Anda di halaman 1dari 33

Welcome!!

PEMBELAJARAN ONLINE MK. EPTM

EPIDEMIOLOGI GANGGUAN
INDERA DAN FUNGSIONAL

ANDI SELVI YUSNITASARI


Agenda Style

1 Definisi, Bahaya dan Gejala Gangguang Indera

2 Gambaran Epidemiologi Gangguan Penglihatan

Gambaran Epidemiologi Gangguan


3 Pendengaran dan Fungsional

Upaya Penanggulangan Gangguan


4 Indera dan Fungsional
DEFINISI
Fungsi tubuh (fisik) atau fungsi organ dalam
tubuh (mental, intelektual atau sensorik)
yang tidak bekerja sebagaimana mestinya
atau struktur tubuh yang sudah terganggu
dari awal masa kelahiran yang sifatnya
temporer ataupun permanen

Gangguan Indera Gangguan Fungsional

panca indera yang terganggu dan


tidak berfungsi sebagaimana mestinya
.
Fokus Gangguan Indera
Prioritas :
tuli kongenital, seperti
OMSK (Otitis Media Supu-
ratif Kronis), Serumen
Prop, NIHL (Noise Indice
PENGLIHATAN Hearing Loss), dan
PENDENGARAN
Presbikusis

Prioritas :
katarak, kelainan refraksi,
dan glaukoma.
BAHAYA GANGGUAN INDERA
Untuk para penyandang
Tidak bisa melihat lingku- tuna rungu atau gangguan
ngan sekitar untuk para indera pendengaran, tentu
penyandang tuna netra saja mereka tidak bisa ber-
atau gangguan indera komunikasi dengan sesama
penglihatan, mereka tidak manusia. Mereka juga tidak
bisa melihat apa yang ada dapat berbicara karena me-
di sekitar mereka. Kesulit- reka tidak mendapat eksplo-
rasi kata-kata atau kalimat
an untuk meletakkan bara
yang digunakan untuk ber-
ng-barang dan berjalan
komunikasi. Semua itu bisa
sangat sulit dilakukan, ter- membuat mereka tidak bisa
sandung, tertabrak, dan beraktifitas karena tidak da-
tertimpa benda lain pat menyampaikan pesan
atau apa yang mereka rasa-
kan
BAHAYA GANGGUAN FUNGSIONAL

Disabilitas Intelektual
Disabilitas Fisik

1 terjatuh dan luka jika fasilitas


tidak memadai untuk para
penyandang gangguan
fungsional.
2
keterbelakangan pendidikan
karena para disabilitas intelektual
perlu pendamping dan metode
khusus untuk mentrasfer ilmu
sehingga mendapat pengetahuan
yang sama
Disabilitas Sensorik Disabilitas Mental

3 berkurangnya fungsi dari


panca indera tersebut
4 melukai diri sendiri dan orang lain
karena keadaan stres dan depresi
dapat membuat penderita tidak
dapat berpikir logis
GEJALA GANGGUAN INDERA
Gejala yang perlu Gejala gangguan indera
diketahui dari gangguan pendengaran yaitu
indera penglihatan tentu kotoran kuping yang
saja yang berhubungan terus keluar yang menye-
dengan kemampuan me- babkan jenis tuli congek
lihat, seperti: mata ber- atau kurangnya fungsi
kunang atau ada titik-titik pendengaran karena ling-
hitam berjalan ketika me- kungan bising biasanya
lihat. Ada juga berupa ke ditandai dengan telinga
yang berdengung terus
mampuan penglihatan
menerus. Telinga yang se-
yang berkurang seperti
lalu gatal dan keluar
yang dialami penderita kotoran telinga juga me-
katarak. rupakan gejala gangguan
Indera.
GEJALA GANGGUAN FUNGSIONAL
Disabilitas Intelektual
Disabilitas Fisik Tidak bisa berkonsentrasi ketika

1 2
belajar. Mempunyai dunia sendiri
Kaki lumpuh atau tangan sehingga tidak bisa berkomunikasi
yang tidak dapat digerakkan. dengan orang lain yang merupa-
Biasanya terjadi karena kan gejala dari autis. Terlambat da-
serangan virus polio ataupun lam menulis dan membaca yang di
karena menderita stroke. sebut dislexia.
Disabilitas Sensorik Disabilitas Mental

3 Sama dengan disabilitas


fisik, bahaya disabilitas
sensorik yaitu terluka ka-
rena tidak bisa mem-
fungsikan sensoriknya.
4 Gejala disabilitas mental ini sudah
familiar bagi masyarakat seperti,
mudah emosi, marah atau sedih.
Mengurung diri, menyakiti diri
sendiri maupun orang lain
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
GANGGUAN PENGLIHATAN
Setiap 5 detik ditemukan 1 orang di dunia menderita
kebutaan. Diperkirakan oleh WHO terdapat lebih dari 7
juta orang menjadi buta setiap tahun. Saat ini diperkira-
kan 180 juta orang di seluruh dunia mengalami ganggu-
an penglihatan, dari angka tersebut terdapat antara 40-
45 juta menderita kebutaan dan 1 diantaranya terdapat
di South East Asia.

Program Vision 2020: Right to Sight


Estimasi Prevalensi Gangguan Penglihatan Global Tahun 2015

Sumber :
1. Vision Loss Expert Group. Magnitude, temporal trends, and projections of the global prevalence of blindness and distance and near vision
impairment: a systematic review and meta-analysis
2. https://atlas.iapb.org
Lima Negara dengan Prevalensi Gangguan Penglihatan Terbesar
(Buta dan Gangguan Penglihatan Berat-Sedang)

Sumber : Vision Loss Expert Group. Magnitude, temporal trends, and projections of the global prevalence of
blindness and distance and near vision impairment: a systematic review and meta-analysis
Distribusi Penyebab Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (%)
Estimasi Global Tahun 2015

Sumber :http://atlas.iapb.org
Prevalensi Kebutaan pada Penduduk Umur ≥50 Tahun di Indonesia Tahun
2014-2016

Sumber : RAAB 2014-2016, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan


Distribusi Penyebab Kebutaan pada Penduduk Umur ≥50 Tahun di
15 Provinsi di Indonesia Tahun 2014-2016

Sumber : RAAB 2014-2016, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan


Distribusi Penyebab Kebutaan pada Penduduk Umur ≥50 Tahun di
15 Provinsi di Indonesia Tahun 2014-2016

Sumber : RAAB 2014-2016, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan


Distribusi Penyebab Kebutaan pada Penduduk Umur ≥50 Tahun di
15 Provinsi di Indonesia Tahun 2014-2016

Sumber : RAAB 2014-2016, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan


Prevalensi Kebutaan Akibat Katarak pada Penduduk Umur ≥50 Tahun
di Indonesia Tahun 2014-2016

INDONESIA 1.9%

Sumber : RAAB 2014-2016, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan


GAMBARAN EPIDEMIOLOGI
GANGGUAN PENDENGARAN
❑ Menurut WHO, pada tahun 2019 diperkirakan terdapat sekitar 466 juta orang di dunia
mengalami gangguan pendengaran, dimana 34 juta diantara merupakan anak-anak.
❑ Sebanyak 360 juga atau sekitar 3,5% penduduk dunia mengalami ketulian.
❑ Berdasarkan data Riskesdas (2018), proporsi tuna rungu sejak lahir pada anak umur
24-59 bulan di Indonesi sebesar 0,11%
❑ Kehilangan pendengaran dapat disebabkan oleh faktor genetic, komplikasi saat lahir,
penyakit menular tertentu, infeksi telinga kronis, penggunaan obat-obatan tertentu,
paparan kebisingan yang berlebihan dan penuaan. Sebesar 60% gangguan
pendengaran pada masa anak – anak disebabkan penyebab yang dapat dicegah
❑ Standar WHO apabila seseorang tidak dapat mendengar lebih dari 40 dB pada orang
dewasa (usia 15 tahun ke atas) dan lebih dari 30dB pada anak – anak (usia 0-14
tahun)
Prevalensi Gangguan Pendengaran Menurur Kelompok Umur
Tahun 2013
Prevalensi Ketulian Umur ≥5 Tahun Menurut Provinsi
Tahun 2013
UPAYA PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA DAN
FUNGSIONAL
Upaya Penanggulangan Gangguan Penglihatan

Kementerian Kesehatan bersama Komite Mata Nasional, PERDAMI, dan Non Government
Organization (NGO) merancang 5 poin strategi, yaitu:

1. ldentifikasi besarnya permasalahan gangguan penglihatan melalui survey RAAB.


2. Analisis situasi dan pembuatan Plan of Action.
3. Pelatihan sumber daya manusia untuk kesehatan mata.
4. Penguatan sistem rujukan.
5. lntegrasi pelayanan kesehatan mata dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Upaya Promotif dan Preventif Sesuai Siklus Hidup

Sumber : Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan.


Pengendalian Faktor Risiko Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
dengan Perilaku Cerdik dan Patuh:
Untuk mencegah terjadinya penurunan prestasi belajar anak maka dianjurkan
mengikuti tes tajam penglihatan dan pendengaran yang dilaksanakan melalui program
penjaringan anak sekolah

❑ Skrining dan deteksi dini ini dilaksanakan minimal sekali setahun secara berkala. 70-
80 % katarak merupakan penyebab kebutaan.
❑ Untuk Skrining atau deteksi dini dapat dilakukan oleh kader dengan mudah melalui
test hitung jari. Deteksi tajam penglihatan dan pendengaran dapat dilaksanakan
secara terintegrasi di Posbindu PTM dengan cara hitung jari dan tes suara.
❑ Masyarakat mendapatkan pelayanan deteksi dini tajam penglihatan (di bawah 40
tahun menggunakan E-tumbling dan di atas 40 tahun dengan menggunakan hitung
jari)
Upaya Pelayanan Kesehatan Penyandang Disabilitas, yaitu:

❑ Promotif: media berfungsi untuk mempromosikan program-program


pemerintah.

❑ Preventif: langkah pencegahan secara dini.

❑ Kuratif: pelayanan pemerintah dalam bentuk Rumah Sakit khusus


untuk penyandang disabilitas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai