Pelaporan Audit
Pelaporan Audit
KELOMPOK 2
2019
12.1 STANDAR PELAPORAN PERTAMA
“Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.”
Istilah prinsip akuntansi berterima umum yang dimaksud diatas meliputi prinsip-prinsip
akuntansi, praktik akuntansi, dan metode penerapan prinsip akuntansi. Berdasar standar
tersebut, auditor tidak harus menyatakan mengenai fakta. Auditor harus menyatakan pendapat
mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berterima umum.
Makna menyajikan secara Wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima
Umum
“Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebutkan di atas menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan ABC
tanggal 31 Desember 2003, dah hasil usaha, serta arus kas yang berakhir pada tanggal
tersebut, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.”
prinsip akuntansi yang berterima umum digunakan sebagai tolak ukur untuk mengukur
penyajian keuangan. Frase prinsip akuntansi yang berterima umum merupakan suati istilah
teknis akuntansi yang mencakup konvensi, aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk
merumuskan praktik akuntansi yang berterima umum pada saat tertentu. Prinsip akuntansi
yang berterima umum tidak hanya meliputi pedoman umum, tetapi juga praktik dan prosedur
rinci.
Standar pelaporan kedua dapat disebut juga sebagai standar konsistensi. Standar pelaopran
kedua menyatakan:
“Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak
secara konsistensi diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode sekarang
dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterpakan dalam periode
sebelumnya.”
Konsistensi merupaka suatu konsep di dalam akuntansi yang menuntut diterapkannya standar
secara terus-menerus, tidak diubah-ubah kecuali dengan alasan yang dapat di benarkan.
Tujuan standar konsistensi adalah untuk memberikan jaminan bahwa jika daya banding
laporan keuangan di antara dua periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip
akuntansi, auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporan audit.
Standar ini berkaitan erat dengan informasi tambahan sebagai pendukung dan pelengkap
laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk catatan atas
laporan keuangan maupun bentuk pengungkapan lainnya. Laporan audit tidak perlu
meyatakan hal ini apabila pengungkapan informatif sudah memadai.
“Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keunagan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidka dapat
diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya
harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.”
Standar pelaporan keempat ini bertujuan untuk mencegah terjadinya salah tafsir tentang
tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor bila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan. Seorang auditor dikaitkan namanya dengan laopran keuangan apabila ia
mengijinkan namanya dicantumkan dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis
yang berisi laporan keuangan tersebut. Pengaitan nama auditor dengan laporan keuangan juga
mencakup peristiwa penyerahan laporan keuangan yang disusun atau yang dibantu
penyusunannya kepada klien atau pihak lain meski namanya tidak dicantumkan.
Laporan audit merupakan alat formal auditor untuk menngkomunikasikan suatu kesimpulan
yang diperoleh mengenai laporan keuangan auditan kepada pihak yang berkepentingan.
Auditor harus memenuhi keempat standar pelaporan di dalam membuat dan mengeluarkan
audit.
Laporan audit bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laopran
keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu
satuan usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.
Kedua laporan audit bentuk baku ini mempunyai perbedaan yang signifikan dalam hal format
dan isi laopran audit. Laporan audit yang baru dirancang untuk meningkatkan komunikasi
kepada para pemakai laporan keuangan auditan mengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh
auditor dan karakter serta keterbatasan audit.
Unsur pokok laporan audit bentuk baku adalah sebagai berikut:
Penyimpangan dari laporan audit bentuk baku dapat dibagi ke dalam dua kategori:
1. Penambahan bahasa penjelas dalam laporan audit baku yang memberikan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
2. Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.
Ada lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu:
Pendapat tidak penuh adalah pendapat atas unsur tertentu dalam laopran keuangan.
Pendapat ini tidak boleh dinyatakan jika auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat atau ia menyatakan pendapat tidak wajar atas lapiran keuangan secara
keseluruhan.
Kadang sebuah kantor akuntan yang berkedudukan di Jakarta harus mengaudit suatu
perusahaan yang berpusat di Jakarta. Akan tetapi perusahaan klien tersebut mempunyai
sebuah pabrik yang terletak jauh dari Jakarta, misalnya di Manado. Dalam hal ini kantor
akuntan tersebut dapat bekerja sama dengan kantor akuntan local yaitu dengan mengalihkan
pelaksanaan audit pabrik di Manado.
Auditor pada umumnya mau memikul tanggung jawab atas pekerjaan auditor lain apabila:
Di pihak lain, apabila auditor tidak mau mengambil risiko dengan memikul tanggung jawab
atas pekerjaan auditor lain, maka auditor utama dapat meutuskan untuk mengacu ke audit
yang dilaksanakan auditor lain. Hal ini biasanya dilakukan auditor utama apabila:
Yang dimaksud informasi lain dalam pembahasan ini adalah dokumen sebagai tambahan
keuangan auditan dan laporan auditor independen yang terdapat dalam:
a. Laporan keuangan tahunan yang ditujukan kepada pemegang saham, kreditur, dan
pemegang manfaat lain.
b. Laporan keuangan tahunan yang diserahkan kepada badan pengatur menurut
ketentuan peraturan pasar modal.
c. Laporan keuangan organisasi sosial yang digunakan untuk menghimpun sumbangan
yang akan didistribusikan kepada masyarakat luas.
d. Dokumen lain yang auditor diminta klien untuk manaruh perhatian.
Auditor ditugasi untuk menyusun dan melaporkan laporan keuangan ringkasan yang berasal
dari laporan keuangan auditan.
Auditor tidak boleh melaporkan laporan keuangan ringkasan dengan cara yang sama
sebagaimana auditor melaporkan laporan keuangan auditan. Hal ini bertujuan untuk
mencegah kesalahan interprestasi pemakai bahwa laporan keuangan ringkasan telah
mencakup semua pengungkapan yang diperlukan. Oleh karena itu laporan keuangan harus
diberi tanda yang jelas bahwa laporan keuangan tersebut merupakan ringkasan.
DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul & Santoso, Totok Budi. AUDITING II Edisi ke-3 Dasar-Dasar Prosedur
Pengauditan Laporan Keuangan UPP AMP YPKN