JUDUL :
Disusulkan oleh :
Kintan Amara Dhiemma (E031191034)
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1
A. Latar Belakang…………………………………………..………….….. 1
B. Rumusan Masalah…………………..……………………………..….. 1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….………..2
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming saat ini di masyarakat
merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih,
sehingga budaya dari Korea Selatan yang sangat mudah disebarkan diseluruh dunia
dan menjadi globalisasi budaya. Globalisasi Budaya ini tidak lepas dari peran
teknologi dalam pertukaran informasi antar budaya sehingga memunculkan beberapa
budaya yang disukai oleh seluruh orang di dunia yang biasa disebut budaya populer
atau budaya pop. Budaya ini mencakup seluruh praktik kehidupan sehari-hari, mulai
memasak, gaya berpakaian, olahraga, dunia hiburan, dan lain-lain.
Mengenai kemunculan dan booming K-Pop ini bukan hanya karena fenomena
semata, melainkan karena hasil kerja keras para artis K-Pop tersebut. Selain musiknya
yang bagus, penyanyi yang membawakannya juga terlihat sangat maksimal dalam
fisik maupun talentanya. Untuk seorang selebritis Korea selayaknya mempunyai fisik
yang sempurna di mata masyarakat, dan sekalipun fisiknya kurang bagus, di Korea
para selebritis diizinkan untuk melakukan operasi plastik guna memaksimalkan
performanya. Kekuatan dan keberhasilan K-Pop sendiri tidak selalu dikarenakan
karena artisnya tetapi juga karena keberhasilan manajemen yang membawahi artis
tersebut. Dalam perkembangan K-Pop juga terdapat suatu agensi atau perusahaan
manajemen yang memiliki modal besar dan sumberdaya yang bagus.
Sebagai wadah tempat berkumpulnya para fans K-Pop atau K-Popers tersebut
muncul sebuah istilah baru untuk menampung para fans K-Pop tersebut yang
dinamakan Fandom. Komunitas Fandom ini didasari atas ketertarikan yang sama
terhadap satu selebritis atau satu group tertentu. Fandom ini sendiri dibentuk para
penggemar untuk menemukan teman yang mempunyai kesamaan hobi dan idola yang
sama.
Fans K-Pop sekarang ini terbagi menjadi dua, yaitu fans yang sewajarnya dan
tidak sewajarnya. Fans K-Pop yang sewajarnya adalah fans yang tidak pernah
menganggu privasi para idolanya sedangkan fans K-Pop yang tidak sewajarnya atau
biasa disebut sasaeng adalah fans yang selalu membuntuti dan bahkan terlalu
terobsesi hingga melakukan hal-hal nekat agar bisa dekat idola favoritnya.
Salah satu Boy-group yang banyak digemari saat ini adalah BTS (Bangtan
Sonyeondan), juga dikenal sebagai Bangtan Boys adalah sebuah boy band yang
beranggotakan tujuh orang asal Korea Selatan yang dibentuk oleh Big Hit
Entertainment. ARMY atau A.R.M.Y (Adorable Representative M.C for Youth)
adalah nama fandom BTS yang resmi.
Berdasarkan uraian singkat terkait dinamika yang terdapat dalam lingkup fans K-
Pop, maka penulis merasa tertarik untuk menjadikan fenomena ini sebagai topik
penelitian yang akan penulis teliti.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Penulisan proposal penelitian ini memberikan manfaat ke beberapa pihak, antara lain :
Korean Pop atau K-Pop yang sangat booming sekarang menghasilkan fans K-Pop
diberbagai dunia. Yang banyak digemari sekarang adalah BTS yang mempunyai fans
bernama ARMY. Didalam ARMY ini ditemukan sejumlah Sasaeng yang menyamar
menjadi 'fans normal'. Setelah ditemukannya Sasaeng ini didalam ARMY hal yang
pertama kali dilakukan oleh Big Hit Entertaiment adalah mencabut member
keanggotaan fans BTS para Sasaeng tersebut. Karena masalah Sasaeng ini pula timbul
konflik yang sengit antara ARMY dan Sasaeng. Para ARMY berpendapat bahwa
sebagai fans yang baik dan mendukung para idolanya tidak perlu sampai menguntit
atau mencari informasi pribadi, tetapi menurut para Sasaeng, jika ingin dekat dengan
Idolanya harus dekat dan mengetahui jadwal-jadwal pribadinya. Selain adanya
perbedaan pendapat, perilaku Sasaeng juga membuat nama ARMY tidak bagus
dimata masyarakat, karena kebanyakan masyarakat sekarang menganggap ARMY
dan Sasaeng adalah sosok yang sama.
Korean Pop
K-POP
Fans K-Pop
ARMY SASAENG
KONFLIK
B. Kajian Teori
Teori yang menjadi acuan penelitian ini adalah teori konflik karya dari Lewis A.
Coser yang mana, dalam hal ini sudah terlihat bahwa adanya konflik antar kelompok
ARMY dengan kelompok Sasaeng akibat dari perbuatan tidak wajar Sasaeng
terhadap para idolanya. Dalam konflik tersebut. Dalam membahas berbagai situasi
konflik, Coser membedakan konflik yang realistis dari yang tidak realistis. Konflik
yang realistis berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi
dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan dan
yang ditunjuk pada objek yang dianggap mengecewakan. Sedangkan konflik yang
non-realistis, yakni konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah
satu pihak.
METODELOGI PENELITIAN
C. Lokasi Penelitian
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, teknik penjaringan data
dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang
dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan
penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana
data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari
informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
1. Data Primer
Data ini dikumpulkan dengan menggunakan :
2. Data Sekunder
Data ini dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari berbagai arsip-
arsip penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan
dengan kajian penelitian ini. Studi dokumen merupakan merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
H. Teknik Analisis
Data Menurut Miles dan Huberman (dikutip dari Sugiyono, 2014) Teknik analisis
data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
3. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.
Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Dan
ternyata kesimpulannya tidak memadai, maka perlu diadakan pengujian ulang, yaitu
dengan cara mencari beberapa data lagi di lapangan, dicoba untuk diinterpretasikan
dengan fokus yang lebih terarah. Dengan begitu, analisis data tersebut merupakan
proses interaksi antara ke tiga komponan analisis dengan pengumpulan data, dan
merupakan suatu proses siklus sampai dengan aktivitas penelitian selesai.
BAB V
BIAYA YANG DIPERLUKAN
-
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/4281/6/Bab%202.pdf