Anda di halaman 1dari 12

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Faktor-Faktor yang Memengaruhi


Perilaku Komunikasi Penyuluhan Pertanian

Andy Corry Wardhani

ABSTRACT

This research aimed to gain a clear description over some factors which influenced communica-
tion process conducted by agricultural facilitators—both partially, and simultaneously. Employ-
ing explanatory method of research, a sample of 116 agricultural facilitators from Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Bandung, and Kabupaten Tasikmalaya was chosen using stratified
random sampling. Data was generated from questionnaire and a series of selected interviews.
It is found that personal and situational factors affected facilitators communication act in the
three regions. Compared with situational factors, personal factors have stronger effect.

Kata kunci: proses komunikasi, faktor situasional, faktor personal, penyuluh pertanian.

1. Pendahuluan komunikasi penyuluh dalam melaksanakan


tugasnya merupakan faktor yang dominan dalam
1.1 Latar Belakang keberhasilan suatu kegiatan penyuluhan. Karena
Pada hakikatnya, penyuluhan adalah suatu itu, memahami faktor-faktor yang berpengaruh pada
kegiatan komunikasi. Proses yang dialami oleh perilaku komunikasi penyuluh menjadi sangat
mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, penting. Selain itu, bentuk dan keterkaitan
meminati, dan kemudian menerapkannya adalah hubungan antara faktor personal dan faktor
suatu proses komunikasi. Dari proses komunikasi situasional dengan perilaku komunikasi penyuluh
tersebut peran penyuluh sangat menonjol, agar pertanian dan efeknya terhadap keberhasilan
materi penyuluhan itu dapat diketahui, dipahami penyuluhan perlu juga untuk diketahui agar dapat
dan diterapkan oleh petani. Dalam melakukan disusun program pengembangan penyuluh yang
perannya, penyuluh seringkali mengalami masalah baik.
komunikasi, terutama dalam hal kompetensi Penelitian tentang penyuluh, pernah dilakukan
komunikasi yang seharusnya dimiliki oleh seorang oleh Pusat Dinamika Pembangunan Universitas
penyuluh. Untuk mengamati kompetensi ini, dapat Padjadjaran (PDP Unpad) tahun 2000. Penelitan
diketahui dari perilaku komunikasi penyuluh ini mengungkapkan bahwa perilaku penyuluh
pertanian tersebut. pertanian di Jawa Barat, dalam hal kehadiran sebagai
Perilaku komunikasi penyuluh terkait dengan pelatih pada Balai Penyuluh Pertanian, hanya
beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti mencapai 45 % dari yang direncanakan. Mengenai
faktor personal dan faktor situasional. Perilaku kelompok tani yang terbina melalui kunjungan

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 269
penyuluh di Jawa Barat, realisasinya hanya 44 %. (3) Adakah pengaruh faktor personal dan faktor
Sedangkan efektivitas kunjungan penyuluh situasional penyuluh pertanian secara
pertanian di Jawa Barat dalam sistem kerja latihan bersama-sama terhadap perilaku komunikasi
dan kunjungan prosentasenya kecil yaitu 11 %. penyuluh pertanian?
Dari observasi awal pada Dinas Pertanian
Tanaman Provinsi Jawa Barat, diperoleh gambaran 1.3 Tujuan Penelitian
pula bahwa kinerja penyuluh pertanian di Jawa
(1) Untuk memperoleh gambaran yang jelas
Barat relatif menurun. Hasil wawancara dengan
mengenai kontribusi faktor personal terhadap
beberapa penyuluh terungkap bahwa motivasi
perilaku komunikasi penyuluh pertanian.
kerja penyuluh pertanian rendah. Selain itu,
(2) Untuk memperoleh gambaran yang jelas
kemampuan dan keterampilan mereka juga kurang
mengenai kontribusi faktor situasional
memadai (hasil prasurvai).
terhadap perilaku komunikasi penyuluh
Penetapan daerah penelitian berdasarkan
pertanian.
beberapa pertimbangan. Kabupaten Indramayu
(3) Untuk memperoleh gambaran yang jelas
dikenal sebagai daerah yang memiliki luas lahan
mengenai kontribusi faktor personal dan faktor
padi dan produksi padi terbesar di Jawa Barat.
situasional secara bersama-sama terhadap
Kabupaten Bandung sebagai daerah penghasil
perilaku komunikasi penyuluh pertanian.
padi terkemuka di daerah tengah dan sebagai pusat
pemasaran hasil pertanian dan dekat dengan Kota
2. Telaah Pustaka
Bandung, sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
Jawa Barat. Kemudian, Kabupaten Tasikmalaya Fokus penelitian ini adalah perilaku
dipilih dengan pertimbangan, daerah ini merupakan komunikasi. Perilaku komunikasi pada dasarnya
penghasil padi terkemuka di daerah dataran tinggi merupakan perilaku manusia dalam kegiatan-
bagian Selatan Jawa Barat. kegiatan komunikasi. Chaplin (1993:53),
Keadaan yang dialami penyuluh pertanian di mendefinisikan perilaku manusia sebagai “sebuah
ketiga daerah tersebut, seperti yang telah konsep yang luas, yakni segala sesuatu yang
dikemukakan di atas, perlu diketahui penyebabnya, dilaksanakan atau dialami seseorang. Dalam
baik dari faktor personal maupun dari faktor pengertian yang lebih sempit, perilaku dapat
situasional. Berdasarkan penelitian-penelitian yang dirumuskan hanya mencakup reaksi yang dapat
ada, sampai sekarang belum diketahui secara pasti, diamati secara umum atau obyektif.
apakah faktor yang mempengaruhi perilaku
Proses mental yang terjadi dalam diri manusia
komunikasi penyuluh pertanian di Jawa Barat dan
tidak dapat kita amati secara langsung, oleh karena
jika berpengaruh faktor apa yang dominan.
itu, kita hanya dapat menarik kesimpulan mengenai
Berkaitan dengan hal ini, diperlukan suatu
apa yang menyebabkan seseorang bertingkah laku
penelitian yang mendalam untuk mengungkapkan
tertentu berdasarkan apa yang ditampilkan orang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
tersebut. Perilaku manusia sering pula disebut
komunikasi penyuluh pertanian tersebut, baik
tingkah laku, yang berbentuk aktivitas seseorang
faktor personal maupun faktor situasional.
atau tindakan-tindakan seseorang dalam rangka
bereaksi terhadap rangsang atau stimulus. Stimu-
1.2 Perumusan Masalah
lus dapat berasal dari dirinya sendiri atau dari
(1) Adakah pengaruh faktor personal penyuluh luar (lingkungan). Hubungan stimulus dengan
pertanian terhadap perilaku komunikasi tindakan merupakan hubungan sebab akibat.
penyuluh pertanian? Kekuatan yang mempengaruhi perilaku manusia,
(2) Adakah pengaruh faktor situasional penyuluh tidak hanya kekuatan yang berasal dari
pertanian terhadap perilaku komunikasi lingkungannya saat ini, tetapi juga pengalaman
penyuluh pertanian? masa lalu dan juga pengaruh dari masa depan.

270 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

Tingkah laku manusia juga dipengaruhi oleh demikian, manusia dan lingkungannya merupakan
kekuatan dari dirinya sendiri. Individu memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
minat, insight, emosi, pikiran, dan motif yang Berkaitan dengan teori psikologi kognitif,
mewarnai tindakannya. Semua ini akan dalam penelitian ini, dikemukakan bahwa perilaku
menggerakkan aktivitas manusia, termasuk komunikasi penyuluh pertanian dipengaruhi tidak
aktivitas komunikasi dan aktivitas lainnya. saja oleh faktor personalnya tetapi juga oleh faktor
Perilaku manusia terbentuk karena pengaruh situasionalnya. Dengan demikian, perilaku
internal dan eksternal, dikemukakan juga oleh penyuluh pertanian merupakan hasil interaksi
Rotter (Sumantri, 2001: 77). Manusia tidak hanya dirinya dengan lingkungan tempat dia hidup.
bereaksi terhadap situasi eksternal, tetapi juga Konsepsi ini menimbulkan teori lapangan yang
bereaksi terhadap situasi internal. dalam psikologi dikenal dengan field theory,
Munculnya suatu perilaku tertentu, tidak sebagai middle range theory dalam mengkaji
semata-mata dirangsang oleh stimulus luar perilaku komunikasi penyuluh pertanian. Dalam hal
ataupun situasi eksternal, tetapi juga ditentukan ini, perilaku komunikasi penyuluh pertanian
oleh pemilihan kognitif secara sadar terhadap merupakan hasil dari interaksi antara faktor per-
berbagai alternatif tingkah laku yang disesuaikan sonal dan faktor situasionalnya.
dengan persepsinya terhadap situasi eksternal Teori lapangan pertama kali dimunculkan oleh
tersebut. Konsepsi ini, menimbulkan teori Kurt Lewin pada 1942. Teori ini memberi penekanan
psikologi kognitif yang merupakan grand theory pada total situation yang disebutnya sebagai
dari penelitian ini. Teori psikologi kognitif psycological field atau life space, yaitu hasil
memandang manusia sebagai makhluk yang aktif hubungan individu dengan lingkungannya. Untuk
mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang dapat mengerti tingkah laku manusia, kita harus
diterimanya. Frege menulis, “Pengaruh seseorang mengetahui bagaimana keadaan individu tersebut
pada yang lain, kebanyakan ditimbulkan oleh yang menyangkut faktor-faktor yang ada dalam
pikiran. Kita mengkomunikasikan pikiran” diri individu seperti pengalaman, sistem orientasi,
(Rakhmat, 1991: 26). dan lain-lain, serta pengetahuan tentang situasi
Teori psikologi kognitif lahir sebagai reaksi yang ada pada saat itu.
terhadap teori-teori determinisme, yaitu teori Teori lain, sebagai middle range theory pada
psikoanalisis dan teori behaviorisme. Psikoanalisis penelitian ini, adalah teori yang dikemukakan oleh
menganggap keadaan diri seseoranglah yang akan Edward E. Sampson yang menyatakan bahwa
menentukan perilaku seseorang. Sedangkan teori perilaku manusia dapat dikaji melalui dua perspektif
behaviorisme menganggap keadaan lingkunganlah yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu per-
yang menentukan perilaku seseorang. Jika ada son centered perspective dan situation centered
stimulus akan bereaksilah seseorang. Responsnya perspective (Edward E. Sampson, 1976: 3).
sangat ditentukan oleh jenis stimulusnya. Stimu- Perspektif yang berpusat pada persona, mengkaji
lus yang menyenangkan diikuti oleh perilaku yang faktor-faktor internal yang mempengaruhi perilaku
berbeda dari perilaku yang timbul karena stimulus manusia. Termasuk dalam faktor ini adalah faktor
yang tidak menyenangkan. biologis dan faktor sosiopsikologis. Sedangkan
Pandangan-pandangan determinisme ini tidak perspektif yang berpusat pada situasi, mengkaji
memandang manusia seutuhnya. Kelemahan ini faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
memunculkan paham interaksionisme. Menurut perilaku manusia. Termasuk dalam faktor ini adalah
paham ini, perilaku terjadi karena adanya interaksi faktor situasional.
antara faktor individu dan faktor lingkungan. Teori Manusia adalah makhluk sosial. Dari proses
ini mengemukakan bahwa perilaku dianggap sosial ia memperoleh beberapa karakteristik yang
sebagai hasil interaksi antara faktor-faktor yang mempengaruhi perilakunya. Dalam penelitian ini,
terdapat dalam diri sendiri dan faktor luar. Dengan perilaku penyuluh pertanian dipengaruhi oleh

