Anda di halaman 1dari 11

Nama: Nazar Amir Saputra

Nim: 201754026
Kelas: A

MASALAH ERGONOMI DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


JALAN TOL

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar Belakang Perkembangan infrastruktur di Indonesia terus meningkat khususnya
infrastruktur jalan tol. Jalan tol di bangun untuk mengurangi kemacetan dan memudahkan
perjalanan kendaraan roda 4 atau lebih agar tidak terkena macet di jalan kota agar dapat menempuh
perjalanan dengan lancar, aman, nyaman dan tidak mengganggu kelancaran lalu lintas kendaraan
serta menghindari kemacetan. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda
penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Pembangunan infrastruktur dilakukan, baik
dengan teknologi sederhana maupun teknologi yang tinggi, namun kedua teknologi tersebut tidak
dapat menghindari risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Pekerjaan konstruksi merupakan
kombinasi dari berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan, baik dilihat dari segi teknis konstruksi
maupun dari segi non teknisnya dan termasuk juga di dalamnya unsur sumber daya manusianya.
Dalam pekerjaan konstruksi selalu menyangkut dengan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan
masyarakat penyelenggara pekerjaan konstruksi itu sendiri. Dimana penyelenggaraan pekerjaan
konstruksi ini wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keselamatan dan kesehatan kerja
(K3), perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Dampak negatif yang timbul dari proses pembangunan
konstruksi yaitu munculnya angka kecelakaan kerja akibat kerja. Dampak dari kecelakaan tersebut
dapat berupa kerugian secara ekonomi, kehilangan secara sosial, kecacatan. . Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan
kerja.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan ergonomi pembangunan jalan tol umumnya disebabkan
oleh ketidaksesuain antar pekerja, permasalahan lingkungan kerja, pekerja kurang mempedulikan
pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja, kurangnya alat dan apd yang tidak digunakan dengan
benar sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja pada pembuatan infrastruktur jalan tol.
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
• Untuk mengetahui secara jelas apa itu ergonomi
• Untuk mengetahui tentang masalah ergonomi apa saja yang timbul dalam pembangunan
ifrastruktur jalan tol.
• Untuk mengetahui langkah apa yang harus ditempuh untuk menyelesaikan permasalahan
ergonomi pada pembangunan ifrastruktur jalan tol.
• Untuk mengidentifikasi kecelakaan kerja yang berkaitan dengan ergonomi pada
pembangunan ifrastruktur jalan tol.

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah memperdalam pengetahuan, wawasan serta kemampuan
untuk mengaplikasikan ilmu tentang ergonomic, masalah yang timbul yang berkaitan dengan
ergonomi dan penyelesaian masalah yang berhubungan dengan ergonomi. Terutama mengenai
masalah ketidaksesuaian antar pekerja, kurangnya apd, identifikasi bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dan risiko kecelakaan kerja pada pembangunan ifrastruktur jalan tol.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a) Pengertian Ergonomi

Ergonomi ini berasal dari bahasa Yunani ergon & nomos yang mana Ergon ini artinya kerja,
dan nomos artinya aturan. Secara umum, Ergonomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
interaksi manusia dengan sistem, prinsip, profesi, data dan cara dalam merancang sistem supaya
sistem tersebut dapat optimal sesuai dengan keperluan dan kekurangan, serta keterampilan manusia.

b) Tujuan Ergonomi

Santoso (2004) Ergonomi ini memiliki empat ujuan utama yakni untuk ;

1. Menganjurkan agar para karyawan bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat
2. Memaksimalkan bentuk kerja yang meyakinkan
3. Memaksimalkan efisiensi karyawan
4. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan para pekerja

Sedangkan Tarwaka (2004); terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai apabila menerapkan
ergonomi, antara lain:

1. Kesehatan fisik dan mental meningkat dengan cara mencegah penyakit karena bekerja,
beban kerja fisik dan mental menjadi turun, mengusahakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Kesejahteraan sosial akan meningkat dengan peningkatan kualitas kontak sosial dan
koordinasi kerja dengan baik, untuk peningkatan jaminan sosial baik dalam waktu usia
produktif ataupun setelah tidak produktif.
3. Adanya keseimbangan rasional kepada aspek teknis, ekonomis, dan juga antropologis dari
tiap-tiap sistem kerja yang dijalankan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup
yang tinggi.

c) Manfaat Ergonomi

Manfaat dari ergonomi yakni untuk pekerjaan agar cepat selesai, dengan resiko kecelakaan lebih
kecil, efisien terhadap waktu, dan lain-lain. Adapun berbagai manfaat yang diperoleh dari
ergonomi adalah sebagai berikut:

• Produktivitas kerja meningkat, misalnya kecepatan, ketepatan, dan keselamatan serta


mengurangi tenaga ketika bekerja
• Efisien terhadap waktu mkasudnya waktu menjadi berkurang, begitu pula dengan biaya
pelatihan dan pendidikan.
• Dapat mengoptimalisasi Sumber Daya Manusia(SDA) dengan meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan.
• Efisiensi waktu agar tidak terbuang sia-sia.
• Kenyamanan, keamanan karyawan ketika bekerja menjadi meningkat
• Meminimalisir adanya kecelakaan kerja
• Mencegah pekerja yang tidak menggunakan apd saat bekerja

d) Prinsip Ergonomi

Prinsip ergonomi yakni merupakan suatu panduan dalam penerapan ergonomi pada tempat kerja.
Menurut Baiduri, prinsip ergonomi sebagaiberikut ;

• Mengurangi kelebihan beban


• Mencangkup jarang ruang
• Meminimalkan gerakan statis
• Menjadikan display dan contoh cepat dimengerti
• Bekerja dengan posisi atau postur normal
• Tata letak peralatan ada dalam jangkauan
• Tidak banyak gerakan berulang dan berlebihan
• Terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan aman
• Melakukan gerakan olahraga dan peregangan ketika bekerja
• Melakukan pekerjaan dengan selaras dengan ketinggian dimensi tubuh

Secara umum, Prinsip ergonomi terbagi menjadi 5, yakni ;

• Kegunaan (Utility)
Prinsip kegunaan yakni masing-masing produk yang dihasilkan mempunyai manfaat bagi
seseorang dalam mendukung kegiatan atau kebutuhan dengan maksimal tidak mengalami
kesulitan / masalah dalam penggunaannya. Misalnya sperti prinsip ergonomi yakni suatu
kemeja yang diberi kancing supaya lebih mudah mengenakan dan melepaskan baju
tersebut.
• Keamanan (Safety)
Prinsip keamanan artinya masing-masing produk yang dihasilkan memiliki fungsi yang
bermanfaat tidak berisiko membahayakan keselamatan dan kerugian bagi pengguna.
contoh seperti saku baju diberi tutup dan kancing agar sesuatu yang dimasukkan tidak
mudah jatuh.
• Kenyamanan (Comfortability)
Prinsip kenyamanan memiliki arti produk yang dihasilkan mempunyai tujuan yang selaras
atau dengan kata lain tidak mengganggu kegiatan. Contoh misalnya kain dipilih dari serat
lembut, sejuk dan dapat menyerap keringat agar penggunanya nyaman.
• Keluwesan (Flexibility)
Prinsip keluwesan yakni artinya ergonomi dapat dimanfaatkan guna kebutuhan pada
kondisi ataupun fungsi ganda. Contoh misalnya baju diberi saku supaya dapat menyimpan
benda yang berukuran kecil.
• Kekuatan (Durability)
Prinsip kekuatan yakni maksudnya harus tahan lama, awet dan juga tidak cepat rusak
apabila digunakan. Contoh misalnya bahan baju yang awet dan dijahit kuat.
e) Ruang Lingkup Ergonomi

Terhadap suatu lapangan kerja, ergonomi berperan penting. Semua bidang pekerjaan biasanya
menggunakan ergonomi. Ergonomi digunakan dalam dunia kerja agar pekerja nyaman didalam
melakukan pekerjaannya. Apabila telah memiliki rasa nyaman, maka manfaatnya terhadap
produktivitas kerja yang diinginkan dapat semakin meningkat. Selain itu, ergonomi dalam dunia
kerja menaruh minat dalam hal berikut ini:

• Bagaimana seorang pekerja dalam melakukan pekerjannya


• Bagaimana posisi atau gerak tubuh yang dilakukan ketika melakukan pekerjaannya
• Alat-alat yang mereka pakai
• Apa saja dampak dari faktor diatas terhadap kesehatan serta kenyamanan pekerjaan.

f) Konstruksi dan bahaya yang timbul pada pembangunan jalan tol yang berhubungan
dengan ergonomi

Proyek Konstruksi Definisi Konstruksi Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 2 Tahun 2017 tentang jasa konstruksi pasal 1 ayat 1 bahwa jasa konstruksi adalah layanan
jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi. Ayat 3 menjelaskan, pekerjaan
konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran dan pembangunan kembali suatu bangunan. Proyek konstruksi
merupakan proyek pembangunan fisik untuk menghasilkan tidak hanya infrastruktur untuk publik
seperti jalan, jembatan waduk, jaringan irigrasi dan sebagainya, namun juga meliputi pembangunan
fasilitas fisik milik swasta dan perorangan seperti perumahan, pertokoan, gedung kantor, pabrik.

pemilihan dan penggunaan teknologi harus mempertimbangkan dampak risiko yang ditimbulkan.
Risiko K3 Risiko K3 adalah risiko yang berkaitan dengan sumber bahaya yang timbul dalam
aktivitas bisnis yang menyangkut aspek manusia, peralatan, material dan lingkungan kerja.
Umumnya risiko K3 dikonotasikan sebagai hal yang negatif (negative impact) seperti :

a. Kecelakaan terhadap tenaga kerja dan asset perusahaan

b. kematian akibat kecelakaan kerja

c. Penyakit akibat kerja

d. Kerusakan sarana produksi

e. Ketidaksesuaian atau ketidakcocokan antar pekerja

Risiko keamanan (security risk) Masalah keamanan dapat berpengaruh terhadap kelangsungan
usaha atau kegiatan suatu perusahaan seperti pencurian asset perusahaan, data informasi, data
keuangan, formula produk, dll. Di daerah yang mengalami konflik dan gangguan keamanan dapat
menghambat atau bahkan menghentikan kegiatan perusahaan. Risiko keamanan dapat dikurangi
dengan menerapkan system manajemen keamanan dengan pendekatan manajemen risiko.
Manajemen keamanan dimulai dengan melakukan identifikasi semua potensi risiko keamanan yang
ada dalam kegiatan bisnis, melakukan penilaian risiko dan selanjutnya melakukan langkah
pencegahan dan pengamanannya.

Risiko sosial Risiko sosial adalah risiko yang timbul atau berkaitan dengan lingkungan sosial
dimana perusahaan beroperasi. Aspek sosial budaya seperti tingkat kesejahteraan, latar belakang
budaya dan pendidikan dapat menimbulkan risiko baik yang positif maupun negatif. Budaya
masyarakat yang tidak peduli terhadap aspek keselamatan akan mempengaruhi keselamatan
operasi perusahaan.

Kecelakaan Kerja Pengertian Kecelakaan Kerja Sucipto (2014), merangkum pengertian


kecelakaan kerja sebagai berikut :

kecelakaan kerja adalah kejadian yang terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena di
belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.
Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang
sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

Kecelakaan kerja menurut Sumakmur (1989) adalah suatu kecelakaan yang berkaitan dengan
hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan terjadi karena
akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Menurut Buntarto (2015),
kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja, termasuk penyakit
yang timbul karena hubungan kerja. Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terduga dan
tidak diinginkan, baik kecelakaan akibat langsung pekerjaan maupun keelakaan yang terjadi pada
saat pekerjaan sedang dilakukan. Risiko kecelakaan kerja adalah perpaduan antara kemungkinan
terjadinya kecelakaan (probabilitas) dan akibat (konsekuensi, keparahan). Baik kemungkinan
maupun akibat dapat dinyatakan dan dibuat kategori kualitatif ataupun kuantitatif ).

Teori dan Penyebab Kecelakaan Kerja Pastiarsa (2015) menyebutkan, salah satu teori tentang
penyebab kecelakaan kerja adalah teori domino (Domino Sequence Theory) yang mula-mula
dikembangkan H.W.. Heinrich (1931) yang intinya adalah sebagau berikut :

