Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS TRIMESTER


KE III DI PMB SUFIATI RIFAI SURABAYA

Oleh:
Rani Kusumawardani
011713243095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Laporan Komprehensif


Praktik Klinik Profesi Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Judul : Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis Trimester III di PMB
sufiati Rifai Surabaya
Tanggal :
Surabaya, Mei 2018
Mahasiswa

Rani Kusumawardani
011713243095
Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Akademik


PSPB FK UNAIR PSPB FK UNAIR

Wahyul anis, S.Keb.,Bd.,M.Kes Farida Fitriana, S.Keb., Bd.


NIP. 198703282016087201 NIP. 199104162017017201

Pembimbing Klinik
PMB Sufiati Rifai

Hj. Sufiati Rifai, S.ST.


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hasil Survey Derajat Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012,
angka kematian ibu di jawa timur sebesar 97,43/100.000 kelahiran hidup
(Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2013). Sedangkan angka kematian Ibu di kota
Surabaya pada tahun 2012 sebesar 144,64/100.000 kelahiran hidup dan pada
tahun 2013 menurun menjadi 119,15/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kota
Surabaya, 2014).
Kehamilan adalah suatu proses yang fisiologis. Kehamilan dikatakan
fisiologis apabila selama kehamilan tidak menyebabkan terjadinya kematian
maupun kesakitan pada ibu dan janin yang dikandungnya. Pada masa
kehamilan terjadi perubahan anatomi dan fisiologi seperti sistem reproduksi,
sistem respirasi, sistem kardiovaskuler, sistem urinaria, sistem gastrointestinal,
sistem endokrin, sistem metabolik, sistem integumen, dan sistem
muskuloskeletal. Selain itu terjadi pula perubahan pada psikologi (Marmi,
2011).
Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh semua
wanita yang menikah dan mengharapkan seorang anak. Hal ini perlu diyakini
oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika memberikan asuhan
kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung kepada bentuk
pelayanan promotif. Namun demikian setiap kehamilan perlu diberi perhatian
khusus untuk mendeteksi adanya kehamilan risiko tinggi serta mencegah
komplikasi yang akan dijumpai pada saat persalinan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor serta
mendeteksi adanya kelainan dalam kehamilan agar nantinya dapat dicegah dan
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Sulistyawati, 2009).
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan
untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Sedangkan menurut
Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu
hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum
sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Pada negara berkembang pemeriksaan kehamilan cukup dilakukan 4
kali yaitu minimal 1 kali pada trimester pertama dan trimester kedua, dan
minimal 2 kali pada trimester ketiga (DEPKES RI, 2004). Pemeriksaan yang
teratur tidak terlepas dari pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan
kehamilan. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dapat pula pengetahuan
adalah pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri atau orang lain.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Notoatmojo, 2005). Pengetahuan yang rendah
akan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu hamil untuk pemeliharaan
kesehatan dan perawatan diri terutama terhadap layanan kesehatan kehamilan.
Maka harus adanya peningkatan pengetahuan ibu hamil sehingga perilaku ibu
hamil terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan lebih baik atau meningkat.
Keteraturan kunjungan pemeriksaan kehamilan ibu hamil dari target rencana
strategi provinsi jawa timur tahun 2012 sebesar 90% harus melakukan
pemeriksaan kehamilan, namun cakupan kunjungan di jawa timur belum
mencapai target yaitu sebesar 88,82% (KemKes RI, 2013).
Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap
berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat berkembang menjadi
masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum sudah diterima
bahwa setiap kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan
sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi
yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya.
Sejumlah besar dari 5.600.000 wanita hamil di Indonesia akan mengalami
suatu komplikasi atau masalah yang bisa menjadi fatal. Oleh karena itu,
pelayanan atau asuhan antenatal yang baik merupakan cara penting memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi secara dini
kehamilannya (Hani dkk, 2010).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester III dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen
Varney dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kehamilan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kehamilan pada ibu
hamil trimester III
3. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data
obyektif pada kehamilan trimester III
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah
5. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan
secara menyeluruh pada kehamilan fisiologis.
6. Mahasiswa kebidanan mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan
kebidanan yang menyeluruh sesuai kebutuhan ibu hamil.
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan
pada kehamilan fisiologis.
8. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang
menandai awal periode antepartum. Periode antepartum dibagi menjadi tiga
trimester yang masing-masing terdiri dari 14 minggu atau 3 bulan menurut
hitungan kalender. Trimester pertama secara umum dipertimbangkan
berlangsung hingga minggu ke 12, trimester kedua pada minggu ke-13 hingga
ke-27, dan trimester 3 pada minggu ke-28 hingga ke-40 (Varney, 2010).
Kehamilan adalah proses yang merupakan mata rantai yang
berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi (pelepasan ovum) terjadi fertilisasi
spermatozoa dan ovum. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta sampai dengan
tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm (Saifuddin, 2011).
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi
pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk
zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan dan
pertumbuhan di dalam uterus sampai proses persalinan (Manuaba, 2010).
2.1.2 Etiologi Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), proses kehamilan merupakan mata rantai
yang berkesinambungan yang terdiri ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi, nidasi, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang janin sampai
dengan aterm.
Proses awal kehamilan berawal dari ovulasi, yaitu pelepasan ovum yang
dipengaruhi oleh system hormonal yang komplek. Urutan pertumbuhan ovum
(oogenesis) yaitu oogonia, oosit pertama (primary oocyte), primary ovarium
follicle, liquor follicully, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua
ovum pada waktu terjadi pembuahan.
Kemudian terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Secara embrional
spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Pada masa
pubertas dibawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel spermatogonium
mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan
pertumbuhan sperma yaitu spermatogonium membelah menjadi 2 secara
mitosis, spermatosit pertama membelah menjadi 2 (2n) secara meiosis
(I),spermatosit 2 membelah menjadi 2 (n) secara meiosis (II), spermatid
kemudian tumbuh menjadi spermatozoa.
Konsepsi atau pembuahan adalah peristiwa penyatuan antara sel mani
dengan sel telur di tuba falopi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan,
terjadi pembelahan zygot selama 3 hari sampai stadium morula.
Kemudian tahap nidasi, setelah terjadi konsepsi maka terbentuklah
zygot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi 2 dan
seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan
menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruanagan dalam
ovum. Keadaan semacam ini disebut stadium morula. Pembelahan terus
terjadi dan didalam morula terbentuk ruanagna yang mengandung cairan yang
disebut blastula. Pertumbuhan dan perkembangan terus terjadi, blastula
dengan vili korealis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan
nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium makin gembur dan semakin
banyak mengandung glikogen yang disebut desidu. Proses masuknya atau
tertanamnya hasil konsepsi (blastula) kedalam endometrium/desidua. Nidasi
terjadi hari ke-6-7 setelah konsepsi.
Nidasi atau implantasi terjadi dibagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak merata sehingga bagian blastula
dengan inner cell mass akan tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas
mendestruksi endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal
dari primer vili korealis. Vili korialis ini akan bertumbuh menjadi suatu
massa jaringan yaitu plasenta. Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi
ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil
konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis, di situ plasenta akan
dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uetrus lain adalah desidua parietalis.
Setelah meului rangkaian panjang proses diatas makan tumbuhlah kembang
janin sampai aterm.

