Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIKUM III (ANGIOSPERMAE)

BOTANI PHANEROGAMAE

KELOMPOK 3

SEMESTER 4/B

Gisty Annisa 1182060040

Hurin Ienin Isngadi 1182060045

Istibsyara Eka Saputri C 1182060052

Mitha Amalia 1182060067

M. Hasymi Mujaddi 1182060073

A. Basal Angiospermae Secara Umum

Angiospermae atau tumbuhan berbunga adalah kelompok tumbuhan yang paling


beragam dari tumbuhan berbiji yang hidup pada saat ini. Sekitar 95% dari keseluruhan
tumbuhan darat, atau setidaknya 260,000 jenis dalam 453 suku tumbuhan berbunga tercatat
dalam kelompok Angiospermae (Judd dkk., 2002; APG II, 2003; Soltis dkk., 2005).
Walaupun sangat beragam, baik dalam karakter morfologi dan cara hidup, Angiospermae
jelas merupakan satu kelompok yang kokoh dan saling berbagi karakter maju/turunan
(=synapomorphy/sinapomorfi) dan dianggap sebagai sister dari Gymnospermae. Karakter
sinapomorfi yang menyatukan Angiospermae adalah (1) Adanya struktur bunga (berasosiasi
dengan struktur perhiasan bunga); (2) ovule yang terlindungi daun buah; (3) fertilisasi ganda
yang menghasilkan endosperma; (4) kepala putik dengan dua pasang kantung sari; (5)
karakter gametofit dan embriologi; dan (6) jaringan floem yang tersusun atas tabung
pengayak dan sel pengiring (Doyle & Donoghue, 1986; Judd dkk. 2002; P. Soltis dkk., 2004;
D. Soltis dkk., 2005).
Pengetahuan tentang hubungan kekerabatan dalam kelompok Angiospermae terus
bertambah dan terus dikembangkan. Dengan gabungan dari berbagai karakter seperti
morfologi, anatomi, embriologi palinologi karyologi, biokimia dan molekular, sistem
klasifikasi dan pola hubungan kekerabatan antar kelompok dalam Angiospermae yang ada
sekarang dianggap lebih alamiah dan logis. Penggunaan sekuen gen ganda (multiple gene
sequence) yang marak dimanfaatkan akhir-akhir ini sangat membantu dalam menganalisis
hubungan antar kelompok-kelompok Angiospermae.
Sistem yang mengambarkan hubungan kekerabatan dalam Angiospermae dengan cukup
menyeluruh dapat ditemui pada sistem APG II (2003). Sistem APG II dibuat berdasarkan
publikasi-publikasi ilmiah tentang analisis kladistik (cladistic) memanfaatkan data molekular
(seperti: Chase dkk. 1993, 2000; Graham & Olmstead 2000; Soltis dkk. 1997, 2000; Qiu dkk.
2000; Zanis dkk. 2002); atau kombinasi dari data morfologi dan data molekular (seperti
Nandi dkk. 1998). Sistem APG tidak mencoba untuk mengenali semua kategori dalam
hierarki taksonomi, namun hanya kelompok-kelompok yang monofiletik; artinya untuk
membentuk satu takson, seluruh anggota takson harus berkerabat dekat satu dengan lainnya
dibandingkan anggota takson lain. Konsekuensi dari hanya memetakan kelompok yang
monofiletik adalah banyak suku-suku yang dikenal secara tradisional, namun dalam sistem
APG II dipisahkan (seperti Liliaceae yang dikenal oleh Cronquist 1981 sebagai satu suku
besar dipecah menjadi beberapa bangsa, Asparagales, Dioscoreales, Liliales, Pandanales dan
Petrosaviales (Chase dkk., 2000); atau disatukan (seperti Bombacaceae, Tiliacae,
Sterculiaceae dan Malvaceae digabung dalam Malvaceae). Suku-suku yang monofiletik
selanjutnya menyusun satu bangsa tertentu. Dalam memahami sistem APG, satu bangsa
bukanlah kelompok yang setara dalam hierarki taksonomi, maupun evolusi. Satu bangsa
dalam sistem APG juga didefinisikan dengan sangat sederhana: gabungan suku-suku yang
monofiletik.
Beberapa bangsa yang monofiletik selanjutnya menyusun kelompok-kelompok
(monofiletik juga) yang diberi nama informal, seperti Magnoliid, Monocot, Eudicot, Rosid,
Euosid I, Eurosid II, Asterid, Euasterid I dan Euasterid II. Perlu diperhatikan, karena
penamaan kelompok di atas bangsa adalah penamaan informal, maka penamaan istilah
Magnoliid tidak mengikuti kaidah dalam International Code of Botanical Nomenclature
(ICBN). Konsekuensinya, "Magnoliid hanya dituliskan sebagai "Magnoliid" tanpa akhiran
baku (seperti -ceae untuk suku atau -ales untuk bangsa; atau -idae untuk anak-kelas dalam
sistem Cronquist 1981, 1988). Juga tidak ada konsekuensi untuk menuliskan kata
"Magnoliid" dengan huruf awal kapital atau huruf kecil.
Cara menyusun kelompok-kelompok (clade) dalam sistem APG II yang berdasarkan
monofili, atau berkerabat dekatnya satu kelompok atau tidak, menyebabkan kelompok-
kelompok utama yang ada dalam sistem APG tidak setara secara hierarki taksonomi.
Misalnya kita mengenal kelompok (clade) utama seperti Amborellaceae (suku), yang
diperlakukan setara sebagai kelompok (clade) utama Magnoliid (anak-kelas, jika
menggunakan sistem Cronquist). Pada sistem klasifikasi lampau (Dahlgren 1980 atau
Cronquist 1981, 1988), kita akan selalu mengelompokkan takson-takson yang setara secara
hierarkis; artinya, kita akan membentuk takson "Amborelliid" yang posisinya setara dengan
Magnoliid (menempati anak-kelas, jika menggunakan sistem Cronquist). Namun pada sistem
APG II, hal tersebut tidak dilakukan; Amborellales tetaplah sebagai bangsa Amborellales,
tanpa (belum!?) dibentuknya takson superior yang menaunginya; tidak ada Amborelliidae (-
idae, akhiran untuk anak-kelas pada sistem Cronquist) atau Amborellopsida (-opsida,
akhiran untuk kelas pada sistem Cronquist).

B. Basal Angiospermae Termasuk ke dalam Kelompok Amborellales

Mengapa Amborellales termasuk basal Angiospermae? Karena berdasarkan analisis


filogenetik molekuler secara konsistem menempatkan sebagai kelompok saudara dari semua
tanaman berbunga lainnya. Sistematikanya menggambarkan garis keturunan yang
menyimpang didekat pangkal filogeni, dan dengan demikian lebih awal dari padagaris
keturunan lainnya. Karena Amborella basal diantaran tanaman berbunga, fitur tanaman
berbunga awal dapat disimpulkan dengan membandingkan sifat turunan yang dimiliki oleh
garis keturunan angiospermae utama.

Amborella adalah Genus motip semak atau pohon kecil endemik di pulau utama, Grande
Terre, Kaledonia Baru, yang tingginya kurang lebih 8 m. Daunnya tipe Alternate, Daun
Amborella marginnya bergerigi atau bergelombang yang jelas, dan panjangnya sekitar 8-10
cm. Amborella memiliki jaringan xilem yang berbeda dari kebanyakan tanaman berbunga
lainnya. Dimana Xilem Amborella hanya berisi tracheid, elemen kapal tidak ada. Xilem dari
bentuk ini telah lama dianggap sebagai fitur “primitif tanaman berbunga. Perbungaan adalah
cyme di ketiak, bunganya berkelamin tunggal, actinomorphoc, dan hypogynous hingga
perigynous. periantium terdiri dari 5-8, spiral, yang berbeda dengan bagian-bagian perianth
yang pada dasarnya menghubungkan (secara umum disebut sepal). benang sari pada bungan
jantan jumlahnya tidak terhingga, dan laminar. Anthers longitudinal dalam dehiscence.
Gynoecium bunga betina adalah apocarpus, terdiri dari 5-6 pistil superiorovareid yang
apically terbuka. Plasentanya marginal, Ovulenya adalah soliter disetiap putik, buahnya
adalah drupecetum. Vessel dan sel minyak halus tidak ada.

Amborella yang khas sedikit pembuluh, semak hijau dengan bunga unisexual memiliki
undifferentiated, spiral prianth banyak, laminar staments, dan apocarpus, apically-open
gynoecium, dengan 1-ovuled carpels.

Bunga Jantan : P 5-8 A ∞

Bunga Betina : P 5-8 G 5-6, superior

C. Basal Angiospermae Termasuk ke dalam Kelompok Nymphaealwa

Suku teratai-terataian atau Nymphaeaceae adalah salah satu suku anggota tumbuhan


berbunga. Menurut Sistem klasifikasi APG II suku ini tidak dapat dimasukkan ke dalam satu
pun cabang tumbuhan berbunga. Baru pada penelitian lebih lanjut dibentuk bangsa
baru, Nymphaeales, yang mencakup Nymphaeaceae dan Cabombaceae. Pada tahun
2007 Hydatellaceae juga kemudian dimasukkan ke dalam Nymphaeales, setelah sebelumnya
dimasukkan ke dalam Poales.

Ke dalam suku ini termasuk berbagai macam teratai, dan beberapa tumbuhan air yang
biasa dijadikan hiasan akuarium. Seroja atau lotus (Nelumbo), yang diperkirakan banyak
orang masih sekerabat dengan teratai, pada kenyataannya tidak berkerabat dekat dan
merupakan anggota bangsa Proteales, suatu dikotil sejati (Eudikotil).
D. Pada umumnya anggota suku
Nymphaeaceae tumbuh di kawasan temperate, namun marga Nymphaea memiliki
daerah persebaran yang cukup luas dan kosmopolit. Oleh sebab itu, telah banyak jenisnya
yang dibudidayakan dan diintroduksi sebagai tanaman hias (POWO, 2019).Marga
Nymphaea memiliki anggota paling banyak dibandingkan dengan keempat marga lainnya,
yakni tercatat sebanyak 61 jenis (POWO, 2019). Beberapa jenis yang paling dikenal
antara lain Nymphaea thermarum Eb.Fisch. atau teratai terkecil di dunia dan Nymphara
odorata Aiton yang beraroma sangat wangi (Shcneider & Chaney, 1981 ; POWO, 2019).
E. Nymphaea odorata Aiton yang beraroma sangat wangi (Shcneider & Chaney, 1981;
POWO, 2019).
Selain ukuran dan aroma, diketahui pula bahwa marga ini telah memiliki kaitan yang
sangat erat dengan kebudayaan manusia di masa lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
gambar dan relief bunga teratai yang muncul pada kebudayaan Mesir Kuno (Nymphaea
lotus L. dan Nymphaea nouchali var. caerulea (Savigny) Verdc.) dan Maya (Nymphaea
ampla (Salisb.) DC.) (Emboden 1981 ; McDonald & Stross, 2012).
Marga Nymphaea berupa herba akuatik menahun dengan rimpang tegak, menanjak,
atau menjalar dan dapat bercabang atau tidak. Daunnya mengapung dan memiliki pertulangan
menjari dengan pangkal daun menjantung hingga menganak panah serta tepi daun lurus
hingga bergigi atau menyerupai bentuk perisai.
Bunganya banci dan terapung atau sedikit agak di atas air dengan perhiasan tersebar.
Daun kelopak bunga umumnya berjumlah 4 berwarna kehijauan dan terkadang
berkanjang. Daun mahkota bunga berjumlah 8 hingga sangat banyak, berukuran besar dan
berwarna mencolok, seringkali tergradasi menjadi benang sari. Ukuran benang sari lebih
kecil dibangdingkan mahkota atau kelopak.
Bentuk benang sari bervariasi dari memita, membundar telur, hingga membundar
telur sungsang. Buah merekah tidak teratur. Biji membulat, membulat telur, atau
melonjong dan bersalut (eFloras, 2008)
F. nouchali var. caerulea (Savigny) Verdc.) danMaya (Nymphaea ampla (Salisb.)
DC.) (Emboden (Emboden 1981 ; McDonaldfhshsrhs
Hubungan yang tepat antara Amborella , Nymphaeales dan Austrobaileyales belum
jelas. Meskipun sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa Amborella dan Nymphaeales
lebih basal daripada Austrobaileyales, dan ketiganya lebih basal daripada mesangiospermae,
ada bukti molekuler yang mendukung dua pohon yang berbeda, satu di
mana Amborella bersaudara dengan angiospermae lainnya, dan di mana clade Amborella dan
Nymphaeales berada dalam posisi ini.  Sebuah makalah 2014 mengatakan bahwa makalah ini
menyajikan "bukti paling meyakinkan hingga saat ini bahwa Amborella plus Nymphaeales
bersama-sama mewakili garis silsilah angiosperma yang masih ada divergen yang paling
awal"
G. Basal Angiospermae Termasuk ke dalam Kelompok Austrobaileyales

Austrobaileyales adalah suatu tanaman berbunga yang terdiri dari sekitar 100 spesies
tanaman kayu yang tumbuh sebagai pohon, semak dan liana. Austrobaileyales ini
dikelompokkan kedalam basal angiosperma kelas ANA (Amborellales, Nymphaeales, dan
Austrobaileyales), yang merupakan tumbuhan berbunga menyimpang dari garis keturunan
sejak awal, dan mengarahkan evolusi pada sebagian besar tumbuhan berbiji tertutup saat ini.
Tidak ada karakter, kecuali molekular yang sejauh ini dapat digunakan mendukung monofoli
dari kelompok tersebut. Austrobaileyales adalah kelompok yang masih ada setelah
Amborellales dan Nymphaeles. Austrobaileyales beranggotakan 4 famili. Klade
Austrobaileyaceae dan Trimeniaceae, serta Illiciaceae dan Schisandraceae disatukan dengan
beberapa karakter yaitu serbuk sari dengan 3 atau 6 lubang dangkal dan buku dengan satu
rongga. Spesies yang paling dikenal adalah Illicium verum, dari famili Illiciaceae.

Ciri-ciri Illiciaceae yaitu pohon/perdu, sel bulat tersebar berisi minyak ethereal dan skeleid
bercabang, daun berseling dan spiral, sering mengelompok pada ujung tunas, pertulangan
menyirip, tidak ada daun menumpu. Tepal biasanya banyak, bebas, bagian luar seperti sepal,
dan bagian dalam kadang-kadang kecil, menyirip. Benang sari biasanya banyak. Karpel
biasanya 7 sampai banyak, dalam satu lingkar. Buah ganda seperti bintang dan bumbung
berbiji. Kelenjar madu di dasar benangsari. Anggota famili ini tersebar di Asia tenggara,
Amerika Tenggara, cuba, hispaniola, dan Mexico. Salah satu spesies yaitu Illicium verum
(Anise bintang) menghasilkan minyak Anise [ CITATION Sri14 \l 1057 ].

Anda mungkin juga menyukai