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 271
berbagai faktor, baik internal maupun eksternal . khususnya perilaku komunikasi penyuluh
Faktor internal meliputi faktor personal yang terdiri pertanian. Perilaku komunikasi penyuluh pertanian
dari kemampuan, pengalaman, persepsi dan motif, adalah perbuatan atau tindakan komunikasi
sedangkan faktor eksternal berupa kelembagaan seorang penyuluh dalam melaksanakan tugasnya,
penyuluhan, sarana kerja, wilayah binaan, dan yang dapat diketahui dari pengetahuan,
tempat tinggal. Perilaku penyuluh merupakan faktor keterampilan komunikasi dan intensitas
penting dalam menganalisis sumber informasi yang komunikasinya. Perilaku komunikasi itu terdiri dari
secara langsung mendukung pengembangan perilaku atas process area (metode penyuluhan)
tugasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Schramm dan perilaku atas content area (materi
yang menyebutkan bahwa, peranan komunikasi penyuluhan).
dalam perkembangan sosial ekonomi individu
adalah: (1) memberi informasi, (2) membantu 3. Metodologi Penelitian
mempercepat pengambilan keputusan, (3) berperan
Desain penelitian ini adalah deskriptif-
dalam proses pengajaran keterampilan (Asngari,
eksplanatoris yang menggunakan dua metode
1996: 10).
penelitian yang dilakukan secara berdampingan,
Sebagai applied theory, teori yang digunakan
yaitu metode penelitian deskriptif dan metode
Emmert dapat dijadikan pegangan dalam penelitian
penelitian eksplanatoris melalui survai. Metode
ini. Philip Emmert (1989: 93-94) mengatakan bahwa:
penelitian deskriptif secara umum bertujuan untuk
“One of the interesting distinctions we can
mendapatkan gambaran tentang karakteristik per-
make regarding the variables that have been
sonal dan situasional penyuluh pertanian, perilaku
measured is the distinction between those vari-
komunikasinya dan faktor-faktor kognisi, afeksi dan
ables we can observe and those we cannot ob-
perilaku petani.
serve”. Tampak di sini, Emmert membedakan
Metode penelitian eksplanatoris digunakan
variabel yang telah diukur, yaitu variabel yang
untuk mendapatkan data mengenai pengaruh faktor
dapat diamati dan tidak dapat diamati. Selanjutnya,
personal dan faktor situasional terhadap perilaku
perilaku komunikasi yang dapat diukur adalah
komunikasi penyuluh. Metode ini menggunakan
semua gejala yang timbul dan dapat diamati,
sampel yang bertujuan menguji hipotesis, yang
sedangkan variabel yang tidak dapat diamati, dapat
telah dirumuskan sebelumnya (testing research).
diberi contoh seperti sikap, persepsi, kecerdasan,
Data hasil penelitian yang menggunakan kuesioner,
makna, dan kepribadian.
dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan
Perilaku komunikasi yang tampak disebut juga
statistik inferensial, sedangkan data hasil
overt behavior dan perilaku yang tidak tampak
penelitian yang diperoleh melalui wawancara,
disebut covert behavior. Perilaku baik yang tampak
digunakan sebagai pelengkap informasi untuk
maupun tidak tampak ada yang alami (innate) dan
pembahasan secara kualitatif.
ada yang operan (operant). Sebagian besar
perilaku manusia berupa perilaku operan, yakni
perilaku yang dibentuk atau dipelajari sedangkan 4. Hasil dan Pembahasan
perilaku alami berupa gerakan-gerakan refleks, Menurut perhitungan statistik, pengaruh
insting atau pembawaan yang berkaitan dengan faktor personal dan faktor situasional terhadap
kepribadian yang dibawa sejak lahir walaupun hal perilaku komunikasi penyuluh pertanian diperoleh
ini dapat diubah. Perilaku komunikasi sebagai sebesar 68.22 %. Hal ini menandakan adanya
bagian dari perilaku pada umumnya merupakan pengaruh yang besar dibandingkan pengaruh
aktivitas baik yang tampak maupun yang tidak lainnya yang hanya 31.78 %. Hasil pengujian ini
tampak dan bersifat operan. memberikan gambaran bahwa terdapat pengaruh
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan yang signifikan antara faktor personal dan faktor
konsep perilaku komunikasi yang lebih mendalam situasional terhadap perilaku komunikasi penyuluh

272 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

pertanian. Penelitian ini memperkuat teori yang pertanyaan dari petani. Berdasarkan pengamatan
dikemukakan oleh Kurt Lewin yang mengatakan peneliti, ketidakmampuan penyuluh tersebut,
bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil berkaitan tentang materi yang belum dikuasai oleh
interaksi diri individu dengan lingkungannya. penyuluh, sehingga petani tidak puas atas
Menurut Lewin, dalam kehidupannya, manusia jawaban penyuluh. Ketidakmampuan penyuluh
tidak dapat dipisahkan dari lingkungan tempat dia tersebut. disebabkan karena materi itu belum
berada. Manusia dan lingkungannya akan saling pernah diperolehnya pada waktu pelatihan.
mempengaruhi dalam rangka mencapai Keadaan seperti ini terjadi di Kabupaten Bandung
keseimbangan. Hal ini akan tercermin dalam tingkah dan Kabupaten Tasikmalaya. Pada dua kabupaten
lakunya. Dasar dari teori ini, menekankan pada life ini, sejak BIPP dibubarkan, pelatihan untuk para
space (lapangan kehidupan). Lapangan kehidupan penyuluh pertanian sangat jarang dilakukan. Hal
seseorang terdiri dari individu itu sendiri dan ini berbeda pada Kabupaten Indramayu yang
lingkungannya. Lingkungan di sini mempunyai arti selalu mengadakan pelatihan secara rutin dan
yang luas, yaitu segala sesuatu yang berada di terjadwal.
luar individu baik fisik maupun psikologis. Interaksi Kemampuan yang berbeda dari penyuluh
individu dengan lingkungan, akan mempengaruhi pertanian menyebabkan perbedaan pula pada
struktur kognitif individu sehingga memungkinkan perilakunya. Para penyuluh di Kabupaten
terjadinya perilaku tertentu. Dari pengalaman inilah Indramayu secara umum lebih banyak
frame of reference terbentuk sebagai dasar di dalam mendapatkan pelatihan secara rutin dan terjadwal.
dia berinteraksi lebih lanjut. Hal ini menyebabkan kemampuan mereka lebih
Berdasarkan wawancara dan pengamatan di baik Kemampuan yang ingin diketahui dalam
lapangan terungkap bahwa kedua faktor itu penelitian ini, antara lain, penguasaan penyuluh
memang berpengaruh terhadap perilaku tentang materi yang disampaikan, penguasaan
komunikasi penyuluh pertanian. Faktor personal tentang karakterisitik khalayak, penguasaan
memiliki sumbangan yang paling besar tentang bahasa.
dibandingkan dengan faktor situasional. Faktor Di tiga kabupaten yang diteliti, penguasaan
personal secara total berpengaruh sebesar 39.81 penyuluh tentang materi yang disampaikan cukup
% terhadap perilaku komunikasi penyuluh baik. Persoalan yang timbul adalah kadang-kadang
pertanian, sedangkan faktor situasional secara to- penyuluhan yang disampaikan tidak tepat
tal berpengaruh sebesar 28.41 % terhadap perilaku waktunya. Misalnya, pada waktu musim kemarau
komunikasi penyuluh pertanian. 2002, petani yang mengalami kekeringan maupun
Faktor personal yang terdiri dari kemampuan, kerugian akibat musim kemarau memperoleh
pengalaman, motif dan persepsi yang cukup baik bantuan dari pemerintah berupa benih untuk
dari penyuluh pertanian, dapat mengimbangi musim tanam selanjutnya, namun karena bantuan
keterbatasan sarana kerja dan status kelembagaan itu datang setelah musim tanam maka
penyuluhan. penyuluhanpun dilakukan pada saat bantuan itu
Dari jawaban responden, dapat dikemukakan datang.
bahwa aspek kemampuan yang merupakan bagian Di beberapa Kecamatan di Kabupaten
dari faktor personal mendapat nilai skor 66. Tasikmalaya seperti di Kecamatan Rajapolah,
Walaupun termasuk dalam kategori cukup baik. bantuan benih yang diberikan kepada petani, tidak
namun apabila dikaji secara khusus, terdapat item sesuai dengan keadaan lahan petani. Di sana,
yang menunjukkan ketidakmampuan penyuluh lahannya tadah hujan, benih yang diberikan
pertanian dalam hal untuk menjawab setiap seharusnya berumur pendek, tetapi yang diberikan
pertanyaan dari petani (item no. 34). Sebanyak 77 yang berumur panjang. Selain itu petani sudah
% petani menjawab kurang setuju, apabila mulai tanam, benih baru datang. Begitu juga di
penyuluh dianggap dapat menjawab setiap Kecamatan Cigalontang mayoritas lahan berada

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 273
di daerah perbukitan 700 meter diatas permukaan Dana dapat dikeluarkan lebih sedikit lagi, jika
laut, benih yang diberikan adalah varietas unggul penyuluh dapat secara bersama-sama
yang tidak cocok untuk daerah tersebut. menanggung pembelian majalah pertanian
Di Kabupaten Indramayu hal serupa terjadi, misalnya, yang kemudian dapat membacanya
benih padi yang diberikan tidak tepat waktu dan secara bergantian. Dengan demikian, pendapat
benih yang diberikan adalah Cisadane dan IR-64 penyuluh yang mengatakan bahwa dana
yang tidak begitu disukai petani karena rentan merupakan faktor penghambat untuk
terhadap wereng. meningkatkan kemampuannya, tidaklah tepat.
Mencermati kejadian-kejadian seperti itu, Ternyata yang paling penting adalah adanya
tampaknya pemerintah belum sepenuh hati kemauan untuk meningkatkan kemampuan dan
membantu kesulitan petani. Berkaitan dengan kreativitas untuk mengatasi hambatan dalam
kemampuan, di daerah penelitian, kelemahan yang meningkatkan kemampuan tersebut.
dirasakan petani adalah pengetahuan dan Pengalaman sebagai penyuluh dapat
kemampuan dalam hal pemasaran produksi. membentuk perilaku komunikasi mereka dalam
Mereka menginginkan pada waktu panen, harga melaksanakan tugas. Pengalaman yang cukup
tidak jatuh. Kelemahan ini belum bisa diatasi oleh dalam pelatihan misalnya, akan memudahkan
penyuluh karena penyuluh sendiri tidak mereka membuat program penyuluhan yang benar-
mempunyai kemampuan yang memadai untuk benar dibutuhkan petani, menerapkan metode
mengatasinya. Tentang masalah ini, selama penyuluhan yang tepat dan hasilnya dapat
penyuluhan masih tetap berorientasi pada dirasakan petani serta memiliki keterampilan-
peningkatan produksi pertanian dan penyuluhan keterampilan yang dibutuhkan. Pengalaman
tidak ikut mengarahkan pemasaran hasil-hasil penyuluh pertanian pada item nomor 2,
pertanian, maka sulit dikatakan bahwa penyuluhan mengungkapkan bahwa sebagian besar mereka (66
pertanian telah dapat meningkatkan kesejahteraan %), menyatakan lamanya waktu pelatihan tidak
petani. mencukupi untuk melaksanakan tugas
Kelemahan kemampuan dalam hal materi, juga penyuluhan. Hal ini berkaitan juga dengan
terlihat pada saat petani menanyakan hal baru yang kurangnya kemampuan mereka dalam menjawab
pernah dilihatnya di media televisi seperti tomat pertanyaan petani karena terbatasnya kesempatan
yang buahnya lebih besar daripada tomat biasa. untuk mendapatkan pelatihan. Metode penyuluhan
Sehubungan penyuluh belum mengetahui dan pun lebih banyak menggunakan pendekatan
belum menguasai tentang seluk-beluk tanaman kelompok dalam bentuk pertemuan, diskusi
tersebut, maka pertanyaan petani tersebut tidak kelompok dan demonstrasi. Padahal, berdasarkan
dapat dijawab. Hal ini tidak akan terjadi, apabila wawancara dengan petani, mereka lebih
penyuluh mendapatkan pelatihan-pelatihan secara membutuhkan kursus tani atau sekolah lapangan
rutin atau memperoleh informasi-informasi aktual karena dalam pertemuan dan sejenisnya, materi
dari media cetak sehingga dia dapat mengikuti yang diberikan dianggap sudah mereka kuasai dan
perkembangan dunia pertanian yang bermanfaat timbul rasa kejenuhan. Jika kursus tani atau sekolah
guna membantu petani. lapang, banyak menambah wawasan dan
Melihat upaya yang harus dilakukan ini, keterampilan yang sebelumnya minim sekali seperti
tampak bahwa penyuluh dituntut untuk pengetahuan tentang hama tanaman. Pengetahuan
meningkatkan kemampuannya dengan berbagai tentang hama, banyak diperoleh pada Sekolah
cara. Apabila mereka tidak mendapatkan pelatihan- Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SPLHT).
pelatihan yang memadai, masih bisa meningkatkan Gambaran tentang kemampuan penyuluh dan
kemampuan melalui berbagai media ataupun metode penyuluhan yang digunakan sebagaimana
literatur yang memerlukan dana lebih sedikit telah dijelaskan, menunjukkan bahwa gaya
dibandingkan ikut dalam pelatihan atau kursus. pelatihan perlu direvisi, tidak lagi terbatas pada

