BPOM 1
OUTLINE
Mengapa Sistem Mutu Industri Farmasi
Bagaimana Kita?
BPOM 2
Mengapa SMIF
BPOM 3
CPOB 2012 - PENDAHULUAN
BPOM 4
TUJUAN PENGGUNAAN OBAT
Menyembuhkan ( cure )
7 BPOM 6
MUTU yang rendah à risiko untuk PASIEN dan PENGGUNA :
Ø Menerima obat yang salah
Ø Menerima obat yang benar, tetapi super-potent
Ø Menerima obat yang benar, tetapi sub-potent
BPOM 8 8
Tetapi, apakah pasien mengetahui ?
Remediation
SQuIPP Investigations
Memenuhi persyaratan
spesifikasi
CAPA
BPOM 11
CPOB & SMIF
• GMP tidak mencakup seluruh siklus keberadaan produk tetapi
• GMP memberi pedoman untuk pembuatan produk obat
•GMP bermula pada tahun 1970 – dengan penambahan2 CPOB 2012 Bab 1 :
• Tidak menanamkan prinsip Manajemen Mutu ISO Umum
Manajemen
• SOP focus pada pemenuhan persyaratan GMP bertanggung jawab
• GMP memberi pedoman untuk elemen paling penting dari untuk pencapaian
tujuan ini melalui suatu
sistem mutu
“Kebijakan Mutu”, yang
• GMP menyebut CAPA tetapi belum mendorong perbaikan memerlukan partisipasi
berkelanjutan (continual improvement) yang proaktif dan komitmen jajaran di
• GMP menyinggung salah satu tanggung jawab manajemen semua departemen di
dalam perusahaan, para
pemasok dan para
distributor
BPOM 12
SMIF dalam Gambaran Besar
Persyaratan
Quality Risk
Regulasi Management
(Q9)
SMIF
Management
Pharmaceutical
Pengelolaan Pengembangan
Risiko Mutu Development
Produk
(Q8)
GMP
Existing GMP s
PQS
(Q10)
BPOM 13
• Temuan MRHA Chapter 1 – Tahun 2015
PQS
GMP
14
• Temuan MRHA Chapter 1 – Tahun 2016
PQS
GMP
BPOM 16
WHO TRS 986/2014
BPOM
17
BPOM 18
Sistem Mutu Industri Farmasi – ICH Q10
BPOM 19
Tujuan PQS
• Mencapai Realisasi Produk
• Secara konsisten menyediakan produk dengan mutu yang dibutuhkan pasien,
praktisi kesehatan, regulator dan internal customers.
• Menyusun dan Memertahankan Kondisi Terkendali
• Menggunakan sistem monitoring kinerja produk dan proses yang efektif untuk
mendapatkan pemastian kapabilitas proses yang berkesinambungan.
• Memfasilitasi Perbaikan Berkelanjutan
• Mengidentifikasi dan mengimplementasikan perbaikan mutu produk,
• perbaikan proses, mengurangi variabilitas,
• mendorong inovasi dan
• memerbaiki PQS sehingga menambah kemampuan untuk pemenuhan
persyaratan mutu secara konsisten. Teknik Manajemen Risiko dipakai untuk
mengidentifikasi perbaikan mutu yang diperlukan dan area untuk perbaikan.
BPOM 20
• ICH Q10: Pharmaceutical Quality System
Investigational
products GMP
Management Responsibilities
• Technology Transfer
Ø Tranfer produk dan pengetahuan tentang proses antara bagian
pengembangan dan manufacturing, dan antar pabrik
BPOM 22
RUANG LINGKUP
Pendekatan Lifecycle
• Commercial Manufacturing
• Mencapai realisasi produk, menetapkan dan
menjaga keadaan terkendali dan mendorong
perbaikan berkesinambungan
• Product Discontinuation
• Mengendalikan tahap akhir kehidupan produk secara
efektif
BPOM 23
ICH Q10
24
Struktur ICH Q10
1. Pharmaceutical Quality System
a) Introduction
b) Scope
c) Relationship of ICH Q10 to regional
GMP requirements and ISO
Standards
d) Relationship of ICH Q10 to
Regulatory Approaches
e) ICH Q10 Objectives
f) Enablers - KM and QRM
g) Design and Content Considerations
h) Quality Manual
BPOM 25
Cakupan PQS – Pendekatan Lifecycle
Pharmaceutical Technology Commercial Product
Development Transfer Manufacturing Discontinuation
• Pengembangan BAO;
• Pembelian dan
• Pengembangan
pengendalian
formulasi (termasuk
• Transfer produk bahan;
wadah
baru dari • Kelengkapan
dan/ataukemasan);
pengembangan ke fasilitas, sarana • Penyimpanan
• Pembuatan produk
pembuatan; penunjang dan dokumen
investigasi;
• Transfer di dalam peralatan; • Penyimpanan
• Pengembangan
atau antar lokasi • Produksi (termasuk sampel
sistem Penghantaran
pembuatan dan pelabelan dan • Pengkajian dan
obat;
analisis untuk pengemasan); pelaporan produk
• Pengembangan
produk yang • QC dan QA
proses pembuatan
dipasarkan. • Release,
dan perbesaran skala;
penyimpanan
• Pengembangan
• Distribusi (
metode analisis
26
Q10 - Structure
2. Management Responsibility
a) Management Commitment
b) Quality Policy
c) Quality Planning
d) Resource Management
e) Internal Communication
f) Management Review
g) Management of Outsourced Activities and
Purchased Materials
h) Management of Change in Product Ownership
BPOM 27
Q10 - Structure
3. Continual Improvement of Process
Performance and Product Quality
a) Lifecycle Stage Goals
b) Pharmaceutical Quality System Elements
4. Continual Improvement of the Pharmaceutical
Quality System
a) Management Review of the Pharmaceutical Quality
System
b) Monitoring of Internal and External Factors
impacting the Pharmaceutical Quality System
c) Outcomes of Management Review and Monitoring
5. Glossary
BPOM 28
Sistem Mutu Industri Farmasi
PIC/S PE 009-13
BPOM 29
• Chapter 1: Pharmaceutical Quality System
Principle:
30
• Chapter 1: Pharmaceutical Quality System
§1.2:
• GMP diterapkan dalam semua tahap pembuatan
obat investigasi, transfer teknologi, produksi
komersial hingga produk yang tidak akan dipasarkan
lagi.
• Namun, Sistem Mutu diperluas ke tahap siklus
pengembangan produk seperti yang dijelaskan
dalam ICH Q10, hendaklah
• memfasilitasi inovasi dan perbaikan berkelanjutan
(continual improvement)
• memerkuat hubungan antara pengembangan produk dan
pembuatan obat.
31
• PQS = SMIF
§ 1.3:
32
BUTIR 1.4 PQS MEMASTIKAN BAHWA – PERUBAHAN PENTING
33
BUTIR 1.4 PQS MEMASTIKAN BAHWA – PERUBAHAN PENTING
35
Butir-butir Baru
§1.5 Manajemen senior
• Memiliki tanggung jawab terbesar untuk memastikan tersedianya
• SMIF yang efektif,
• diberi sumberdaya yang memadai dan
• bahwa peran, tanggung jawab, dan wewenang didefinisikan,
dikomunikasikan dan diterapkan di seluruh organisasi.
• Kepemimpinan dan partisipasi aktif pada PQS sangat penting
untuk memastikan :
• dukungan dan
• komitmen
staf di semua tingkat dan lokasi dalam organisasi terhadap PQS.
36
Butir-butir Baru
§1.6: Kajian Manajemen/Management review pengoperasian SMIF
§ berkala
§ mengidentifikasi peluang untuk perbaikan berkelanjutan pada
o mutu produk
o proses
o sistem mutu
§ melibatkan manajemen senior
38
Tanggung Jawab Manajemen
BPOM 39
Tanggung Jawab Manajemen
• Komponen terpenting dari Sistem Mutu
• Tidak hanya tentang compliance
• Kepemimpinan yang kuat dan tampak (strong and visible) untuk
membentuk dan pemelihara suatu budaya perusahaan dan
komitmen terhadap mutu produk dan dilakukan perbaikan
berkelanjutan
• Memonitor kinerja PQS baik terhadap aktivitas yang dilakukan
internal maupun yang dikontrakkan
• Quality can not be owned only by the ‘Q’ Unit
• Manajemen bertanggung jawab penuh
40 of BPOM
48
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
• Komitmen Manajemen
• Kebijakan Mutu
• Perencanaan Mutu
• Pengelolaan Sumberdaya
• Komunikasi Internal
• Pengkajian oleh manajemen
• Pengelolaan
• aktivitas yg disubkontrak dan bahan2 yang dibeli
• pengelolaan Alih Kepemilikan
BPOM 41
Komitmen Manajemen
BPOM 42
Kebijakan Mutu
• Pernyataan (statement) manajemen tingkat
tertinggi (top management) yang menjelaskan
mengenai itikad arah dan sasaran organisasi terkait
MUTU, termasuk
• pemenuhan persyaratan regulasi yang berlaku
• mendorong perbaikan berkesinambungan
• Diungkapkan dan disahkan secara formal.
• Ditujukan, dikomunikasikan pada semua jajaraan
karyawan, diinformasikan dalam bahasa yang
mudah dimengerti
• Dikaji secara berkala ---à Management Review
BPOM 43
Perencanaan Mutu
BPOM 44
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
• Komitmen Manajemen
• Kebijakan Mutu
• Perencanaan Mutu
• Pengelolaan Sumberdaya
• Komunikasi Internal
• Pengkajian oleh manajemen
• Pengelolaan
• aktivitas yg disubkontrak dan bahan2 yang dibeli
• alih kepemilikan
BPOM 45
Sumberdaya
• Personil
• Bangunan dan fasilitas
• Peralatan
• Finansial
• Pengelolaan dari :
• Aktivitas yg disubkontrak dan bahan2 yang dibeli
• Perubahan kepemilikan produk
BPOM 46
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
• Komitmen Manajemen
• Kebijakan Mutu
• Perencanaan Mutu
• Sumberdaya
• Komunikasi Internal
• Kajian manajemen
• Pengelolaan
• aktivitas yg disubkontrak dan bahan2 yang dibeli
• pengelolaan Alih Kepemilikan
BPOM
47
ICH Q10 – Management Review
• “Senior management seharusnya bertanggung jawab pada
penerapan sistem mutu yang baik dan benar melalui
pengkajian manajemen untuk memastikan efektivitas dan
kesesuaian dengan arah bisnis secara berkesinambungan.”
BPOM 48
Komunikasi Internal
49 of 48 BPOM 53
Elemen dan Enabler Sistem Mutu
BPOM 50
ELEMEN PQS – Perbaikan Berkesinambungan
• Sistem untuk memantau kinerja proses dan
mutu produk (PP&PQMS)
• CAPA
• Pengelolaan Perubahan (Change
Management)
• Kajian manajemen pada PP&PQ
BPOM 51
Elemen : PP&PQMS - Sistem untuk memantau
kinerja proses dan mutu produk
• Memanfaatkan semua pengetahuan yang diperoleh selama
pengembangan dan produksi skala komersial menentukan
control strategy, mengidentifikasi sumber variasi, dan akar
masalah
• Menggunakan manajemen risiko mutu untuk
mengidentifikasi dan memprioritaskan masalah dan
perbaikan berkesinambungan.
• Memertahankan keadaan terkendali
BPOM 52
Elemen : Change Management
BPOM 53
Elemen : CAPA
BPOM 54
Elemen – Kajian Manajemen:
• Memastikan bahwa kinerja proses dan mutu produk (process
performance and product quality=PP&PQ) dikelola sepanjang
lifecycle.
• Dapat sebagai kajian yang dilakukan pada berbagai tingkat
manajemen,
• Tergantung ukuran dan kompleksitas perusahaan
• Termasuk komunikasi dan eskalasi yang efektif dan cepat pada senior
manajemen bila ada masalah mutu, untuk dikaji lebih lanjut
BPOM 55
• Pendekatan sistematik dan lifecycle untuk mendapatkan ,
menganalisa, menyimpan dan membagi pengetahuan
tentang produk, proses, komponen, material dll.
• Sebagai dasar untuk pendekatan ilmiah dan berbasis
pengkajian risiko pada PQS
o Product and process development
o Manufacturing
o Change management
o Continual improvement
BPOM 56
• Pengertian tentang produk dan proses harus dikelola
sepanjang lifecycle produk.
• Sumber termasuk, tidak terbatas pada :
• prior knowledge (public domain or internally documented);
• pharmaceutical development studies;
• technology transfer activities;
• process validation studies over the product lifecycle;
• manufacturing experience;
• innovation;
• continual improvement; and
• change management activities.
BPOM 57
• Merupakan bagian integral dari Quality System, fokus pada
keamanan pasien
• Tidak untuk menentukan regulasi baru, perubahan
paradigma pelaku industri
• Memberikan petunjuk :
• Metoda pengelolaan risiko mutu
• Cara (tool) pengelolaan risiko mutu
• Aplikasi nya
• Mengadopsi ICH Q9
BPOM 58
• Bagian tidak terpisahkan dan penting dari PQS – 2 key principles
• Evaluasi berbasis sains dan yang terpenting hubungan dengan keamanan
pasien; dan
• Tingkat usaha, formalitas dan Dokumentasi sesuai dengan tingkat risiko
• Pemakaian proaktif untuk mengidentifikasi dan mengendalikan
risiko
• Mendukung pembuatan keputusan sepanjang lifecycle
• Diintegrasikan ke elemen SMIF, pengendalian perubahan, CAPA
dll.
BPOM 59
Bagaimana Kita ?
BPOM 60
Kondisi Saat ini-Hasil Verifikasi Kemandirian
1. Panduan Mutu belum memadai, antara lain:
• Panduan mutu belum dikaitkan dengan CPOB, hanya mencakup
implementasi sistem mutu ISO.
• Tidak ada informasi level dokumen yang dimiliki IF.
• Sistem penomoran dokumen tidak sesuai (tidak memadai).
• Sistem mutu belum memadai antara lain:
• Belum melakukan pengkajian sistem mutu.
• Pengkajian belum dilakukan secara periodik.
• Tidak ada pemantauan dari pelaksanaan sistem mutu.
BPOM 61
Kondisi Saat ini-Hasil Verifikasi Kemandirian
BPOM 62
Kondisi Saat ini-Hasil Verifikasi Kemandirian
3. Protap Pelulusan Bets Produk jadi dan implementasinya belum memadai,
antara lain:
• Belum mencantumkan penunjukan personil yang berwenang apabila penanggung jawab
pelulusan bets berhalangan hadir.
• Kualifikasi apoteker pengganti manager QA belum mencakup ketentuan bahwa apoteker
harus independen.
• Belum mencakup pelulusan bets validasi, pemantauan lingkungan, HULS, status laporan
penyimpangan, pengkajian data tren hasil nyata dan audit trail.
• Protap belum dilengkapi spesimen stempel QA Release.
• Pada daftar periksa pelulusan bets tidak mencakup parameter penyimpangan
(penyimpangan hanya untuk catatan pengolahan, bukan semua bagian dari proses
pembuatan bets), maupun HULS
• Access level dan security tidak terjamin karena pada IK Pelulusan Akhir Produk
mencantumkan username dan password untuk dapat meluluskan produk jadi.
• Pelulusan bets dilakukan oleh supervisor QA dengan pengalaman kerja baru 2 tahun.
• Pernyataan pelulusan produk oleh Manajer QA tercantum pada catatan pengemasan. 63
BPOM
Mengapa SMIF ?
• Tujuan pemakaian obat, perlindungan pasien dan/atau pemakai
• Menautkan pengembangan dengan pembuatan obat melalui product the lifecycle
• Memfasilitasi perbaikan berkesinambungan (continual improvement)
• Berdasarkan struktur ISO 9000 yang telah banyak diterima, tetapi dalam konteks industry
farmasi
• Memfasilitasi ‘tingkat kecermatan/kekerasan yang sesuai dari regulator
• Post approval change
• Inspeksi
• Good business practice !
• Memastikan SQuIPP prodduk obat terhadap adanya perubahan iklim bisnis, misal
• Mengurangan margin(keuntungan) / kompetisi makin ketat/ / mencari sumber daya yang murah
• Fokus industri pada efisiensi, efektivitas organisasi dan pproses yang lean
• Isu2 kesehatan masyarakat
BPOM 64
Take Home Message
• Pengkinian Sistim Mutu
• Proaktif
• Gap analisis vs yang sekarang kta punya
• Referensi : misal antara lain – ISO 9001, ICH Q10, PIC/S, WHO, dll.
• Sistem dan SOP yang harus dibuat
• Implementasi PP&PQMS
• Change Management
• RCA dalam proses CAPA
• Kajian management
• Tanggung Jawab Management
• Selamat berjuang dan Kerja, Kerja, Kerja
BPOM 65