muda, dan pengalaman mereka juga belum banyak dan masih kurang dewasa. Sedangkan dukun
bayi tenaga yang cukup berpengalaman dalam menolong persalinan, masih diterima oleh
masyarakat, maka tidak mustahil jika masyarakat lebih percaya menggunakan dukun bayi
dibanding dengan bidan, dalam hal memeriksa kehamilan dan menolong persalinan.
C. Pengertian Kemitraan Bidan Dengan Dukun
Kemitraan bidan dengan dukun adalah suatu bentuk kerjasama bidan dengan dukun
yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaaan, kesetaraan, dan kepercayaan dalam
upaya untuk menyelamatkan ibu
mitra dalam
merawat ibu dan bayi pada masa nifas, dengan berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat antara
bidan dengan dukun, serta melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.
Keberhasilan dari kegiatan kemitraan Bidan Dukun adalah ditandai dengan adanya
kesepakatan antara Bidan dan dukun dimana dukun akan selalu merujuk setiap ibu hamil dan
bersalin yang datang. serta akan membantu bidan dalam merawat ibu setelah bersalin dan
bayinya. Sementara Bidan sepakat untuk memberikan sebagian penghasilan dari menolong
persalinan yang dirujuk oleh dukun kepada dukun yang merujuk dengan besar yang bervariasi.
Kesepakatan tersebut dituangkan dalam peraturan tertulis disaksikan oleh pempinan daerah
setempat (Kepala Desa, Camat).
Langkah langkah program kemitraan Bidan Dukun :
I.
Tingkat Propinsi : 1. Penyusunan Juknis; 2. Sosialisasi kepada dinkes Kab/Kota dan Lintas
Sektor; 3. Fasilitasi ke Kab/Kota dan 4. Evaluasi
II. Tingkat Kab/Kota : 1. Sosialisasi kepada lintas sektor; 2. Pembekalan Teknis dan 3. Pemantauan
III. Tingkat Kecamatan/Puskesmas : 1. Sosialisasi kepada lintas sektor tingkat kecamatan dan desa;
dan 2. Pemantauan dan Evaluasi
IV. Tingkat Desa : 1. Sosialisasi dan kesepakatan; 2. Pembekalan dan magang dukun; 3. Dana
bergulir; Pertemuan rutin bidan dukun (andy yussianto).
Menurut Robert Davies, adalah suatu kerjasama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kerjasama
tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing- masing tentang peninjauan
kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat, dan saling berbagi, baik dalam
resiko maupun keuntungan yang diperoleh. (Notoatmodjo, 2003:105). Dari batasan ini ada tiga
kata kunci dalam kemitraan yakni: a) kerjasama antara kelompok, organisasi, dan individu 2)
bersama- sama mencapai tujuan tertentu (sesuai kesepakatan) 3) saling menanggung resiko dan
keuntungan. Membangun sebuah kemitraan, harus didasarkan pada hal-hal berikut: 1) kesamaan
perhatian (common interest) atau kepentingan 2) saling mempercayai dan saling menghormati, 3)
tujuan yang jelas dan terukur 4) kesediaan untuk berkorban baik waktu, tenaga, maupun sumber
daya lain.
D. Pengertian Alih Peran
Tugas Bidan Di desa (BDD) adalah melakukan kerjasama dengan Dukun Bayi agar dapat
mengambil alih persalinan yang semula ditangani oleh dukun bayi beralih ditangani BDD. Alih
peran dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengalihan dan efektifitas dalam melakukan
persalinan dan keselamatan bayi lahir yang pada umumnya telah dilakukan oleh tenaga
kesehatan (nakes)
2.2
orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk barang
atau jasa yang dipasarkannya.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan yang lebih
dari pemerintah/ negara untuk membantu masyarakat.
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga,
yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama
dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sesuai apabila dukun
menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam
perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun akan
memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan ( bidan ). Ibu dan
bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi diwilayah tersebut semakin meningkat.
A. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, Dan Rujukan
1.