274 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

penyampaian pesan, tetapi mencoba untuk dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mereka
mengembangkan kreativitas enggan untuk mengadakan kunjungan secara
Keadaan petani umumnya, yang tinggal di terjadwal dan rutin ke petani.
pedesaan memiliki fasilitas sosial yang serba Aspek lain dari faktor personal adalah
kurang, keadaan sosial ekonomi yang tidak tinggi persepsi. Persepsi penyuluh tentang petani dan
dan tingkat pendidikan mereka yang umumnya program penyuluhan dapat dikategorikan cukup
rendah, semua ini merupakan persoalan yang baik dengan skor masing-masing 75. Sedangkan
dihadapi penyuluh di lapangan. Pengalaman persepsi penyuluh tentang kelembagaan
penyuluh dalam membantu mengatasi masalah penyuluhan memiliki nilai skor yang lebih rendah,
petani cukup baik, yaitu dalam hal memberi yaitu 57. Dari item yang memberi pernyataan
informasi yang dibutuhkan dan sebagai tentang lembaga penyuluhan memiliki kemampuan
penghubung atau jembatan penyaluran bantuan untuk meningkatkan kualitas penyuluh, 62 %
yang datang dari pemerintah maupun swasta. responden menjawab ketidaksetujuan mereka,
Motif merupakan kekuatan pendorong yang dengan rincian, kurang setuju 40 % dan 22 %
ada pada individu. Terdapat dua jenis kekuatan menyatakan tidak setuju. Item yang memberi
tersebut, yaitu kekuatan positif dan kekuatan pernyataan tentang lembaga penyuluhan
negatif (Krech, 1962: 69; Schiffman dan Kanuk 1994: memahami permasalahan yang dihadapi penyuluh,
97). mendapat jawaban yaitu 65 % menyatakan
Dalam hal motif yang menyangkut dana, ketidaksetujuannya, dengan rincian, 44 % kurang
mayoritas responden (58 %) menyatakan bahwa setuju dan 21 % menyatakan tidak setuju.
dukungan dana operasional penyuluhan yang Sedangkan item pernyataan tentang lembaga
mencukupi, dapat meningkatkan motif penyuluh penyuluhan menerima aspirasi petani yang
dalam melaksanakan tugas. Berdasarkan disampaikan melalui penyuluh, mendapat jawaban
wawancara dan pengamatan di lapangan, dapat 62 % responden menjawab ketidaksetujuan mereka,
diungkapkan bahwa dana operasional yang tidak dengan rincian, kurang setuju 40 % dan 22 %
memadai sebagai penyebab mereka enggan menyatakan tidak setuju.
mengadakan kunjungan secara terjadwal dan ru- Operasionalisasi konsep persepsi di
tin ke petani. Namun, hal ini terjadi di Kabupaten lapangan, menemukan bahwa penyuluh pertanian
Bandung dan Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan menganggap petani dapat mengerti, memahami,
di Kabupaten Indramayu tidak ditemui hal seperti dan mau melakukan apa yang dianjurkan dalam
itu. penyuluhan. Karena itu, penyuluh pertanian selalu
Hasil penelitian menunjukkan, secara umum memberikan motivasi ataupun dorongan kepada
motif penyuluh berada dalam kategori cukup baik. petani untuk semaksimal mungkin menggunakan
Namun, ada pernyataan yang termasuk dalam teknologi usaha tani yang dianjurkan sehingga
kategori kurang baik, yaitu menyangkut motif untuk keiinginan petani untuk memperoleh hasil yang
berprestasi seperti yang telah disebutkan di atas. berkualitas dapat terpenuhi. Dalam hal program
Para penyuluh pertanian masih mengandalkan penyuluhan, penyuluh beranggapan program
dana untuk keberhasilan melaksanakan tugasnya. penyuluhan yang ada, sesuai dengan keadaan,
Mereka kurang mempunyai dorongan yang kuat kebutuhan petani dan sesuai juga dengan tingkat
untuk mengatasi kekurangan dana. Jika mereka pengetahuan dan kemampuan petani. Oleh karena
mempunyai dorongan yang kuat, maka akan timbul itu penyuluhan yang dilaksanakan, telah
pemikiran-pemikiran kreatif untuk mengatasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi petani
masalah dana tersebut. untuk memenuhi kebutuhan petani.
Berdasarkan uraian konsep motif berprestasi, Namun berbeda dengan persepsi penyuluh
tampak bahwa para penyuluh belum dapat tentang petani dan program penyuluhan
mengendalikan ataupun mengatasi persoalan dana sebagaimana dijelaskan, hasil penelitian persepsi

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 275
penyuluh tentang kelembagaan penyuluhan berkesinambungan dan kebijaksanaan yang
kurang baik dibandingkan persepsi mereka tentang menciptakan kesempatan bagi penyuluh untuk
petani dan program penyuluhan. Hal ini disebabkan berkembang dan memberi penghargaan bagi
lembaga penyuluhan di Kabuapaten Bandung dan mereka yang menggunakan kesempatan tersebut
Kabupaten Tasikmalaya yang telah dilebur ke dengan efektif. Terkait dengan ini, seyogianyalah
dalam Dinas-Dinas itu, masih menganggap tugas lembaga penyuluhan mempunyai kemampuan
penyuluh tidak begitu penting. untuk meningkatkan kualitas penyuluh dan
Dalam wawancara dengan penyuluh memahami permasalahan yang dihadapi penyuluh.
terungkap bahwa pada saat seminar pertanian, Dalam penelitian ini dikaji pula pengaruh
Bupati Bandung pernah mengeluarkan pernyataan faktor situasional berupa status kelembagaan
tentang keberadaan penyuluh. Bupati mengatakan penyuluhan dan sarana kerja. Dari jawaban
bahwa ada atau tidak adanya penyuluh, tidak responden tentang pernyataan faktor situasional,
berpengaruh kepada petani. Petani tetap menanam secara umum dapat dikategorikan cukup baik
padi. Pernyataan ini menjelaskan ketidaktahuan dengan skor 72. Namun, pernyataan tentang,
Bupati Bandung tentang penyuluhan, dan lembaga penyuluhan dapat membangun satu
merupakan bahan evaluasi bagi penyuluh tentang kesatuan korps, satu kesatuan manajemen yang
keberadaannya di lapangan. Sikap seperti ini, membawa misi penyuluhan pertanian, mendapat
menyebabkan kurang pedulinya institusi tersebut jawaban, yaitu 64 % responden mengungkapkan
pada pembinaan sumberdaya penyuluh. ketidaksetujuan atas pernyataan tersebut dengan
Dampaknya persepsi penyuluh terhadap rincian:.kurang setuju 49 % dan tidak setuju atas
institusinya tidak begitu baik. pernyataan tersebut sebesar 15 %.
Kelembagaan penyuluhan berperan penting Berkaitan dengan membangun kesatuan
untuk mewujudkan fungsi penyuluhan yang, di korps, Siagian (1982: 72) mengemukakan bahwa
antaranya, sebagai penghubung antara petani tumbuh, berkembang, dan terpeliharanya
dengan pelayanan, informasi, dan pemasaran. semangat kerjasama yang harmonis dan mantap,
Konsekuensi dari fungsi ini, lembaga penyuluhan merupakan hal yang penting dalam suatu
hendaknya dapat menerima aspirasi petani melalui organisasi. Kerja sama ini dapat efektif apabila
aparat penyuluh. Aspirasi yang berkembang pada anggota organisasi tidak terpecah-pecah dalam
waktu penelitian, petani menginginkan pemasaran satuan tugas yang berbeda padahal subjeknya
hasil produksi dapat terjamin dengan harga wajar, sama dengan kegiatan yang relatif sama pula.
kemudian untuk meningkatkan mutu produksi, Dalam konsep perilaku komunikasi, Berlo
harga pupuk dapat terjangkau serta perlunya (1960: 49), menyatakan bahwa ketepatan
diperluas sekolah lapangan. Namun, aspirasi petani komunikasi yang dilakukan komunikator
tersebut belum banyak membuahkan hasil. Setiap dipengaruhi juga oleh lapisan sosial, dalam hal ini
panen raya petani selalu menghadapi harga yang organisasi tempat penyuluh pertanian bekerja. Sta-
rendah, harga pupuk tidak pernah turun sehingga tus organisasi penyuluhan yang dibubarkan,
terjangkau oleh petani. Hanya ada beberapa seperti di Kabupaten Bandung dan Kabupaten
sekolah lapangan yang ditambah pelaksanaannya. Tasikmalaya, memberikan dampak terhadap
Komunikasi dan motivasi merupakan faktor kesatuan korps penyuluhan. Mereka merasa
penting untuk menjaga kelangsungan fleksibilitas kehilangan induk dan hubungan antarpenyuluh,
kelembagaan penyuluhan. Kelembagaan dapat terutama hubungan kerja tidak lagi harmonis
mencapai berbagai tujuan dan kelompok sasaran karena penyuluh sudah terpecah ke dalam instansi-
melalui berbagai cara baru, jika kelembagaan bisa instansi.
berpacu dengan perkembangan baru di bidang Dalam kaitan dengan organisasi penyuluhan
pertanian. Hal ini menghendaki suatu program yang mandiri, Slamet (1992), mengatakan, program
perkembangan kelembagaan yang penyuluhan yang efektif dan efisien dapat

276 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

dikembangkan oleh tenaga-tenaga profesional di keahliannya. Pada situasi seperti ini, penyuluh
bidang penyuluhan pembangunan, dan hal ini yang mendapat pertanyaan tentang materi di luar
hanya dimungkinkan apabila program itu terwadahi keahliannya. Misalnya, penyuluh pangan
dalam suatu sistem kelembagaan penyuluhan dan mendapat pertanyaan tentang ternak. Penyuluh
pelaksanaannya didukung oleh tenaga-tenaga tersebut, walaupun mampu menjawab, dia tidak
profesional di bidang penyuluhan. Program akan melakukannya karena beranggapan ada
semacam itu, berdasarkan empiris, perlu dilandasi penyuluh lain yang lebih berwenang. Hal seperti
oleh kemauan politik yang kuat untuk menjamin ini merugikan petani karena dia harus menunggu
adanya kesepakatan semua pihak yang terkait penyuluh lain yang berwenang. Padahal, sejak
(Sumardjo, 1999: 33). awal, walaupun seorang penyuluh mempunyai latar
Dalam wawancara dengan beberapa belakang keahlian tertentu, dia juga diberi
penyuluh, terungkap bahwa mereka menginkan pengetahuan dan pelatihan tentang materi di luar
kembali adanya kesatuan korps penyuluhan, keahliannya. Hal ini dilakukan karena realitas petani
dengan cara membentuk organisasi penyuluhan di lapangan, tidak hanya menanam padi tetapi juga
yang baru semacam dinas atau kantor untuk wadah bertanam sayuran, memelihara ternak dan lain
mereka bersatu. Alasan yang mereka ajukan, selain sebagainya.
hubungan kerja antarpenyuluh tidak harmonis, Semua pertanyaan tentang sarana kerja yang
juga minimnya dana untuk program penyuluhan. tersedia, mendapat jawaban dalam kategori kurang
Bila dibentuk organisasi penyuluhan yang baru, baik, yaitu dengan skor 34. Hal ini menandakan
penyuluh dapat mencari sendiri peluang dana dari bahwa sarana kerja yang tersedia tidak memadai
pemerintah pusat. untuk melaksanakan tugas penyuluhan. Sarana
Mengenai dana ini, peneliti pernah kerja itu berupa sarana kerja berbentuk media
mewawancarai penyuluh pertanian di Kabupaten elektronik, media cetak, sarana transportasi ke
Indramayu yang bernaung pada Kantor Informasi lapangan, dan dana transportasi.
Penyuluhan Pertanian (KIPP). Mereka mengatakan, Hasil pengamatan di lapangan menemukan
memang ada dana bantuan penyuluhan dari bahwa sarana kerja yang tidak memadai ini
pemerintah pusat. Dana itu hanya diberikan kepada memberikan dampak terhadap perilaku komunikasi
penyuluh yang mempunyai wadah dalam suatu penyuluh, yaitu keengganan mereka untuk
organisasi penyuluhan. Selain dana penyuluhan, mengunjungi petani dengan alasan tidak adanya
pemerintah pusat juga memberikan majalah dana transportasi. Kenyataan ini sesuai dengan
penyuluh pertanian, tabloid pertanian, brosur, dan konsep perilaku organisasi yang dikemukakan oleh
leaflet. Sondang P. Siagian yang mengemukakan bahwa
Suatu organisasi penyuluhan yang dapat kondisi kerja dapat mempengaruhi perilaku
menghimpun semua penyuluh pertanian dari anggota organisasi. Kondisi kerja ini meliputi
berbagai sektor seperti yang telah dilakukan tersedianya sarana kerja yang memadai (Siagian,
sebelumnya (BIPP), dapat lebih memokuskan pro- 1982: 64). Penelitian Herzberg juga memperkuat hasil
gram-program kerja, sehingga kinerja penyuluh pengamatan diatas. Herzberg menyebutkan bahwa
lebih optimal. Selain itu, memudahkan petani untuk kondisi kerja yang tidak memadai menyebabkan
berhubungan dengan penyuluh karen semua ketidakpuasan kerja (Stoner, 1996: 144).
penyuluh dari berbagai sektor yang berada di Beban kerja penyuluh pertanian pada tiga
tingkat kecamatan, berkantor di tempat yang sama kabupaten yang diteliti, tidak sebanding dengan
yaitu di BPP (Balai Penyuluh Pertanian). sarana kerja yang ada, terutama sarana transportasi.
Keuntungan lain, penyuluh dapat leluasa Jumlah penyuluh sangat terbatas, sementara
menjawab pertanyaan petani tentang materi di luar jumlah desa banyak dan sarana serta dana
keahliannya, sepanjang dia mampu. Hal ini berbeda transportasi sangat terbatas. Misalnya, Kabupaten
jika penyuluh sudah terkotak-kotak sesuai Tasikmalaya yang memiliki 151 penyuluh pertanian

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 277
harus melayani petani di 348 desa, atau rata-rata komunikasi penyuluh pertanian.
seorang penyuluh melayani dua sampai tiga desa. (b) Faktor situasional berpengaruh terhadap
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten perilaku komunikasi penyuluh pertanian. Adanya
Tasikmalaya, setiap penyuluh pertanian harus pegaruh ini, ditunjukkan oleh besarnya koefisien
mampu bekerja untuk luas lahan 1.874 hektar. jalur yang mempengaruhi perilaku komunikasi
Kondisi seperti ini menyebabkan intensitas penyuluh pertanian.
komunikasi penyuluh pada petani tidak maksimal. (c) Faktor personal dan faktor situasional secara
Padahal, intensitas komunikasi merupakan hal bersama-sama maupun secara terpisah
penting untuk mencapai keberhasilan berpengaruh terhadap perilaku komunikasi
penyampaian pesan. Krech dkk (1962: 20), penyuluh pertanian. Dalam penelitian ini, faktor
menjelaskan bahwa pada dasarnya kognisi personal penyuluh pertanian lebih dominan
individu terorganisir secara selektif. Hanya mempengaruhi perilaku komunikasinya
informasi yang menonjol saja yang mendapat dibandingkan dengan faktor situasional. Dengan
perhatian. Informasi yang kurang menonjol atau demikian, aspek kelembagaan penyuluhan dan
kurang tingkat intensitasnya, kurang mendapat sarana kerja bukanlah kendala yang paling
tanggapan dari kognisi. Dengan penjelasan itu, menentukan terjadinya perilaku komunikasi
tampak bahwa kondisi sarana kerja yang tidak penyuluh yang positif untuk mencapai
memadai berpengaruh terhadap intensitas keberhasilan penyuluhan. Faktor personal
komunikasi yang dilakukan penyuluh. penyuluh yang meliputi kemampuan,
pengalaman, motif, dan persepsilah yang paling
Sarana kerja penyuluhan merupakan juga me-
menentukan perilaku komunikasi penyuluh yang
dia penyuluhan. Dalam proses komunikasi pada
positif untuk tercapainya keberhasilan
penyuluhan, diperlukan media penyuluhan, yaitu
penyuluhan.
saluran yang dapat menghubungkan penyuluh,
(3) Di bidang pertanian, banyak dan beragamnya
materi penyuluhan dan petani yang memerlukan
informasi yang diperoleh, dapat memberi
penyuluhannya. Pada keadaan seperti ini, baik
keuntungan, baik bagi pengetahuan penyuluh
petani maupun penyuluh akan melakukan
maupun keuntungan usaha bagi petani. Pada
komunikasi dua arah.
tiga kabupaten yang diteliti, aksesibilitas
penyuluh dan petani terhadap informasi
5. Kesimpulan dan Saran
pertanian masih didominasi oleh komunikasi in-
5.1 Kesimpulan terpersonal. Akses informasi pertanian terhadap
media cetak dan media elektronik, baik penyuluh
(1) Secara umum, hasil penelitian ini
maupun petani sangatlah minim. Berdasarkan
mengungkapkan bahwa ada interaksi antara
penemuan di lapangan seperti yang telah
faktor personal dengan faktor situasional.
dijelaskan, dapat digambarkan bahwa, baik
Kedua faktor tersebut mempengaruhi perilaku
sistem komunikasi maupun akses terhadap
komunikasi penyuluh pertanian. Dalam
informasi pertanian masih bersifat tradisional,
penelitian ini, terungkap bahwa faktor personal
belum memanfaatkan teknologi komunikasi yang
penyuluh pertanian lebih dominan
berkembang pesat saat ini.
mempengaruhi perilaku komunikasinya
dibandingkan dengan faktor situasional. 5.2 Saran
(2) Pengujian terhadap hipotesis penelitian,
memberikan hasil sebagai berikut: 5.2.1 Saran Gunalaksana
(a) Faktor personal berpengaruh terhadap (1) Faktor personal penyuluh sebagai faktor
perilaku komunikasi penyuluh pertanian. dominan dalam menumbuhkan perilaku
Kenyataan ini ditunjukkan oleh besarnya komunikasi penyuluh pertanian yang
koefisien jalur yang mempengaruhi perilaku diharapkan, memerlukan pembinaan motivasi

278 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006


Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005

agar mereka bisa berperan lebih positif. Hal ini donesia dengan menambah unsur budaya
dapat ditempuh, antara lain, melalui pelatihan setempat.
pembinaan motivasi untuk meningkatkan 2) Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
prestasi. Selain itu, perlu juga peningkatan Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
pelatihan kemampuan, bukan saja dari aspek penelitian sejenis dengan metode kualitatif
teknis pertanian, tetapi lebih banyak kepada yang sesuai dengan aspek teoretis maupun
aspek social engineering dan menyediakan metodologis untuk menganalisis permasalahan
anggaran penyuluhan yang memadai serta yang ada dalam penelitian ini.
adanya kepastian karier fungsional penyuluh.
(2) Faktor situasional berupa program pada
kelembagaan penyuluhan, masih cenderung Daftar Pustaka
bersifat sentralistik. Karena itu, perlu
Asngari, Pang S. 1996. Komunikasi, Informasi dan
desentralisasi kelembagaan penyuluhan
Edukasi dalam Penyuluhan. Bogor: Fakultas
sampai ke tingkat desa sehingga
Peternakan IPB.
pendekatannya tidak lagi cenderung ke top
down dan farmer last, tetapi sudah menjadi Berlo, David. K. 1960. The Process of Communica-
bottom up dan farmer first. Dengan demikian, tion. New York: Holt, Rinehart and Winston,
penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus Inc.
berawal dari kebutuhan dan keputusan petani. Chaplin C.P. 1993. Dictionary of Psychology.
(3) Perilaku komunikasi penyuluh pertanian yang Terjemahan Kartono Kartini Kamus Lengkap
berkaitan dengan intensitas komunikasi Psikologi. Jakarta: Raja G. Persada.
dengan petani, materinya masih menekankan
perlunya meningkatkan produk usaha tani dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
kurang memperhatikan pendapatan atau Bandung. 2000. Laporan Tahunan Tahun
keuntungan, sehingga seringkali petani 2000.
memperoleh produk yang tinggi namun Emmert, Philip.1989. Measurement of Communi-
keuntungan sedikit atau malah rugi. Oleh cation Behavior. New York: Longman Inc.
karena itu, sudah saatnya sekarang
memperhatikan dan memperhitungkan dengan Krech, David, Richard S. Crutchfield dan Egerton
baik masalah pendapatan dan keuntungan itu. Ballachey. 1962. Individual in Society. Tokyo:
Konsekuensinya penyuluh pertanian harus McGraw Hill Kogakusha.
berorientasi dirinya ke arah agribisnis. Mereka Pusat Dinamika Pembangunan Universitas
harus banyak belajar dan mengembangkan Padjadjaran dan Kanwil Departemen Pertanian
prinsip-prinsip dan teknologi-teknologi yang Provinsi Lampung. 2000.Reformasi
berkaitan dengan agribisnis. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian dalam
Meningkatkan Kinerja Program BIMAS.
5.2.2 Saran Teoretis Bandung.
1) Mengingat penelitian keberhasilan Rakhmat, Jalaluddin. 1991. Psikologi Komunikasi.
penyuluhan dari dimensi komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
khususnya psikologi komunikasi sangat
kurang dibandingkan dengan penelitian Sampson, Edward E, 1976. Social Psychology and
keberhasilan penyuluhan dari dimensi Contemporary Society. Toronto: John Wiley
kebijakan dan ekonomi atau faktor-faktor and Sons, Inc.
produksi, maka penelitian ini Schiffman. Leon G dan Leslie Lazar kanuk. 1994.
merekomendasikan bahwa perlu dilakukan Consumer Behavior. London: Prentice Hall
penelitian yang sama pada daerah lain di In- International.

Andy Corry Wardhani. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Komunikasi Penyuluhan.. 279
Siagian, Sondang P. 1982. Organisasi, Stoner, James A. dkk. 1996. Manajemen. Jakarta:
Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. Prenhallindo.
Jakarta: Gunung Agung.
Sumantri, Suryana. 2001. Perilaku Organisasi.
Slamet, R. Margono. 1992. Perspektif Ilmu Bandung: Universitas Padjadjaran.
Penyuluhan Pembangunan Menyongsong
Era Tinggal Landas, dalam Penyuluhan Sum ar djo.1999. “Tr a nsfor ma si Model
Pembangunan di Indonesia Menyongsong Pen yul uh a n Per ta ni a n Men uju
Abad XXI. ed. Hubeis, dkk. Jakarta: Pustaka Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus
Pembangunan Swadaya Nusantara. di Provinsi Jawa Barat). Disertasi”. Bogor:
Program Pascasarjana IPB.

280 M EDIATOR, Vol. 7 No.2 Desember 2006

Anda mungkin juga menyukai