Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN

JUDUL :

Konflik Antar Kelompok Fans K-Pop


(Kasus Kelompok Sasaeng dan Kelompok ARMY)

Disusulkan oleh :
Kintan Amara Dhiemma (E031191034)

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………  ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………  1
A. Latar Belakang…………………………………………..………….….. 1
B. Rumusan Masalah…………………..……………………………..…..  1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….………..2
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………2

BAB II    PEMBAHASAN………………………………………………… 4


A. Kerangka Konseptual……………………………………………………. 4
B. Gambar 2.1 ……………………………………………………………… 5
C. Kajian Teori ………………………………………………………..……. 6
            
BAB III  METODE PENELITIAN ………………………………………… 7
A. Pendekatan dan Strategi Penelitian……………………………………….7
B. Kehadiran Peneliti………………………………………………………  8
C. Lokasi Penelitian …………………………………………………………8
D. Teknik Penentuan Informan………………………………………………8
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………..9
F. Teknik Analisis……………………………………………………………9

BAB IV ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN……11

BAB V BIAYA YANG DIPERLUKAN……………………………………12

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming saat ini di masyarakat
merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih,
sehingga budaya dari Korea Selatan yang sangat mudah disebarkan diseluruh dunia
dan menjadi globalisasi budaya. Globalisasi Budaya ini tidak lepas dari peran
teknologi dalam pertukaran informasi antar budaya sehingga memunculkan beberapa
budaya yang disukai oleh seluruh orang di dunia yang biasa disebut budaya populer
atau budaya pop. Budaya ini mencakup seluruh praktik kehidupan sehari-hari, mulai
memasak, gaya berpakaian, olahraga, dunia hiburan, dan lain-lain.

Mengenai kemunculan dan booming K-Pop ini bukan hanya karena fenomena
semata, melainkan karena hasil kerja keras para artis K-Pop tersebut. Selain musiknya
yang bagus, penyanyi yang membawakannya juga terlihat sangat maksimal dalam
fisik maupun talentanya. Untuk seorang selebritis Korea selayaknya mempunyai fisik
yang sempurna di mata masyarakat, dan sekalipun fisiknya kurang bagus, di Korea
para selebritis diizinkan untuk melakukan operasi plastik guna memaksimalkan
performanya. Kekuatan dan keberhasilan K-Pop sendiri tidak selalu dikarenakan
karena artisnya tetapi juga karena keberhasilan manajemen yang membawahi artis
tersebut. Dalam perkembangan K-Pop juga terdapat suatu agensi atau perusahaan
manajemen yang memiliki modal besar dan sumberdaya yang bagus.

Sebagai wadah tempat berkumpulnya para fans K-Pop atau K-Popers tersebut
muncul sebuah istilah baru untuk menampung para fans K-Pop tersebut yang
dinamakan Fandom. Komunitas Fandom ini didasari atas ketertarikan yang sama
terhadap satu selebritis atau satu group tertentu. Fandom ini sendiri dibentuk para
penggemar untuk menemukan teman yang mempunyai kesamaan hobi dan idola yang
sama.

Fans K-Pop sekarang ini terbagi menjadi dua, yaitu fans yang sewajarnya dan
tidak sewajarnya. Fans K-Pop yang sewajarnya adalah fans yang tidak pernah
menganggu privasi para idolanya sedangkan fans K-Pop yang tidak sewajarnya atau
biasa disebut sasaeng adalah fans yang selalu membuntuti dan bahkan terlalu
terobsesi hingga melakukan hal-hal nekat agar bisa dekat idola favoritnya.

Salah satu Boy-group yang banyak digemari saat ini adalah BTS (Bangtan
Sonyeondan), juga dikenal sebagai Bangtan Boys adalah sebuah boy band yang
beranggotakan tujuh orang asal Korea Selatan yang dibentuk oleh Big Hit
Entertainment. ARMY atau A.R.M.Y (Adorable Representative M.C for Youth)
adalah nama fandom BTS yang resmi.

Salah satu contoh tindakan sasaeng yang mampu meresahkan orang-orang


terdapat dalam laman Kompas.com mewartakan, Rabu (15/12/2019), Personel grup
idola BTS, V mengungkapkan pengalaman menyeramkannya terkait sasaeng atau
penggemar garis keras. Dalam siaran langsung bertajuk “Naver’s V Live, 14
Desember lalu, V menceritakan pengalamannya seputar sasaeng. V menceritakan
bagaimana mengerikannya sasaeng lantaran sampai tahu pesawat apa yang akan
mereka gunakan. Hingga akhirnya, mem-booking kursi di penerbangan yang sama
agar bisa duduk di depan atau di sampingnya. “Kami terbang secara terpisah (dengan
member BTS lainnya) menggunakan pesawat carter. Sebenarnya, kami ingin
menggunakan penerbangan reguler tapi sejumlah orang tahu pesawat apa yang akan
kami gunakan,” kata V sebagaimana dikutip dari Soompi, Minggu (15/12/2019).
“Mereka memesan tempat duduk di depan dan samping kami. Kami jadi tidak bisa
istirahat. Sangat tidak nyaman. Jujur, saya meminta untuk berhenti melakukan itu. Itu
sangat menakutkan, ya sangat menakutkan,” kata V melanjutkan.

