Anda di halaman 1dari 10

Nama : Chabibah Muthohharoh

Kelas : XII MIPA 5

No Absen : 08
Menganalisis Cerita Pendek
" Ulat Bulu "
( Karya : Nurmala Arfany Arista )

Cerita pendek yang berjudul “ Ulat Bulu ” ini ditulis oleh Nurmala Arfany Arista. Diterbitkan
oleh Majalah Hibar Sabilulungan pada ktahun 2019. Cerita ini menceritakan bujangan melayu
yang belum juga mempunyai istri, padahal banyak gadis yang merengek meminta untuk di
pinang olehnya. Saat meugang bulan suci, dirumahnya Azzam menemukan gadis yang dapat
menarik hatinya saat menyuapinya lepat agar dirinya mau makan. Gadis itu berjilbab sangat
cantik dan suaranya merdu. Gadis itu bernama Aisyah. Namun banyak tatapan dengki yang
menghujani Aisyah karena dapat menarik perhatian Azzam.
Emaknya merajuk selama tiga hari padanya, karena teman-temannya banyak yang
tersinggung oleh Aisyah yang dapat menarik perhatian Azzam saat meungang kala itu. Setelah
membeli kopi yang sempat tak di beri izin oleh ibunya karena sedang merajuk padanya, Azzam
menepi di tepi padang luas. Azzam diganggu oleh Aisyah dengan pucuk ilalang. Azzam
terpesona oleh kecantikan Aisyah saat itu, kemudian di siang bolong Azzam menanyakan apakah
Aisyah sudah bersuami. Aisyah menjawabnya dengan jantung berdegub. Azzam khawatir
karena Aisyah menjawabnya lama sekali. Namun perhatian Azzam teralihkan pada apa yang
menggeliat di kerudung Aisyah, merinding badannya hendak menepisnya. Kemudian menyuruh
Aisyah diam, Azzam tidak memberi tahu bahwa ada ulat di bagian tubuh terlarang Aisyah dan
tangan Azzam langsung menuju dada Aisyah tanpa pikir panjang namun Aisyah tak mengelak
dan memejamkan matanya. Ternyata peristiwa itu di lihat oleh Niar yang sangat mencintai
Azzam dan sangat ingin dinikahi olehnya. Azzam berusaha menjelaskan kebenarannya pada
Niar, namun telinga niar sudah terpalang oleh dengki. Setelah itu Niar pergi dengan seorang
temannya yang Niar jadikan sebagai saksi yang lain selain dirinya.
Emaknya sangat sedih dan hancur menedegar kabar itu, kemudian Azzam berusaha
meyakinkan kebenarannya bahwa berita itu salah. Dan Niar mengira bahwa Aisyah adalah calon
istri Azzam, sehingga Niar berjanji akan berbicara yang sebenarnya dengan syarat Aisyah
menyerahkan Azzam padanya.
Azzam tetap menuju ke lapang dan menjalankan hukumannya meskipun Emaknya meronta-
ronta memegang lengannya meminta dirinya berkurung saja di kamar agar hukumannya tidak
berlangsung. Namun setelah menunggu berjam-jam dan matahari tepat di atas kepalanya tak ada
balok panggung tempat terdakwa atau polisi syariat lainnya. Kemudian azzam bertanya mungkun
saja hukumannya telah dicabut.
Niar memanggil nya dan berlari menghampiri Azzam lalu melebarkan tangannya ingin memeluk
tetapi Azzam menghindarinya dengan alasan bukan mahram. Niar mempertanyakanyya,
bukankah mereka akan menikah. Sontak Azzam geram pada Niar. Kemudian Niar mengatakan
bahwa Aisyah setuju jika Azzam menikah dengannya.
Azzam menarik Niar dengan keras ke balai pengaduan dan memintanya untuk menjekaskan
yang sebenarnya terjadi kepada hakim teungku hakim. Kemudian setelah namanya bersih Azzam
meninggakkan Niar yang dibiarkan gelagapan. Setelah peristiwa itu Aazzam tetap tertarik
kepada Aisyah, kemudian melamarnya dan Aisyah menerima lamaran Azzam.
Cerita pendek " Ulat Bulu " ini bertemakan cinta, kasih sayang ibu kepada ankanya yang tak
