Dibuat oleh :
1. REZA ANTHON ; 6160301170156 ; 2017
2. WEMPY HENRYANTO SARA’ ; 6160301170115 ; 2017
3. SENDLY MONICA ; 6160301170045 ; 2017
Setelah diteliti, dianalisis dan evaluasi maka laporan Magang ini telah
memenuhi untuk diterima sebagai laporan Magang Fakulatas Ekonomi dan
Bisnis UKI Paulus Makassar Semester Awal 2019/2020
Koordinator Kelompok
( Reza Anthon )
Menyetujui
Pembimbing
Mengetahui
( Sulistyo, A. Md. )
( Erna Pasanda, SE., M.Si )
2
DAFTAR ISI
PROFIL PERUSAHAAN
1
PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) terdiri atas 10 Provinsi yaitu
Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo,
Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua
Barat. Yang terdiri atas 26 Kantor Cabang, 3 Unit Pelayanan Kepelabuhanan
dan 4 Pelabuhan Kawasan.
Tahun 1957 – 1960
Pada masa awal kemerdekaan, pengelolaan pelabuhan berada di bawah
koordinasi Djawatan Pelabuhan. Seiring dengan adanya nasionalisasi terhadap
perusahaan-perusahaan milik Belanda dan dengan dikeluarkannya PP No.
19/1960, maka status pengelolaan pelabuhan dialihkan dari Djawatan
Pelabuhan berbentuk badan hukum yang disebut Perusahaan Negara (PN).
Tahun 1960 – 1963
Berdasarkan PP No.19 tahun 1960 tersebut pengelolaan pelabuhan umum
diselenggarakan oleh PN Pelabuhan I-VIII. Dikawasan Timur Indonesia
sendiri terdapat 4 (empat) PN Pelabuhan, yaitu : PN Pelabuhan Banjarmasin,
PN Pelabuhan Makassar, PN PelabuhanBitung dan PN Pelabuhan Ambon.
Tahun 1964 – 1969
Pada masa OrdeBaru, Pemerintah mengeluarkan PP 1/1969 dan PP
19/1969 yang melikuidasi PN Pelabuhan menjadi Badan Pengusahaan
Pelabuhan (BPP) yang di pimpin oleh Administrator Pelabuhan sebagai
penanggung jawab tunggal dan umum di Pelabuhan. Dengan kata lain aspek
komersial tetap dilakukan oleh PN Pelabuhan, tetapi kegiatan operasional
Pelabuhan dikoordinasikan oleh Lembaga Pemerintah yang disebut Port
Authority.
Tahun 1969 – 1983
Pengelolaan Pelabuhan dalam likuiditas dilakukan oleh Badan
Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan PP 1/1969 dan PP 18/1969.
Dengan adanya penetapan itu, Pelabuhan dibubarkan dan Port Authority
digantikan oleh BPP.
Tahun 1983 – 1992
Status Pelabuhan dalam likuidasi yang di kenal dengan BPP berakhir
dengan keluarnya PP 11/1983 dan PP 17/1983 yang menetapkan bahwa
2
pengelolaan Pelabuhan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara yang
berbentuk Perusahaan Umum (Perum).
Tahun 1992 – 2008
Dilandasi oleh pertimbangan peningkatan efisiensi dan efektivitas
perusahan serta dengan melihat perkembangan yang dicapai oleh Perum
Pelabuhan IV, pemerintah menetapkan menetapkan melalui PP 59/1991
bahwa pengelolaan pelabuhan di wilayah Perum Pelabuhan IV dialihkan
bentuknya dari Perum menjadi (Persero). Selanjutnya Perum Pelabuhan
Indonesia IV beralih menjadi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia IV. Sebagai
Persero, pemilikan saham PT. Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di
Jalan Soekarno No. 1 Makassar sepenuhnya dikuasai oleh Pemerintah, dalam
hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia dan pada saat ini telah dialihkan
ke Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tahun 2008 – Sekarang
Sesuai UU Pelayanan Nomor 17 tahun 2008 dibentuklah badan Otoritas
Pelabuhan Utama (OP) dan Syahbandar utama di pelabuhan makassar.
Otoritas Pelabuhan adalah lembaga pemerintah di pelabuhan sebagai otoritas
yang melaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian, dan pengawasan
kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial. Syahbandar
adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang diangkat oleh menteri dan
memiliki kewenangan tertinggi untuk menjalankan dan melakukan
pengawasan terhadap dipenuhinya kententuan peraturan perundang-undangan.
Tujuannya untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.
