Anda di halaman 1dari 5

“TUGAS INDIVIDU”

URAIAN PENDAPAT MENGENAI PENERAPAN ASUHAN KEBIDANAN


YANG DIDASARI PARTNERSHIP DAN PEMBERDAYAAN
Mata Kuliah: Residensi & Model Asuhan Kebidanan
Pengampu: Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT., M.Keb.

Nama: Srigita Dewiyana


NIM: P102211045
Kelas: B S2 Ilmu Kebidanan

PROGRAM STUDI S2 ILMU KEBIDANAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
Tugas:
Uraikan pendapat Anda yang dilandasi pemikiran logis, sistematis tentang
penerapan asuhan kebidanan yang didasari partnership, dan pemberdayaan!

Menurut pendapat saya penerapan asuhan kebidanan yang didasari dengan


partnership atau kemitraan dan pemberdayaan merupakan suatu bentuk dari
asuhan yang harus diterapkan dalam kebidanan karena akan memudahkan bidan
dalam melakukan asuhan kebidanan. Partnership atau kemitraan sendiri memiliki
definisi yaitu perihal hubungan (jalinan kerja sama dan sebagainya) sebagai mitra.
Dalam pelayanan kebidanan, bidan memiliki peran dalam menangani wanita
hamil, bersalin, nifas, dan asuhan yang berkesinambungan. Dalam hal ini,
partnership sangat dibutuhkan dalam hal pelayanan kebidanan. Pelayanan
kebidanan mempunyai makna yaitu penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan; kehamilan, KB
kespro perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Bidan dalam
melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari peran mitra atau partnership.

Sebagai seorang bidan bertanggung jawab dalam kemitraan dengan


perempuan untuk memberikan dukungan yang diperlukan, perawatan dan nasihat
selama masa kehamilan, persalinan dan periode postpartum, untuk melakukan
kelahiran tanggung jawab bidan sendiri, memberikan perawatan untuk bayi baru
lahir dan bayi. Perawatan ini termasuk langkah-langkah pencegahan, promosi
persalinan fisiologis normal dan kelahiran, deteksi komplikasi pengaksesan
perawatan medis atau bantuan lain yang sesuai dan melaksanakan langkah-
langkah darurat. Selain itu juga, bidan memiliki tugas penting dalam konseling
kesehatan dan pendidikan, tidak hanya untuk wanita, tapi juga dalam keluarga dan
masyarakat. Pekerjaan ini harus melibatkan pendidikan antenatal dan persiapan
menjadi orang tua dan dapat memperpanjang untuk kesehatan perempuan,
kesehatan seksual atau reproduksi dan perawatan anak. Peran Bidan sebagai
advokat untuk praktik kebidanan berbasis bukti juga dapat berharga dalam
memajukan kebijakan kesehatan publik mengenai kesehatan perempuan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dan menurut pendapat saya, semua yang
dilakukan bidan tidak terlepas dari partnership dalam melakukan asuhan
kebidanan maupun pelayanan kebidanan.

Dengan adanya kemitraan dengan perempuan, merupakan upaya yang


strategis untuk komitmen yang sangat penting untuk pencapaian tujuan bersama.
Model kemitraan mendorong keterlibatan dengan masyarakat sipil, pemerintah,
organisasi kesehatan profesional dan sektor swasta dalam mempromosikan
kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan keluarga mereka. kemitraan yang
sukses di tingkat nasional, regional dan tingkat internasional telah mengakibatkan
meningkatkan pengaruh, jangkauan yang lebih luas, dikombinasikan kredibilitas,
berbagi pengetahuan, keterampilan dan penggunaan sumber daya secara efektif.
Dengan kemitraan jangka panjang yang berkelanjutan dapat merencanakan ke
masa depan untuk inovasi dan berkelanjutan keberhasilan. Pada akhirnya
kemitraan ini dapat mengadvokasi perempuan dalam pelayanan kebidanan.

Menurut pendapat saya asuhan kebidanan yang didasari partnership atau


kemitraan memiliki keuntungan dari segi bidan maupun mitranya untuk mencapai
tujuan bersama. Sebagai contoh dalam asuhan kebidanan, bidan melibatkan dan
bekerja sama dengan klien dan keluarganya dalam mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi saat persalinan. Bidan melibatkan klien dan keluarga dalam menggali data
subjektif khususnya data kebutuhan nutrisi, menanyakan dengan rinci dan teliti
kepada klien tentang pola makan dan minum, frekuensi, jenis makanan dan
minuman yang dikonsumsi, dan masalah yang dialami terkait pola pemenuhan
nutrisi, begitu juga dengan keluarga klien, bidan menanyakan kepada keluarga
klien untuk mendapatkan data tambahan dalam mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
klien seperti menanyakan kembali dan mengkonfirmasi kepada keluarga
mengenai data terkait pola pemenuhan nutrisi klien. Menurut pendapat saya hal
tersebut termasuk dalam kemitraan bidan dengan klien dan keluarga klien karena
klien dan keluarganya membantu bidan dalam melakukan pelayanan kebidanan
dengan cara berbagi informasi yang dibutuhkan oleh bidan untuk asuhan
kebidanan yang diberikan. Maka dalam hal ini partnership dalam pelayanan
kebidanan sangat banyak ditemui macam-macamnya dan menurut saya point
penting dalam partnership itu bisa menjalin kerjasama untuk mencapai suatu
tujuan. Salah satu contoh lain yang bisa diambil dari penerapan asuhan kebidanan
yang didasari oleh partnership yaitu bidan melibatkan klien dan keluarganya
dalam mengidentifikasi kebutuhan rasa aman dan nyaman saat persalinan, seperti
bidan menanyakan kepada klien tentang posisi yang nyaman, dan kebutuhan yang
diperlukan saat bersalin sejak kala 1 sampai kala 4 serta bidan melakukan setting
ruangan persalinan. Hal tersebut merupakan bentuk partnership atau kemitraan
antara bidan dan wanita/klien serta keluarga yang dibentuk dari jalinan kerjasama
dalam asuhan kebidanan, bidan melakukan tugasnya dan klien memberikan
informasi mengenai identifikasi kebutuhan persalinan. Dengan cara klien dan
keluarga mau berpartisipasi memberikan informasi tentang kebutuhan yang
diidentifikasi oleh bidan dalam pelayanan yang diberikan bidan maka menurut
saya bisa dikatakan ini merupakan salah satu bentuk penerapan partnership dalam
pelayanan kebidanan antara bidan klien. Akan tetapi biasanya dalam partnership
care tak jarang mengalami beberapa kendala kendala diantaranya yaitu kurangnya
antusiasme klien dalam membantu bidan melakukan identifikasi kebutuhan saat
asuhan.

Menurut pendapat saya, hal lain yang termasuk dalam penerapan asuhan
kebidanan yang dilandasi oleh partnership yaitu kemitraan bidan dengan dukun.
Seperti yang kita ketahui masih ada beberapa tempat didaerah terpencil yang
masih melakukan persalinan di dukun, hal ini biasanya dikarenakan oleh jarak
fasilitas kesehatan dari tempat tinggal cukup jauh atau biasanya juga budaya
masyarakat sekitar masih sangat kental dan belum tersentuh oleh modernisasi dan
masih mempercayai dukun sebagai penolong persalinan yang tepat. Dalam kasus
ini, partnership atau kemitraan dalam asuhan kebidanan perlu diterapkan antara
bidan dan dukun. Bidan melakukan pendekatan dan merangkul dukun untuk
menjadi mitra disuatu daerah tersebut, dengan merangkul bidan sebagai mitra
dalam melakukan asuhan kebidanan maka disitu kita bisa membagi tugas dengan
dukun yaitu sebagai seorang bidan kita arahkan agar dukun memberikan informasi
bahwa ada ibu hamil serta memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaaan difasilitas kesehatan, atau dukun juga dapat melakukan
kolaborasi dengan bidan dengan membantu mempersiapkan calon ibu bersalin ke
bidan seperti mengingatkan keluarga menyiapkan transportasi dan mempersiapkan
sarana dan prasarana persalinan serta membantu mendampingi ibu pada saat
proses persalinan dan dapat meberikan kekuatan spiritual melaui doa-doa, mantra
dan ritual-ritual adat sehingga memberikan rasa nyaman dan aman pada ibu yang
akan melahirkan, serta dapat merawat ibu dan bayinya sesudah persalinan.
Pelayanan yang diberikan oleh dukun bayi bukan hanya saat hamil maupun
persalinan tetapi sampai 40 hari. Pentingnya kemitraan/kerjasama antara bidan
dan dukun bayi agar pelayanan kesehatan terlaksana dengan baik serta keduanya
harus saling menghargai peran serta kedudukan masing-masing pihak selain itu
harus ada kepercayaan satu sama lain sehingga tidak adanya kecurigaan. Hal
inilah dapat dikatakan dengan penerapan asuhan kebidanan yang didasari dengan
partnership atau kemitraan yang dilakukan bidan dan dukun dalam pelayanan
kebidanan dan pemberdayaan yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan dukun
sebagai partner dalam bekerja sama melakukan asuhan kebidanan. Pemberdayaan
dukun ini dilakukan sebagai bentuk untuk meningkatkan pelayanan di fasilitas
kesehatan serta dapat meningkatkan kualitas yang lebih baik dari segi dukun
maupun klien. Seperti yang kita ketahui partnership selain sebagai mitra
kerjasama antara bidan dan klien, bidan juga harus menghargai keputusan klien
dan tetap memperhatikan budaya setempat.

Anda mungkin juga menyukai