Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA KLINIK

PENYAKIT TRIGLISERIDA DAN TERAPINYA

Di susun oleh :

ULVA RINAWATY
P1337434318025

SARJANA TERAPAN TEKNIK LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkahnya saya dapat menyelesaikan makalah “Penyakit Trigliseridan dan
Terapinya” ini. Makalah ini sendiri ditujukan untuk melengkapi tugas dari mata
kuliah Kimia Klinik.

Makalah ini dikerjakan sesuai materi kuliah yang menjadi tugas dari kami
sebagai praktikan. Makalah ini bersumber dari teori-teori pada saat praktikum,
modul penunjang praktikum, dan buku lainnya yang berhubungan dengan Kimia
Klinik.

Didalam penyusunan makalah ini masih jauh sempurna mengingat


pengalaman dan pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

Berhasilnya makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan oleh Dosen
Kimia Klinik serta kepercayaan yang telah diberikan oleh semua pihak. Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu dalam
memperdalam ilmu pengetahuan di bidang Kimia Klinik bagi seluruh mahasiswa
Analis Kesehatan.

Semarang, 26 Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ……………………………………………..................... i


Kata Pengantar ………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………….. iii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………… 1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………. 2
1.3 Tujuan ……………………………………………... 2
1.4 Metode …………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………… 3

2.1 Pengertian Hipertrigliseridemia dan Penyebabnya........... 4

2.2 Penyakit yang ditimbulkan dan Gejalanya………………..4

2.3 Diagosis dari penyakit Trigliserida……………………….5

2.2 Terapi yang bermanfaat untuk penderita……………... 6

2.2.1 Menurunkan berat badan………………………….. 7

2.2.2 Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman … 7

2.2.3 Menjalani Diet Rendah Karbo…………………… 8

2.2.4 Konsumsi Lebih Banyak Serat………………........ 8

2.2.5 Menghindari Lemak Trans….....……………………8

2.2.6 Rutin Berolahraga……….………..………………..8

2.2.7 Konsumsi Minyak Ikan ……………………………9

BAB III PENUTUP ……………………..............................................10

3.1 Kesimpulan ………………………………. …………….10

iii
3.2 Saran ……………………………………………………10

Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 11

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lipid adalah zat yang mengandung minyak dan lemak yang tidak larut
dalam air dan larut dalam pelarut organic. Kolesterol adalah contoh dari
lipid, tetapi ada juga jenis lemak lain dalam tubuh kita. Sistem pencernaan
mencerna lemak menjadi asam lemak, yang diangkut melalui aliran darah
ke hati, tempat asam lemak digunakan untuk memproduksi lipid. Karena
lipid tidak larut dalam air, tubuh melekatkan lipid ke molekul protein
untuk pengangkutan ke sel-sel tubu untuk digunakan. Kompleks ini
disebut lipoprotein. Lipid digunakan sebagai sumber energi alternative
ketika glukosa tidak tersedia dan lipid juga diperlukan untuk produksi
hormone, keutuhan dinding sel, pemanfaatan vitamin yang larut dalam
lemak, penahan lapar, pemeliharaan suhu tubuh yang tepat, dan kesehatan
kulit.

Kolesterol sangat penting bagi tubuh manusia untuk berfungsi dengan


baik. Kolesterol digunakan untuk produksi hormone, penyerapan vitamin
D, produksi empedu, dan struktur membrane sel, serta digunakan sebagai
bagian dari penutup (selubung mielin) pada sebagian saraf dalam tubuh.
Hati membuat semua kolesterol yang kita butuhkan untuk berfungsi secara
normal. Ini disebut kolesterol endogen karena kolesterol diproduksi dalam
tubuh. Kolesterol eksogen berasal dari diet kita. Ketika kolesterol
menumpuk didalam tubuh hal ini dapat menyebabkan pembentukan plak
di dalam pembuluh darah; suatu keadaan yang dikenal sebagai
aterosklerosis. Penumpukan plak pada akhirnya dapat menyumbat (blok)
pembuluh darah atau serpihan plak dapat terlepas dari lapisan pembuluh
darah dan beredar sebagai embolus, yang menempel di tempat lain dalam
tubuh dan menyebabkan bekuan darah.

v
Pasien yang menjalani diet tinggi karbohidrat mungkin memiliki kadar
trigliserida yang tinggi. Sebagian besar lemak dalam tubuh kita terdiri dari
trigliserida. Ketika seseorang mendapatkan lebih banyak kalori daripada
yang dibutuhkan untuk energi, kelebihan kalori diubah menjadi trigliserida
dan disimpan sebagai lemak untuk digunakan sebagai sumber energi.
Mereka yang menderita diabetes, hipertensi, atau mengonsumsi alkohol
secara berlebihan sangat rentan memiliki kadar trigliserida yang tinggi.
Hiperlipidemia adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan kadar
lipid yang tinggi (kolesterol dan trigliserida) dalam plasma.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Hipertrigliseridemia dan penyebabnya?


2. Apakah penyakit ditimbulkan dari Hipertrigliseridemia dan
gejalanya ?
3. Bagaimana diagnosis dari Hipertrigliseridemia ?
4. Bagaimana mekanisme terapi yang baik untuk penderita
Hipertrigliseridemia ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui epidemiologi Hipertrigliseridemia dan penyebabnya


2. Mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh Hipertrigliseridemia
dan gejalanya
3. Mengetahui diagnosis dari Hipertrigliseridemia
4. Mengetahui mekanisme terapi yang baik untuk penderita
Hipertrigliseridemia

1.4 Metode

1. Metode Analisis Kualitatif

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hipertrigliseridemia

Trigliserida adalah jenis lemak atau lipid yang memberi energi pada tubuh.
Trigliserida dihasilkan di dalam hati dan bisa didapatkan dari makanan
tertentu. Misalnya, daging hewan, kacang-kacangan, dan alpukat.
Hipertrigliseridemia adalah peningkatan kadar trigliserida plasma puasa
dengan atau tanpa gangguan kadar lipoprotein lain. Nilai rujukan kadar
trigliserida dibagi atas empat tingkatan yaitu normal (<150 mg/dL), borderline
high (150-199 mg/dL) , high (200-499 mg/dL), dan very high (>500 mg/dL).

Hipertrigliseridemia terjadi ketika terlalu banyak trigliserida disimpan dan


tidak digunakan dalam waktu panjang. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang
rutin mengonsumsi makanan kaya lemak, namun jumlah kalori yang dibakar
tidak seimbang. Kondisi ini dapat menyebabkan beberapa gangguan medis.
Hipertrigliseridemia meningkatkan risiko penyakit jantung dan pankreatitis
(peradangan pankreas). Penyebab penyakit Hipertrigliseridemia antara lain :

1. Resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas.


Hormon ini mengantarkan glukosa ke sel-sel tubuh. Jika sel tubuh tidak
dapat menggunakan insulin dengan baik, kadar glukosa darah meningkat.
Akibatnya, insulin tidak dapat mengubah lemak menjadi energi.
2. Pola makan kaya karbohidrat - Jenis pola makan ini cenderung
meningkatkan risiko resistensi insulin. Karbohidrat mengandung banyak
gula. Biasanya, tubuh tidak dapat langsung menggunakan seluruh gula
tersebut. Akibatnya, banyak gula yang diubah dan disimpan sebagai
lemak. Semakin banyak karbohidrat yang dikonsumsi, kecenderungan hati
menghasilkan lemak juga meningkat.
3. Tidak beraktivitas - Jika kita tidak melakukan aktivitas berat, maka
lemak yang tersimpan dalam tubuh tidak digunakan. Maka dari itu, dokter

vii
sering menganjurkan olahraga rutin dan aktivitas yang membutuhkan
banyak bergerak.
4. Lemak perut yang dalam - Penumpukan lemak dapat terjadi di berbagai
bagian tubuh. Dalam beberapa kasus, penumpukan lemak tidak melebihi
lapisan pertama kulit. Namun, lemak juga dapat menumpuk di antara
organ vital, seperti pankreas dan hati. Jenis lemak seperti ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan serius.
5. Alkohol - Alkohol dapat sangat membahayakan tubuh karena
mengandung kadar gula dan kalori yang tinggi.
6. Pola makan kaya lemak - Kondisi ini lebih umum ditemukan di negara
dengan penduduk yang rutin memakan makanan berlemak, seperti daging
dan makanan cepat saji. Misalnya, bacon, hamburger, dan kentang goreng.
7. Merokok - Banyak orang tahu bahwa merokok dapat merusak jaringan
paru-paru. Namun, hanya sedikit yang menyadari bahwa jumlah kematian
akibat penyakit jantung dari merokok lebih tinggi dibandingkan penyakit
paru-paru. Hal ini karena merokok mengubah konsentrasi lemak darah.
8. Penyakit ginjal - Abnormalitas lemak sangat umum pada penderita
penyakit ginjal kronis.
9. Hipotiroidisme - Tiroid yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko
hipertrigliseridimia

2.2 Penyakit yang ditimbulkan dan Gejalanya

2.2.1 Hipertrigliseridemia Primer dan Sekunder

Hipertrigliseridemia dibagi menjadi primer dan sekunder.


Hipertrigliseridemia primer disebabkan oleh kelainan genetic
metabolism lipid yang diwariskan, sedangkan hipertrigliseridemia
sekunder disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti sindrom
metabolic, obesitas, diabetes melitus, konsumsi alcohol , dan
berbagai keadaan lainnya.

viii
2.2.2 Pankreatitis

Pankreatitis akut merupakan kondisi peradangan pada


pankreas yang terjadi secara tiba-tiba (dalam waktu singkat).
Derajat keparahan pankretitis akut bisa bervariasi, dari ringan
hingga berat, bahkan mengancam nyawa. Pankreas sendiri
memiliki fungsi vital dalam tubuh. Organ ini berperan dalam
pembuatan cairan pankreas dan menghasilkan berbagai hormon.
Salah satunya insulin yang mengatur kadar glukosa dalam tubuh.

Pankreas mengeluarkan cairan melalui saluran pankreas


kebagian pertama dari usus kecil (duodenum). Cairan pankreas ini
mengandung enzim pencernaan yang membantu mencerna
makanan. Jika batu empedu tersangkut di sfingter Oddi
(pembukaan tempat saluran pankreas yang bermuara ke
duodenum), cairan pankreas tidak dapat mengalir. Biasanya,
penyumbatan bersifat sementara dan menyebabkan kerusakan
terbatas, jika segera diperbaiki. Namun, jika penyumbatannya
menetap, enzim yang berkumpul di pakreas akan mulai mencerna
sel-sel pankreas.

Kondisi inilah yang akan menyebabkan peradangan parah.


Penggunaan alkohol bertanggungjawab terhadap sekitar 30
persen kasus pankreatitis akut dan biasanya hanya terjadi setelah
penggunaan alkohol berat. Risiko mengembangkan pankreatitis
meningkat dengan meningkatnya jumlah alkohol (4-7 minuman
per hari pada pria dan 3 atau lebih minuman per hari pada
wanita).

2.3 Diagnosis Hipertrigliseridemia

ix
Trigliserida tinggi dapat terdeteksi melalui tes trigliserida pada
pemeriksaan darah. Tes ini merupakan bagian dari cek kolesterol atau tepatnya
profil lemak. Pemeriksaan profil lemak sebaiknya dilakukan secara rutin
setiap 4-6 tahun sekali untuk memantau kadar lemak, yang bisa meningkatkan
risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Untuk mendapatkan hasil tes
yang akurat, pasien dianjurkan berpuasa selama 8-12 jam sebelum
pengambilan darah. Kadar trigliserida diukur dalam satuan milimeter per
desiliter (mg/dL), kemudian dinilai berdasarkan kategori berikut:

Status Kadar trigliserida

Normal Kurang dari 150 mg/dL

Batas tinggi 150-199 mg/dL


2.4 Terapi dari Penyakit
Tinggi 200-499 mg/dL Hipertrigliseridemia

Sangat tinggi Lebih dari 500 mg/dL Asupan gizi dan


langkah-langkah
perubahan gaya hidup dianggap sebagai pengobatan utama untuk trigliserida
tinggi. Pasien dengan kondisi ringan atau sedang harus membatasi lemak,
karbohidrat dan asupan alkohol. Pasien dalam kondisi parah harus mengikuti
diet bebas lemak dengan suplemen vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K).
Intervensi obat dibutuhkan ketika langkah-langkah ini gagal.

Bagi sebagian orang dengan trigliserida sangat tinggi, dokter mungkin


meresepkan beberapa obat tertentu untuk menurunkan tingkat TG dengan
cepat dan untuk mencegah pankreatitis. Beberapa obat dapat menurunkan
tingkat trigliserida termasuk:

 Fibrat, seperti Lopid, Fibricor, dan Tricor (obat lini pertama untuk
menurunkan TG terkait dengan pankreatitis)
 Asam nikotinat, juga disebut Niaspan
 Dosis tinggi omega 3 dibutuhkan untuk trigliserida lebih rendah dan harus
digunakan hanya di bawah pengawasan dokter. Epanova, Lovaza, dan
Vascepa adalah bentuk resep dari omega 3.

x
Cara utama untuk menangani tingkat trigliserida tinggi adalah dengan
makan makanan sehat dan berolahraga lebih banyak. Berikut gaya hidup dan
pengobatan rumah yang dapat membantu mengatasi trigliserida tinggi:

1. Menurunkan berat badan

Ketika mengonsumsi kalori lebih dari yang tubuh butuhkan, tubuh


akan mengubah kalori tersebut menjadi trigliserida dan menyimpan di sel-
sel lemak. Maka dari itu, menurunkan berat badan adalah cara paling
efektif untuk mengurangi kadar lemak di dalam darah. Selain itu, efek
yang akan terasa pada tubuh pun bersifat jangka panjang.

Tubuh akan memiliki kadar lemak dalam darah yang stabil


walaupun mengalami kenaikan berat badan lagi. Jika kelebihan berat
badan, menurunkan 2,5- 4,5 kilogram dapat membantu menurunkan
trigliserida yang tinggi. Salah satu cara yang bisa membantu dalam
menurunkan berat badan adalah dengan mengetahui berapa banyak kalori
yang sebaiknya makan setiap hari. Hal ini akan mencegah makan terlalu
banyak hingga akhirnya lemak menumpuk dan tidak membuat kadar
trigliserida melonjak tinggi.

2. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis

Gula yang berada di minuman bersoda, camilan, dan jus buah


dalam kemasan melebihi kebutuhan harian gula di dalam tubuh kita. Gula
yang berlebih di dalam tubuh akan diubah menjadi trigliserida, sehingga
peluang untuk mengidap hipertrigliseridemia pun jauh lebih besar. Maka
dari itu, mulailah mengurangi asupan gula yang berlebih, terutama dari
makanan dan minuman olahan. Mengganti minuman manis dengan air
putih sehari-hari dapat menurunkan kadar trigliserida hingga 29 mg/dL.

3. Menjalani diet rendah karbo

Sama dengan gula dan kalori, karbohidrat yang berlebih pada


tubuh akan diubah menjadi trigliserida yang disimpan pada sel-sel lemak.

xi
Maka dari itu, Anda dianjurkan untuk mengurangi asupan karbohidrat
dalam makanan Anda sehari-hari. Dalam sebuah studi tahun 2003,
sekelompok responden yang melakukan diet rendah lemak dibandingkan
dengan kelompok yang menjalankan diet rendah karbo. Setelah 6 bulan,
hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar trigliserida pada kelompok diet
rendah karbo menurun sebanyak 38 mg/dL. Hal ini berbanding jauh
dengan kelompok diet rendah lemak yang hanya menurun sebanyak 7
mg/dL.

4. Konsumsi lebih banyak serat

Serat sangat mudah ditemukan di buah-buahan, sayuran, dan


gandum utuh. Selain itu, juga dapat mengonsumsi serat dari kacang-
kacangan dan sereal. Menambahkan serat pada menu makanan sehari-hari
dapat membantu mengurangi penyerapan lemak dan gula pada usus halus.
Hal ini dapat menurunkan kadar trigliserida secara signifikan.

5. Menghindari lemak trans

Lemak trans adalah jenis lemak yang ditambahkan pada produk


makanan olahan agar makanan bertahan lebih lama saat disimpan. Lemak
ini umumnya ditemukan pada makanan yang diolah dengan minyak
terhidrogenasi. Karena zat-zatnya yang dapat memicu inflamasi, lemak
trans dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk
meningkatkan kadar LDL kolesterol dan risiko penyakit jantung.

6. Rutin berolahraga

Selain mengganti makanan dengan menu yang bergizi dan


bernutrisi, juga tidak boleh melewatkan aktivitas fisik. Trigliserida dalam
tubuh akan bereaksi secara berlawanan dengan kolesterol HDL. Apabila
kadar kolesterol HDL di dalam tubuh lebih tinggi, trigliserida dalam tubuh
akan menurun. Salah satu cara untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL
adalah dengan melakukan olahraga seperti aerobik. Kegiatan ini diyakini

xii
sangat efektif dalam mengurangi kadar trigliserida di dalam tubuh.
Beberapa contoh kegiatan olahraga lainnya yang dapat coba adalah
berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang. disarankan untuk setidaknya
berolahraga selama 30 menit dan lima kali dalam seminggu.

7. Konsumsi minyak ikan dua kali seminggu

Selain bermanfaat untuk kesehatan jantung, minyak ikan dipercaya


dapat membantu menurunkan kadar trigliserida yang tinggi dalam darah.
Kandungan asam lemak omega 3 yang terdapat di minyak ikan adalah
asam lemak tak jenuh yang penting untuk kesehatan jantung dan pembuluh
darah. dianjurkan untuk mengonsumsi dua takaran minyak ikan per
minggu. Selain dari minyak ikan, juga dapat mengonsumsi salmon, sarden,
tuna, dan makarel untuk mendapatkan manfaat asam lemak omega 3.

BAB III

xiii
PENUTUP

3.1 Simpulan

Hipertrigliseridemia adalah kondisi tubuh dimana terdapat kandungan


trigliserida yang tinggi pada darah. Kriteria trigliserida normal yaitu <150 mg/dL
apabila sudah melebihi itu maka dikatakan trigliserida ringan, sedang, dan berat.
Penyakit hipertrigliserida merupakan penyakit komplikasi dari pankreatitis,
kardiovaskuler aterosklerosis, dan hipertrigliseridemia primer maupun sekunder.
Terapi yang dilakukan adalah gaya hidup dan pola makan yang sehat seperti
minyak ikan , olahraga setiap hari, pengurangan karbohidrat.

3.2 Saran
Berolahragalah yang teratur dan makan yang sehat seperti banyak serat
dan sedikit karbohidrat. Lakukan aerobic setiap seminggu 5 kali untuk
pembugaran dan pengurangan kadar trigliserida.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Clinical review on triglycerides


Ulrich Laufs 1*, Klaus G. Parhofer 2, Henry N. Ginsberg3, and
Robert A. Hegele 4

MICHAEL MILLER, MD, FACC, Faha


Profesor Kedokteran, Epidemiologi, dan Kesehatan Masyarakat, Divisi
Kardiologi, Universitas Maryland School of Medicine, Baltimore

xv

Anda mungkin juga menyukai