Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PRAKTIKUM TEKNIK LISTRIK

Nama: Muhammad Alif Reynaldo


Kelas: K3-4A
NRP: 0518040031

1. Cari standart pemasangan instalasi listrik baik di darat maupun di kapal. Sebutkan
point standart yang menyatakkan tentang instalasi listrik baik didarat maupun
dikapal.

Jawab:

Pemasangan Instalasi Listrik di Darat


Hal yang perlu diperhatikan :
1. Menghitung Ukuran Rumah dan Bangunan
Menghitung ukuran rumah atau ruangan sangat penting dilakukan sebelum
menginstalasi listrik rumah.
Hal ini dimaksudkan, agar kita mengetahui seberapa panjang kabel-kabel
yang dibutuhkan sebagai cara instalasi listrik rumah dan jalur utama jaringan
listrik tersebut.
Selain itu, dengan menghitung ukuran ruangan, kita juga dapat mengetahui
seberapa banyak kabel, lampu, fitting, serta saklar yang dibutuhkan pada
masing-masing ruangan yang terdapat di rumah tersebut.
2. Jumlah Ruangan yang Tersedia
Jumlah ruangan pada rumah juga harus diperhatikan sebelum melakukan
cara instalasi listrik rumah. Dengan mengetahui jumlah ruangan yang ada, kita
jadi tahu berapa banyak stop kontak yang dibutuhkan.
Meski begitu, jumlah stop kontak di suatu ruangan biasanya dilihat dari
fungsi dan kegunaan ruangan. Oleh sebab itu, perhatikan pula fungsi ruangan
tersebut ya.
Perlu digaris bawahi, untuk pemasangan stop kontak sendiri pastikan jarak
pemasangannya minimal 125 centimeter dari lantai. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari stop
kontak dari jangkauan
anak-anak.
3. Besaran Daya Listrik
yang Dibutuhkan
Mencari tahu besaran daya listrik yang dibutuhkan juga penting untuk
dilakukan, agar kita dapat menentukan ukuran MCB (Miniature Circuit
Breaker) yang digunakan.
Untuk rumah yang memiliki ukuran cukup luas atau bertingkat, ada
baiknya cara instalasi listrik rumah tersebut dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan menggunakan beberapa MCB.
Teknik ini dikenal juga sebagai PHB atau Papan Hubung Bagi, fungsinya
untuk memudahkan memperbaiki kerusakan listrik rumah, serta menghindari
kerusakan menjalar ke seluruh bagian instalasi listrik.
4. Persiapkan Material yang Dibutuhkan
Sebelum bisa melakukan cara instalasi listrik rumah, tentu kita
membutuhkan material-material yang dibutuhkan dalam proses instalasi
tersebut, Maka dari itu, persiapkan dulu barang-barang seperti:
5. Ketahui Ukuran Kabel dan Perbedaan Kode Warnanya
Menentukan ukuran kabel yang tepat juga dibutuhkan sebagai cara instalasi
listrik rumah. Sebab, ukuran kabel listrik menentukan seberapa besar kapasitas
ampere kabel tersebut.
Hal ini penting, sebab jumlah kabel ampere yang kurang bisa menyebabkan
hubungan pendek arus listrik. Selain itu, kode warna yang terdapat pada kabel
listrik juga menentukan besaran ukuran kawat konduktor.
Namun, pada arus bolak-balik (AC) kode warna kabel tidak berhubungan
dengan kapasitas ampere-nya, seperti kabel hitam untuk sumber arus, biru untuk
konduktor netral, dan hijau untuk penahanan.
Cara Instalasi Listrik di Darat

1. Membobok
Dinding sebagai Tempat Saklar dan Stopkontak
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah saklar dan
stopkontak yang ditempat pada sebuah ruangan tergantung fungsi dan
kebutuhan dari ruangan tersebut.
Membobok dinding sendiri difungsikan sebagai tempat untuk
pemasangan tedus, yakni tempat saklar atau stop kontak.

2. Melubangi Dinding untuk Jalur Kabel dan Pipa


Setelah lubang untuk menempatkan tempat saklar dan stopkontak telah
tersedia, cara instalasi listrik rumah selanjutnya adalah dengan membuat
lubang jalur pipa dan kabel listrik
Pembuatan jalur pipa dan kabel listrik ini biasanya hingga ke bagian
plafon rumah. Setelah selesai, maka pipa 5/8” PVC sudah siap untuk
dipasang. Jangan lupa untuk jepit pipa tersebut dengan klem pipa.
Pipa ini sendiri berfungsi sebagai pengaman jalur kabel-kabel yang
akan di letakkan di dalamnya.
3. Memasang Box MCB/ELCB
Pada umumnya, pemasangan box MCB diletakkan dekat dengan
sumber listrik dari KWH meter. Hal ini bertujuan untuk memudahkan
pemasangan kabel dari sumber listrik rumah.
Selain itu, sangat disarankan untuk memasang ELCB pada instalasi
listrik rumah. ELCB sendiri berfungsi sebagai pelindung apabila terjadi
kerusakan atau kebocoran pada jaringan listrik.

4. Memasang Kabel Jalur Utama


Cara instalasi listrik rumah selanjutnya adalah dengan memasang kabel
jalur utama arus listrik. Namun sebelum Anda memasangnya, pastikan
bahwa kabel tersebut terdiri atas 3 jenis kabel.
Pertama, terdapat kabel phase (+) berwarna merah; kedua, pastikan ada
kabel netral (-) berwarna biru; serta, pastikan pula terdapat kabel arde yang
berwarna kuning strip hijau.
Setelah selesai, pertama-tama yang harus Anda lakukan adalah
memasang jalur utama dari MCB/ELCB menuju instalasi listrik rumah.
Lalu, sambungkan kabel utama ke stop kontak, saklar, fitting lampu.

5. Memasang Kabel-Kabel ke Fitting, Saklar, dan Stopkontak

Dalam memasang kabel-kabel ke fitting, saklar, dan stop kontak tidak


bisa dilakukan sembarang cara. Ada baiknya Anda memanfaatkan kotak
sambungan (embodus) dan wire nut agar sambungan lebih rapi.
Selain itu, cara instalasi listrik rumah ini tidak hanya membuat
tampilan kabel jadi lebih rapi, namun juga membuat kabel lebih kuat dan
aman.
6. Sambungkan Kabel pada MCB, Saklar, Fiting, dan Stopkontak
Setelah seluruh kabel tadi terpasang dengan rapi, saatnya kini Anda
menyambungkan kabel-kabel tersebut pada masing-masing baut terminal
yang ada pada MCB, ELCB, fitting, saklar, serta stop kontak.
Pastikan Anda telah memasang seluruh jaringan kabel secara benar,
lalu tempelkan stopkontak dan saklar sesuai pas tempatnya. Selanjutnya,
tutup kembali saluran kabel dengan semen agar tampilannya rapi.
Itu tadi cara instalasi listrik rumah secara aman yang penting Anda
ketahui. Setelah melalui serangkaian proses di atas, jangan lupa untuk
melakukan uji coba terhadap seluruh instalasi listrik.
Mulai dari menguji coba stopkontak, saklar dan lampu, fungsi MCB,
serta ELCB. Pastikan pula seluruh perangkat ini berfungsi dan berjalan
dengan baik.
Agar aliran listrik pada rumah bisa berjalan dengan aman dan tidak
terjadi korsleting listrik atau aliran arus pendek listrik yang bisa
mengakibatkan kebakaran.
Pemasangan Instalasi Listrik di Kapal
Instalasi listrik kapal atau sistem distribusi daya listrik di atas kapal
merupakan salah satu instalasi yang sangat penting untuk mengoptimalkan kinerja
operasional kapal itu sendiri. Instalasi tersebut dimulai dari unit pembangkit listrik
yang berupa generator yang kemudian akan melalui berbagai macam komponen
sistem distribusi. Perancangan instalasi listrik kapal ini tentu harus berdasarkan
pada persyaratan atau ketentuan yang berlaku untuk sistem di kapal. Selain itu
pemilihan generator yang sesuai dengan kebutuhan harus melewati beberapa tahap
sampai akhirnya ditemukan type mesin yang cocok dipasang di kapal. Tahap
tersebut antara lain perhitungan daya yang dibutuhkan di atas kapal, penentuan
type dan ukuran yang sesuai dengan kondisi ruang yang akan ditempati. Disini
juga akan dibahas tipe-tipe kabel yang akan dipergunakan di atas kapal yang harus
disesuaikan dengan karakteristik lingkungan tempat kerja, suhu kerja, kelembaban
udara dan beberapa hal lainnya.
Generator kapal sebagai permesinan bantu di kapal berfungsi untuk
menyuplai kebutuhan energi listrik semua peralatan diatas kapal. Penentuan
kapasitas generator dipengaruhi oleh load factor (faktor beban) peralatan. Load
factor untuk tiap peralatan diatas kapal tidak sama. Hal ini tergantung pada jenis
kapal dan daerah pelayarannya seperti : faktor medan yang fluktuatif (rute
pelayaran), dan kondisi beban yang berubah-ubah serta periode waktu pemakaian
yang tidak tentu atau tidak sama. Penentuan kapasitas generator harus mendukung
pengoperasian diatas kapal. Walaupun pada beberapa kondisi kapal terdapat selisih
yang cukup besar dan ini mengakibatkan efisiensi generator (load factor generator)
berkurang yang pada akhirnya mempengaruhi biaya produksi listrik per kwh.
Fungsi utama generator diatas kapal adalah untuk menyuplai kebutuhan daya
listrik di kapal. Daya listrik digunakan untuk menggerakkan motor-motor dari
peralatan bantu pada kamar mesin dan mesin-mesin geladak, lampu penerangan,
sistem komunikasi dan navigasi, pengkondisian udara (AC) dan ventilasi,
perlengkapan dapur (galley), sistem sanitari, cold storage, alarm dan sistem
kebakaran, dan sebagainya.
Biro Klasifikasi Indonesia RULES FOR THE CLASSIFICATION AND
CONSTRUCTION PART 1. SEAGOING SHIPS VOLUME IV RULES FOR
ELECTRICAL INSTALLATIONS
Installation of Electrical Equipment :

 Availability of main power supply


1. Main generators
Generator utama harus dipasang di ruang mesin utama atau di ruang mesin
bantu tertentu, misalnya dalam ruang yang dibatasi oleh sekat-sekat utama
kedap air
2. Main switchboards
Dalam kondisi normal, switchboard utama harus ditempatkan dekat generator
utama, sejauh dapat dipraktikkan, pasokan normal dengan daya listrik hanya
dapat dipengaruhi oleh kebakaran atau timbul insiden lain ruang yang sama.
Pemasangan switchboard di ruang kontrol di bagian api yang sama atau di
ruangan dipisahkan oleh sekat partisi dengan pembukaan akses yang memadai
tidak dianggap sebagai pemisahan switchboard dari generator. Switchboard
utama harus diletakkan sedekat mungkin dengan generator utama, dalam jarak
yang sama ruang mesin dan batas api A-60 vertikal dan horizontal yang sama.
3. Distribution switchboards
Distribution switchboards memasok peralatan penting dan transformator,
konverter, dan sejenisnya
 Generators
1. Main generators with their own prime movers, independent of main
propulsion plants
2. Generators driven by the main propulsion plant
3. Emergency generators
 Storage batteries
1. Baterai penyimpanan harus dipasang sedemikian rupa sehingga orang tidak
dapat terancam punah dan peralatan tidak dapat rusak oleh gas yang habis
atau elektrolit yang bocor.
2. Battery systems
3. Equipment in cabinets and battery rooms
4. Ventilation of spaces containing batteries
5. Emergency power supply
6. Batteries for starting of internal combustion engines
7. Caution labels
8. Recording of the type, location and maintenance cycle of batteries
 Power transformers
1. Transformer harus dipasang di tempat yang mudah diakses dan berventilasi
cukup
2. Lokasi transformator untuk catu daya listrik utama harus memenuhi kondisi
yang sama seperti yang berlaku untuk instalasi generator utama, lihat B.1.
3. Lokasi pemasangan transformer untuk catu daya listrik darurat memenuhi
kondisi yang sama seperti yang berlaku untuk pemasangan generator
darurat, lihat B
4. Untuk transformator tegangan menengah, lihat G.
 Electronics
1. Peralatan elektronik daya dan unit pusat untuk pemrosesan informasi harus
dipasang dengan mudah dan ada cukup ruang yang dapat diakses dan
berventilasi.
2. Panas yang dihasilkan dalam unit harus dihilangkan dengan cara yang
sesuai. Di mana peralatan elektronik dipasang di ruang mesin atau ruang
lain dengan bahaya polusi dan korosi yang meningkat, filter udara harus
disediakan jika perlu.
 Low voltage switchboards (up to 1000 V AC resp. 1500 V DC)
 Medium voltage equipment (>1kV – 17,5 kV AC)

