Penerapan Laju Reaksi Di Bidang Industri
Penerapan Laju Reaksi Di Bidang Industri
INDUSTRI
LAJU REAKSI DALAM BIDANG INDUSTRI
Laju reaksi dapat dikontrol dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
tersebut. Penerapan laju reaksi dapat ditemukan pada berbagai bidang industri, yang menjadi
penerapan laju reaksi dalam bidang indusri adalah penggunaan katalis yang merupakan faktor
yang mempengaruhi laju reaksi.
Sebuah enzim yang dapat memecah lemak tidak mampu untuk memecah protein dan pati.
Enzim hanya melakukan satu tugas spesifik. Itu artinya sebuah enzim dapat melakukan tugasnya
begitu fokus dan dengan sangat sedikit efek samping. Karena sifat yang spesifik inilah yang
menjadi alasan kenapa enzim banyak digunakan dan dimanfaatkan dalam dunia industri.Sampai
saat ini, telah ditemukan 3000 enzim yang sudah berhasil diidentifikasi dan masih banyak lagi
yang menunggu untuk ditemukan.
Selain dapat melakukan tugas yang spesifik, penting untuk diketahui juga bahwa enzim dapat
melakukan tugas yang sama berulang-ulang, ratusan bahkan jutaan kali. Terus menerus tanpa
henti. Ini karena sifatnya sebagai katalis.
Anda ingat definisi dari katalis. Ya.. katalis adalah suatu zat yang membantu jalannya reaksi
namun akan terbentuk kembali setelah akhir reaksi, dan tidak hancur oleh reaksi tersebut. Enzim
adalah katalis.
Enzim adalah protein. Seperti protein lainnya, enzim itu organik. Setelah melaksanakan
tugasnya dan tidak dibutuhkan lagi, enzim akan terurai cepat dan kembali diabsorb alam.
Yang juga tak kalah penting adalah peran enzim yang juga bersifat ramah lingkungan. Dengan semakin
meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan dan industri ramah lingkungan, maka dapat dipastikan
bahwa peran enzim akan semakin meningkat dan kuat dalam dunia industri.
Produksi Enzim
Kembali melihat kasus pembuatan keju diatas, Chymosin adalah enzim yang berperan dalam merubah
susu menjadi keju. Dan Chymosin hanya dapat ditemukan di dalam perut sapi muda (juga pada kambing
muda, domba muda, dan sedikit mamalia ternak lainnya). Sampai tahun 60-an, semua keju di dunia
dibuat dengan mengunakan Chymosin yang diambil dari perut sapi muda yang disembelih.Lalu dua hal
terjadi. Permintaan akan keju meningkat, dan permintaan daging sapi muda menurun.
Akhirnya tidak terdapat cukup banyak sapi muda yang sudah disembelih untuk mencukupi permintaan
dari industri keju akan Chymosin berkualitas. Untuk memecahkan permasalahan ini, akan sangat tidak
bijak dan mahal untuk menyembelih sapi muda hanya untuk mengambil sedikit enzim Chymosin dari
perut mereka. Dan industri keju serta para peneliti enzim mulai mencari cara lain untuk mendapatkan
dan memproduksi enzim Chymosin dalam jumlah banyak dan murah.
Para peneliti ingin mencari organisme penghasil enzim Chymosin yang lebih murah dan lebih mudah
dibanding sapi muda. Organisme yang dapat berkembang biak secara cepat dan tidak membutuhkan
ruang dan makanan yang besar.
Maka mereka mulai mencari diantara organisme yang lebih kecil dan sederhana yang sudah mereka
kenal, Mikroorganisme.
Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase yang merupakan bio
katalis.Penambahan zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan roti.Ragi di tambahkan ke
dalam adonan sehingga glukosa dalam adonanterurai menjadi etil alkohol dan karbon dioksida.
Pada proses ini, CO berfungsi mengembangkan adonan roti.Banyaknya rongga kecil pada roti
membuktikan terjadinya gelembung CO saat peragian
Dalam bidang kimia penerapan laju reaksi terkait faktor yang mempengaruhinya yakni pengunnaan
katalis dapat diterapkan pada berbagai macam industry antara lain industry pembuatan
ammonia,industry asam nitrat,industry pembuatan asam sulfat melalui melalui proses kontak,industri
perminyakan dan industry roti dan lain-lain.
Penerapan laju reaksi dalam industry kimia dapat ditemukan pada penggunaan katalis pada industry
pembuatan ammonia menurut proses Haber-Bosch . Dalam pembuatan gas ammonia dilakukan dengan
mereaksikan gas nitrogen dengan gas hidrogen Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78%
volume. Walaupun demikian, senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber
alam yang penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa nitrogen
semakin banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh karena itu, proses sintesis
senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan proses industri yang sangat penting. Metode
yang utama adalah mereaksikan nitrogen dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia
dapat diubah menjadi senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat.
Dasar teori pembuatan amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang
ahli kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi secara besar-
besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari Jerman. Persamaan termokimia
reaksi sintesis amonia adalah :
Berdasarkan prinsip kesetimbangan kondisi yang menguntungkan untuk ketuntasan reaksi ke kanan
(pembentukan NH3) adalah suhu rendah dan tekanan tinggi. Akan tetapi, reaksi tersebut berlangsung
sangat lambat pada suhu rendah, bahkan pada suhu 500 oC sekalipun. Dilain pihak, karena reaksi ke
kanan eksoterm, penambahan suhu akan mengurangi rendemen. Proses Haber-Bosch semula
dilangsungkan pada suhu sekitar 500oC dan tekanan sekitar 150-350 atm dengan katalisator, yaitu
Fe2O3 Katalis ini mempercepat laju reaksinya dengan cara mengadsorbsi zat-zat pereaksi pada
permukaannya, reaksinya sebagai berikut:
Seiring dengan kemajuan teknologi, digunakanlah tekanan yang jauh lebih besar, bahkan mencapai 700
atm. Untuk mengurangi reaksi balik, maka amonia yang terbentuk segera dipisahkan. Mula-mula
campuran gas nitrogen dan hidrogen dikompresi (dimampatkan) hingga mencapai tekanan yang
diinginkan. Kemudian campuran gas dipanaskan dalam suatu ruangan yang bersama katalisator sehingga
terbentuk amonia. Diagram alur dari proses Haber-bosch untuk sintesis amonia :
Penerapan laju reaksi dalam industri dapat ditemukan pada industri pembuatan asam sulfat
menurut proses kontak yakni pada proses nya menggunakan katalis. Katalis banyak digunakan
dalam industri kimia, karena dengan penggunaan katalis akan mempercepat proses produksi
sehingga biaya produksi lebih hemat dan menguntungkan. Asam sulfat diproduksi
dari belerang, oksigen, dan air melalui proses kontak.Pembuatan asam sulfat menurut proses
kontak berlangsung dengan beberapa tahap-tahap reaksi yaitu sebagai berikut ini :
3. Belerang trioksida dilarutkan dalam asam sulfat pekat membentuk asam pirosulfat.
Dari tahapan reaksi diatas, tahapan penting dan berlangsung lambat adalah pada tahap-b. Untuk
mempercepat laju reaksinya ditambahkan katalis vanadium pentoksida (V2O5). Katalis ini
dapat mempercepat laju reaksi dengan proses reaksi sebagai berikut :
Metode yang sering digunakan dalam industri asam nitrat adalah metode Proses Ostwald, yang
dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Wilhelm Ostwald.Bahan baku industri asam nitrat adalah
amonia. Mula-mula, amonia dibakar pada suhu 800 oC.
Oksida NO terbentuk teroksida dengan cepat membentuk NO 2 .Kemudian gas NO diserap oleh air
menghasilkan asam nitrit dan asam nitrat.HNO 2 diubah mnjadi HNO3 (g).,
Gas NO dimasukan kembali ke dalam reaktor dan dioksidasi menjadi NO2 .
4.Industri perminyakan
Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor,
Itulah sebabnya perlu dilakukan pengembangan metode distilasi yang menghasilkan bensin.
Metode yang dikembangkan tersebut, yaitu pemecahan katalis dan alkilasi.Katalis yang
digunakan, diantaranya asam, oksida alumunium, silikon, dan krom.