MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Botani Cryptogamae
Dosen Pengampu: Dr. Diana Hernawati, S.Pd., M.Pd.
Rinaldi Rizal Putra, S.Pd., M.Sc.
Disusun oleh:
Segala puji hanya milik Alloh SWT. Tuhan semesta alam yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana atas rahmat da karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Semoga sampai kepada kita sebagai umatnya.
Makalah ini berjudul “Chlorophyta” diajukan untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Botani Cryptogamae. Chlorophyta merupakan alga hijau
yang memiliki pigmen dominan berwarna hijau yang mirip kloroplas
tumbuhan darat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses penyusunan
makalah ini terutama kepada Ibu Dr. Diana Hernawati, S.Pd., M.Pd. dan
Bapak Rinaldi Rizal Putra, S.Pd., M.Sc. yang telah memberikan ilmu dan
pengarahan terhadap penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran sehingga dapat
menjadikan motivasi untuk lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.
Tasikmalaya, 9 September
2019
Penulis
i
Chlorophyta (Alga Hijau)
1
Palmophyllales
Prasinococcales
Nephrophyceae
Pseudoscourfieldiales
Pyramimonadales
2
yang menyerupai benang, lembaran atau membentuk koloni. Alga hijau
dengan sel tunggal dapat hidup menetap atau berpindah. Selnya bersifat
eukariotin. Alga hijau memiliki pigmen klorofil a dan klorofil b, pigmen lain
yang dimiliki adalah karoten dan xantofil.
Pigmen kloroflas terbentuk menyerupai mangkuk, gelang, lembaran
datar, pita spiral, jala dan bintang. Dalam kloroflasnya juga terdapat pirenoid
yang berfungsi untuk pembentukan tepung.
Chlamydomonas
Chlorococcum
Chlorella
Euglena viridis
Alga yang hidup berkoloni, diantaranya:
Volvol
3
C. Reproduksi dan Siklus Hidup
Reproduksi alga hijau pada umumnya aseksual dan seksual.
1. Reproduksi Aseksual
- Zoospora : spora kembara.
- Aplanospora : dapat diimpretasikan sebagai zoospora yang
gagal.
- Hypnospora : aplanospora yang mempunyai dinding tebal
- Autospora : aplanospora yang bentuknya sama dengan sel
induknya.
- Akinete : sel vegetatif yang berkembang menjadi stadium
yang menyerupai spora dengan dinding yang tebal
dan mempunyai sejumlah makanan cadangan
2. Reproduksi Seksual
- Isogami : Peleburan antara gamet yang berflagel dan tak bisa
dibedakan secara.
- Anisogami : peleburan antara dua gamet yang berflagel yang
besarnya tidak sama.
- Oogami : peleburan antara gamet berflagel jantan yang kecil
dengan gamet betina yang tidak berflagel.
- Aplanogami : peleburan antara dua gamet yang tidak berflagel.
4
kemudian menjalani meiosis untuk menghasilkan gamet haploid(n). gamet
mengalami Mitosis dan menghasilkan banyak salinan tambahan dari diri
mereka sendiri.
5
Chlorell biasanya digunakan sebagai bahan makanan luar angkasa karena
mengandung banyak lipid dan protein
2. Untuk meregenerasi sel, kandungan klorofil dapat digunakan dalam proses
penutupan jaringan luka, kemampuan tersebut karena klorofil dapat
mempercepat pembentukan jaringan yang menjadi dasar pembentukan
jaringan baru dalam jaringan luka. Jaringan tersebut adalah fibroblas, yaitu
sel jaringan ikat yang berperan dalam penyembuhan luka sehingga darah
pada luka dapat berhenti.
3. Menurunkan berat badan, alga hijau sangat baik digunakan sebagai
penurun berat badan sebab mengandung fucoxanthin, yang merupakan
karetonoid alami yang biasa digunakan pada alga hijau. Zat inilah yang
akan berperan dalam pembakaran lemak yakni dengan meningkatkan
ekspresi thermogenin.
4. Dibuat menjadi karagean yang digunakan sebagai pengemulsi (sebagai
contoh dalam emulsi minyak hati).
5. Sebagai antioksidan, protein yang terkandung dalam chlorophyta dapat
digunakan sebagai antioksidan, begitu juga vitamin E dan fikosianin yang
terkandung di dalamnya bisa digunakan sebagai antioksidan yaitu efektif
untuk menangkal radikal bebas yang terkandung dalam makanan dan
polusi udara yang juga dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari stres
karena aktifitas antiosidan sangat besar dan menjadi adaptogenik.
6
1. Tradisional, yaitu pembudidayaan alga yang dilakukan langsung di tempat
asalnya, dengan cara menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya,
yaitu pada subtrat alami berupa tanah berpasir.
2. Modern, yaitu memanfaatkan teknologi yang lebih baik, seperti
penggunaan tali rapia, botol air untuk pelampung, tali nylon dan lain
sebagainya.
Pembudidayaan mikro alga ada dua cara yaitu:
1. Stek talus, yaitu perkembangan dengan cara vegetatif yaitu potongan talus
yang kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.
7
biodiesel karena siklus hidupnya pendek, memiliki kandungan minyak
yang tinggi, dan mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan
sehingga mudah diproduksi. Namun dalam produksi biodiesel berbasis
alga, terdapat kendala yaitu harga jualnya yang mahal disebabkan oleh
mahalnya medium pertumbuhan alga yang juga berasal dari bahan
pangan. Jerami yang merupakan bahan non pangan mengandung
lignuselulosa yang dapat digunakan sebagai alternatif medium
pertumbuhan alga yang lebih ekonomis dan dapat menghasilkan
produksi minyak lebih banyak bila dibandingkan dengan sumber
karbon lain. PengolahanPengolahan biodiesel alga melalui metode
transesterifikasi in-situ, yaitu proses yang tanpa melalui ekstraksi
namun langsung menggunakan alkohol sebagai pelarut sehingga
prosesnya lebih cepat dan menghasilkan biodiesel yang lebih banyak.
Selain menghasilkan biodiesel, metode transesterifikasi in-situ juga
menghasilkan glycerin yang bernilai jual tinggi. Oleh karena itu
produksi biodiesel alga hijau ini dapat dikembangkan dalam produksi
skala besar sebagai solusi pengurangan konsumsi BBM.
2. Produk skincare, hanya beberapa spesies alga saja yang sudah
benar-benar diteliti untuk digunakan dalam produk skincare. Beberapa
alga tersebut adalah rumput laut cokelat, hijau, dan merah, serta
beberapa jenis mikroalga, seperti spirulina, ganggang biru hijau, dan
ganggang hijau. Jenis-jenis di atas memiliki manfaat antioksidan,
melembapkan, anti penuaan, dan perlindungan terhadap sinar UV.
Sebuah studi yang diterbitkan di International Journal of Biological
Macromolecules pada tahun 2013 menemukan bahwa ekstrak
ganggang cokelat memiliki manfaat yang lebih baik dibandingkan
asam hialuronat dalam produk skincare, karena efek humektannya
yang kuat. Penelitian lain yang pernah dilakukan secara khusus
menemukan bahwa cyanobateria, dan jenis ganggang lainnya dapat
menghasilkan senyawa yang disebut mycosporin yang dapat
menyerap sinar UV, cara kerjanya mirip dengan tabir surya. Sisanya,
belum ada penelitian yang melibatkan kulit manusia untuk menguji
langsung manfaat dari ekstrak ganggang dalam produk skincare.
Selain itu, bagi kamu yang memiliki jenis kulit sensitif, sebaiknya
berhati-hati menggunakan produk skincare yang mengandung
ganggang. Beberapa laporan menyebutkan terjadi risiko iritasi.
3. Fasad bangunan, pada penelitian tersebut, jenis alga yang dipilih
ialah alga chlorella atau alga hijau. Mikro organisme ini juga
berfungsi untuk mengangkat karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen. Dengan sifat dan manfaat alga tersebut, maka akan
8
dicobakan pada fasad bangunan. Penggunaan Algae-photobioreactor
bukan sekedar elemen estetika, tetapi sekaligus secara fungsional
menjadi solusi untuk mengurangi terpaan panas matahari langsung ke
fasad bangunan. Prof. Widjaja (seorang profesor di ITB) beserta tim
membuat sebuah riset untuk meyakinkan bahwa alga bisa dipakai
untuk sistem fasad bangunan. "Kita berharap betul bahwa bangunan-
bangunan baru di ITB ini memiliki sesuatu yang khas, yang
mencerminkan teknologi, ilmu pengetahuan dan ramah terhadap
lingkungan. Dan yang tidak kalah penting, dengan kemampuan alga
ini menghasilkan oksigen dan menangkap CO2, maka oksigen sebagai
hasil foto sintesis direncanakan akan disalurkan ke ruang-ruang di
dalam bangunan, sehingga terjadi proses purifikasi udara,” ujarnya.
Manfaat lain dari alga ini, ia menambahkan, jikalau dipanen secara
serius, bio-massa bisa diolah menjadi kosmetika, bahan makanan, dan
lebih lanjut melalui proses khusus bisa diolah menjadi sumber energi
listrik.
H. Hasil praktikum
Tabel Spesies Dalam Divisi Chlorophyta.
1. Halimeda Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Bryyopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : opuntia
Deskripsi morfologi:
9
Halimedaceae merupakan alga berkapur dan menjadi salah satu penyumbang
endapan kapur di laut, terutama di daerah tropik. Halimedaceae lentur dan
dapat bergerak-gerak dalam air jika air bergerak. Terdapat di mintakat litoral
bagian atas, khususnya dibelahan bawah dari mintakat pasut, dan tepat di
daerah bawah-pasut sampai kejelukan 10 meter.
2. Valonia Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Siphonocladales
Family : Valoniaceae
Genus : Valonia C. Aghardh,
Species : Valonia ventricosa J. Agardh
Deskripsi:
Alga ini berwarna berwarna ungu atau hijau mengkilat, thallus berbentuk
seperti balon berisi cairan bercabang dan beruas, sambung menyambung antara
thallus satu dengan yang lainnya dengan panjang antara 8 – 10 cm. Alga ini
tumbuh soliter atau mengelompok dan melekat kuat pada batu karang dengan
alat pelekatnya. Tumbuhan ini pada awalnya berpasangan, kemudian bebas, dan
membentuk koloni dengan panjang 4 – 20 cm, terdiri dari filamen bercabang
pendek agak besar, subsilindris lurus berdiameter 1-3 mm, panjang
percabangannya 5-10 mm dari sisi ke ujung sel
10
sepertikasar yang membungkus lumut, tanaman batang, akar, dan batu. Ada
pula Cladophora seperti talus berserabut, kenyal, lembut jumbai, ukurannya 5-
50 cm dan tubuhnya dominan berwarna hijau, yang telah tua berwarna agak
kecoklatan.
Sifat-sifat umum:
1. Ganggang ini bersifat kering dan tidak berlendir.
2. Tumbuh pada batu dan kayu yang terendam dan terkena cahaya secara
langsung,dalam kondisi yang sangat buruk akan tumbuh pada tanaman juga.
Biasanya cenderung tinggal di satu titik, yang membuatnya mudah untuk
dihilangkan.
4. Ulva Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva sp.
Deskripsi:
Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan ciri-ciri sebagai berikut: Alga
ini berwarna hijau, thallus seperti lembaran tebal tersusun oleh deretan sel-sel
berdinding tipis dengan panjang 1 – 2 cm, tumbuh melekat pada batu karang.
Thallus seperti lembaran warna hijau menyerupai jalinan pita lebar.
Tumbuh membentuk koloni yang tebal, alat pelekatnya sulit diamati, koloni
biasanya terkait pada suatu substrat padat. Alga ini tumbuh melimpah pada
zona pasang surut bagian atas (supratidal). Membentuk koloni yang tebal
sehingga pantai tampak hijau.
Deskripsi:
11
Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Ia biasa
ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel
eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil. Tubuhnya
berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki.
Deskripsi:
Closterium memepunyai bentuk tubuh mirip sepertis sabit dalam bentuk
(panjang, melengkung, meruncing di kedua ujungnya); penampang bundar,
dinding sel yang halus atau dengan garis bujur, band-band di dinding sel di
beberapa spesies; lamina kloroplas bergerigi dan radial diatur, yang membuat
penampang berbentuk bintang; pyrenoids sejajar atau tersebar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Wulan, Annisa. (2019). Tren produk Skincare yang Mengandung Sprulina dan
Alga. https://m.fime;a.com/beauty-health/read/4038469/tren-produk-
skincare-yang-mengandung-spirulina-dan-alga. (diakses tanggal 6
September 2019).
13