Perhitungan Kapasitas Generator kapal


Dalam penentuan kapasitas generator yang akan digunakan untuk melayani
kebutuhan listrik diatas kapal maka analisa beban dibuat untuk menentukan jumlah
daya yang dibutuhkan dan variasi pemakaian untuk kondisi operasional seperti
manuver, berlayar, berlabuh atau bersandar serta beberapa kondisi lainnya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui daya minimum dan maksimum yang dibutuhkan.
Metode dalam perhitungan kebutuhan daya di kapal menggunakan beberapa
macam kondisi operasional. Tiap metode perhitungan mempunyai pandangan yang
berbeda terhadap kondisi operasional yaitu :
1. Dua Kondisi; yaitu kondisi berlayar dan berlabuh
2. Tiga kondisi; yaitu kondisi, berlayar, manuver dan di pelabuhan
3. Empat kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan, bongkar
muat dan dipelabuhan
4. Delapan kondisi; yaitu kondisi berlayar, meninggalkan pelabuhan,
bongkar muat dan di pelabuhan yang semuanya dibagi lagi dalam kondisi siang
dan malam.
Kabel listrik kapal
Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk instalasi
di kapal terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel untuk
peralatan instrumen dimana bahan logam khusus dan campuran seperti Cupro-
nikel digunakan pada beberapa kabel. Kabel las yang digunakan pada reparasi
kapal dan pekerjaan pada bangunan pengeboran minyak lepas pantai (off-shore
drilling rig), dan lain-lain menggunakan aluminium sebagai kawat konduktornya
(kawat kabel)---(deter pilfering).
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC
atau beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting
karena isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan
yang disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban
mekanis, perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan
karakteristik listrik listrik dari konduktor dan juga arus listrik akan tergantung
pada kondisi dari konduktor. Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor
akan mengurangi area luasan dari penampang konduktor sehingga akan
meyebabkan tahanan listrik dari konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan
menyebabkan suhu konduktor akan menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan.
Kerusakan pada isolasi kabel akan berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan
mendekati nol yang selanjutnya akan berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi
jelaslah, perlu identifikasi kondisi yang ada di kapal dan di sekitar lokasi dimana
kabel akan ditempatkan sebelum mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel
yang mampu melindungi kabel dari situasi yang bersifat dapat merusak.
Point Standart
Terdapat di PUIL 2000 (Persayaratan Umum Instalasi Listrik) 2000. Untuk
yang di kapal menggunakan IEEE 45 (Institute of Electrical and Electronics
Engineering). Ini direkomendasikan untuk instalasi listrik kapal berbasis pada praktik
di Amerika Serikat.
2. Bagaimana pemasangan grounding didarat dan di dikapal? Sebutkan standart yang
menjelaskan pemasangan grounding didarat dan dikapal!

Jawab:
Grounding system atau  grounding penangkal petir adalah suatu perangkat
instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus petir kedalam bumi, salah satu
kegunaannya untuk melepas muatan arus petir. Standart kelayakan grounding atau
pembumian harus bisa memiliki nilai tahanan sebaran resistansi maksimal 5 Ohm
(Bila di bawah 5 Ohm lebih baik). Material grounding penangkal petir atau anti petir
dapat berupa batang tembaga, lempeng tembaga atau kerucut tembaga, semakin luas
permukaan material grounding penangkal petir atau anti petir yang di tanam ke tanah
maka resistansi akan semakin rendah atau semakin baik.
Untuk mencapai nilai grounding penangkal petir atau anti petir tersebut, tidak
semua areal bisa terpenuhi, karena ada beberapa aspek yang mempengaruhinya,
yaitu :

 Kadar air, bila air tanah dangkal atau musim penghujan maka nilai resistansi
atau tahanan sebaran mudah didapatkan.
 Mineral logam, kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan
sebaran atau resistansi karena jika tanah semakin banyak mengandung logam maka
arus petir semakin mudah menghantarkan.
 Derajat keasaman, semakin asam PH tanah maka arus petir semakin mudah
menghantarkan.
 Tekstur tanah, untuk tanah yang bertekstur pasir dan poros akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena jenis tanah seperti ini air dan mineral
akan mudah hanyut.
Grounding system atau pembumian di darat dapat di buat dengan 3 bentuk,
diantaranya :
1. Single Grounding
Yaitu dengan menancapkan sebuah batang logam atau pasak biasanya di pasang
tegak lurus masuk kedalam tanah. Ada juga yang menggunakan pipa galvanis yang di
dalamnya di isi dengan kabel BC, kemudian di hubungkan dengan kabel penyalur
melalui bak kontrol.
2. Pararel Grounding
Bila sistem single grounding masih mendapatkan hasil kurang baik, maka perlu di
tambahkan material logam arus pelepas ke dalam tanah yang jarak antara batang
logam atau material minimal 2 meter dan dihubungkan dengan kabel BC/BCC.
Penambahan batang logam atau material dapat juga di tanam mendatar dengan
kedalaman tertentu, bisa juga mengelilingi bangunan membentuk cincin atau cakar
ayam. Kedua teknik ini bisa juga di terapkan secara bersamaan dengan acuan tahanan
sebaran/resistansi kurang dari 5 Ohm setelah pengukuran dengan Earth Tester
Ground.
3. Maksimum Grounding
Maksimum grounding yaitu dengan memasukkan bahan grounding penangkal
petir dalam bentuk lembaran tembaga yang diikat oleh kabel BC, serta dengan
memasukkan larutan bentonite pada titik grounding penangkal petir tersebut. Hal ini
dengan tujuan untuk meningkatkan serta menjaga kualitas resistensi grounding.
Biasanya material ini di gunkan pada daerah yang tekstur tanahnya keras atau berbatu.

SISTEM PEMASANGAN GROUNDING DI KAPAL

Energi untuk beban penerangan dan beban daya Sistem kelistrikan suatu kapal
biasanya disuplai oleh 2 atau lebih generator. Selain itu juga dapat disuplai dari
emergency generator atau dari battery (aki). Daya listrik keluaran dari generator ini
biasanya semuanya akan dipusatkan menuju ke satu Main Switch Board (MSB).
Biasanya, emergency switchboard dan sistem emergency distribution dayanya
terhubung dengan bus tie dari switchboard di kapal. Jika sistem pelayanan daya di
kapal mengalami kegagalan/kerusakan, sistem emergency distribution akan secara
otomatis berpindah dari pelayanan normal ke pelayanan Emergency Generator. Ada
banyak disain yang berbeda untuk distribusi daya pada instalasi beban listrik di kapal
tergantung type kapalnya.

Pada kapal penumpang yang besar, 2 atau 3 sub distribusi atau load center
switchboard harus tersedia untuk distribusi daya dan sistem penerangan. Secara umum
satu switchboard terletak pada bagian depan kapal, satu pada bagian depan dan jika
memungkinkan yang ketiga diletakkan pada bagian tengah kapal. Tiap bagian
switchboard pusat daya disuplai dari switchboard layanan kapal dengan menggunakan
Bus feeder. Disain ini lebih ekonomis dari pada memberikan banyak jalur yang
panjang dari switchboard layanan kapal ke seluruh bagian kapal.

Masing- masing switchboard diletakkan/dipasang pada ruangan yang sesuai.


Kompartemen ini biasanya juga bertindak sebagai pusat untuk pelayanan kebutuhan
listrik dan perawatan serta masing-masing mungkin juga menyediakan meja kerja dan
locker untuk komponen peralatan lampu sekring dan kebutuhan listrik lainnya.

Selanjutnya daya listrik atau arus listrik keluaran dari MSB dibagi dalam beban-
beban yang terdiri dari 3 kelompok besar:
- Beban penerangan; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220
V satu phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban ini berupa penerangan pada
gang-gang, ruangan-ruangan tertutup, ruangan terbuka dan socket keluaran untuk
peralatan untuk peralatan-peralatan power yang relatif rendah.

- Beban daya; semua beban pada kelompok ini mempunyai tegangan 220 V/380
V tiga phase dengan frekwensi 50 Hz. Kebanyakan beban pada kelompok ini adalah
peralatan berupa mesin pompa (ballast, bilga, FW, dan lain-lain), mesin angkat (crane,
jangkar, dan lain-lain), refrigerator dan sistem air condition (AC).

- Beban komunikasi dan navigasi; terdiri dari peralatan navigasi bertegangan 220
V dengan frekwensi 50 Hz. Beban-beban instrumentasi pada tegangan 36 V DC/ 24 V
DC yang diambil dari rectifier dan di back up oleh battery melalui UPS

Supplai utama dari output generator mempunyai tegangan line 390 V atau
tegangan phase 225 V pada frekwensi 50 Hz. Kabel transmisi akan menimbulkan drop
tegangan dan ini harus tidak boleh lebih dari 3 % menurut rule BKI. Jadi tegangan
pada tiap terminal dari beban-beban adalah 380 V (line voltage) / 220 V (tegangan
phase) pada frekwensi 50 Hz.

