Anda di halaman 1dari 5

DURHAKA TERHADAP KEDUA ORANG TUA (‫)عقوق الوا لدين‬

Di era globalisasi, jika memperhatikan realita kehidupan saat ini bole jadi angka kelahiran
lebih besar dari pada kematian di mana ABG juga (anak baru gede) akan bertambah.Mungkin
sebagian pembaca ada yang beranggapan bahwa tema kali ini suda tentu diketahui oleh
kalangan muslimin, akan tetapi untuk menguatkan ingatan tentang hal ini maka apa salahnya
jikalau kembali merenungi/mengingat  dalil-dalil yang menerangkan permasalahan ini.
Apalagi seiring berjalannya waktu bole jadi ada diantara kita khususnya anak muda yang
begitu sibuk hingga untuk mengasah ideologi tentang islam seakan-akan terlupakan maka
saya mencoba membahal tentang « Durhaka Terhadap Orang Tua » yang mungkin ada yang
beranggapan bahwa hal adalah tema yang ma’ruf.

Sudah sekian banyak berita yang ditayangkan  diberbagai media tentang kisah seorang anak
yang durhaka  kepada kedua orang  tuanya, penyebab terjadinya sangat banyak mulai dari
persoalan keluarga sampai dengan  cinta yang terkadang menghalalkan segala cara demi cinta
kepada sang pujaan hati (pacar) bahkan ada yang tegah membunuh orang  tuanya sendiri.
Dari sini penulis terinspirasi untuk menulis sebuah artikel tentang «Durhaka Terhadap
Kedua orang Orang Tua”.

Bebicara tentang durhaka terhadap kedua orang tua sangat banyak diterangkan dalam al-
quran dan hadits Rosulullah SAW, dalam al-quran dijelaskan :
ْ‫ل‬//ُ‫ك أَالَّ تَ ْعبُدُوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َما أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما أُفٍّ َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َوق‬ َ َ‫َوق‬
َ ُّ‫ضى َرب‬
‫لَهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما‬
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan
‘Ah’, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkan kepada mereka perkataan yang
mulia.” (QS. al-Isra’: 23).

Ayat di atas menjelaskan tentang kewajiaban berbakti kepada mereka dan larangan durhaka
terhadap orang tua, sampai-sampai kalimat ‘’AH ‘’ kalimat yang begitu singkat tapi sangat
dilarang untuk dilontarkan kepada orang tua mungkin kalimat ini terkadang  dilontarkan oleh
seorang anak jika ia dalam keadaan emosi. Namun demikian tetap saja salah, gunakan cara
yang baik halus untuk  berkomunikasi terhadap orang tua buatlah mereka bangga akan sifat,
akhlaq, yang  kita miliki, saya sangat yakin bahwa semua orang tua akan bangga jika anak-
anaknya menjadi anak yang sholeh yang bisa mendoakannya jikalau mereka suda
melanjutkan perjalan menuju akhirat. Terutama dikalangan AGB ( anak baru gede) terkadang
melampiaskan kemarahan terhadap orang tua, tanpa berpikir bahwa kedua orang tualah yang
rela mandi keringat hingga kita bisa tumbuh dewasa, menghirup oksigen, menikmati
indahnya dunia.

Khususnya kepada  ibu tercinta yang telah mengandung   9 bulan lalu melahirkan kita ke
dunia dengan  penuh perjuangan antara hidup dan mati, bahkan terkadang nyawa seorang ibu
melanyang disaat melahirkan seorang anak. Itulah jasa-jasa orang tua terhadap anak-anak
mereka akan tetapi sayang seribu sayang perjuangan mereka terkadang  terlupakan dan
dibalas  dengan hal-hal yang tidak diinginkan oleh kedua orang tua, dengan hal-hal yang
tidak dirodhoi orang tua, menyusahkan orang tua,  perbuatan seperti ini adalah perbuatan
anak durhaka terhadap orang tua, tidak punya rasa sayang terhadap mereka naudzu billahi
min dzalik.

Saudara-saudaraku fil islam……. !


Melalui artikel ini penulis mengajak untuk berbakti kepada orang tua, buatlah mereka
bahagia, disaat mereka masi hidup ataupun suda menghadap sang Ilahi. Mari menumbuhkan
rasa cinta pada orang tua turuti perintahnya selama tidak melanggar al-quran dan as-sunnah
sebab ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua, bahkan suda masyhur kita dengar bahwa
syurga ada pada kedua telapak kaki ibu. Mungkin belum lupa dengan kisah al-qomah yang
dikisahkan  di berbgai kitab yang menjelaskan tentang berbakti kepada orang tua berikut
kisahnya :
dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia
seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu
ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk
memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus
Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau
bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah
”Akhirnya mereka berangkat ke rumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan
naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa
mengucapkan La ilaha illallah.

Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah. Maka Rasulullah pun bertanya,
“Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”Ada yang menjawab, “Ada wahai
Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan
tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui
Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang
menemuimu.’”
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan,
maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”
Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab
salamnya.
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan
jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan
memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan
senang bersedekah.”
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?” Dia menjawab, “Saya marah
kepadanya Wahai Rasulullah.”
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan
diapun durhaka kepadaku.”
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan
Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”
Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”
Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku
dihadapanku.”
Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih
dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu
Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak
akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”
Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua
kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah
Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya
malu kepadaku.”
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan
La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia,
sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa
mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan
syahadat.”Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga. Derajat kisah ini lemah
sekali karena kisah ini diriwayatkan hanya dari jalur Abul Warqa’ Fa’id bin Abdur Rahman
dan dia adalah seorang yang ditinggalkan haditsnya dan seorang yang tertuduh berdusta.
Namun banyak hadits-hadits shohih yang bersangkutan  dengan hal ini diataranya:
‫عن عبد هللا ابن عمر رضي هللا عنهما قال كان تحتي امرأة أحبها وكان عمر يكرهها فقال لي طلقها فأبيت فأتى عمر رسول‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم فذكر ذلك له فقال لي رسول هللا صلى هللا عليه وسلم طلقها‬
Dari Abdullah bin Umar berkata, “Saya mempunyai seorang istri yang saya cintai, namun
Umar membencinya, dan dia mengatakan kepadaku, ‘Ceraikan dia.’ Sayapun enggan untuk
menceraikannya. Maka, Umar datang kepada Rasulullah lalu menyebutkan kejadian itu,
maka Rasulullah berkata kepadaku, ‘Ceraikanlah dia.’” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i,
Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dan beliau menshahikannya. Berkata Tirmidzi, “Hadits ini
hasan shahih.”).
Hadits yang lain tentang anjuran berbakti kepadanya dan larangan durhaka kepadanya
diantaranya :
‫رة‬//‫ك على الهج‬//‫ال جئت أبايع‬//‫لم فق‬//‫ه وس‬//‫عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنهما قال جاء رجل إلى رسول هللا صلى هللا علي‬
‫وتركت أبوي يبكيان فقال ارجع إليهما فأضحكهما كما أبكيتهما‬
Dari Abdullah bin Amr berkata, “Ada seseorang yang datang kepada Rasulullah seraya
berkata, ‘Saya datang demi berbaiat kepadamu untuk berhijrah, namun saya meninggalkan
kedua orang tuaku menangis.’ Maka, Rasulullah bersabda, ‘Kembalilah kepada kedua orang
tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau membuat keduanya menangis.’”
(HR. Abu Dawud dengan sanad shahih, lihat Shahih Targhib, 2481).
Sayangilah orang tua walaupun mereka suda lanjut usia, rawatlah sebagaimana mereka 
merawat kita  disaat masi bayi dengan demikian insya Allah akan menjadi anak yang berbakti
kepada orang tua dan menjadi anak yang mendapat ridho Allah karena ridho Allah ada pada
ridho ke dua orang tua. Tentunya setiap individual muslim ingin mencapai ridho Allah sebab
kehidupan syurgawi bisa dicapai dengan ridhoNYA.

Dengan sadar dan dari lubuk hati yang paling dalam penulis kembali mengajak  kepada
seluruh pembaca, teman-teman, mahasisiwa, baik yang kuliah di dalam negeri ataupun di luar
negeri  untuk menjaga amanah dari orang tua. Tentunya sebagai mahasiswa/pelajar diberikan
amanah oleh ibu/bapak untuk belajar bukan untuk  menyia-menyiakan waktu, hura-hura dan
lain sebagainya.

Setelah membahas dari awal hingga akhir al-katib bisa menyimpulkan beberapa poin berikut:

  Mari menumbuhkan rasa mahabbah kepada kedua oran tua.


  Senantiasa menjadi anak yang sholeh (Mendoakan Mereka).
  Jikalau pernah berbuat salah kepada mereka, segeralah meminta maaf (Buat mereka bahagia,
senyum dan sebagainya).
  Turutilah perintah mereka selama tidak melanggar Al-qura’an dan As-sunnah.
  Raihlah ridho Orang Tua.

Before penulis mengahiri ketukan jari pada artikel ini, izinkanlah penulis momohon maaf
dengan sebesar-besarnya dan sedalam-dalamnya karena lidah penulis tak bertulang dan
merupakan manusia biasa, bukan manusia maksum. Adapun urgensi artikel ini tiada lain
hanya untuk mengajak berbakti kepada ibu/bapak yang jasa-jasanya takkan terbalaskan.
WALLAHU A’lam.

‫اللهم اغفر لنا ذنوبنا ولوالدينا وارحمهم كما ربوانا صغارا‬  ..........................
(Ya Allah Ampunilah Dosa-Dosa Kami, Dosa-Dosa kedua Orang Tua Kami dan Rahmatilah
Mereka)

Anda mungkin juga menyukai