Gambar. Tumbuh kembang janin

2.1.3 Tanda-tanda kehamilan


1. Tanda dan gejala presumptif (tidak pasti)
Tanda tidak pasti kehamilan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang
dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh wanita hamil.
Beberapa peneliti mengemukakan beberapa gejala presumptif kehamilan
yang meliputi: Amenorea, mual dan muntah, ngidam, singkope, sering
miksi, konstipasi (Cunningham, 2005).
a. Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan folikel
degraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya
amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid
terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia
kehamilan dan persalinan. Tetapi, amenorea juga dapat disebabkan
oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor
lingkungan, malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti
ketakutan akan kehamilan.
b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi
terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas
tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis
gravidarum.
c. Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope
atau pingasan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada pada tempat
yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
d. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme (basal metabolism rate / BMR) pada kehamilan,
yang akan meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat
aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
e. Payudara tegang
Esterogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini
menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang
dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu,
serta pengeluaran kolostrum.
f. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada
triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa
timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan
kembali kandung kemih.
g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
h. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit
i. Epulis
Hipertropi papilla ginggivae/gusi sering terjadi pada triwulan pertama
j. Varises atau penampakkan pembuluh darah vena
Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises
dapat terjadi di sekitar genetalian eksterna, kaki, betis serta payudara.
Penampakkan pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan
(Cunningham, 2005).
2. Tanda kemungkinan hamil
Tanda kemungkinan hamil menurut Saifuddin (2009), adalah sebagai
berikut:
a. Tanda Hegar, segmen bawah rahim melunak
b. Tanda chadwick, perubahan warna vulva/vagina menjadi kebiruan
c. Tanda Piscasek, adanya benjolan asimetris pada uterus. Uterus
membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan
pembesaran tersebut.
d. Tanda Braxton Hicks, bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus
yang membesar tetapi tidak ada kehamilan,misalnya pada mioma uteri,
tanda braxton hicks tidak ditemukan.
e. Suhu basal, jika sesudah ovulasi tetap tinggi antara 32,5-37,8 adalah
salah satu tanda akan bahaya kehamilan. Sering dipakai dalam
pemeriksaan kemandulan.
f. Periksa HCG (Human chorionic gonadotropin)
g. Dengan tes kehamilan tertentu air kencing pagi hari ini dapat
membantu membuat diagnosis kehamilan sedini-dininya.
h. Tanda pasti hamil
3. Tanda pasti hamil menurut Saifuddin (2009), adalah sebagai berikut:
a. Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
b. Dapat dicatat dan didengar bunyi DJJ (denyut jantung janin)
c. Dapat dirasakan gerakan janin
d. Pada pemeriksaan dengan sinar rontgen tampak kerangka janin
e. Dengan USG dapat diketahui pertumbuhan janin
2.1.4 Perubahan anatomi dalam kehamilan
1. Uterus : Uterus bertambah besar dari beratnya 30 gr menjadi 1000 gr
dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22
cm. Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim. Tinggi
Fundus Uteri 12 minggu diatas simphisis, 16 minggu antara pusat dan
symphisis, 20 minggu di pinggir bawah pusat, 24 minggu di pinggir atas
pusat, 28 minggu 3 jari di atas pusat, 32 minggu pertengahan pusat dan
proxesus xipoideus, 40 minggu kembali 3 jari di bawah prossesus
xipoideus (Winkjosastro, 2007).
2. Serviks Uteri : Serviks uteri karena hormone estrogen mengalami
hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak, kelenjar-
kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan mengeluarkan sekresi lebih
banyak. (Winkjosastro, 2007).
3. Vulva dan vagina : Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (lividae) disebut tanda
Chadwick. (Winkjosastro, 2007). Getah dalam vagina biasanya bertambah
dalam kehamilan, reaksi asam ph 3,5-6,0 reaksi asam ini mempunyai sifat
bakterisid.
4. Ovarium : Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
gravidarum sampai terbentuknya placenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu, kemudian mengecil setelah placenta terbentuk. (Winkjosastro,
2007 : 95).
5. Payudara/mammae
- Perubahan payudara pada kehamilan pertama terasa nyeri Karena
terdapat timbunan air dan garam yang mendesak saraf sensorik.
Pembuluh darah makin tampak sebagai tanda persiapan pembentukan
ASI. (Manuaba, 2007).
- Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan biasanya
mengeluarkan colostrums. Areola Mammae melebar lebih tua
warnanya, pembesaran buah dada disebabkan hipertrofi dari alveoli.
(Sastrawinata, 1983).
6. Sirkulasi Darah : Volume darah bertambah, tetapi penambahan plasmanya
jauh lebih besar dari volume eritrosit sehingga konsentrasi hemoglobin
dalam darah menjadi lebih rendah, hal ini disebabkan anemia fisiologis
karena biasanya kadar hb turun. (Winkjosastro, 2007). Perubahan sirkulasi
darah, sistem respirasi, Tractus digestivus, Tractus Urinarius, Kulit, dan
Metabolisme dalam kehamilan dijelaskan oleh Winkjosastro (2007)
sebagai berikut:
- Sistem Respirasi
Pada kehamilan 32 minggu terdapat keluhan sesak dan nafas pendek.
Hal ini disebabkan uterus yang membesar menekan diafragma. Wanita
hamil selalu bernafas lebih dalam dan lebih menonjol/pernapasan dada
(thoracic bhreating).
- Tractus Digestivus
Akibat hormone estrogen yang meningkat menyebabkan tonus otot
tractus digestivus menurun sehingga motilitas tractus digestivus juga
berkurang, makanan lebih lama di dalam lambung dan apa yang
dicerna, lama dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi tetapi akan
menimbulakan obstipasi
- Tractus Urinarius
Pada bulan pertama kehamilan kandung tertekan oleh uterus yang
mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang
dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah
PAP keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kencing
mulai tertekan lagi Disamping itu terjadi poli uria disebabkan oleh
adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga
filtrasi di glomerulus meningkat sampai 69 %.
7. Kulit : Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu, pigmentasi ini pengaruh dari melanophore stimulating hormone
(MSH), kadang pada daerah dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai
gravidarum, di areola mammae, di perut juga terdapat striae (lividae).
8. Metabolisme dalam kehamilan
- Pada wanita hamil, basal metaboli crate (BMR) meningkat 15-20 % pada
triwulan terakhir, sistem endokrin juga meninggi.
- Keseimbangan asam alkali mengalami penurunan konsentrasi.
- Kadar alkalin fosfatase meningkat 4x lipat yang dimulai pada kehamilan
4 bulan
- Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg.
Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu
terakhir, hal ini disebabkan oleh : hasil konsepsi (fetus, placenta, liquor
amnii), dari ibu (uterus, mammae, volume darah, lemak ,protein, retensi
air yang meningkat).
2.1.5 Perubahan-perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan
1. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester I
a. Perubahan Fisik pada Trimester I
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester I adalah:
- Pembesaran Payudara : Payudara akan membesar dan
mengencang, karena terjadi peningkatan hormon kehamilan yang
menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai
persiapan menyusui.
- Sering buang air kecil : Keinginan sering buang air kecil pada
awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan
menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan,
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
- Konstipasi : Keluhan ini juga sering dialami selama awal
kehamilan, karena peningkatan hormon progesteron yang
menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja kurang efisien.
Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
- Morning Sickness, mual dan muntah : Hampir 50% wanita hamil
mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness
tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
- Merasa lelah : Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif
untuk menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan.
Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola tidur.
- Sakit Kepala : Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada
ibu hamil pada awal kehamilan karena adanya peningkatan
tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi
dari duduk / tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem
sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang
lebih sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik
maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang
dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.
- Kram Perut : Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti
kram saat menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti
ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap
adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk
menyokong rahim.
- Meludah : Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang
terus menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala
morning sickness.
- Peningkatan Berat Badan : Pada akhir trimester pertama wanita
hamil akan merasa kesulitan memasang kancing / rok celana
panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat badan
yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang
menyebabkan tubuh menahan air.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester I
adalah:
- Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
- Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
- Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil.
Halini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
- Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
- Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain
atau bahkan merahasiakannya.
2. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester II
a. Perubahan Fisik pada Trimester II
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester II adalah:
- Perut semakin membesar : Setelah usia kehamilan 12 minggu,
rahim akan membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran
rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan
20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser (umbilicus).
Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
- Sendawa dan buang angin : Sendawa dan buang angin akan sering
terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat
adanya perenggangan usus selama kehamilan. Akibat dari hal
tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak nyaman.
- Pelupa : Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa
selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini,
diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus bekerja
berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan
blok pikiran.
- Rasa panas di perut : Rasa panas diperut adalah keluhan yang
paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya
tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh hormonal
yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga
mendorong asam lambung kearah atas.
- Pertumbuhan rambut dan kuku : Perubahan hormonal juga
menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh
lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan, seperti
di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut
yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi
lahir.
- Sakit perut bagian bawah : Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu
hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk
atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan
ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan
bersifat tidak menetap.
- Pusing : Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama
kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan
menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan
darah menurun.
- Hidung dan Gusi berdarah : Hal ini juga terjadi karena
peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga
mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya
perubahan hormonal.
- Perubahan kulit : Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit.
Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai
dari puser (umbilicus) sampai ke tulang pubis yang disebut linea
nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang
asam folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang
berlebihan, biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat
peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat
mungkin jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah,
tetapi dapat diobati setelah persalinan.
- Payudara : Payudara akan semakin membersar dan mengeluarkan
cairan kekuningan (colostrum). Puting dan sekitarnya akan
semakin bewarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul
disekitar kulit dan itu adalah kelenjar kulit.
- Kram pada kaki : Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang
lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas
dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram kaki ketika
duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari kaki
ke arah atas
- Sedikit Pembengkakan : Pembengkakan adalah kondisi normal
pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya.
Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh
menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih
jelas pada posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
b. Perubahan psikologis pada trimester II
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester II
adalah:
- Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone
yang tinggi
- Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
- Merasakan gerakan anak
- Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
- Libido meningkat
- Menuntut perhatian dan cinta
- Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari
dirinya
- Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu
- Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran,
dan persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Fisik dan Psikologis pada Trimester III
a. Perubahan Fisik pada Trimester III
Menurut Kurnia (2009), perubahan fisik pada trimester III adalah :
- Sakit bagian tubuh belakang : Sakit pada bagian tubuh belakang
(punggung-pinggang), karena meningkatnya beban berat dari bayi
dalam kandungan yang dapat mempengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
- Payudara : Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum,
merupakan makanan bayi pertama yang kaya akan protein.
Biasanya, pada trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu,
yakni keluarnya colostrum.
- Konstipasi : Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena
tekanan rahim yang membesar kearah usus selain perubahan
hormon progesteron.
- Pernafasan : Karena adanya perubahan hormonal yang
memengaruhi aliran darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36
minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga
didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang berada
di bawah diafragma (yang membatasi perut dan dada). Setelah
kepala bayi turun kerongga panggul ini biasanya 2-3 minggu
sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali hamil akan
merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut
biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian
tubuh bayi dibawah diafragma / tulang iga ibu.
- Sering kencing : Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke
rongga panggul akan makin menekan kandungan kencing ibu
hamil.
- Masalah tidur : Setelah perut besar, bayi akan sering menendang
di malam hari sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.
- Varises : Peningkatan volume darah dan alirannya selama
kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang
mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah
vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan
menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
- Kontraksi perut : Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa
rasa sakit di bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan
hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
- Bengkak : Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan
akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan
kaki ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini
disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang
menyebabkan retensi cairan.
- Kram pada kaki : Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang
menurun, atau karena kekurangan kalsium.
- Cairan vagina : Peningkatan cairan vagina selama kehamilan
adalah normal. Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan,
cairan ini biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati
persalinan cairan tersebut akan lebih cair.
b. Perubahan Psikologis pada Trimester III
Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester III
adalah :
- Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,
dan tidak menarik
- Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
- Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya
- Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
- Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya
- Merasa kehilangan perhatian
- Perasaan mudah terluka (sensitif)
- Libido menurun
2.1.6 Ketidaknyamanan umum dalam kehamilan Trimester III
1. Sering kencing : Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga
paling sering dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi.
Lightening menyebabkan bagian presentasi (terendah) janin akan menurun
masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada
kandung kemih.
2. Sakit kepala : Progesteron yang tinggi, mengakibatkan pembuluh darah
melebar sehingga tekanan darah menurun. Bila akibat pengaruh hormonal,
penanganannya cukup dengan tidur dan menghindari stress. Sakit kepala
biasanya terjadi pada trimester II dan trimester III kehamilan.
3. Leukorea (keputihan) : Leukorea merupakan sekresi vagina dalam jumlah
besar dengan konsistensi kental atau cair akibat dari produktivitas kelenjar
serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendir pada saat hamil guna
