Anda di halaman 1dari 3

RESENSI NOVEL PARIS “ALINE”

Buku : Paris “Aline”


Penulis : Prisca Primasari
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2012
Halaman : x + 214 hlm
Harga : 42000

Prisca primasari merupakan seorang penulis novel paris “aline”


terbitan gagas media. Lahir di Surabaya 22 februari 1986. Penulis
cantik lulusan sastra inggris airlangga ini telah mempunyai 3 judul
novel sebelumnya yaitu Éclair, Beautiful Mistake dan Kastil Es dan Air
Mancur yang Berdansa. Selain menulis prisca primasari juga suka
mendengarkan musik klasik, membaca novel, menonton film dan
mendengarkan K-Pop.

Dengan latar belakang kota paris inilah cerita aline dimulai. Aline ofeli
adalah mahasiswi asal Indonesia yang tengah kuliah sambil bekerja di
salah satu bistro Indonesia yang ada di kota paris. Aline mencintai
seorang laki-laki yang dia sebut ‘ubur-ubur’ yang tengah bekerja di
bistro tersebut. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Karena
patah hati aline meminta cuti dari tempat kerja agar tidak berjumpa
dengan pria yang dia cintai itu. Kemudian tanpa sengaja aline
menemukan pecahan porselen di taman yang bertuliskan nama Aeolus
Sena.

Karena penasaran aline mencari tahu pemilik porselen itu dan


mengiriminya email. Lalu sena membuat janji dengan aline agar
bertemu di place de la bastille pukul 12 malam. Place de la bastille
merupakan salah satu tempat terangker yang ada di paris. 2 hari
berturut-turut sena tidak menepati janjinya. Kemudian di hari ketiga
aline baru bisa bertemu dengan sena.

Karena perjuangan aline dalam mengembalikan porselen itu penuh


dengan tantangan dan kekecewaan akhirnya aline meminta 3
permintaan dari sena. Dengan mudahnya sena menjawab akan
mengabulkan semua permintaan aline. Termasuk membelikan tiket
pesawat ke paris untuk mamanya aline. Karena 3 permintaan itu aline
sering bertemu dan berbagi cerita dengan sena. Lambat laun
hubungan mereka semakin dekat.  Akan tetapi aline masih saja tidak
tahu banyak dengan kehidupan sena yang misterius itu. Dan banyak
lagi keanehan yang ada pada sena.

Perlahan-lahan sena semakin masuk dan mempengaruhi hidup aline.


Sampai-sampai aline mau melakukan hal yang berbahaya hanya untuk
bertemu dengan sena. Apa sebenarnya yang terjadi dengan sena? Dan
hal berbahaya apa yang dilakukan aline untuk sena? Semua jawaban
itu terdapat di novelnya.

Meskipun bersetting di kota paris tapi novel ini berbeda dengan novel
yang bersetting di kota paris pada umumnya. Karena di novel ini tidak
ada menara Eiffel maupun tempat-tempat belanja yang menggiurkan,
yang ada hanyalah gambaran mencekam dari place de bastille dan
kuburan yang menjadi tempat wisata. Dengan demikian kita serasa di
ajak menjelajahi kota paris yang berbeda dari biasanya. Dengan kisah
cinta yang tulus dan penuh misteri membuat kita penasaran akan
cerita selanjutnya. Begitu juga dengan adanya tokoh aline yang tidak
percaya diri dan selalu berlebihan dalam segala hal, dan sena yang
mempunyai gaya nyentrik, berselera aneh dengan sejuta
kemisteriusan. Membuat cerita ini tidak terasa membosankan.

Di dalam novel ini terdapat banyak percakapan menggunakan bahasa


perancis namun sangat sedikit terjemahannya. Hal itu membuat
pembaca bingung dengan apa yang mereka bicarakan. Begitu juga
dengan covernya yang menggunakan warna hijau yang kusam dan
kurang menarik. Covernya seakan menggambarkan kisah sedih, dan
itu sangat berbeda dengan kisah sesungguhnya yang berakhir
bahagia.

Meski demikian, di balik kekurangannya novel ini tetap asyik untuk


dibaca. Terutama di kalangan remaja. Tak hanya memperlihatkan
keindahan paris, tapi juga mengingatkan Indonesia, Negara asal kita
yang tidak akan pernah bisa di lupakan. karena setiap tempat punya
cerita, dan inilah sepotong kisah cinta yang dikirimkan dari paris yang
mengajarkan tentang kesetiaan dan cinta yang tulus.

Anda mungkin juga menyukai