PENDAHULUAN
1
3. Memperoleh pengalaman belajar dari karya tulis
4. Memperoleh pengalaman kerja sesuai standar industri
5. Meningkatkan etos kerja
6. Menumbuhkan dan melatih dalam karya menulis
7. Menyiapkan diri menjadi manusia produktif
8. Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktek industri
9. Untuk mendapat nilai praktek industri
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
3
2.2 Konstruksi/Model
4
sebagai pendingin mesin.
Collar dan Sliding Sheave
SLIDING SHEAVE berfungsi
menekan v-belt dalam putaran
tinggi,karena sliding shave ini
tidak dapat bergerak kekanan
atau kekiri. COLLAR berfungsi
sebagai tempat dudukan dari
fixed sheave , sliding sheave
dan cam.
Weight/ Roller
WEIGHT atau yang sering
disebut dengan ROLLER
berfungsi sebagai penekan
sliding sheave, cara kerjanya
sesuai dengan putaran mesin.
Apabila mesin pada putaran
tinggi, weight ini menekan
sliding sheave dan begitu pula
sebaliknya. Gaya ini disebut
dengan gaya sentrifugal.
Cam
Cam berfungsi sebagai dudukan
slider.
5
Slider
SLIDER berfungsi sebagai
pendorong weight, yang weight
sendiri mendorong slider
sheave. Slider ini bergerak pada
putaran tinggi.
Cluth Carrier
Cluth carrier berfungsi sebagai
penghubung putaran poros roda
belakang.
Sliding Sheave
SLIDING SHEAVE berfungsi
menekan v-belt, perbedaan
sliding sheave pada pulley
secondary dengan sliding sheave
pada pulley primary adalah tidak
memiliki sirip pada sliding
sheave tersebut.
6
Fixed Sheave
FIXED SHEAVE berfungsi
menahan v-belt atau bagian
statis.
Torque Cam
TORQUE CAM berfungsi
membantu menekan otomating
sliding sheave pada saat motor
memerlukan akselerasi.
Starter Pinion
Starter Pinion berfungsi
memperbesar momen dan
meneruskan putaran ke drave
pulley.
7
Bagian V-Belt
NAMA BAGIAN FUNGSI
V-Belt
Fungsinya sendiri adalah sebagai
penghubung antara sliding
sheave dan secondary sheave
yaitu meneruskan putaran mesin
dari sliding sheave.biasanya v-
belt ini memiliki gerigi-gerigi
yang di rancang agar v-belt tidak
terlalu panas akibat gesekan
terus menerus.
8
gear akibat gesekan terus
menerus.
Tenaga kerja mesin diteruskan oleh drive pulley >>>> V belt >>>> driven
pulley >>>> unit kopling centrifugal >>>> roda belakang
9
pulley. Saat seperti ini menyebabkan driven pulley menyempit yang
menghasilkan diameter yang besar, karena panjang sabuk tetap maka
drive pulley akan menyesuaikan untuk berada pada posisi melebar,
( diameter kecil ) rasio tranmisi besar sehingga menghasilkan
perbandingan putaran yang ringan dan torsi yang besar.
2.5 Gangguan-gangguan
1. Motor Terasa Getar
10
Penyebab biasanya mangkok kopling kotor di dalam CVT
yang membuat motor terasa getar pada saat tarikan awal /pada saat
tanjakan.
2. Tarikan Berat//Tetahan
Pennyebab biasanya usia pakai dan beban overload yang
sering dibawa skutik,hal ini juga di sebabkan oleh rumah roller
yang bergerak terus menurus dan akhirnya aus.
3. Bunyi Klok-klok
Berjumlah tiga buah dan punya tugas menahan getaran dari rumah
roller. Gejalanya terdengar bunyi klok-klok ketika putaran mesin
stationer. Disarankan setiap mengganti roller, damper ini juga ikut
diganti.
4. Retak Pada Karet V_Belt
Berbahan karet dan selalu terkena panas, lama-lama pasti getas.
Gejala rusaknya harus dilihat langsung, jika sudah retak-retak lebih
baik langsung ganti baru. Jika tidak, sewaktu-waktu v-belt bisa putus
dan skutik tak bisa bergerak.
5. Bunyi Mendecit Pada CVT
Sering dengar bunyi mendecit karena kampas sudah tipis. Tanda
lainnya mesin sudah teriak tapi kecepatan skutik tak terlalu tinggi.
Solusinya harus ganti.
6. Motor ngerudug atau jalannya anggut anggut
Penyebab biasanya ada kebocoran oli dalam CVT yang membuat
ngerudug, hal ini di sebabkan karena ada seal yang bocor seperti seal
crankshaft.
2.6 Keselamatn Kerja
1. Diri sendiri
a. Pakailah pakaian kerja
b. Jagalah kebersihan pakaian anda waktu bekerja sebab oli atau kotoran
pada pakaian atau tangan anda akan mengotori kendaraaan
11
c. Pilihlah sepatu kerja yang mempunyai sol yang tidak licin dan berkulit
keras
d. Menggunakan sarung tangan
e. Jagalah agar tempat kerja selalu bersih, dan saat pekerjaan selesai
kembalikan segala sesuatunya dengan teratur
f. Bersihkan dengan segera setiap bahan bakar, oli atau gemuk yang
tertumpah
g. Anda harus mengetahui dimana letak alat pemadam kebakaran dan
cara menggunakannya
h. Oli atau gemuk yang ada pada tangan atau alat-alat anda dapat
mengotori kendaraan. Karena itu tangan dan alat-alat harus dijaga
agar tetap bersih
2. Alat
a. Siapkan kunci : T8, Mata Shock 19 dan 22, Gagang L dan kunci
spesial CVT
b. Bersihkan alat sebelum dan sesudah praktek
c. Gunakan alat sesuai kegunaannya agar tidak merusak komponen pada
bahan maupun pada alat
3. Bahan
a. 1 unit motor vario CW
b. Buku pedoman atau manual book
12
BAB III
PELAPORAN
3.1 Pembongkaran
Proses pembongkaran dari awal hingga akhir harus benar-benar teliti.
Karena jika sudah membongkar dengan cermat dan teliti maka hasil yang
didapat akan sesuai dengan keinginan kita.
GAMBAR KETERANGAN
3.2 Pemeriksaan
13
Berikut komponen CVT yang harus diperiksa:
GAMBAR KETERANGAN
14
Periksa slider (piece slide)
pada cam (tutup roller) bila
longgar lakukan pengganjalan
menggunakan double tip
untuk sementara. Atau
lakukakn penggantian
GAMBAR KETERANGAN
15
reduksi dengan momen
100N/m
Kenvangkan mur pada
secondary sheave
menggunakan torsi mata
shock 19 dan tahanan
universal pada bagian bawah
pedal dengan momen 80N/m
Pasang kembali stater pinion
pada tempatnya.
Kemudian pasang keembali
cover CVT menggunakan T8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran saya untuk perawatan system transmisi CVT adalah dengan
mengikuti prosedur yang sudah ditentukan oleh pihak pembuat motor seperti
malakukan servis CVT kurang lebih setiap 4.000 km . Mengganti v-belt
setiap 24.000km agar v-belt tidak putus saat dipakai diperjalanan atau saat
digunakan, mengganti kampas bila kampas sudah tipis agar tidak
mempengaruhi kecepatan sepeda motor, mengganti sliding sheave (rumah
roller) bila collar sudah longgar karena dapat mempengaruhi kinerja motor
saat jalan menanjak.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://xikodiremucokojuku.ml/f401a-makalah-sistem-transmisi-manual-pada-
sepeda-motor-767ab
18