membentuk sumbat lendir serviks (mucus plaque). Anjurkan ibu untuk
memperhatikan kebersihan tubuh pada daerah vagina, menggunakan
pembalut wanita jika diperlukan. Rujuk ke dokter bila pengeluaran cairan
berlebihan, berbau, berwarna dan gatal.
4. Nyeri punggung : Perut yang membuncit otomatis akan menarik otot
punggung lebih kencang, sehingga akan menyebabkan rasa sakit pada
daerah punggung. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang
berat dan anjurkan untuk banyak istirahat, serta menggunakan kasur yang
nyaman.
5. Oedema : Perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
Fisiologisnya, ibu hamil memang menanggung beban tambahan yang
nantinya akan semakin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah
vena. Anjurkan saat ibu duduk, sebisa mungkin selalu luruskan kaki.
Sempatkan untuk beristirahat sejenak di sela-sela aktivitas, dantidur
dengan posisi berbaring pada sisi kiri tubuh agar tidak menekan pembuluh
darah vena.
6. Flatulen (kentut) : Flatulen diduga sebagai akibat dari penurunan motilitas
gastrointestinal yang disebabkan karena terjadinya peningkatan hormon
progesteron. Satu-satunya hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi
flatulen adalah pola memiliki defekasi harian teratur dan menghindari
makanan yang menghasilkan gas. Selain itu posisi lutut dan dada akan
membantu ketidaknyamanan akibat gas yang terperangkap di dalam.
7. Konstipasi : Hormon progesteron meningkat saat hamil dan menyebabkan
relaksasi usus atau gerakan peristaltik usus menurun. Anjurkan ibu untuk
minum banyak cairan dan akan makan makanan yang tinggi serat, seperti
buah-buahan (pepaya, pisang, jeruk) dan sayuran. Serta berolahraga secara
teratur.
8. Nyeri ulu hati : Ketidaknyamanan ini biasanya terjadi pada trimester kedua
dan ketiga. Meningkatnya tekanan dari rahim yang membesar dan efek
hormonal yang merelakskan otot-otot bagian atas lambung sehingga
menyebabkan pengosongan lambung berjalan lebih lambat. Anjurkan ibu
untuk menghindari makanan berlemak dan anjurkan untuk posisi semi
fowler (setengah duduk).
9. Insomnia : Terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan. Disebabkan
oleh perasaan gelisah, khawatir maupun bahagia. Bisa juga disebabkan
karena ketidaknyamanan fisik seperti membesarnya uterus, pergerakan
janin, bangun di tengah malam karena nocturia, dyspnea, heartburn, sakit
otot dan stress. Cara mengatasinya bisa dengan menggunakan teknik
relaksasi, mandi air hangat, minum minuman hangat dan melakukan
aktivitas yang tidak menstimulasi sebelum tidur.
10. Gangguan pernapasan : Pada kehamilan 33-36 minggu rahim membesar
dan mendesak ke arah diafragma dada sehingga mendesak paru-paru dan
membuat paru-paru sulit untuk mengembang penuh. Anjurkan ibu untuk
tidur dalam posisi semi fowler (setengah duduk), agar ibu bisa bernafas
lebih lega.
11. Hemorroid : Haemoroid selalu didahului dengan konstipasi, oleh sebab itu
semua hal yang menyebabkan konstipasi berpotensi menyebabkan
haemoroid. Progesteron juga berperan dalam menyebabkan terjadinya
relaksasi dinding vena dan usus besar, pembesaran uterus juga
menyebabkan peningkatan tekanan pada dinding vena dan usus besar
(Marmi, 2011).
2.1.7 Kebutuhan ibu hamil trimester III
1. Personal hygiene
- Kebersihan jasmani sangat penting karena saat hamil banyak
berkeringat terutama di daerah lipatan kulit. Mandi 2-3x sehari
membantu kebersihan badan dan mengurangi infeksi. Pakaian
sebaiknya dari bahan yang dapat menyerap keringat, sehingga badan
selalu kering terutama di daerah lipatan kulit.
- Gigi, harus benar-benar mendapat pemeliharaan karena pada waktu
hamil kebutuhan kalsium lebih banyak. Kadang-kadang tulang-tulang
kekurangan kalsium karena janin membutuhkannya untuk
pertumbuhannya hingga dengan demikian gigi mudah sekali rusak.
- Kebersihan vulva, juga sangat penting karena merupakan pintu
gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan bisa dijaga dengan memakai
celana dalam yang selalu bersih.
- Kebersihan kuku, hendaknya tidak memelihara kuku panjang karena di
bawah kuku yang panjang tersembunyi kuman penyakit
- Kebersihan payudara, perlu dijaga karena organ ini berhubungan erat
dengan kehamilan dan nifas. Buah dada/payudara langsung
menyiapkan dan memberikan makanan pokok pada bayi yaitu ASI.
- Kebersihan lingkungan, hal ini tidak bisa dipisahkan dengan kesehatan
tubuh karena lingkungan yang kurang bersih akan mengurangi
kesehatan kita.
2. Nutrisi
- Gizi yang adekuat selama hamil akan mengurangi resiko dan
komplikasi (anemia, preeklampsi, BBLR, pertumbuhan dan
perkembangan otak janin tidak sempurna).
- Kebutuhan energi meningkat 300-500 kkal lebih banyak dari sebelum
hamil
- Kebutuhan protein 30 gram lebih banyak dari sebelum hamil
- Kebutuhan lemak juga meningkat
- Kebutuhan vitamin juga meningkat karena diperlukan untuk
metabolisme karbohidrat dan protein
- Garam mineral yang dibutuhkan ibu hamil antara lain natrium
sebanyak 1,5 – 2,9 mg/ hari, kalsium 1.200 mg/hari (2 gelas susu), dan
zat besi 39 mg/hari/BB pada trimester 3, dan asam folat sebanyak 600
mikrogram/hari.
- Untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, dibutuhkan zat-zat
makanan yang cukup untuk ibu hamil. Minuman pun harus cukup,
misalnya susu, air, buah-buahan, air kacang hijau. Untuk makanan
yang berupa nasi tidak perlu berlebih-lebihan. Namun yang perlu
sekali dicukupi adalah protein hewani, seperti yang terkandung dalam
hati, susu, daging, telur, ikan, mineral serta vitamin (Ibrahim, 2010).
3. Eliminasi
- BAK : Untuk melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih
yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
- BAB : Perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan
usus besar sehingga pada ibu hamil sering mengalami obstipasi, untuk
mengatasi di anjurkan meningkatkan aktivitas jasmani dan makan
makanan berserat
- Menjaga kebersihan vulva setelah BAK/BAB bisa dilakukan dengan
cara tidak hanya bagian luar saja yang dibersihkan tetapi juga lipatan-
lipatan labia mayora dan minora serta vestibula
4. Aktivitas
- Untuk mempertahankan kesehatan rohani dan jasmani ibu hamil perlu
melakukan aktivitas dan olahraga. Wanita hamil boleh melakukan
pekerjaan di luar rumah dan pekerjaan rumah tangga sepanjang dapat
dilakukan dan tidak menimbulkan kelelahan.
- Pekerjaan berat dan stress dapat menimbulkan gangguan hormonal
sampai keguguran atau persalinan prematur
- Senam hamil dianjurkan pada ibu hamil normal dan dapat dimulai
pada usia kehamilan 28 minggu. Latihan fisik ini akan meningkatkan
kesehatan, membentuk sikap yang tenang dan baik serta mekanika
tubuh yang baik selama dan setelah kehamilan.
5. Istirahat dan rekreasi
- Letih adalah gejala awal pada kehamilan. Apabila tubuh telah terbiasa
dengan kehamilan dan ibu terbiasa dengan lingkup kerja dan istirahat,
gejala ini akan berkurang. Selama kehamilan trimester pertama
sebagian besar ibu merasakan bahwa tidur siang sangat membantu.
Kongesti darah pada pelvik dan tungkai berkurang, kerja jantung
berkurang dan stress yang dirasakan oleh ibu hamilpun berkurang.
- Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan
baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak, dan
panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
- Rekreasi, dianjurkan wanita hamil tidak bepergian jauh dengan
menggunakan kendaraan yang banyak bergerak seperti jip, truk, dokar
dan lain sebagainya. Lebih-lebih bila melalui jalan yang rusak. Ini
dapat mempengaruhi keadaan anak dalam kandungan. Pada kehamilan
muda, janin dapat terlepas dari dinding uterus dan mengakibatkan
keguguran/lahir prematur.
6. Kebutuhan seksual
- Pada hamil muda hubungan seksual sedapat mungkin dihindari bila
terdapat keguguran berulang/mengancam, hamil dengan tanda infeksi,
hamil dengan perdarahan, hamil dengan perlukaan disekitar alat
kelamin luar, dan lain sebagainya.
- Seksual pada akhir kehamialn juga lebih baik ditinggalkan (14 hari
menjelang persalinan) karena kadang-kadang menimbulkan infeksi
pada persalinan dan nifas, serta dapat memecah ketuban.
7. Imunisasi
Vaksinasi dengan tetanus toksoid diajurkan untuk dapat menurunkan
angka kematian bayi karena infeksi tetanus. Vaksinasi toxoid tetanus
dilakukan 2x selama hamil.
8. Pemberian obat-obatan
Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan apakah obat
tersebut tidak berpengaruh pada tumbuh kembang janin.
9. Merokok, minum alcohol, kecanduan narkotik
Ketiga kebiasaan ini secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan janin dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan
rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental.
10. Dukungan
Dukungan sangat diperlukan oleh wanita hamil untuk membantu
mengatasi perubahan psikologi pada wanita hamil. Peranan suami saat
hamil penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri (Manuaba, 2010).
2.1.8 Tanda bahaya kehamilan trimester III
Tanda bahaya adalah keadaan-keadaan pada ibu hamil yang
mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya selama kehamilan. Tanda-
tanda bahaya dalam kehamilan dapat terjadi kapan saja. Tanda bahaya dalam
kehamilan perlu kita waspadai sehingga ibu hamil dan anak yang
dikandungnya sehat dan selamat (Sulistyawati, 2009).
1. Sakit kepala yang hebat : Sakit kepala sering dirasakan pada awal
kehamilan dan umumnya disebabkan oleh peregangan pembuluh darah
diotak akibat hormon kehamilan, khusunya hormon progesteron.
2. Demam tinggi : Ibu hamil menderita demam dengan suhu tubuh lebih
38°C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat
merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
3. Bengkak pada wajah, kaki dan tangan : Bengkak bisa menunjukkan
adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan tidak hilang
setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa
merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklamsia.Terkadang
bengkak membuat kulit di kaki di bagian bawah meregang, terlihat
mengkilat, tegang dan sangat tidak nyaman.
4. Keluar air ketuban sebelum waktunya : Keluarnya cairan berupa air dari
vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika
terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.
5. Gerakan bayi berkurang : Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama
bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Apabila ibu tidak
merasakan gerakan bayi seperti biasa, hal ini merupakan suatu risiko tanda
bahaya.Bayi kurang bergerak seperti biasa dapat dikarenakan oleh
aktivitas ibu yang terlalu berlebihan, keadaan psikologis ibu maupun
kecelakaan sehingga aktivitas bayi di dalam rahim tidak seperti biasanya.
6. Perdarahan Pervaginam Kehamilan Lanjut
- Plasenta previa : Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir. Keluhan pertama pasien ketika
datang ke pelayanan kesehatan biasanya karena ada perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (Trimester
III). Sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri dan berulang.
- Solusio plasenta : Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya
normal terlepas sebagian atau seluruhnya sebelum janin lahir, biasanya
dihitung sejak usia kehamilan lebih dari 28 minggu. Keluhan pertama
pasien ketika datang ke pelayanan kesehatan biasanya karena ada
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan
lanjut (Trimester III). Gejala dan tanda dari solusio plasenta yaitu
perasaan sakit tiba-tiba di perut, perdarahan pervaginam yang sifatnya
bisa hebat dan sekonyong-konyong, pergerakan janin yang hebat
sampaitidak bergerak lagi, kepala pusing, lemas, mual, muntah,
pandangan mata berkunang-kunang, serta ibu kelihatan anemis tapi
tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
7. Penglihatan menjadi kabur atau berbayang : Dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan
resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala/ kejang), dan gangguan
penglihatan.Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat juga
menjadi tanda preeklampsia.
8. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan
terjadinya gejala gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga muntah.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia.
9. Nyeri Perut yang Hebat : Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang
dirasakan bukan his seperti pada persalinan.Pada kehamilan lanjut,jika ibu
merasakan nyeri yang hebat,tidak berhenti setelah beristirahat,disertai
tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum ibu makin lama makin
memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya
syok,maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
placenta (Sulistyawati, 2009).
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester
III
2.2.1 Pengkajian Data
1. Data subjektif
a. Biodata
- Umur, Alasan : Usia aman reproduksi sehat untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun (Depkes RI, 2009). Kematian maternal
pada wanita hamil dan melahirkan di bawah 20 tahun ternyata 2-5
kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-35 tahun, kematian maternal meningkat kembali sestelah 35 tahun
ke atas (Wiknjosastro, 2007). Pada umur < 20 tahun atau ≥ 35 tahun
resiko terjadinya prematuritas dan komplikasi kehamilan akan
semakin meningkat. Kehamilan pada anak usia belasan tahun dan
wanita melebihi 35 tahun, juga akan menambah resiko terjadinya
BBLR (Rukiyah, 2007).
- Suku /bangsa
 Untuk mengetahui rhesus guna mengidentifikasi ibu atau keluarga
yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi
pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifaksi,
wanita tersebut diwajibkan menjalani skrining genetik.
 Mengkaji budaya dan kebiasaan, contohnya ibu-ibu Papua
menganggap suami sebagai tuhan kedua. Dalam survei cepat
kematian ibu di Papua ditemukan bahwa hampir semua ibu-ibu
Papua menderita anemia waktu harnil dan setelah melahirkan.
Menu seimbang yang dibutuhkan ibu tidak terpenuhi karena jenis
konsumsi makanan yang tidak bervariasi, jumlah makanan yang
tidak tentu tergantung ketersediaan bahan, waktu atau frekuensi
makan yang tidak teratur. Rendahnya tingkat pendidikan dan
kurangnya pengetahuan laki-laki dan perempuan tentang
akibatnya terhadap kesehatan ibu/bayi dan ketidakpedulian laki-
laki membuat keyakinan ini tetap dipertahan untuk suami. Banyak
makanan pantang bagi ibu hamil persalinan. Padahal hampir
semua jenis makanan yang dipantangkan tersebut mengandung
protein tinggi. Budaya ini sangat merugikan kesehatan ibu dan
janin karena kuantitas dan kualitas makanan ibu yang sedang
hamil seharusnya ditingkatkan. Ibu dapat mengalami kelelahan
fisik dan kekurangan gizi yang dapat mengakibatkan terjadinya
partus lama dan perdarahan persalinan. Adanya budaya berunding
juga mengakibatkan sering terjadi keterlambatan pertolongan saat
kegawatdaruratan yang dapat berakibat fatal pada ibu dan bayi
(Alwi, 2007).
- Agama : Mengkaji pilihan agama ibu dan berbagai praktik terkait
agama harus diobservasi. Informasi ini dapat menuntun ke suatu
diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan ibu, tradisi
keagamaan dalam kehamilan, dan pada beberapa kasus penggunaan
produk darah.
- Pendidikan, Alasan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan
sehingga mempermudah dalam pemberian informasi pada saat
pemberian asuhan.
- Pekerjaan, Alasan : untuk mengetahui dimana ibu bekerja karena
kemungkinan pekerjaan ibu dapat mengganggu kesehatan ibu sendiri
atau mempengaruhi kesehatan janin dan berpengaruh pada tingkat
perekonomian keluarga. Ibu hamil yang aktivitasnya membutuhkan
posisi berdiri terlalu lama akan membuat tubuh cepat lelah, apalagi
kalau kondisi sedang kurang sehat. Varises dan edema kaki adalah
salah satu akibat atau bahaya di mana ibu hamil lelah terlalu lama
berdiri.
- Alamat, Alasan : untuk mempermudah menghubungi pasien, dan
menentukan sejauh mana akses tempat tinggal ibu dengan fasilitas
kesehatan. Disamping itu alamat menentukan asuhan yang diberikan
dimana ibu yang memiliki pekerjaan di lingkungan yang penuh
polusi, cenderung membuat janin berpotensi lahir abnormal. Ibu
hamil yang tinggal di daerah endemik penyakit tertentu juga akan
berdampak pada kehamilannya. Contohnya komplikasi malaria pada
ibu hamil meliputi anemia, demam, hipoglikemia, malaria serebral,
edema paru, dan sepsis. Pada janin dalam kandungan dapat
mengkibatkan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur,
IUFD, IUGR, dan malaria bawaan (Ratih, 2010).
b. Keluhan : Untuk mengetahui apa yang dirasakan ibu pada saat itu.
Keluhan yang sering dirasakan pada kehamilan TM III, yaitu: payudara
mengencang, sakit punggung, sembelit, pingsan / pusing, merasa cepat
lelah, sering kencing dan masalah perkemihan, sakit kepala, kaki kram,
wasir, heartburn & pencernaan terganggu, varises, pembengkakan
(edema), sesak napas, terganggunya tidur (insomnia), peningkatan cairan
vagina dan kontraksi perut.
c. Riwayat Menstruasi : untuk mengetahui kondisi alat reproduksi dan
gangguan – gangguan yang terjadi
Siklus : keteraturan siklus, normalnya 28 – 30 hari. Siklus menstruasi
yang tidak teratur akan menyebabkan perhitungan HPL menjadi tidak
akurat. Seorang wanita dengan siklus menstruasi 35 hari dari rumus
naegele maka taksiran persalinannya tanggal + 14 hari bukan 7. Dan
untuk wanita dengan siklus menstruasi 21 hari maka taksiran
persalinannya tanggal tetap tidak perlu ditambah.
Lama : Lamanya haid yang normal adalah kurang lebih 7 hari. Apabila
sudah mencapai 15 hari berarti menandakan suatu keabnormalan dan
kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang
mempengaruhinya.
Flour albus : normalnya tidak berbau, tidak berwarna dan tidak gatal.
Pengkajian dilakukan untuk mengetahui pada umumnya adanya cairan di
dalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang
patologis dan sering menimbulkan keluhan. Ganococcus menyebabkan
flour seperti nanah, Trichomonasvaginalis menyebabkan flour yang putih
berbau, sedangkan candida albicans menyebabkan flour dengan
gumpalan putih atau kuning dan menyebabkan gatal yang sangat..
HPHT : untuk mengetahui usia kehamilan ibu saat berkunjung,
kesesuaian perbesaran perut dengan usia kehamilan, dapat
mengklasifikasi kehamilan ibu sesuai dengan trimesternya dan keluhan-
keluhan yang mungkin muncul.
HPL : untuk mengetahui taksiran waktu persalinan
Menggunakan rumus Neagle (Dewi & Sunarsih, 2011)
 Umur kehamilan berlangsung 288 hari
 Dasarnya HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
 Rumus :
- bulan ≥ 4  hari + 7, bulan -3, tahun +1
- bulan ≤ 3  hari +7, bulan +9
 Dipakai bila menstruasi teratur 28 hari
 Rumus tidak dapat digunakan jika
- Ibu dengan riwayat menstruasi tidak teratur
- Ibu hamil, saat menyusui dan belum menstruasi
- Ibu hamil post-pil KB belum menstruasi lagi
d. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, Untuk mengetahui adanya
riwayat obstetri di masa lalu dan dapat dijadikan salah satu pertimbangan
dalam mengambil keputusan / untuk meramalkan persalinan yang akan
terjadi, apakah ada penyulit / tidak.

Kehamilan Persalinan Anak nifas Ket.


No Suami
UK Peny. jenis Pnlg tempat Peny. Sex BB/TB Hidup mati laktasi peny

- Jumlah gravida/ para mempengaruhi durasi persalinan (primigravida


berlangsung lebih lama dibandingkan multipara); disamping itu
mempengaruhi kejadian komplikasi (pada multipara terjadi
peningkatan risiko abrupsio plasenta, plasenta previa, perdarahan
pasca partum, mortalitas maternal dan perinatal).
- Pada grandemulti, keadaan endometrium daerah korpus uteri sudah
mengalami kemunduran dan berkurangnya vaskularisasi, hal ini
terjadi karena degenerasi dan nekrosis pada bekas luka implantasi
plasenta pada kehamilan sebelumnya didinding endometrium. Adanya
kemunduran fungsi dan berkurangnya vaskularisasi pada daerah
endometrium menyebabkan daerah tersebut tidak subur dan tidak siap
menerima hasil konsepsi, sehingga pemberian nutrisi dan oksigenasi
kepada hasil konsepsi kurang maksimal dan mengganggu sirkulasi
darah ke janin. Hal ini akan beresiko pada kehamilan dan persalinan
(Cunningham, 2012).
- Ukuran bayi sebelumnya membantu memperkirakan kesesuaian
panggul dan janin, membantu mengatasi IUGR, serta membantu
menentukan jalan lahir untuk janin sungsang.
- Riwayat melahirkan bayi besar (>4000 gram) sebelumnya dapat
berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi lain yang memiliki kondisi
tersebut (Dewi & Sunarsih, 2011).
- Abortus berulang : Abortus berulang (recurrent abortion) dapat
mengindikasikan sejumlah kondisi, seperti abnormalitas genetik,
ketidakseimbangan hormonal, atau serviks inkompeten. Langkah
skrining atau pengobatan mungkin diperlukan pada kehamilan yang
sekarang. Ibu mungkin lebih cemas dengan kehamilan saat ini,
gangguan ringan selama kehamilan mungkin akan semakin parah, dan
kekhawatiran tentang kehamilan dapat menimbulkan masalah-masalah
psikologis, sosial atau fisik lainnya (Fraser, 2011).
- Prematuritas : Untuk mengidentifikasi apabila pernah mengalami
kelahiran prematur sebelumnya maka dapat menimbulkan resiko
persalinan prematur berikutnya.
- Komplikasi pada kehamilan sebelumnya : Untuk mencegah
komplikasi berulang saat kehamilan sekarang. Contohnya apakah ibu
pernah mengalami perdarah pascapersalinan sebelumnya. Perdarahan
antepartum atau intrapartum misalnya placenta previa, solosio
placenta, retensio placenta, atonia uteri, ruptur uteri, dan lain-lain
cenderung dapat berulang pada kehamilan berikutnya.
e. Riwayat Kehamilan Sekarang : Untuk mengetahui keadaan kehamilan
ibu dengan mengidentifikasi usia kehamilannya. Keluhan-keluhan yang
terjadi selama kehamilan, mengkaji apakah ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan secara teratur serta tempatnya, mengkaji penyuluhan yang
pernah didapat guna menentukan perencanaan health education,
mengkaji obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan mengkaji status
imunisasi TT (tetanus toxoid), serta pergerakan janin selama 24 jam
terakhir untuk memantau perkembangan janin.
- Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) : Mengetahui status TT terakhir dan
jangka perlindungan yang diberikan sebagai bagian dari persiapan
persalinan dan melindungi dari tetanus neonatorum pada bayi.
Imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5
bulan dengan interval minimal 4 minggu. Lakukan penyuntikan secara
IM (intramusculer), dengan dosis 0,5ml. Adapun interval pemberian
dan lama perlindungan pada imunisasi TT adalah sebagai berikut :
Tabel Interval dan Perlindungan pada Imunisasi TT

Interval Selang Lama %


Antigen waktu minimal perlindungan perlindungan
TT1 Pd kunjungan. I -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 th 80
TT3 6 bulan setelah TT2 5 th 95
TT4 1 th setelah TT3 10 th 99
TT5 1 th setelah TT4 25 th/ seumur 99
hidup
- Pergerakan janin pada trimester III : Normal gerakan janin dirasakan
oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32
minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen
hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi). Jika
janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding: “tidur”,
atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah
pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika
bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
f. Riwayat kontrasepsi : Mengkaji kontrasepsi yang penah digunakan,
jenis, lama, keluhan, alasan berhenti untuk kontrasepsi yang terakhir,
serta rencana penggunaan kontrasepsi yang akan datang. Secara tidak
langsung dapat diketahui apakah kehamilan ibu saat ini diterima atau
tidak, baik oleh ibu maupun oleh suami dan keluarganya. Indikasinya
yaitu jika ibu sedang menggunakan kontrasepsi dan ibu hamil,
kemungkinan besar ibu tidak menerima kehamilannya, jika ibu tidak
sedang menggunakan kontrasepsi, maka ibu menerima kehamilannya.
Kemudian jika ibu menggunakan kontrasepsi oral dalam 3 bulan
sebelumnya, hal ini juga dapat memengaruhi perkiraan tanggal lahir
karena perdarahan lucut dan siklus anovular dapat menyebabkan
ketidakauratan. Beberapa ibu diketahui hamil saat masih menggunakan
alat kontrasepsi intrauterin (IUD). Meskipun kehamilan kemungkinan
akan terus berlanjut secara normal, posisi IUD dapat ditentukan dengan
menggunakan USG (Fraser, 2011).
g. Riwayat Kesehatan Ibu : Untuk mengetahui penyakit atau riwayat
penyakit yang dapat mengganggu kehamilannya dan menjadi penyulit
dalam persalinannya.

Penyakit Resiko terhadap janin

Diabetes Ketika kadar gula darah meningkat secara konsistenpada saat konsepsi atau
organogenesis, maka janin berisiko tinggi mengalami anomali kongenital mayor.

Penyakit Penyakit jantung dapat menimbulkan resiko minimal, seperti prolaps katup mitral,
jantung atau bahkan resiko yang mengancam kehidupan, seperti penyakit yang timbul; akibat
hipertensi paru.

Gangguan Pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengontrol kejang bersifat
Kejang teratogenik bagi jnain.

Hipertensi risiko preeklamsi dan hambatan pertumbuhan janin.

Gangguan Hipertiroid berhubungan dengan malfformasi kongenital, hipotiroidisme dikaitkan


Tiroid dengan dwarfisme (cebol) dan kelainan lain.

Sumber: Buku Asuhan Kebidanan Varney Volume 1, 2006


h. Riwayat kesehatan keluarga : Untuk mengetahui suami dan keluarga ibu
mempunyai penyakit atau riwayat penyakit yang dapat mengganggu
kehamilan dan menjadi penyulit dalam persalinannya. Kemungkinan
adanya penyakit genetik yang diderita keluarga dapat ditularkan atau
diturunkan sehingga dapat memperburuk kondisi ibu. Riwayat kesehatan
keluarga yang perlu dikaji seperti: jantung, TBC, hepatitis, DM, asma,
ginjal, hipertensi, dan gemelli. Contohnya riwayat gamelli pada keluarga
memungkinkan menurun pada ibu dimana pengaruh hamil ganda pada
ibu adalah ibu membutuhkan gizi yang lebih banyak sehingga tumbuh
kembang janin mencapai cukup bulan, ibu sering cepat lelah, sering
terjadi penyulit hamil (hidramnion, preeklamsi, eklamsi) dan pada saat
persalinan dijumpai kesulitan. Sedangkan pada janin yaitu dapat terjadi
persalinan prematuritas, janin dengan anemia atau BBLR, dan pelepasan
plasenta sebelum waktu setelah persalinan anak pertama dapat terjadi
yang membahayakan janin kedua (Hutahaean, 2013).
i. Pola Fungsional Kesehatan
- Nutrisi : Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya
adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang berlebihan dapat menyebabkan
obesitas, dan ini merupakan faktor predisposisi atas terjadinya
preeklamsia. Total pertambahan berat badan sebaiknya tidak melebihi
10-12 kg selama hamil. Kebutuhan makanan sehari-hari ibu hamil dan
tidak hamil yaitu:

Kalori dan zat makanan Tidak hamil Hamil

Kalori 2000 2300

Protein 55 gr 65 gr

Kalsium 0,5 gr 1 gr

Zat Besi 12 gr 16 gr

Vitamin A 5000 iu 6000 iu

Vitamin D 400 iu 600 iu

Tiamin 0,8 mg 1 mg

Riboflavin 1,2 mg 1,3 mg

Niasin 13 mg 15 mg

Vitamin C 60 mg 90 g

Cara pemenuhannya pada trimester III: karbohidrat dikurangi,


perbanyak sayur, buah-buahan segar, kenaikan BB tidak boleh lebih
dari ½ kg perminggu.
Sedangkan pemenuhan kebutuhan cairan berfungsi untuk membantu
sistem pencernaan makanan dan membantu proses transportasi.
Selama hamil, terjadi perubahan nutrisi dan cairan pada membran sel.
Air menjaga keseimbangan sel, darah, getah bening, dan cairan vital
lainnya. Air menjaga keseimbangan suhu tubuh, karena itu dianjurkan
untuk minum 6-8gelas (1500-2000ml) air, susu, dan jus setiap 24 jam.
Sebaiknya membatasi minuman yang mengandung kafein seperti teh,
coklat, kopi dan minuman yang mengandung pemanis buatan(sakarin)
karena bahan ini mempunyai reaksi silang terhadap plasenta.
- Eliminasi : Pada kehamilan trimester III frekuensi BAK meningkat
karena penurunan kepala ke PAP, BAB sering obstipasi karena
hormon progesteron meningkat.
- Istirahat dan tidur : Pada kehamilan trimester III kebutuhan istirahat
dan tidur agak terganggu oleh karena adanya HIS (kontraksi uterus),
penurunan bagian terendah janin ke PAP yang menyebabkan sering
BAK, BAB obstipasi karena peningkatan progesteron dan hal ini
menyebabkan istirahat ibu terganggu. Tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan. Jadwal istirahat perlu diperhatikan karena
istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani
dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba,
2007). Waktu istirahat harus lebih lama sekitar 10-11 jam untuk
wanita hamil. Istirahat hendaknya diadakan pula pada waktu siang
hari. Kualitas dan kuantitas tidur dapat mempengaruhi proses
hemostatis dan bila proses ini terganggu dapat menjadi salah satu
faktor meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular (hipertensi) (Pesta
dkk, 2016).
- Personal Hygiene
 Perawatan payudara, selama kehamilan payudara dipersiapkan
untuk fungsinya yang unik dalam menghasilkan ASI bagi bayi
segera setelah lahir. Perawatan puting dengan pemutaran sangat
dianjurkan dan dapat mulai dilakukan pada usia kehamilan 7 bulan
keatas trimester III.
 Kebersihan vulva, pada trimester III kadang terjadi peningkatan
rabas vagina akibat peningkatan laju deskuamasi sel mukosa
vagina superfisial. Tingkat keasaman vagina pada wanita tidak
hamil dipertahankan dalam kondisi asam (pH 3,5 - 4,5). Sedangkan
pada wanita hamil tingkat keasaman menjadi (pH 4,5 – 5,0) rabas
vagina yang putih disebut leukorea. Dengan sekretnya yang asam,
vagina merupakan barier untuk menghalangi penjalaran infeksi
(Hutahaean, 2013 dan Fraser, 2011). Kebersihan vulva penting
karena ini merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak dan
mencegah penularan infeksi. Bisa dilakukan dengan cara selalu
menjaga kebersiahn vulva. Cara cebok setelah BAK/BAB yaitu
dari depan ke belakang.
- Aktivitas : Pekerjaan rumah tangga (pekerjaan rutin) dapat
dilaksanakan. Bekerjalah sesuai kemampuan, dan makin dikurangi
dengan semakin tuanya kehamilan. Bagi ibu pekerja di luar rumah,
kehamilan bukanlah halangan untuk bekerja asalkan dikerjakan
dengan pengertian sedang hamil, tidak terlampau berat, lakukan
istirahat sebanyak mungkin dan tidur yang cukup. Wanita karier yang
hamil dapat cuti hamil selama 3 bulan (1 bulan menjelang kelahiran
dan 2 bulan setelah persalinan). Senam hamil dimulai pada umur
kehamilan sekitar 24-28 minggu dengan tujuan untuk mempersiapkan
dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal
pada persalinan (Manuaba, 2007).
- Seksual : Aktivitas seksual yang aman yaitu bila tidak terdapat tanda
infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas,
perdarahan serta persalinan sebelum waktunya. Hubungan seksual
tidak dilarang dalam kehamilan, kecuali 6 minggu sebelum dan 6
minggu setelah persalinan. Namun hubungan seksual tidak
diperbolehkan pada ibu hamil dengan perdarahan vagina, placenta
previa, dilatasi serviks prematur, ruptur membran, riwayat persalinan
prematur dan kehamilan ganda. Gravida dengan riwayat abortus
habitualis dan primi tua sebaiknya dianjurkan untuk tidak
berhubungan seksual dalam kehamilan muda. Koitus pada kehamilan
trimester III, dianjurkan posisi lutut-siku bagi si wanita dan pria
berada dibelakakngnya (Wiknjosastro, 2009).
- Pola kebiasaan : Beberapa kebiasaan yang dilakukan ibu dapat
berpengaruh pada kondisi bayinya, seperti berikut :
 Merokok: selain fetotoksik, banyak dari bahan yang membentuk
asap rokok memiliki efek vasoaktif atau mengurangi kadar
oksigen. Hasil akhir reproduksi yang diketahui pasti yang berkaitan
dengan merokok adalah hambatan langsung pertumbuhan janin
yang bersifat bergantung dosis. Merokok melipatduakan risiko
berat lahir rendah dan meningkatkan risiko hambatan pertumbuhan
janin dua sampai tiga kali lipat. Merokok juga dapat menyebabkan
peningkatan ringan insiden subfertilitas, abortus spontan, plasenta
previa, dan solusio plasenta, serta pelahiran prematur
(Cunningham, 2012).
 Alkohol: asupan alkohol yang tinggi pada wanita
berhubungan dengan gangguan menstruasi dan mengurangi
efrtilitas, bahkan bagi wanita yang hanya meminum lima gelas
atau kurang dalam seminggu. Alkohol adalah teratogen, dan
sindrom alkohol janin digunakan untuk menggambarkan
malformasi kongenital yang berhubungan dengan asupan alkohol
maternal berlenbih selama kehamilan (Diane M. Fraser, 2009).
 Narkoba: belum jelas apakah pajanan narkotika menyebabkan
penyulit-penyulit pada pertumbuhan janin atau karena kesehatan
ibu yang secara umum kurang. Pertumbuhan pascanatal anak-anak
ini tampaknya normal pada sebagian besar kasus, meskipun lingkar
kepala rerata lebih kecil daripada anak yang tidak terpajan.
Mungkin terjadi keterlambatan ringan perkembangan atau
gangguan perilaku (Cunningham, 2012).
 Obat-obatan : bisa menyebabkan persalinan preterm dan bayi cacat
lahir. Pengobatan penyakit saat hamil harus selalu memperhatikan
apakah obat tersebut tidak berpengaruh terhadap tumbang janin.
Alergi obat-obatan tertentu juga harus dikaji.
Tabel Obat-Obatan yang Berhubungan dengan Efek yang Merugikan Janin

Jenis Obat-Obatan Efek Merugikan bagi Janin


ACE inhibitor Oliguria insufisiensi renal
Asam asetilsalisilat Perdarahan intrakranial, retardasi pertumbuhan
Alkohol Mikrosefalus, retardasi pertumbuhan, hidung pendek, maksila
hipoplastik, defek jantung
Metotreksat aminopterin Meningoensefalokel, hidrosefalus, brakisefalus, retardasi
pertumbuhan
Karbamazepin Meningomielokel, defek jantung, hipoplasia nasal
Warfarin Hipoplasia nasal, deformitas skelet, penyakit jantung
kongenital, stippled epiphysis, kondroplasia punctata, retardasi
pertumbuhan, perdarahan
Daunorubisin Anensefali, detak jantung
Litium Defek jantung
Metil merkuri Mikrosefalus
Fenitoin Defek jantung kongenital, mikrosefalus, falanges distal
hipoplastik, retardasi pertumbuhan
Propitiourasil, metimasol Goiter, aplasia cutis
Quinolon Erosi kartilagenus
Asam retinoat Defek jantung kongenital, hidrosefalus, mikrosefalus, deformitas
ekstermitas
Tetrasiklin Deformitas ekstremitas, gigi desidua kuning
Trimetadion Mikrosefalus, defek jantung, club foot, retardasi pertumbuhan
Asam valproat Meningomielokel, mikrosefalus, tetralogi Fallot, hipoplasia
nasal, telinga letak-rendah

 Jamu-jamuan: Ibu yang selama hamil mengkonsumsi jamu


mempunyai risiko 7 kali untuk melahirkan bayi asfiksia
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi jamu selama hamil.
Ibu sebaiknya menghindari minum jamu cabe puyang yang
mengandung cabe Jawa (Piper retrofractumvahl) secara terus
menerus karena memiliki efek menghambat kontraksi otot
sehingga akan menyulitkan persalinan. Jamu kunyit asem
(Curcuma domesticaval) memiliki efek stimulan pada kontraksi
uterus dan abortivum (Purnamawati, 2012).
j. Riwayat Psikososial dan Budaya : Untuk mengetahui respon ibu dan
keluarga terhadap kodisi kehamilannya saat ini, penerimaan kehamilan
dan pengambil keputusan dalam kehamilan. Hal ini bertujuan dalam
pemberian asuhan pada ibu terkait status psikologisnya dalam hal
penerimaan keha sistem dukungan kehamilan dan untuk mengetahui
sistem dukungan keluarga sehingga bidan dapat membantu ibu
merencakanakan persalinan yang lebih baik (Hutahaean, 2013).
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : normalnya baik
- TD : Normalnya 90/60 hingga 140/90mmHg dan tidak banyak
meningkat selama kehamilan (Syaifuddi, 2011). Meskipun sedikit
turun pada gestasi 24 minggu, namun akan meningkat secara bertahap
dan kembali ke level sebelum hamil saat mencapai cukup bulan
(Fraser, 2011). TD sistol 140 mmHg atau diastol 90 mmHg
menunjukkan hipertensi dan perlu dipantau dengan saksama selama
kehamilan.
- Nadi : Normalnya 60 – 100 kali/menit, denyut : kuat,
Jika nadi Ibu > 100x/menit mungkin ibu mengalami salah satu atau
lebih keluhan seperti gangguan Thyroid.
- RR : Frekuensi pernapasan sedikit berubah selama kehamilan
dari nilai normal 14 atau 15 kali/m, pernapasan lebih dalam bahkan
ketika istirahat (Fraser, 2011).
- Suhu : Normalnya 36,5 – 37,5°C. Suhu 38°C dianggap
tidak normal dan ada tanda infeksi.
- LILA : > 23,5 cm. Untuk melihat status gizi ibu.
- Berat badan sebelum hamil dan pada saat pemeriksaan
 Walaupun prognosis kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk
kurang baik dibandingkan dengan orang yang normal beratnya,
dalam menimbang seseorang bukan beratnya saja yang penting,
tapi lebih penting lagi perubahan berat badan setiap kali ibu
memeriksakan diri. Berat badan dalam triwulan ke III tidak boleh
melebihi 1 kg perminggu atau 3 kg perbulan. Penambahan yang
lebih dari batas-batas tersebut disebabkan oleh penimbunan
(retensi) air disebut (Praeoedema) (Hani, 2010).
 Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin (Kemenkes,
2010).
 Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama
hamil kurang , maka bayi berisiko lahir dengan berat badan kurang
atau berat bayi lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR akan
terganggu perkembangan dan kecerdasannya, selain kesehatan
fisiknya juga kurang bagus.
 Bila berat badan sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama
hamil berlebih, bayi berisiko terhambat pertumbuhannya akibat
penyempitan pembuluh darah dan juga berisiko mengalami
komplikasi, baik selama kehamilan maupun persalinan; seperti
perdarahan, tekanan darah tinggi, atau keracunan kehamilan
(preeklampsia).
 IMT : IMT optimal untuk fertilisasi maksimal dan menghasilkan
bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal berada disekitar
23. Berat badan ibu yang rendah sebelum konsepsi berhubungan
dengan peningkatan risiko berat badan lahir rendah dan restriksi
pertumbuhan simetris, dan wanita dengan IMT dibawah 19,1
beresiko lima kali lebih banyak melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (Fraser, 2011).
b. Pemeriksaan fisik
- Muka : Tidak ada oedema, conjungtiva merah muda, sklera putih.
R/ Oedem pada muka bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul dan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan keluhan
fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung
atau pre eklamsia. Conjungtiva perlu diperiksa karena ibu hamil
cenderung mengalami anemia.
- Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, vena jugularis
dan kelenjar tiroid.
R/ Pembengkakan kelenjar getah bening untuk mengetahui adanya
infeksi pada ibu hamil. Pembengkakan vena jugularis untuk
mengetahui adanya kelainan jantung, dan kelenjar tiroid untuk
menyingkirkan penyakit Graves dan mencegah tirotoksikosis.
Hipotiroidisme maternal dapat menyebabkan hipotirodisme kongenital
(kretinisme) pada janin dan hipertiroidisme berkaitan dengan
peningkatan insiden preeklamsi, persalinan preterm, dan berat lahir
rendah. Obat untuk hipertiroidisme diekskresikan pada ASI, sehingga
menyusui dikontraindikasikan (Wylie, 2010).
- Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, puting susu menonjol dan
bersih, pengeluaran kolostrum atau cairan lain dari puting susu
(kolostrum dapat dikeluarkan pada minggu ke 16 dan pada akhir
kehamilan kolostrum dapat menetas dari payudara) (Hani, 2010).
- Abdomen : tidak terdapat bekas jahitan operasi sc
- Leopold I Trimester III :
 Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
 Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan prosesous xyfoidus dan
pusat.
 Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arkus costarum/2 jari bawah
pusat.
 Akhir bulan X (40 minggu) pertangahn px dan pusat.
 McD pada trimester III normalnya 24-33 cm.
- Leopold II : teraba panjang keras seperti papan pada bagian kanan/ kiri
perut ibu, dan teraba bagian-bagian kecil janin pada bagian kanan/ kiri
perut ibu. Dengan mengetahui posisi punggung janin, maka akan
mudah dalam melakukan pemeriksaan denyut jantung janin.
- Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba lunak, bulat,
melenting, masih dapat digoyangkan/ susah untuk digoyangkan
- Leopold IV : tangan pemeriksa masih bisa bertemu (konvergen) /
tangan pemeriksa sudah tidak bisa bertemu (divergen)
- DJJ : normal DJJ 120-160x/menit, jika 120 atau 160 merupakan tanda
fetal distress.
- Genetalia : vulva bersih tidak ada pengeluaran pervaginam (darah),
tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar bartolin dan skene,
tidak ada benjolan abnormal yang menentukan kelancaran jalan lahir.
- Ekstremitas : tidak terdapat oedema pada ekstremitas atas maupun
bawah, juga tidak terdapat varises. Refleks patella normal (+) / (+)
(tidak terjadi hiperrefleksia).
- Edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum /
keracunan kehamilan atau oleh tekanan rahim yang membesar pada
vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh
hipovitaminose B1, hipoproteinaemia, dan penyakit jantung. Edema
yang luas secara mendadak menunukkan terjadinya preeklamsi (Hani,
2010 dan Fraser 2011).
- Varises umum terjadi pada kehamilan dan merupakan predisposisi
untuk menyebabkan trombosis vena profunda (Hani, 2010).
c. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan penunjang menggunakan USG pada trimester III
bertujuan untuk mengkaji jumlah janin, presentasi janin, dokumentasi
aktivitas jantung janin, lokalisasi plasenta, mengkaji volume cairan
amnion, menghitung usia kehamilan dengan menggunakan setidaknya
dua parameter pada janin (diameter biparietal, lingkar abdomen,
panjang femur), deteksi serta evaluasi massa panggul ibu dan survei
anatomi janin untuk mengetahui malformasi secara keseluruhan
(Varney, 2009).
- Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan kadar hemoglobin (Normal Hb > 11 g/dl)
Pemeriksaan darah (hb) minimal dilakukan 2x selama hamil, yaitu
pada trimester I dan III. Ibu hamil cenderung anemia, karena
terjadi hemodilusi. Puncak hemodilusi adalah UK 30-32 minggu.
Dampak anemia bagi kehamilan yaitu abortus, kelahiran prematur,
persalinan lama, atonia uteri, syok, infeksi, hipoksia.
 Pemeriksaan protein dalam urin
Pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas
indikasi. Proteunuria tanpa disertai infeksi saluran kemih
mengidentifikasikan emdoteliosis glomerular. Jumlah protein urine
sering kali dijadikan indeks untuk menentukan tingkat keparahan
preeklamsia. Peningkatan bermakna proteurinaria, yang disertai
dengan penurunan haluaran urine, mengidentifikasikan kerusakan
ginjal. Temua > 300 mg/24 jam dianggap mengindikasikan
preeklamsia ringan dan temua > 3 gr/24 jam dianggap berat
(Fraser, 2011).
 Pemeriksaan glukosa urin
Pemeriksaan glukosa pada ibu hamil melalui darah bertujuan untuk
mengetahui keadaan diabetes mellitus dengan faktor risiko.
Diabetes mellitus gravidarum diskrining melalui tes toleransi
glukosa oral pada minggu ke 24-28. Dugaan adanya kencing manis
pada ibu hamil apabila ditemukan glukosa dalam air seni
(Glikosuria) (Rochjati, 2003).
2.2.2 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
1. Diagnosa
Diagnosa (Aktual) : GPAPAH, 28-40 minggu, Tunggal, Hidup,
Intrauterin, keadaan umum ibu dan janin baik
2. Masalah
Masalah yang dapat terjadi pada kehamilan trimester III yakni sering
kencing, sakit kepala, nyeri pinggang, sesak nafas, insomnia, rasa khawatir
dan cemas, rasa tidak nyaman dan tekanan pada perineum, kontraksi palsu
(Braxton hicks), kram betis, odema pada kaki sampai tungkai dan
hemoroid (Marmi, 2011).
2.2.3 Identifikasi Diagnosis Dan Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
ditemukan berdasarkan data yang ada kemungkinan menimbulkan keadaan
yang gawat. Masalah potensial yang dapat muncul dalam kehamilan trimester
III yaitu: preeklamsi, persalinan prematur, kehamilan dengan perdarahan
(solusio plasenta, plasenta previa), kehamilan dengan ketuban pecah dini,
kehamilan dengan kematian janin dalam rahim (IUFD), kehamilan lewat
waktu persalinan (Sonotinus), polihidramnion, oligohidramnion (Hutahaean,
2013).

2.2.4 Idetifikasi Kebutuhan Tindakan Segera


Mencakup tentang tindakan segera untuk menangani diagnosa/masalah
potensial yang dapat berupa konsultasi, kolaborasi dan rujukan.
2.2.5 Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaan kehamilannya
saat ini.
R/ ibu bisa lebih tenang dengan keadaannya dan benar-benar menjaga
kehamilannya.
2. Jelaskan tentang ketidaknyaman fisiologis selama trimester III,
diantaranya adalah sering kencing, sakit kepala, leukorea (keputihan),
nyeri punggung, oedema, flatulen (kentut), konstipasi, nyeri ulu hati,
insomnia, gangguan pernapasan, hemoroid beserta cara mengatasi
ketidaknyamanan tersebut.
R/ Ibu tidak khawatir dan dapat mengatasi bila mengalaminya.
3. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup dan mengurangi aktivitas yang
berlebihan
R/ relaksasi yang sempurna mempengaruhi metabolisme tubuh.
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan seimbang ibu hamil.
R/ gizi seimbang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan untuk
persiapan persalinan.
5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebutuhan personal hygiene dengan baik.
R/ kebersihan diri akan meminimalisir bibit penyakit masuk.
6. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III (perdarahan
pervaginam, sakit kepala berlebihan, gangguan penglihatan, oedema pada
wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak)
R/ Ibu bisa lebih mengerti dan lebih waspada dengan deteksi dini adanya
kelainan.
7. Jelaskan mengenai bahaya pijat, konsumsi jamu-jamuan, pantang
makanan tertentu, dan budaya lainnya yang mempengaruhi kesehatan ibu
R/ Ibu mengerti dan tidak melakukan budaya yang berpengaruh buruk
pada kesehatannya.
8. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan : kontraksi semakin kuat
dan teratur/mules semakin kuat, keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahir, Keluar cairan yang banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir.
R/ Ibu mengerti dan siap untuk mengambil keputusan kapan dan tempat
bersalin
9. Jelaskan tentang persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi
persalinan (P4K).
R/ klien lebih siap dalam menghadapi persalinan.
10. Anjurkan klien untuk kontrol 2 minggu atau 1 minggu lagi (disesuaikan
dengan usia kehamilan), atau bila ada keluhan dan tanda-tanda persalinan.
R/ ibu dapat lebih mengetahui perkembangan kehamilannya.
2.2.6 Implementasi
Langkah ini berisi tentang asuhan yang telah diberikan kepada klien
berdasarkan rencana yang telah disusun sebelumnya untuk menangani
diagnosa/ masalah yang telah terindentifikasi.
2.2.7 Evaluasi
Langkah ini merupakan cara untuk mengevaluasi asuhan yang telah
diberikan apakah telah memenuhi kebutuhan asuhan yang dibutuhkan klien.
Jika memang asuhan yang telah diberikan belum efektif maka perlu
dilakukan pengulangan atau perbaikan pada pemberian asuhan selanjunya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Register : 3xx/xx


Tanggal : 25 Mei 2018 Pukul : 19.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama Istri : Ny. Z Nama Suami : Tn. K
Umur : 20 tahun Umur : 24 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Cleaning service
Alamat : Dukuh Bulak Banteng, Surabaya
2. Alasan datang : kontrol hamil
3. Keluhan utama : Nyeri punggung
4. Riwayat Menstruasi
HPHT : 03-09–2017
HPL : 10–06–2018
Lama : 5 hari
Siklus : 28-30 hari
Flour albus : tidak ada
5. Riwayat Obstetri Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas n BBL KB
No
Uk Pnylt Penolong Jenis Tempat Pnylt L/P BB (gr) Usia ASI pnylt
1
H A M I I L I N I

6. Riwayat kehamilan saat ini


Ini merupakan kunjungan ulang ke 10 di BPM Hj. Sufiati. Status imunisasi
TT terakhir adalah TT5, sebelumnya pernah imunisasi saat usia sekolah dan
saat TT CPW. Gerakan janin dirasakan sejak usia 4 bulan, aktif dan sering,
terakhir 10 menit yang lalu. Pernah mendapat konseling tentang nutrisi,
hygiene, ketidaknyamanan yang mungkin terjadi selama kehamilan dan
tanda-tanda bahaya kehamilan. Tidak pernah mengalami penyulit selama
kehamilan ini. Dan pernah mendapatkan terapi berupa tablet Fe, multvitamin
dan kalsium.
7. Riwayat penyakit yang pernah diderita ibu
Tidak memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, hepatitis, jantung, penyakit
tiroid, ginjal, hipertensi, asma, HIV/AIDS, maupun penyakit menular seksual.
8. Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, hepatitis,
jantung, penyakit tiroid, ginjal asma, gemeli maupun HIV/ AIDS.
9. Pola Fungsional kesehatan
- Nutrisi : Sebelum hamil, ibu makan 2-3 x sehari dengan porsi sedang,
minum cukup. Saat hamil nafsu makan meningkat, ibu makan 3-4 kali/ hari
dengan porsi sedang lauk sayur, ikan, telur, daging dan buah serta sering
mengemil seperti bubur kacang, minum cukup tidak ada keluhan. Tidak ada
riwayat alergi makanan.
- Eliminasi : BAK ±7-8 kali/ hari, BAB 1 kali/ hari. Tidak ada keluhan
- Aktivitas : Sehari-hari hanya mengurus anaknya dan melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti biasa dan lebih mudah lelah
- Istirahat : Tidur siang ±1-2 jam/ hari, tidur malam ±7-8 jam/ hari. Tidak ada
keluhan
- Seksual : Sudah tidak berhubungan seksual dengan suaminya sejak usia
kehamilannya memasuki bulan ke-5.
- Kebiasaan : Tidak memiliki kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,
obat-obatan tertentu dan jamu-jamuan serta tidak ada pantangan makanan.
10. Riwayat psikososial budaya
Kehamilan ini direncanakan dan mendapat dukungan penuh dari suami
maupun keluarga. Pengambil keputusan adalah suami. Ibu ingin bersalin di
PMB Sufiati dan sudah menyiapkan tabungan untuk persalinan nanti.
Dalam keluarga tidak ada tradisi khusus yang bisa mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 81 x/m
R : 20 x/m
- Berat badan
Sebelum hamil : 39 kg
Kunjungan : 47,6 kg sebelumnya (19-09-17), Saat ini : 47,5 kg
- Tinggi badan : 139 cm (Data RM)
- IMT sebelum hamil : 20,18 kg/m2 (normal)
- Lila : 22 cm ( Data RM)
2. Pemeriksaan Fisik
- Wajah : tidak pucat dan tidak oedema. konjungtiva merah muda, sklera
tidak ikterik, bibir tidak pucat dan tidak kering
- Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar limfe dan
kelenjar tiroid
- Payudara: tidak teraba benjolan abnormal, puting susu menonjol, areola
menghitam, tidak terdapat pengeluaran
- Abdomen : tidak terdapat bekas sc
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px, pada bagian atas perut ibu teraba lunak,
kurang bulat dan tidak melenting (McD: 31 cm)
Leopold II : teraba panjang keras seperti papan pada bagian kiri perut ibu,
dan teraba bagian-bagian kecil janin pada bagian kanan perut
Leopold III : pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat dan tidak dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
TBJ : (31-12) x 155 = 2945 gram
DJJ : 132 x/menit, reguler
- Genetalia : Tidak terkaji
- Ekstremitas : Atas, tidak oedem. Bawah, tidak oedem dan tidak ada
varises
3. Pemeriksaan Penunjang (RM):
Hb : 11,5 gr%
Protein urin : Negatif
Glukosa urin : Negatif
HbSAg : Non Neaktif
HIV : Non Reaktif
C. Analisis
GI P0000 UK 37-38 minggu, janin tunggal hidup intrauterin letak kepala sudah
masuk PAP
KU ibu dan janin baik
D. Penatalaksanaan
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami
bahwa saat ini ibu dan janin dalam keadaan yang baik
2. Memberikan HE tentang perubahan fisiologis ibu hamil dan
ketidaknyamanan trimester 3, perawatan payudara, tanda-tanda persalinan
dan persiapan persalinan. Ibu mengerti, serta dapat mengulang kembali
penjelasan yang diberikan.
3. Mengevaluasi tanda-tanda bahaya pada kehamilan trimester III,
ibu dapat mengulang beberapa.
4. Memberikan suplemen tablet Fe 500 mg dalam 24 jam perhari,
kalk 500 mg dalam 24 jam perhari dan menjelaskan cara meminumnya,
ibu bersedia meminumnya.
5. Menginformasikan kunjungan ulang 1 minggu lagi 01 juli 2018
atau sewaktu-waktu bila ada keluhan, ibu bersedia untuk memeriksakan
kehamilannya kembali.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian data subjektif yang dilakukan pada Ny. Z usia 20


tahun. Kehamilan pada usia ini merupakan kehamilan yang baik dan tidak
tergolong kehamilan risiko tinggi. Kehamilan yang dikatakan risiko tinggi apabila
usia ibu hamil <16 tahun dan >35 tahun. Pada usia <16 tahun sistim repoduksi
belum cukup matur sedangkan pada usia >35 tahun sistim reproduksi sudah
mengalami penurunan fungsi (Rochjati, 2011). Dalam segi agama, tidak terdapat
pengaruh agama tertentu yang dapat mempengaruhi kehamilan. Ny. Z memiliki
tingkat pendidikan SD. Dalam sebuah literatur penelitian mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat pemahaman ibu hamil terhadap pesan antenatal
care yang terdapat di dalam buku KIA oleh Dora (2010) menyebutkan bahwa
tidak adanya hubungan pendidikan, usia, pengalaman dengan peningkatan
pengetahuan mengenai antenatal care. Sehingga dengan tingkat pendidikan
diharapkan ibu mampu menerima informasi yang diberikan oeh bidan dengan
baik. Secara pekerjaan keluarga mengatakan cukup dan siap untuk membiayai
kehamilan, persalinan dan perawatan bayi karena suami ibu adalah pekerja yang
memiliki penghasilan tetap dan ibu juga terdaftar dalam BPJS sehingga tidak ada
beban yang perlu ditanggung berkaitan dengan kehamilan ini.
Dari riwayat menstruasi dapat diketahui taksiran kelahiran. Dari tidak ada nya
riwayat fluor albus sebelumnya diketahui bahwa tidak adanya risiko penyakit
menular seksual maupun PID yang dapat menyebabkan infeksi pada kehamilan.
Dari riwayat obstetri diketahui bahwa ini merupakan kehamilan pertama sehingga
tidak masuk dalam risiko pada skrining KSPR. Semakin lama kehamilan, hormon
hCG semakin tinggi dan menjadi 2 kali lipat setiap 96 jam. Pada wanita tidak
hamil 0-5 mIU/mL.
Berdasarkan riwayat kehamilan saat ini, ibu rutin memeriksakan
kehamilannya di tenaga kesehatan dilihat dari buku KIA dan ini merupakan
kunjungan ulang ke-10 di PMB Sufiati. Ibu hamil harus melakukan antenatal care
minimal 4 kali selama masa kehamilan (1 kali pada TM I, 1 kali pada TM II, dan
2 kali pada TM III) karena setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi
yang dapat mengancam jiwanya, sehingga dengan melakukan ANC rutin maka
resiko-resiko yang mungkin terjadi dapat dideteksi secara dini (Rochjati, 2003).
Ibu mengaku sudah mendapatkan imunisasi TT lengkap, TT didapatkan ibu pada
saat usia sekolah, saat menjadi calon pengantin, namun tidak ada bukti tertulis
yang menjamin bahwa ibu sudah mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Mengetahui status TT terakhir dan jangka perlindungan yang diberikan sebagai
bagian dari persiapan persalinan dan melindungi dari tetanus neonatorum pada
bayi. Imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau II pada kehamilan 3-5 bulan
dengan interval minimal 4 minggu. Penyuntikan dilakukan secara IM
(intramusculer), dengan dosis 0,5ml.
Berdasarkan riwayat penyakit ibu dan keluarga, diketahui bahwa tidak
memiliki riwayat penyakit DM, hipertensi, hepatitis, jantung, penyakit tiroid,
ginjal, hipertensi, asma, HIV/AIDS, gamelli maupun penyakit menular seksual.
Fraser (2011) pengkajian riwayat medis pada kehamilan, baik ibu mapun janin
dapat dipengaruhi oleh gangguan medis atau sebaliknya, jika tidak diatasi, ibu
dapat mengalami dampak kesehatan yang serius. Pada riwayat keluarga, beberapa
kondisi tertentu dari genetik sedangkan yang lainnya bersifat familiar atau terkait
etnis, dan sebagian lagi berkaitan degan lingkungan fisik atau sosial tempat
keluarga bermukim. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga pada Ny “T”tidak ada
dan tidak ada keluhan yang berkaitan dengan penyakit yang mungkin diderita ibu
sehingga faktor risiko dapat disingkirkan.
Pola fungsional ibu berkaitan dengan nutrisi, ibu mengalami peningkatan
nafsu makan selama hamil, ibu sudah memiliki kesadaran akan pentingnya
mengkonsumsi makanan bergizi dan minum air cukup. Kebutuhan ibu hamil 2500
kalori per hari sehingga terdapat peningkatan 300 kalori (Varney, 2009).
Normalnya makan 3x sehari dengan menu seimbang (nasi, lauk, sayur, buah)
seperti yang sudah ibu lakukan. Ibu tidak memiliki keluhan terhadap BAK
maupun BAB serta tidak mengalami adanya miksi yang berlebihan maupun
konstipasi yang sering menjadi keluhan ketidaknyamanan trimester III. Kontipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek
rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Secara aktivitas, ibu tidak
memiliki aktivitas yang berat dan tidak ada keluhan. Secara kebutuhan istirahat
ibu, terpenuhi dengan pola istirahat 7 jam per hari. Berkaitan dengan pola seksual
ibu sudah tidak berhubungan seksual dengan suami sejak usia kehamilan
memasuki bulan ke-5. Menurut Wylie (2010) koitus tidak dilarang kecuali ada
riwayat sering mengalami abortus/persalinan prematur, terdapat perdarahan
pervaginam, pada minggu terakhir melahirkan jika koitus harus dilakukan dengan
hati-hati, apabila ketuban sudah pecah maka koitus dilarang. Orgasme pada
kehamilan tua dikatakan dapat menyebabkan kontraksi uterus-partus prematurus.
Prostaglandin dalam cairan sperma menyebabkan adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan abortus. Penurunan libido terjadi pada kehamilan trimester I
dan III sedangkan pada trimester II kebutuhan seksual relatif tetap seperti sebelum
hamil. Kewaspadaan dalam koitus berhubungan dengan ketakutan pada gangguan
janin, adanya vasokongesti pada genital, penurunan libido menyebabkan bodi
image yang negatif, dispareunia menyebabkan adanya ketidaknyamanan fisik, dan
lelah yang disebabkan oleh frekuensi berkemih yang sering.
Ibu tidak memiliki kebiasaan yang dapat mengganggu kehamilan. Konsumsi
obat-obatan, jamu-jamuan, rokok, alkohol maupun pijat perut selama kehamilan
berdampak pada kesehatan ibu dan janin yaitu abortus, berat badan rendah,
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan
perkembangan mental (Varney, 2007). Kehamilan ini merupakan kehamilan
kedua yang direncanakan dan diharapkan oleh ibu dan suami. Dukungan keluarga
baik namun pengambilan keputusan tidak sepenuhnya dilakukan oleh ibu tetapi
oleh suami. Hal ini menunjukkan bahwa peranan gender dalam masyarakat.
Perubahan psikologis pada ibu trimester III disebut periode penantian, ibu menanti
kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dan ibu menjadi tidak sbar untuk
segera melihat bayinya. Ibu juga merasa khawatir karena dimasa ini terjadi
perubahan peran (persiapan menjadi orang tua) dan ibu kembali merasaka
ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilannya.
Sedangkan perubahan psikologis pada ayah trimester III, biasanya merasa takut
melukai janin saat melakukan hubungan seksual, suami juga mulai takut dan
membayangkan tentang apa yang akan terjadi dengan pasangannya dan janinnya
yang belum lahir selama persalinan dan kelahiran nanti (Hutahaean, 2013).
Namun perubahan psikologis pada suami pada pengkajian ini tidak terkaji
dikarenakan minimnya waktu yang tersedia dan suami terlihat pasif saat
kunjungan kehamilan.
Pada pengkajian data obyektif, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital dalam batas normal. Tekanan darah ibu tidak mengalami hipertensi.
Hutahaean (2013) menjelaskan bahwa tekanan sistolik mungkin meningkat palsu
apabila ibu gugup atau cemas. Kondisi tubuh dapat memiliki dampak besar pada
tekanan darah. Posisi terlentang dapat menurunkan curah jantung hingga 25%.
Kompresi vena cava inferior oleh uterus yang membesar selama trimester ketiga
mengakibatkan menurunnya aliran balik vena. Sirkulasi uroplasenta menerima
proporsi curah jantung yang terbesar, dengan aliran darah meningkat dari 1-2%
pada trimester pertama hingga 17% pada kehamilan cukup bulan. Vasodilatasi
perifer mempertahankan TD tetap normal walaupun volume darah meningkat.
Suhu tidak diukur padahal pemeriksaan suhu penting dalam kebutuhan
pengecekan rutin saat ANC. Suhu menunjukkan gejala penyakit atau infeksi
tertentu. Berat badan mengalami kenaikan sebanyak 1 kg dari pemeriksaan
sebelumnya dengan rentang waktu 2 minggu. Normalnya kenaikan BB pada TM
III adalah tidak boleh lebih dari 1 kg per minggu. Tinggi badan ibu < 145 cm. Jika
dilihat dari nilai IMT, ibu termasuk normal. IMT optimal untuk fertilisasi
maksimal dan menghasilkan bayi yang sehat dengan berat badan lahir normal
berada disekitar 23. Berat badan ibu yang rendah sebelum konsepsi berhubungan
dengan peningkatan risiko berat badan lahir rendah dan restriksi pertumbuhan
simetris, dan wanita dengan IMT dibawah 19,1 beresiko lima kali lebih banyak
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Fraser, 2011).
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik diketahui bahwa ibu tidak memiliki
gejala anemia maupun penyakit hepatitis B melalui mata. Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid sehingga tidak adanya penyakit hipertiroid maupun hipotiroid.
Tidak ada infeksi yang ditunjukkan melalui pembesaran limfa dan tidak adanya
penyakit jantung karena tidak ada pembesaran pada vena jugularis. Tidak
dilakukan pemeriksaan genetalia ataupun pemeriksaan inspekulo pada Ny. T
karena pemeriksaan genetalia untuk menilai kelenjar bartholin, kelenjar skene,
dan uretra (bila usia kehamilan < 12 minggu) dan pemeriksaan inspekulo untuk
menilai serviks, tanda-tanda infeksi, dan cairan dari ostium uteri hanya perlu
dilakukan pada saat trimester I (Kemenkes RI, 2013). Pada trimester III kadang
terjadi peningkatan rabas vagina akibat peningkatan laju deskuamasi sel mukosa
vagina superfisial. Sel epitel ini melepaskan lebih banyak glikogen, yang
diaktivasi oleh Doderleins bacili, suatu komensal normal vagina, yang
menghasilkan asam laktat dan hidrogen. Tingkat keasaman vagina pada wanita
tidak hamil dipertahankan dalam kondisi asam (pH 3,5 - 4,5). Sedangkan pada
wanita hamil tingkat keasaman menjadi (pH 4,5 – 5,0) rabas vagina yang putih
disebut leukorea. Dengan sekretnya yang asam, vagina merupakan barier untuk
menghalangi penjalaran infeksi (Hutahaean, 2013 dan Fraser, 2011). Pada
kehamilan seharusnya perlu dilakukan pengkajian pengeluaran lendir vagina,
untuk menilai peningkatan rabas vagina yang meskipun normal namun sewaktu-
waktu berpotensi menjadi suatu keadaan patologis dan menyebabkan infeksi.
Pemeriksaan fisik obstetri untuk pemantauan pertumbuhan tumbuh kembang
janin dengan mengukur TFU didapatkan 31 cm. Tinggi fundus uteri yang normal
untuk usia 20-36 minggu dapat diperkirakan dengan rumus (usia kehamilan dalam
minggu + 2) cm (Kemenkes RI, 2013). Palpasi abdomen menggunakan manuver
Leopold I-IV diikuti dengan auskultasi denyut jantung janin menggunakan
fetoskop atau doppler merupakan bagian penting dari rangkaian pemeriksaan fisik
obstetri pada ibu hamil trimester III. Peningkatan berat uterus pada trimester III
1000 gram dan peningkatan ukuran uterus 30 x 22,5 x 20 cm (Hutahaean, 2013).
Pada Ny. T palpasi abdomen dan DJJ dalam batas normal (DJJ normal: 120-160
x/menit).
Pada Ny. T tidak dilakukan pemeriksaan penunjang seperti Hb dan protein
urine. Meskipun pada kehamilan trimester III khususnya pada minggu ke 30-32
akan terjadi puncak hemodilusi yang dapat menyebabkan kadar Hb ibu kembali
mengalami penurunan, disamping itu juga tidak dilakukan pemeriksaan
proteurinaria untuk penapisan preeklamsi. Tes laboratorium dan tes penunjang
seperti protein dan glukosa urine perlu dilakukan setiap kunjungan ulang guna
mengetahui kandungan protein dan glukosa di dalamnya yang diprogramkan
selama pemeriksaan antepartum awal ditinjau kembali untuk dipelajari hasilnya.
Namun kebijakan praktik atau institusi bervariasi dalam hal pengulangan tes
laboratorium rutin yang diperoleh pada kunjungan awal. Beberapa kebijakan
menetapkan tes diulang hanya jika ada indikasi menurut riwayat, temuan pada
pemeriksaan fisik serta tes laboratorium sebelumnya mengidikasikan pemeriksaan
diagnostik lebih lanjut (Varney, 2009).
Analisis yang dapat ditegakkan dari hasil data subjektif dan objektif yaitu
GIIP1001 UK 32-33 minggu keadaan ibu dan janin baik. Kehamilan ibu dengan
diagnosis tersebut adalah suatu kehamilan fisiologis dimana karakteristik utama
perkembangan intrauterine pada trimester III adalah penyempurnaan struktur
organ khusus/detail dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ (Dewi,
2011). Pada tahap usia kehamilan tersebut kulit sudah mulai menjadi halus tanpa
kerutan karena lemak subkutan menebal dari cadangan tambahan, tubuh menjadi
lebih bulat sementara lengan dan tungkai tampak montok, rambut memanjang,
kuku pada jari kaki telah mencapai ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya telah
turun ke skrotum. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 31,7 cm lebih
sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500gr) selama minggu ke 36
(Varney, 2009).
Pada kasus diatas penatalaksanaan yang diberikan pada ibu hamil dengan
usia kehamilan 32-33 minggu meliputi asuhan mandiri dan kolaborasi yang
ditujukan untuk menatalaksanakan masalah dan kebutuhan ibu. Asuhan mandiri
yang dapat dilakukan bidan adalah memberikan asuhan berupa health education
dengan melibatkan suami atau anggota keluarga lain yang menemani ibu saat
kunjungan. Asuhan yang diberikan adalah menjelaskan hasil pemeriksaan pada
ibu, menjelaskan kepada ibu bahwa akan terjadi beberapa ketidaknyaman yang
dirasakan pada trimester III, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan
mengkaji ulang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III yang sudah pernah
didapatkan ibu pada kunjungan sebelumnya. HE yang diberikan telah disesuaikan
dengan kebutuhan ibu pada saat kunjungan tersebut. HE tentang tanda-tanda
bahaya juga diberikan kepada suami, diharapkan suami juga dapat ikut untuk
mencegah keterlambatan dalam pengambilan keputusan dan upaya rujukan saat
terjadi komplikasi serta mengidentifikasi sumber transportasi dan menyisihkan
cukup dana untuk menutup biaya-biaya perawatan kegawatdaruratan (Sarwono,
2009). Ibu juga diajarkan untuk melakukan perawatan payudara yang bertujuan
untuk menjaga kebersihan payudara, mengenyalkan puting susu supaya tidak
mudah lecet, menonjolkan puting susu (meskipun pada ibu puting susu telah
menonjol), menjaga bentuk payudara tetap bagus, untuk mencegah terjadinya
penyumbatan, untuk memperlancar produksi ASI dan untuk mengetahui adanya
kelainan (Notoadmodjo, 2008). Dua bulan terakhir dilakukan massage, kolostrum
dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan.
Pada asuhan kolaborasi, dilakukan dengan dokter dalam perencanaan pro
USG yang akan dilakukan di PMB Sufiati tanggal 15 Oktober 2017 mendatang.
Pemeriksaan penunjang menggunakan USG pada trimester II dan III bertujuan
untuk mengkaji jumlah janin, presentasi janin, dokumentasi aktivitas jantung
janin, lokalisasi plasenta, mengkaji volume cairan amnion, menghitung usia
kehamilan dengan menggunakan setidaknya dua parameter pada janin (diameter
biparietal, lingkar abdomen, panjang femur), deteksi serta evaluasi massa panggul
ibu dan survei anatomi janin untuk mengetahui malformasi secara keseluruhan
(Varney, 2009). Diharapkan dengan adanya pengkajian penunjang dengan metode
USG pada trimester ketiga berguna bagi ibu dalam perencanaan persalinannya
nanti.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehamilan adalah suatu peristiwa alami dan fisiologis yang terjadi
pada wanita yang didahului oleh suatu peristiwa fertilisasi yang membentuk
zigot dan akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan dan
akhirnya menjadi janin yang mengalami proses perkembangan dan
pertumbuhan di dalam uterus sampai proses persalinan.
Dalam menegakkan diagnosa Ny. “Z” GI P0000 UK 37-38 minggu, janin
hidup dilakukan asuhan kebidanan dengan manajemen 7 langkah varney,
yaitu: pengkajian data subjektif dan objektif, mengidentifikasi diagnosa dan
masalah, mengidentifikasi potensial masalah, mengembangkan rencana
tindakan asuhan secara menyeluruh, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Semua intervensi dilakukan sesuai dengan masalah dan kebutuhan
yang dibutuhkan ibu. Semua dapat dilaksanakan dengan baik karena adanya
sarana dan keterlibatan pasien sehingga pada akhir pelaksanaan asuhan
kebidanan berakhir dengan baik dan memuaskan.
5.2 Saran
Semua kehamilan fisiologis berpotensi terjadi komplikasi, maka
diharapkan bidan dapat mendeteksi secara dini dan memberikan HE serta
intervensi yang tepat kepada ibu hamil sehingga ibu hamil dapat menjalani
masa kehamilannya dengan nyaman dan lancar hingga proses persalinan
maupun nifas. Pada asuhan kebidanan diatas, masih terdapat beberapa asuhan
yang tidak dilakukan seperti pemeriksaan fisik pada leher untuk melihat
pembesaran kelenjar tiroid maupun limfa, hal ini dikarenakan pemeriksa
kurang teliti dalam memberikan asuhan. Padahal pemeriksaan tersebut penting
dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya infeksi yang ditunjukkan
melalui pembesaran limfa dan tadanya penyakit jantung karena pembesaran
pada vena jugularis. Selain itu pentingnya melibatkan keluarga atau orang
terdekat saat pemberian asuhan juga harus diperhatikan. Pada pengkajian
suami terlihat pasif padahal suami memegang peranan penting dalam proses
kehamilan ibu, sehingga bidan diharapkan agar lebih dapat mengajak dan
melibatkan peranan suami atau anggota keluarga lainnya agar apabila terdapat
tanda-tanda penyulit orang-orang terdekat dapat dicegah secara dini karena
kehamilan ibu didukung oleh orang – orang terdekat. Oleh karena itu
diharapkan bidan mampu memberikan asuhan secara menyeluruh dan
komprehensif agar setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya tanpa
komplikasi hingga masa persalinan dan nifas.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Cunningham, F. Gary, 2005. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta : EGC
Fraser, Diane M, 2009. Myles Buku Ajar Bidan Edisi 14 Revisi. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari, 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rochjatie, P, 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil-Pengenalan Faktor Risiko.
Surabaya
Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Media.
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Jakarta : EGC
Kemenkes RI, 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kemenkes RI
Dora, D. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemahanan ibu
hamil terhadap pesan antenatal care yang terdapat di dalam buku KIA.
Repository Undip
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta
Alwi, Qomariah. 2007. Tema Budaya Yang Melatarbelakangi Perilaku Ibu-Ibu
Penduduk Asli Dalam Pemeliharaan Kehamilan Dan Persalinan Di
Kabupaten Mimika. Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 35, No. 3,2007: 137 – 147.
Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Litbangke.
Hani, Ummi. dkk, 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Salemba
Medika. Jakarta
Wylie, Linda, 2010. Esensial Anatomi & Fisiologi dalam asuhan maternitas. Alih
bahasa, Egi Komara Yudha, editor bahasa indonesia, Wuri Praptiani, Ed 2.
EGC. Jakarta.
Hutahaean, Serri. 2013. Perawatan Antenatal. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai