Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM KERUMAHSAKITAN

Fishbone : Puskesmas Di Indonesia Kekurangan Dokter Gigi

Disusun oleh :

Jihan Nabilatsyanya Dhaifullah 22010217140045

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
ASPEK FAKTOR PENYEBAB PERNYATAAN
Mother Nature Tidak meratanya rata-rata tenaga dokter gigi paling banyak di
(lingkungan). persebaran dokter gigi di wilayah Jawa-Bali (60,1%) dibandingkan dengan
seluruh wilayah di wilayah lainnya. terendah di wilayah Papua
(10,3%)

Anorital, Anorital, Sri Muljati, and Lelly


Andayasari. "Gambaran Ketersediaan Tenaga dan
Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi di Puskesmas
(Analisis Lanjut Riset Fasilitas Kesehatan 2011)."
Buletin Penelitian Kesehatan 44.3 (2016): 197-
204.
MAN • Jumlah dokter Menurut standar permenkes, Indonesia memiliki
gigi yang tidak kebutuhan dokter gigi sebanyak 9.825 orang untuk
sebanding dengan Puskesmas Rawat Inap (Ranap) dan Non-Ranap.
jumlah
puskesmas Tapi menurut data Ditjen Farmalkes, Indonesia
baru memiliki 7.127 dokter gigi untuk Puskesmas.
• Masih sedikit Artinya, masih ada defisit sebanyak 2.698 orang.
perguruan
kedokteran gigi Perbandingan puskesmas dan dokter gigi yaitu 3 :
1

Rata-rata hanya ada 600 dokter gigi baru lulus tiap


tahun nya

Syarif, Iin Hariati, And P. H. Tasnim. "Hambatan


Kinerja Dokter Gigi Sebagai Provider Dalam
Melakukan Pelayanan Gigi Dan Mulut Di
Kabupaten Konawe: Studi Fenomenologi." Jurnal
Kesehatan Masyarakat 13.1 (2020).
METHODE Kebijakan yang belum Sistem penghargaan dan sanksi, peningkatan
diterapkan dengan baik karier, pendidikan dan pelatihan berjenjang,
registrasi dan lisensi SDM kesehatan belum baik.

PMK RI nomor 1415/MENKES/SK/X/2005


tentang kebijakan pelayanan kedokteran gigi
MONEY Gaji yang rendah Besaran kapitasi untuk puskesmas dtetapkan dalam
Permenkes Nomor 59 tahun 2014 bahwa tarif
kapitasi untuk puskesmas yang memiliki dokter
gigi adalah sebesar Rp 6.000,00-Rp 10.000,00,
tarif tersebut dinilai masih kurang oleh sebagian
besar dokter gigi
Budiarto, Wasis. "Kebijakan Insentif Dan
Disinsentif Pembayaran Kapitasi Bagi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Berbasis Pemenuhan
Komitmen Pelayanan (Kbk)(Kesiapan Fktp Dan
Pengembangan Indikator Penilaian Di Di
Yogyakarta)." Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
20.4 (2017): 157-164.
MATERIAL Tidak tersedia fasilitas Di Indonesia hanya 63% puskesmas yang tersedia
kesehatan gigi dan mulut pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Penyediaan
saranan dan penempatan tenaga dalam hal ini
belum baik. Unit dental tidak sesuai standar
METHODE MAN
Kebijakan
Masih sedikit
Jumlah dokter perguruan
Kebijakan
gigi yang tidak kedokteran gigi
yang belum zona
sebanding dengan
diterapkan
jumlah puskesmas
dengan baik

Puskemas
Indonesia
Kekurangan
Tidak meratanya Dokter Gigi
Gaji yang persebaran dokter
Tidak tersedia
fasilitas rendah gigi di wilayah
kesehatan gigi indonesia
dan mulut

MATERIAL MOTHER
MONEY
NATURE
(lingkungan).
SARAN :

• Perlu ada nya kebijakan untuk mengatur persebaran dokter gigi di suatu wilayah jadi
tidak hanya berpusat pada kota-kota besar dan berpusat pada rumah sakit saja.
• Menyediakan pelatihan atau program untuk meningkatkan skill dokter gigi .
• Perlu adanya penambahan jumlah dokter gigi dan meningkatkan kompetensi selama
pendidikan. Jika jumlah dokter gigi makin banyak dan memiliki kompetensi yang baik
maka rasio puskesmas dan dokter gigi akan terpenuhi.
• Pemerintah memberikan anggaran untuk fasilitas kesehatan gigi mulut pada setiap
puskesmas sesuai standar karena masih banyak puskesmas disuatu daerah terpencil yang
tidak memiliki fasilitas kesehatan gigi mulut. Tidak hanya fasilitas di puskesmas namun
pemerintah juga harus menjamin dokter gigi mendapatkan fasilitas yang layak di wilayah
tersebut.
• Meningkatkan besaran kapitasi karena besaran kapitasi harus dapat menjamin puskesmas
menerima sumber daya yang cukup terutama untuk memberikan pelayanan yang
komprehensif

Anda mungkin juga menyukai