Primi tua/ Terlalu tua hamil ( 35 tahun ), terlalu lambat hamil I, kawin 4 tahun
j.
k. Penyakit pada ibu hamil ( anemia, malaria, tuberculosa paru, payah jantung, kencing manis
( diabetes ), PMS )
l.
m. Hamil kembar
n.
o.
p.
q.
Letak sungsang
r.
Letak lintang
s.
Perdarahan
t.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
b.
Persalinan lama
c.
d.
e.
f.
g.
b.
c.
d.
e.
f.
B. Penyuluhan Gizi
Gizi adalah hubungan / pengaruh dari konsumsi makanan terhadap derajat kesehatan atau
penampilan seseorang.
Nutrisi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan
kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Berat badan ibu hamil harus
memadai, bertambah sesuai dengan usia kehamilan. Berat badan bertambah dengan normal,
menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal pada ibu hamil sebanyak 7 kg
( untuk ibu yang gemuk ). Diluar batas itu di nilai normal.
Dalam 3 bulan pertama, berat badan ibu hamil akan naik sampai 2 kg. Kemudian, dinilai
normal jika setiap minggu berat badannya naik 0,3 kg. Pada kehamilan tua, rata - rata kenaikan
berat badan ibu akan mencapai 12 kg. Jika kenaikan berat badan lebih dari normal, akan berisiko
mengalami komplikasi preeklamsia dan janin terlalu besar sehingga menimbulkan kesulitan
persalinan.
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus partus prematurus, insersia uteri,
perdarahan pasca persalinan, sepsis puerpuralis, dan lain-lain.
Kelebihan nutrisi karena dianggap makan untuk dua orang, dapat berakibat kegemukan,
preeklamsia, dan lain-lain.
Kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah :
a.
1. Energi
2. Protein
3. Vitamin
4. Mineral
Kalsium
b. Fosfor
c. Zat besi
d. Zink
e. Fluor
f. Yodium
C. Penyuluhan KB
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Sebelum pemberian
metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih dahulu menetukan apakah ada
keadaan yang membutuhkan perhatian khusus atau masalah ( diabetes atau tekanan darah tinggi )
yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut sehingga masalah utama dapat
diketahui melalui anamnesis dan setiap klien dapat memilih kontrasepsi yang di inginkan.
Salah satu usaha untuk menciptakan kesejahteraan adalah dengan memberI nasihat
perkawinan, pengobatan kemandulan, dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI 1999) .
Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan
bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial penduduk
Indonesia. Selain itu juga untuk memperkecil angka kelahiran, menjaga kesehatan ibu dan anak,
serta membatasi kelahiran jika jumlah anak sudah mencukupi.
Metode Kontrasepsi antara lain :
1. Metode sederhana
a. Metode tanpa alat, antara lain :
KB Alamiah ( KBA ), metode kalender, suhu basal, lender serviks, simto termal, coitus
interuptus.
b. Metode dengan alat :
Mekanis/ barier
2. Metode Modern
a. Hormonal
1.
Pengertian
Pencatatan adalah suatu kegiatan pokok baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas,
puskesmas pembantu, dan bidan di desa harus dicatat.Kehamilan Ibu adalah dimulainya
pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan lahirnya janin; kehamilan normal 280 hari ( 40
minggu atau 9 bulan 7 hari ); dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kematian ibu adalah kematian seorang perempuan saat hamil atau dalam 42 minggu
setelah berhentinya kehamilan, tanpa memandang durasi atau lokasi kehamilan, karena berbagai
penyebab yang berhubungan dengan distimulasi oleh kehamilan dan penanganannya, tetapi tidak
dari kasus kasus kecelakaan atau incidental ( Depkes RI, 1998 )
Angka Kematian Ibu ( AKI ) adalah jumlah kematian ibu ( 15 49 tahun ) per 100.000
perempuan per tahun. Ukuran ini merefleksikan, baik resiko kematian ibu hamil dan baru saja
hamil, serta proporsi perempuan menjadi hamil pada tahun tersebut ( Depkes RI, 1998 ).
2. Tingginya AKI dan AKB di Indonesia
AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian ibu dan kematian bayi
menunjukkan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan ( Maternal mortality is an indicator
of how well the entire health care system is functioning ).
3.