Diktat Sistrans PDF
Diktat Sistrans PDF
Oleh:
Dr. Ir. I Wayan Suweda, MSP., MPhil.
Ir. I Gusti Putu Suparsa, MT.
Sistem Transportasi i
DAFTAR ISI
Sistem Transportasi ii
3.2 Bentuk-bentuk Pembangunan Tata Guna Lahan Wilayah .............................. 16
3.3 Sistem Transportasi Makro ............................................................................. 19
3.4 Siklus Tata Guna Lahan dan Transportasi ………………………………….. 21
3.5 Konsep-konsep Interaksi antara Tata Guna Lahan (Sistem Aktifitas) dan
Permintaan Perjalanan (Sistem Jaringan) ....................................................... 22
Sistem Transportasi iv
XII PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN SISTRANAS DAN TATARAN
TRANSPORTASI ....................................................................................... 158
12.1 Pengertian Sistranas ...................................................................................... 159
12.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran ........................................................................ 161
12.3 Sumber-sumber Permasalahan ...................................................................... 164
12.4 Dasa-dasar Peraturan ..................................................................................... 164
12.5 Dinamika Penyusunan Sistranas ................................................................... 165
12.6 Tataran Transportasi ..................................................................................... 167
12.7 Lingkup Kegiatan Tataran Transportasi ....................................................... 167
Sistem Transportasi v
XV KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN LINGKUNGAN AKIBAT
DARI POLUSI TRANSPORTASI ............................................................ 193
15.1 Strategi Penanganan Masalah Lingkungan Akibat Pengoperasian
Transportasi ................................................................................................... 193
15.2 The 5-C Strategies .......................................................................................... 194
15.3 Peranan Tindakan Jangka Pendek dalam Meminimalkan Dampak Pencemaran 194
15.4 Cara Lain Menangani Polusi Akibat Kendaraan Bermotor ........................... 195
15.5 Wajah Sistem Transportasi Beberapa Kota di Indonesia Tempo ”Doeloe”
dengan Kadar Polusi yang Masih sangat Rendah .......................................... 202
Sistem Transportasi vi
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-1
BAB I SEJARAH PERKEMBANGAN TRANSPORTASI
DAN FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH
1.1 Sejarah Perkembangan Transportasi
1
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2) Ekonomi
Kendaraan ekonomi merupakan pengaruh penting bagi kemajuan transportasi
di suatu daerah, karena terdapat hubungan erat antara perkembangan ekonomi
(terutama perindustrian dan perdagangan) dengan kemajuan transportasi.
Transportasi selalu mengikuti arah dan tingkat perkembangan ekonomi,
sebaliknya perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh keadaan sistem
transportasi yang melayaninya.
Pertumbuhan sektor ekonomi dapat merangsang kemajuan transportasi
melalui peningkatan kebutuhan jasa transportasi yang lebih besar.
3) Politik
Situasi politik yang stabil memberikan kepercayaan kepada masyarakat luas
untuk melakukan investasi karena ada suatu keyakinan hasilnya akan
menguntungkan. Perekonomian akan berkembang dan penerimaan negara
akan meningkat, sehingga pemerintah mampu membangun fasilitas
transportasi, seperti: jalan raya, pelabuhan laut (dermaga), pelabuhan udara
(Bandar udara) dan fasilitas transportasi lainnya.
4) Sosial
Transportasi dipengaruhi keadaan sosial masyarakat karena untuk
memantapkan idiologi, pertukaran kebudayaan, peningkatan hubungan
kemasyarakatan dan mobilitas penduduk perlu tersedia prasarana dan sarana
transportasi yang memadai.
5) Kompetisi
Perkembangan transportasi sangat dipengaruhi oleh adanya persaingan untuk
saling mengungguli satu sama lainnya. Perkembangan transportasi,
khususnya dalam teknologi penerbangan, sangat jelas terlihat pada periode
perang dingin antara Uni Soviet (USSR) dan Amerika Serikat (USA).
3
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
4
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Contoh:
Perubahan waktu tempuh dari London ke Edinburgh (629 km)
5
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
6
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Utility
Optimum Utility
(+)
Utility Line
Time
(-)
Time Value
Gambar 1.4 Keterkaitan Kemanfaatan dan Waktu dalam Jasa Pelayanan Transportasi
Sebagai contoh, gundukan kapur (limestone) di wilayah Bukit (tempat asal) setelah
ditransportasikan ke Denpasar menjadi sangat berguna dan mahal. Demikian pula,
buah salak di Karangasem dengan sedikit transportasi ke Denpasar, nilainya menjadi
berlipat-lipat, namun hanya dalam jasa pelayanan interval waktu tertentu.
7
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-2
BAB II PENGERTIAN, ELEMEN-ELEMEN DAN
KINERJA SISTEM TRANSPORTASI
8
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2.3 Peranan transportasi umumnya ditinjau dari berbagai sektor, antara lain:
Peranan ekonomi
• memperluas jangkauan kegiatan ekonomi
• alternatif SDA yang lebih bermutu dan murah
• sistem produksi dan distribusi lebih terkoordinir, dll.
Peranan sosial
• memungkinkan manusia hidup menetap dan tetap dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya
• menambah variasi kegiatan
• memperluas skala pergaulan, dll
Peranan politik
• membantu pemerintah mendapat/memberikan informasi keseluruh wilayah
lebih cepat dan efisien
• pelaksanaan hukum dan sistem peradilan yang merata
• koordinasi militer dan keamanan lebih terjamin, dll.
Peranan kewilayahan
• pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
• fungsi pemindahan keseluruh wilayah
- Aktif: sebagai infrastruktur/generating factor/trade
follow the ships
- Pasif: sebagai servicing factor/ faktor penunjang/
ships follow the trade
Peranan lingkungan
• polusi (udara, suara, tanah, air, getaran/vibrasi)
• konsumsi energi, konsumsi lahan, estetika, dll.
9
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Skenario-1
- Berorientasi beberapa tahun kedepan, dengan detail dan evaluasi setiap tahun:
Evaluasi-Tahun I
Evaluasi-Tahun II
dst.
1 th
5 th
10
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Transportasi
PROSES PROSES
PRODUKSI PRODUKSI
11
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
1) Multy Modal
• Air, land, marine
• Passenger, freight
2) Multy Sectoral
• Government MODA SEKTORAL
• Private industry
• Public
12
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
MANUSIA KENDARAAN
SISTEM PASAR
BARANG JALAN
MANAJEMEN
REGULASI
ORGANISASI
Produk transportasi adalah pelayanan (jasa) terhadap permintaan yang ada. Jadi
produktivitas dalam sistem transportasi adalah fungsi permintaan. Walaupun
prasarana dan sarana tersedia, namun permintaan tidak ada maka produk sistem = 0.
Jadi karakteristik produk transportasi, adalah:
o Intangible
Jasa transportasi memberikan manfaat lokasi yang hanya dapat dirasakan
tetapi tidak dapat dipegang seperti material (impression = kesan dan
experience = pengalaman);
o Perishable
Sekali jasa transportasi digunakan oleh konsumen, maka selesai, konsumen
hanya dapat membawa pulang kerumah pengalaman dan kesan dari
pelayanan. Disamping itu tempat duduk (seats) yang tidak terjual pada hari
ini tidak dapat disimpan untuk dijual besok;
o Immediate
Jasa transportasi bila dibutuhkan oleh konsumen, tidak dapat ditangguhkan
terlalu lama (time and place utility);
o Complex
Proses pelayanan jasa transportasi melibatkan banyak orang, sarana dan
prasarana;
13
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
o Amorphous
Mutu pelayanan jasa transportasi tidak dapat ditetapkan sesuai dengan
harapan pengguna jasa (costumer expectation). Penilaian terhadap mutu
pelayanan jasa transportasi sangat bervariasi tergantung pendapat perorangan.
14
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-3
BAB III KETERKAITAN SUBSISTEM TATA GUNA
LAHAN DAN SUBSISTEM TRANSPORTASI
15
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
16
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
17
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Dalam inovasi model Hoyt tersebut telah mempertimbangkan arah dan juga
jarak sebagai faktor-faktor bentuk dari pada distribusi spasial aktivitas perkotaan.
Lebih jauh juga dikatakan model ini lebih menekankan bahwa Pusat Kegiatan Kota/
Central Business District (CBD) bukanlah satu-satunya fokus dari aktivitas perkotaan
(Kivell, 1993). Kelemahan model sektor radial yang lain adalah model ini telah
melupakan lokasi-lokasi pekerja yang kenyataannya justru merupakan determinan
terbesar didalam perumahan (Harvey, 1996).
18
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
19
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
PERGERAKAN YANG AMAN, NYAMAN, CEPAT, MURAH, HANDAL DAN SESUAI LINGKUNGAN
SISTEM KELEMBAGAAN
Gambar 3.4 Keterkaitan antara Sistem Transportasi dalam Sistem Transportasi Makro
Sumber: Manheim, M.L. (1978) dan Tamin, O.Z. (1995)
Keterangan:
Interaksi antara subsistem kegiatan dan subsistem jaringan akan
menghasilkan suatu pergerakan manusia atau barang. Pada subsistem kegiatan atau
subsistem kebutuhan transportasi (transport demand), perubahan peruntukan tata
guna lahan akan merubah bangkitan perjalanan (trip generation) yang terdiri dari
tarikan perjalanan (trip attraction) dan penghasil perjalanan (trip production).
Pada subsistem penyediaan transportasi (transport supply), meliputi pembangunan
infrastruktur dan fasilitas transportasi apakah sudah memenuhi standar kualitas dan
kuantitas serta memenuhi kebutuhan.
Pada subsistem pergerakan (traffic flow), untuk transportasi jalan raya interaksi
antara kebutuhan dan penyediaan transportasi dapat dilihat dari kinerja sistem
jaringan, antara lain rasio antara volume lalu lintas yang lewat dan kapasitas ruas
jalan (V/C ratio).
Sedangkan untuk kereta api, transportasi laut dan udara dapat dilihat dari tingkat
utilisasi (utility factor) dari kapasitas yang tersedia.
Khusus untuk transportasi jalan raya nilai V/C ratio yang besar menunjukkan
tingkat pelayanan yang rendah dan pengguna jalan akan melakukan evaluasi untuk
memilih rute lain atau moda alternatif.
Subsistem kegiatan, subsistem jaringan dan subsistem pergerakan akan saling
mempengaruhi. Perubahan pada subsistem kegiatan akan mempengaruhi subsistem
jaringan melalui perubahan tingkat pelayanan pada subsistem pergerakan, begitu
juga perubahan pada subsistem jaringan dapat mempengaruhi subsistem kegiatan
melalui peningkatan mobilitas dan aksesibilitas dari subsistem pergerakan tersebut.
Subsistem pergerakan berperan penting dalam mengakomodasi interaksi antara
subsistem kegiatan dan subsistem jaringan.
20
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Subsistem pergerakan yang aman, nyaman, cepat, murah, handal dan sesuai
lingkungan akan dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh suatu sistem
rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik.
Gambar 3.5 Fenomena Lingkaran Setan (Vicious Circle) dalam Sistem Transportasi
Sumber: John Black, 1995
Dalam kasus yang lebih spesifik mengatasi permasalahan lalu lintas dengan
pembangunan jalan baru akan mengakibatkan pertumbuhan lalu lintas yang lebih
cepat karena adanya supress demand cenderung mengakibatkan induce traffic.
Kebijakan tersebut hanya mampu mengatasi masalah dalam jangka pendek,
sehingga dikenal sebagai paradigma lama predict and provide. Apabila tetap
dilaksanakan akan terjadi fenomena teori lubang hitam (blackhole theory).
21
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Teori lubang hitam dalam pembangunan jaringan jalan pada beberapa sumber
referensi juga dikenal sebagai fenomena evil spiral.
3.5 Konsep-konsep Interaksi antara Tata Guna Lahan (Sistem Aktifitas) dan
Permintaan Perjalanan (Sistem Jaringan)
Berkaitan dengan Interaksi antara Tata Guna Lahan (Sistem Aktifitas) dan
Permintaan Perjalanan (Sistem Jaringan), konsep-konsep relevan yang
menggambarkan keterkaitan antar subsistem tersebut, dapat dijelaskan dengan 6
(enam) konsep keterkaitan, yaitu:
1). Aksesibilitas / Accessibility,
2). Bangkitan Perjalanan /Trip Generation (TG),
3). Distribusi Perjalanan / Trip Distribution (TD),
4). Pemilihan Moda / Modal Split (MS),
5). Pembebanan Jaringan / Traffic Assignment (TA), dan
6). Teori arus Lalu-lintas (Kapasitas, Tingkat Pelayanan dan lain lain).
22
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Walaupun dalam analisis tidak harus dalam urutan yang selalu sama, 4 konsep
keterkaitan (TG, TD, MS dan TA) telah dikenal sebagai “4 tahap dalam perencanaan
transportasi” (the classical four stages in transportation planning) dan telah
digunakan dalam praktek secara luas diseluruh dunia (Oppenheim, 1995).
Keseluruhan interaksi dan konsep-konsep keterkaitannya dapat dijelaskan dengan
Gambar 3.7 berikut.
- Pembebanan Jalur
Bangkitan Perjalanan - Teori Arus Pemilihan Moda
Distribusi
Perjalanan
Kebijakan Pemerintah/
Kinerja Institusi
Gambar 3.7 Keterkaitan antara Tata Guna Lahan (activity system) dan
Sistem Transportasi (transport system)
Sumber: Diturunkan dari Mannheim (1979).
23
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Gambar 3.8 Definisi Perjalanan Eksisting dan Bangkitan Perjalanan akibat adanya
Jalan Baru
Sumber: Hills (1996).
24
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
- Efisiensi Ekonomi
• Tundaan pejalan kaki pada zebra cross.
• Delay (tundaan) pada berbagai moda kendaraan (Kendaraan Pribadi,
Angkutan Umum, Pesepeda dan lain lain), baik pada segmen jalan (link)
dan/atau Persimpangan
• Biaya atau waktu perjalanan pada suatu asal/tujuan tertentu.
• Biaya-biaya operasi untuk tingkat pelayanan transportasi yang berbeda
kualitasnya, dan lain lainnya.
- Pelestarian Lingkungan
• Tingkat kebisingan, Tingkat getaran/vibrasi dan Level pollutant yang ada
pada polusi udara.
• Visual intrusion.
• Derajat pemisahan masyarakat yang terjadi dan lain lain.
- Keselamatan Lalu-lintas
• Personal Injury Accident (PIA) berdasarkan moda, lokasi (link, junction, dan
lain lain).
- Peningkatan Aksesibilitas
• Tipe aktivitas pada suatu lahan untuk suatu waktu, biaya, moda dan asal
perjalanan tertentu.
- Pembangunan Berkelanjutan
• Keasrian lingkungan.
• Kecelakaan, polusi, penggunaan Sumber Daya Alam (SDA).
- Pemerataan Pendapatan
• Pendapatan untuk sosio-group tertentu di masyarakat.
- Keselarasan Kelembagaan dan Policy/kebijakan terhadap Konflik-konflik
yang terjadi
• Derajat kontrol (Degree of control).
• Skala sumber daya keuangan (funding body).
Dalam berbagai studi mengenai interaksi Tata Guna Lahan (TGL) dan sistem
transportasinya, model perencanaan transportasi empat tahap sering diaplikasikan,
karena selain kemudahannya juga kemampuannya dalam menggambarkan berbagai
interaksi antara sistem transportasi jalan dan pembangunan tata ruang di wilayah studi
(Oppenheim, 1995). Struktur umum konsep dan tahapan aplikasi model perencanaan
transportasi empat tahap (the classical four stages in transportation planning) dan
faktor-faktor yang berpengaruh disajikan pada Gambar 3.9, di bawah ini.
25
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Karakteristik Pelaku
MAT per moda Perjalanan
26
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-4
BAB IV SUBSISTEM TATA GUNA LAHAN SEBAGAI
PERMINTAAN TRANSPORTASI
27
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KATEGORI
NO FUNGSI AKTIVITAS STRUKTUR
UTAMA
Perumahan kepadatan tinggi
1. Wisma Tempat Perumahan kepadatan rendah
Tinggal Perumahan kumuh (Slum)
Bangunan liar, dll.
Industri
Sektor Pertambangan
Produksi Sumber-sumber tenaga
Hutan, Padang rumput B
Pertanian, Perkebunan a
Tambak, Rawa-rawa, dll. n
Retail, Grosir g
Bank, Badan keuangan u
2. Karya Bisnis Kantor pusat perdagangan n
Kantor cabang perdagangan a
Hotel n
Pompa bensin, dll.
Pusat Pemerintahan
Bangunan pelayanan umum
3. Suka Servis Tempat sembahyang
Institusi pendidikan
Kuburan, dll.
Taman, Tempat rekreasi
Rekreasi Gelanggang olah raga
Tempat pertunjukan
Perpustakaan, Museum, dll.
Bandar Udara
Bangunan Pelabuhan
transportasi Area parkir
Terminal, dll.
4. Marga Lintasan pesepeda J
Prasarana Fasilitas pejalan kaki a
transportasi Jalan raya (arteri, by-pass), r
dll. i
n
Listrik
g
5. Penyem Utilitas Telekomunikasi a
purna Umum Drainase, Pipa minyak n
Saluran air, dll.
Gambar 4.1 Kategori dalam Aktivitas Guna Lahan sebagai Sumber Permintaan
Transportasi
Disamping itu, jika proporsi orang-orang tua semakin meningkat disuatu wilayah,
lebih banyak pula akan menghargai sebuah pola penggunaan lahan dalam jangka
panjang, yang tidak membuat mereka tergantung pada kendaraan (Wee, 2002).
28
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
29
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
memerlukan area luas yang sulit diperoleh di pusat kota, sehingga akan lebih
memungkinkan pilihan lokasi di daerah pinggiran atau menuju ke pinggiran kota
(urban periphery) dengan biaya yang tentunya relatif lebih murah.
30
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
31
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Dimana:
Y = Jumlah perjalanan
Ao = Konstanta
Ai = Koefisien regresi
Xi = Variabel penentu perjalanan
ε = Kesalahan random (random error)
Contoh aplikasi:
Zona Variabel
1
Jumlah pergerakan (Y)
1 Jumlah penduduk (X1)
2
Industri alisasi (X2)
Perdagangan (X3)
C 4
3
5
Dst……
5 4
32
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Y= a + bX
Keterangan :
Y = peubah tidak bebas
X = peubah bebas
a = konstanta
b = koefisien regresi
a = Y - bX
b = ∑ i i2 ∑ i∑
(n. ( X .Y )) − ( X . Yi ) = ∑x y i i
( )
n.∑ X i − (∑ X i )
2
∑x i
2
Dimana :
xi = XI - X
yi = YI - Y
33
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jika peubah bebas itu X1 , X 2 , ….. , Xk (k≥2) dan seperti biasa peubah tak bebasnya
Y, maka bentuk umum untuk regresi linier berganda Y atas X1 , X 2 , ….. , Xk adalah:
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + ……. + bk X k
Dengan a, b1 , b2 , dapat dihitung dari:
− − −
a = Y − b1. X 1 − b2 . X 2
b1 =
(∑ x ).(∑ x y ) − (∑ x x )(. ∑ x y )
1
2
1 1 2 2
(∑ x )(. ∑ x ) − (∑ x x )
1
2
2
2
1 2
2
b2 =
(∑ x ).(∑ x y ) − (∑ x x )(. ∑ x y )
1
2
2 1 2 1
(∑ x )(. ∑ x ) − (∑ x x )
1
2
2
2
1 2
2
= ∑
b
(n. ((LnY ). X )) − (∑ X .∑ LnY )
(n.∑ X 2 ) − (∑ X )2
Ln a = ∑ LnY − (b.∑ X )
n
Dimana:
n = banyaknya sampel
e = bilangan pokok logaritma natural yang nilainya yaitu e = 2,718
b =
(n.∑ ((LnY ).Y )) − (∑ LnX .∑ Y )
(
n.∑ (LnX ) − (∑ LnX )
2 2
)
Dimana :
n = banyaknya sampel
34
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Y = a . Xb
= ∑
n. (LnX .LnY ) − ∑ LnX .∑ LnY
b
n.∑ (LnX ) − (∑ LnX )
2 2
Dimana:
n = banyaknya sampel
1. Linier Sederhana :
(n.∑ XY − (∑ X .∑ Y )) 2
r =
(n.∑ X − (∑ X ) ).(n.∑ Y − (∑ Y )
2 2 2 2
)
2. Linier Berganda :
b1 ∑ x1 y + b2 ∑ x 2 y
r =
∑y 2
35
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
3. Fungsi Eksponen :
r =
((n.∑ ((LnY )X ) − (∑ X .∑ LnY )) ) 2
4. Fungsi Logaritmik :
r =
((n.∑ ((LnX )Y ) − (∑ LnX .∑ Y )) ) 2
5. Fungsi Power :
(n.∑ (LnY .LnX ) − ∑ LnX .∑ LnY ) 2
r =
(n.∑ LnX − ∑ (LnX ) ).(n.∑ (LnY ) − (∑ LnY )
2 2 2 2
)
Interpretasi terhadap nilai r
r Interpretasi
0 Tidak berkorelasi
0,001 – 0,200 Sangat lemah
0,201 – 0,400 Lemah
0,401 – 0,600 Cukup kuat
0,601 – 0,800 Kuat
0,801 – 1,000 Sangat kuat
36
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
H0 : β = 0
Dengan hipotesa alternatifnya:
H1 : β ≠ 0
Kalau β = 0, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan
linier yang berarti antara X dan Y yang kita selidiki itu. Tetapi kalau kita harus
menolak null hypothesis diatas dengan level f significance yang kita rasa dapat
diterima, maka kita menerima hipotesa alternatif yang mengatakan bahwa β ≠ 0,
dan dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa ada hubungan linier yang berarti antara
kedua variabel itu (Pasaribu, 1983). Untuk uji Signifikansi Test ini dilakukan dua
macam tes:
a. T test
Tujuan pengujian t terhadap parameter variabel bebas koefisien regresinya adalah
untuk menentukan apakah ada dan bagaimana bentuk pengaruh antara masing-
masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Tujuan pengujian hipotesis t
terhadap koefisien korelasi parsial dan menentukan apakah ada dan bagaimana
hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.
Sebagai pembanding dalam pengujian hipotesis t adalah harga statistik pengujian
( t bi ) dan daerah kritis pengujian ( t t ). Harga statistik pengujian dihitung dengan
rumus :
b n - k -1
t bi = i = r. (untuk linier berganda)
sb i 1- r 2
n-2
t = r. (untuk linier sederhana dan non linier)
1- r2
Dimana :
t = statistik pengujian untuk koefisien regresi
bi = koefisien regresi
sb i = kesalahan taksir standar deviasi koefisien regresi
r = koefisien korelasi (parsial pada analisis regresi berganda)
r2 = koefisien determinasi
n–k–1 = derajat kebebasan
= n – 2 (untuk analisis regresi linier sederhana dan non linier)
k = jumlah variabel bebas
37
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
b. F test
Tujuan pengujian hipotesis F adalah memilih model peramalan yang terbaik
dengan membuat keputusan apakah persamaan tersebut layak dipergunakan atau
tidak. F test merupakan pengujian untuk menunjukkan apakah cara data atau
pandangan statistik lebih baik digunakan dengan rata-rata atau garis regresi untuk
penggambaran data tersebut. Distribusi F adalah rasio dari dua variansi seperti
terlihat pada persamaan berikut ini:
Jkreg / k
F = (untuk linier berganda)
Jkres / (n - k - 1)
r 2 / (k − 1)
F = (untuk linier sederhana dan non linier)
( )
1 − r 2 / (n − k − 1)
Dimana:
Jkreg = jumlah kuadrat regresi;
Jkres = jumlah kuadrat residu;
n = jumlah observasi;
k = jumlah variabel bebas (dalam regresi sederhana k = 1).
38
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-5
BAB V SUBSISTEM JARINGAN SEBAGAI PRASARANA
TRANSPORTASI (TRANSPORT SUPPLY)
Gambar 5.1 Elemen Ruas (Link) dan Simpul (Node) dalam Subsistem Jaringan Jalan
Sumber: Transport Geography
39
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
1) Indeks Beta
Semakin banyak simpul yang dihubungkan dengan ruas jalan, maka semakin
baik tingkat hubungan jaringannya yang dinyatakan sebagai indeks beta,
dengan formula:
Jumlah ruas (e )
Indeks Beta = Jumlah simpul (v)
2) Angka Cyclomatic
Ukuran lain yang dapat dipakai untuk mengukur kinerja jaringan jalan adalah
angka cyclomatic, yang menunjukkan sirkuit yang bisa dibentuk untuk
menghubungkan simpul dengan ruas jalan yang ada, dengan formula:
Angka Cyclomatic = e – v + 1
40
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
3) Indeks Alpha
Adalah salah satu indikator yang paling baik untuk mengukur tingkat
hubungan jaringan jalan, besarnya indeks alpha dihitung berdasarkan
persentase kemungkinan hubungan yang mungkin diakukan antar simpul
didalam jaringan jalan atau rasio/nisbah angka cyclomatic dengan angka
cyclomatic maksimum, dengan
e – v +formula:
1
Indeks Alpha =
2v - 5
41
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Keterangan:
A-B-C-D-E : merupakan simpul (node) tempat asal atau tujuan pergerakan (misal: terminal,
stasiun kereta api, pelabuhan laut atau dermaga, bandar udara, wilayah/kota dan
sebagainya);
1,2,3,4 : model lintasan (link) yang dibangun untuk mengembangkan sistem transportasi
yang efektif dan efisien ( lihat konsep: aksesibilitas dan mobilitas).
Untuk menghubungkan tempat asal ke tempat tujuan secara teknis ada beberapa
kendala yang dihadapi, yaitu:
a) biaya konstruksi
b) biaya operasional
42
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
O/D 1 2 3 4 5 6
1 2 6 5 12 8
2 4
3
4 6 7 10
5 5 3
6 2 2
Contoh Terapan:
43
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
44
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jalan (ways)
o Jalan rel termasuk ballast
o Bantalan/track
o Jembatan
o Signal navigasi, telekomunikasi
o Logistik untuk jalan
Terminal/Stasiun
o Stasiun termasuk perlengkapannya
o Gudang termasuk tanah lapang untuk ‘open storage’
o Depot/balai kerja
o Gudang untuk ferry
Terminal/pelabuhan penyeberangan
o Kade/dermaga
o Terminal penumpang, gudang dan kantor
o Depot minyak
o Listrik
o Air
45
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
46
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Air
Kendaraan
Kegiatan pengerukan
Pengerukan rutin (maintenance dredging)
Pengerukan development (backlog dredging)
o Perambuan dan penerangan pantai
Rambu kapal
Rambu bengkel
Rambu dermaga
Mercu suar
Pelampung suar
Rumah jaga
Kendaraan/fasilitas lain-lain
47
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Keadaan tersebut diatas yang tidak sesuai apabila dikehendaki jarak dan waktu
perjalanan minimum adalah:
Adanya batasan berat kendaraan;
Adanya hambatan fisik atau ruang bebas.
B
A
X Pembatasan berat
kendaraan
L, (T)
S
S
(6)
(6) Simpul awal/ akhir dari
A
tujuan
(7) (6) D
(9)
(7)
48
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
D (5) E
(4)
(10) (10) (8)
lokasi pabrik F H
G Pabrik
C (16)
(8) (22)
B I
(31) (17)
J
(11)
(8) K
Gudang
(17)
A (13) Gudang
O
Dari lokasi Pabrik ke Gudang ada sekitar 6 (enam) rute yang harus dipertimbangkan
seperti tabel berikut:
No. Rute Waktu (menit)
1 O – A – B – C – D – E – F -G 58
2 O–A–B–C–I–H-G 64
3 O–K–C–I–H-G 84
4 O–K–D–E–F-G 77
5 O–K–J–I–H-G 59
6 O–K–J–I–C–D–E–F-G 96
Dari hasil perhitungan didapatkan rute terpendek atau rute minimum adalah:
O – A – B – C – D – E – F – G, dengan waktu perjalanan = 58 menit.
E G H I
E F
I
H J B C
D A
Hitung jarak terpendek dari O ke D Hitung jarak terpendek dari A ke J
49
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
50
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Tabel 5.1 Matrik Hubungan Hirarki Kota dengan Fungsi Jalan dalam Sistem Primer.
51
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kota Kota
Jenjang I Jalan Arteri Jenjang I
Primer
Jalan Arteri
Jalan Arteri Primer Primer
Kota Kota
Jenjang II Jalan Kolektor Jenjang II
J Primer
a
l
a
n
Jalan Kolektor
Jalan Kolektor Primer Primer
L
o
k
a Kota
l Kota Jenjang Jalan Lokal Jenjang III
III Primer
P
r
i
m
e Jalan Lokal Primer
r
Kota
Dibawah
Jenjang III
Persil
52
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Tabel 5.2 Matrik Hubungan Antar Kawasan Kota dengan Fungsi Jalan dalam Sistem
Sekunder
53
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kawasan
Primer
(F1)
Jalan Arteri
Jalan Arteri Sekunder Sekunder
Jalan Arteri
J Jalan Arteri Sekunder
a Sekunder
l
a
n Kawasan Jalan Kolektor Kawasan
Sekunder II Sekunder Sekunder II
L (F22) (F22)
o
k
a Jalan Kolektor Sekunder
l
S
e
Kawasan
k
Sekunder III
u
(F23)
n
d
e
r
Jalan Lokal Sekunder
Perumahan
54
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Eksisting Rencana
No. Pusat Permukiman
Ukuran Kota Orde Ukuran Kota Orde
I Denpasar (mencakup Kuta) Kota Menengah I Kota Besar I
II Tabanan Kota Kecil A II Kota Menengah II
Singaraja Kota Kecil A II Kota Menengah II
Negara Kota Kecil A II Kota Kecil A II
Semarapura Kota Kecil B II Kota Kecil A II
III Gianyar Kota Kecil A III Kota Kecil A III
Bangli Kota Kecil B III Kota Kecil B III
Amlapura Kota Kecil B III Kota Kecil B III
Ubud Kota Kecil B III Kota Kecil B III
Baturiti, Grokgak, Kota Desa III Kota Desa III
Gilimanuk Kota Desa III Kota Desa III
Bajera, Sukawati
IV Seririt Kota Desa IV Kota Desa IV
Manggis, Kintamani, Desa IV Kota Desa IV
Mengwi Desa IV Kota Desa IV
Blahbatuh, Sampalan, Desa IV Kota Desa IV
Pupuan Desa IV Kota Desa IV
Tampaksiring, Blahkiuh Desa IV Kota Desa IV
Pekutatan, Penebel,
Kubutambahan
Sawan, Pancasari,
Tegallalang dan Bebandem
V Tejakula Kota Desa V Kota Desa V
Ibukota Kecamatan Desa V Kota Desa V
Lainnya
Sumber: Perda Provinsi Bali No.4 Tahun 1996 Tentang RTRW Provinsi Bali
55
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Sumber: Perda Provinsi Bali No.4 Tahun 1996 Tentang RTRW Provinsi Bali
56
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-6
VI SUBSISTEM PERGERAKAN SEBAGAI ARUS LALU
LINTAS DALAM TRANSPORTASI
57
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
58
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
dan mungkin juga kecenderungan pertumbuhan lalu lintas yang berbeda. Khusus
untuk jumlah perjalanan yang dikaitkan dengan waktu disebut "volume"
didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati titik jalan dalam jangka
waktu tertentu, dengan satuan [kendaraan/jam] atau [smp/jam]. Berkenaan dengan
rentang waktu dan fluktuasi volume lalu lintas dalam interval jangka panjang tertentu
akan sangat tergantung beberapa faktor-penentu, a.l.:
• Pertumbuhan lalu lintas (Traffic growth)
• Fluktuasi Berkala Lalu-lintas (Regular traffic variation)
Seperti: - variasi Bulanan dalam setahun (Month by month)
- variasi hari dalam seminggu (Day by day)
- variasi jam dalam sehari (Hour by hour)
- variasi menit dal sejam (Minute by minute)
• Fluktuasi tak Berkala Lalu-lintas (Irregular traffic variation)
59
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Rencana
Karakteristik Karakteristik Karakteristik
Pengembangan
Ekonomi, Guna Lahan Jaringan dan
Kota dan Wilayah
AUP
Sosial dan
Budaya
Prilaku
Faktor
Perjalanan Pertumbuhan
Lalulintas
Gambar 6.1 Pengaruh Guna Lahan, Kondisi Sosial Ekonomi dan Prilaku Perjalanan
terhadap Faktor Pertumbuhan Lalulintas.
Sumber: Stead (2001).
60
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Tabel 6.2 Kategori Jarak Perjalanan (Berbasis pd perjalanan pribadi didalam zona/kota)
Deskripsi Geografi Maksud dan Moda Perjalanan
Deskripsi Diameter Populasi Perjalanan Harian Perjalanan Mingguan Perjalanan Insidentil
TGL maks (orang) Maksud Moda Maksud Moda Maksud Moda
Ketetanggaan - Warung/toko Jalan kaki - Swalayan, Jalan Kaki - Rumah sakit, Jalan Kaki
Neighborhood 1.0 km s/d makanan, Bersepeda - Clubs, Bersepeda - Dokter, Bersepeda
(Small town) 10,000 - SD, M. Pribadi - Pubs, Mobil Pribadi - Taman Kota M. Pribadi
- Sahabat, - Tempat
- Clubs, sembahyang
- Pubs,
- Bekerja.
Kota Sedang 10,001 - SMP, SMA Jalan kaki - Swalayan, Jalan Kaki -Toko Jalan Kaki
Suburban 5.0 km - - Bekerja, Bersepeda - Bisnis Bersepeda Klontong Bersepeda
(Medium 100,000 Mobil Pribadi Pribadi, Mobil Pribadi - Keluarga, M. Pribadi
town) Bus - Sahabat, Bus - Hiburan Bus
- Olah-raga
Kota/ 100,001 - PT, Mobil Pribadi - Toko Mobil Pribadi
Perkotaan 15.0 - - Bekerja, Bus tertentu, Bus
(City/Urban) km 1,000,000 KA - Hiburan KA
Kota - Bekerja Mobil Pribadi - Toko Mobil Pribadi
Metropolitan 75.0 Lebih dari KA tertentu, KA
(Conurbation) km 1,000,000 - Hiburan
61
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
62
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Variasi jumlah tundaan dan kemacetan yang terjadi pada segmen jalan tergantung
pada bagaimana variasi arus lalu lintas dan fluktuasi per jam lalu lintas menerus
(through traffic), jam-jam buka kegiatan guna lahan dan variasi bangkitan perjalanan
yang dihasilkan pembangunan guna lahan tersebut (terminating traffic) dan
karakteristik segmen-jalan itu sendiri yang berinteraksi satu dengan yang lain, seperti
digambarkan di bawah ini.
Gambar 6.2 Variasi Arus Lalu lintas dari Kegiatan Berbagai Tata Guna Lahan
63
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
(1) Pembangunan guna lahan yang membangkitkan berbagai moda dan volume,
meliputi:
• Karakteristik tata guna lahan (tipe/jenis aktivitas, skala, intensitas/ kepadatan
dan kombinasi guna lahan/mixed-use);
• Waktu terjadinya perjalanan (jam dalam hari, hari dalam minggu, bulan
dalam tahun);
(2) Lokasi dari aktivitas guna lahan, yang mana akan menimbulkan perbedaan lalu
lintas belok-kiri dan lalu lintas belok-kanan pada segmen jalan;
(3) Faktor-faktor lain terkait dengan aktivitas guna lahan, antara lain parkir di badan
jalan (on street parking), aktivitas bongkar/muat (loading/unloading activities),
pejalan kaki/pedestrians;
(4) Karakteristik segmen jalan:
• Kapasitas yang tergantung sistem manajemen lalu lintas, kelasifikasi jalan;
dan
• Karakteristik variasi arus lalu lintas eksisting (volume dan komposisi,
fluktuasi, distribusi arahnya, dll.);
(5) Ketersediaan rute alternatif untuk lalu lintas menerus (through traffic); dan
(6) Ketersediaan sistem kontrol terhadap arus lalu lintas.
64
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
perbedaan waktu tempuh (running time) pada kondisi arus dan kecepatan bebas dan
realita waktu tempuh (actual journey time) ketika arus mengalami tundaan akibat
adanya interferensi disebut Waktu Tundaan Operasi/Operational Delay Time (ODT).
Kecepatan rata-rata
(km/h)
Arus Normal
( q 1 ,V1 )
(q 2 ,V 2 )
}
(q 3 ,V3 )
Interval tidak
stabilnya arus
Arus dipaksakan
(q0 ,V0 )
0 C Arus (kend/jam)
Kapasitas segmen jalan
Gambar 6.3 Hubungan antara Kecepatan rata-rata dan Volume arus kendaraan
Pembangunan Sustu
guna lahan tertentu
Titik
q1,k1,v1 Akses q2,k2,v2
Gambar 6.4 Interaksi antara tata guna lahan dan segmen jalan pendukung
Untuk analisis proses matematisnya, notasi untuk karakteristik arus lalu lintas
sebelum melewati akses guna lahan tertentu adalah volume “q1”, kepadatan “k1” dan
kecepatan rata-rata “v1”. Dengan asumsi bahwa semua kendaraan dalam arus adalah
65
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
1
sama dan tetap besarnya, maka time headway ∆t1 akan sama yaitu dan space gap
q1
1
∆ x1 = . Karena adanya interferensi dari setiap akses guna lahan menyebabkan
k1
terjadinya konflik lalu lintas lokal dan menerus, arus lalu lintas diasumsikan berubah
dari kondisi tetap/steady state satu dengan (q1,k1,v1) ke kondisi lain (q2,k2,v2), seperti
ditunjukkan Gambar 6.5 di bawah.
Steady state-2
Jarak Arus q
q2,k2, v2 q1’
X
v2
q1 (1)
u (2)
Steady state-1 q2
q1,k1, v1 Shock-
wave V1
v1 us
v2
Waktu t k1 k2 kmax
Kepadatan k
Gambar 6.5 Perubahan dari steady state 1 ke steady state 2
Sumber: Buckley (1974).
Dari gambar dapat dilihat bahwa kecepatan pada saat shock-wave bergerak
kedepan ataupun kebelakang dalam koordinat ruang dan waktu, adalah:
q1 − q2 ∆q
u = = ………………………………………… (1)
k1 − k 2 ∆k
Pada kasus khusus dimana kecepatan arus setelah interferensi adalah 0 (nol)
menghasilkan q2 = 0 dan k2 = k max (v2 = 0) dan antrian (queue) akan bertambah
dengan kecepatan:
q1 − 0 q1
us = = …………………………… (2)
k1 − k max k max − k1
Karena itu, jumlah kendaraan/unit waktu yang terperangkap dalam antrian adalah:
q’ = | us | kmax ………………………………………………… (3)
Atau, secara geometris q’ dapat diperoleh dengan perpanjangan garis lurus yang
menghubungkan dua titik (q1,k1) dan (0,kmax). Dengan demikian jumlah kendaraan
yang datang kedalam antrian selama interval waktu t1 dan t2 adalah:
t2
Total ODT untuk melewati suatu titik halangan “x” dapat dijelaskan dengan Gambar
6.6. Dari gambar terlihat bahwa tundaan dalam suatu segmen jalan tertentu adalah
jumlah perbedaan waktu perjalanan/travel time yang tercatat. Waktu untuk melewati
titik halangan pada arus dan kecepatan bebas dikurangi waktu untuk melewati
halangan sebagai waktu perjalanan realita. Segmen total ODT dihitung dari titik
terjauh antrian sampai ke garis stop (Stop line).
66
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Waktu berhenti
H=t2-t1
Jarak X
1 2 ……..….n…………..N Waktu t
Gambar 6.6 Total Operational Delay Time (ODT) pada titik halangan tertentu
Sumber: Buckley (1974).
Untuk perhitungan ODT lebih lanjut dijelaskan lebih detail dari Gambar 6.7.
H
X
V2 Titik Halangan/
∆Xmi obstruction
U1 U2
h
V1
N t
1 2 …… n ∆tb
∆t a
∆tdn ∆tVn
∆tHn ∆tc
∆tWn
Gambar 6.7 Waktu Berhenti (H), waktu Tunggu (∆tWn ) dan ODT (∆tVn)
Sumber: Buckley (1974).
67
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
∆X min ∆X min
u1 = ∆ta = …………..…….. (5a)
∆t a u1
∆X min ∆X min
u2 = ∆tb = ……..…..…….. (5b)
∆tb u2
1
dan space gap kendaraan ∆Xmin =
k max
Dari gambar, ∆tHn = H - (n-1) ∆ta + (n-1) ∆tb
∆X min ∆X min
∆tHn = H - (n-1) + (n-1)
u1 u2
(n − 1) ∆X min q2 1
Selanjutnya, ∆tc = , karena v2 = ; ∆Xmin = , maka:
v2 k2 k max
(n − 1) k 2 …………………………………. (7)
∆tc =
k max . q 2
(n − 1) ∆X min
Dan juga, ∆td =
v1
(n − 1) k1 ………………………………….. (8)
∆td =
k max . q1
Hasilnya berdasarkan Gambar 6.7 juga menunjukkan bahwa Operational Delay Time
(ODT) untuk kendaraan nomor “n” adalah:
n −1 1 1 (n − 1) k 2 (n − 1) k1 . (9)
∆tVn = H - ( − ) + -
k max u1 u2 k max . q 2 k max . q1
h
u1 = , atau ………
h = u1 . ∆t …..…………………. (10)
∆t
68
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
h
Dari gambar, N = , sehingga,
∆X min
…………………………………….. (11)
N = u1 . ∆t . kmax
h
Gambar 6.7 juga menunjukkan bahwa u2 =
∆t − H
…………………….. (12)
h = u2 (∆t - H) = u2 ∆t - u2H
u2 . H
∆t = ……………………………………….. (13)
u2 − u1
u2 . H …………………………………… (14)
N = u1 . . kmax
u2 − u1
q1 . q2 . k max . H
N = ........................... (15)
q2 ( k max − k1 ) − q1 ( k max − k2 )
69
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
n −1 1 1 N −1
(n − 1) k 2 N −1
(n − 1) k1 N −1
Tv = NH -
k max
( − )
u1 u2 ∑n +
1
k max . q 2 ∑n -
1
k max . q1 ∑n
1
N −1
1
dimana ∑n =
1 2
N ( N − 1)
Karena itu, untuk N kendaraan yang berada dalam kemacetan, ODT menjadi:
N ( N − 1) k max − k1 k max − k2 N ( N − 1)k2 N ( N − 1)k1
Tv = NH - ( − )+ −
2k max q1 q2 2. k max . q2 2. k max . q1
N ( N − 1) kmax − k1 N ( N − 1) kmax − k2
Tv = NH - . + . +
2k max q1 2k max q2
N ( N − 1)k2 N ( N − 1)k1
−
2. k max . q2 2. k max . q1
N ( N − 1) kmax N ( N − 1) k1 N ( N − 1) kmax N ( N − 1) k 2
Tv = NH- + + - +
2k max q1 2k max q1 2k max q2 2k max q2
N ( N − 1)k2 N ( N − 1)k1
−
2. k max . q2 2. k max . q1
1 1 1
Tv = NH - N ( N − 1) − ............................... (16)
2 q1 q 2
Untuk sejumlah “s” (1,2,3 .....s) titik akses, atau titik halangan yang menyebabkan
pengurangan kecepatan arus lalu lintas sepanjang segmen jalan, maka total
Operational Delay Time (Tv total) akan menjadi:
........................ (17)
Tv total = Tv 1 + Tv2 + Tv3 + ...............+ Tvs
70
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
sama dapat bergerak lagi. Oleh karena itu, pada prinsipnya, setiap tundaan kemacetan
akibat dari adanya tambahan volume lalu lintas lokal dari akses area frontage jalan
dapat dianalisis dalam rangka untuk menjaga arus lalu lintas tetap pada tingkat
pelayanan tertentu.
Pada dasarnya pembangunan tata guna lahan pada area sisi (frontage) jalan
merupakan pembangunan guna lahan yang terletak sepanjang jalan dan mempunyai
beberapa akses langsung pada jalan ybs. Keseluruhan area tersebut dapat dimodelkan
sebagai suatu zona baru yang membangkitkan tambahan lalu lintas. Secara umum
bangkitan perjalanannya, dapat semuanya berupa perjalanan baru atau tambahan dari
yang sebelumnya, kalau pembangunan hanya merupakan konversi guna lahan yang
telah terbangun. Berkenaan dengan bangkitan perjalanan pada frontage yang
menyebabkan meningkatnya konflik lalu lintas, maka sangat penting untuk
mengetahui konsekuensinya. Konsekuensi dimaksud adalah pertimbangan terhadap
konflik lalu lintas, keselamatan dan dampak lingkungannya (Ashley, 1994).
Kebanyakan, bahkan mungkin pada semua kasus, permasalahan pembangunan guna
lahan pada frontage adalah keterbatasan kapasitas, kurangnya pelayanan angkutan
umum dan minimnya ruang parkir yang tersedia (Dimyati, 1997). Tidak
mengherankan, khususnya dinegara sedang berkembang, permasalahan muncul
karena belum adanya peraturan ketat untuk melaksanakan Penilaian Dampak Lalu
lintas (Traffic Impact Assessment/TIA) pada pemberian ijin membangun.
Untuk perencanaan dan analisis dampak lalu lintas lokal yang dibangkitkan oleh
pembangunan pada frontage jalan, salah satu faktor penting adalah distribusi arah
dari lalu lintas tsb. Ini disebabkan karena pengaruh belok kiri/belok kanan,
menaikkan/ menurunkan muatan, parkir dikiri/kanan yang berpengaruh langsung
terhadap arus lalu lintas di jalan. Situasi terburuk apabila jam sibuk lalu lintas lokal
bertepatan dengan jam sibuk lalu lintas menerus segmen jalan. Berdasarkan
bangkitan lalu lintas lokal, untuk keberangkatan “sedang” dari zona lokal (< 200
kend/jam), rata-rata tundaan dari lalu lintas menerus yang datang akibat dari konflik
dapat dihitung dengan rumus Adam (Adam’s formula):
dimana:
q = volume lalu lintas menerus yang digabung atau dikrosing; dan
Tc = waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk belok kiri bergabung TL = 4
detik dan TR = 5 detik untuk krosing belok kanan, menyeberang lajur
dekat dan bergabung dengan arus lalu lintas menerus pada lajur yang
lebih jauh (Daganzo, 1981).
Sedangkan untuk keberangkatan > 200 kend/jam, tundaan dihitung dengan kurva-
kurva Tanner (Tanner, 1961 pada Blunden dan Black, 1984).
Contoh: tundaan arus datang belok kiri, WL = 3600/1100*e 1100*(4/3600) - 3600/1100 -
4 = 3.8 detik dan untuk belok kanan WR = 3600/(1100+700)*e(1100+700)*(5/3600)-
3600/(1100+700)-5 = 17.4 detik. Dengan demikian, tundaan rata-rata kendaraan
yang membelok masuk ke frontage jalan = (30*3.8 + 50*17.4)/80 = 12.3 detik.
71
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Gambar 6.8 Dampak manuver pergerakan lalulintas lokal akibat pembangunan TGL
Sumber: Blunden dan Black (1984).
Untuk lalu lintas yang keluar frontage, tundaan kendaraan belok kiri diabaikan,
karena kendaraan akan keluar kalau sudah tidak ada halangan. Sedangkan untuk
belok kanan, dampaknya terhadap lalu lintas menerus dapat menurunkan kapasitas
jalan. Dalam perencanaan total pengurangan kapasitas (R) jalan per jam, adalah :
R = qr * TR /3600 * 100%
72
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-7
VII SUBSISTEM KELEMBAGAAN SEBAGAI WADAH
KOORDINASI, REGULASI DAN PENEGAKAN HUKUM
73
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
74
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Contoh Kebijakan-kebijakan:
• Sistem Angkutan Umum Massal (Mass Transportation System); di Jakarta
dimulai dengan Bus Rapid Transit/BRT (Busway TransJakarta). Guna
mengurangi jumlah kendaraan di Jalan.
• Mengurangi subsidi untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
• Menggunakan bahan bakar yang lebih bersih.
• Pembatasan parkir (parking restriction).
• Pajak progresif bagi kepemilikan kendaraan bermotor, dll.
75
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
76
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Untuk kota kecil dan kota sedang hanya dapat dilakukan sampai pada tahap 1
dan tahap 2 saja. Namun untuk jangka menengah dan panjang, apabila terjadi
peningkatan terhadap demand angkutan umum yang besar, akibat pertambahan
77
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
78
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
79
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
80
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-8
VIII TES TENGAH SEMESTER
8.1 Contoh 1: Soal TTS Program Studi Teknik Sipil Reguler
Program Studi : Teknik Sipil Reguler
Mata Kuliah : Sistem Transportasi (Ujian Tengah Semester)
Hari/Tanggal : Senin, 21 Juli 2008
Waktu : 90 menit
B C
Lintasan Waktu Biaya (Rp)
(menit)
AB 10 600
A D D E
AF 8 450
AD 12 720
F G BC 6 360
BD 6 360
FD 4 240
FG 8 480
CE 5 300
DE 6 360
81
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Soal: 1
a) Menurut pendapat saudara apa pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang utama terhadap sistem transportasi? Jelaskan dan berikan
beberapa contoh.
b) Produk transportasi adalah jasa yang hanya dapat dirasakan dari pengalaman
setelah menggunakan transportasi. Jelaskan karakteristik produk
transportasi tersebut.
c) Apakah yang dimaksud dengan utilitas (utility) dalam transportasi ?
Soal: 2
a) Jelaskan pengertian aksesibilitas, mobilitas dan transport impedance
(hambatan) dalam sistem transportasi ?
b) Tujuan pengembangan sistem transportasi adalah untuk meningkatkan
efisiensi dan pemerataan (equity) bagi semua orang. Jelaskan dengan rinci
apa yang dimaksud dengan istilah tersebut.
c) Transportasi berkembang sangat dinamis, sehingga terjadinya perubahan
tidak dapat dihindari. Jelaskan demensi perubahan yang biasa terjadi dalam
sistem transportasi.
Soal: 3
a) Jelaskan pengaruh faktor geografi terhadap perkembangan sistem prasarana
transportasi darat dan transportasi laut. Lengkapi dengan sketsa/gambar.
b) Mengapa faktor biaya transportasi mempengaruhi harga suatu komoditas
pada lokasi tertentu. Jelaskan dengan diagram/gambar.
c) Apakah yang dimaksud dengan biaya terminal dan biaya transit.
82
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-9
Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan Tata
Guna Lahan (TGL) secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang
menghubungkannya. Jadi, aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan suatu lokasi
untuk dicapai melalui sistem transportasinya atau kemudahan suatu tempat
berinteraksi satu sama lainnya. Ukuran fisik aksesibilitas yang paling terkenal adalah
ukuran dari Hansen (1959).
n
Ki = Σ (Aj/tij)
J=1
Dimana:
Ki = Aksesibilitas dari zona i ke zona lain j
Aj = Ukuran aktivitas pada setiap zona j (mis.: jumlah lapangan kerja)
tij = Ukuran waktu dan biaya dari zona i ke zona j.
Mobilitas
Adalah suatu ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya
dinyatakan dari kemampuan membayar, pengalaman dan kesehatan yang dimiliki.
83
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Suatu tempat dikatakan aksesibel jika dekat dengan tempat lainnya dan
sebaliknya. Ini konsep paling sederhana yang dinyatakan dalam bentuk jarak (km).
Namun, jarak tak begitu cocok, kalau sistem transportasi antara dua tempat tersebut
diperbaiki, sehingga waktu tempuh menjadi lebih singkat. Konsep kedua faktor
tersebut dapat dijelaskan dengan Gambar 9.2, berikut.
84
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KONSEP ASSESIBILITAS
ASSESIBILITAS ASSESIBILITAS
Jauh RENDAH CUKUP
LAND USE
Buruk Baik
KONEKSITAS TRANSPORT
85
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Perpindahan penumpang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan, akan
membutuhkan biaya transportasi yang besarnya sangat tergantung pada fasilitas
transportasi yang digunakan, jauh dekatnya jarak yang ditempuh dan kemungkinan
biaya transit. Semakin jauh jarak yang ditempuh, semakin mahal biaya transportasi
yang harus dibayar dan biaya transit pada umumnya dikeluarkan apabila terjadi
perpindahan atau pergantian moda transportasi pada Terminal, Stasiun Kereta Api,
Pelabuhan Laut atau Bandar Udara. Besarnya biaya transportasi yang harus dibayar
tidak sama untuk setiap moda tertentu, seperti misalnya transportasi Jalan Raya,
Kereta Api, Kapal Laut atau Kapal Udara.
Hubungan antara biaya transportasi dengan lokasi tujuan dapat digambarkan sebagai
berikut:
Biaya Moda - Y
H
a
r
g
Biaya Transit a
Moda - X
T
Biaya Transport o
t
a
Harga Dasar l
A B C Lokasi
+ Terminal
Asal + Stasiun Tujuan
+ Pelabuhan
+ Bandara
Transit
86
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Biaya (Rp)
Biaya tetap
Garis Pendapatan
10 20 30 40
Jarak Perjalanan (1000 Km)
Gambar 9.4 BEP Biaya Transportasi dalam Jasa Pelayanan
Sumber: William R.Park (1973)
Keterangan:
Break Event Point (BEP) adalah titik impas, dimana pengeluaran biaya (cost)
ditutupi oleh pendapatan (revenue) dalam hal ini pada jarak perjalanan 30.000
kilometer. Keuntungan (profit) terlihat pada saat penerimaan (revenue) lebih besar
dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Pendapatan (revenue) adalah hasil dari
pengoperasian kendaraan selama waktu tertentu.
Biaya tetap (standing cost)
Investasi
Penyusutan kendaraan produktif
Bunga modal kendaraan produktif
Awak bus (sopir dan kondektur)
a) Gaji/ upah
b) Tunjangan kerja operasi (uang dinas)
c) Tunjungan sosial
Surat-surat Kendaraan (STNK/ pajak kendaraan, KIR)
Asuransi
a) Asuransi Kendaraan dan
b) Asuransi awak kendaraan.
87
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
€ Biaya Pemeliharaan
Suku cadang
Bodi Kendaraan
Service Kecil dan Service Besar
Bongkar mesin (Overhaul)
€ Biaya Pengelolaan
Penyusutan bangunan kantor, pool, sarana bengkel/bengkel dan
inventaris/alat kantor
Biaya administrasi dan pemeliharaan kantor, pool dan bengkel
Biaya listrik, telepon/telegram dan air
Biaya perjalanan dinas selain awak kendaraan
Pajak perusahaan,
Biaya Izin trayek dan Izin usaha
Biaya pemasaran, dan lain-lain.
Laut/Water
Rail Water
Road
88
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Seperti dijelaskan dalam gambar di atas untuk jarak dekat biaya yang
dikeluarkan transportasi jalan raya (road) paling efisien karena biaya terminalnya
rendah. Sementara untuk jarak jauh biaya yang dikeluarkan meningkat sebagai fungsi
dari jarak angkut yang diakibatkan meningkatknya biaya tidak tetap (variable cost).
Untuk jarak menengah biaya transportasi Kereta Api (rail) akan lebih efisien dan
untuk jarak jauh biaya transportasi Kapal laut (water) paling efisien, walaupun biaya
terminalnya cukup tinggi.
89
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
90
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-10
X PENGERTIAN DAN FUNGSI TERMINAL DALAM
TRANSPORTASI
10.1 Pengertian Terminal
1) Titik simpul tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana transportasi,
tempat kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang dan/atau
barang, tempat perpindahan penumpang atau barang baik intra maupun antar
moda transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia
dan barang serta tuntutan efisiensi transportasi.
2) Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus
angkutan penumpang atau barang.
3) Prasarana angkutan dan merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus angkutan penumpang atau barang.
4) Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan
wilayah/kota dan lingkungan.
A. Berdasarkan Peranannya
1) Terminal Primer adalah:
Terminal untuk pelayanan arus barang dan penumpang (jasa angkutan) yang
terjangkau regional;
91
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
B. Berdasarkan Fungsinya
92
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
93
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
94
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2) Areal Kedatangan
Adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum
untuk menurunkan penumpang (unloading) yang dapat pula merupakan akhir
perjalanan.
3) Areal Menunggu Kendaraan
Adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum
untuk beristirahat dan siap menuju jalur pemberangkatan.
4) Areal Lintas
Adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan angkutan penumpang umum
untuk beristirahat sementara dan untuk menaikkan/menurunkan penumpang.
5) Areal Tunggu Penumpang
Adalah pelataran menunggu yang disediakan bagi orang yang akan melakukan
perjalanan dengan kendaraan angkutan penumpang umum.
95
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
96
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
1) Biaya Transportasi
Biaya transportasi diartikan sebagai biaya transportasi rata-rata dari
kendaraan angkutan penumpang untuk menuju lokasi terminal yang
diusulkan.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut:
N
Σ
i=1
Api . Bokij . Dij
Tcj =
N
Σ Api
i=1
Dimana:
Tcj = biaya transportasi rata-rata kendaraan angkutan penumpang
menuju lokasi terminal di j
Api = arus kendaraan angkutan penumpang dari zona i
Bokij = biaya operasi kendaraan angkutan penumpang antara zona i
dan zona j
Dij = jarak antara zona i dan zona j
N = jumlah zona
97
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2) Aksesibilitas
Aksesibilitas terminal yang diusulkan terhadap sistem angkutan penumpang
pada klasifikasi dibawahnya, ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut:
N
Sj
Aij = Σ
i=1
L
Dij
Dimana:
Aij = aksesibilitas antar zona i dan j
Sj = daya tarik zona j (dapat dinyatakan sebagai jumlah penduduk,
kepadatan penduduk dan lain-lain)
Dij = jarak antara zona i dan zona j (dapat dinyatakan sebagai jarak
fisik atau jarak waktu)
L = eksponen jarak (tergantung jenis kegiatan di zona j)
Kapasitas Terminal
Total Skor
Setelah didapatkan masing-masing skor dan total skor dari semua aspek yang dinilai
kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis komparatif kondisi terminal
dengan metode Multi Criteria Analysis (MCA) atau metode evaluasi lainnya.
98
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Moda
Transportasi Sarana Fungsi Utama
Utama
Garase Penyimpanan kendaraan, akses dengan
berjalan kaki
Mobil
Bengkel Reparasi dan perawatan kendaraan
Petrol Pump Mengisi bahan bakar (BBM)
Stasiun Bus Bus antar kota dan hubungan-hubungan akses
Bus Loket Tol Pengumpulan tiket (biaya)
Pemberhentian Bus Hubungan dengan akses berjalan kaki
Kereta Api Stasiun Kereta Api Akses lokal dan hubungan rel, kadang-kadang
Penumpang untuk moda antar kota (misal: bus)
Freight House Akses lokal (truk) – gudang
Team Tracks Akses lokal (truk) - areal terbuka
Private Siding Bongkar/muat oleh penerima/pengirim barang
Kereta Api Barang
Bengkel, Rip Track Reparasi kendaraan dan servis
Engine Shed, Round Reparasi lokomotif dan servis
House
Bandar Udara Akses darat dan hubungan di udara
(bandara)
Lapangan Pelabuhan udara dengan sarana terbatas
Udara
Hangar Reparasi dan perawatan
Heliport Sama seperti pelabuhan udara (khusus untuk
helikopter)
Pelabuhan Laut Akses darat (biasanya rel, truk atau jaringan
(dermaga) pipa) dan kadang-kadang hubungan kapal
Air Dok (pier) Fasilitas bongkar muat satu kapal
Dok Kering (dry Reparasi dan servis
dock)
Sumber: Morlok, Edward K. (1987).
99
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-11
XI KINERJA TERMINAL UNTUK BERBAGAI MODA
TRANSPORTASI
1. Transportasi Darat
a. Jalan Raya
• Rute Dapat Berubah (Road Base) – Door to Door
• Fleksibelitas Terhadap Cargo Tinggi
100
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
b. Kereta Api
• Rute Tidak Fleksibel (Fixed Rail) – Point to Point
• Fleksibilitas terhadap cargo Tinggi
c. Tram
• Initial Construction Cost Tinggi
• Produktifitas Rendah, Tetapi Kontinyu
• Rute Tetap (Fixed Route)
• Fleksibelitas Terhadap Cargo Terbatas
d. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP)
• Rute Tidak Fleksibel
• Dipengaruhi cuaca
• Kapasitas sangat dipengaruhi oleh Lintasan
e. Kabel
• Rute Tidak Fleksibel (Fixed Point) – Point to Point
• Fleksibilitas terhadap cargo rendah
f. Conveyor
• Initial Construction Cost Tinggi
• Produktifitas Rendah, Tetapi Kontinyu
• Rute Tetap (Fixed Route)
• Jenis Cargo Terbatas
2. Transportasi Laut
• Initial Construction Cost Tinggi (Perlu Pelabuhan Laut)
• Kapasitas Besar Dengan HP (Horse Power) Rendah
• Rute Tidak Fleksibel (Point to Point atau Multy Point)
• Fleksibelitas Terhadap Cargo Tinggi (Semua Bisa Diangkut)
• Masih Dipengaruhi Oleh Cuaca
3. Transportasi Udara
• Initial Construction Cost Tinggi (Perlu Pelabuhan Udara)
• Produktifitas Terbatas, Tetapi Waktu Sangat Cepat (Time Value)
• Rute Tidak Fleksibel
• Jenis Cargo Penumpang & Barang
• Sangat Dipengaruhi Oleh Cuaca
4. Pipa
• Idem Conveyor
• Jenis Cargo Yang Diangkut Liquid (Gas, Air, Minyak)
5. Quasi Transport
• Transport pengganti (tujuan transportasi tergantikan)
• Dapat berupa surat, Fax, Email, telepun, dll.
101
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
a. Hub and Spoke (Angkutan Udara) – Untuk Demand Kecil dan Tersebar.
Contoh: Kawasan Timur Indonesia
Gambar 11.2 Hub dan Spoke dalam Sistem Terminal Moda Transportasi Udara
102
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
c. Pulau-Pulau Kecil
KEPULAUAN
Multy Point
Penyeberangan
Laut
Darat
KETERANGAN: Penyeberangan
103
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
104
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pengantar
‘Channel Tunnel’ adalah terowongan yang menghubungkan Inggris dan
Perancis sepanjang 50 km. Walau bukan yang terpanjang, tetapi 38 km terletak
dibawah laut merupakan prestasi tersendiri. Gagasan untuk menghubungkan Inggris
dan Perancis telah lama menjadi impian, bahkan sejak jaman Napoleon Bonaparte.
Ingeniur Mathi pada tahun 1802 telah memikirkan estimasi pelaksanaannya. Pada
tahun 1860 pernah dilakukan pemboran, tetapi pada tahun 1883 dihentikan oleh
pemerintah Inggris. Tahun 1950-an dan 1960-an berkembang kembali pemikiran
untuk membangun tunnel tersebut.
Pada 12 Februari 1986 sebuah deklarasi ditanda tangani di Carterburg, berisi
tentang pelaksanaan pembangunan Tunnel dan hak eksploitasi selama 55 tahun
yang dipegang oleh Eurotunnel Group. Proyek yang rencananya rampung pada 15
Mei 1993, dikerjakan oleh Trans Machine Link (TML). TML merupakan konsorsium
konstruksi internasional gabungan perusahan Inggris: Balfour Beatty, Coastrain,
Tarmac Taylor Woodrow and Wimprey dan Perusahan Perancis: Boyges, Dumes,
Societe Auxiliares d’Enerprices serta Spie Batignolles.
Panjang tunnel adalah 50,50 km; 37,00 km berada dibawah dasar laut; 9,8 km
dibawah daratan Inggris dan 3,70 km dibawah daratan Perancis.
105
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Channel Tunnel terdiri dari 3(tiga) tunnel; 2(dua) tunnel disebut tunnel induk
(hoofd tunnel) dengan diameter 7,60 meter dan berjarak 30 meter satu sama lain.
Diantara keduanya ada tunnel bantu (dienst tunnel) dengan diameter 4,80 meter.
Tunnel didisain agar dapat dilalui oleh berbagai jenis kereta api (nasional dan
internasional). Seorang penumpang dapat berangkat dari Glasgow ke Milan atau dari
Brussel ke Liverpool tanpa harus berpindah kereta.
Jenis kereta api super cepat yang kini telah beroperasi di Perancis (TGV) juga dapat
melalui tunnel tersebut, asalkan kecepatan dibatasi sampai 160 km/jam. Untuk
pelayanan para pengguna jasa tersedia berbagai jenis gerbong kereta, selain gerbong
untuk penumpang tersedia pula gerbong untuk kendaraan.
106
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Stasiun
Kereta api akan berangkat dari stasiun ke stasiun pulang pergi, oleh karena itu
disebut ‘Shuttle Train’. Perjalanan antara dua stasiun Cheriton di Flokstone (Inggris)
dan Frethun dibarat daya Calais (Perancis) memakan waktu 35 menit dengan
kecepatan Shuttle train 160 km/jam, termasuk selama 28 menit berada didalam
tunnel. Cukup menghemat waktu bila dibandingkan dengan menggunakan jasa
transport lain. Keberangkatan ‘Shuttle Train’ diatur secara periodik setiap 10 sampai
12 menit. Frekuensi pemberangkatan dapat ditambah sampai setiap 5 menit jika
permintaan meningkat. Pengisian dan pengosongan gerbong pada tiap terminal
memakan waktu 10 menit. Pada terminal kedatangan semua kendaraan yang lewat
diatur oleh komputer. Pada tiket tertera ke peron mana kendaraan itu harus bergerak.
Pada terminal tersedia 10 ‘sporen’ yang dapat diperluas menjadi 16.
107
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pengamanan
Pada setiap jarak 250 meter kedua tunnel dihubungkan oleh sebuah pipa
dengan diameter 2,00 meter. Fungsinya untuk mereduksi udara guna mengatasi
penekanan/ penghisapan udara oleh gerakan ‘Shuttle Train’ yang sangat cepat.
Tunnel Bantu – sebagai jalan keluar – bila terjadi hal yang tidak diinginkan di tunnel
induk, seperti terjadi kebakaran. Antara tunnel Bantu dan tunnel induk terdapat jalan
penghubung dengan diameter 3,30 meter pada setiap jarak 375 meter. Pada sisi
tunnel induk terdapat peron selebar 1,20 meter, penumpang akan dibawa oleh kereta
lain di tunnel Bantu.
Bila terjadi kebakaran tekanan udara pada jalan penghubung dan tunnel bantu
diperbesar sehingga asap dan gas-gas yang merusak tidak mengalir kedalamnya.
Untuk memperbesar keamanan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
tunnel dipilih yang tidak mudah terbakar dan apabila terbakar tidak akan
menghasilkan gas-gas yang merusak kesehatan. Terdapat lampu penerangan
permanen dalam sistem lampu khusus tanda bahaya. Hubungan antara masinis,
personel kereta api lainnya dengan pengaturan lalu lintas di daratan Inggris dan di
daratan Perancis menggunakan radio penghubung dan dalam keadaan bahaya ada
sambungan telepon khusus.
Pada kedua ujung tunnel terdapat gedung ventilasi untuk menyediakan kebutuhan
normal dan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam keadaan darurat. Suhu diatur
konstan 25o Celcius dan suhu dapat dinaikkan/diturunkan dengan sistem air dingin
pada jam-jam padat. Gerbong kereta api juga terbuat dari bahan tahan api yang tidak
akan runtuh dalam 30 menit pertama kebakaran. Ini waktu yang diperlukan oleh
kereta untuk tetap berjalan dan meninggalkan tunnel. Temperatur kereta yang lewat
dikontrol oleh pendeteksi yang ada disepanjang jalur kereta. Dengan demikian
kebakaran dapat diketahui secepatnya, kemudian dilokalisir sehingga kereta dapat
terus berjalan dan secepat mungkin meninggalkan tunnel.
108
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Gambaran Umum
Tokyo Bay Aqualine adalah nama proyek jalan ‘Trans Tokyo Bay Highway’
yang merupakan jaringan jalan bebas hambatan bagian dari rute National Highway
No.409 (Kawasaki-Narita) yang menghubungkan Kawasaki di Kanagawa dengan
Kisarazu di Chiba melalui teluk Tokyo. Jalan ini panjangnya 15,1 km dan terletak
pada dua bagian struktur yang berbeda, yaitu 9,5 km berada dalam terowongan
bawah laut dengan lalu lintas kapal yang padat dan 4,6 km jembatan diatas perairan
dengan lalu lintas laut yang jarang.
109
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kedua struktur tersebut dibangun pada dan diatas dasar laut dengan tanah yang
sangat lunak dan pada daerah dengan skala gempa yang tinggi. Oleh sebab itu
teknologi tinggi sangatlah dibutuhkan, tidak hanya pada saat pelaksanaannya tetapi
juga pada tahap perencanaanya.
110
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
111
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jembatan
Jembatan ini menghubungkan Pulau Kunang-Kunang (Kisarazu Man Made
Island) dengan daratan Kisarazu. Tiang-tiang jembatan dibuat dari besi atau beton.
Di perairan yang dangkal, tiang jembatan dibuat dari beton, sedangkan untuk daerah
yang dalam dengan pertimbangan biaya, waktu dan kemudahan pekerjaan tiang
jembatan dibuat dari baja. Bagian atas jembatan (super structure) berupa box gider
dengan lantai baja yang membentuk struktur berbentang. Metode pemasangan
struktur atas ini tergantung pada kedalaman air tempat segmen tersebut akan
dipasang.
Pada permukaan air yang dalam, struktur lantai disambung-sambung dahulu didarat,
sehingga membentuk bagian segmen yang besar. selanjutnya segmen ini diangkut
dengan kapal dan dipasang dengan menggunakan derek apung (floating cranes).
Pada permukaan air laut yang dangkal, segmen yang besar diangkut dan dipasang
secara langsung dari atas tongkang. Sedangkan pada perairan dekat pantai, jembatan
sementara dari baja digunakan untuk pemasangan segmen-segmen kecil jembatan.
Link Kisarazu-Kawasaki tersambung secara keseluruhan pada tanggal 21 April 1997
dan link Kawasaki-Kisarazu pada tanggal 2 Mei 1997. Dengan selesainya proyek ini
bertambahlah jumlah proyek sipil yang menggunakan teknologi tinggi yang belum
ada pada proyek-proyek sebelumnya. Jepang telah membuktikan bahwa tidak ada
hambatan alam yang tidak dapat diatasi dengan teknologi.
112
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pengantar
Dalam rangka menyeragamkan dan meningkatkan fungsi sistem pelayaran dan pelabuhan,
pemerintah Indonesia telah menetapkan ‘empat sistem pintu masuk ke pelabuhan’ disamping
untuk mendapatkan sistem transportasi yang rasional juga dapat menyediakan prasarana
pelabuhan yang efektif dan efisien dalam melayani angkutan barang.
113
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Karakteristik Pelabuhan
Sejak tahun 1982 sistem multi pintu masuk ke pelabuhan telah diganti
dengan sistem empat pintu masuk ke pelabuhan, yaitu:
Tanjung Priok (Jakarta)
Tanjung Perak (Surabaya)
Belawan (Medan) digantikan Batam (Riau)
Makasar (Makasar)
Sistem tersebut diatas disusun berdasarkan konsep pelabuhan utama (trunk port)
dan pengumpan (feeder port).
Berdasarkan sistem dan konsep tersebut teritorial Indonesia dibagi menjadi 4(empat)
wilayah dan sistem pelabuhan akan direklasifikasi, dengan demikian masing-masing
pelabuhan akan mempunyai fungsi atau peranan yang spesifik.
Gateway port
Collector port
ILS port
Feeder port
114
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jenis-Jenis Pelayaran
Besar dan komposisi dari armada kapal laut yang ada menunjukkan betapa
penting peranan transportasi laut dalam pembangunan wilayah teritorial Indonesia.
Transportasi laut di Indonesia terdiri dari kategori, sebagai berikut:
Pelayaran Internasional (Pelayaran Samudra)
Pelayaran Nasional Domestik (Pelayaran Antar Pulau)
115
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Perkembangan Pelayaran
Untuk memprediksi perkembangan pelayaran di Indonesia pada tahun-tahun
yang akan datang merupakan tugas yang sangat sulit, karena sangat dipengaruhi oleh
tingkat pertumbuhan perekonomian di dalam negeri dan di dunia.
Berdasarkan jenis-jenis kapal karakteristik pelayaran dapat dibedakan sebagai
berikut:
116
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kapal Container
Sistem container, walaupun belum begitu lama dimulai, menunjukkan
prospek yang sangat baik untuk berkembang pada masa-masa yang akan
datang. Meskipun ada faktor kelesuan dalam pengoperasian sistem container,
tetapi untuk kondisi di Indonesia angkutan container akan tetap berkembang
dan memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam sistem angkutan
barang pada umumnya. Pada waktu yang akan datang kapal container
kemungkinan unggul dan dapat menguasai pelayaran perdagangan. Ukuran
kapal rata-rata seperti tabel berikut:
Kapal Ro/Ro
Diawali sebagai kapal ferry untuk menyeberangi sungai dengan metode
memuat roll-on dan menurunkan roll-off secara berangsur-angsur telah
mendapat pengakuan dalam pelayaran internasional dalam sektor pelayaran
117
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kapal Curah
Berdasarkan kondisi fisik muatan, kapal curah dibedakan menjadi 2(dua)
jenis, yaitu:
• Kapal barang curah yang mengangkut muatan kering (dry cargo)
biasanya disebut kapal barang curah kering (dry bulk ship) atau
pengangkut barang curah (bulk carriers);
• Kapal barang curah untuk mengangkut muatan basah (liquid cargo)
sering juga disebut kapal barang curah cair atau kapal tanker.
Kapal ini mempunyai kapasitas angkut yang sangat bervariasi tergantung
pada rute/lintasan dan tujuan. Kapal yang mempunyai kapasitas terbesar
dalam angkutan barang curah cair adalah VLCC (Very Large Crude
Carrier) dengan kapasitas maksimum 500.000 DWT, sedangkan untuk
kapal angkutan barang curah kering kapasitasnya dibatasi kira-kira
400.000 DWT karena keterbatasan draft kapal. Sedangkan kapal yang
terkecil kapasitasnya bervariasi antara 2.500 DWT untuk barang curah
cair sampai kurang lebih 10.000 DWT untuk barang curah kering.
Definisi Dermaga
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga
dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan keatas kapal.
Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air
minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di
pelabuhan.
Jenis demaga
a. Dermaga barang umum, adalah dermaga yang diperuntukkan untuk
bongkarmuat barang umum/general cargo keatas kapal.
b. Dermaga peti kemas, dermaga yang khusus diperuntukkan untuk bongkar
muat peti kemas. Bongkar muat peti kemas biasanya menggunakan kran
(crane)
c. Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk bongkar muat
barang curah yang biasanya menggunakan ban berjalan (conveyor belt)
d. Dermaga khusus, adalah dermaga yang khusus digunakan untuk mengangkut
barang khusus, seperti bahan bakar minyak, bahan bakar gas dan lain
sebagainya.
e. Dermaga marina, adalah dermaga yang digunakan untuk kapal pesiar, speed
boat.
f. Demaga kapal ikan, adalah dermaga yang digunakan oleh kapal ikan
118
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
119
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
kk.( pk + 5).l
BOR = x100%
pt.24 jam.harikalender
Dimana :
kk = kunjungan kapal (unit)
pk = panjang kapal (meter)
l = lama kapal berada di tambatan, yaitu jumlah lama kapal melakukan
bongkar/muat ditambah dengan lama waktu pengisian BBM dan
penyelesaian dokumen (jam)
pt = panjang tambatan (meter)
BOR = perbandingan antara waktu penggunaan dermaga dengan waktu yang
tersedia (dermaga siap operasi) dalam periode waktu tertentu (%).
120
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pengantar
Transportasi (Angkutan) penyeberangan menghubungkan jalan yang terputus oleh adanya
rintangan berupa sungai yang lebar, danau atau laut (selat yang tidak begitu lebar). Fasilitas
pelabuhan dan kapal ferry berfungsi sebagai jembatan terapung yang diharapkan mampu untuk
melayani arus lalu lintas yang akan melakukan penyeberangan. Angkutan penyeberangan
umumnya diadakan kalau sudah ada keteraturan keperluan angkutan antara dua tempat yang
dipisahkan oleh rintangan tersebut diatas dengan pertimbangan biaya investasi yang cukup besar
(Muchtarudin Siregar, 1990).
Di Indonesia lintas penyeberangan dan pelabuhan penyeberangan dilayani dan dikelola oleh
suatu badan usaha milik negara, yaitu PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan atau PT.
ASDP (Persero).
Ada tiga proyek perhubungan antar pulau yang diusulkan disepanjang bentangan jalan raya
‘Trans Asia Tenggara’, yaitu Malaysia – Sumatra, Sumatra – Jawa dan Jawa – Bali. Proyek ini
diawali oleh sebuah tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1965. Sejak itu
bermacam-macam penelitian telah dilakukan baik oleh institusi lokal maupun oleh institusi
internasional yang bertujuan mencari cara untuk menghubungkan kawasan tersebut (khususnya:
Sumatera - Jawa) yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Jalur
penghubung kedua pulau tersebut secara strategis merupakan bagian dari jalan raya ‘Trans Asia
Tenggara’ yang dimulai dari Thailand melintasi semenanjung Malaya, Selat Malaka, bergabung
dengan jalur Sumatera dan Jawa dan berakhir di pulau Bali.
121
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
122
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Lapangan Parkir
Lapangan parkir berfungsi sebagai tempat kendaraan yang menunggu
(antrian) untuk dapat dilayani masuk kedalam kapal. Sistem penyeberangan yang
baik akan memerlukan lapangan parkir yang lebih kecil karena kebutuhan dapat
dilayani secepatnya.
Terminal Penumpang
Terminal penumpang berfungsi untuk menampung penumpang yang akan
naik atau turun ke atau dari kapal, juga sebagai tempat penjualan tiket penumpang.
Sistem penyeberangan yang baik hubungan terminal penumpang dengan kapal
seharusnya melalui jalan khusus (gangway), sehingga tidak berbaur dengan
kendaraan.
Jembatan Timbang
Jembatan timbang berfungsi untuk menimbang kendaraan beserta muatannya
untuk menentukan besarnya tarif (khusus kendaraan truk) dan juga dapat berfungsi
sebagai tempat pengecekan terhadap barang yang diangkut. Data ini sangat berguna
untuk menentukan muatan total setiap kapal. Jembatan timbang ini dapat berada
diareal pelabuhan atau diluar areal pelabuhan. Sebagai contoh jembatan timbang
yang ada di Pelabuhan Ketapang untuk kendaraan truk dengan kapasitas maksimum
25 ton.
Kapal Penyeberangan
Jenis kapal yang paling sesuai digunakan untuk penyeberangan jarak dekat
yang mengangkut penumpang dan kendaraan bermotor adalah tipe Roll on - Roll off
(Ro - Ro). Kapal tipe Ro - Ro ini mempunyai kelebihan dalam kecepatan melayani
proses bongkar muat penumpang dan kendaraan, karena mempunyai disain khusus
yang sangat menguntungkan dimana pada bagian depan (haluan) dan bagian
belakang (buritan) mempunyai pintu hidrolis yang disebut ramp door. Ramp door
berfungsi sebagai pintu keluar dan pintu masuk dari dan ke dalam kapal, sehingga
kendaraan didalam kapal hanya bergerak dalam satu arah saja, yaitu apabila masuk
melalui depan dan keluar melalui belakang atau sebaliknya.
Beberapa Istilah Ukuran Kapal yang Sering Dipergunakan:
1. DWT ( Dead Weight Ton )
Merupakan daya angkut dalam satuan ton, setelah dikurangi berat ballast
dan lain-lain.
123
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
124
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jadual Penyeberangan
Jadual penyeberangan adalah daftar terperinci mengenai rencana operasional
penyeberangan dalam rentang waktu tertentu yang sangat ditentukan olen sistem
pengoperasian pelabuhan, ketersediaan sarana dan prasarana pelabuhan serta jarak
pelabuhan satu dengan lainnya. Jarak antar pelabuhan yang relatif dekat pola
pelayaran commuting shipping pada umumnya dipergunakan, sehingga jadual
keberangkatan dan kedatangan kapal dapat ditentukan relatif tetap bila dibandingkan
dengan pelayaran coastal shipping atau pelayaran interinsuler yang sulit ditentukan
karena banyaknya faktor resiko dan ketidakpastian. Perubahan jadual sangat fleksibel
atau dimungkinkan apabila jadual yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan, akibat adanya peningkatan atau penurunan permintaan atau terjadi
gangguan pada salah satu sistem sarana dan prasarananya. Keuntungan dari jadual
tetap ini adalah para pengguna jasa angkutan penyeberangan mendapat kepastian
untuk melakukan perjalanan dari tempat asal ke tempat tujuan tepat pada waktunya,
sehingga terhindar dari resiko kerugian berupa kehilangan waktu dijalan atau
kerusakan barang. Jadual penyeberangan ditetapkan oleh PT.ASDP dengan
memperhatikan keseimbangan antara jumlah kedatangan pengguna jasa (demand)
dengan kapasitas sarana dan prasarana (supply) yang ada. Secara teoritis jadual
penyeberangan dapat ditentukan dengan memperhitungkan karakteris sarana dan
prasarana seperti: variasi tingkat kedatangan penumpang (kendaraan roda-4) per
satuan waktu, jumlah dermaga, jumlah kapal yang beroperasi, kapasitas masing-
masing kapal, waktu bersandar, waktu berputar, waktu berlayar, headway antar
dermaga dan headway antar keberangkatan kapal.
Proses Penyeberangan
Kegiatan penyeberangan disuatu pelabuhan menggambarkan kondisi
pelayanan yang ada dengan fasilitas yang tersedia seperti areal kedatangan
(menunggu kendaraan), prasarana pelayanan (dermaga) dan sarana pelayanan
(kapal). Penumpang yang dimaksud adalah kendaraan bermotor roda empat, seperti
truk, bus dan mobil penumpang atau mobil pribadi; sedangkan sepeda motor dan
penumpang pada umumnya tidak diperhitungkan karena pada kenyataannya tidak
memerlukan pengaturan khusus dan diasumsikan tidak berpengaruh terhadap lama
waktu bongkar/muat. Proses pelayanan terjadi pada saat kendaraan antri masuk
kedalam kapal selama headway waktu keberangkatan kapal yang ditentukan. Tingkat
occupancy kapal sangat dipengaruhi oleh laju kedatangan kendaraan. Proses
pelayanan terhenti pada saat kapal bersandar didermaga untuk menurunkan
kendaraan dan proses menurunkan kendaraan tidak dipengaruhi oleh laju kedatangan
kendaraan. Apabila laju kedatangan kendaran tidak dapat diimbangi oleh laju
pelayanan sistem penyeberangan yang ada, maka akan terjadi antrian yang sangat
panjang dan memperpanjang waktu menunggu kendaraan.
Headway Dermaga
Berdasarkan kapasitas dan fasilitas sistem penyeberangan yang ada dilakukan
optimalisasi headway dermaga berdasarkan hubungan antara kapasitas kapal rencana,
kedatangan kendaraan roda-4 dan tingkat pelayanan kapal.
Waktu operasi kapal dapat diilustrasikan sebagai berikut:
125
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
relatif konstan
Keterangan :
Ts = waktu bersandar ( bongkar dan muat )
Tp = waktu berolah gerak ( maneuver ) kapal
Tly = waktu berlayar satu arah
Hw = headway dermaga
Penerapan jadwal keberangkatan kapal pada salah satu dermaga dapat ditentukan
sebagai berikut:
Syarat : Hw > ( Ts + Tp )
n n
Dimana : Ts = ∑ tbi . qbi + ∑ tmi . qmi
i=1 i=1
126
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Keterangan :
Hw = headway minimum dermaga ( menit )
Ts = waktu bersandar kapal, yang terdiri dari waktu bongkar ( tb ) dan
waktu muat ( tm ) kendaraan dalam satuan ( menit )
tb = rata-rata waktu menurunkan kendaraan ( menit / kendaraan )
tm = rata-rata waktu menaikkan kendaraan ( menit / kendaraan )
qi = tingkat ‘occupancy’ kapal ( unit kendaraan )
Hubungan antara jumlah keberangkatan, Headway, kapasitas kapal dan kapasitas sistem
127
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kapasitas
Kapasitas Sistem
Critical
Condition
Storage
capacity
Fungsi Permintaan
Waktu (tahun)
128
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Ringkasan
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sungai-sungai besar dan
panjang. Untuk wilayah Sumatera bagian timur, pulau Kalimantan dan Papua (Irian
Jaya), sungai-sungai tersebut saat ini dipergunakan sebagai prasarana angkutan air
yang sangat vital. Agar transportasi air daratan (inland water transportation) dapat
efektif dan efisien maka perlu adanya saluran penghubung antar sungai-sungai
tersebut. Saluran penghubung tersebut harus direncanakan sehingga memenuhi
kebutuhan navigasi dan secara hidraulis dapat dipertanggung jawabkan.
Gambaran Umum
Transportasi air daratan (inland water transportation) bila dibandingkan
dengan transportasi jalan raya, pada satu sisi mempunyai beberapa keunggulan,
namun demikian pada sisi yang lain ada pula kelemahannya. Oleh karena itu untuk
keperluan pengembangan transportasi air daratan pada suatu daerah harus dilakukan
studi yang mendalam dan dibahas seberapa jauh keunggulan transportasi air
mendapat dukungan dari potensi yang ada di daerah tersebut.
Keunggulan transportasi air daratan dibandingkan dengan transportasi jalan raya,
diantaranya adalah:
Sederhana dan dapat mengangkut dengan kapasitas besar;
Biaya angkutan murah karena peralatan murah dan pemakaian bahan bakar
per unit berat barang yang diangkut sangat hemat;
Biaya perawatan prasarana sangat ringan dibandingkan dengan perawatan
jalan raya atau jalan kereta api;
Dampak negatif terhadap lingkungan relatif kecil bila dibandingkan dengan
transportasi darat.
129
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
130
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Data Sungai yang dapat dilayari kapal di Pulau Kalimantan (Panjang > 200 Km)
Panjang (Km) Kondisi Alur
Nama
No. Dilaya Baik Sedang Buruk Lebar Kedalaman
Sungai Total
ri (Km) (Km) (Km) (m) (m)
1 Kapuas 1.086 870 190 600 80 - -
2 Melawi 471 227 - 227 - - -
3 Sambas 233 208 183 25 - - -
4 Ketungau 205 105 - 41 64 - -
5 Katingan 650 520 - - - 340 6
6 Barito 900 760 - - - 650 8
7 Seruyan 550 350 - - - 300 6
8 Mentaya 400 270 - - - 450 6
9 Arut 250 150 - - - 250 4
10 Kahayan 600 500 - - - 500 7
11 Mahakam 920 700 - - - 500 25/10
12 Kayan 576 510 - - - 80 8/5
13 Kepala 319 266 - - - 100 9
14 Kelay 254 209 - - - 70 7/4
15 Berau 292 215 - - - 60 8/5
16 Sembakung 279 210 - - - 70 8/4
17 Sesayap 278 215 - - - 75 8/4
18 Belayan 229 121 - - - 90 8/5
Dari uraian potensi sungai yang ada di Indonesia (Sumatera, Kalimantan dan
Papua) dapat disimpulkan bahwa transportasi air daratan tersebut mempunyai
peluang yang sangat besar untuk dikembangkan.
Selanjutnya perencanaan perbaikan sungai untuk kepentingan transportasi air
(sungai) harus ditinjau secara mendalam, sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif yang besar dan harus dapat mendukung pengembangan di sektor lain,
misalnya perikanan, irigasi, sumber daya air yang ada, pariwisata, pengembangan
daerah dan sebagainya.
131
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Luas
Lokasi Nama Danau
(Km2)
Aceh dan Sumatera Utara Laut Tawar 160
Toba 3000
Sumatera Barat dan Jambi Maninjau 100
Singkarak 112
Kerinci 50
Sumatera Selatan dan Bengkulu Ranau 112
Kalimantan Timur Jempang 1500
Malintang 100
Semayang 100
Repeh Jatur 100
Kanohan 100
Kalimantan Selatan dan Tengah Tondai 10
Dunayak 15
Sebanggau 40
Rikan 5
Mare 5
Sempulan 40
Tangkapan 5
Kanipang 25
Panggang 25
Rawit 25
Riam Kanan 100
Kalimantan Barat Mojang 50
Belian 50
Luar 50
Sekawi 50
Biayan 50
Penujan 50
Baniang 50
Tuang 50
Sentram 50
Sulawesi Tempe 150
Poso 340
Limboto 70
Towuti 572
Tondano 46
Irian Jaya (Papua) Sentani 9.639
Rumbebai 13.470
Paniai 14.150
132
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
tahun 1943 antara Longview, Texas ke Phonixville. Pada tahun 1944 selesai pula
dibangun jaringan pipa The Little Big Inch yang terbentang dari Beaumont ke Liden
di Texas. Kemudian diikuti pula oleh jaringan pipa dari Little Rock, Ark ke pantai
timur. Pipa gas juga dibangun antara Texas – New York sepanjang 7.000 kilometer.
Pada tahun 1970 diselesaikan pembangunan The Trans Alaska Pipeline, untuk
menyalurkan minyak dari sumbernya di Prudlock Bay di Alaska ke pelabuhan
Valdez di pantai selatan. Di Kanada lokasi sumber gas dan minyak adalah di daerah
bagian barat, karena itu jaringan pipa dibangun ke pantai timur. Jaringan pipa yang
juga sudah beroperasi adalah Trans Canada Pipeline sepanjang 3.700 kilometer dari
Alberta (Saskatchewan) ke Montreal. Setelah minyak ditemukan di laut utara, Inggris
juga membangun jaringan pipa sepanjang 150 kilometer dari Laut Utara ke
Skotlandia Island. Diameter pipa mencapai 160 cm, yang terbesar dan terdalam yang
pernah dipasang di dalam laut, sehingga biaya pembangunannya juga sangat mahal.
Pipa ini mampu mengalirkan minyak sebanyak 1.000.000 barel per hari. Pada tahun
1908 di Uni Soviet juga sudah dibangun pipa untuk mengalirkan minyak dari daerah
penghasil minyak di Baku ke Moskow. Juga telah lama beroperasi jaringan pipa
Comecon sepanjang 6.000 kilometer antara daerah Ural dengan beberapa negara blok
timur.
Jaringan pipa yang sudah dibangun di Indonesia terdiri dari pipa minyak dan
gas milik Pertamina dan kontraktor minyak lainnya. Sistem angkutan pipa terdapat di
Sumatera Selatan antara Prabumulih – Palembang dan dari sumber gas ke pabrik
pengolahan gas alam cair (LNG) di Arun Lhokseumawe. Jaringan pipa di Sumatera
Selatan adalah yang tertua, dibangun pada masa sebelum perang dunia II. Sejalan
dengan meluasnya kegiatan industri yang memerlukan minyak dan gas, telah
dibangun pula jaringan pipa di Jawa Barat, antara Cimalaya-Cilegon sepanjang 220
kilometer. Jaringan pipa ini dibangun untuk keperluan pabrik baja di Cilegon.
Jaringan gas lainnya adalah antara Jatibarang - Cikampek sepanjang 102 kilometer
untuk menyalurkan gas ke pabrik pupuk Kujang di Cikampek dari sumber gas yang
terdapat disekitar Cirebon. Pembangunan jaringan pipa untuk menyalurkan minyak
dan gas ini masih akan diteruskan, karena merupakan cara penyaluran gas yang aman
dan ekonomis.
Minyak dan gas yang dialirkan melalui pipa dikendalikan dan diawasi dengan
peralatan otomatis yang dilengkapi dengan komputer. Stasiun pompa dibangun pada
setiap jarak 80-120 kilometer, tergantung pada letak ketinggian dimana jaringan pipa
tersebut dibangun. Pengawasan aliran melalui pipa dilakukan dengan menggunakan
system komunikasi radio microwave, telepon, teletype dan lain-lain. Dengan
peralatan ini pengoperasian dan pengawasan angkutan pipa menjadi sangat efisien.
133
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Perkembangan teknologi yang lebih maju menyebabkan pipa juga dapat digunakan
untuk mengangkut bahan padat, diluar minyak dan gas. ‘Slurry line’ pertama kali
dibangun menurut sistem ini adalah antara daerah pertambangan batubara di Black
Mesa, Arizona ke selatan Nevada sepanjang 440 kilometer yang sudah beroperasi
sejak tahun 1970.
Kecuali untuk batubara ‘Slurry line’ juga dipakai untuk mengangkut benda padat
lainnya, seperti batu kapur, bijih besi dan pasir.
Penelitian juga sudah dilakukan untuk menggunakan pipa bagi pengangkutan barang-
barang hasil industri dengan cara menggunakan kapsul dan gondola yang dialirkan
bersama air melalui pipa.
Keunggulan pipa sebagai alat angkutan terletak pada kemampuannya untuk
mengalirkan angkutan yang bervolume besar secara terus menerus dan berlangsung
secara teratur dan tidak mengalami gangguan.
Angkutan pipa cukup peka terhadap kemajuan teknologi. Kapasitas pipa dan
daya pompanya dapat ditingkatkan dengan kemajuan teknologi yang bisa
menghasilkan cara penyaluran yang lebih sempurna dengan biaya yang lebih rendah.
Manfaatnya akan lebih terasa jika biaya penyaluran melalui pipa adalah sama untuk
jarak yang dekat dan jarak jauh.
Pengantar
Transportasi udara dalam dua dasawarsa menunjukkan perkembangan yang sangat pesat
dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Pada tahun 1950 transportasi udara hanya
mempunyai kontribusi sekitar 2% dan tahun 1970 meningkat menjadi 5% dari total
pergerakan dan 17% dari total pergerakan penumpang di seluruh dunia.
Dalam lima belas tahun terakhir diasumsikan rata-rata pertumbuhan permintaan transportasi
udara rata-rata 9% per tahun, dengan demikian pada tahun 1990 jumlah penumpang-
kilometer menjadi berlipat ganda. Ini berarti 10% dari total pasar dan lebih dari 30%
permintaan angkutan penumpang menggunakan transportasi udara.
Angkutan barang menggunakan transportasi udara juga mengalami peningkatan yang pesat
dalam dua puluh lima tahun terakhir. Pada tahun 1950 angkutan barang dengan menggunakan
transportasi udara kurang dari 109 ton-kilometer dan pada tahun 1972 melebihi 1,8 1010 ton-
kilometer dengan pertumbuhan rata-rata 15% per tahun atau sekitar 0,1% dari total angkutan
kargo.
134
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
135
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
negara-negara diluar Eropa tumbuh pula beberapa perusahan penerbangan yang baru,
seperti: di Jepang, Australia, Argentina dan Brazilia.
Disini tidak terjadi persaingan yang tajam antara perusahan penerbangan yang ada,
walaupun jumlahnya cukup banyak yang antara lain disebabkan letak dari negara-
negara tersebut tidak saling berdekatan.
Di Indonesia juga berdiri perusahan penerbangan yang dinamakan KNILM
(Konninkelijke Nederland Indische Luchvaart Maatsdrappij) pada tahun 1928.
Di Amerika Serikat perusahan penerbangan baru didirikan pada tahun 1930,
walaupun sebagaimana dijelaskan diatas, pesawat udara telah berhasil diterbangkan
di negara itu oleh Wright bersaudara pada tahun 1903. Negara ini tidak banyak
terlibat dalam Perang Dunia I sehingga kurang terdorong untuk mengembangkan
pesawat udara sebagaiman yang terjadi di Eropah.
Dalam tahun 1930-an perhatian masyarakat lebih banyak diberikan pada
pembangunan kereta api yang sedang tumbuh pesat sebagai alat angkutan yang
mampu menghubungkan pantai barat dan timur benua ini.
Sesudah Perang Dunia II dunia penerbangan mengalami kemunduran karena banyak
pesawat udara musnah dalam peperangan, banyak yang harus mulai usahanya dari
awal.
Masa setelah Perang Dunia II ditandai tumbuhnya perusahan penerbangan negara-
negara berkembang.
Mendirikan perusahan penerbangan bukan hanya didasarkan pertimbangan komersial
tetapi juga merupakan suatu kebanggan nasional, sehingga hampir semua negara
memiliki satu atau lebih perusahan penerbangan, seperti: Middle East Airline (1946),
Iraqi Airways (1945), Iranair (1944), Saudi Arabian Airline (1946), Thai Airways
(1947), Air Ceylon (1947), Korean National Airline (1947), Garuda Indonesia
Airways (1949) dan banyak lagi perusahan-perusahan penerbangan lainnya.
Perkembangan perusahan penerbangan sangat pesat setelah pesawat udara bermesin
jet dioperasikan dalam penerbangan komersial pada tahun 1960-an.
Pesawat Udara
Telah bayak jenis pesawat udara yang digunakan dalam penerbangan
komersial. Pada tahun 1931 beroperasi pesawat uadara berkapasitas angkut sekitar
15–18 penumpang, seperti pesawat Fokker dan Fort Trimotor.
Antara tahun 1934–1937 digunakan pesawat berukuran lebih besar seperti DC-2 dan
DC-3 dengan kapasitas sekitar 20-30 penumpang. Pesawat udara ini banyak dipakai
dalam masa Perang Dunia II. Dalam tahun 1940-1950 pesawat DC-4, bermesin
empat dengan kapasitas 60 penumpang diperkenalkan, kemudian disusul dengan
pesawat Convair 240-340.
Antara tahun 1950-1955 pesawat udara DC-6, DC-7, Super Constalation dan Convair
440 dioperasikan dalam penerbangan komersial, disusul oleh pesawat bermesin
Turboprop, seperti Vicker Viscount dan pesawat-pesawat Turbo Jet, seperti de
Havilland, Comet 4 dan lain-lain.
Dalam tahun 1958-1970’an beroperasi pula pesawat bermesin jet berkapasitas sekitar
120 penumpang, seperti Boeing 707 dan DC-8 serta pesawat berbadan lebar (wide
body aircraft), seperti: Lock-heed 1-1011 Tri Star, Mc Donnel Douglas DC-10,
Airbus A-300b, Boeing 747, Yak-42 dan IL-76.
Kapasitas pesawat udara berkembang cepat dalam waktu 40 tahun terakhir. Jika
kapasitas itu dihitung berdasarkan jumlah penumpang yang diangkut dan kecepatan
136
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Dari angka-angka dalam tabel di atas dapat dilihat peningkatan kapasitas tersebut.
Dibandingkan pesawat DC-3 kapasitas pesawat Lockheed Electra, DC-7, B-707 dan
B-747 meningkat menjadi 595%, 833%, 1930% dan 7.274%. peningkatan kapasitas
tersebut disebabkan :
1) Bertambahnya daya angkut, dari 28 penumpang untuk pesawat DC-3 menjadi
400 penumpang untuk pesawat Boeing-747;
2) Meningkatnya kecepatan pesawat dari rata-rata 150 mile/jam (DC-3) menjadi
lebih dari 650 mile/jam (Boeing-747).
Daya angkut pesawat udara meningkat lebih dari 14 kali sedangkan kecepatannya
hanya hanya bertambah lebih 4 kali. Peningkatan kapasitas pesawat udara ternyata
lebih dipengaruhi oleh penambahan daya angkutnya dari pada peningkatan
kecepatan, walaupun factor kecepatan merupakan cirri yang menonjol dari pesawat
udara.
137
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
138
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Classification
Air
Carrier
General utility Basic Utility Melayani 75% pesawat propeller
Aviation Stage I <12.500 lbs.
General Utility
Basic Melayani pesawat dengan berat
Transport kotor sekitar 175.000 lbs.
General
Transport
Ukuran pesawat dan hubungannya dengan taxyway pesawat dibagi dalam empat
kelas, yaitu:
Group Tipe Pesawat
I 727-100, 737-100, 737-200, DC 9-10, DC 9-30, DC 9-40, BAC
111
II DC 8, 707, 720, 727-200, DC 10, L 1011
III B. 747
IV Lebih besar dari grup III, pesawat masa depan
139
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Bandara (Airport)
o Primer : National Airport – Class 1
o Primer : National Airport – Class 2
o Sekunder: Regional Airport – Class 1
o Sekunder: Regional Airport – Class 2
140
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pendahuluan
Pada abad ke-5 SM di Mesir telah ada jalan yang dipakai untuk mengangkut
bahan-bahan keperluan pembangunan pyramid. Di Eropah juga ada jalan batu kuning
(amber) menghubungkan laut Baltik melalui pegunungan Alpen ke Italia. Jalan
sutera yang yang sangat terkenal terbentang dari daratan Cina sampai ke Timur
Tengah pada jamannya banyak dilalui oleh para pedagang kain sutera. Jalan timah di
daerah pertambangan di Inggris menghubungkan kota Cornwall dan Colchester di
Laut Utara. Jalan sepanjang ribuan kilometer mulai dari Gardis di Spanyol sampai ke
Shanghai di daratan Cina melalui kota-kota Cordoba, Valencia, Genoa dan Taheran
merupakan jalur utama pedagangan antar negara. Di daratan Cina pada tahun 2000
SM pernah ada jaringan jalan penghubung antara daerah-daerah di negeri itu
sepanjang 2.000 kilometer. Jalan yang menghubungkan Peru dan Chili melalui
pegunungan Andes sering dilalui pejalan kaki bangsa Inca. Kerajaan Romawi
membangun jaringan jalan yang dikenal dengan nama ‘The Appianway’ sepanjang
lebih kurang 100.000 kilometer. Setelah itu sampai abad ke-16 hampir tak ada
jaringan jalan yang dibangun di dunia.
Pada abad ke-17 di Perancis diprakarsai pembangunan jalan yang bermutu baik oleh
para perintis pembangunan jalan seperti Due de Sully, Colbert, Tresaquet dan
Telford. Di Inggris John Lord Mac Adam menemukan cara pembangunan jalan
yang sekarang dikenal sebagai jalan macadam, yang biaya pembangunannya rendah
dan pelaksanaannya sederhana. Pembangunan jaringan jalan di dunia mulai meluas
pada abad ke-18, dimulai di Perancis pada masa pemerintahan Napoleon. Jalan-jalan
dibangun di kota Paris yang keadaannya baik dan cukup lebar dan sampai sekarang
masih berfungsi. Di Amerika Serikat pembangunan jaringan jalan dimulai pada akhir
tahun 1890, di daerah pantai timur New Jersey, Massachusetts dan New York.
Pembangunan jalan di negara ini terus berlanjut sehingga telah mencapai panjang
141
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
lebih dari 6.000.000 kilometer. Pada tahun 1920 di Italia dibangun autotstade untuk
lalu lintas cepat antara kota-kota besar di negeri itu. Menjelang Perang Dunia ke-2 di
Jerman dibangun juga jaringan jalan yang berstandar tinggi yang disebut ‘autobahn’
yang semula diarahkan untuk keperluan militer. Jaringan jalan ini yang merupakan
awal dari sistem jalan bebas hambatan (free express way) yang banyak dibangu di
kota-kota besar yang lalu lintasnya sudah sangat padat.
Pembangunan jaringan jalan semakin meluas setelah kendaraan bermotor digunakan.
Kendaraan bermotor merupakan sarana dan jalan raya adalah prasarana dari sistem
transportasi.
142
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Di Jepang jalan tol dibangun untuk melayani lalu lintas kendaraan bermotor pada
lintasan yang cepat yang sudah padat. Pada tahun 1954 dibangun jalan berstandar
tinggi berjalur ganda antara Tokyo – Osaka – Kobe sepanjang 436 kilometer. Jalan
tol ini dikelola oleh The Japan Highway Public Corporation.
Di Perancis jalan tol yang berstandar tinggi dibangun oleh suatu gabungan perusahan
negara dan perusahan swasta. Perusahan ini melakukan perencanaan, konstruksi,
pengelolaan dan pemeliharaan jaringan jalan tol.
Di Spanyol pembangunan jaringan jalan tol semula ditujukan untuk mengatasi lalu
lintas yang cukup padat antara Barcelona ke perbatasan Perancis. Karena anggaran
pemerintah terbatas, maka didirikan perusahan yang bernama Autopista del
Meditervano, yang ditunjuk untuk membangun jaringan jalan tol tersebut.
Di Italia pembangunan dan pengelolaan jalan tol dilakukan oleh Perusahan Negara,
Perusahan Swasta dan gabungan Perusahan Negara dan Perusahan Swasta. Satu
perusahan (Autostrade) diberikan wewenang untuk mengelola bagian terbesar dari
jaringan jalan tol di negeri ini. Perusahan ini adalah afiliasi dari Badan Pembangunan
Nasional. Perkembangan jalan tol di negara ini sangat pesat dalam tahun 1960-an,
dan panjang jalan tol sudah mencapai 7,70% dari seluruh panjang jaringan jalan
nasional.
Di Meksiko jaringan jalan tol yang pertama dibangun antara kota Meksiko –
Cuevanasa, sepanjang 76 kilometer. Jaringan jalan tol di negara ini terus meluas,
sehingga pada tahun 1969 panjang seluruh jaringan jalan tol telah mencapai sekitar
1.000 kilometer.
Di Venezuela jaringan jalan tol yang pertama dibangun adalah antara Caracas – La
Guaria yang dibangun pada tahun 1950-an. Kemudian dibangun pula jaringan jalan
tol yang kedua antara Caracas – Valeucia – Puerto Cabello.
Pengelolaan jalan tol di Filipina dilakukan oleh The Construction and Development
Corporation of the Philipines (CDCP). Perusahan ini didrikan pada tahun 1966,
yang merupakan konsorsium Kontraktor-Kontraktor Swasta. CDCP diberikan hak
merencanakan, membangun dan mengusahakan jalan tol dibawah pengawasan suatu
badan pemerintah yang dinamakan ‘Toll Regulatory Board’. Jalan tol yang pertama
dibangun pada tahun 1967 adalah The North Luzon Expressway’ sepanjang 15
kilometer, dilanjutkan dengan pembangunan jalan tol ‘The North Luzon Expressway
Extention’ sepanjang 30 kilometer.
Di Indonesia sistem jalan tol dimulai dengan dibukanya jalan tol Jakarta – Bogor –
Ciawi (Jagorawi) pada tahun 1976. jalan tol ini merupakan jalan tol bermutu tinggi
berjalur ganda. Pengelolaan jalan tol dilakukan oleh PT. (Persero) Jasa Marga. Badan
Usaha Milik Negara ini membiayai pembangunan jalan tol menggunakan dana yang
bersumber dari Anggaran Negara, pinjaman Bank, Dana Masyarakat melalui
penjualan Obligasi disamping dana yang berasal dari Perusahan tersebut.
143
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Jalan Tol Belawan – Medan – Tanjung Morawa sepanjang 34,60 kilometer yang
menghubungkan pelabuhan Belawan dengan bagian timur dan selatan kota
Medan sampai Tanjung Morawa;
Jalan Tol Surabaya – Gempol/ Malang sepanjang 39 kilometer yang merupakan
jalan baru, menghubungkan pelabuhan Tanjung Perak – Gempol;
Jalan Tol Padalarang – Cileunyi sepanjang 33 kilometer yang menghubungkan
Padalarang bagian selatan, Cimahi bagian selatan, Bandung dan Cileunyi.
Untuk mengatasi kepadatan lalu lintas terutama di kota-kota besar di Indonesia telah
direncanakan pula pembangunan jalan tol yang lain.
Palembang – Indralaya
Semarang
Semarang - Solo
Jagorawi
Jakarta-Tangerang Arteri Makassar
Jakarta-Cikampek-Sadang
Cawang-Tomang-Pluit
Airport Toll Road Surabaya – Gempol
Pondok Pinang- Surabaya – Gresik
Kp.Rambutan Padalarang – Cileunyi Surabaya - Mojokerto
JORR E2 Palimanan – Kanci
JORR E1 Pasteur - Surapati
Harbour Road
144
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Dilaksanakan/dijembatani oleh
Investor & perbankan
Sumber Dana
Masyarakat
145
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Penerimaan
Penjualan Negara
Obligasi dan Penerimaan Penerimaan Dana Sektor
Penerimaan Propinsi Kabupaten Lain
Tol Pinjaman Luar
Negeri
Inpres Jalan
Inpres Inpres
Propinsi Kabupaten
146
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
P1
MC
P2 AC
D1
Kalau pungutan tersebut ditetapkan di titik P2, pemakai jalan membayar sama
dengan biaya marginal (MC) jalan tersebut, sehingga jumlah penerimaan
belum menutupi semua biaya yang dikeluarkan sebab MC>AC. Selisih itu
ditutupi dengan melakukan kebijaksanaan diskriminasi pungutan, sebagai
berikut:
Pemakai yang menggunakan jasa 0 – Q1 dikenakan pungutan sebesar 0 – P1;
yang memakai Q1 – Q2 dikenakan pungutan sebesar P1 – P2. Atau dapat
pula untuk pemakai jalan yang berada diantara 0 – Q1 dikenakan pungutan 0
– P2, sehingga akan diperoleh penerimaan yang sebanding dengan biaya
pemeliharaan jalan raya.
Pendekatan Biaya (cost of service approach), besarnya pungutan yang harus
dibayar pemakai jalan disesuaikan dengan biaya yang ditimbulkan. Karena
itu, pungutan untuk kendaraan sedan akan lebih kecil dari pungutan yang
dikenakan atas kendaraan truk dan bus, karena kedua jenis kendaraan yang
disebutkan terakhir menimbulkan kerusakan lebih besar yang menyebabkan
biaya pemeliharaan jalan raya menjadi lebih tinggi.
147
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pungutan pajak atas pemilikan kendaraan bermotor, yang terdiri dari pajak
yang dikenakan pada waktu pembelian kendaraan yang dilakukan oleh
Pemerintah Pusat (bea masuk, PPN/pajak pertambahan nilai, PPNBm/pajak
pertambahan nilai barang mewah dan PPh/pajak penghasilan) dan yang
dipungut oleh Pemerintah Propinsi (berupa BBNKB/bea balik nama
kendaraan bermotor). Selain itu atas dasar pemilikan kendaraan bermotor,
Pemerintah Kabupaten juga mengenakan PKB/pajak kendaraan bermotor
yang dipungut setiap tahun.
148
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
149
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Fungsi Arus
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Jalan buntu/culdesac
Keterangan
Arteri
Kolektor
Lokal
Freeway
150
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pengantar
Pada pertengahan abad ke-15 di daerah pertambangan batu bara di Eropah banyak
digunakan alat pengangkut bahan tambang yang bergerak diatas rel yang terbuat dari kayu, dimana
merupakan awal dari pengembangan angkutan kereta api.
Dalam masa revolusi industri dengan ditemukan mesin uap merupakan pendorong bagi pembuatan
lokomotif. Kereta uap yang bergerak diatas rel dioperasikan pertama kali di Inggris pada tahun
1803 yang dikenal sebagai tram wagon. Dua puluh tahun kemudian lokomotif diperkenalkan oleh
Stevenson yang bisa menggerakkan 30 gerbong barang dan kereta penumpang dengan kecepatan
sekitar 12 mile/jam.
Pada tahun 1929 Stevenson menciptakan lokomotif yang berkapasitas lebih besar yang diberi nama
Rocket yang beroperasi antara Liverpool – Manchester. Stevenson kemudian dikenal sebagai
penemu lokomotif uap dan pendiri usaha kereta api yang pertama. Sepuluh tahun kemudian lokomotif
ciptaan Stevenson ini telah melayani jaringan kereta api sepanjang 600 kilometer. Dalam waktu tidak
lama kereta api juga memasuki Kanada dan Amerika Serikat, sebelum kedua negara tersebut
membuat lokomotif ciptannya sendiri.
Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi, lokomotif diesel dan listrik kemudian dioperasikan
menggantikan lokomotif uap. Disamping lokomotif juga terus dikembangkan teknologi pembangunan
jembatan kereta api, terowongan, sinyal, stasiun dan gerbong barang serta kereta penumpang.
Kereta api telah berperan sebagai perintis kemajuan berbagai daerah dan juga
mendukung perkembangan industrialisasi di banyak negara. Kereta api mampu
memberikan pelayanan angkutan yang besar (massal) yang diperlukan masyarakat
untuk melayani daerah yang luas. Angkutan untuk jarak jauh dan jumlah muatan
yang besar merupakan cirri dari pelayanan kereta api. Peranan kereta api terlihat
sewaktu dibukanya jaringan kereta api Union Pasific dan Central Pasific pada tahun
1869 yang menghubungkan pantai timur dengan pantai barat Amerika, sehingga
daerah-daerah tersebut terbuka dan berkembang pesat. Kemudian dibuka jaringan
kereta api The Northern Pasific Railroad (1.935 miles) antara Minnesota –
Washington DC dan Southern Pasific Railroad (2.614 miles) menghubungkan
NewYork dan San Fransisco. Juga jaringan Canadian Pasific Railway yang
membentang antara Montreal - Vancouver sepanjang hampir 3.000 mile berhasil
membuka daerah pantai barat Canada.
Pada tahun 1892 dibuka jaringan jalan kereta api Trans Siberia (antara Vladivostok
dan Tchelbinsk) sebagai jaringan yang terpanjang di dunia mencapai 4.651 miles.
Seluruh jaringan ini baru selesai pada tahun 1905. potensi yang besar didaerah yang
dilalui jaringan jalan kereta api yang begitu panjang dapat diekploitasi yang
memberikan kemajuan ekonomi bagi daerah tersebut.
Jaringan jalan kereta api kedua terpanjang adalah di wilayah Uni Soviet mencapai
85.000 miles. Jaringan Trans Siberia yang terkenal itu telah direkonstruksi dan
dilengkapi dengan tenaga listrik yang menarik kereta penumpang.
Di Jepang jaringan jalan kereta api menghubungkan hampir seluruh negeri tersebut
dan hampir tidak ada kota-kota penting yang tidak termasuk dalam pelayanan kereta
api. The New Tokaido Line dan Sanyo Line adalah kereta api tercepat yang menjadi
kebanggaan bangsa Jepang. Kereta api listrik yang mencapai kecepatan lebih dari
150 miles/jam yang disebut The New Tokaido Line ini menghubungkan Tokyo –
Osaka melalui jaringan jalan kereta api sepanjang 322 miles dalam waktu sekitar 3
jam. (Pada tahun 2001/2002 telah dirancang kereta api super cepat dengan
kecepatan mencapai 500 kilometer/jam yang akan dioperasikan pada sekitar tahun
2005).
151
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
The New Tokaido Line terdiri dari lokomotif dan rangkaian 12 kereta
penumpang disebut Hikari dikendalikan secara otomatis, sehingga kondektur hanya
berperan sewaktu memasuki dan keluar dari stasiun. Pusat pengendaliannya berada
di stasiun pusat di Tokyo.
The New Sanyo line merupakan jaringan jalan kereta api yang menghubungkan kota
Osaka ke kota-kota lain di Pulau Kyushu dan Honshu disebelah selatan melalui
terowongan dibawah laut (seperti terowongan Seikan yang terpanjang di dunia).
Di benua Afrika terdapat Trans – Afrika Line yang sebagian besar sudah tersambung
(kecuali sekitar 2.000 miles antara Rhodesia dan Afrika Selatan), menghubungkan
Cape Town dan kota Iskandariah di Mesir. Jaringan jalan kereta api ini bermula dari
Cape Town ke Kimberley sepanjang lebih dari 2.000 miles kemudian bergabung
dengan jaringan kereta api Kongo ke Kinshasa di pantai Atlantik.
Dari utara jaringan tersebut dimulai di kota Iskandariah melalui daerah Piramida ke
El Obeid di Sudan.
Di Australia jaringan jalan kereta api yang terpanjang menghubungkan kota Sidney
di pantai timur dan kota Perth di pantai barat yang baru selesai dibangun pada tahun
1947. Jaringan ini adalah yang terpanjang di seluruh jaringan jalan kereta api di
Australia yang panjangnya mencapai 44.000 miles.
Jaringan jalan kereta api di wilayah Amerika Latin menembus daerah pegunungan
yang mencapai ketinggian 5.000 meter diatas permukaan laut, menghubungkan kota-
kota di pantai Pasific dan daerah di pegunungan Andes.
152
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
sekarang masih rendah. Penerimaan perusahan selalu berada dibawah biaya operasi,
sehingga untuk mengatasi hal tersebut pemerintah memberi subsidi kepada PJKA
dalam berbagai bentuk seperti: subsidi upah dan gaji, biaya pemeliharaan peralatan
rel, stasiun dan tambahan modal kerja. Disamping itu juga dibiayai pembangunan
berbagai prasarana dan sarana perkereta apian yang cukup besar jumlahnya.
Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya defisit keuangan PJKA adalah sebagai
berikut:
Terikatnya perusahan pada tarif yang ditetapkan oleh pemerintah, dimana
tarif yang berlaku terutama untuk angkutan barang berada dibawah biaya
operasi (LRCV – Long Run Variable Cost), sehingga penerimaan operasi
tidak dapat menutupi keperluan biayanya. Perusahan tidak bebas
menyesuaikan tarif dengan perubahan biaya operasi. Tarif penumpang pada
kereta api Bima, Mutiara dan berbagai kereta api penumpang cepat lainnya
lebih tinggi dari pada LRVC. Pada kereta api lain tarif tersebut berada
dibawah LVRC, sehingga keseluruhan penerimaan rata-rata dari kereta api
masih berada dibawah biaya operasi.
Persaingan dari angkutan lain terutama kendaraan bermotor untuk
barang-barang yang diangkut jarak dekat. Persaingan ini menyebabkan
perusahan kereta api kehilangan muatan yang besar dan menurunnya
penerimaan perusahan. Angkutan motor menerima berbagai keringanan
seperti tidak dikenakannya pajak impor pada kendaraan komersial, subsidi
harga bahan bakar, diesel dan lain-lain yang tidak diterima oleh perusahan
kereta api. Secara keseluruhan keringanan ini lebih besar dibandingkan
dengan subsidi yang diterima oleh PJKA sehingga kendaraan bermotor
mampu memberikan jasanya secara lebih kompetitif dipasaran
pengangkutan di Indonesia.
Tenaga kerja yang berlebihan yang menghabiskan lebih 60% dari biaya
perusahan, sehingga untuk memperbaiki kinerja perusahan perlu dilakukan
rasionalisasi tenaga kerja.
Operasi pada lintas non – komersial, yaitu lintas - lintas cabang di Jawa
dan beberapa lintas yang rugi karena muatan yang kurang ada di Sumatera
Barat, Aceh dan Madura.
153
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Prasarana Transportasi
Fungsi prasarana jalan terutama masih membaur, baik yang berfungsi arteri,
kolektor dan lokal. Hal ini dikaitkan pula dengan disain geometrik jalan serta kondisi
perkerasannya (kapasitas geometrik dan kapasitas konstruksi) jalan yang masih
belum memadai sehingga justru menambah masalah transportasi kota.
Sarana Transportasi
Pengendara yang kurang trampil dan tidak disiplin, kondisi kendaraan yang
tidak laik pakai, hubungan volume dan kecepatan lalu lintas yang tidak memadai
serta sistem operasional angkutan umum yang belum efisien memberi pula kontribusi
pada masalah transportasi kota.
Pengelolaan Transportasi
Hal ini menyangkut peraturan perundang-undangan, alat pengendali lalu
lintas (rambu lalu lintas, marka jalan dan lampu lalu lintas), perparkiran, fasilitas
untuk pejalan kaki yang kondisinya masih jauh dari yang diharapkan.
Dengan mengenal ke-4 kelompok masalah tersebut, dapatlah kiranya diadakan
pembenahan secara proporsional yang tidak selalu membutuhkan biaya yang besar.
154
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
155
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
156
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Kondisi semacam ini akan memaksa pemakai mobil pribadi (choice rider)
membayar biaya sebesar andilnya dalam menyebabkan kemacetan (congestion tax)
pada jalan-jalan yang dilaluinya. Dengan demikian akan tercipta situasi dimana
pelaku perjalanan dapat dengan bebas dan rasional memilih moda transportasi
yang paling ekonomis.
Sistem ini diharapkan dapat menciptakan keadilan dijalan raya, disamping sebagai
keputusan politis dalam mengoptimalkan potensi masyarakat kota sebagai wujud
partisipasinya dalam pembangunan.
Dalam jangka panjang pengembangan sistem angkutan masal yang efektif dan
efisien serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat harus dikembangkan oleh
pemerintah untuk mengantisipasi aglomerasi kota yang menjadi kecenderungan
global di Indonesia beberapa tahun kedepan.
Permasalahan transportasi memang bukan persoalan yang dapat diselesaikan dengan
mudah dan upaya penyelesaian memerlukan biaya yang besar dan memakan waktu
lama.
157
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-12
XII PENGERTIAN, TUJUAN, SASARAN SISTRANAS
DAN TATARAN TRANSPORTASI
158
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
159
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
transportasi sering kali diletakkan pada bagian yang integral dan tak terpisahkan dari
pembangunan perekonomian.
Pembangunan berbagai sarana dan prasarana transportasi seperti halnya
dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat menimbulkan efek ekonomi
berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik dalam hal penyediaan lapangan
kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan investasi dalam perekonomian lokal
dan regional. Oleh karena itu, transportasi adalah sebagai salah satu faktor utama dari
penciptaan iklim investasi yang kondusif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa fungsi Sistranas adalah: 1. Ships follows the
trade; sebagai penunjang. Maksudnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
transportasi, biasanya di daerah yang padat penduduknya seperti di Indonesia bagian
barat. 2. Ships attracts the trade (the trades follows the ships); sebagai pendorong.
Maksudnya untuk menghubungkan suatu daerah yang masih terisolasi dengan daerah
yang sudah berkembang, biasanya di daerah yang masih jarang penduduknya/
terkebelakang, seperti di Indonesia bagian timur, terutama wilayah pedalaman dan
perbatasan.
Disisi lain, sistem transportasi dan logistik yang efisien juga merupakan hal
penting dalam menentukan keunggulan kompetitif dan juga terhadap pertumbuhan
kinerja perdagangan nasional dalam ekonomi global. Jaringan urat nadi
perekonomian akan sangat tergantung pada sistem transportasi yang handal dan
efisien, yang dapat memfasilitasi pergerakan barang dan penumpang di berbagai
wilayah. Kebutuhan jasa transportasi dari waktu ke waktu terus meningkat sejalan
dengan tuntutan perkembangan pembangunan dan lingkungan strategis, sehingga
kemampuan antisipasi terhadap permintaan jasa transportasi juga perlu terus
dibenahi. Transportasi sebagai salah satu komponen biaya, bagaimanapun juga harus
diminimalkan dengan berbagai cara. Dengan demikian, pengertian pendekatan
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) merupakan suatu pendekatan yang bersifat
kesisteman, terpadu dan berdimensi waktu yang dikembangkan pemerintah untuk
menjawab tantangan penyelenggaraan transportasi kini dan di masa yang akan
datang.
160
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
161
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Tujuan Sistranas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam
menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan; meningkatkan
mobilitas manusia, barang dan jasa; membantu terciptanya pola distribusi nasional
yang mantap dan dinamis; serta mendukung pengembangan wilayah dan lebih
memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan
internasional. Sedangkan,
Sasaran Sistranas: Terwujudnya safety (keselamatan) ditunjukkan dengan angka
kecelakaan rendah, aksesibilitas tinggi ditunjukkan dengan terjangkaunya semua
daerah dan tersedianya jaringan untuk seluruh wilayah, kapasitas mencukupi, teratur,
terpadu, lancar dan cepat ditunjukkan dengan waktu tempuh pendek dan keamanan
tingkat tinggi, mudah, tepat waktu, nyaman, tertib, efisien, dan tarif terjangkau.
Secara deskriptif dapat diuraikan lebih detail sbb.:
• Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari kecelakaan
akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain
berdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian kecelakaan terhadap
jumlah pergerakan kendaraan dan jumlah penumpang dan atau jumlah
barang.
• Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi dapat
menjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka perwujudan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Keadaan tersebut dapat diukur
antara lain dengan perbandingan antar panjang dan kapasitas jaringan
transportasi dengan luas wilayah yang dilayani.
• Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarmoda
dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang meliputi pembangunan,
pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga efektif dan efisien.
• Kapasitas mencukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasarana
transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna
jasa.Kinerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesuai
dengan karakteristik masing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah
sarana transportasi dengan jumlah penduduk pengguna transportasi, antara
sarana dan prasarana, antara penumpang-kilometer atau ton-kilometer dengan
kapasitas yang tersedia.
• Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal waktu
keberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur antara lain
dengan jumlah sarana transportasi dengan jumlah sarana transportasi
berjadwal terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi.
• Lancar dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat
dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur
berdasarkan indikator antara lainkecepatan kendaraan per satuan waktu.
• Mudah dicapai, dalam arti bahwa pelayanan menuju kendaraan dan dari
kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui
informasi yang jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih
kendaraan. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain melalui indikator waktu
dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan ke sarana
transportasi atau sebaliknya.
162
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
163
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
164
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
165
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
2) Jaringan Prasarana
Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara, yang
berfungsi sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungsi sebagai ruang lalu lintas
udara. Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status
dan penyelenggaraan serta kegiatannya.
• Berdasarkan hierarki fungsi bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara
pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran.
• Berdasarkan penggunaan, bandar udara dikelompokkan menjadi:
o bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar
negeri;
o bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari
luar negeri.
• Berdasarkan statusnya, bandar udara dikelompokkan menjadi:
o bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum;
o bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu.
• Berdasarkan penyelenggaraannya bandar udara dibedakan atas:
o bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau badan usaha kebandar-udaraan.
Badan usaha kebandarudaraan dapat mengikutsertakan pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/ kota dan badan hukum Indonesia melalui
kerjasama, namun kerjas sama dengan pemerintah provinsi dan atau
kabupaten/kota harus kerja sama menyeluruh.
o bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hokum Indonesia.
166
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
• Berdasarkan kegiatannya bandar udara terdiri dari bandar udara yang melayani
kegiatan:
o pendaratan dan lepas landas pesawat udara untuk melayani kegiatan
angkutan udara;
o pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani angkutan udara.
Bandar udara untuk pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani
kepentingan angkutan udara disebut heliport, helipad, dan helideck.
167
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
168
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-13
XIII HIERARKI DAN KONSTELASI REGULASI PADA
SEKTOR TRANSPORTASI
169
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Disisi lain, pergerakan lalu lintas dari kegiatan tersebut umumnya tidak diatur
sedemikian rupa, sehingga sangat sensitif terhadap timbulnya berbagai masalah
kemacetan yang berkepanjangan seperti yang sering terjadi di beberapa ruas jalan
kota-kota besar di Indonesia. Jika cara berpikir kita didalam menentukan prioritas
berusaha untuk mengakomodir sebanyak-banyaknya fungsi jalan, masalah yang
terjadi tidak akan dapat diselesaikan. Jadi apapun situasinya, harus dapat (berani)
menentukan prioritas mana yang diberikan terhadap berbagai macam permintaan
pergerakan lalu lintas (traffic demand), yaitu dengan mempertimbangkan matang-
matang bahwa jalan yang dimaksud mempunyai peran tertentu. Peran dan fungsi ini
terkait dengan Perangkat Penggerak dan hubungannya dengan jalan lainnya didalam
suatu jaringan jalan (road network).
Sebagai contoh, jika suatu jalan memang diperuntukan untuk lalu lintas jalan
jarak dekat (local traffic) dengan akses penuh terhadap tata guna lahan, maka jalan
tersebut tidak boleh dilalui oleh lalu lintas jarak sedang (antar wilayah) maupun jarak
jauh dan juga kendaraan berat atau kendaraan yang dimensinya tidak sesuai dengan
infrastruktur yang ada. Yang lebih baik lagi mungkin saja daerah disekitar jalan
tersebut dijadikan kawasan pejalan kaki (pedestrian area) bilamana aktifitas
sampingnya sangat tinggi. Sebaliknya, bila suatu jalan diperuntukan untuk lalu lintas
jarak jauh, maka jalan tersebut tidak boleh dilalui oleh lalu lintas jarak pendek.
Disamping itu, juga harus ada pembatasan atas pengembangan lahan didaerah sekitar
jalan tersebut dengan memperhatikan antara fungsi pergerakan dengan fungsi akses.
Jadi dengan kata lain pengaturan dan pengendalian lalu lintas (to regulate & to
manage the traffic) serta aksesibilitas (to regulate & to control accessibility) sangat
memerlukan klasifikasi dan fungsi jalan yang pada akhirnya jalan-jalan tersebut
harus memiliki hierarki dalam kaitannya dengan tata guna lahan.
170
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Tabel 13.1 Peraturan yang mengatur tentang prasarana berbagai moda transportasi
Moda Undang-Undang Peraturan Pemerintah Keputusan Menteri
(UU) (PP) Perhubungan
• UU No.14/1992 • PP No.43/1993
Tentang Lalu Lintas Tentang prasarana • KM No.35/2003
Jalan dan Angkutan jalan dan lalu Lintas Jalan Tentang Terminal
• UU No.38/2004 • PP No.34/2005 Transportasi Jalan
Tentang Jalan Tentang Jalan
Laut • UU No.21/1992 • PP No.69/2001 • Belum ada tentang
dan Tentang pelayaran Tentang jenjang Pelabuhan
ASDP (Direvisi) Kepelabuhan
• UU No.15/1992 • PP No.71/1996 • Belum ada tentang
Udara Tentang Penerbangan Tentang Kebandar jenjang Bandar
(Direvisi) Udaraan udara
• UU No.13/1992 • PP No.69/1998 • Belum ada tentang
Kereta Tentang Tentang Sarana dan jenjang Stasiun
Api Perkeretaapian Prasarana Kereta Kereta Api
(Direvisi) Api
171
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
172
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
wewenang serta tanggung jawabnya. Hanya dalam prakteknya, apa yang tertera pada
dokumen tersebut seringkali tidak dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
Khususnya, terhadap batasan fisik dari klasifikasi dan fungsi jalan serta komitmen
pentingnya koordinasi yang bersifat saling mengisi antar instansi terkait, seperti
Kementrian Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kementrian Perhubungan,
Kementrian Pekerjaan Umum, Pemerintah Daerah, dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia. Sesuai dengan peran dan fungsinya dalam sistem jaringan jalan (UU no 38
th 2004 dan PP no 34 th 2006 tentang jalan), jalan dibedakan atas:
Sumber: UU no: 38 tahun 2004 dan PP no: 34 tahun 2006 tentang jalan
Standar Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan 1988
173
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
174
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Selanjutnya Tabel 13.4 di bawah ini memberikan contoh sistem klasifikasi didalam
hierarki untuk jalan perkotaan berdasarkan fungsinya.
Tabel 13.4 Hierarki klasifikasi sistem jalan berdasarkan fungsi Prasarana Distribusi
Jalur Access Local District Primary
Pejalan Roads distributors Distributors Distributors
kaki
Predomi Walking Walking Vehicle Medium distance Fast moving
nant Meeting Vehicle access movements traffic to primary Long distance
Activities Trading Delivery of near beginning network traffic
goods and or end of all Public transport No pedestrians
servicing of journeys services or frontage
premises Bus stops Through traffic access
Slow moving with respect to
vehicles environmental
areas
Pedestrian Complete Considerable Controlled with Minimum peds Nil-vertical
Movement freedom freedom with channelised activity with segregation
Predominant crossing at (e.g.zebra) positive measures between vehes
activity random crossing for their safety and pedestrians
Stationary Nil except for Some, Considerable Some depending Nil
Vehicles servicing and depending on if off high way on traffic flow
emergency safety facilities not conditions
considerations provided
Heavy Essential Residential Minimum Minimum Suitable for all
Goods servicing and areas: related through trips through trips HGV
Vehicle frontage activities only. movements
Activity deliveries Other areas: especially
only delivery of through trips
goods/services
Vehicle Nil (except Predominant Some to more Nil apart from Nil apart from
Access to for emergency activity significant major centres sites of
Individual vehicles and activity centre i.e. equivalent to national traffic
Properties may include local distributor importance
limited access level of vehicle
for servicing) flow
Local Nil (but may Nil Predominant Some-only a few Little-junction
Traffic include activity localities may be spacing will
Movements public severed, junction preclude local
transport) spacing important movements
Through Nil Nil Nil Predominant Predominant
Traffic role for medium role for long
Movements distance traffic distance traffic
Vehicle Less than 5 Less than 20 Subject to 30 Subject to 30 or More than 40
Operating miles/h miles/h with miles/h limit but 40 miles/hour miles/hour
Speeds/ (vehicles enter speed control layout should limit within the depending on
Speed Limits on sufferance) devices discourage speed built-up area geometric
constraints
Sumber: IHT (1997).
175
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Distributor Primer
Jalan ini secara keseluruhan membentuk jaringan primer bagi sentra-sentra
kegiatan (sentra primer) di perkotaan. Umumnya juga terdiri dari jalan nasional
(arteri primer) untuk through traffic dan menyatu dengan sistem jalan arteri nasional.
Jadi seluruh pergerakan lalu lintas yang lebih jauh dari/ke dalam daerah perkotaan
harus di alihkan ke distributor primer. Jalan ini juga dapat berupa jalan toll yang
memiliki peraturan perundang-undangan khusus (tersendiri). Bedanya, karena jalan
tol dikenal sebagai jalan bebas hambatan, maka jalan tersebut harus memiliki akses
mendekati nol (akses dalam hierarki dibatasi secara ketat) dan tidak boleh sama
sekali ada gangguan samping sekalipun hanya berupa papan reklame yang berlebihan
seperti sering kita lihat pada jalan-jalan tol di Indonesia. Disamping itu, larangan
juga diberikan kepada kendaraan yang performanya lamban (tidak dapat bergerak
176
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
pada batas kecepatan minimum). Hal ini harus diberlakukan secara ketat, karena
akan sangat berbahaya bila bercampur dengan kendaraan lain yang dapat mencapai
batas kecepatan maksimum atau lebih. Kendaraan yang kemampuannya dibawah
lebih baik dialihkan kejalan nasional biasa.
Distributor Sekunder
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam suatu daerah
antara kawasan permukiman inti dan industri yang membentuk jaringan dan menyatu
dengan jaringan primer (kolektor primer dengan arteri primer atau jaringan sekunder
dengan jaringan primer).
Distributor Lokal
Jalan ini mendistribusikan pergerakan arus lalu lintas didalam daerah yang
membentuk suatu lingkungan (daerah padat kegiatan). Jalan tersebut membentuk
jaringan yang berhubungan dengan jaringan distributor sekunder dan jalan akses
(antara/didalam distributor sekunder dan jalan akses).
Jalan Akses
Jalan ini memberikan akses langsung ke kawasan pengembangan lahan
(bangunan pusat kegiatan) dan lingkungan padat yang dapat membentuk jaringan dan
berhubungan langsung dengan kawasan pejalan kaki (fasilitas pejalan kaki).
Fasilitas Pejalan Kaki
Jalan/fasilitas yang diperuntukan khusus untuk pejalan kaki yang kadang-
kadang juga dipergunakan bagi pengendara sepeda dan seringkali di jadikan kawasan
pejalan kaki (pedestrianisasi). Pada waktu dan jam tertentu dengan izin khusus
kendaraan dapat masuk khususnya untuk pelayanan bangunan disekitarnya atau bagi
sarana angkutan umum.
177
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
13.7 Transportasi yang Efektif dan Efisien sebagai Muara Kebijakan Hierarki
dan Regulasi
Salah satu permasalahan jamak yang ditemui di kota-kota besar dunia,
termasuk kota besar di Indonesia adalah soal transportasi. Semakin hidup suatu kota,
volume pergerakan masyarakatnya semakin tinggi. Hal itu perlu diimbangi dengan
laju sarana transportasi (moda) dan infrastrukturnya. Umumnya masalah timbul
ketika moda yang dipilih masyarakat adalah kendaraan pribadi. Masalah semakin
pelik, ketika pertumbuhan kendaraan pribadi tidak seimbang dengan pertambahan
panjang jalan. Inilah yang membuat pemangku kebijakan, mulai beralih untuk
menekan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan sarana serta prasarana
angkutan umum. Proses peralihan ini tidak gampang. Selain harus mengubah pola
pikir masyarakat tentang manfaat menggunakan transportasi umum, juga harus
membenahi angkutan massal. Dengan konsep unimoda yang sebagian masih
dipratekkan di Indonesia, orang tetap akan malas menggunakan angkutan umum.
Kesulitan dalam proses pergantian moda, waktu menunggu yang lama, tempat
pergantian yang tidak nyaman, jumlah pergantian angkutan yang tidak menentu
adalah sebagian alasan-alasan yang pada akhirnya menyuburkan tumbuhnya
angkutan umum yang tidak resmi.
Langkah terobosan yang telah Pemerintah lakukan adalah sistem transportasi
antarmoda dan sistem transportasi angkutan umum terpadu (multimoda). Artinya,
berbagai moda dapat terkombinasikan dengan baik, efisien serta efektif sehingga
orang dapat berpindah dari satu jenis angkutan ke angkutan lainnya dengan cepat,
murah dan nyaman. Antarmoda dan multimoda ini merupakan dua istilah yang
berbeda. Menurut Mulyono, A.T. (2012), transportasi antarmoda mengarah pada
178
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
situasi dimana penumpang dan/atau barang menggunakan lebih dari satu moda
transportasi dalam satu perjalanan yang berkesinambungan. Sedangkan transportasi
multimoda, merupakan transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit 2
(dua) moda transportasi yang berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan
dokumen transportasi multimoda dari suatu tempat barang yang diterima oleh
operator transportasi multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penerimaan
barang tersebut (Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2011 tentang Angkutan
Multimoda). Legalitas penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda di
Indonesia, di antaranya:
o UU No. 38/2004 tentang Jalan;
o UU No. 22/2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas dan Angkutan Jalan);
o UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian;
o UU No. 17/2008 tentang Pelayaran;
o UU No. 1/2009 tentang Penerbangan;
o PP No. 8/2011 tentang Angkutan Multimoda; dan
o Kepmenhub No. 49/2005 tentang Sistranas (Sistem Transportasi Nasional);
o Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda;
o Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012;
o Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
dan Pengusahaan Angkutan Multimoda.
Keterpaduan sistem jaringan pelayanan (susunan rute-rute pelayanan
transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan) dan jaringan prasarana
transportasi multimoda/antarmoda menunjukkan keterpaduan pemberlakuan 5 (lima)
UU tersebut. Tujuannya mencapai efektivitas dan efisiensi serta berkelanjutan
dalam penyelenggaraan sistem transportasi antarmoda/ multimoda. Hal ini sesuai
dengan sasaran Sistranas, yakni terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang
efektif dan efisien.
- Transportasi bisa dikatakan “efektif” jika dapat mewujudkan keselamatan,
aksesibilitas tinggi, keterpaduan, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat,
mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, dan polusinya
rendah.
- Dikatakan “efisien” jika transportasi tidak membebani masyarakat luas tetapi
mampu memberi pelayanan yang maksimal dan optimal dalam satu kesatuan
jaringan transportasi nasional.
179
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
180
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
181
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-14
XIV POLUSI AKIBAT TRANSPORTASI DAN BERBAGAI
PERMASALAHANNYA
182
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Pilihan moda kendaraan pribadi (mobil) menambah beban polusi di jalan raya. Di
bawah ini disajikan perbandingan pencemar yang disebabkan oleh kendaraan
pribadi dan kendaraan lainnya, termasuk pejalan kaki, bersepeda yang tidak
menggunakan BBM bensin/solar sebagai penggerak.
183
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Prasarana jalan yang ada juga sangat berpengaruh, pada jalan bebas hambatan
(TOL) maka konsentrasi bahan pencemar semakin kecil, bila dibandingkan pada
prasarana jalan dikawasan perdagangan, jalan arteri atau pemukiman padat.
184
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
185
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Ozon Alotrop oksigen biasa, Bila dekat (10 Km) dari bumi
tetapi punya daya reaksi dapat mengganggu pernafasan,
luar biasa, apabila menghambat pertumbuhan
bertemu dengan NO dan fisiologis..
HC, di bawah terik
matahari.
Sumber: Emil T. Chanlett, Environmental Protection, 1983.
Upaya preventif yang selama ini dilakukan adalah dengan kir kendaraan,
namun masih saja ada perdebatan dalam pelaksanaannya. Pemeriksaan dan
perawatan kendaraan ”inspections and maintenance” (I/M) secara konsisten menjadi
kewajiban bagi seluruh pemilik dan pengendara kendaraan bermotor.
186
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
187
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
188
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Standar emisi, menetapkan regulasi standar emisi yang ketat untuk kendaraan
bermotor yang standarnya terus meningkat seiring waktu (contoh: EURO 4 di tahun
2015). Pemerintah provinsi atau kota bisa menentukan ambang batas standar emisi,
misalnya melalui pembatasan zona dan pengawasannya melalui pemeriksaan
lapangan secara random
189
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
190
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
191
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
192
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-15
XV KEBIJAKAN DALAM PENANGANAN LINGKUNGAN
AKIBAT DARI POLUSI TRANSPORTASI
15.1 Strategi Penanganan Masalah Lingkungan Akibat Pengoperasian
Transportasi
193
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
194
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Larangan Masuk
Pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi memasuki jalan-
jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada hari-hari kerja.
Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu. Larangan ini
mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang disebabkan oleh satu
juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires setiap hari kerja. Pada awalnya
barikade polisi digunakan untuk melaksanakan larangan ini, saat ini rambu-rambu
kecil yang menjelaskan kebijaksanaan ini sudah memadai. Larangan bagi mobil
secara sebagian atau total sudah pula diberlakukan di sebagian besar kota besar Italia,
termasuk Roma, Florensia, Napoli, Bologna, dan Genoa dan di kota-kota kecil. Dari
pukul 7.30 pagi sampai 7.30 malam, hanya bus, taksi, kendaraan pengirim barang,
dan mobil-mobil pemilik rumah di daerah itu yang boleh memasuki daerah pusat
Roma dan Florensia. Larangan serupa juga diberlakukan di Athena, Amsterdam,
Barcelona, Budapest, Kota Mekiko, dan Munich. Dalam waktu sepuluh tahun
mendatang Bordeaux, Prancis, berniat menghapus kendaraan bermotor dari separo
jalan-jalan di kota ini, dan memberikan jalan-jalan itu pada para pejalan kaki dan
pengendara sepeda.
195
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
Larangan Parkir
Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh parkir di suatu daerah,
tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh lewat. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh berlimpahnya kendaraan adalah
sama sekali melarang semua kendaraan memasuki pusat-pusat kota. "Zona bebas
mobil", sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara, menggalakkan
pariwisata, dan meningkatkan kualitas kehidupan, akhir-akhir ini semakin populer di
Eropa. Pengalaman yang terjadi di AS lebih terbatas, zona pembatasan mobil
biasanya hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan kecil, dan hanya
berdampak kecil pada pola transportasi kota secara keseluruhan.
"Sel" Lalu Lintas. Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi lima sektor
berbentuk "pastel" pada 1970 sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang
lewat dan menggalakkan transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal
masal, sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak
dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan
layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan
yang disebut "sel lalu lintas" ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan
di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.
Bersepeda
Sebagai bentuk transportasi yang paling lazim di dunia, bersepeda kini mulai
"naik daun", sejalan dengan usaha pemerintah beberapa negara untuk menggalakkan
bersepeda melalui program khusus. Jumlah sepeda di planet ini lebih dari 800 juta,
hampir dua kali jumlah kendaraan umum, tetapi untuk lebih menggalakkan kegiatan
bersepeda, negara-negara seperti Belanda, Denmark, Belgia, dan Jerman
mengembangkan jaringan jalan untuk sepeda, masing-masing dengan hak guna jalan
yang terpisah dari jalan mobil. Tempat parkir yang terpisah, persewaan sepeda
dengan uang jaminan yang akan dikembalikan, bahkan garasi khusus sepeda,
semuanya diusahakan untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda. Program
196
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
semacam itu mempunyai dampak amat besar terhadap cara orang melihat pilihan
yang mereka miliki untuk sarana transportasi. Misalnya, kegiatan bersepeda di
Erlangen, Jerman, meningkat dua kali lipat setelah jalan sepeda sepanjang 160 km
selesai dibangun. Banyak kota di Cina memiliki jalan sepeda selebar lima atau enam
jalur. Sesungguhnyalah, sepeda amat penting di Cina, dan pemantauan lalu lintas di
kota Tianjin telah mendata lebih dari 50.000 sepeda melintas di satu persimpangan
jalan dalam waktu satu jam.
197
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
dapat menghasilkan tenaga dengan biaya yang sama dengan batubara bahan bakar
fosil yang paling murah dan paling kotor tetapi tanpa pencemaran udara sama sekali.
Potensi untuk mengurangi pencemaran udara dengan memasangkan alat pengendali
pencemaran suatu pendekatan analog dengan penggunaan alat pengubah berkatalis
pada mobil dapat dilihat dari sukses besar yang terjadi di Jerman. Di negara itu, pada
1980 dan 1981 masyarakat dikejutkan oleh "Waldsterben" atau kematian hutan.
Karena merasakan adanya hubungan yang hampir mistis dengan hutannya, mulai dari
Hutan Hitam sampai hutan-hutan Linden yang indah di Berlin, dan karena keyakinan
bahwa pencemaran udara akan memusnahkan hutan-hutan tersebut, maka pemerintah
Jerman memerintahkan pengelola pembangkit tenaga listrik untuk mengurangi emisi
sampai 90 persen atau lebih dalam jangka waktu enam tahun. Program ini menelan
biaya sekitar 21 miliar Deutschmark (12, 6 miliar dolar AS), tetapi mencapai hasil
yang diharapkan, yaitu mengurangi emisi sulfur dioksida secara nasional sampai
setengahnya.
Dalam proses ini, Jerman menjadi pelopor dunia dalam pembuatan sistem
penggosok dan pengurangan katalis selektif ("selective catalyc reduction/SCR"),
yang dapat mengurangi 90 persen atau lebih nitrogen oksida yang menyebabkan asap
kabut dan hujan asam. Pusat-pusat pembangkit tenaga listrik di Jerman telah
ditingkatkan, dan efisiensinya meningkat sampai 12 persen. Di seluruh dunia, sistem
penggosok telah dipasang atau sedang dibuat di sumber-sumber pembangkit tenaga,
dengan menghasilkan daya listrik sebesar kurang lebih 104.500 megawatt, menurut
Badan Energi Internasional.
Teknologi Baru
Sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan pengurangan emisi cukup
besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada saat ini. Dengan beroperasi
menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir ini bahkan dapat mencapai
tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai selisihnya tak dapat diukur
dengan piranti yang ada sekarang.
Bahkan bila dioperasikan dengan bahan bakar fosilpun, seperti gas alam, temuan-
temuan itu masih mampu mencapai tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu,
dan mendekati nol untuk beberapa jenis polutan lain.
Teknologi sumber daya stasioner ini meliputi: turbin putar gabungan (combined-
cycle turbines). Turbin putaran gabungan yang dihidupkan dengan pembakaran gas
(gas-fired combined-cycle turbines) dapat membangkitkan tenaga listrik yang
mengurangi pencemaran udara sebesar 50 sampai 99 persen bila dibandingkan
dengan sumber-sumber pembangkit tenaga yang membakar batubara. (Dalam sistem
putaran gabungan, bahan bakar digunakan untuk menjalankan dua turbin, satu
mendapat daya dari gas pembakaran panas, lainnya dari uap suatu konsep yang
serupa dengan penggunaan bensin untuk menghidupkan mesin mobil Anda, lalu
menggunakan asap knalpotnya untuk menghidupkan mesin lain). Karena berbahan
bakar gas alam, maka sistem ini tidak menghasilkan emisi sulfur dioksida atau benda
partikulat. Jika sistem ini dilengkapi dengan sistem pengendali pencemaran SCR
yang canggih itu, maka emisi oksida nitrogen hanya sepersepuluhnya (atau kurang)
dari emisi pembangkit tenaga yang lain.
198
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
derivatif udara karena turbin itu didasarkan pada mesin jet yang digunakan pada
pesawat Boeing 747 dan pesawat-pesawat modern lain. Sumber pembangkit tenaga
yang menggunakan turbin derivatif pesawat udara dapat dibangun dengan biaya lebih
kecil, dan dalam waktu bulanan, tidak sampai bertahun-tahun. Lebih baik lagi,
turbin-turbin itu secara teoretis dapat mengurangi pencemaran udara bahkan karbon
dioksida yang sulit dikurangi sampai 20-90 persen lagi.
Pencegahan Pencemaran
Pakar ekonomi AS, Robert Hamrin, menyebut pencegahan pencemaran sebagai
"daya paling penting untuk membuat industri America mempertimbangkan kembali
199
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
dan mengubah proses produksi dan manajemen". Sejak pertengahan 1990 hampir
dua dari tiga perusahaan mengatakan mereka telah mencanangkan tindakan-tindakan
lingkungan yang penting. Perusahaan 3M, misalnya, telah menghemat 530 juta dollar
AS sejak 1975, ketika perusahaan itu mulai menerapkan program "3P" (Pollution
Prevention Pays) yang artinya "mencegah pencemaran itu menguntungkan".
Perusahaan bahan kimia itu telah mencegah lebih dari 575.000 ton pencemaran. Dari
kasus suatu perusahaan, semboyan "pencegahan pencemaran menjadi gaya hidup",
sangat meningkatkan keuntungan dan daya persaingan perusahaan tersebut.
Di salah satu pabrik farmasi 3M di California, penggantian pelapis tablet berbahan
dasar pelarut menjadi berbahan dasar air telah menghemat 120.000 dollar AS
setahun, dan sekaligus juga mengurangi pencemaran udara. Di pabrik Du Pont di
Beaumont, Texas, misalnya, suatu program pencegahan pencemaran mengurangi
emisi udara kurang lebih 27 juta kilo setahun, sekaligus menghemat hampir 1 juta
dollar AS biaya produksi tahunan. Kira-kira 1.200 perusahaan di AS secara sukarela
menyatakan akan mengurangi hampir 160 juta kilo dari 17 jenis zat kimia terpenting.
Pengelolaan Permintaan
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) membuktikan bahwa banyak perusahaan
layanan masyarakat di AS adalah mitra yang antusias dalam program-program untuk
mengurangi pencemaran dengan cara menekan permintaan listrik. Karena biaya
pembangunan (konstruksi) dan modal terus melonjak, perusahaan layanan
masyarakat itu menjadi semakin tertekan untuk memenuhi permintaan listrik yang
terus meningkat melalui konservasi, yang biasanya disebut "pengelolaan sisi
permintaan" ("demand-side management/DSM"). Dari perspektif lingkungan, DSM
hanya merupakan cara lain untuk menghentikan pencemaran dengan cara
mencegahnya sejak awal. Tetapi bagi perusahaan-perusahaan layanan masyarakat
tersebut dan para pelanggan mereka, DSM sangat populer karena tampaknya semua
pihak menang.
Suatu kasus yang penting adalah pabrik General Foods di Framingham,
Massachusetts, yang memproduksi kurang lebih 76 juta liter es krim setiap tahun.
Sebagai konsumen listrik Boston-Edison urutan ke-55 terbesar, ukuran, usia, dan
ketakefektifan pabrik tersebut membuatnya menjadi sasaran utama program
"Kemitraan Efisiensi Energi" dari perusahaan layanan masyarakat. Dalam program
itu, Edison membantu perusahaan memperbaiki dan memodernisasi perangkat
peralatan, dan dengan demikian mengurangi konsumsi energi mereka. Karena hukum
negara bagian mengizinkan perusahaan Edison untuk meminta ganti pembayaran
program seperti itu ditambah keuntungan (dengan sedikit kenaikan harga), maka
perusahaan layanan masyarakat itu dapat menarik keuntungan dari daya listrik yang
tidak terjual yang disebut dengan "negawatt".
Edison juga membantu perusahaan Kraft untuk mengembangkan suatu program
modernisasi yang komprehensif, mencakup perangkat pendingin tanpa freon, motor
yang sangat efisien untuk perangkat pasteurisasi dan homogenisasi, serta suatu
sistem pencahayaan dengan bola lampu hemat energi dan kendali pencahayaan.
Perangkat-perangkat ini mengurangi konsumsi energi sepertiganya, dan dengan
potongan harga Edison, perusahaan tersebut membayar program modernisasi seharga
3,6 juta dollar AS itu dalam waktu 2 tahun. Ini merupakan suatu kasus di mana
semua pihak menang. Tindakan penghematan energi ini dapat memperoleh kembali
seluruh modalnya dalam dua tahun, dan setelah itu mulai "mencetak" uang bagi
Kraft. Boston-Edison juga menghemat uang karena mereka dapat menghindari
dibangunnya suatu pabrik pembangkit tenaga yang baru dan mahal. Lingkungan juga
200
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
diuntungkan karena pencemaran udara dan air secara besar-besaran dapat dicegah.
Kisah-kisah seperti ini terus dikumandangkan di AS, dan bukan hanya mengenai
layanan kelistrikan, tetapi jauh melebihi itu.
201
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
15.5 Wajah sistem Transportasi Beberapa Kota di Indonesia dengan Kadar Polusi
yang masih sangat rendah
PARKIR MOBIL – SALAH SATU PUSAT BISNIS KOTA SURABAYA (Tahun 1930-an)
202
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
203
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
204
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
205
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
206
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
207
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
KULIAH MINGGU-16
Soal:
2. Transportasi tidak bisa dipisahkan dari pengertian bisnis dan konsep biaya,
karena produk transportasi adalah jasa. Untuk memahami lebih mendalam
saudara harus mampu menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
a) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya transportasi;
b) Karakteristik jasa transportasi.
Selamat Bekerja
208
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
16.2 Contoh 2 : Soal Program Studi Teknik Sipil Reguler (Non Reguler)
Soal:
1. Transportasi tidak bisa dipisahkan dari pengertian bisnis dan konsep biaya,
karena produk transportasi adalah jasa. Untuk memahami lebih mendalam
saudara harus mampu menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya transportasi;
b. Gambar grafik hubungan antara biaya transportasi (C/Rp) dengan
jarak tempuh (Hd/Km), dimana terdapat biaya terminal dan biaya
transit.
c. Gambar grafik hubungan antara biaya transportasi pada point b) diatas
dengan pendapatan dari jasa pengoperasian transportasi. Tunjukkan
dan jelaskan pengertian defisit, impas (break even point) dan surplus.
2. Transportasi dan tata guna lahan mempunyai hubungan siklus yang tak
berujung pangkal (vicious circle). Apabila tidak dikendalikan sebagaimana
mestinya akan mempunyai dampak yang sangat buruk terhadap
pengembangan sistem transportasi selanjutnya. Gambarkan hubungan
tersebut dan tunjukkan serta jelaskan dimana atau pada tahap mana
pengendalian harus dilakukan?
Selamat Bekerja
209
Buku Pengantar Kuliah
Program Studi Teknik Sipil CE 2206 Sistem Transportasi
Unud - Denpasar - Bali
DAFTAR PUSTAKA
210
Buku Pengantar Kuliah