Anda di halaman 1dari 15

CHLOROPHYTA (ALGA HIJAU)

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Botani Cryptogamae
Dosen Pengampu: Dr. Diana Hernawati, S.Pd., M.Pd.
Rinaldi Rizal Putra, S.Pd., M.Sc.

Disusun oleh:

Andini Melani 182154016


Dini Oktavia Melani 182154088
Firda Rahmatia 182154112
Sheema Tazkiyyah 182154056
Syifa Nurul H 182154084

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Alloh SWT. Tuhan semesta alam yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang mana atas rahmat da karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad SAW.
Semoga sampai kepada kita sebagai umatnya.
Makalah ini berjudul “Chlorophyta” diajukan untuk memenuhi tugas
mata pelajaran Botani Cryptogamae. Chlorophyta merupakan alga hijau
yang memiliki pigmen dominan berwarna hijau yang mirip kloroplas
tumbuhan darat.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses penyusunan
makalah ini terutama kepada Ibu Dr. Diana Hernawati, S.Pd., M.Pd. dan
Bapak Rinaldi Rizal Putra, S.Pd., M.Sc. yang telah memberikan ilmu dan
pengarahan terhadap penulis.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik maupun saran sehingga dapat
menjadikan motivasi untuk lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, 9 September
2019

Penulis

i
Chlorophyta (Alga Hijau)

A. Klasifikasi Alga Chlorophyta


Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah
tumbuhan yang hidup didalam air lainnya. Saat ini alga hijau dimasukan ke
dalam kelompok (klad) yang lebih berdekatan dengan semua tumbuhan
fotosintetik ( membuat klad fotosintetik).
Alga hijau memiliki ultrastruktur dan komposisi pigmen yang mirip
dengan kloroplas tumbuhan darat. Sejumlah ahli biologi menyarankan untuk
memasukan alga hijau ke dalam kingdom tumbuhan yang diperluas
Viridiplantae (dari kata latin Viridis= hijau). Secara garis besar, perubahan
masuk akal , sebab bagaimanapun juga alga hijau adalah kelompok
parafiletik.
Untuk klasifikasi Chlorophyta ada pada tabel di bawah ini:

Subphylum Class Order


Chlorodendrophyceae Chlorodendrales
N.N. e.g., Chlorangiopsidaceae
Chaetopeltidales
Chaetophorales
Chlorophyceae
Chlamydomonadales
Oedogoniales
Sphaeropleales
Marsupiomonadales
Pedinophyceae Pedinomonadales
Seourfieldiales
Chlorellales
Chlorophytina Microthamniales
Trebouxiophyceae Phyllsiphonales
Prasiolales
Terbouxiales
Bryopsidales
Cladophorales
Dasycladales
Oltmansiellopsidales
Ulvophyceae
Scotinosphaerales
Trentepohliales
Ulotrichales
Ulvales
Prasinophytina Mamiellophyceae Dolichomastigales
Mamiellales
Monomastigales

1
Palmophyllales
Prasinococcales
Nephrophyceae
Pseudoscourfieldiales
Pyramimonadales

B. KARAKTERISTIK ALGA CHLOROPHYTA

Adapun karakteristik yang dimiliki Chlorophyta adalah:


- Inti sel bersifat eukariotik
- Terdapat pigmen fotosintetik
- Memiliki dinding yang tersusun atas selulosa
- Bersifat autotrop
- Ada yang hidup soliter, berkoloni, dan bersimbiosis dengan organisme lain
- Bentuk tubuh bervariasi
- Bentuk kloroplasnya bermacam-macam
- Memiliki satu atau dua flagel

Chlorophyceae (alga hijau) adalah salah satu kelas alga dengan


pigmen dominan berwarna hijau (pigmen hijau) yang mirip kloroflas
tumbuhan darat. Alga hijau diperkirakan mempunyai jumlah spesies sekitar
7000 spesies, baik yang hidup di air tawar, di darat, air payau dan di lautan.
Chlorophyta tumbuh dalam air dengan rentang salinitas yang tinggi, dapat
tumbuh mulai dari perairan oligotrophic sampai eutrophic serta perairan yang
memungkinkan pertumbuhan. Alga bersifat autotrof karena mampu
mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan sinar
matahari. Beberapa chlorophyta bahkan telah beradaptasi di habitat yang tak
terduga: salju, contoh clamydomonas nivalis dapat membentuk ledakan alga
di gletser dan padang salju yang berketinggian jauh di atas permukaan laut,
tempat pigmen merahnya menghasilkan efek yang disebut ‘salju semangka’
(watermelon snow). Chlorophyta-chlorophyta ini melakukan fotosintesis
meskipun suhunya di bawah titik beku dan radiasi ultra violet dan cahaya
tampak sangat kuat. Mereka dilindungi oleh salju itu sendiri, yang berperan
sebagai perisai dan oleh senyawa-senyawa penghalang radiasi dalam
sitoplasmanya. Chlorophyta lain mengandung senyawa-senyawa pelindung
yang serupa dalam dinding selnya atau selubung kokoh yang melindungi
zigot. Hampir seluruh alga hijau yang ditemukan bersifat eukariotik.
Beberapa ordo alga pada umumya mempunyai dua sifat hidup yaitu benthic
dan planktonic. Alga bersel tunggal dengan bersel banyak dengan bentuk

2
yang menyerupai benang, lembaran atau membentuk koloni. Alga hijau
dengan sel tunggal dapat hidup menetap atau berpindah. Selnya bersifat
eukariotin. Alga hijau memiliki pigmen klorofil a dan klorofil b, pigmen lain
yang dimiliki adalah karoten dan xantofil.
Pigmen kloroflas terbentuk menyerupai mangkuk, gelang, lembaran
datar, pita spiral, jala dan bintang. Dalam kloroflasnya juga terdapat pirenoid
yang berfungsi untuk pembentukan tepung.

Contoh alga yang hidup Soliter

Chlamydomonas
Chlorococcum

Chlorella
Euglena viridis
Alga yang hidup berkoloni, diantaranya:

Volvol

3
C. Reproduksi dan Siklus Hidup
Reproduksi alga hijau pada umumnya aseksual dan seksual.
1. Reproduksi Aseksual
- Zoospora : spora kembara.
- Aplanospora : dapat diimpretasikan sebagai zoospora yang
gagal.
- Hypnospora : aplanospora yang mempunyai dinding tebal
- Autospora : aplanospora yang bentuknya sama dengan sel
induknya.
- Akinete : sel vegetatif yang berkembang menjadi stadium
yang menyerupai spora dengan dinding yang tebal
dan mempunyai sejumlah makanan cadangan

2. Reproduksi Seksual
- Isogami : Peleburan antara gamet yang berflagel dan tak bisa
dibedakan secara.
- Anisogami : peleburan antara dua gamet yang berflagel yang
besarnya tidak sama.
- Oogami : peleburan antara gamet berflagel jantan yang kecil
dengan gamet betina yang tidak berflagel.
- Aplanogami : peleburan antara dua gamet yang tidak berflagel.

Alga memiliki variasi siklus kehidupan meliputi tahap reproduksi


aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual berlangsung cepat, tetapi tidak
menciptakan variasi genetik baru. Reproduksi seksual cukup rumit dan
beresiko, tetapi menciptakan kombinasi gen baru. Siklus hidp alga :

Zigotik meiosis(A) Gametik meiosis (B) dan Sporik Meiosis(C).


Dalam siklus hidup (A) zigot diploid (2n) hasil dari pembuahan dan

4
kemudian menjalani meiosis untuk menghasilkan gamet haploid(n). gamet
mengalami Mitosis dan menghasilkan banyak salinan tambahan dari diri
mereka sendiri.

D. Peran ekologi alga


Makroalga berfungsi sebagai penyedia karbonat dan pengokoh
substrat dasar yang bermanfaat bagi stabilitas kelanjutan dan keberadaan
terumbu karang. Selain itu, makroalga merupakan produsen primer yang
menyokong kehidupan organisme lain pada tropik level yang lebih tinggi
didalam perairan juga berfungsi sebagai tempat ikan berlindung, biofilter bagi
laut dan dimanfaatkan manusia sebagai makanan.

Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau


mengandung klorofil A dan B serta karetenoid pada kloroplas terdapat
pirenoid hasil asimilasi berupa tepung dan lemak. Alga ini sangat penting
sebagai sumber makanan bagi protozoa dan air .

Alga berperan sebagai produsen dalam ekosistem berbagai jenis alga


yang hidup bebas di air terutama yang tubuhnya bersel sat dan dapat bergerak
aktif merupakan penyusun fitoplankton sebagian besar fitoplankton adalah
alga hijau, pigmen klorofl yang dimilikinya efektif melakukan fotosintesis
dan keberadaan fitoplankton sangat diperukan untuk keberlangsungan hidup
akuatik lainnya sehingga alga hijau merupakan produsen primer dalam
perairan maka kelimpahan dan keanekaragaman dari fitoplankton ini perlu
mendapat perhatian agar dapat terjaga keberadaannya.

Chlorophyta merupakan jenis alga yang paling beragam karena ada


yang bersel tunggal, berkooni dan bersel banyak. Banyak terdapat di danau,a
yang kolam dan banyak juga yang hidup di laut. Ganggang hijau meliputi
sebanyak 7000 spesies, baik yang hidup di air maupun di daratan.

E. Manfaat Chlorophyta (alga hijau)


Alga hijau merupakan salah satu sumber yang banyk manfaatnya bagi
kehidupan makhluk hidup lain, diantaranya:
1. Sebagai bahan pangan, sudah banyak yang menggunakan alga hijau
sebagai bahan makanan seperti membuat agar-agar, dan biasanya
dikonsumsi rutin olah masyarakat Korea, Jepang dan Cina. Atau bisa juga
digunakan sebagai pakan ternak. Biasanya yang digunakan sebagai bahan
makanan adalah Monostroma banyak ditemukan di Jepang dengan nama
“aonori”, Ulva biasanya digunakan sengai salad dan sup, Codium di
Jepang dan di Korea digunakan sebagai sup salad dan manisan dan

5
Chlorell biasanya digunakan sebagai bahan makanan luar angkasa karena
mengandung banyak lipid dan protein
2. Untuk meregenerasi sel, kandungan klorofil dapat digunakan dalam proses
penutupan jaringan luka, kemampuan tersebut karena klorofil dapat
mempercepat pembentukan jaringan yang menjadi dasar pembentukan
jaringan baru dalam jaringan luka. Jaringan tersebut adalah fibroblas, yaitu
sel jaringan ikat yang berperan dalam penyembuhan luka sehingga darah
pada luka dapat berhenti.
3. Menurunkan berat badan, alga hijau sangat baik digunakan sebagai
penurun berat badan sebab mengandung fucoxanthin, yang merupakan
karetonoid alami yang biasa digunakan pada alga hijau. Zat inilah yang
akan berperan dalam pembakaran lemak yakni dengan meningkatkan
ekspresi thermogenin.
4. Dibuat menjadi karagean yang digunakan sebagai pengemulsi (sebagai
contoh dalam emulsi minyak hati).
5. Sebagai antioksidan, protein yang terkandung dalam chlorophyta dapat
digunakan sebagai antioksidan, begitu juga vitamin E dan fikosianin yang
terkandung di dalamnya bisa digunakan sebagai antioksidan yaitu efektif
untuk menangkal radikal bebas yang terkandung dalam makanan dan
polusi udara yang juga dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari stres
karena aktifitas antiosidan sangat besar dan menjadi adaptogenik.

F. Budidaya Alga Hijau


Manfaat yang terkandung dalam alga sangat banyak, sehingga banyak
orang yang mengeksploitasi dan mengambil secara sembarangan. Padahal
kebutuhan terhadap alga sangat besar, sehingga menimbulkan ketimpangan
bagi sebagian masyarakat. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut
budidaya alga diiperlukan sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
baik dalam jumlah maupun dalam mutunya. Alga dapat tumbuh dari
kedalaman 0,5 m pada air surut terendah sampai kedalaman 30 meter.
Adapula jenis Halimeda yang mampu hidup sampai kedalaman 200 m.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan bududaya alga
hijau :
1. Lokasi, lokasi budidaya alga yang baik adalah di daerah teluk atau
perairan yang setengah terbuka dengan pergerakan arus air dan
gelombang yang tidak terlalu besar.
2. Pemilihan jenis dan bibit unggul, supaya yang dihasilkanpun sesuai
dengan apa yang diinginkan.

