Anda di halaman 1dari 7

Nama : Baiq Anita Zahriana

NIM / Kelas : 20180420322 / MKS E

BAB 19
KEBIJAKAN MODAL KERJA DALAM KEUANGAN SYARI’AH
“Maka jika kamu tidak mengerjakan ( meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa
Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
Maka bagimu pokok hartamu ; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”

ATURAN TENTANG MODAL


Dalam konsep islam pemanfaatan harta dalam suatu usaha yang dilakukan secara
bersama, minimal dua orang dikenal dengan syirkah. Didalam syirkah para pihak
menyertakan modal untuk menjalakan suatu usaha tersebut. Tujuannya adalah harta menjadi
berputar dan dapat memberikan keuntungan. Dalam hal modal ini, Islam memiliki ketentuan
sebagai berikut :
1. Modal harus diketahui
Maknanya, jika modal tidak diketahui jumlahnya, maka hal ini hanyalah spekulatif.
Ini menjadikan tidak sahnya transaksi. Modal harus diketahui, karena modal itu akan
menjadi rujukan ketika aliansi usaha dibubarkan. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa
mengetahui jumlah modal yang disertakan para pihak.
2. Modal berbentuk riil
Artinya, modal harus ada pada saat transaksi terjadi. Karena dengan adanya modal
itulah , maka aliansi dapat terlaksana, sehingga eksistensinya dibutuhkan, kalau saat
transaksi tidak ada maka transaksi dianggap batal.
3. Modal bukan merupakan utang
Hal ini dilakukan untuk mengjindari terjadinya riba. Riba adalah sesuatu yang
diharamkan oleh Islam. Dengan demikian dalam pengembangan harta hendaknya
menghindari persoalan riba. Sebab riba dapat menurunkan potensi investasi.

A. PENGERTIAN MODAL KERJA


Dalam bahasa manajemen keuangan, secara umum modal kerja dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Modal kerja kotor biasanya mengacu pada aktiva lancar, yang biasanya meliputi kas,
piutang dagang, dan persediaan. Modal kerja bersih biasanya diartikan sebagai aktiva
lanca dikurangi utang lancar.modal kerja bersih operasional biasanya diartikan
sebagai aktiva lancar operasional dikurangi utang lancar operasional. Biasanya aktiva
lancar operasional mengcakup kas, piutang dagang, dan persediaan. Sedangkan utang
lancar operasional mencakup utang dagang dan utang akrual (misal utang gaji dan
utang pajak).

B. ALASAN PERLUNYA MODAL KERJA


Pertanyaan berikut adalah ‘kenapa perusahaan mempunyai modal kerja?’ Jawabannya
adalah karena adanya ketidaksempurnaan pasar. Ketidaksempurnaan tersebut memaksa
perusahaan untuk mempunyai modal kerja. Jika biaya transaksi tidak ada, segala aktivitas
bisa diperkirakan dengan jelas (kondisi kepastian), tidak ada biaya kebangkrutan, maka
modal kerja tidak diperlukan. Keputusan modal kerja dalam situasi tersebut tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan. Tetapi karena perusahaan hidup dalam situasi
ketidaksempurnaan pasar, keputusan modal kerja menjadi penting. Trade-off antara risiko
dengan profitabilitas menjadi acuan yang harus diperhatikan manajer keuangan dalam
kaitannya dengan keputusan modal kerja.
Berikut ini beberapa kondisi ketidaksempurnaan yang membuat keputusan modal kerja
menjadi penting, karena :
Biaya Transaksi
Biaya transaksi mencakup biaya eksplisit (misal biaya komisi pembelian atau penjualan
aset) dan juga biaya implisit. Contoh biaya implisit adalah harga yang terlalu murah (mahal)
jika perusahaan menjual (membeli) suatu aset dengan terburu-buru (fire sale atau fire
purchase). Untuk mengurangi biaya transaksi semacam itu, perusahaan bisa memegang kas
atau surat berharga yang likuid. Jika ada kesempatan memperoleh harga yang baik,
perusahaan bisa langsung memanfaatkan kesempatan tersebut dengan cepat.
Kelambatan / Ketidaksinkronan Aktivitas
Bayangkan rangkaian aktivitas yang sinkron : bahan mentah datang pada saat proses
produksi sudah siap, kemudian bahan jadi bisa langsung dikirim pelanggan / distributor.
Dalam situasi tersebut, persediaan bahan mentah ataupun produk (bahan jadi) tidak perlu ada.
Metode persediaan Just In Time mempunyai filosofi semacam itu. Persediaan ditekan
menjadi nol, karena persediaan mempunyai biaya (misal biaya simpan). Situasi yang normal
adalah : ada kemungkinan keterlambatan kedatangan bahan mentah, atau produk yang sudah
tidak bisa langsung dikirim langsung ke distributor, atau permintaan produk tidak diketahui
dengan pasti. Dalam situasi tersebut, persediaan bahan mentah dan produk diperlukan untuk
mengantisipasi kelambatan kedatangan bahan mentah atau permintaan yang lebih tinggi dari
yang diantisipasi. Dalam situasi ketidaksempurnaan pasar, pasar modal kerja akan
diperlukan.
Kemungkinan Kebangkrutan / Kesulitan Pembayaran
Biaya kebangkrutan cukup signifikan. Kebangkrutan bisa disebabkan oleh kondisi
perusahaan (prospek) yang memburuk, tetapi juga bisa dikarenakan ketidakmampuan
memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh, suatu perusahaan barangkali mempunyai laba yang
cukup. Tetapi jika penjualan yang terjadi lebih banyak merupakan penjualan kredit,
sementara perusahaan mengeluarkan banyak biaya kas (misal untuk promosi, memperluas
jaringan distribusi), maka perusahaan bisa mengalami kesulitan kas. Perusahaan bisa gagal
membayar kewajiban bunga, dan kreditur bisa membangkrutkan perusahaan tersebut. Untuk
menghindarisituasi semacam itu, perusahaan bisa memegang kas yang lebih besar dari yang
seharusnya, agar risiko likuiditas bisa berkurang. Meskipun konsekuensinya profitabilitas
berkurang. Dalam kondisi ketidaksempurnaan pasar, perusahaan terpaksa akan memegang
modal kerja.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT MODAL KERJA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktiva Lancar


