Anda di halaman 1dari 4

Nama : Siti Nur Halisa

NIM : 201701003

Prodi : S1 Keperawatan

Menganalisa Keluarga Gen Halilintar

Gen Halilintar adalah julukan untuk keluarga Indonesia pasangan Halilintar Anofial Asmid (ayah)
dan Lenggogeni Faruk (ibu) dengan sebelas orang anak mereka. Keluarga berdarah
Minangkabau ini menjadi terkenal setelah sang ibu menulis buku yang berjudul Kesebelasan
Gen Halilintar: My Family My Team pada awal 2015. Buku yang banyak diminati publik ini
bercerita tentang pasangan orang tua yang berprofesi sebagai pengusaha dan melakukan
perjalanan bisnis keliling dunia ke 120 negara dengan memboyong anak-anak mereka tanpa
didampingi asisten atau pembantu.[1][2][3]

Profil

Ayah Gen, Halilintar lahir di Dumai pada 13 Oktober 1968 dari pasangan Asmid bin Datuk
Syamsuddin Malako Kayo (ayah) dan Nurdini binti Zainuddin, keluarga perantau Minang asal
Agam, Sumatra Barat. Asmid berasal dari Padang Tarok dan bekerja di Accounting Department
Caltex, sementara Nurdini berasal dari Ampek Angkek lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas
Andalas. Setelah menikah di Padang, pasangan ini merantau ke Dumai dan melahirkan Halilintar
sebagai anak pertama dari enam bersaudara.[4]

Ibu Gen, Lenggogeni lahir di Pekanbaru pada 29 Oktober 1972 dari pasangan Umar Faruk bin
Haji Muhd Zein dan Yulfia binti Azhari bin Abbas. Kedua orang tua Lenggogeni berasal dari
Payakumbuh, Sumatra Barat. Umar merupakan tamatan Farmasi ITB dan menikahi Yulfia di
Bandung. Setelah menikah, pasangan ini sempat tinggal di Palembang sebelum pindah ke
Dumai. Di Dumai, Umar bekerja di Medical Department Caltex, sementara istrinya melahirkan
Lenggogeni sebagai anak ketiga dari lima bersaudara.[4]
Pasangan Halilintar dan Lenggogeni menikah pada Januari 1993 di Jakarta. Mereka bertemu
sebagai sesama mahasiswa Universitas Indonesia. Halilintar merupakan mahasiswa Fakultas
Teknik UI, sementara Lenggogeni merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi UI. Saat menikah,
Halilintar berusia 24 tahun, sedangkan Lenggogeni berusia 20 tahun.[5][6] Menjelang dua tahun
pernikahan, pasangan ini melahirkan anak pertama mereka, Muhammad Attamimi Halilintar
pada 20 November 1994.

Anggota keluarga

Halilintar Anofial Asmid (ayah, kelahiran 13 Oktober 1968)

Lenggogeni Faruk (ibu, 29 Oktober 1972)

Muhammad Attamimi Halilintar (Atta, 20 November 1994)

Sohwa Mutamimah Halilintar (Sohwa, 25 April 1996)

Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah, 17 Juli 1997)

Muhammad Thariq Halilintar (Thariq, 29 Januari 1999)

Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah, 13 Juli 2000)

Muhammad Saaih Halilintar (Saaih, 16 Maret 2002)

Siti Fatimah Halilintar (Fatim, 26 September 2003)

Muhammad Al-Fateh Halilintar (Fateh, 25 Februari 2006)

Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz, 20 Mei 2008)

Siti Saleha Halilintar (Saleha, 1 Oktober 2010)

Muhammad Shalaheddien El-Qathan Halilintar (Qahtan, 12 Agustus 2012)

1. Struktur Keluarga
a. Berdasarkan Kekuasaan
Equalitarium adalah keluarga yang mana ayah dan ibu sebagai pemegang kekuasaan.
b. Berdasarkan Pemukiman
Neolokal adalah keluarga pasangan suami istri tinggal jauh dari keluarga suami ataupun
istri.
c. Berdasarkan Jenis Perkawinan
Monogami adalah bentuk keluarga yang mana terdapat seorang suami dengan seorang
istri.
d. Berdasarkan Garis Keturunan
Keluarga ini sama sama tidak tinggal 1 rumah dengan sanak keluarga dari ayah maupun
ibu.
e. Berdasarkan Jenis Anggota
Keluarga inti (Nuclear Famili) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak dalam 1
rumah

2. Peran Keluarga

a. Ayah
Menjadi suami dari istri serta ayah bagi anak anaknya. Peran nya mencari nafkah,
sebagai kepala keluarga, mendidik, melindungi dan memberi rasa aman untuk
keluarganya.
b. Ibu
Menjadi istri dari suami serta ibu bagi anak anaknya. Perannya mengurus rumah tangga,
mengasuh serta mendidik anak.
c. Anak
Menjalankan peranan psikososial yang sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik
mental, fisik, sosial dan spiritual.

3. Fungsi Keluarga

a. Fungsi Pendidikan
Konsep pendidikan yang dikembangkan keluarga ini adalah home schooling plus.
b. Fungsi Sosialisasi Anak
Ayah dan ibunya menasehati dan mendidik anaknya untuk menjadi anggota masyarakat
yang baik.
c. Fungsi Perasaan
Keluarga ini termasuk keluarga yang harmonis karena saling pengertian satu sama lain
dan tolong menolong.
d. Fungsi Perlindungan
Keluarga ini saling melindungi satu sama lain dan merasa aman.
e. Fungsi Agama
Bapak dan ibunya mengajarkan dan mengaja anak anaknya untuk menaati ajaran agama
Islam. Seperti sholat 5 waktu, menutup aurat dan memakai hijab bagi perempuan.

f. Fungsi Ekonomi
Dalam keluarga ini ada beberapa anaknya yang sudah sukses menjadi pengusahawan
dan sukses di dunia peryoutuban, sehingga kebutuhan keluarga dapat tercukupi dan
terpenuhi.
g. Fungsi Biologis
Keluarga ini meneruskan keturunannya hingga dikaruniai 11 orang anak. Tetapi anak
pertamanya belum menikah.

4. Masalah Keluarga

Masalah pada keluarga ini adalah kebutuhan kasih sayang anak yang belum terpenuhi, karena
suami istri di keluarga ini tidak memprogram anak atau menjarakkan anak. Dan meningkatkan
resiko penyakit reproduksi seperti ISK (Infeksi Saluran Kemih).

5. Saran

Sebaiknya ayah dan ibu gen halilintar memprogram anak atau menjarakkan anak. Jadi
kebutuhan kasih sayang anak dapat terpenuhi. Dan meminimalkan resiko penyakit reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai