Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KOMUNIKASI KELOMPOK ORGANISASI KEPEMIMPINAN

REVIEW JURNAL DAN ANALISIS


“PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI
KABUPATEN SUMBAWA BARAT.”

Dosen Pengampu: Dr. Lintar Brillian Pintakami, SP., MP

Disusun Oleh:

RAHMANUDIN SUKMA WIJAYA 225040107113010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
PSDKU UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEDIRI
2023
Kata pengantar

Puji dan syukur atas rahmat dan karunianya yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
karena atas kasih dan nikmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur yang berupa
makalah dengan judul “pengaruh kepemimpinan, kompetensi dan motivasi kerja terhadap
kinerja penyuluh pertanian di kabupaten sumbawa barat” dengan tepat waktu, ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas matakuliah komunikasi organisasi kelompok dan
kepemimpinan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Lintar Brilian
Pintakami, SP., MP selaku dosen pengampu Mata Kuliah Komunikasi Kelompok, Organisasi,
dan Kepemimpinan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Akhir kata, Penulis mengucapkan Terima kasih.

Kediri, 22 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 10
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar belakang
Kepemimpinan adalah suatu tindakan yang dimana untuk membuat suatu keputusan
dalam organisasi ataupun kelompok yang diharapkan keputusan tersebut adalah keputusan
yang berdampak baik serta kepemimpinan ialah suatu sifat atau gaya yang dimiliki oleh
seseorang untuk memgatur, mengelola dan memimpin kumpulan individu yang memiliki
tujuan yang sama. Menurut Theodore Herbert (1981) Kepemimpinan sebagai proses,
seperangkat aktifitas yang memudahkan kelompok mencapai tujuan dan Kepemimpinan
menurut R.D Agarwal (1982) Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain untuk
mengarahkan kemauan dan usaha untuk mencapai tujuan pimpinan. Dalam hubungan
dengan organisasi, kepemimpinan terletak pada mempengaruhi usaha individu dan
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi secara optimal.

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dari satu pihak kepada
pihak lainnya sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Komunikasi dapat dilakukan
secara lisan atau nonverbal.

Konflik adalah segala macam bentuk hubungan antara manusia yang mengandung sifat
berlawanan. Menurut Wirawan (2009) mendefinisikan konflik sebagai proses pertentangan
yang diekspresikan di antara dua pihak atau lebih yang saling tergantung mengenai objek
konflik, menggunakan pola perilaku dan interaksi konflik yang menghasilkan keluaran
konflik.

Sektor Pertanian memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam meningkatkan
perekonomian bangsa. Sektor pertanian merupakan sumber bahan pangan menjadi
kebutuhan pokok masyarakat. Kegiatan usaha tani tanaman pangan di sektor pertanian
merupakan penyedia lapangan kerja utama bagi petani, serta menjadi penopang dan
mendukung pendapatan nasional yang tinggi. Peranan sektor pertanian ini dapat
dioptimalkan apabila kekayaan sumber daya alam Indonesia diimbangi dengan sumber
daya alam Indonesia diimbangi dengan sumber daya manusia pertanian yang handal dan
berkualitas didalamnya. Apabila kedua aspek tersebut bisa dimaksimalkan, maka petani
menjadi sejahtera dan perekonomian tanah air yang akan berkembang.

Pertanian di Indonesia mempunyai masalah yang sangat beragam termasuk di


Kabupaten Sumbawa Barat. Salah satunya adalah rendahnya pengetahuan, sikap, prilaku,
keterampilan dan akses informasi, serta kondisi daya saing yang dimiliki para petani. Selain
itu pemanfaatan teknologi untuk membantu pekerjaan petani masih kurang. Masalah-
masalah tersebut menyebabkan rendahnya produktivitas serta pendapatan usaha tani.
Setelah terbitnya Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah segalah
urusan yang berhubungan dengan penyuluhan pertanian menjadi kewenangan daerah
termasuk ketenagaan dan sarana prasaran penyuluhannya yang dulunya menjadi
kewenangan pemerintah pusat.

1
Penyuluh pertanian harus mempunyai pengetahuan yang luas terutama pada hal
komunikasi, manajemen konflik serta memiliki gaya kepemimpinan. Penyuluhan pertanian
di Kabupaten Sumbawa Barat melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk mempengaruhi
sikap, perilaku, keterampilan dan pengetahuan petani untuk memperbaiki usahatani
mereka, sehingga mereka dapat melaksanakan usaha taninya sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi baru serta tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai petani dan tidak
menjual lahan sawahnya. Kegiatan penyuluhan pertanian ini dilakukan oleh penyuluh
pertanian. Penyuluh pertanian juga diharapkan mampu berperan penting dalam
meningkatkan kapasitas petani. Untuk mengoptimalkan efisiensi kerja penyuluh pertanian,
banyak faktor yang dapat diperhatikan agar mereka dapat menjalankan tugas dan fungsinya
dengan baik. Menurut Gibson et al (2008), faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain
kemampuan kepemimpinan, kompetensi dan motivasi. Menurut Kusnadi (2003:64)
menyatakan bahwa kinerja adalah setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan atau
tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan atau target tertentu.

Kinerja penyuluh tidak terlepas dari kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing
penyuluh pertanian tersebut. Kompetensi adalah seperangkat nilai, perilaku, kebijakan,
pengelolaan yang dinamis dan struktur yang digunakan oleh orang-orang dalam bekerja
secara efektif dengan melibatkan secara sistematis konsumen, stakeholder dan masyarakat
(Harmon, 2009:65). Kompetensi merupakan modal awal dari dalam diri penyuluh pertanian
yang harus dimiliki untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang diberikan untuk
dilaksanakan secara optimal dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang diberikan kepadanya sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Berdasarkan berbagai penjabaran di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa variabel
kepemimpinan dan kompetensi dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja penyuluh
pertanian secara tidak langsung memalui variabel motivasi. Selain itu juga sebagaimana
yang dijelaskan bahwa faktor kepemimpinan, kompetensi dan motivasi dapat
mempengaruhi secara langsung variabel kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten
Sumbawa Barat. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh
Kepemimpinan, Kompetensi dan Motivasi kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di
Kabupaten Sumbawa Barat”

1.2 Rumusan masalah


Dari latar belakang yang telah dituliskan maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Gaya Kepemimpinan yang digunakan penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa
Barat
2. Pendekatan Komunikasi yang digunakan penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa
Jawa Barat
3. Sumber Konflik yang terjadi oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa
Barat
4. Manajemen konflik oleh pemimpin baik model penyelesaian maupun peran yang
dilakukan penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa Barat.

2
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui gaya kepemimpinan apa yang digunakan oleh penyuluh pertanian di
Kabupaten Sumbawa Jawa Barat
2. Dapat mengetahui pendekatan komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian di
Kabupaten Sumbawa Jawa Barat
3. Dapat mengetahui sumber konflik yang muncul atau terjadi pada penyuluh pertanian di
Kabupaten Sumbawa Jawa Barat
4. Dapat mengetahui manajemen konflik yang digunakan oleh pemimpin dalam
melakukan penyelesaian konflik ataupun peran yang dilakukan oleh penyuluh pertanian
di Kabupaten Sumbawa Jawa Barat.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 REVIEW JURNAL
Berikut merupakan hasil review jurnal yang berjudul “pengaruh kepemimpinan,
kompetensi dan motivasi kerja terhadap kinerja penyuluh pertanian di kabupaten sumbawa
barat”
Judul PENGARUH KEPEMIMPINAN,
KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PENYULUH
PERTANIAN DI KABUPATEN
SUMBAWA BARAT

Nama Jurnal JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)

VOL/HAL Volume 6, Hal (8411-8416)

Tahun 2023

Penulis Hasan Basri1, Ahmad Yamin, Geatriana


Dewi

Reviewer Rahmanudin Sukma Wijaya

Tanggal 20 Oktober 2023

Tujuan Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui :


1. Mengetahui pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi penyuluh
2. Mengetahui Pengaruh kompetensi
terhadap motivasi penyuluh
3. Mengetahui pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja penyuluh
4. Mengetahui pengaruh kompetensi
terhadap kinerja penyuluh
5. Mengetahui pengaruh motivasi
terhadap kinerja penyuluh

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 56 responden


penyuluh pertanian di kabupaten Sumbawa
Jawa Barat

Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan


metode Kuantitatif berdasarkan analisis
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan wawancara kepada
responden dengan menggunakan kuisioner.
Adapun jumlah responden dalam penelitian
ini berjumlah 56 orang tehnik pengambilan

4
sampel pada penelitian ini yaitu dengan
tehnik sampling jenuh (sensus) artinya
bahwa seluruh anggota populasi penelitian
akan dipilih menjadi sampel. Penelitian ini
menggunakan analisis jalur (path analysis)
yang diolah dengan SPSS 25. Hasil yang
didapatkan pada penelitian ini adalah
kepemimpinan dan kompetensi secara
langsung berpengaruh signifikan terhadap
motivasi, masing-masing sebesar 9,1 % dan
10,1% dengan nilai signifikan 0,021 dan
0,016 (< 0,05). Motivasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja 6,4% dan nilai
signifikan 0,039 (< 0,05).

Hasil dan Pembahasan 1. Hasil pengujian analisis jalur


menunjukkan bahwa kepemimpinan
seorang koordinator penyuluh
pertanian berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi
penyuluh pertanian di Kabupaten
Sumbawa Barat. Hal ini dibuktikan
dari nilai pengaruh sebesar 0,091 atau
9,1 % yang dianggap signifikan
dimana dari hasil uji t sebesar 0,021
Lebih kecil dari 0,05
2. Hasil pengujian analisis jalur
menunjukkan bahwa kompetensi
berpengaruh secara signifikan
terhadap motivasi. Hal ini dibuktikan
dari nilai pengaruh sebesar 0,101
Atau 10,1 % yang dianggap
signifikan dimana dari hasil uji t
sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05.
Kompetensi berupa pengetahuan,
akan terjadi tidak timbulnya motivasi
kerja dari para pekerja dan
ketidakpercayaan pada organisasi
yang menyebabkan penurunan
organisasi dalam memecahkan
permasalahan. Sebaliknya apabila
kompetensi ditingkatkan maka dapat
menimbulkan motivasi kerja pada
pekerja.
3. Hasil pengujian analisis jalur
menunjukkan bahwa kepemimpinan
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan
dari nilai pengaruh sebesar 0,171 atau

5
17,1 yang dianggap signifikan
dimana dari hasil uji t sebesar 0,02
Lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan
hasil pengujian analisis jalur
menunjukkan bahwa kepemimpinan
mempengaruhi kinerja baik secara
langsung maupun tidak langsung
melalui motivasi. Hal ini juga
mengindikasikan bahwa dalam
melaksakan tugas dan pekerjaan
penyuluh pertanian Sumbawa Barat,
akan termotivasi apabila
kepemimpinan yang diterapkan oleh
seorang penyuluh pertanian sesuai
dengan harapan dan keinginan
penyuluh. Ketika penyuluh merasa
cocok dengan pola dan sistem
kepemimpinan yang diterapkan
koordinator penyuluh maka penyuluh
akan termotivasi untuk bekerja
dengan serius dan sungguh-sungguh
serta berusaha meningkatkan
kinerjanya
4. Hasil pengujian analisis jalur
menunjukkan bahwa motivasi
berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan
dari nilai pengaruh sebesar 0,064 atau
6,4 % yang dianggap signifikan
dimana dari hasil uji t sebesar 0,039
lebih kecil dari 0,05.
5. Motivasi seseorang berawal dari
kebutuhan, keinginan dan dorongan
untuk bertindak demi tercapainya
kebutuhan atau tujuan. Hasil ini
menandakan seberapa kuat dorongan,
usaha, intensitas, dan kesediaannya
untuk berkorban demi tercapainya
tujuan.