 Karakteristik Bisnis
Sektor usaha (industri) mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain,
termasuk dalam penggunaan modal kerja. Sektor retil cenderung mempunyai
persediaan barang dagangan (yang berarti modal kerja) yang lebih besar
dibandingkan perusahaan manufaktur. Sektor tertentu mempunyai utang lancar
yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktiva lancarnya.
 Ukuran Perusahaan
Perusahaan kecil cenderung mempunyai modal kerja yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan besar. komposisi aktiva lancar dan kewajiban
lancar untuk perusahan besar dan kecil terdiri dari 65,5% aktiva lancar dan 32,8%
utang lancar untuk perusahaan kecil. Sedangkan komposisi untuk perusahaan
besar adalah 31% aktiva lancar dan 24,4% kewajiban lancar.
 Aktiva Perusahaan
Jika perusahaan meningkat aktivitasnya (penjualan meningkat), aktiva lancar dan
utang lancar yang bersifat spontan juga akan meningkat. Semakin tinggi penjualan
dengan demikian akan semakin besar aktiva lancar suatu perusahaan.
 Stabilitas Penjualan Perusahaan
Jika penjualan stabil, aktiva lancar cenderung semakin kecil. Sebaliknya, jika
penjualan berfluktuasi, aktiva lancar akan cenderung semakin besar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Utang Lancar


 Faktor Eksternal
Industri tertentu cenderung mempunyai utang lancar lebih besar. sebagai
contoh usaha ritel menggunakan aktiva lancar (biasanya dalam bentuk barang
dagangan) yang lebih besar dibandingkan dengan industri manufaktur. Barang
dagangan biasanya diperoleh melalui pendanaan yang spontan (utang dagang),
sehingga aktiva lancar yang tinggi akan mengakibatkan utang dagang yang
tinggi juga.
 Faktor Internal Kebijakan Manajemen
Manajemen mempunyai pilihan apakan menggunakan dana likuid (cepatcair)
yang tinggi atau rendah. Jika manajemen yang fleksibilitasnya cukup tinggi,
manajemen akan menggunakan dana likuid yang lebih kecil. Jika manajemen
membutuhkan dana dengan cepat,maka manajer masih mempunyai cukup
ruang untuk melakukan hal tersebut.

