Anda di halaman 1dari 6

STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.

) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Publikasi terbaru dari Global Burden of Disease tahun 2016 menyatakan

bahwa dalam tiga dekade terakhir ini terjadi peningkatan angka kematian terkait

usia yang cukup progresif. Peningkatan angka kematian ini sebagian besar

dipengaruhi oleh peningkatan angka kematian karena penyakit tidak menular,

seperti kanker, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), dan penyakit

kardiovaskuler.

World Heart Federation (2016) menjelaskan bahwa terdapat banyak faktor

risiko yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Faktor seperti usia dan

riwayat penyakit keluarga merupakan faktor yang tidak dapat diubah, namun

disamping itu ada juga faktor risiko yang dapat dirubah atau diobati, seperti

konsumsi rokok, obesitas, dan tekanan darah tinggi.

Penyakit jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi, atau sering

disebut Hypertensive Heart Disease (HHD), termasuk satu dari 10 penyebab

utama kematian di seluruh dunia, sehingga dibutuhkan perhatian lebih pada

penyakit ini (WHO, 2016).

Salah satu bentuk HHD adalah Left Ventricular Hypertophy (LVH), dimana

terjadi penebalan dinding ruang jantung sebagai respon terhadap tingginya

tekanan darah didalamnya. Kondisi LVH jika dibiarkan akan menyebabkan

kegagalan fungsi jantung hingga kematian. Studi membuktikan bahwa salah satu

faktor penyebab terjadinya LVH adalah akumulasi jaringan fibrosa disekitar vasa

1
STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS 2
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dan ruang interstisial jantung (Drazner, 2011). Akumulasi jaringan fibrosa pada

jantung ini disebut fibrosis jantung.

Fibrosis jantung sangat erat kaitannya dengan perburukan fungsi sistolik

ventrikel, perubahan struktur jantung, dan peningkatan kekakuan otot ventrikel

jantung (Conrad et al., 1995). Otot ventrikel jantung yang kaku ini akan

mengalami penurunan fungsi sebagai alat pompa darah didalam tubuh, sehingga

darah tidak akan terdistribusi dengan baik ke seluruh jaringan tubuh, padahal

kebutuhan jaringan akan oksigen tidak berkurang. Akibatnya, jantung

mendapatkan beban kerja yang berat, yang jika dibiarkan akan menyebabkan

kegagalan fungsi jantung hingga kematian (Muller-Brunotte et al., 2007).

Dalam mencegah fibrosis jantung, terapi yang terbaik adalah dengan

mengontrol faktor risiko, seperti mengatasi hipertensi, namun pada pasien yang

sudah tidak dapat melakukan pencegahan lagi, dibutuhkan obat antifibrosis.

Hingga kini, obat ataupun senyawa kimiawi yang bekerja langsung pada

pengobatan fibrosis jantung masih dalam tahap pengembangan. Salah satu pilihan

terapi untuk fibrosis jantung adalah agen yang menghambat aktivasi Renin-

Angiotensin System (RAS), seperti Angiotensin Converting Enzyme inhibitor

(ACEi) dan Angiotensin II Receptor Blockers (ARB) (Reilly, 2015).

Disamping obat-obatan modern yang terus mengalami perkembangan,

masyarakat global kini juga berusaha untuk mengupayakan pengobatan tradisional

(Dewoto, 2007).

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber alam yang bisa

digunakan sebagai bahan pengobatan tradisonal. Sejak ribuan tahun yang lalu,
STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS 3
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pengobatan tradisional di Indonesia sudah banyak dilakukan, namun masih

banyak praktek dokter yang tidak mengikutsertakannya kedalam sistem pelayanan

kesehatan formal. Hal ini dikarenakan masih kurangnya bukti ilmiah yang

membahas mengenai khasiat dan keamanan bahan-bahan tersebut (Dewoto,

2007).

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban), atau yang juga sering disebut Daun

Kaki Kuda, Ampapaga, atau Gotu Kola, merupakan salah satu tanaman yang

sudah banyak digunakan di berbagai negara sebagai obat tradisional dengan

banyak fungsi, seperti penyembuh luka, anti depresan, dan juga anti hipertensi

(Gohil et al., 2010). Pegagan merupakan tumbuhan rambat yang berasal dari

daerah tropis Asia, seperti India, Cina, dan Indonesia, namun sekarang

pertumbuhannya sudah meluas ke seluruh daerah tropis dunia (CABI, 2016).

Luasnya pertumbuhan pegagan di Indonesia menjadikannya mudah

ditemukan dan banyak digunakan menjadi bahan ramuan obat atau jamu

(Bermawie et al., 2008). Disamping itu, pegagan memiliki banyak kandungan zat

kimiawi yang berguna dalam terapi pengobatan herbal, khususnya golongan

triterpen, seperti asam asiatika, asiatikosida, dan asam madekasik (Zheng et al.,

2007). Dalam penelitiannya, Muangnoi et al. (2009) menunjukkan bahwa

kandungan asam asiatik dan asam medekasik di dalam pegagan terbukti memiliki

aktivitas penghambatan ACE. Dengan mekanisme ini, pegagan dapat mencegah

terjadinya fibrosis jantung.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tang et al. (2012) juga telah

dibuktikan bahwa asam asiatika, sebagai salah satu komponen mayor tanaman
STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS 4
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pegagan, dapat menghambat fibrosis hepar dengan blokade sinyal TGF-

beta/Smad, namun belum ada penelitian yang menitikberatkan kerja pegagan pada

penghambatan fibrosis jantung.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi

sebuah masalah, yaitu apakah pemberian ekstrak daun pegagan (Centella asiatica

(L.) Urban) dapat memperbaiki gambaran fibrosis jantung pada tikus putih dengan

sub total nefrektomi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada gambaran fibrosis jantung

tikus Sprague Dawley model sub total nefrektomi.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai efek ekstrak pegagan pada gambaran fibrosis jantung

tikus model sub total nefrektomi belum pernah dilakukan. Penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif yang terfokus pada gambaran fibrosis jantung tikus putih

jantan model sub total nefrektomi galur Sprague Dawley. Penelitian yang terkait

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Cesarone et al. (2001) meneliti efek dari fraksi triterpen total dari Centella

asiatica pada mikroangiopati hipertensi vena. Penelitian yang dilakukan

Caserone merupakan penelitian Randomized Controlled Trial dengan variabel

mikrosirkulasi pada hipertensi vena dan mikrosirkulasi pada mikroangiopati


STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS 5
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

vena. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya perbaikan kondisi

mikroangiopati vena setelah perlakuan TTFCA.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan dalam hal variabel

yang diteliti hanya mikrosirkulasi hipertensi vena tanpa melihat gambaran

fibrosis jantung.

2. Chong dan Aziz (2013) membuat Systematic Review pada kemanjuran

Centella asiatica dalam perbaikan tanda dan gejala insufisiensi vena kronis.

Penelitian yang dilakukan Chong menggunakan variabel insufisiensi vena

kronis dan mikroangiopati. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah

adanya efek yang menguntungkan dari administrasi Centella asiatica pada

insufisiensi vena kronis dan mikroangiopati.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan dalam hal variabel

yang diteliti merupakan insufisiensi vena kronis dan mikroangiopati tanpa

melihat gambaran fibrosis jantung.

3. Tang et al. (2012) melakukan penelitian in vivo dan in vitro mengenai

mekanisme pencegahan fibrosis liver dengan asam asiatika. Penelitian ini

merupakan penelitian Randomized Controlled Trial dengan variabel fibrosis

liver. Hasil dari penelitian ini adalah terjadinya pencegahan fibrosis liver

dengan blokade sinyal TGF-beta/Smad.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan dalam hal variabel

yang diteliti adalah fibrosis liver.


STUDI EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA
GAMBARAN FIBROSIS 6
JANTUNG TIKUS PUTIH DENGAN SUB TOTAL NEFREKTOMI
JEREMY TENTRA ELNUSA
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai tanaman pegagan

(Centella asiatica (L.) Urban) yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit

hipertensi untuk mencegah komplikasi fibrosis jantung.

2. Bagi peneliti

a. Dapat mempelajari lebih dalam mengenai tanaman pegagan (Centella

asiatica (L.) Urban) untuk pengobatan hipertensi sehingga dapat

memperluas pengetahuan peneliti.

b. Dapat menambah pengalaman peneliti dalam menggunakan hewan coba

dan tanaman herbal sebagai bahan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai