecil.
Selanjutnya akan menghasilkan perbandingan putaran yang semakin tinggiJika pulley
secondary semakin melebar , maka diameter V-Belt pada pulley semakin kecil , sehingga
menghasilkan perbandingan putaran yang semakin meningkat.
8
2.4 Kelebihan Utama Dari sistim CVT
Sistim CVT dapat memberikan perubahan kecepatan dan perubahan torsi dari
mesin ke roda belakang secara otomatis. Dengan perbandingan ratio yang sangat
tepat tanpa harus memindah gigi, seperti pada motor transmisi konventional. Dengan
sendirinya tidak terjadi hentakan yang biasa timbul pada pemindahan gigi pada
mesin-mesin konventional. Perubahan kecepatan sangat lembut dengan kemampuan
mendaki yang baik. Sistim CVT terdiri pulley primary dan pulley secondary yang
dihubungkan dengan V-belt.
9
BAB III
3.1 Analisis
Analisis Kerusakan Komponen Transmisi Otomatis CVT :
Sepeda motor jenis skutik punya keunikan dengan adanya CVT. Komponen ini
punya tugas seperti rantai yang menyalurkan tenaga mesin menuju roda. Sistem
transmisi otomatis CVT mempunyai beberapa komponen, seperti per CVT, kampas
sentrifugal, roller, rumah roller, mangkok kopling, v-belt, dan masih banyak lagi.
Jika ada komponen yang mulai rusak atau aus, akan timbul suara-suara tak wajar
sebagai kode komponen mana yang bermasalah. Agar tak salah deteksi, Madun dari
bengkel Seroja Jaya Motor (SJM) coba kasih wejangan tentang rusaknya komponen-
komponen internal CVT.
“Kerusakan pada komponen CVT umumnya berefek pada tarikan dan performa
skutik,”. Tentu berefek juga pada konsumsi bensin yang makin boros. Untuk lebih
jelasnya, simak penjelasannya.
10
11
Buat kalian pengguna motor matic atau skutik, tolong jangan sepelekan
masalah perawatan Continously Variable Transmission (CVT). Soalnya CVT adalah
komponen paling penting,CVT mengalami kerusakan berati hilang fungsi motor
kalian. Sebab CVT merupakan transmisi yang menyalurkan putaran mesin ke roda
belakang.
Komponen CVT wajib dirawat setiap menempuh jarak 8.000 km. Tapi bisa
juga lebih cepat dari itu. Terutama buat rider yang setiap hari berjibaku di lalu lintas
macat semacam Jakarta. Dalam kondisi ini sebaiknya jarak perawatan lebih pendek
12
13
Standar bengkel resmi service CVT setiap 8000 km. Tetapi kenyataan di lapangan
dan pola berkendara pengendara berbeda - beda. Jadi tidak selalu berpatokan pada
jarak tempuh. Kalau motor setiap hari dipakai sebaiknya cek CVT setiap 6.000 km.”
1. Cek lebar V- belt: Pastikan tidak kurang dari 18-19 mm. Kalau kurang,
berarti harus diganti. Cek juga apakah belt retak atau tidak. Kalau terlihat ada
keretakan sebaiknya diganti.
2. Cek Roller: Periksa bentuk roller. Jika ada bentuk yang tidak rata segera
diganti.
3. Cek ketebalan roller dengan mamastikan tidak kurang dari 17,5 mm.
4. Jika sudah mencapai 6.000 km gantilah oli girbok dengan oli spesifikasi SAE
10W.
5. Jika sudah mencapai 1.500 km V-Belt harus diganti.
6. Bersihkan Filter udara CVT setiap 3 bulan atau bersamaan saat servis
berkala.
7. Ketika musim hujan hindari menerjang air bila ketinggian genangan
mencapai boks CVT. Air bisa merusak komponen CVT.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Transmisi otomatis adalah transmisi kendaraan yang pengoprasiannya
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan gaya centrifugal
CVT (COUNTINOUSLY VARABLE TRANSMISSION)
CVT adalah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang menggunakan
sabuk yang menghubungkan antara drive pulley dengan driven pulley.
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/penyebab-kerusakan-pada-komponen-
cvt-motor-matic.html#sthash.awKGZeti.dpuf
http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/penyebab-kerusakan-pada-komponen-cvt-
motor-matic.html
http://otozones.blogspot.co.id/2015/01/cara-setting-cvt-matic-agar-motor-
lebih-bertenaga.html#sthash.LW5rOtlN.dpuf
http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.co.id/2013/05/sistem-transmisi-
otomatis-sepeda-motor.html
http://otorider.net/tips-dan-cara-merawat-cvt-motor-matic/
15