D. STRATEGI MODAL KERJA


1. Strategi Aktiva Lancar
Secara umum, aktiva lancar mempunyai tingkat keuntungan yang lebih kecil
dibandingkan dengan aktiva tetap. Jika perusahaan mempunyai aktiva lancar yang
lebih tinggi, maka perusahaan bsia mengurangi risiko (risiko likuiditas, sebagai
contoh), tetapi konsekuensinya perusahaan akan memperoleh profitabilitas yang lebih
rendah juga.
2. Strategi Pendanaan
Dari segi pendanaan modal kerja dan aktiva tetap, ada beberapa alternatif kebijakan
pendanaan modal kerja (pendekatan pendanaan jangka pendek). Ada tiga pendekatan
dalam pendanaan jangka pendek, yaitu :
1) Matching atau hedging
2) Agresif, dan
3) Konservatif.
Ketiga strategi tersebut berkaitan dengan risiko dan tingkat keuntungan utang
jangka pendek versus utang jangka panjang. Seperti dalam bagian-bagian lainnya
atau trade-off (tarik-ulur) antara risiko dengan return, yaitu tingkat keuntungan
yang semakin tinggi akan diikuti oleh risiko yang tinggi juga. Pendanaan jangka
pendek secara umum mempunyai risiko yang lebih tinggi bagi peminjam, karena
utang tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu pendek.dalam jangka waktu
yang pendek tersebut, fleksibilitas keuangan dan kemungkinan pengguna dana
tidak bisa mengembalikan dana yang digunakan (financing) akan semakin tinggi.
Sebaliknya, secara umum, pendanaan (financing) jangka pendek mempunyai
tingkat return lebih rendah dibandingkan dengan pendanaan (financing) jangka
panjang. Dengan demikian jika perusahaan menggunakan pendanaan (financing)
jangka pendek, maka perusahaan akan memberikan bagian pendapatan atau
keuntungan lebih rendah (meningkatkan profitabilitas), tetapi akan menanggung
risiko yang lebih tinggi.
Hal yang sebaliknya berlaku untuk pendanaan (financing) jangka panjang.
Pendanaan (financing) jangka panjang secara umum mempunyai tingkat return
yang lebih tinggi.tetapi risiko pendanaan (financing) jangka panjang dari sudut
pandang pendanaan lebih kecil dibandingkan dengan pendanaan (financing)
jangka pendek. Pendanaan (financing) jangka panjang mempunyai jangka waktu
yang lebih lama, sehingga fleksibilitas peminjam semakin tinggi, dan
kemungkinan tidak bisa mengembalikan pendanaan (financing) dalam jangka
panjang menjadi semakin kecil.
E. SIKLUS KAS (CASH CONVERSION CYCLE)
A. Pengertian Siklus Kas
Dalam kegiatannya , biasanya perusahaan memulai usahanya dengan membeli bahan
baku, kemudian diproses menjadi bahan jadi. Pada saat membeli bahan baku tersebut,
jika pembayaran dilakukan dengan kas, maka ada kas keluar dari perusahaan. Jika
dibayar dengan cicilan, perusahaan mempunyai pembiayaan dagang. Pembiayaan
dagang tersebut bisa menunda pembayaran kas. Kemudian barang jadi tersebut dijual
dengan cicilan (misalnya dengan skema murabahah), yang berarti perusahaan
mempunyai piutang dagang (piutang murabahah). Pada saat piutang dagang dilunasi,
perusahaan akan memperoleh kasnya kembali. Kegiatan semacam itu
menggambarkan bagaimana siklus kas terjadi, yaitu dikeluarkan oleh perusahaan dan
pada akhirnya akan kembali lagi ke perusahaan.
Siklus kas bisa dihitung sebagai berikut ini :
Siklus = Periode pengumpulan + Periode - Periode Pembayaran
Kas Piutang Persediaan Pendanaan & rekening akrual

F. MEMONITOR MODAL KERJA (POSISI LIKUIDITAS)


Setelah melakukan perencanaan modal kerja, manajer keuangan perlu memonitor
kondisi modal kerja perusahaan secara terus menerus. Jika kondisi modal kerja
memburuk, manajer keuangan perlu melakukan beberapa tindakan perbaikan atau
pencegahan agar kondisi modal kerja tidak semakin memburuk. Kondisi modal kerja
yang memburuk menandakan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Beberapa
indikator yang bisa dipakai untuk memonitor kondisi likuiditas atau modal kerja
perusahaan adalah :
1. Periode pelunasan piutang yang semakin melambat (meningkat). Bab berikutnya
akan membicarakan perhitungan periode pelunasan piutang. Pelunasan piutang
yang melambat mengakibatkan dana yang terikat semakin besar, dan menurunkan
likuiditas perusahaan.
2. Aliran kas masuk harian (operasional) yang semakin menurun.
3. Persediaan yang semakin menumpuk. Persediaan yang semakin menumpuk bisa
mengindikasikan penjualan yang semakin sulit , sehingga dana yang terikat pada
persediaan semakin meningkat.
4. Rasio lancar (Aktiva lancar/ kewajiban lancar) yang semakin kecil, yang berarti
kewajiban lancar semakin membengkak.
5. Setelah permasalahan modal kerja terdeteksi, manajer keuangan bisa melakukan
beberapa langkah seperti berikut ini.
6. Mengendalikan tingkat persediaan, seperti mempercepat penjualan barang
dagangan (misal dengan memberikan potongan harga), mengendalikan investasi
baru pada persediaan (misal menunda pembelian barang dagangan yang baru).
7. Mengendalikan investasi pada piutang. Manajer keuangan bisa memperketat
kebijakan dengan piutang ; hanya memberi penjualan cicilan (misalnya dengan
skema murabahah) kepada pelanggan yang dinilai baik (membayar tepat waktu).
8. Mengurangi atau mengendalikan aliran kas keluar yang rendah prioritasnya.
Sebagai contoh, manajer bisa menunda pembayaran dividen, menunda investasi
pada modal (menunda penganggaran modal). Pembayaran biaya lainnya bisa
diperketat.

G. PEMBIAYAAN MODAL KERJA SYARI’AH


Secara umum, yang dimaksud dengan Pembiayaan Modal Kerja (PMK) Syari’ah
adalah pembiayaan jangka pendek yang diberikan kepada perusahaan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah.
Jangka waktu pembayaran modal kerja maksimum 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Perpanjangan fasilitas PNK dilakukan atas
dasar hasil analisis terhadap debitur dan fasilitas pembayaran secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai