EPIDEMIOLOGI GANGGUAN
INDERA DAN FUNGSIONAL
Prioritas :
katarak, kelainan refraksi,
dan glaukoma.
BAHAYA GANGGUAN INDERA
Untuk para penyandang
Tidak bisa melihat lingku- tuna rungu atau gangguan
ngan sekitar untuk para indera pendengaran, tentu
penyandang tuna netra saja mereka tidak bisa ber-
atau gangguan indera komunikasi dengan sesama
penglihatan, mereka tidak manusia. Mereka juga tidak
bisa melihat apa yang ada dapat berbicara karena me-
di sekitar mereka. Kesulit- reka tidak mendapat eksplo-
rasi kata-kata atau kalimat
an untuk meletakkan bara
yang digunakan untuk ber-
ng-barang dan berjalan
komunikasi. Semua itu bisa
sangat sulit dilakukan, ter- membuat mereka tidak bisa
sandung, tertabrak, dan beraktifitas karena tidak da-
tertimpa benda lain pat menyampaikan pesan
atau apa yang mereka rasa-
kan
BAHAYA GANGGUAN FUNGSIONAL
Disabilitas Intelektual
Disabilitas Fisik
1 2
belajar. Mempunyai dunia sendiri
Kaki lumpuh atau tangan sehingga tidak bisa berkomunikasi
yang tidak dapat digerakkan. dengan orang lain yang merupa-
Biasanya terjadi karena kan gejala dari autis. Terlambat da-
serangan virus polio ataupun lam menulis dan membaca yang di
karena menderita stroke. sebut dislexia.
Disabilitas Sensorik Disabilitas Mental
Sumber :
1. Vision Loss Expert Group. Magnitude, temporal trends, and projections of the global prevalence of blindness and distance and near vision
impairment: a systematic review and meta-analysis
2. https://atlas.iapb.org
Lima Negara dengan Prevalensi Gangguan Penglihatan Terbesar
(Buta dan Gangguan Penglihatan Berat-Sedang)
Sumber : Vision Loss Expert Group. Magnitude, temporal trends, and projections of the global prevalence of
blindness and distance and near vision impairment: a systematic review and meta-analysis
Distribusi Penyebab Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (%)
Estimasi Global Tahun 2015
Sumber :http://atlas.iapb.org
Prevalensi Kebutaan pada Penduduk Umur ≥50 Tahun di Indonesia Tahun
2014-2016
INDONESIA 1.9%
Kementerian Kesehatan bersama Komite Mata Nasional, PERDAMI, dan Non Government
Organization (NGO) merancang 5 poin strategi, yaitu:
❑ Skrining dan deteksi dini ini dilaksanakan minimal sekali setahun secara berkala. 70-
80 % katarak merupakan penyebab kebutaan.
❑ Untuk Skrining atau deteksi dini dapat dilakukan oleh kader dengan mudah melalui
test hitung jari. Deteksi tajam penglihatan dan pendengaran dapat dilaksanakan
secara terintegrasi di Posbindu PTM dengan cara hitung jari dan tes suara.
❑ Masyarakat mendapatkan pelayanan deteksi dini tajam penglihatan (di bawah 40
tahun menggunakan E-tumbling dan di atas 40 tahun dengan menggunakan hitung
jari)
Upaya Pelayanan Kesehatan Penyandang Disabilitas, yaitu: