Anda di halaman 1dari 6

1.

Kemitraaan Dalam Pemberdayaan Masyarakat


A. Pengertian
Kemitraan adalah Suatu bentuk persekutuan atau perkongsian antara dua pihak
atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa
saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu
bidang usaha tertentu atau tujuan tertentu untuk memperoleh hasil yang baik.
(Sulistiyani, 2004)

Kemitraan terjadi apabila terpenuhi syarat-syarat:

 Ada dua pihak atau lebih


 Memiliki kesamaan visi dalam mencapai tujuan
 Ada kesepakatan
 Saling membutuhkan

B. Model – model Kemitraan

1. Kemitraan Semu(Pseudo partnership)


Suatu persekutuan antara dua pihak atau lebih, namun sesungguhnya tidak melakukan
kerjasama secara seimbang satu dengan lainnya.
2. Kemitraan Mutualistik (Mutualism partnership)
Persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya
melakukan kemitraan, yakni untuk saling memberi manfaat dan mendapatkan
manfaat lebih untuk mencapai tujuan bersama secara optimal.
3. Kemitraan Konjugasi(Conjugation partnership)
Yakni kemitraan melalui peleburan dan pengembangan, dimana organisasi, agen-
agen, kelompok-kelompok atau perorangan yang memiliki kelemahan dalam
melakukan usaha atau mencapai tujuan bersama melebur dan bekerjasama untuk
meningkatkan kemampuan masing-masing.

C. Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3 tahap


yaitu
1.    Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri;
2.    Kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah ;
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor, lintas bidan dan
lintas organisasi yang mencakup
a.    unsur pemerintah
b.    unsur swasta atau dunia usaha,
c.    unsur LSM dan organisasi masa
d.    unsur organisasi profesi.

D. Peningkatan Keselamatan Ibu Melalui Program Kemitraan


Bentuk-bentuk program kemitraan yang dapat dilakukan pada upaya peningkatan
keselamatan ibu diantaranya sebagai berikut :
1.    Kemitraan dengan wanita.
Pendekatan partisipasif ini melibatkan kaum ibu mampu mengenali dan menentukan
prioritas masalah kesehatan ibu, menyusun rencana pemecahan masalah bersama
pemerintah setempat dan melaksanakannya. Beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan  adalah pendidikan dan pelatihan kaum wanita dan pria tentang persalinan
yang aman dirumah serta tentang keluarga berencana, mengembangkan persiapan
rujukan ke rumah sakit dan mengembangkan materi informasi tentang kesehatan
reproduksi.
2.    Kemitraan dengan masyarakat dan dukun bayi.
Di jaman modern ini, masih ada masyarakat yang mempercayakan pertolongan
persalinannya kepada dukun bayi. Oleh karena itu, pelatihan petugas dalam upaya
keselamatan ibu tidaklah lengkap tanpa penyuluhan dan motivasi terhadap keluarga,
masyarakat dan dukun bayi.
3.    Kemitraan dengan bidan.
Perlu dilakukan dengan asosiasi kebidanan (IBI) dalam mendukung pelayanan
kesehatan reproduksi. Melalui asosiasi ini diharapkan para bidan mengikuti program
pelatihan kesehatan reproduksi yang mencakup penanganan kegawatan obstetri,
pencegahan infeksi dan keluarga berencana. Perhatian utama organisasi ini adalah
memaksimalkan kebijakan dan dukungan teknis yang lestari dalam menjaga kualitas
pelayanan kesehatan ibu.
4.    Kemitraan dengan penentu kebijakan.
Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukan dalam
keberhasilan kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan di beberapa
daerah, menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan
pemerintah dan  tokoh masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatan ibu oleh
Bapenas dan Depkes memberikan lingkungan yang mendukung pelayanan kesehatan
ibu. Pemerintah telah menempatkan satu bidan disetiap desa dengan mendidik 55.000
bidan didesa dalam kurun waktu delapan tahun. Pondok bersalin desa dilayani oleh
bidan, dukun bayi, dan kader disediakan untuk memberikan pelayanan antenatal dan
persalinan ditingkat desa.

2. Profil Desa Talang Rami Kecamatan Seluma Utara Kabupaten Seluma


 Data geografis
Desa Talang Rami merupakan salah satu desa dari sepuluh desa diwilayah kerja
puskesmas Puguk, kecamatan Seluma Utara. Dengan luas wilayah lebih kurang 2000
Hektar yang terdiri dari Perbukitan dan lembah. Desa talang rami merupakan kriteria
Desa Sangat Terpencil, karena akses jalan untuk mencapai desa tersebut masih terjal
tanah dan bebatuan, belum ada alat transportasi umum yang melewati.
 Kependudukan
Desa Talang Rami memiliki Jumlah Penduduk 751 Jiwa terdiri dari jumlah laki –
laki sebanyak 395 jiwa dan perempuan jumlah 356 jiwa. Jumlah bayi 0 – 1 tahun 7
Orang, Balita 1-5 Tahun 40 Orang, Jumlah Bumil 6 Orang,
 Sosial Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat Desa Talang Rami sebagian besar bertani, Kelapa sawit
dan karet merupakan hasil utama pertaniannya. Ada juga yang bertanam kopi dan
padi.
 Sarana dan Prasarana
Didesa Talang Rami terdapat 1 bangunan Poskesdes, 1 Sekolah Dasar, 1 paud, 2
masjid dan Kantor Desa.
 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia rata - rata tamatan Sekolah dasar dan SLTP,akan tetapi
Perangkat desa nya sudah tamatan Menengah atas. Didesa talang rami terdapat satu
orang Bidan yang dibantu oleh 5 orang kader dan 3 orang Dukun Kampung.

Di Desa ini Pertolongan persalinan dengan Dukun masih sangat tinggi, walaupun
sudah ada ditempatkan Bidan didesa tersebut.
3. Program Kemitraan dalam Pemberdayaan Masyarakat
Menurut saya program kemitraan yang unggul untuk Desa talang rami tersebut
yaitu “Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi” Karena masih tingginya angka
persalinan yang ditolong oleh Dukun.
 Tujuan Kemitraan Bidan.
Kemitraan bidan dan dukun bayi memiliki tujuan akhir untuk menurunkan
angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Bidan dan dukun bayi yang selama ini
seolah berada pada posisi berseberangan disatukan. Mer-eka akhirnya menjadi mitra
satu sama lain.Tujuan kemitraan Bidan akan kita bagi menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum :
Menurunkan angka kematian ibu dan bayi dengan pola kemitraan bidan dengan
dukun bayi.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui cakupan kasus ru-jukan ibu hamil, ibu bersalin,i-bunifas dan bayi oleh
dukun bayi ke bidan dan sarana pe-layanankesehatan yang lain.
b. Mengetahui kondisi dana ber-gulir yang telah dialokasikan kedukun peserta
kemitraan.
c. Mengetahui masalah yang di-hadapi dalam kegiatan kemi-traandan menyusun rencana
tindak lanjut sebagai upaya pe-mecahanmasalah.
Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama antara bidan dengan dukun, yaitu
setiap kali ada pasien yang hendak bersalin, dukun akan memanggil bidan. Pada saat
pertolongan persalinan tersebut ada pembagian peran antara bidan dengan dukunnya.
Sebenarnya, selain pada saat persalinan ada juga pembagian peran yang dilakukan
pada saat kehamilan dan masa nifas, tetapi memang yang lebih banyak diutarakan
adalah kerjasama pada saat persalinan
Kemitraan bidan dan dukun adalah bentuk kerjasama bidan dengan dukun
yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan
dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Kemitraan ini menempatkan bidan
sebagai penolong persalinan dan mengalihfungsikan dukun dari penolong persalinan
menjadi mitra dalam merawat ibu dan bayi pada masa nifas, yang berdasarkan
kesepakatan yang telah dibuat antara bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh
unsur/elemen masyarakat yang ada.
Peran bidan lebih ditekankan pada persalinan dan masa nifas. Pada saat
persalinan, peran bidan porsinya lebih besar dibandingkan dengan peran dukun.
Selain menolong persalinan, bidan pun dapat memberikan suntikan pada pasien yang
membutuhkannya atau dapat dengan segera merujuk ke rumah sakit jika ada
persalinan yang gawat atau sulit. Peran dukun hanya sebatas membantu bidan seperti
mengelus-elus tubuh pasien, memberikan minum bila pasien membutuhkan dan yang
terutama adalah memberikan kekuatan batin kepada pasien. Kehadiran dukun bayi
sangatlah penting karena pasien beranggapan bahwa bila saat melahirkan ditunggui
oleh dukun, maka persalinan akan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Budioro B., Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Badan Penerbit Universitas


Diponegoro, Semarang: 1997.

Ditjen PKM, Pendekatan Kemasyarakatan, Depkes RI, Jakarta : 1997

Notoatmodjo, Soekidjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta: 2003.

Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta: 1997.

Anda mungkin juga menyukai