Berdasarkan uraian singkat terkait dinamika yang terdapat dalam lingkup fans K-
Pop, maka penulis merasa tertarik untuk menjadikan fenomena ini sebagai topik
penelitian yang akan penulis teliti.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara sasaeng memunculkan konflik didalam Fandom?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui cara Sasaeng memunculkan konflik didalam ARMY?

D. Manfaat Penelitian
Penulisan proposal penelitian ini memberikan manfaat ke beberapa pihak, antara lain :

 Manfaat bagi Penulis

Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Dina mika Kelompok

 Manfaat bagi Masyarakat

Agar masyarakat mengetahui cara-cara sasaeng menimbulkan konflik didalam


kelompok fans K-Pop.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Konseptual Penelitian

Dalam kerangka pikir ini, peneliti mencoba menjelaskan permasalahan utama


dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu bagaimana konflik antar kelompok Fans K-
Pop  terutama didalam kasus Kelompok Sasaeng dan Kelompok Army.

Korean Pop atau K-Pop yang sangat booming sekarang menghasilkan fans K-Pop
diberbagai dunia. Yang banyak digemari sekarang adalah BTS yang mempunyai fans
bernama ARMY. Didalam ARMY ini ditemukan sejumlah Sasaeng yang menyamar
menjadi 'fans normal'. Setelah ditemukannya Sasaeng ini didalam ARMY hal yang
pertama kali dilakukan oleh Big Hit Entertaiment adalah mencabut member
keanggotaan fans BTS para Sasaeng tersebut. Karena masalah Sasaeng ini pula timbul
konflik yang sengit antara ARMY dan Sasaeng. Para ARMY berpendapat bahwa
sebagai fans yang baik dan mendukung para idolanya tidak perlu sampai menguntit
atau mencari informasi pribadi, tetapi menurut para Sasaeng, jika ingin dekat dengan
Idolanya harus dekat dan mengetahui jadwal-jadwal pribadinya. Selain adanya
perbedaan pendapat, perilaku Sasaeng juga membuat nama ARMY tidak bagus
dimata masyarakat, karena kebanyakan masyarakat sekarang menganggap ARMY
dan Sasaeng adalah sosok yang sama.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa adanya Sasaeng


didalam ARMY menganggu dinamika kelompok tersebut dan menimbulkan konflik.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

Korean Pop
K-POP

Fans K-Pop

ARMY SASAENG

KONFLIK
B. Kajian Teori

Teori yang menjadi acuan penelitian ini adalah teori konflik karya dari Lewis A.
Coser yang mana, dalam hal ini sudah terlihat bahwa adanya konflik antar kelompok
ARMY dengan kelompok Sasaeng akibat dari perbuatan tidak wajar Sasaeng
terhadap para idolanya. Dalam konflik tersebut. Dalam membahas berbagai situasi
konflik, Coser membedakan konflik yang realistis dari yang tidak realistis. Konflik
yang realistis berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi
dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan dan
yang ditunjuk pada objek yang dianggap mengecewakan. Sedangkan konflik yang
non-realistis, yakni konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah
satu pihak.

Konflik Realistis, berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan- tuntutan khusus


yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para
partisipan, dan yang ditujukan pada obyek yang dianggap mengecewakan. Jika
dikaitkan dengan masalah penelitian adalah adanya kekecewaan para kelompok
ARMY karena perlakuan kelompok Sasaeng yang melakukan tindakan tidak wajar ke
idolanya untuk keuntungan pribadi.

Stereotipe atau stereotype adalah Generalisasi mengenai suatu kelompok orang,


di mana karakteristik tertentu diberikan kepada seluruh anggota kelompok tersebut,
tanpa mengindahkan adanya variasi yang ada pada anggota-anggotanya. Ini juga
masalah yang sering terjadi didalam kelompok ARMY karena mendapat stereotipe
dari masyarakat yang mengira kelompok ARMY sama dengan kelompok Sasaeng.
Dari stereotipe tersebut terjadilah konflik antara kelompok ARMY dan kelompok
Sasaeng yang bahkan adapula masalah internal didalam kelompok ARMY sendiri
BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif dengan pendekatan


kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam Moloeng (2007:4) mendefinisikan penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang
terjadi. Lebih lanjut Moleong (2007:11) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif
menekankan pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka yang
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Secara garis besar, metode penelitian dengan pendekatan kualitatif dibedakan


dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Ada lima macam metode
kualitatif interaktif, yaitu metode etnegrafik, metode fenomenologis, studi kasus, teori
dasar (grounded theory), dan studi kritikal. Dan dalam hal ini, jenis penelitian yang
digunakan peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah studi kasus, yaitu suatu
bentuk pendekatan yang memusatkan kajiannya pada proses terbentuknya komunitas
sepeda serta mendalami dampak apa saja yang ditimbulkan dari komunitas sepeda
tersebut.

“Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang berupaya


menganalisis kehidupan sosial dengan menggambarkan dunia sosial dari sudut
pandang atau interpretasi individu atau informan” (Sudaryono, 2017, h. 91). Artinya,
Penelitian kualitatif berupaya memahami bagaimana seorang individu melihat,
memaknai atau menggambarkan dunia sosialnya. Memahami merupakan esensi dari
penelitian kualitatif.
B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument. Ciri khas penelitian


kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan
penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya. Untuk itu, dalam penelitian
ini, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul
data, sedangkan instrumen yang lain sebagai penunjang. Dalam penelitian kualitatif
kepiawaian seorang peneliti lapangan lah yang menentukan keberhasilan proses
pengumpulan data. Sejalan dengan pandangan human-as-instrument ini, metode
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif merupakan perpanjangan dari kegiatan
yang lazim dilakukan manusia dalam kesehariannya seperti membaca, melihat,
mendengar, berbicara, dst. Dalam bahasa metodologis, kegiatan seperti ini disebut
observasi dan interview. Kedua jenis metode ini merupakan aktifitas utama yang pada
umumnya dilakukan peneliti dalam proses pengumpulan data kualitatif.

C. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yaitu di Universitas Hasanuddin, yang berada di sebelah


timur kota Makassar. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena diyakini disinilah
tempat para komunitas-komunitas ARMY berkumpul sehingga memudahkan peneliti
dalam memperoleh informan sebanyak-banyaknya.

D. Teknik Penentuan Informan

Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, teknik penjaringan data
dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang
dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan
penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana
data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari
informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling.

Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk


mendapatkan informasi sebanyak mungkin,
E. Teknik Pengumpulan Data
Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer
Data ini dikumpulkan dengan menggunakan :

a. Wawancara mendalam, menurut Estenberg (dikutip dari Sugiyono, 2017)


menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan dan bertatap muka
dengan informan yang telah ditetapkan. Dengan tujuan mendapatkan
informasi secara lengkap, mendalam, dan komprehensif sesuai dengan tujuan
penelitian. Pengumpulan data dan informasi secara mendalam dari informan
dengan menggunakan pedoman wawancara.

2. Data Sekunder
Data ini dikumpulkan melalui penelusuran atau studi pustaka dari berbagai arsip-
arsip penelitian, artikel-artikel, dokumen-dokumen dan buku-buku yang berkaitan
dengan kajian penelitian ini. Studi dokumen merupakan merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

H. Teknik Analisis
Data Menurut Miles dan Huberman (dikutip dari Sugiyono, 2014) Teknik analisis
data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)


Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci, diolah kemudian disajikan dalam bentuk
tulisan. Melalui diskusi, maka wawancara peneliti akan berkembang
sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan
pengembangan teori yang signifikan. Data yang telah direduksi akan
menghasilkan hasil yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan

2. Data Display (penyajian data)


Setelah data direduksi maka selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/Verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.

Ketiga komponen berinteraksi sampai didapat suatu kesimpulan yang benar. Dan
ternyata kesimpulannya tidak memadai, maka perlu diadakan pengujian ulang, yaitu
dengan cara mencari beberapa data lagi di lapangan, dicoba untuk diinterpretasikan
dengan fokus yang lebih terarah. Dengan begitu, analisis data tersebut merupakan
proses interaksi antara ke tiga komponan analisis dengan pengumpulan data, dan
merupakan suatu proses siklus sampai dengan aktivitas penelitian selesai.

BAB IV ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL


PENELITIAN
-

BAB V
BIAYA YANG DIPERLUKAN
-

DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/4281/6/Bab%202.pdf

Huraerah, Abu dan Purwanto. 2010. Dinamika Kelompok. Bandung: PT Adika


Refitama.

Putra, Andika Permana (2019). MAKNA FASHION BAGI JEMAAT GEREJA


DALAM BERIBADAH [Skripsi] Makassar. Universitas Hasanuddin

Umayah, Choirotul. ND. PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF.


AcademiaEdu.https://www.academia.edu/12089608/contoh_PROPOSAL_PENELITI
AN_K UALITATIF. Diunduh pada 1 Maret, pada 19:00 WITA.

Wirnayanto, Nanang. ND. Contoh proposal penelitian kualitatif. AcademiaEdu.


https://www.academia.edu/6428813/PROPOSAL_PENELITIAN_KUALITA TIF.
Diunduh pada 1 Maret, pada 19:30 WITA.

Anda mungkin juga menyukai