pernah luntur, dan kebenaran. Karena dalam isi cerita pendek ini bahwa Azzam yang masih
membujang kemudian menemukan seorang gadis yaitu Aisyah yang dapat menarik hatinya dari
begitu banyak gadis yang ingin dipinag olehnya salah satu gadis itu ialah Niar. Dan dalam cerita
tersebut bahwa Emaknya sangat menyayangi Azzam, meskipun anaknya telah di beritakan
berbuat mesum dan membuat hatinya hancur namun hatinya luluh setelah Azzam meminta
ampun padanya, serta Emaknya tetap tidak terima bahwa anakanya yang telah ia timang saat
Azzam kecil akan dicambuki. Dan Azzam berusaha memperjuangkan kebenarannya demi
menjaga kehormatan Aisyah dan nama baiknya sebagai pria yang baik. Dan alur dari cerita
pendek ini yaitu alur maju karena menceritakan cerita pendek ini dari awal hingga akhir tanpa
adanya kilas balik ke masa lalu.
Latar waktu dalam cerita pendek ini ialah pagi hari, siang hari, dan malam hari. Latar waktu
pagi hari di tandai dengan kalimat " Anak-anak yang pagi hari berkuda..." , "...pahit mulutnya
pagi ini karena Mak tak..." . Latar waktu siang hari di tandai dengan kalimat " Dar! Siang
bolong begini..." , " matahari telah menanjak melintasi gunung. Kini tepat diatas ubun-ubun
Azzam." Latar waktu malam di tandai dengan kalimat "kini sudah masuk malam." Latar tempat
dalam cerita pendek ini antara lain dirumah ( kamar, depan pintu, ruang tengah, dan dapur), di
tepi lapang, di lapang, Gayo, dan balai pengaduan. Dan latar suasana dalam cerita pendek ini
antara lain risau, sedih, sumringah, dengki, geram, tegang, khawatir, muram, marah,dan bahagia.
Tokoh dari cerita ini yaitu Azzam, Aisyah, Emak, Niar, dan Teungku Hakim. Watak Azzam
baik hati yang di tunjukkan dengan Azzam yang bermaksud menolong Aisyah dari Ulat bulu
yang ada di tubuh Aisyah dan Azzam juga jahil sengaja meminta Aisyah untuk menyuapinya di
depan gadis-gadis lain yang menyukainya. Watak Aisyah pemalu dan perasaanya lembut yang
ditunjukkan dengan ditunjukan saat dekat dengan Azzam pipinya merona serta perasaannya
yang terbang ke awan saatbAzzam menanyakan apakah Aisyah sudah bersuami atau belum.
Watak Emak penyanyang dan pemaaf yang di tujukkan meskipun Azzam telah membuatnya
kesal, marah, hancur, dan sedih, tetapi maaih saja memaafkan kesalahan Azzam, dan tak rela jika
Azzam dicambuki di lapang karena hukuman dari adat pada tuduhan atas perbuatan Azzam
terhadap Aisyah. Watak Niar ialah egois dan dengki, memfitnah perbuatan Azzam terhadap
Aisyah agar Azzam bisa menjadi miliknya. Sedangkan Teungku Hakim tidak adil karena
langsung memvonis kesalahan Azzam tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya.
Sudut pandang dalam cetita pendek ini menggunkan sudut pandang pengarang serba tahu
karena di tandai dengan menggunakan nama tokoh dan kata ganti ia. Amanat cerita ini ialah
jangan memfitnah orang lain, meskipun tahu kebenarannya. Jangan menghakimi orang lain tanpa
bukti dan penjelsan dari yang lain. Beranilah untuk menegakkan kebenaran. Yakinlah bahwa
jodoh pasti akan dipertemukan meskipun dengan jalan yang tidak mudah.
Cerita pendek yang berjudul " Ulat Bulu " ini lebih mengutamakan estetika dalam
kebahasaannya sehingga kebahasaannya cukup sulit untuk dimengerti terutama ileh anak-anak.
Akan tetapi untuk orang-orang yang menyukai karya sastra cerpen ini sangat menarik untuk di
baca.

Anda mungkin juga menyukai