Anda di halaman 1dari 1

1.

 
Opsi saham pada umumnya dibentuk dengan maksud agar setiap karyawan dan
para eksekutif yang memiliki kinerja yang baik dalam pekerjaannya dapat
memperoleh kesempatan untuk membeli beberapa saham dari perusahaan untuk
mereka miliki selama  jangka waktu yang telah ditetapkan. Tarif yang ditetapkan
untuk saham tersebut sesuai dengan harga pasar saat waktu pemberian opsi. Dan
sebenarnya dengan adanya hal tersebut dapat diperuntukkan pula sebagai motivasi
baik karyawan maupun para eksekutif. Hanya saja sangat disayangkan ada
beberapa tindakan tidak jujur yang banyak dilakukan oleh para eksekutif.
Tindakan tersebut mereka lakukan demi mendapatkan keuntungan bagi dirinya
sendiri. Juga terjadi ketika harga saham naik diatas harga opsi yang diberikan,
yang diharapkan oleh manajer yaitu merealisasi opsi mereka dan menjadi saham
besar diperusahaan. Dengan kata lain, pemilik eksekutif terus mengambil
keuntungan dari paket gaji yang besar sementar karyawan dan investor menderita
dari melemahnya nilai portofolio saham mereka. Oleh karenanya menurut saya
opsi saham ini tidak dapat dijadikan sebagai pemicu bagi karyawan dalam
melakukan pekerjaan. Dan  juga jika pilihan bagi para eksekutif tingkat tinggi
mengalami repricing, sementara karyawan tingkat bawah tidak, seseorang bisa
melihat perlakuan diskriminatif ini sebagai  perlakuan yang tidak etis, mengingat
eksekutif harus bertanggung jawab atas penurunan laba.

2. 
Ya, dengan adanya opsi saham yang diberikan untuk para eksekutif, akan
menyebabkan  para eksekutif melakukan praktik-praktik akuntansi yang tidak
baik, salah satunya adalah dengan melakukan manipulasi laporan keuangan
(meningkatkan laba perusahaan) atau disebut juga dengan manajemen laba

3.
Tidak setuju, karena dengan melakukan repricing, backdating, spring-loading, dan
bullet dodge bisa merugikan investor

Anda mungkin juga menyukai