Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

Secara garis besar dunia hewan terdiri atas dua kelompok, yaitu Invertebrata (hewan
tidak bertulang belakang) dan Vertebrata (hewan bertulang belakang). Kelompok
hewan Invertebrata meliputi delapan filum yaitu Porifera (hewan berpori),
Coelenterata (hewan berongga), Platyhelminthes (cacingpipih), Nemathelminthes
(cacing gilig), Annelida (cacing gelang), Mollusca (hewan lunak), Arthropoda (hewan
kaki berbuku-buku), dan Echinodermata (hewan berkulit duri). Setiap filum memiliki
ciri dan struktur tubuh yang berbeda.

A. Filum Porifera (hewan berpori)


Porifera berasal dari kata Porus (lubang kecil) dan Ferre (membawa). Jadi
Porifera berarti hewan yang memiliki tubuh berpori. Selain itu Porifera juga
disebut sebagai hewan spons. Porifera hidup menetap (sessil) pada dasar perairan
sehingga sebagian besar hewan ini hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air
tawar.

Pori-pori pada tubuh porifera disebut ostium yang fungsinya menyerupai mulut.
Ostium tersusun dari saluran-saluran kecil yang bermuara pada rongga tubuh yang
disebut spongosol atau paragaster. Spongosol bermuara pada puncak tubuh yang
berupa saluran pelepasan yang disebut oskulum.

Struktur dan bentuk tubuh pada Porifera.


Porifera merupakan hewan diploblastik atau tersusun dari dua lapis sel yaitu
epidermis dan endodermis. Epidermis (lapisan luar) terdiri atas sel-sel epithelium
berbentuk pipih (pinacosit). Endodermis (lapisan dalam) terdiri atas sel
berflagela yang berfungsi mencerna makanan dan bercorong yang disebut sel
leher (koanosit). Koanosit mempunyai flagela, vakuola dan nukleus.

Pada bagian antara pinakosit dan koanosit terdapat mesoglea yang tersusun dari
zat gelatin. Mesoglea terdiri atas beberapa macam sel, yakni:
1) Sel amebosit, yaitu sel yang bertugas mengangkut zat makanan dan zat
sisa metabolisme dari satu sel ke sel yang lain.
2) Sel skleroblas, yaitu sel yang fungsinya membentuk spikula yang bisa
terbuat dari zat kapur, kersik, atau sponging.
3) Porosit, sel yang fungsinya membuka dan menutup pori-pori.
4) Arkeosit, sel amebosit embrional yang tumpul dan dapat membentuk sel-
sel reproduktif.
5) Spikula, yaitu sel pembentuk tubuh.

Porifera memiliki saluran air yang berfungsi sebagai jalan masuknya air ke
spongosol lalu makanan yang masuk bersama air dicerna di dalam koanosit.
Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amoebosit ke sel-sel lain. Zat
sisanya dikeluarkan bersama sirkulasi air oleh spongosol melalui oskulum.

Sistem saluran air pada porifera ada tiga tipe, yaitu:


a) Tipe Asconoid (askon)
Tipe ini adalah tipe paling sederhanabentuk porifera seperti jambangan
bunga. Air yang masuk melewati ostium langsung terhubung dengan
spongosol lalu keluar melalui oskulum. Saluran ini pendek dan tidak
memiliki cabang maupun lekuk-lekuk.
Contoh: Leucosolenia sp.

b) Tipe Syconoid (sikon)


Tipe ini air yang melalui ostium kemudian masuk ke spongosol melalui
saluran yang bercabang-cabang. Setelah itu air akan keluar melalui
oskulum. Rongga-rongga yang berhubungan denga spongosol dilapisi
oleh koanosit.
Contoh: Scypha sp.

c) Tipe Leuconoid / Leukon (ragon)


Tipe ini adalah tipe yang paling kompleks. Air masuk melalui ostium
menuju rongga-rongga bulat yang saling berhubungan mengalir menuju
spongosol dan keluar melalui oskulum.
Contoh: Spongia sp.

Pada tubuh porifera terdapat spikula-spikula yang mengandung zat kapur


(kalsium), zat kersik (silikat), atau benang-benang spongin. Berdasarkan bentuk
dan kandungan spikula, porifera dibagi menjadi tiga kelas yaitu Calcarea,
Hexactinellida dan Demospongia. Karakteristik ketiga kelas tersebut dapat dilihat
dalam tabel berikut.