Pelayanan sistem beban daya secara prinsip terdiri dari motor penggerak
peralatan bantu dan peralatan pemanas yang tersedia baik secara tersendiri atau dalam
kelompok oleh feeder dari layanan switchboard distribusi. Feeder normalnya
digunakan untuk sumber daya peralatan bantu sistem propulsi yang besar. Dan
diletakkan pada ruangan yang sama dengan switchboard distribusi. Tapi mungkin
digunakan untuk motor yang besar pada salah satu tempat di kapal. Kelompok beban
disuplai oleh feeder melalui panel distribusi. Panel ini menjadi pusat tempat
penyuplaian beban. Dibawah ini dapat dilihat diagram distribusi daya di kapal.

Pada kapal-kapal baru, sistem distribusi DC saat ini jarang digunakan karena
untuk semua sistem, sistem AC lebih mudah dan murah dibandingkan sistem DC.
Dimana sistem AC lebih simple, ringan dan mudah dalam perawatan. Sistem kawat
kabel tunggal dengan Hull Return sekarang ini jarang digunakan. Dan berdasarkan
SOLAS 1960, tindakan pencegahan harus dilakukan dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Kelemahan dari sistem kawat tunggal dalam kaitannya dengan
keselamatan apabila dilakukan isolasi terhadap kabel tidak dapat menjadi indikator
untuk kondisi underload. Dan jika dilakukan survey terhadap kondisi sirkuit
kekebutuhan peralatan tidak dapat dilakukan pengujian Megger tanpa membuka
lampu atau alat pemutus hubungan/stop kontak (Circuit breaker).

Distribusi AC sistem 3 phase dengan isolasi netral adalah yang biasa digunakan.
Untuk sistem tegangan menengah 440 V biasanya lebih disukai digunakan
dibandingkan 380 V karena tegangan 440 V dapat menghasilkan penghematan secara
ekonomis yaitu ukuran kawat tembaga yang lebih kecil. Tetapi distribusi pada 415 V
kadang-kadang digunakan pada saat kebutuhan beban kapal yang besar, dimana
memerlukan jaringan ke tegangan netral 240 V dan standar tertentu terhadap peralatan
yang digunakan. Sehingga sistem akan menggunakan kabel 4 kawat dengan netral
earthed tetapi tanpa Hull Return. Sedangkan untuk sistem 380 V yang banyak
digunakan di eropa daratan. Pada 3,3 kV sistem kabel 3 kawat dengan netral earthed
melalui sebuah resistor. Tetapi ada kalanya seorang perancang lebih suka mengisolasi
dengan sistem netral seperti pada tegangan menengah.
Standart yang menjelaskan pemasangan grounding di darat dan di kapal

Pentanahan umumnya harus dilakukan berdasarkan British Standard


Code of Practice on Earting CP 1013, IEC dan PUIL 2000
Semua sambungan ke elektroda pentanahan harus dengan memakai kabel-kabel
berinsulasi PVC (hijau) ukuran 95 mm2 dan penyambungan ke semua bagian
konduktif yang terbuka harus dengan pita tembaga 25 mm x 3 mm atau kabel-kabel
lain yang berukuran lebih kecil sesuai yang diizinkan dalam PUIL & PLN.
Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000
(peraturan yang sesuai dan berlaku hingga saat ini) yaitu kurang dari atau sama
dengan 5 (lima) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai
maksimal atau batas tertinggi dari hasil resistansi pembumian yang masih bisa
ditoleransi.

3. Sebutkan standart pengujian tahanan isolasi baik didarat maupun di kapal (untuk
yang praktikum rugi tegangan)

Jawab:
Standar pengujian tahanan isolasi
a) Di darat
• IEEE std 43-2000 tentang Recommended Practice for Testing Insulation
Resistance of Rotating Machinery atau prosedur yang disarankan untuk
mengukur resistansi isolasi armature dan lilitan medan pada mesin rotating
• PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 03:2000 atau dapat disebu SNI
04-0225-2000
b) Di kapal
BKI(Biro Klasifikasi Indonesia) vol IV tahun 2016 tentang aturan instalasi
listrik pengukuran tahanan isolasi menggunakan tegangan DC sebesar 500V
4. Bagaimana pemilihan pemasangan motor yang akan digunakan?

Jawab:
Pemilihan pemasangan motor yang akan digunakan:
• Memilih Jenis mesinnya (generator, motor, mesin pengubah dan
sebagainya)
• Menentukan Daya, tegangan, jenis arus frekuensi dan kecepatan putarnya
• Menentukan kegunaan mesin pad suatu perusahaanAkan digunakan untuk
perusahaan
• Menentukan bentuk / dimensi yang dikehendaki
• Melihat apakah ada keadaan yang menyimpang, misalnya dipengaruhi oleh
uap bahan kimia, uap minyak, garam atau udara yang mengandung garam,
bahan atau gas yang mudah terbakar atau dapat meledak dan sebagainya.
• Cara penggerakannya, misalnya dengan ban mesin, tali bentuk V, kopeling
langsung atau transmisi roda gigi yang harus ikut dikirim. Jika tidak disertai
dengan keterangan apapun, biasanya mesin akan dikirim dengan ujung poros
bebas.
• Jika perlu ditambahkan dengan keterangan-keterangan khusus, misalnya
mengenai kumparan-kumparan, terminal-terminalnya, titik-bintangnya,
kontakkontak cabang khusus dan sebagainya

5. Bagaimana cara menentukan pengaman dan penghantar pada panel?

Jawab:
1. Pengaman pada panel listrik pada umumnya menggunakan MCB dan MCCB sebagai alat
safety nya. Namun terkadang juga dipasang pengaman seperti ELCB dan ACB
tergantung kebutuhan.

Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih pengaman adalah:


a. Macam dan jenis motor yang diamankan dimana setiap jenis motor mempunyai arus
asut yang berbeda-beda,

b. Macam dan jenis alat pengasutnya.

Adapun cara untuk menentukan ukuran atau nilai nominal pengaman beban cabang
adalah:

IA = k x In …………………………………. (4)
Keterangan :
IA = Nilai arus yang menyebabkan bekerjanya gawai pengaman arus lebih dalam waktu
maksimal s detik dalam ampere.
In = Nilai arus nominal gawai pengaman arus lebih dalam ampere.
K = Suatu faktor yang nilainya bergantung pada karakteristikgawai dengan arus lebih.
1) Besarnya nilai arus asut tidak boleh terlalu besar, yaitu kurang dari 2,5 x arus nominal
(In), maka :
IA = 125% x I nominal (In) ………………………………………………. (5)
2) Jika besar arus asut dari suatu motor lebih dari 2,5 x I nominalnya, maka:
IA = 250% x I nominal (In) ………………………………………………. (6)

Jenis-jenis pengaman :
 MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB bekerja memutuskan arus listrik jika terjadi hubung singkat, dan beban lebih
pada suatu rangkaian listrik. Jika arus listrik yang hubung singkat tidak segera putus
maka dampaknya akan mengeluarkan percikan api dan mengakibatkan kebakaran.

 MCCB (Modular Case Circuit Breaker)


MCCB memiliki prinsip kerja yang sama dengan MCB. dapat ditemui di panel-
panel utama suatu tempat yang membutuhkan arus cukup tinggi contoh : sekolah,
pusat perbelanjaan, pabrik atau industri dan lain sebagainya. Ukuran suatu breaker
untuk dapat memutus arus listrik pada suatu rangkaian listrik dapat mencapai cukup
tinggi 100 A, 200 A, 400 A dan lain sebagainya.

 ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)


ELCB adalah alat pengaman yang digunakan untuk mengamankan terjadinya
kebocoran arus listrik atau tegangan listrik pada suatu rangkaian instalasi listrik.
ELCB digunakan sebagai pengaman manusia dari tegangan sentuh dan arus listrik
yang bocor atau sengatan listrik di suatu rangkaian instalasi listrik. Sehingga jika
manusia sebagai korban kebocoran arus listrik dalam suatu rangkaian instalasi listrik
dengan menggunakan pengaman ELCB maka sebelum manusia tersebut merasakan
sengatan listrik ELCB telah memutuskan arus listrik.

 ACB (Air Circuit Breaker)


Air circuit breaker adalah suatu alat pengaman suatu rangkaian listrik dengan
tegangan listrik rendah atau pun tinggi yang bekerja meredam busur api yang
dihasilkan dari hubung singkat dengan cara memanfaatkan tekanan udara pada
atmosfer.

2. Penghantar pada panel listrik terdiri dari beberapa komponen yang mana diletakkan pada
"Omega Rails" berfungsi sebagai sebuah freme atau tatakan untuk menempelnya seperti
kontaktor, mcb, terminal block, power supply, plc, dan komponen lainya yang
mendukung untuk diletakan pada omega rails ini.

Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih penghantar adalah:


a. Ukuran penampang penghantar (A)
Ukuran yang dipilih untuk melayani suatu instalasi motor listrik minimum penghantar
tersebut harus dapat dialiri oleh arus sebesar 125% kali arus pada beban penuh. Untuk
penampang penghantar pencabangan atau pengisi ukuran penampangnya harus dapat
dialiri arus sebesar 125% kali arus beban penuh dari motor terbesar ditambah arus
beban penuh motor-motor yang lainnya.
b. Ukuran panjang penghantar
Mengingat rugi tegangan yang diizinkan untuk instalasi tenaga maksimum 5 %, maka
panjang kabel baru suatu instalasi harus dicek sehingga rugi tegangan tidak melebihi
batas.
Adapun panjang kabel atau penghantar maximum dari suatu instalasi motor dapat
dihitung dengan rumus:
1) Panjang kabel untuk motor DC …………………………….....………. (1)
2) Arus beban untuk motor AC 1 fasa …………………………………….. (2)
3) Arus beban untuk motor AC 3 fasa …………………………………. (3)
Dengan : E = tegangan jala-jala
P = daya motor dalam watt
Ђ = rendamen/efisiensi

Jenis-jenis penghantar :
 Push button
Push Button adalah komponen penting berada pada panel listrik sebagai
komponen kontrol. Fungsi dari Push Button ini adalah untuk menghubungkan arus
jika ditombol akan nyambung N/O ( Normaly Open), biasanya Push Button ini
berwana hijau. Jika ditombol lepas atau N/C (Normaly Close) maka tegangan akan
lepas, push button ini biasanya identik dengan warna merah.

 Selector switch
Selector Switch adalah Komponen listrik yang berfungsi sebagai memilih
atau select sebuah mode di panel listrik, selector switch memiliki kontak yaitu berupa
kontak N/O atau N/C. Perbedaan dengan push button adalah dalam hal posisi
jika push button bekerja ketika ditombol sedangkan Selector Switch  bekerja ketika
diputar ke kiri atau ke kanan.

 Kontaktor 3 Phase atau 1 Phase


Pengertian Fungsi dan Wiring Dari Kontaktor bisa disebut Magnetic
Contactor karena prinsip kerja dari kontaktor tersebut menggunakan medan magnet
yang timbul oleh arus listrik. yang didalam kontaktor tersebut ada sebuah kumparan
untuk menjadi magnet karena dialiri oleh arus listrik.

 Relay control
Komponen Listrik Relay adalah suatu peranti yang menggunakan elektromagnet
untuk mengoperasikan seperangkat kontak N/O atau N/C. terdiri dari kumparan
kawat penghantar yang dililit pada inti besi. Bila kumparan ini dienergikan, medan
magnet yang terbentuk menarik armatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit
mekanisme sakelar magnet.

 Power supply
Komponen Power Supply berfungsi sebagai penyearah tegangan dari 220V ke
24V DC maupun 12V DC tergantung kebutuhan anda.
Dengan menggunakan komponen itu, kita bisa mengamati dengan Power Meter
Digital berfungsi seperti halnya amper meter, volt meter tetapi ini lebih lengkap, semua ada
didalam power meter digital ini. Mulai dari watt yang terpakai, berapa jumlah kWH yang
terpakai, Cos Phi atau faktor daya ditampilkan juga.

6. Jelaskan prinsip kerja elcb, dan bagaimana cara menguji kerja elcb?

Jawab:
Prinsip kerja ELCB adalah mendeteksi adanya arus bocor baik pada
gangguan tanah maupun gangguan terhadap ground. Yaitu dengan cara
membandingkan nilai antara fasa dan netral dari suatu sistem. ELCB memiliki
sebuah transformator arus dengan inti berbentuk gelang. Inti ini melingkari semua
hantaran suplai ke mesin atau sistem yang diamankan, termasuk penghantar
netral. Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh inti transformator
sama dengan nol. Jika ada arus yang bocor ke tanah, keadaan seimbang akan
terganggu. Karena itu, dalam inti transformator akan timbul suatu medan
magnetik yang membangkitkan tegangan dalam kumparan sekunder. Apabila arus
bocor tersebut mencapai nilai tertentu, maka relay pada ELCB akan bekerja
melepaskan kontak-kontaknya
Cara menguji kerja ELCB sendiri dengan 2 cara yaitu
1. Dengan Cara Manual, yaitu dengan menekan Tombol uju berkala yang ada
pada setiap ELCB. Tombo uji berkala ini biasa diberi nama Push To Trip.
2. Melakukan pengujian ELCB dengan menggunakan alat uji khusus yang
disebut dengan ELCB TESTER.

Anda mungkin juga menyukai