Anda di halaman 1dari 18

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

Ragkaian Sistem Pengapian

Tujuan Umum :
• Peserta dapat mengidentifikasi fungsi , konstruksi , cara kerja sistem control ngine
• Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki kerusakan elektris pada sistem
kontrol engine

Tujuan Khusus :

Peserta dapat ;
• Mengenal rangkaian-rangkaia sistem pengapian mobil
• Memahami cara kerja sistem-sistem pengapian

Waktu : 5 Jam

Deskripsi (Gambaran)

5000 – 25000 V
12 V

Sistem pengapian merubah tegangan 12 V menjadi 5 KV sd 25 KV

Apakah perbedaan sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian elektronik?


(TCI-k, TCI-i, TCI-h dan Pengapian Komputer)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 1-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Perkembangan sistem pengapian menurut pengendali percikan apinya dapat
digolongkan sebagai berikut:
1. Sistem pengapian konvensional
2. Sistem pengapian elektronik TCI-k (Transistorized Control Ignition – kontak)
3. Sistem pengapian elektronik TCI-i (Transistorized Control Ignition – induktif)
4. Sistem pengapian elektronik TCI-h (Transistorized Control Ignition – hall)
5. Sistem pengapian komputer.

Sistem Pengapian Konvensional

Keterangan :

1. Baterai
2. Kunci kontak
3. Koil pengapian
4. Kontak pemutus dan
kam
5. Kondensator
6. Pengurut
pengapian/distributor
7. Busi

Sistem Pengapian Konvensional

Ciri-ciri:
• Pengendali saat pengapian menggunakan kontak pemutus
• Pengaturan maju/mundurnya saat pengapian menggunakan centrifugal
advancer dan vacuum advancer
• Pengurutan saat pengapian menggunakan distributor
• Tidak dilengkapi sensor-sensor listrik

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 2-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Kelemahan sistem konvensional :

1. Frekuensi pemutusan kontak pemutus tinggi

Perbandingan motor 4 langkah 3 silinder dengan 6 silinder pada putaran 5000 rpm.

N 5000
Jumlahpengapian= xΖ = x3 = 7500/ menit
2 2 Jumlah pengapian = 15.000 / menit
60
Waktu pengapian = = 0,008det ik 60
7500 Waktu pengapian = = 0,004 det ik
15000
Waktu penutupan= 50% x 0,008= 0,004det ik
Waktu penutupan = 50% x 0,004 = 0,002 det ik

Daya pengapian sangat rendah saat putaran tinggi pada mesin 6 silinder

2. Masalah kontak pemutus

Keausan dapat terjadi pada :

1. tumit ebonit dan/atau nok


2. permukaan kontak
3. bushing poros penggerak

Tumit ebonit dan/atau nok aus berakibat

Sudut dwell menjadi bertambah besar, Saat pengapian jadi


terlambat bahkan kontak pemutus tidak dapat membuka lagi

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 3-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Kontak terjadi erosi api

Arus yang mengalir besar (8 Amper)  kemampuan besar erosi bunga api
pada kontak pemutus besar

Arus kecil (2 Amper)  erosi akibat loncatan bunga api kecil  daya pengapian
kurang.

Batas arus primer pengapian konvensioanal tidak boleh lebih dari 4 amper.

Kekuatan pegas

Pegas yang kuat  Tuas ebonit cepat aus, timbul pantulan (prellung) pada
kontak pemutus,

mempercepat bantalan poros distribusi aus, saat pengapian


silinder satu dengan lainnya berubah-ubah
Pegas yang lemah Pada putaran tinggi kontak pemutus melayang, sehingga
akan selalu membuka

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 4-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Perbaikan dengan mengganti kontak pemutus dengan transistor/elektronik

Dengan pengapian elektronik diharapkan


 Saat pengapian stabil
 Sudut dwell bisa diatur sampai 80 %
 Transistor mampu dialiri arus yang besar (± 8 ampere)  kemampuan tinggi
 Tidak terdapat pentalan
 Interval perawatan cukup lama

Sistem Pengapian Elektronik

Pada sistem pengapian elektronik pengendalian saat pegapian dilakukan dengan


transistor, sehingga arus pada rangkaian primer bisa lebih tinggi dan daya pengapian
jadi lebih besar.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 5-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Pada pengapian elektronik TCI-I dan TCI-H, ECU memiliki fungsi-fungsi tambahan :

• Regulasi sudut dwell minimum dan maksimum, pada putaran rendah agar koil
tidak panas (arus primer diregulasi mengalir tidak terlalu lama), sebaliknya pada
putaran mesin tinggi agar daya percikan busi tetap tinggi→sehingga pembakaran
sempurna (± 18% s/d 80%).
• Pembatas arus primer, sehingga arus primer maksimal selalu tetap (± 8A).
• Pemutus arus primer, atas dasar jumlah pulsa yang dikirim pengirim sinyal,
apabila kurang dari 10 pulsa/menit maka pemutus arus akan memberi informasi
kepada penguat sehingga darlington akan memutus arus primer.
• Pembatas putaran maksimal, pada saat motor berputar sudah mencapai
maksimum (6200 rpm) maka pembatas putaran memberitahu kepada penguat
supaya darlington tidak memutus arus primer lagi sehingga tidak terjadi induksi
tegangan tinggi pada koil.