1. Cedera atau luka-luka (injury) yang disebabkan oleh kecelakaan,


2. Kecelakaan (accident) disebabkan oleh: kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan
tindakan yang tidak aman (unsafe action),
3. Tindakan dan kondisi yang berbahaya disebabkan oleh kesalahan manusia,
4. Kesalahan manusia oleh lingkungan atau diperoleh dari kebiasaan,
5. Kebiasaan yang buruk yang menyebabkan cedera. mur (2013), kecelakaan tidak terjadi
kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus
diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan tindakan korektif yang ditujukan
kepada penyebab itu serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah
dan kecelakaan serupa tidak terulang kembali. Ada dua golongan penyebab kecelakaan
kerja, dua golongan tersebut adalah sebagai berikut :
1.1.1. Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan Yang meliputi segala
sesuatu selain faktor manusia. Faktor mekanis dan lingkungan dapat pula
dikelompokkan menurut keperluan dengan suatu maksud tertentu.
1.1.2. Golongan kedua adalah faktor manusia itu sendiri Yang meliputi segala faktor yang
menyangkut tindakan para pekerja dalam melakukan pekerjaannya yang cendrung
mengabaikan prosedur kerja yang telah ditetapkan terhadap suatu pekerjaan tertentu
sehingga menimbulkan potensi bahaya kecelakaan kerja pada dirinya dalam
pekerjaannya. Menurut Widayana dan Wiratmaja (2014), secara umum penyebab
kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut :

1. Kelelahan (fatigue).

2. Kondisi tempat kerja (environmental aspects) dan pekerjaan yang tidak aman
(unsafe working condition).

3. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya


(pre-cause) adalah kurangnya training.

4. Karateristik dari pekerjaan itu sendiri. Karakteristik pekerjaan yang dimaksud


antara lain kecepatan kerja (paced work), pekerjaan yang dilakukan secara berulang
(short-cycle repetitive work), pekerjaan- kerja (workload) dan lamanya sebuah
pekerjaan dilakukan (workhours). Menurut Salami, dkk (2016) Terdapat dua
kelompok penyebab kecelakaan, yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak
langsung, sebagai berikut : 1. Penyebab langsung (primer) Disebabkan oleh unsafe act
(prilaku manusia yang tidak aman) dan unsafe condition (kondisi lingkungan kerja
yang tidak aman).
BAB III

PEMBAHASAN

I. PERMASALAHAN ERGONOMI

Permasalahan yang terjadi pada pembangunan infrastruktur jalan tol sangatlah


banyak dan beragam, dibawah akan diuraikan masalah-masalah yang terjadi akibat
kesalahan yang sering timbul di konstruksi pembangunan jalan tol:

1. Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja pada para pekerja sangatlah beragam salah satunya adalah
tidak hati-hati dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja.

2. Kematian

Karena adanya kecelakaan kerja maka salah satu atau banyak karyawan
pembangunan jalan tol yang mengalami cedera parah atau mengalami
kecelakaan kerja yang parah akan dapat berakibat kematian

3. Permasalahan lingkungan kerja yang tidak sesuai

Lingkungan kerja yang tidak sesuai misalnya dalam pembangunan jalan tol
lahan yang digunakan mengalami tatanan tanah yang sulit untuk dibangun
dalam pembangunan jalan tol

4. Kurangnya alat apd

Kurangnya alat apd yang tidak disediakan oleh pihak kontraktor dan
kemalasan pekerja untuk menggunakan apd hal tersebut akan
mengakibatkan kecelakaan kerja

5. Kelalaian pekerja

Pekerja yang melalaikan pekerjaannya seperti mereka tahu jika mereka


sedang bekerja pembangunan jalan tol di area jurang tapi mereka tidak mau
menggunakan apd atau tidak bekerja sesuai sop.

6. Kurangnya pemahaman pekerja pada pekerjaanyaa

Para pekerja yang tidak begitu meguasai pekerjaanya dan kurang paham apa
yang harus dikerjakan saat mereka bekerja.

7. Jam kerja yang terbuang


Para pekerja tidak mengoptimalkan jam kerja mereka dan pembangunan
jalan tol akan berlangsung lama

8. Tidak memperhatikan K3

Para pekerja sering tidak memperhatikan pentingnya keselamatan dan


kesehatan kerja saat bekerja

9. Ketidaksesuaian antar pekerja

Pekerja yang tidak merasa cocok dengan rekan kerjanya akan cenderung
bertikai dan dapat mengakibatkan konflik kerja dan berujung resign

10. Kerusakan sarana produksi

Terjadinya kerusakan sarana produksi akan mengakibatkan mundurnya


penyelesaian pembangunan jalan tol dan hilangnya jam kerja karena sarana
produksi sedang dalam perbaikan atau rusak

II. PENANGANAN MASALAH ERGONOMI PADDA PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR JALAN TOL

Permasalahan yang terjadi sangatlah beragam dan perlu diberikan solusi atau penanganan
terhadap masalah ergonomi, setelah dianalisis masalah-maslah ergonomic tersebut perlu
diberikan solusi antara lain:

1. Pada kecelakaan kerja hal tersebut dapat ditangani dengan lebih berhati-hati
lagi dalam melakukan pekerjaanya, dan perlu adanya perhatian terhadap
kesehatan fisik karena jika fisik sedang tidak sehat maka hal tersebut dapat
mempengaruhi keselamatan kerja.
2. Peningkatan keselamatan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja yang
dapat mengakibatkan kematian.
3. Dalam permasalahan lingkungan kerja yang tidak sesuai dapat
ditanggulangi dengan sebelum memutuskan pembangunan jalan tol dapat
dianalisis keadaan lahan yang akan dibuat proyek tersebut.
4. Solusi dari kurangnya apd atau tidak difasilitasi apd maka kontraktor
peembangunan jalan tol harus lebih memperhatikan hal ini dan memberikan
apd kepada setiap pekerja karena hal ini sangat penting untuk menghindari
kecelakaan kerja. Penggunaan alat pelindung diri (APD) Pilihan terakhir
untuk mengendalikan bahaya adalah dengan menggunakan alat pelindung
diri misalnya pelindung kepala, sarung tangan, pelindung pernafasan
(respirator atau masker), pelindung jatuh dan pelindung kaki. Dalam konsep
K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam
pencegahan kecelakaan. Hal ini dikarenakan alat pelindung diri bukan untuk
mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau
keparahan kecelakaan.
5. Para manajemen pembangunan jalan tol dapat memberikan training atau
pengetahuan yang benar tentang sop pelaksanaan pekerjaan dan para atasan
dapat lebih memperhatikan lagi para pekerjanya.
6. Dari awal harus ada pembagian job desc kepada para pekerja agar mereka
paham apa yang akan mereka kerjakan dan tidak terjadi kebingungan saat
bekerja.
7. Menindaklanjuti pekerja yang lalai yang mengakibatkan jam kerja yang
terbuang sia-sia karena tidak digunakan oleh pekerja dan perlu adanya target
pekerjaan setiap jam maupun setiap hari.
8. Salah satu upaya untuk mengendalikan risiko K3 adalah dengan
menerapakan sistem manajemen K3 dengan salah satu aspeknya adalah
melalui identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang diimplementasikan di
berbagai perusahaan.
9. Atasan dapat menyelesaikan maslah atau konflik yang ada pada para pekerja
debelum konflik tersebut semakin memuncak.
10. Melakuakan perawatan yang efisien pada sarana produksi dan mengawasi
pekerja apakah para pekerja dapat menggunakan sarana produksi dengan
baik tanpa merusaknya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan ergonomi pada pembangunan infrastruktur jalan tol bertujuan agar para
pekerja dalam bekerja dapat memperhatikan keselamatan bekerja, lebih memperhatikan
dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. menghindari hal-hal yang dapat
mengakibatkan adanya kecelakaan kerja. Lebih efisien dalam melakukan pekrjaannya. Dan
adanya pengetahuan perlunya perhatian khusus dalam memecahkan masalah yang timbul
akibat adanya masalah ergonomi dalam pembangunan infrastruktur jalan tol.

B. Saran
Untuk lebih disiplin lagi dalam bekerja pada pembangunan infrastruktur jalan tol,
karena masalah ergonomi yang terjadi pada pembangunan jalan tol sangat banyak dan
beragam dan dapat membahayakan keselamatan para pekerja. Memperhatikan bahwa
menggunakan apd ssangatlah penting dalam melakukan pekerjaan apalagi pekerjaan
berisiko tinggi maka para pekerja haruslah selalu menggunakan apd untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan kerja. Untuk lebih meninjau lagi permasalahan ergonomic agar
mengurangi masalah yang terjadi dalaam pembangunan infrastruktur jalan tol.

DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/109302360-Identifikasi-bahaya-dan-analisis-risiko-kecelakaan-kerja-di-pt-
hutama-karya-persero-proyek-pembangunan-jalan-tol-ruas-medan-binjai-seksi-
1.html#show_full_text
https://materibelajar.co.id/pengertian-ergonomi/A

Anda mungkin juga menyukai