Kekurangan Kekurangan yang terdapat pada jurnal


“PENGARUH KEPEMIMPINAN,
KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PENYULUH
PERTANIAN DI KABUPATEN
SUMBAWA BARAT” meliputi:
1. Pada jurnal seharusnya peneliti dapat
memaparkan pertanyaan apa saja
yang ada pada kuisionernya

6
2. Terdapat bagian dimana penulis
melakukan kesalahan penulisan,
seperti:
a. “......niali r hitung lebih kecil
dari nilai..”. Seharusnya kata
“nilali” ditulis “nilai”
b. “…Untuk mengelolah
organisasai dengan baik…”
seharusnya kata
“mengelolah” ditulis
mengelola
c. “…stakeholder…”
seharusnya ditulis
“stakeholder”

Kelebihan Kelebihan yang terdapat pada jurnal


“PENGARUH KEPEMIMPINAN,
KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PENYULUH
PERTANIAN DI KABUPATEN
SUMBAWA BARAT” meliputi:
1. Walau penulis masih banyak
mengalami salah penulisan, tetapi
penggunaan bahasa yang digunakan
oleh penulis mudah dipahami oleh
pembaca.
2. Penulis mampu memaparkan dengan
baik dan juga jelas setiap komponen
dalam pembahasannya.
3. Dalam jurnal penulis memaparkan
data data variable nya dalam bentuk
tabel
4. Dalam jurnal ini terdapat saran yang
diberikan oleh penulis.

Kesimpulan Pada bagian kesimpulan penulis menjelaskan


bahwa berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data dapat disimpulkan :
1. Kepemimpinan berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap motivasi penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat hal
ini di tunjukan dengan hasil analisis
penelitian dengan nilai yang signifikan
sebesar 0,021 < 0,05.
2. Kompetensi berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap motivasi penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
tunjukan dengan hasil analisis dengan nilai
signifikan sebesar 0,016 < 0,05.
3. Kepemimpinan berpengaruh secara positif

7
dan signifikan terhadap kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
tunjukan dengan hasil analisis dengan nilai
signifikan sebesar 0,002 < 0,05.
4. Kompetensi berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
tunjukan dengan hasil analisis dengan nilai
signifikan sebesar 0,048 < 0,05.
5. Motivasi berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
tunjukan dengan hasil analisis dengan nilai
signifikan sebesar 0,039 < 0,05.

2.2.1 Analisis Jurnal


2.2.2 Gaya Kepemimpinan yang digunakan penyuluh pertanian di Kabupaten
Sumbawa Jawa Barat
Gaya kepemimpinan yang baik dan efisien adalah Ketika dijalankan sesuai fungsi dan
tujuannya. Gaya kepemimpinan secara umum terdapat 3 yaitu:
1. Gaya kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang memiliki kriteria atau ciri
yang selalu menganggap organisasi sebagai milik pribadi, arogan, mengidentikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
2. Leise Faire Kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otokratis.
Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin biasanya menunjukkan perilaku yang
pasif dan seringkali menghindar diri dari tanggung jawab.
3. Demokratis adalah gaya kepemimpinan yang memiliki karakteristik sebagai berikut,
menganggap bawahan sebagai makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dalam kepentingan dan tujuan
pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari
bawahan; selalu berusaha menjadikan bawahannya sukses dan berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadi sebagai pemimpin.
Dalam jurnal yang berjudul “PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPETENSI DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN
SUMBAWA BARAT”. gaya kepemimpinan yang digunakan adalah demokratis karena
dibuktikan dengan tingginya pengaruh motivasi yang dapat mempengaruhi kinerja penyuluh
sehingga merasa ingin bisa mencapai hasil yang diharapkan.

2.2.3 Pendekatan Komunikasi yang digunakan penyuluh pertanian di Kabupaten


Sumbawa Jawa Barat
Pendekatan komunikasi yang dilakukan penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa
Jawa Barat menggunakan pendekatan persuasif. Pendekatan persuasif sendiri
merupakan proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan
tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada
definisi ini 'ajakan' atau 'bujukan' adalah tanpa unsur ancaman paksaan, (Burgon &

8
Huffner, 2002). Menurut Putri (2016) Pada perspektif komunikasi, terdapat
komunikasi persuasif, yakni komunikasi yang bersifat mempengaruhi audience atau
komunikannya, sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
komunikator. Komunikasi persuasif merupakan sebagai perilaku komunikasi yang
mempunyai tujuan mengubah keyakinan, sikap atau perilaku individu atau kelompok
lain melalui transmisi beberapa pesan.
2.2.4 Sumber konflik yang terjadi oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa
Jawa Barat
Sumber konflik yang terjadi oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa
Barat yaitu mulai dari kurangnya sarana prasarana dalam mendukung kegiatan
penyuluhan serta banyak penyuluh beralih jabatan dari jabatan fungsional penyuluh
pertanian menjadi pejabat struktural, minimnya anggaran peningkatan kapasitas bagi
tenaga penyuluh sehingga berpengaruh pada peningkatan motivasi kerja penyuluh
pertanian dalam melakukan pendampingan kegiatan penyuluhan kepada petani di
kabupaten Sumbawa barat.
2.2.5 Manajemen konflik oleh pemimpin, baik model penyelesaian maupun
peran yang dilakukan oleh penyuluh pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa
Barat
Manajemen konflik dan model penyelesaiaan masalah yang dialami oleh penyuluh
pertanian di Kabupaten Sumbawa Jawa Barat adalah dengan cara pendampingan petani
sebagai upaya pembelajaran agar mampu mengakses informasi teknologi, permodalan,
pasar dan informasi lain sesuai kebutuhan. Pendampingan dan pengawalan terhadap
petani hadir melalui kegiatan penyuluhan pertanian sehingga membantu petani dalam
meningkatkan produksi usaha taninya, yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup
mereka melalui pelaksanaan penyuluhan pertanian. Pengawalan dan pendampingan
petani selama proses penyuluhan dalam mengubah pemikiran dan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka di bidang pertanian untuk
memberdayakan petani dengan memposisikan diri sebagai mitra, kesetaraan bagi petani
untuk berbuat baik, hidup layak dan menjadi pengelolah sendiri.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peran penyuluh pertanian sangat penting dalam mendampingi petani untuk
mengarahkan serta memberi tahu apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan, namun
sebelum bertujuan kepada petani, penyuluh pertanian harus dapat mengelola dan
memimpin dirinya dalam hal pendekatan, komunikasi serta informasi, sehingga Ketika
hal hal tersebut tercapai maka hambatan dari penyuluh sebelum bersasaran kepada
petani sudah teratasi.
Penyuluhan pertanian menjadi kewenangan daerah termasuk ketenagaan dan
sarana prasaran penyuluhannya yang dulunya menjadi kewenangan pemerintah pusat,
hal itu diharapkan agar segala kebutuhan untuk penyuluh pertanian bisa terpenuhi,
sehingga petani juga dapat menerima dampak yang baik.

10
Daftar Pustaka
Nawawi, A. (2022). Modul Pembelajaran Kepemimpinan.
URLhttps://fisip.umsu.ac.id/2023/08/07/komunikasi-adalah-pengertian-jenis-dan-tujuannya/
Irawati, D. (2007) ‘Manajemen konflik sebagai upaya meningkatkan kinerja teamwork dalam
organisasi’, Segmen Jurnal Manajemen Bisnis, 2(2), pp. 15–27.
Putri, P. K. (2016). Aplikasi pendekatan-pendekatan persuasif pada riset komunikasi
pemasaran: iklan melibatkan penciptaan dan penerimaan pesan komunikasi persuasif
mengubah perilaku pembelian. Jurnal The Messenger, 8(1), 1-16.
Marlina, L. (2013). Tipe-tipe kepemimpinan dalam manajemen pendidikan. Ta'dib: Jurnal
Pendidikan Islam, 18(02), 215-227.
Siagian, Sondang P. 2002. Kepemimpinan Organisasi dan Perilaku Administrasi.
Jakarta; Gunung Agung. Sihabudin. 2016. Pengaruh Kompetensi dan Kompensasi Terhadap
Motivasi Kerja di PT Hamatetsu Indonesia.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Kreatif. Suryana, Dede. 2008. Pengaruh Kepemimpinan dan
Pengembangan Karir terhadap Motivasi Kerja: Kasus Karyawan PT. Indodarma
Synthetic Tbk.
Suryana, Nia Kurniasih. 2021. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian. Universitas Borneo
Tarakan. Kalimantan Utara

11
Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi dan Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di
Kabupaten Sumbawa Barat
Hasan Basri1, Ahmad Yamin2, Geatriana Dewi3
1,2,3Universitas Teknologi Sumbawa, Indonesia

E-mail: rionksb8@gmail.com, ahmad.yamin@uts.ac.id,


gheatriana.dewi@uts.ac.id

Article Info Abstract

1
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober 2023
Article History This study has the objectives of (1) Knowing the effect of leadership on instructor
Received: 2023-08-12 (8411-8416)
motivation (2) Knowing the effect of competence on extension instructor motivation
Revised: 2023-09-15
(3) Knowing the influence of leadership on the performance of extension workers (4)
Published: 2023-10-
04 to determine the effect of competence on the performance of extension officers (5) to
determine the effect of motivation on the performance of extension officers. This type
of research is using a quantitative method based on descriptive analysis. Data
Keywords:
Leadershi;
collection was carried out by conducting interviews with respondents using a
Competence; questionnaire. The number of respondents in this study amounted to 56 people. The
Motivation; sampling technique in this study was the saturated sampling technique (census),
Performance; meaning that all members of the study population would be selected as samples. This
Agricultural
Extension.
study used path analysis processed with SPSS 25. The results obtained in this study
were that leadership and competence directly had a significant effect on motivation,
respectively 9.1% and 10.1% with significant values of 0.021 and 0.016 (<0.05).
Leadership has a significant effect on performance both directly and indirectly through
motivation with a total influence of 17.1% and a significant value of 0.02 (<0.05),
competence has a significant effect on performance with a total influence of 7.4%
with a significant value of 0.048 (<0 , 05). Motivation has a significant effect on
performance of 6.4% and a significant value of 0.039 (<0.05).
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap
Diterima: 2023-08-12 motivasi penyuluh (2) Mengetahui Pengaruh kompetensi terhadap motivasi penyuluh
Direvisi: 2023-09-15
Dipublikasi: 2023-10-04 (3) mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja penyuluh (4) mengetahui
pengaruh kompetensi terhadap kinerja penyuluh (5) mengetahui pengaruh motivasi
terhadap kinerja penyuluh. Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode
Kata kunci:
Kepemimpinan Kuantitatif berdasarkan analisis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
; Kompetensi; melakukan wawancara kepada responden dengan menggunakan kuisioner. Adapun
Motivasi; jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 56 orang tehnik pengambilan
Kinerja; sampel pada penelitian ini yaitu dengan tehnik sampling jenuh (sensus) artinya bahwa
Penyuluh Pertanian.
seluruh anggota populasi penelitian akan dipilih menjadi sampel. Penelitian ini
menggunakan analisis jalur (path analysis) yang diolah dengan SPSS 25. Hasil yang
didapatkan pada penelitian ini adalah kepemimpinan dan kompetensi secara
langsung berpengaruh signifikan terhadap motivasi, masing-masing sebesar 9,1 %
dan 10,1% dengan nilai signifikan 0,021 dan 0,016 (<0,05). Kepemimpinan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui motivasi dengan total pengaruh 17.1% dan nilai signifikan 0,02
(<0,05), kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja dengan total pengaruh
7,4 % dengan nilai sgnifikan 0,048 (< 0,05). Motivasi berpengaruh signifikan terhadap
I. PENDAHULU kinerja 6,4% dan nilai signifikan 0,039 (< 0,05).
AN dioptimalkan apabila kekayaan sumber daya
Sektor Pertanian memiliki peranan sangat alam Indonesia diimbangi dengan sumber daya
penting dan strategis dalam meningkatkan alam Indonesia diimbangi dengan sumber daya
perekonomian bangsa. Sektor pertanian merupa- manusia pertanian yang handal dan berkualitas
kan sumber bahan pangan menjadi kebutuhan didalamnya. Apabila kedua aspek tersebut bisa
pokok masyarakat. Kegiatan usaha tani tanaman dimaksimalkan, maka petani menjadi sejahtera
pangan di sektor pertanian merupakan penyedia dan perekonomian tanah air yang akan
lapangan kerja utama bagi petani, serta menjadi berkembang.
penopang dan mendukung pendapatan nasional Meskipun memiliki peranan penting, namun
yang tinggi. Peranan sektor pertanian ini dapat pertanian di Indonesia mempunyai masalah yang

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 2
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
penyuluhan 2023 pertanian
(1-6) ini dilakukan oleh
sangat beragam termasuk di Kabupaten
penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian juga
Sumbawa Barat. Salah satunya adalah rendahnya
diharapkan mampu berperan penting dalam
pengetahuan, sikap, prilaku, keterampilan dan
meningkatkan kapasitas petani.
akses informasi, serta kondisi daya saing yang
Untuk mengoptimalkan efisiensi kerja
dimiliki para petani. Selain itu pemanfaatan
penyuluh pertanian, banyak faktor yang dapat
teknologi untuk membantu pekerjaan petani
diperhatikan agar mereka dapat menjalankan
masih kurang. Masalah-masalah tersebut
tugas dan fungsinya dengan baik. Menurut Gibson
menyebabkan rendahnya produktivitas serta
et al (2008), faktor yang mempengaruhi kinerja
perndapatan usaha tani.
antara lain kemampuan kepemimpinan,
Setelah terbitnya Undang-Undang No 23Tahun
kompetensi dan motivasi. Menurut Kusnadi
2014 tentang pemerintah daerah segalah urusan
(2003:64) menyatakan bahwa kinerja adalah
yang berhubungan dengan penyuluhan pertanian
setiap gerakan, perbuatan, pelaksanaan, kegiatan
menjadi kewenangan daerah termasuk
atau tindakan yang diarahkan untuk mencapai
ketenagaan dan sarana prasaran penyuluhannya
tujuan atau target tertentu.
yang dulunya menjadi kewenangan pemerintah
Kinerja penyuluh tidak terlepas dari
pusat. Hal ini juga menimbulkan banyak
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing
permasalahan di tingkat penyuluh mulai dari
penyuluh pertanian tersebut. Kompetensi adalah
sarana prasarana dalam mendukung kegiatan
seperangkat nilai, perilaku, kebijakan, penge-
penyuluhan serta banyak penyuluh beralih
lolaan yang dinamis dan struktur yang digunakan
jabatan dari jabatan fungsional penyuluh
oleh orang-orang dalam bekerja secara efektif
pertanian menjadi pejabat struktural, minimnya
dengan melibatkan secara sistematis konsumen,
anggaran peningkatan kapasitas bagi tenaga
stekholder dan masyarakat (Harmon, 2009:65).
penyuluh sehingga berpengaruh pada
Kompetensi merupakan modal awal dari dalam
peningkatan motivasi kerja penyuluh pertanian
diri penyuluh pertanian yang harus dimiliki
dalam melakukan pendampingan kegiatan
untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan yang
penyuluhan kepada petani di kabupaten
diberikan untuk dilaksanakan secara optimal dan
Sumbawa barat.
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
Berdasarkan masalah tersebut diperlukan
tanggung jawabnya yang diberikan kepadanya
cara dari pemerintah baik pusat maupun daerah
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
berupa pendampingan petani sebagai upaya
Berdasarkan berbagai penjabaran di atas,
pembelajaran agar mampu mengakses informasi
penulis menarik kesimpulan bahwa variabel
teknologi, permodalan, pasar dan informasi lain
kepemimpinan dan kompetensi dapat digunakan
sesuai kebutuhan. Pendampingan dan penga-
untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian
walan terhadap petani hadir melalui kegiatan
secara tidak langsung memalui variabel motivasi.
penyuluhan pertanian sehingga membantupetani
Selain itu juga sebagaimana yang dijelaskan
dalam meningkatkan produksi usaha taninya,
bahwa faktor kepemimpinan, kompetensi dan
yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup
motivasi dapat mempengaruhi secara langsung
mereka melalui pelaksanaan penyuluhan
variabel kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten
pertanian. Pengawalan dan pendampingan petani
Sumbawa Barat. Dengan demikian penelitian ini
selama proses penyuluhan dalam mengubah
bertujuan untuk menganalisis pengaruh
pemikiran dan meningkatkan pengetahuan,
Kepemimpinan, Kompetensi dan Motivasi kerja
keterampilan dan sikap mereka di bidang
Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian di
pertanian untuk memberdayakan petani dengan
Kabupaten Sumbawa Barat”
memposisikan diri sebagai mitra,kesetaraan bagi
petani untuk berbuat baik, hidup layak dan
II. METODE PENELITIAN
menjadi pengelolah sendiri.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni
Penyuluhan pertanian di Kabupaten Sumbawa
2023 sampai dengan Agustus 2023 di Kabupaten
Barat melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk
Sumbawa Barat. Dalam Penelitian ini mengguna-
mempengaruhi sikap, perilaku, keterampilan dan
kan pendekatan kuantitatif adalah penggukuran
pengetahuan petani untuk memperbaiki
data kuantitatif melalui perhitungan ilmiah
usahatani mereka, sehingga mereka dapat
berasal dari pengumpulan data dilakukan dengan
melaksanakan usaha taninya sesuai dengan
menggunakan kuesioner kepada penyuluh,
perkembangan ilmu dan teknologi baru serta
populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah
tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai petani
dengan metode sampling non probability
dan tidak menjual lahan sawahnya. Kegiatan