Kelas Karakteristik Contoh


Calcarea Rangka tubuh Calcarea bersifat Scypha sp,
kalkareus. Hal ini karena spikulanya Cerantia sp, Sycon
mengandung kalsium karbonat (kapur). sp, Leucon sp, dan
sebagian spikulanya berbentuk monaxon Clathrina sp.
dan triaxon sehingga tampak seperti duri-
duri kecil. Anggota kelas ini banyak
tersebar di laut dangkal di seluruh dunia.
Hexactinellida Spikula Hexactinellida mengandung Euplectella
banyak benang silikat atau kersik. aspergilium,
Sementara itu, spikulanya berbentuk Pheronema, dan
triaxon dengan enam cabang. Bentuk Hyalonema sp
hewan-hewan pada kelas ini menyerupai
gelas, silinder atau corong.
Demospongia Demospongia bertulang lunak dan tidak Euspongia sp,
mempunyai rangka. Apabila ada yang Callyspongia sp,
memiliki rangka, rangkanya tersusun dari Clionia sp,
serabut-serabut spongin dengan spikula Phyllospongia sp
dari zat silika. Bentuk spikulanya ada dan Spongia sp.
yang monaxon atau tetraxon.
Mekanisme kerja ketika porifera mencari makan
Pori-pori yang terdapat dipermukaan tubuh disebut ostium, merupakan celah
tempat masuknya air yang membawa zat makanan. Pori tersebut berlanjut ke
rongga tubuh yang disebut spongosoel atau atrium. Bila air yang masuk ke
spongosoel membawa zat makanan, zat-zat ini akan dialirkan dan selanjutnya
dicerna oleh sel-sel koanosit, sisanya dibuang kembali ke spongosoel yang
akhirnya akan dibuang ke luar tubuh melalui lubang oskulum.

Reproduksi porifera
Porifera bersifat hermaprodit, koanosit menghasilkan spermatozoid dan
amoebosit menghasilkan ovum. Jika spermatozoid membuahi ovum akan
membentuk zigot yang dapat berkembang menjadi embrio. Embrio akan keluar
dari induk melalui oskulum, kemudian melekat di suatu tempat menjadi individu
baru.

Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas eksternal atau tunas


internal (gemmula). Jika kondisi lingkungan buruk, hewan induk mati dan
gemmula akan bertahan serta kelak akan tumbuh menjadi individu baru.

Klasifikasi Porifera
a. Calcarea
Kelompok dari calcarea memiliki ciri sebagai berikut:
 Rangkanya berspikula kapur
 Kanositnya besar
 Spikula berbentuk monokson, triakson, maupun tetrakson
 Anggotanya memiliki ketiga saluran kanal, oscan, sycon, leucon.
 Umumnya calcarea bertubuh kecil sekitar 3 - 4 inci.
 Morfologi luarnya tersusun atas ostium, pinakosit, dan oscalum.
 Perkembangbiakannya secara vegetatif dan generatif.
 Perkembangan secara vegetatif dengan pembentukan tunas dan
gemmulae (butir benih).
 Perkembangan secara generatif dengan anisogami.

b. Hexactinellida
Ciri yang membedakan Hexactinellida kedalam kelompok tersendiri antara
lain:
 Memiliki spikula yang tersusun dari silika. Ujung spikula berjumlah
enam seperti bintang.
 Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau
mangkuk.
 Tingi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe sikonoid.
 Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 - 1.000 m.
 Spikula tersusun dari silikat/kersik, tipe saluran airnya sycon.

c. Demospongia
Beberapa ciri dari Demospongia adalah sebagai berikut:
 Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung pigmen yang terdapat
pada amoebosit. Fungsi warna ungtuk melindungi tubuhnya dari sinar
matahari.
 Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.
 Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 m.
 Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe leukonoid.
 Habitat Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal,
meskipun ada yang di air tawar.
 Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya
ada yang hidup di air tawar.

Peranan Porifera
Secara ekonomi porifera belum banyak diketahui manfaatnya. Sisa spons dari
Spongilla sp maupun Euspongia sp sering dimanfaatkan sebagai spons penggosok
mandi ataupun spons penggosok untuk membersihkan kaca.

B. Filum Coelenterata (Hewan Berongga)

Anda mungkin juga menyukai