Metode Budidaya yang bisa dilakukan ada dua cara yaitu:

6
1. Tradisional, yaitu pembudidayaan alga yang dilakukan langsung di tempat
asalnya, dengan cara menebarnya di sekitar perairan tempat tumbuhnya,
yaitu pada subtrat alami berupa tanah berpasir.
2. Modern, yaitu memanfaatkan teknologi yang lebih baik, seperti
penggunaan tali rapia, botol air untuk pelampung, tali nylon dan lain
sebagainya.
Pembudidayaan mikro alga ada dua cara yaitu:

1. Stek talus, yaitu perkembangan dengan cara vegetatif yaitu potongan talus
yang kemudian tumbuh menjadi tanaman baru.

2. Spora, yaitu perkembangan secara generatif dikembangkan melalui spora


baik alami maupun budidaya. Pertemuan dua gamet menjadi zigot yang
kemudian menjadi sporofit, individu inilah yang mengeluarkan spora dan
berkembang melalui pembelahan dalam sporagenesis menjadi gametofit.

Adapun prosedur kultur Alga Chlorella sp. skala rumah tangga


adalah sebagai berikut

1) Media pemeliharaan disaring dengan filter, kemudian air disterilkan


dengan klorin 10 ppm dan di aerasi kuat selama 24 jam.
2) Air media sebanyak 1.000 liter dimasukkan kedalam kolam
pemeliharaan.
3) Inokulan Chlorella sp. sebanyak 10 liter dimasukkan kedalam air
media sehingga total volume yang terisi dalam kolam pemeliharaan
adalah 4.000 liter.
4) Pupuk teknis yang terdiri dari : Urea 300 gram, TSP 300 gram, tepung
ikan 150 gram, tepung kedelai 150 gram, dan dedak 300 gram
dimasukkan kedalam air media kemudian diaduk dan di aerasi.
5) Chlorella sp dapat dipanen setelah 4-5 hari pemeliharaan.
6) Untuk kultur Alga Chlorella sp tahap selanjutnya dilakukan dengan
memindahkan inokulan sebanyak 10 liter yang disaring dengan filter
kolam kedalam kolam budidaya yang sudah disterilkan
7) Kultur selanjutnya dilakukan dengan tahapan seperti tersebut diatas
dan dilakukan secara berkesinambungan dengan tetap menjaga tingkat
kemurnian Alga Chlorella sp.

G. Perkembangan penelitian terkini


1. Biodiesel non- pangan dibuat dari Alga hijau (Chlorella
pyrenoidosa). Alga hijau ini menarik untuk diteliti sebagai bahan baku

7
biodiesel karena siklus hidupnya pendek, memiliki kandungan minyak
yang tinggi, dan mudah beradaptasi pada berbagai lingkungan
sehingga mudah diproduksi. Namun dalam produksi biodiesel berbasis
alga, terdapat kendala yaitu harga jualnya yang mahal disebabkan oleh
mahalnya medium pertumbuhan alga yang juga berasal dari bahan
pangan. Jerami yang merupakan bahan non pangan mengandung
lignuselulosa yang dapat digunakan sebagai alternatif medium
pertumbuhan alga yang lebih ekonomis dan dapat menghasilkan
produksi minyak lebih banyak bila dibandingkan dengan sumber
karbon lain. PengolahanPengolahan biodiesel alga melalui metode
transesterifikasi in-situ, yaitu proses yang tanpa melalui ekstraksi
namun langsung menggunakan alkohol sebagai pelarut sehingga
prosesnya lebih cepat dan menghasilkan biodiesel yang lebih banyak.
Selain menghasilkan biodiesel, metode transesterifikasi in-situ juga
menghasilkan glycerin yang bernilai jual tinggi. Oleh karena itu
produksi biodiesel alga hijau ini dapat dikembangkan dalam produksi
skala besar sebagai solusi pengurangan konsumsi BBM.
2. Produk skincare, hanya beberapa spesies alga saja yang sudah
benar-benar diteliti untuk digunakan dalam produk skincare. Beberapa
alga tersebut adalah rumput laut cokelat, hijau, dan merah, serta
beberapa jenis mikroalga, seperti spirulina, ganggang biru hijau, dan
ganggang hijau. Jenis-jenis di atas memiliki manfaat antioksidan,
melembapkan, anti penuaan, dan perlindungan terhadap sinar UV.
Sebuah studi yang diterbitkan di International Journal of Biological
Macromolecules pada tahun 2013 menemukan bahwa ekstrak
ganggang cokelat memiliki manfaat yang lebih baik dibandingkan
asam hialuronat dalam produk skincare, karena efek humektannya
yang kuat. Penelitian lain yang pernah dilakukan secara khusus
menemukan bahwa cyanobateria, dan jenis ganggang lainnya dapat
menghasilkan senyawa yang disebut mycosporin yang dapat
menyerap sinar UV, cara kerjanya mirip dengan tabir surya. Sisanya,
belum ada penelitian yang melibatkan kulit manusia untuk menguji
langsung manfaat dari ekstrak ganggang dalam produk skincare.
Selain itu, bagi kamu yang memiliki jenis kulit sensitif, sebaiknya
berhati-hati menggunakan produk skincare yang mengandung
ganggang. Beberapa laporan menyebutkan terjadi risiko iritasi.
3. Fasad bangunan, pada penelitian tersebut, jenis alga yang dipilih
ialah alga chlorella atau alga hijau. Mikro organisme ini juga
berfungsi untuk mengangkat karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen. Dengan sifat dan manfaat alga tersebut, maka akan

8
dicobakan pada fasad bangunan. Penggunaan Algae-photobioreactor
bukan sekedar elemen estetika, tetapi sekaligus secara fungsional
menjadi solusi untuk mengurangi terpaan panas matahari langsung ke
fasad bangunan. Prof. Widjaja (seorang profesor di ITB) beserta tim
membuat sebuah riset untuk meyakinkan bahwa alga bisa dipakai
untuk sistem fasad bangunan. "Kita berharap betul bahwa bangunan-
bangunan baru di ITB ini memiliki sesuatu yang khas, yang
mencerminkan teknologi, ilmu pengetahuan dan ramah terhadap
lingkungan. Dan yang tidak kalah penting, dengan kemampuan alga
ini menghasilkan oksigen dan menangkap CO2, maka oksigen sebagai
hasil foto sintesis direncanakan akan disalurkan ke ruang-ruang di
dalam bangunan, sehingga terjadi proses purifikasi udara,” ujarnya.
Manfaat lain dari alga ini, ia menambahkan, jikalau dipanen secara
serius, bio-massa bisa diolah menjadi kosmetika, bahan makanan, dan
lebih lanjut melalui proses khusus bisa diolah menjadi sumber energi
listrik.

H. Hasil praktikum
Tabel Spesies Dalam Divisi Chlorophyta.
1. Halimeda Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Bryyopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Halimedaceae
Genus : Halimeda
Species : opuntia

Deskripsi morfologi:

Halimeda opuntia merupakan jenis alga hijau dengan tinggi thallus 8 cm, yang


sangat kaku dan berbentuk seperti ginjal yang bercabang, berlekuk tiga atau
tumpang tindih dan tidak teratur. Dengan lebar 0,7 cm serta tinggi 0,5
cm. Helimeda opuntia banyak di jumpai pada daerah terumbu karang yang
kondisi pantainya tenang dan agak terlindung, hidup membuat koloni atau
berkelompok dan mempunyai perekat berupa rhizoid yang tersebar dan
membungkus segmen. Jenis ini terdapat dibawah air surut rata-rata pada pasut
bulan-setengah pada pantai berbatu dan paparan terumbu.
Ciri famili secara umum:

9
Halimedaceae merupakan alga berkapur dan menjadi salah satu penyumbang
endapan kapur di laut, terutama di daerah tropik. Halimedaceae lentur dan
dapat bergerak-gerak dalam air jika air bergerak. Terdapat di mintakat litoral
bagian atas, khususnya dibelahan bawah dari mintakat pasut, dan tepat di
daerah bawah-pasut sampai kejelukan 10 meter.

2. Valonia Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Order : Siphonocladales
Family : Valoniaceae
Genus : Valonia C. Aghardh,
Species : Valonia ventricosa J. Agardh

Deskripsi:
Alga ini berwarna berwarna ungu atau hijau mengkilat, thallus berbentuk
seperti balon berisi cairan bercabang dan beruas, sambung menyambung antara
thallus satu dengan yang lainnya dengan panjang antara 8 – 10 cm. Alga ini
tumbuh soliter atau mengelompok dan melekat kuat pada batu karang dengan
alat pelekatnya. Tumbuhan ini pada awalnya berpasangan, kemudian bebas, dan
membentuk koloni dengan panjang 4 – 20 cm, terdiri dari filamen bercabang
pendek agak besar, subsilindris lurus berdiameter 1-3 mm, panjang
percabangannya 5-10 mm dari sisi ke ujung sel

3. Cladophora Klasifikasi ilmiah


Kerajaan :Plantae
Divisi :Chlorophyta
Kelas :Ulvophyceae
Order :Cladophorales
Keluarga :Cladophoraceae
Genus :Cladophora
Spesies: Cladophora glomerata
Morfologi:
Cladophora adalah algae yang berbentuk seperti benang bercabang hijau.Bentuk
benang atau jaring nya sangat kuat dan sangat tipis. Kebanyakan jenis
Cladophora berbentuk tebal, kusut, hijau “fluffy” tambalan atau helai rambut

10
sepertikasar yang membungkus lumut, tanaman batang, akar, dan batu. Ada
pula Cladophora seperti talus berserabut, kenyal, lembut jumbai, ukurannya 5-
50 cm dan tubuhnya dominan berwarna hijau, yang telah tua berwarna agak
kecoklatan.
Sifat-sifat umum:
1. Ganggang ini bersifat kering dan tidak berlendir.
2. Tumbuh pada batu dan kayu yang terendam dan terkena cahaya secara
langsung,dalam kondisi yang sangat buruk akan tumbuh pada tanaman juga.
Biasanya cenderung tinggal di satu titik, yang membuatnya mudah untuk
dihilangkan.

4. Ulva Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Ulvales
Famili : Ulvaceae
Genus : Ulva
Spesies : Ulva sp.
Deskripsi:
Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan ciri-ciri sebagai berikut: Alga
ini berwarna hijau, thallus seperti lembaran tebal tersusun oleh deretan sel-sel
berdinding tipis dengan panjang 1 – 2 cm, tumbuh melekat pada batu karang.
Thallus seperti lembaran warna hijau menyerupai jalinan pita lebar.
Tumbuh membentuk koloni yang tebal, alat pelekatnya sulit diamati, koloni
biasanya terkait pada suatu substrat padat. Alga ini tumbuh melimpah pada
zona pasang surut bagian atas (supratidal). Membentuk koloni yang tebal
sehingga pantai tampak hijau.

5. Spyrogyra Kingdom : Plantae


Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Famili : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Spesies : Spirogyra sp

Deskripsi:

11
Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Ia biasa
ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel
eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil. Tubuhnya
berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki.

6. Closterium sp Kingdom: Protista


Devision: Chlorophyta
Class: Chlorophyceae
Order: Chlorococcales
Family: Desmidiaceae
Genus: Closterium
Spesies: Closterium sp

Deskripsi:
Closterium memepunyai bentuk tubuh mirip sepertis sabit dalam bentuk
(panjang, melengkung, meruncing di kedua ujungnya); penampang bundar,
dinding sel yang halus atau dengan garis bujur, band-band di dinding sel di
beberapa spesies; lamina kloroplas bergerigi dan radial diatur, yang membuat
penampang berbentuk bintang; pyrenoids sejajar atau tersebar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, Neil A et al. (2008). Biologi (edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.

Kasim, M. (2016). Kajian Biologi, ekologi, pemanfaatan dan Budidaya Makro


Alga. Jakarta: Penebar Swadaya.

Permana, Adi. (2019). Penggunaan Alga sebagai Sistem Fasad Bangunan.


https://www.itb.ac.id/news/read/57124/home/penggunaan-alga-sebagai-
sistem-fasad-bangunan. (diakses tanggal 6 September 2019).

Rakatika, Rina Riana. (2004). Buku Ajar Botani Cryptogamae. Tasikmalaya:


Universitas Siliwangi.

Wulan, Annisa. (2019). Tren produk Skincare yang Mengandung Sprulina dan
Alga. https://m.fime;a.com/beauty-health/read/4038469/tren-produk-
skincare-yang-mengandung-spirulina-dan-alga. (diakses tanggal 6
September 2019).

Yatim, Wildan. (2003). Biologi Modern (Biologi Sel). Bandung: Tarsito.

13

Anda mungkin juga menyukai