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 3
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
sampling dan teknik pengambilan sampel dengan Tabel2023
2. Pengaruh
(1-6) Kompetensi (X2)
teknik sampling jenuh (sensus), Analisis data terhadap Motivasi (Y1)
dengan metode kuantitatif berdasarkan analisis
deskriftif. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif
berdasarkan analisis kuantitatif dan konsep-
konsep terkait kepemimpinan, motivasi dan
kompetensi terhadap kinerja Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) di Kelompok Fungsional
Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Tabel 3. Bentuk Tabel Kepemimpinan (X1)
Kabupaten Sumbawa Barat. terhadap Kinerja (Y2)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini
menggunakan uji validitas Pearson Product
Moment dengan ketentuan jika nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel, maka butir
Tabel 4. Pengaruh Kompetensi (X2) terhadap
kuesioner tersebut valid. Sebaiknya, jika niali
Kinerja (Y2)
r hitung lebih kecil dari nilai r tabel, maka butir
kuesioner tersebut tidak valid. Nilai r tabel
pada penelitian ini menggunakan taraf
signifikan 5 % yaitu sebesar 0,361.

B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini meng- Tabel 5. Pengaruh Motivasi (Y1) terhadap
gunakan Cronbach Alpha dengan ketentuan Kinerja (Y2)
jika nilai Cronbach Alpha atau r hitung lebih
besar dari r tabel, maka butir kuesioner
tersebut reliabel. Nilai r tabel pada penelitian
ini menggunakan taraf signifikasi 5% yaitu
sebesar 0,361. Diketahui bahwa seluruh
variabel penelitian memiliki nilai Cronbach
Alpha di atas r tabel, yaitu variabel Berdasarkan hasil perhitungan analisis
kepemimpinan 0,668 > 0,361, variabel jalur diatas, didapatkan bahwa total pengaruh
kompetensi 0,476 > 0,361, variabel motivasi variabel Kepemimpinan (X1) terhadap variabel
0,667 > 0,361 dan variabel kinerja 0,841 > kinerja (Y2) adalah sebesar 17,1 % dengan
0,361. Oleh karena itu, seluruh butir rincian pengaruh langsung sebesar 14,4 % dan
pertanyaan tersebut dapat dipakai sebagai pengaruh tidak langsung sebesar 2,7 %. Total
kuesioner penelitian karena telah teruji pengaruh variabel kompetensi (X2) terhadap
reabilitasnya. variabel kinerja (Y2) adalah sebesar 7,4 %
Dengan rincian pengaruh langsung sebesar 5,5
C. Analisis Jalur
% dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,9
Tabel 1. Pengaruh Kepemimpinan (X1) %Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
terhadap Motivasi (Y1) kepemimpinan dan kompetensi
mempengaruhi kinerja melaluimotivasi.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis
jalur di atas, variabel bebas yang mempunyai
pengaruh paling kuat terhadap variabel
motivasi (Y1) adalah variabel kepemimpinan
(X1) dan kompetensi (X2) masing-masing
sebesar 9,1 % dan 10,1 %. Sedangkan variabel
bebas yang mempunyai pengaruh langsung
paling kuat terhadap variabel kinerja (Y2)

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 8413
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
adalah variabel kepemimpinan (X1) yaitu nilai sig. lebih
2023 besar daripada nilai alpha
(1-6)
sebesar 14,4 %. Dan variabel bebas yang (0,048 >0,05) yang artinya signikan
mempunyai pengaruh paling kuat terhadap sehingga H4 diterima. Demikian dapat
variabel kinerja (Y2) melalui variabel motivasi disimpulkan kompetensi berpengaruh
(Y1) adalah variabel kepemimpinan (X1) yaitu signifikan terhadap kinerja.
sebesar 2,7 %. 5. Pengaruh Variabel Motivasi (Y1) terhadap
Variabel Kinerja (Y2)
Tabel 6. Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat
Variabel Variabel Nilai
Keteranga untuk mengujian variabel motivasi (Y1)
Bebas Terikat Signifikan
n terhadap variabel kinerja (Y2) bahwa
X1 Y1 . 0,021 Signifikan
diperoleh nilai sig. sebesar 0,039. Karena
X2 Y1 0,016 Signifikan
X1 Y2 0,002 Signifikan
nilai sig. lebih kecil daripada nilai alpha
X2 Y2 0,048 Signifikan (0,039 < 0,05) yang artinya signifikan
Y1 Y2 0,039 Signifikan sehingga H5 diterima. Dengan demikian
dapat disimpulkan motivasi berpengaruh
1. Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) signifikan terhadap kinerja.
terhadap Variabel Motivasi (Y1)
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat Hasil pengujian analisis jalur menunjukkan
untuk pengujian variabel kepemimpinan bahwa kepemimpinan seorang koordinator
(X1) terhadap variabel motivasi (Y1) bahwa penyuluh pertanian berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi penyuluh
diperoleh nilai sig. sebesar 0,021. Karena
nilai sig. lebih kecil daripada nilai alpha pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat. Hal
(0,021 < 0,05) yang artinya signifikan ini dibuktikan dari nilai pengaruh sebesar
sehingga H1 diterima. Dengan demikian 0,091 atau 9,1 % yang dianggap signifikan
dapat disimpulkan kepemimpinan ber- dimana dari hasil uji t sebesar 0,021 Lebih kecil
dari 0,05.
pengaruh signifikan terhadap motivasi.
Peran kepemimpinan seorang koordinator
2. Pengaruh Variabel Kompetensi (X2) penting dibutuhkan bagi penyuluh pertanian
terhadap Variaabel Motivasi (Y1) pertanian Kabupaten Sumbawa Barat, karena
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat dengan adanya penjelasan mengenai cara
untuk pengujian variabel kompetensi (X2) kerja, pengawasan terhadap pekerjaan, dan
terhadap variabel motivasi (Y1) bahwa dukungan terhadap bawahan membuat
diperoleh nilai sig. sebesar 0,016. Karena motivasi penyuluh dalam bekerja meningkat.
nilai sig. lebih kecil daripada nilai alpha Kepemimpinan yang bersifat memuji dan
(0,016 < 0,05) yang artinya signifakan penuh perhatian sangat dibutuhkan ketika
sehingga H2 diterima. Dengan demikian dalam situasi kerja yang memungkinkan
dapat disimpulkan kompetensi ber- dalam tekanan, konflik dalam peranan, konflik-
pengaruh signifikan terhadap motivasi. konflik individu atau tugas yang sangat
3. Pengaruh Variabel Kepemimpinan (X1) membosankan maupun terlalu memelahkan
terhadap Variabel Kinerja (Y2) bawahannya.
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat Hasil pengujian analisis jalur menunjukkan
untuk pengujian variabel kepemimpinan bahwa kompetensi berpengaruh secara
(X1) terhadap variabel kinerja (Y2) bahwa signifikan terhadap motivasi. Hal inidibuktikan
diperoleh nilai sig sebesar 0,002. Karena dari nilai pengaruh sebesar 0,101 Atau 10,1 %
nilai sig. lebih kecil daripada nilai alpha yang dianggap signifikan dimana dari hasil uji t
(0,002 < 0,05) yang artinya signifikan sebesar 0,016 lebih kecil dari 0,05. Kompetensi
sehingga H3 diterima. Dengan demikian berupa pengetahuan, akan terjadi tidak
dapat disimpulkan kepemimpinan timbulnya motivasi kerja dari para pekerja dan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja. ketidakpercayaan pada organisasi yang
menyebabkan penurunan organisasi dalam
4. Pengaruh Variabel Kompetensi (X2) memecahkan permasalahan. Sebaliknya
terhadap Variabel Kinerja (Y2) apabila kompetensi ditingkatkan maka dapat
Berdasarkan tabel 23 dapat dilihat menimbulkan motivasi kerja pada pekerja.
untuk pengujian variabel kompetensi (X2) Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terhadap variabel kinerja (Y2) bahwa sebelumnya yang dilakukan oleh
diperoleh nilai sig. sebesar 0,048. Karena

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 8414
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
Sihabudin (2016:38) bahwa variabel dari nilai pengaruh
2023 (1-6) sebesar 0,064 atau 6,4 %
kompetensi mempunyai pengaruh yang positif yang dianggap signifikan dimana dari hasil uji
dan signifikan terhadap motivasi kerja yang t sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05.
dimiliki oleh para pekerja. Motivasi seseorang berawal darikebutuhan,
Hasil pengujian analisis jalur menunjukkan keinginan dan dorongan untuk bertindak demi
bahwa kepemimpinan berpengaruh secara tercapainya kebutuhan atau tujuan. Hasil ini
signifikan terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan menandakan seberapa kuat dorongan, usaha,
dari nilai pengaruh sebesar 0,171 atau 17,1 intensitas, dan kesediaannya untuk berkorban
yang dianggap signifikan dimana dari hasil uji demi tercapainya tujuan. Apabila pengorbanan
t sebesar 0,02 Lebih kecil dari 0,05. sudah diberikan dengan maksimal, maka
Berdasarkan hasil pengujian analisis jalur tujuan yang dihasilkan akan sesuai dengan
menunjukkan bahwa kepemimpinan mem- harapan. Hasil pengelitian ini sesuai dan
pengaruhi kinerja baik secara langsung sejalan dengan teori yang telah dikemukakan
maupun tidak langsung melalui motivasi. Hal oleh Notoatmodjo (2009:125) dan Robbins
ini juga mengindikasikan bahwa dalam (2003:74), bahwa motivasi merupakan
melaksakan tugas dan pekerjaan penyuluh prediktor dalam meningkatkan kinerja atau
pertanian Sumbawa Barat, akan termotivasi produktivitas kerja pegawai.
apabila kepemimpinan yang diterapkan oleh
seorang penyuluh pertanian sesuai dengan IV. SIMPULAN DAN SARAN
harapan dan keinginan penyuluh. Ketika A. Simpulan
penyuluh merasa cocok dengan pola dan Sesuai dengan hasil analisis pengaruh
sistem kepemimpinan yang diterapkan kepemimpinan, kompetensi, dan motivasikerja
koordinator penyuluh maka penyuluh akan terhadap kinerja penyuluh pertanian di
termotivasi untuk bekerja dengan serius dan Kabupaten Sumbawa Barat, untuk itu dapat
sungguh-sungguh serta berusaha meningkat- ditarik kesimpulan sebagai berikut:
kan kinerjanya. 1. Kepemimpinan berpengaruh secara positif
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan signifikan terhadap motivasi penyuluh
yang sampaikan dalam tulisannya oleh Siagian pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat
(2002:3) adalah kepemimpinan memiliki hal ini di tunjukan dengan hasil analisis
peran yang sangat penting dalam pengelolaan penelitian dengan nilai yang signifikan
organisasai menjadi berhasil dalam sebesar 0,021 < 0,05. Hasil penelitian ini
menyelenggarakan segala aktivitas dalam sejalan dengan teori yang dikemukakan
hubungannya memotivasi para pegawainya oleh Robbins (2003:172), bahwa
yang mempengaruhi kinerjanya. Hasil kepemimpinan menjadi efektif karena
pengaruhnya membuat motivasi mereka
pengujian analisis jalur menujukkan bahwa
yang positif;
kompetensi tidak berpengaruh secara
2. Kompetensi berpengaruh secara positif
signifikan terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan
dan signifikan terhadap motivasi penyuluh
dari nilai pengaruh sebesar 0,074 atau 7,4 %
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
yang dianggap signifikan dimana dari hasil uji
tunjukan dengan hasil analisis dengan
t sebesar 0,048 lebih besar dari 0.05.
nilai signifikan sebesar 0,016 < 0,05. Hasil
Kinerja yang baik dari seorang penyuluh penelitian ini mendukung penelitian
pertanian merupakan harapan bagi setiap sebelumnya yang dilakukan oleh
organisasi penyuluhan. Dengan memiliki sihabudin (2016:38) bahwa variabel
penyuluh yang memiliki kinerja yang baik, kompetensi mempunyai pengaruh yang
maka sebuah organisasi dapat dengan mudah positif dan signifikan terhadap motivasi
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. kerja yang dimiliki oleh para pekerja;
Kompetensi merupakan aksi nyata dalam 3. Kepemimpinan berpengaruh secara positif
bekerja, dimana tindakan tersebut terapkan dan signifikan terhadap kinerja penyuluh
penyuluh untuk menyelesaikan pekerjaan pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di
mereka diwilayah kerja penyuluh pertanian tunjukan dengan hasil analisis dengan
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05. Hasil
sesuai kinerja yang diharapkan. penelitian ini mendukung penelitian
Hasil pengujian analisis jalur menunjukkan suryana (2008:136), bahwa
bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan kepemimpinan berperan sebagai faktor
terhadap kinerja. Hal ini dibuktikan penting untuk

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 8415
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
mempengaruhi kinerja orang lain dan umum, 2023pengalaman
(1-6) dalam organisasai
memberikan sinergi yang kuat demi dan penga- mbilan keputusan untuk
tercapainya tujuan; meningkatkan motivasi dan kinerja
4. Kompetensi berpengaruh secara positif karyawan.
dan signifikan terhadap kinerja penyuluh 4. Motivasi kerja penyuluh tidak dapat
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di diabaikan oleh pimpinan, karena semakin
tunjukan dengan hasil analisis dengan tingginya motivasi kerjanya maka semakin
nilai signifikan sebesar 0,048 < 0,05. Hasil baik pula kinerja karyawan atau pegawai.
penelitian ini sejalan dengan teori yang Diharapkan kepadapemimpin dapat mem-
dikemukakan oleh wirawan (2009:9) berikan semangat dan motivasi kepada
bahwa kompetensi memiliki pengaruh penyuluh pertanian.
terhadap kinerja; 5. Untuk peneliti selanjutnya, disasarankan
5. Motivasi berpengaruh secara positif dan untuk mengembangkan penelitian lebih
signifikan terhadap kinerja penyuluh lanjut pada variabel lain yang diduga
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat di memepengaruhi kinerja, misalnya
tunjukan dengan hasil analisis dengan karakte- ristik organisasai, karasteristik
nilai signifikan sebesar 0,039 < 0,05. Hasil pekerjaan, karakteristik pribadi, kepuasan
penelitian ini sesuai dan sejalan dengan kerja dan lingkungan organisasai.
teori yang telah dikemukakan oleh
Notoatmodjo (2009:125) dan Robbins DAFTAR RUJUKAN
(2003:74), bahwa motivasi merupakan Gibson, James L., dkk. 2008. Organisasi
predikator dalam meningkatkan kinerja dan Manajemen: Perilaku, Struktur,
atau produktivitas kerja pegawai. Proses. Diterjemahkan oleh Nunuk
Adiarni. Jakarta: Erlangga.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari pengaruh Kusnadi. 2003. Teori dan Manajemen
kepemimpinan, kompetensi, dan motivasi Konflik.
terhadap kinerja penyuluh pertanian di
Malang: Taroda
Kabupaten Sumbawa Barat, maka dapat
disarankan beberapa hal sebagai berikut: Notoatmodjo, Sokidjo. 2009.
1. Pimpinan harus meningkatkan motivasi
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
penyuluh dengan cara memberikan
pelatihan dan meningkatkan pengetahuan Jakarta: Rineka Cipta.
penyuluh pertanian.
2. Dalam hal kepemimpinan, apa yang perlu Siagian, Sondang P. 2002.
dilakukan pemimpin untuk meningkatkan Kepemimpinan Organisasi dan
kinerja pegawai, pemimpin dapat Perilaku Administrasi. Jakarta; Gunung
mencatat beberapa hal sebagai berikut: Agung.
a) Untuk meningkatkan kapasitas
pemimpin, mereka harus mengikuti Sihabudin. 2016. Pengaruh Kompetensi
pelatihan yang berkaitan dengan dan Kompensasi Terhadap Motivasi Kerja
kecerdasan emosional dan kecerdasan di PT Hamatetsu Indonesia. Jurnal
mental agar cukup kompeten untuk
Manajemen dan Bisnis Kreatif.
mengelolah organisasai dengan baik.
b) Melakukan penilaian berkala atasan
Suryana, Dede. 2008. Pengaruh
terhadap bawahan dilakukan setiap
triwulan untuk mengetahui kualitas Kepemimpinan dan Pengembangan Karir
kerja dan terciptanya koordinasi dan terhadap Motivasi Kerja: Kasus
komunikasi yang baik antara atasan Karyawan PT. Indodarma Synthetic Tbk.
dan bawahan.
c) Pengawasan sangat penting dilakukan Suryana, Nia Kurniasih. 2021. Penyuluhan dan
oleh sebagai bentuk evaluasi terhadap Komunikasi Pertanian. Universitas Borneo
tingkat kedisiplinan pegawai terhadap Tarakan. Kalimantan Utara.
beban kerja dan tanggung jawab yang
dibrikan oleh atasannya. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja SDM: Teori,
3. ampilan kepemimpinan melibatkan Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba
keterampilan berbicara didepan Empat.
http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 8416
d
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-
8854) Volume 6, Nomor 10, Oktober
2023 (1-6)

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.i 8417
d

Anda mungkin juga menyukai