DOSEN PENGAMPU :
DEPARTEMEN
SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
IPB UNIVERSITY
2022
ABSTRAK
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya dimana
kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan
keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan bisa menjadi sarana
kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak
mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan.Sebagai sarana
kebijakan hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang mendanai jasa
penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen penyuluhan pertanian
harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kompetensi petani.
Penelitian ini dilakukan melalui metode studi literatur, dengan membaca berbagai bahan bacaan
dan kemudian hasil studi ini disimpulkan menjadi konsep-konsep yang akan dibahas pada laporan
ini hingga selesai.
ABSTRACT
HIDAYAT NUR ALiM. Analyzing the Role of Agricultural Extension on Farmer Productivity.
Supervised by HERU PURWANDARI and HILDA NURUL HIDAYATI.
Agricultural extension is non-formal education for farmers and their families where activities in
expert knowledge and skills from field extension workers to farmers and their families take place
through a teaching and learning process. Extension can be an effective policy tool to encourage
agricultural development in situations where farmers are unable to achieve their goals due to
limited knowledge and insight. As a policy tool only if it is in line with the interests of the
government or organizations that fund extension services to achieve the goals of these farmers.
More than 500,000 agricultural extension agents must play a very important role in increasing
the competency of farmers. This research was conducted through the method of literature study,
by reading various reading materials and then the results of this study were summarized into
concepts that will be discussed in this report to completion.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Metode Penulisan 2
BAB 2 RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA 3
BAB 3 ANALISIS DAN SINTESIS 6
3.1 Sampah Rumah Tangga 6
3.2 Pengelolaan Sampah melalui bank sampah 6
3.3 Partisipasi Masyarakat Desa dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 7
BAB 4 KESIMPULAN 8
DAFTAR PUSTAKA 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya
dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada petani
dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan bisa menjadi sarana
kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani
tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan.Sebagai
sarana kebijakan hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang
mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani tersebut. Lebih dari 500.000 agen
penyuluhan pertanian harus memainkan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan
kompetensi petani. Mereka juga diharapkan memainkan peranan baru, seperti memperkenalkan
pertanian yang berkelanjutan yang menuntut ketrampilan.Kebanyakan agen penyuluhan
bernaung dibawah organisasi resmi seperti departemen (pemerintah), perguruan tinggi, atau
perusahaan komersil lainnya. Keberhasilan yang diperoleh dari struktur organisasi dan gaya
kepemimpinan yang disepakati bersama ternyata sangat mempengaruhi efektifitas penyuluhan.
Istilah produktifitas secara ekonomis menggambarkan suatu perbandingan antara keluaran dan
masukan (Rutkauskas dan Paulaviciene, (2005)). Olaoye (1985) mengungkapkan bahwa
produktivitas itu sebagai suatu konsep yang dapat ditinjau dari dua dimensi, yakni
produktivitas faktor total (TFP) dan produktivitas parsial. Bentuk hubungan pada produktivitas
digambarkan sebagai hubungan antara produksi output dan indeks dari gabungan input
(khususnya tenaga kerja, barang modal, dan sumber alam). Secara konseptual, pengukuran
produktivitas suatu usaha ekonomi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu produktivitas
parsial atau partial factor productivity dan produktivitas faktor total atau multi factor
productivity. Produktivitas parsial adalah produksi rata-rata dari suatu faktor produksi yang
diukur sebagai hasil bagi total produksi dan total penggunaan suatu faktor produksi. Jika faktor
produksi yang digunakan lebih dari satu jenis, maka konsep produktivitas yang lebih banyak
digunakan adalah produktivitas faktor total (Maulana, 2004). Produktivitas faktor total atau
multi factor productivity didefinisikan sebagai rasio indeks hasil produksi dengan indeks total
faktor produksi (input). Chamber dalam Simatupang(1996) menyatakan bahwa produktivitas
total faktor produksi adalah ukuran kemampuan seluruh jenis faktor produksi sebagai satu
kesatuan faktor produksi agregat dalammenghasilkan output secara keseluruhan (output
agregat). Hubungan antara petani dan penyuluh adalah terkait dalam bagaimana penyuluh
dapat merubah tingkat pengetahuan,keterampilan, dan sikap petani dan keluarganya menjadi
mandiri. Sehubungan dengan itu, menurut Azhar (2010) bahwa level kepuasan dari petani dan
penyuluh terhadap Kinerja penyuluh, yaitu terdapat hubungan penting. Selanjutnya, menurut
Muslihat (2015), semakin tinggi kemampuan maka levelnya akan lebih tinggi kemampuan
eksekutif tanggung jawabnya.
ii
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produktivitas petani
2. Apa peningkatan produktivitas berhubungan dengan kesejahteraan petani
3. Apa kendala penyuluh pertanian ketika di lapangan
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penulisan
Penelitian ini dilakukan melalui metode studi literatur, dengan membaca berbagai bahan
bacaan dan kemudian hasil studi ini disimpulkan menjadi konsep-konsep yang akan dibahas pada
laporan ini hingga selesai. Literatur yang dikumpulkan dari berbagai sumber penelitian berkaitan
dengan migrasi. Kumpulan literatur kemudian disintesis menjadi sebuah tulisan ilmiah.
2
BAB II
RINGKASAN ANALISIS PUSTAKA
Jurnal ke-1
S2
3
Judul : Peran Penyuluh Pertanian terhadap Tingkat Produksi Usahatani Jagung
Tahun : 2021
Jenis Pustaka : Artikel Online
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Novianda Fawaz Khairunnisa, Zumi Saidah, Hepi Hapsari, Eliana
Wulandari
Nama Editor :
Judul Buku :
Kota dan Penerbit :
Nama Jurnal : Jurnal Penyuluhan
Volume (edisi), Hal : Vol. 17 (02) 2021: 113-125
Alamat URL : https://doi.org/10.25015/17202133656
Tanggal Unduh :
Jurnal ke-2
S2
4
Judul : Peran Penyuluh Pertanian terhadap Produksi Padi Sawah di Kabupaten
Tasikmalaya
Tahun : 2021
Jenis Pustaka : Artikel Online
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Ristina Siti Sundari, Dona Setia Umbara, Reny Hiidayati, Budhi Wahyu
Fitriadi
Nama Editor :
Judul Buku :
Kota dan Penerbit :
Nama Jurnal : Agriekonomika
Volume (edisi), Hal : Volume 10, Nomor 1, 2021
Alamat URL : https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v10i1.9962
Tanggal Unduh :
Jurnal ke-3
S2
5
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Peran penyuluh pertanian terhadap peningkatan produktivitas petani
Sebagai mahluk social, manusia tidak bisa lepas dari manusia lain di sekelilingnya. Begitu
juga dalam melalukan kegiatan dalam hidupnya. Seperti petani yang membutuhkan petani lain
dalam proses bertaninya sehingga membentuk kelompok untuk memudahkan dan melancarkan
tujuan bertaninya. Dengan hadirnya penyuluh pertanian, maka kelompok petani ini akan semakin
terlihat dinamikanya untuk mencapai tujuan usaha taninya. Suatu kelompok tani menjadi solid
jika didukung dengan pengelolaan yang baik. Salah satu provinsi dengan jumlah produksi padi
sawah paling tinggi di Indonesia adalah Provinsi Jawa Barat, tetapi produksi padi sawah di
Provinsi Jawa Barat dari tahun 2015-2019 mengalami fluktuasi. Berkurangnya luas lahan
berbanding lurus dengan menurunnya produksi padi sawah. Dengan demikian peran penyuluh
menjadi lebih penting untuk mengefektifkan produksi padi sawah dengan meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, inovasi dan teknologi. Kegiatan penyuluhan kepada petani di
Pancatengah diduga belum terlaksana secara efektif, belum mampu meningkatkan produksi padi
sawah (Sundari et al. 2021).
Peran penyuluh sebagai konsultan terdiri dari tiga indikator yaitu sebagai konsultan yang
membantu memecahkan masalah dan memberikan pengetahuan pertanian yang unggul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, penyuluh berpesan kepada petani jika budidaya
yang dilakukan petani masih belum benar dan tidak memberikan keuntungan yang maksimal.
Selain itu, penyuluh membantu petani memecahkan masalah terkait budidaya jagung dan
memberikan informasi kepada petani tentang keuntungan dan manfaat budidaya yang cocok dan
sesuai dengan musim, kondisi tanah dan hama di wilayah studi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Sadono (2008), penyuluhan pertanian memiliki lembar penyuluhan. Tugasnya adalah membantu
para petani agar dapat membantu mereka mengatasi masalah yang mereka hadapi dengan baik
dan memuaskan serta meningkatkan taraf hidup mereka. Penelitian Keluarga dkk. (2017)
mengemukakan bahwa penyuluh bersama-sama berkonsultasi dengan kelompok tani untuk
mencari jalan keluar dari kendala yang dihadapi petani.
Sektor pertanian sebagai sektor primer dapat memberikan kontribusi langsung terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rumah tangga petani. Tergantung pada tingkat
pendapatan pertanian dan surplus yang dihasilkan oleh sektor itu sendiri. Selain kesejahteraan
utama dari rumah tangga petani. merupakan salah satu faktor terpenting (Sari, 2014).
Kemiskinan petani disebabkan oleh banyak hal seperti kebijakan pemerintah yang tidak tepat,
pendekatan dan format program yang tidak sesuai dengan kepentingan rumah tangga miskin.
Program pemerintah cenderung berbasis proyek saja dan terdapat penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Kondisi lain yang mempersulit rumah tangga miskin untuk menyesuaikan
program pemerintah adalah bahwa program tersebut hanya dinikmati oleh elit desa dan
kerabatnya yang relatif mampu secara ekonomi (Masithoh, 2009). Keberhasilan pembangunan
membutuhkan partisipasi aktif semua kelompok sosial, dengan asumsi bahwa masyarakat
pedesaan memiliki lebih dari sekedar uang atau tenaga untuk diinvestasikan dalam proses
pembangunan. Mereka memiliki ide, keterampilan manajemen, pemahaman teknis dan
keterampilan organisasi untuk dikembangkan. Mereka dianggap mitra di atas kelompok sasaran
"penerima atau lebih buruk ".
Dalam pertanian marjinal dan pertanian pada umumnya, keberlanjutannya sebagian besar
dipastikan dengan strategi kelangsungan hidup yang berbeda, yang terkait erat dan merupakan
bagian dari struktur rumah tangga dari tipe keluarga tipikal secara khusus berfokus pada peluang
6
yang ditawarkan oleh diversifikasi, yang menunjukkan kemungkinan pentingnya kegiatan baru
untuk kelangsungan hidup banyak petani. Implementasi strategi nya sangat ditentukan oleh
ketersediaan modal dalam rumah tangga dari penduduk. rumah Oleh karena itu, pekerjaan di luar
pertanian seringkali merupakan strategi yang paling terjangkau tidak hanya untuk bertahan hidup
rumah tangga, tetapi juga untuk menambah pendapatan yang dibutuhkan untuk kegiatan
pertanian (Meert, 2005). Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, diperlukan kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai perspektif yang mendukung
peningkatan sektor pertanian dan non pertanian. Selain itu, juga diperlukan kebijakan harga
komoditas yang sesuai diterima oleh petani dengan pembangunan pertanian berkelanjutan dan
dipandu oleh lingkungan bisnis non-pertanian yang lebih menguntungkan sehingga ekonomi
pertanian mendapat manfaat dari tenaga kerja, lahan dan jumlah yang terbatas. modal (Sugiarto,
2008). Jika tidak, tidak berarti modernisasi sistem pertanian dan berbagai kebijakan turunannya
yang sesuai dengan kesejahteraan petani. karena ternyata modernisasi sistem dan model produksi
pertanian juga mengubah struktur hubungan produksi. Modernisasi yang diikuti dengan
rasionalisasi struktur hubungan produksi menyebabkan model hubungan produksi tradisional
menjadi komunal dan resiprokal. setiap gaji dan individu. Oleh karena itu, biaya produksi tinggi.
Hal ini menyebabkan produktivitas tinggi akibat modernisasi sistem pertanian, yang gagal
mengubah tingkat kesejahteraan secara signifikan.
1. Partisipasi Petani
Dari hasil wawancara penyuluh pertanian bahwa kendala penyuluh dalam melakukan
kegiatan penyuluhan dalam budidaya kopi adalah partisipasi petani. Sementara
berpartisipasi dalam penyuluhan petani, hanya 60% berpartisipasi dalam, menunjukkan
bahwa partisipasi dalam pertemuan dan kegiatan masih rendah karena urgensi orang dan
pekerja harian, lebih dari adalah prioritas. kelompok dampingan, penyuluh. Hal ini karena
sebagian besar dari . orang bekerja di bidang pertanian.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyuluh pertanian dikenal sebagai salah satu pemeran penting dalam dunia
pertanian. Penyuluhan pertanian sebagai Pendidikan non formal bagi para petani dengan
kegiatannya dalam memperkuat pengetahuan dan keterampilan petani. Melalui jurnal-jurnal
yang dipercaya, dapat disimpulkan bahwa peranan penyuluh pertanian sangat penting dalam
perkembangan pertanian. Peran penyuluh sebagai konsultan terdiri dari tiga indikator yaitu
sebagai konsultan yang membantu memecahkan masalah dan memberikan pengetahuan
pertanian yang unggul. Modernisasi yang diikuti dengan rasionalisasi struktur hubungan
produksi menyebabkan model hubungan produksi tradisional menjadi komunal dan
resiprokal. setiap gaji dan individu. Oleh karena itu, biaya produksi tinggi. Hal ini
menyebabkan produktivitas tinggi akibat modernisasi sistem pertanian, yang gagal
mengubah tingkat kesejahteraan secara signifikan. Namun kegiatan penyuluhan pertanian
mendapat hambatan yakni partisipasi petani yang rendah dan sarana prasarana yang
terbataas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Sundari RS, Umbara DS, Hidayati R, Fitriadi BW. 2021. Peran Penyuluh Pertanian terhadap
Produksi Padi Sawah di Kabupaten Tasikmalaya. Agriekonomika. 10(1):59–67.
doi:10.21107/agriekonomika.v10i1.9962.
Sari, Dian Komala, dkk. 2014. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani
Jagung di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan . JIIA,Volume 2, no. 1, Januari 2014.
Masithoh, Siti., dkk. 2009. Dimensi Kepentingan dalam Pengembangan Kelembagaan Pangan Lokal :
Studi Kasus Program Aksi Mandiri Pangan di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat, Kabupaten
Klaten, Propinsi Jawa Tengah.Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia.
Agustus 2007, p. 259-272.
Meert, H., et. All. 2005. Farm Household Survival Strategies and Diversification on Marginal Farms.
Journal of Rural Studies 21 (2005) 81 – 97.
Sugiarto.2008. Analisa Tingkat Kesejahteraan Petani Menurut Pola Pendapatan dan Pengeluaran di
Perdesaan. Makalah Seminar Nasional Dinamika Pembangunan Pertanian dan Perdesaan :
Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani. Bogor, 19 Nopember 2008.