VISI
3
MISI
NILAI
4
dapat dikatakan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang dari
perbandingan antara produk/jasa yang dibeli/digunakan sesuai atau tidak
dengan harapannya.
5
1) Merencanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana
kerja anggaran cabang dan unit paotere serta
pengendaliannya;
2) Merencanakan administrasi keuangan, perbendaharaan,
perpajakan, akuntansi umum dan akuntansi biaya, pengelolaan
bahan persediaan, serta melaksanakan verifikasi penerimaan
dan pengeluaran;
3) Menyimpan dan mengamankan dokumen;
4) Merencanakan dan mengendalikan program kegiatan,
anggaran, dan biaya yang berkaitan dengan bidang
administrasi keuangan dan akuntansi;
5) Merencanakan dan menyiapkan bahan penyusunan rencana
kerja anggaran cabang.
d. Dalam menjalankan tugasnya, Manager Keuangan dibantu oleh:
1) Asisten Manager Akuntansi Keuangan;
2) Asisten Manager Administrasi Keuangan
Segmen Usaha
1. Jasa Pelayanan Kapal
Jasa Pelayanankapal PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar meliputipandu, labuh, tambat, tunda, air kapal.
2. Jasa Pelayanan Barang
Jasa Pelayanan barang PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar meliputi bongkar muat, dermaga, pemanfaatan gudang,
dan lapangan penumpukan.
3. Jasa Pelayanan Petikemas
Jasa Pelayanan Petikemas PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar meliputi :
- Terminal Petikemas (Stevedoring, Cargodoring, Receiving/Delivery)
- Terminal Konvensional (Stevedoring, Cargodoring, Receiving/Delivery)
- Paket (FCL/LCL, Penumpukan, Gudang CFS).
6
4. Jasa Pelayanan Penumpang
Jasa Pelayanan Penumpang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Makassar meliputi :Embarkasi dan Debarksi, penumpang, pas
pelabuhan, pas terminal penumpang.
5. Jasa Pelayanan Alat
Jasa Pelayanan Alat PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar meliputi mobil crane, forklift, head truck, side loader, tronton,
reeach stacker dan lain-lainya.
6. Jasa Pelayanan Alat
Jasa Pelayanan Alat PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar meliputi kerjasama usaha, kerjasama operasi, persewaan
gedung, tanah, listrik, dan lain-lain.
7
BAB II
2.1 Teori
8
transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak
berutang kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau
karyawan. Piutang merupakan salah satu elemen yang paling
penting dalam modal kerja suatu perusahaan. Sebagian piutang
dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian piutang yang
terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual
dan sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu
bagian yang merupakan keuntungan.
Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam
keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran
modal kerja yaitu Kas ------persediaan ---- piutang ------ kas.
Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada umumnya
dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas
yang lebih tinggi dari pada persediaan, karena perputaran dari
piutang ke kas membutuhkan satu langkah, yang penting
kebijaksanaan kredit yang efektif dan prosedur-prosedur penagihan
untuk menjamin penagihan piutang yang tepat pada waktunya dan
mengurangi kerugian akibat piutang tak tertagih.
9
piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi dan
fungsi ini berada di tangan bagian penagihan.
3. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek
dari fungsi sekretariat atau fungsi penagihan dan
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut
segera ke bank dalam jumlah penuh dan fungsi ini berada di
tangan bagian kas.
4. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas
dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang, dan fungsi
ini berada di tangan bagian akuntansi.
5. Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan
perhitungan yang ada di tangan fungsi kas secara periodik,
dan melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian
catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi, dan
fungsi ini berada di tangan bagian pemeriksa intern.
10
Pentingnya bukti potong PPh 21
Setiap pembayar pajak, sangat dianjurkan untuk
menyimpan bukti pajak dengan baik. Pada akhir Tahun Pajak,
pajak yang sudah dipotong atau dipungut dan juga disetorkan
ke negara akan menjadi pengurang dari pajak atau kredit pajak
untuk pihak yang dipotong. Bukti potong tersebut juga akan
digunakan dalam proses cek kebenaran dari pajak yang telah
dibayar. Pembuatan bukti potong harus dilakukan oleh
pemberi kerja serta karyawan diwajibkan untuk menerima
bukti potong pajak dimaksud. Pemotongan pajak memang
dilaksanakan setiap bulan berdasarkan ketentuan, namun
pemberi pajak hanya diharuskan untuk membuat bukti potong
setahun sekali.
Pegawai Anda wajib menerima bukti potong PPh 21
karena penghasilannya telah dikenakan Pajak Penghasilan. Hal
ini berarti, pegawai tersebut telah membayar Pajak
Penghasilan dan telah membantu DJP untuk melakukan
pengawasan kepada pemberi pajak, dengan melaporkan SPT
Tahunan PPh Orang Pribadi. Disamping itu, bukti potong
menjadi tanda bahwa pegawai Anda juga sudah berpartisipasi
dalam pembangunan.
2.1.3 PPh 23
Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) merupakan
pajak yang dikenakan bagi penghasilan atas modal, penyerahan
jasa, ataupun hadiah serta penghargaan, selain yang sudah
dipotong oleh PPh Pasal 21. PPh 23 ini dikalangan wajib pajak
merupakan salah satu jenis withholding tax (pemotongan atau
pemungutan) pajak penghasilan. Artinya Wajib Pajak (WP) yang
sudah ditunjuk oleh UU PPh dan juga peraturan pelaksanaannya
harus menjalankan pemotongan tersebut. Wajib Pajak yang
ditunjuk oleh UU pajak itu sering disebut dengan Subjek
11
Pemotong PPh, sedangkan Wajib Pajak yang dipotong PPh
seringkali disebut sebagai Subjek dipotong PPh.
Dalam perkembangannya, Objek dari PPh Pasal 23 oleh
pemerintah telah ditambahkan sampai dengan 62 jenis jasa obyek
pajak lainnya seperti yang dicantumkan pada PMK No.
141/PMK.03/2015. Umumnya penghasilan dari jenis ini terjadi
ketika terjadi transaksi antara dua pihak. Pihak penerima
penghasilan/penjual atau pemberi jasa dikenakan PPh pasal 23.
Sedangkan pihak pemberi penghasilan/pembeli atau penerima jasa
akan memotong serta melaporkan PPh pasal 23 tersebut kepada
kantor pajak.
2.1.4 PPh 4 ayat 2
PPh Pasal 4 ayat 2 (Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2) atau
disebut juga PPh final adalah pajak yang dikenakan pada wajib
pajak badan maupun wajib pajak pribadi atas beberapa jenis
penghasilan yang mereka dapatkan dan pemotongan pajaknya
bersifat final.
Tarif PPh Pasal 4 Ayat 2 ini berbeda-beda untuk setiap
jenis penghasilannya.Misalnya untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil
Menengah), wiraswasta atau bisnis online dengan omzet usaha
kurang dari Rp 4,8 miliar dalam 1 tahun pajak, maka tarif pajaknya
adalah 0,5% dari total omzet (peredaran bruto) penjualan dalam
bulan.
2.2 Keterkaitan
Berdasarkanteoridiatas, pengamatan kami terhadap PT. Pelindo IV
(Persero) CabangMakassar :
12
kapal dikeluarkan oleh bagian Operasional yaitu DIVISI PBAU
dan PELKAP sampai Divisi Keuangan mempiutang nota-nota
tersebut dan menerbitkan faktur pajak, serta mengantarkan SPP
tersebut kepada pengguna jasa atau di catat pada aplikasi
(ISPORT, IBS & SAP). Setelah SPP nota PBM diantarkan ke
pengguna jasa, pembayaran akan langsung masuk ke rekening PT.
Pelindo IV (Persero) melalui kode billing perusahaan. Jadi,
pengamatan kami dilapangan adalah sangat terintegrasi.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan
bahwa PT. Pelindo IV Makassar :
1. Peserta magang di PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ditempatkan
di bidang sesuai dengan konsentrasi yang sedang ditempuh yaitu
bagian keuangan
2. Keterkaitan teori sejalan dengan praktik dilapangan
3. Dalam pelaksanaan kegiatan magang ini terdapat beberapa hambatan
seperti ketidakpahaman peserta magang tentang sistem akuntansi
yang digunakan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), namun peserta
mendapatkan dukungan sehingga bisa mengatasi hambatan tersebut
3.2 Saran
1. Pihak PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memberikan kesempatan
yang lebih besar lagi kepada mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan
magang agar dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa.
2. Pihak PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) khususnya bagian
keuangan tempat peserta magang ditempatkan, diharapakan bisa lebih
melibatkan mahasiswa atau peserta magang dalam melakukan
pekerjaan.
3. Untuk peserta magang, diharapkan mampu meminimalisir adanya hal-
hal yang menghambat dalam pelaksanakaan kegiatan magang.
14
LAMPIRAN
15
- Surat Penagihan Piutang
16
DAFTAR PUSTAKA
http://hardiyantimentari.blogspot.com/2012/01/surat-penagihan-piutang-dan-
contohnya.html
http://digilib.unila.ac.id/19827/7/7%20BAB%20II.pdf
17