Pengapian elektronik TCI-k

Sistem Pengapian TCI-k

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 6-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Pada sistem ini rangkaian primernya dikendalikan transistor, sinyal pengendali
transistor dengan kontak pemutus yang daliri arus kecil (kontaknya lebih awet), arus
primer koil bisa lebih tinggi sehingga daya pengapian juga lebih tinggi.

Kelemahan yang masih ada :


• Keausan ebonit dan cam
• Dwell tetap
• Pengaturan saat pengapian masih konvensional dengan Centrifugal Advancer
dan Vacuum Advancer

Pengapian elektronik TCI-i

Sistem Pengapian TCI-i


Program Diklat : Level : Tanggal :
PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 7-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Pengapian TCI-i pengendali primernya menggunakan transistor daya lebih besar
karena arus lebih besar, sinyal pengendali berupa induksi dari sebuah pulser berupa
sinyal sinus.
Karena sudah tidak ada pegas penekan poros, maka bushing poros distributor akan
lebih awet. Sudut dwell sudah dapat diatur secara elektronis.

Kelemahan yang masih ada :


• Pengaturan saat pengapian masih konvensional dengan Centrifugal Advancer
dan Vacuum Advancer

Pengapian elektronik TCI-h

Sistem Pengapian TCI-h

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 8-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Pengapian TCI-h hampir sama dengan TCI-i, perbedaannya pada sinyal pengendali
yang berupa sinyal dari hall generator yang berupa sinyal kotak.

Kelemahan yang masih ada :


• Pengaturan saat pengapian masih konvensional dengan Centrifugal Advancer
dan Vacuum Advancer

Sistem Pengapian komputer

Ada 3 macam sistem pengapian komputer, yaitu:

• Sistem pengapian komputer dengan distributor


• Sistem pengapian komputer tanpa distributor / DLI (Distributorless Ignition
System).
• Sistem pengapian komputer langsung / DIS (Direct Ignition System)

Pada pengapian komputer, DLI dan DIS pemajuan saat pengapian berdasarkan
putaran engine dengan sensor rpm (Ne/CKP) dan penyesuaian terhadap beban
kendaraan dengan TPS (Trotle Position Sensor) atau MAP/PIM (Manifold Absolute
Pressure)

Blok diagram dari pengapian elektronik sebagai berikut:

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 9-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Pengapian komputer dengan dua sinyal induktif

Gambar dua buah sensor induktif

Sinyal Ne (gigi-gigi yang banyak) digunakan sebagai sensor putaran mesin.

Ketika muncul sinyal G1 digunakan untuk menentukan saat pengapian, ECU akan
mengeluarkan sinyal IGT sebagai pemicu igniter.

Dari kombinasi Ne sinyal dan G sinyal ECU mengetahui silinder mana yang sedang
langkah kompresi sehingga IGT dikeluarkan ke igniter yang silindernya sedang akhir
langkah kompresi.

Ada pula sistem yang menggunakan satu buah sensor untuk menentukan kompresi
silinder 1 sebagai berikut:

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 10-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Keterangan :

1. magnet permanen
2. bodi sensor
3. inti besi sensor
4. kumparan
5. roda gigi dengan dibuang satu gigi sebagai referensi
Gambar sensor induktif dengan gigi referensi

Penentuan top silindernya dengan referensi setelah sinyal yang panjang adalah
posisi top silinder 1. Selanjutnya dengan menghitung jumlah gigi akan dapat
digunakan untuk menentukan pengapian silinder lainnya sesuai urutan pengapian /
firing order (FO).

Kondisi lain yang dipertimbangkan sebagai koreksi dari saat pengapian, seperti :
kondisi start, kondisi temperatur engine dingin, kondisi temperatur engine panas dan
ketika ada detonasi

Pengoptimalan derajat pengapian sudah dilakukan secara presisi dengan


elektronis/pemrograman sehingga lebih optimal dan memperoleh banyak
keuntungan.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 11-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Keterangan :

1. koil dengan igniter


2. distributor tegangan tinggi
3. busi
4. ECU
5. sensor temperatur
6. knok sensor
7. sensor rpm dan sensor top silinder 1
8. gigi-gigi untuk sensor
9. throtle position sensor (TPS)
10. Baterai
11. kunci kontak

Gambar sistem pengapian komputer dengan distributor (DIS)

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 12-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Keterangan :

1. busi
2. koil individual
3. throtle position sensor (TPS)
4. ECU
5. sensor temperatur
6. knok sensor
7. sensor rpm dan sensor top silinder 1
8. gigi-gigi untuk sensor
9. baterai
10. kunci kontak

Gambar sistem pengapian komputer tanpa distributor

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 13-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Ditinjau dari pelayanan pengapian oleh koil dapat dibedakan
sistem pengapian individual dan sistem pengapian grup

Gambar sistem pengapian individual (DIS)

Gambar sistem pengapian group (DLI)

Beban mesin dibaca dengan menggunakan TPS(Trotle Position Sensor) atau MAP
(Manifold Absolute Pressure) yang sinyalnya berupa tegangan analog.
MAP sensor terbuat dari Piezo Resistive, berfungsi untuk mengetahui tekanan udara
masuk yang akan menerjemahkan beban kendaraan.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 14-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
TPS (Throtle Position Sensor)

Gambar MAP sensor

Keterangan:

1,3 = Konektor 5 = Gelas Isolator

2 = Vacum referensi 6 = Rumah Vacum

4 = Silicon Chip Ukur 7 = Input Vacum

Gambar bagian-bagian MAP sensor

Kondisi-kondisi kerja tertentu digunakan untuk mengoreksi saat pengapian yang tepat
selama mesin beroperasi, diantaranya : Kondisi start, kondisi temperatur engine
dingin, kondisi temperatur engine panas dan ketika ada detonasi.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 15-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Kondisi start

Pada kondisi ini putaran engine rendah ±300 rpm, maka temperatur hasil kompresi
masih rendah. Untuk mengatasi hal tersebut maka saat pengapian dibuat pada Titik
Mati Atas (0°PE), Tujuan dari penentuan saat pengapian tersebut adalah supaya
temperatur akhir kompresi tinggi, putaran lebih ringan dan tidak timbul detonasi.

Sensor start memanfaatkan sinyal dari kunci kontak terminal 50/ST yang dimasukkan
kedalam ECU. Besar tegangan yang dimasukkan ke ECU dirubah menjadi 5 volt oleh
sebuah DC-DC converter

Kondisi temperatur mesin dingin (t < 30 °C)

Pada kondisi temperatur mesin yang masih dingin pembakaran campuran bahan
bakar dan udara memerlukan waktu lebih lama. Pada kondisi ini bahan bakar
dikondisikan lebih banyak karena untuk mengimbangi terjadinya pengembunan
kembali bahan bakar yang sudah dikabutkan dan agar campuran yang terbentuk
dalam keadaan mudah terbakar. Saat ini pengapian dimajukan ±5°PE sebelum TMA
dari kondisi normal (tabel dasar).

Kondisi temperatur engine panas (t > 90 °C)

Pada kondisi ini waktu pemkaran relatif lebih pendek dari kondisi normal, karena
temperatur sudah panas, maka pengapian dimundurkan ±5°PE sebelum TMA dari
kondisi normal (tabel dasar).

Sensor temperatur menggunakan bahan thermistor, merupakan bahan solid-state


variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature Coefficient).
Sensor ini nilai tahanannya akan berkurang bila temperatur naik (nilai tahanan
berbanding terbalik terhadap temperatur).

ECT terletak pada blok engine dekat dengan selang menuju radiator, sensor ini
membaca temperatur air pendingin pada engine.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 16-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
NTC ECT (Engine Coolant Temperature)

Hubungan temperatur dengan tahanan pada NTC

Pada temperatur 0ºC NTC mempunyai tahanan ± 5 KΩ, dan pada temperatur 80ºC
tahanan ± 250 Ω.

Kondisi saat terjadi knocking/ detonasi

Ketika terjadi detonasi saat sensor kockingakan memberi informasi menuju ECU dan
saat pengapian akan dimundurkan beberapa derajat sampai tidak terdapat detonasi
lagi dan dijeda sebelum kembali ke saat pengapian yang semestinya.

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 17-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas
Sensor knocking terbuat dari bahan Piezoceramic, terletak sensor knocking pada blok
engine. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi terjadinya detonasi pada engine dan
informasi ini dimanfaatkan untuk merubah saat pengapian.

Keterangan

1 = Piezoceramic
element
2 = Seismic mass
3 = Rumah sensor
4 = Baut pengencang
5 = Permukaan kontak
6 = Konektor
7 = Blok Silinder
V = Getaran

Gambar sensor knocking

Sinyal knocking

Referensi :
1. Modul diklat mesin mobil PPPPTK BOE – VEDC Malang
2. Toyota Material Training
3. BOSCH Automotive Hand Book

Program Diklat : Level : Tanggal :


PPPPTK Kompetensi Kejuruan Menengah 20.8.2010
65 07 03 BT
Hal
VEDC Program studi Departemen : Rev.Tgl : Dibuat oleh: 18-18
MALANG EMS Ototronik M. Muchlas

Anda mungkin juga menyukai