Pendahuluan
Kemagnetan purba adalah ilmu yang mempelajari fosil magnet yang terekam pada
batuan tertentu. Jika magnet yang terekam pada batuan terjadi ketika batuan terbentuk, maka
orientasi magnetnya dapat digunakan untuk menentukan lintang asal pembentukan batuan
tersebut. Jika lintang purba yang didapatkan ternyata berbeda dengan lokasi lintang batuan
saat ini, berarti bahwa batuan tersebut telah berpindah posisi. Namun jika ditemukan bukti-
bukti bahwa terdapat pola perpindahan yang berbeda pada batuan berumur sama di benua
yang berbeda, maka dapat dimungkinkan terjadinya gerakan relatif. Di sinilah pengukuran
paleomagnetik akan membuktikan terjadinya continental drift dengan memberikan perkiraan
kuantitatif terhadap pergerakan relatif benua.
Magnetisasi batuan
Cara kedua adalah dengan menganggap posisi benua tidak berubah kemudian
mengeplot posisi semu kutub magnetik pada berbagai umur geologi sampel batuan. Titik-titik
posisi kutub magnetik pada berbagai waktu geologi tersebut kemudian dihubungkan dengan
garis sehingga membentuk jalur yang disebut apparent polar wander (APW) path (Gambar
3).
Gambar 3. Penyajian data paleomagnetik dengan asumsi posisi benua tetap dan posisi kutub bergeser
membentuk jalur APW.
Gambar 5 menunjukkan jalur APW pada kedua benua setelah posisi benua Eropa dan
jalur APW-nya digeser ke Samudera Atlantik.
Gambar 5. Jalur APW pada Amerika Utara (lingkaran hitam, garis hitam) dan Eropa (lingkaran putih, garis
putus-putus) setelah posisi benua Eropa digeser ke Samudera Atlantik.
Tampak bahwa jalur APW benua Eropa dan Amerika Utara sangat identik. Hal
tersebut menunjukkan pada awalnya kedua benua bersatu kemudian berpisah sekitar 400 juta
tahun yang lalu pada batas Caledonian Orogeny hingga terbukanya Samudera Alantik.
Pada keadaan awal segmen A dan segmen B berada pada lempeng benua yang sama
yang ditunjukkan oleh kesamaan jalur APW. Kemudian mulai terjadi perbedaan jalur APW
pada waktu ke 4 yang menandakan terjadinya proses awal pembukaan celah samudera. Pada
tahap selanjutnya kedua jalur menunjukkan pola yang sangat berbeda yang berarti segmen A
dan segmen B telah menjadi dua benua dipisahkan oleh samudera. Kemudian kedua segmen
mulai menunjukkan pola konvergen pada waktu ke 8 hingga akhirnya bertemu kembali dan
menyatu pada waktu ke 12.
Rekonstruksi paleogeografi
Referensi
Keary, P., Klepeis, K.A., dan Vine, F.J. (2009). Global Tectonics (3rd Ed.). Oxford: Wiley-
Blackwell.