Luka PDF
Luka PDF
TINJAUAN TEORITIS
mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain (Agung, 2005). Selain itu,
menurut Koiner dan Taylan (2001), Luka adalah terganggunya integritas normal
dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara tiba-tiba atau disengaja,
Tindakan terhadap Luka yaitu Luka disengaja dan Luka tidak disengaja; Integritas
Luka dibagi atas Luka tertutup dan Luka terbuka; berdasarkan Mekanisme Luka
dibagi atas Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen
yang tajam. Luka bersih (aseptik) secara umum tertutup oleh sutura setelah
seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi). Luka memar (Contusion
Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh
cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. Luka lecet (Abraded
Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan
benda yang tidak tajam. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya
benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang
kecil. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh
menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil
tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. Luka Bakar adalah
kerusakan jaringan kulit yang disebabkan oleh sesuatu yang panas (bersifat
bahwa anak dan dewasa penyembuhan lebih cepat daripada orang tua. Orang tua
lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah
sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit
jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk
sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
terjadi, sehingga darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk
kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar, hal tersebut
proses penyembuhan luka; berdasarkan faktor benda asing bahwa benda asing
sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel
mati dan lekosit (sel darah putih), yang membentuk suatu cairan yang kental
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat
terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor
internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri; Diabetes dengan
nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi
luka dapat gagal untuk menyatu. Beberapa diantaranya adalah penggunaan obat
anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), dimana heparin dan anti neoplasmik
1. Proses Inflamasi
berusaha ntuk menghentikannya (sejak terjadi luka sampai hari ke – lima) dengan
karakteristik dari proses ini adalah: hari ke 0-5, respon segera setelah terjadi
tumor, rubor, dolor, color, functio laesa. Selanjutnya dalam fase awal terjadi
haemostasis, pada fase akhir terjadi fagositosis dan lama fase ini bisa singkat jika
2. Proses Proliferasi
karakteristik dari proses ini adalah: terjadi pada hari 3 – 14, disebut juga dengan
merah segar, mengkilat, jaringan granulasi terdiri dari kombinasi: fibroblasts, sel
inflamasi, pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid. Epitelisasi
terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada
tepian luka dan secara umum pada luka insisi, epitelisasi terjadi pada 48 jam
pertama
3. Proses Maturasi
dengan terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan jaringan sebelumnya serta
merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan
sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Tingkat kepuasan merupakan
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila
kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai
harapan, maka pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
harapan pelanggan akan sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabat serta janji dan informasi dari
berbagai media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive
terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut
(Supranto, 2001).
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Jadi kepuasan atau ketidakpuasan
adalah kesimpulan dari interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai
jasa atau pelayanan yang diberikan. Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan
total bukanlah hal yang mudah. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah perasaan senang, puas
konsumen dalam hal ini pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan
pasien. Pasien yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila
pasien puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya,
tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih
kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus menciptakan dan
mengelola suatu system untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan
antara harapan dan kenyataan, yaitu jika harapan atau kebutuhan sama dengan
layanan yang diberikan maka konsumen akan merasa puas. Jika layanan yang
diberikan pada konsumen kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan
yang diterima oleh konsumen. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli tersebut
puas individu karena terpenuhinya harapan atau keinginan dalam menerima jasa
pelayanan kesehatan.
kekecewaan pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperoleh
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan apa yang disebut di atas
adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja
yang diharapkan (Pohan, 2007). Dengan demikian tingkat kepuasan adalah suatu
fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan harapan (Wijono,
2008).
mengemukakan ada empat aspek yang dapat diukur yaitu: kenyamanan, hubungan
ruangan dll.
a. Faktor internal
1. Faktor Kebudayaan
yaitu budaya , sub-budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan penentu keinginan
dan perilaku yang mendasar dalam mempengaruhi keinginan atau kepuasan orang.
Sub-budaya terdiri atas nasionalitas, agama, kelompok, ras, dan daerah geografi.
mempunyai susunan hirarki dan anggotanya memiliki nilai, minat dan tingkah
laku. Kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor melainkan diukur
2. Faktor Sosial
Faktor sosial terbagi atas kelompok kecil, keluarga, peran dan status.
3. Faktor Pribadi
kedewasaannya. Faktor pribadi klien dipengaruhi oleh usia dan tahap siklus hidup,
kepribadian/konsep diri.
berdimensi kronologis karena bersifat progres berjalan terus dan tidak akan
seseorang untuk memutuskan sendiri atas suatu tindakan yang diambilnya. Usia
mendewasakan diri.
pendidikannya tinggi akan mengharapkan pelayanan yang lebih baik dan lebih
4. Faktor Psikologi
erat dengan kebutuhan. Ada kebutuhan biologis seperti lapar dan haus. Ada
terhadap kualitas sebelum membeli produk dipengaruhi oleh citra merek dan
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap
konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah mempunyai
pandangan “rumah sakit mahal”, cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih
tinggi.
b. Faktor eksternal
1. Kualitas produk atau jasa dimana pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi
hal yaitu kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan
sakitnya.
industri jasa. Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka
elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya
semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih
besar. Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga murah,
4. Biaya; Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan
biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa
pelayanan inti yang telah diterima sangat berpengaruh pada kepuasan yang
diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki oleh perawat
sakit.
11. Estetika, merupakan daya tarik rumah sakit yang dapat ditangkap oleh panca
12. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), citra dan reputasi rumah
sakit serta tanggung jawab rumah sakit. Bagaimana kesan yang diterima
pasien terhadap rumah sakit tersebut terhadap prestasi dan keunggulan rumah
sakit daripada rumah sakit lainnya dan tangggung jawab rumah sakit selama
proses penyembuhan baik dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah
13. Komunikasi, yaitu tata cara informasi yang diberikan pihak penyedia jasa dan
ruang rawat inap, adanya ruang informasi yang memadai terhadap informasi
yang akan dibutuhkan pemakai jasa rumah sakit seperti keluarga pasien
berkembang pesat dalam wound care, dimana disebutkan dalam beberapa literatur
Luka dapat memproduksi eksudat mulai dari jumlah sedikit, sedang, hingga
banyak. Luka dengan eksudat banyak dapat menyebabkan maserasi pada kulit
sekitar luka dan luka dengan eksudat sedikit atau tidak ada eksudat dapat menjadi
dalam keadaan lembab karena lingkungan yang lembab akan mempercepat proses
dan profesional perawat akan tampak pada pemilihan topical therapy saat
moisture dalam perawatan luka antara lain adalah untuk mencegah luka menjadi
perkembangan yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam
perawatan luka ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh
luka. Menurut Gitaraja (2002), alasan dari teori perawatan luka dengan suasana
lembab ini antara lain adalah untuk mempercepat fibrinolisis dimana fibrin yang
terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel
dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih
infeksi dengan hasil kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika
lembab. Dan alasan lain yaitu mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif,
dimana pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,
panas tubuh akibat penguapan, dan kemampuan atau potensi sebagai sarana
apakah suplai telah tersedia, bagaimana cara memilih terapi yang tepat,
pertimbangan biaya, apakah sesuai dengan SOP yang berlaku dan bagaimana cara
mengevaluasi.
1) Film Dressing
yang disertai perekat adhesive, conformable, anti robek atau tergores, tidak
pembalut luka pada daerah yang sulit, pembalut/penutup pada daerah yang
perkembangan luka, dapat breathable, tidak tembus bakteri dan air, pasien bisa
mandi, memiliki indikasi: luka dengan epitelisasi, low exudate, luka insisi.
2) Hydrocolloid
dapat menjaga kestabilan kelembaban luka dan sekitar luka, menjaga dari
kontaminasi air dan bakteri, bisa digunakan untuk balutan primer dan balutan
3) Alginate
Terbuat dari rumput laut, membentuk gel diatas permukaan luka, mudah
cairan banyak, maupun terkontaminasi karena dapat mengatur eksudat luka dan
luka > 20 kali bobotnya. Bersifat tidak lengket pada luka, tidak sakit saat
dapat dipakai pada luka dengan eksudat sedang sampai dengan berat seperti
luka decubitus, ulkus diabetik, luka operasi, luka bakar deerajat I dan II, luka
donor kulit. Dengan kontraindikasi tidak bisa digunakan pada luka dengan
4) Foam Dressings
Digunakan untuk menyerap eksudat luka sedang dan sedikit banyak, tidak
penetrasi bakteri dan air, balutan dapat diganti tanpa adanya trauma atau sakit,
hari, bersifat non-adherent wound contact layer, tingkat absorbsi yang tinggi,
2.3.6 Implementasi
pertimbangan sesuai dengan keadaan dan kondisi luka yang ada setelah dilakukan
pengkajian terlebih dahulu. Untuk luka dengan eksudat & jaringan nekrotik
jaringan mati (slough tissue), sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat, berfungsi
untuk merangsang granulasi dengan mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
terlebih dahulu. Balutan yang dapat dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids,
tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka, kebiasaan wound culture – systemic
antibiotic serta pengontrolan eksudat dan bau. Umumnya balutan diganti tiap hari.
Balutan yang digunakan pada jenis luka ini yaitu hydrogel, hydrofibre, alginate,
kedalaman luka dan jumlah eksudat, bersifat moist wound surface – non-adherent
dan umumnya balutan tidak terlalu sering diganti. Balutan yang digunakan seperti
Selain itu, tidak jarang juga dilakukan metode pemakaian balutan dengan
balutan kombinasi. Dimana balutan tidak hanya dipakai satu jenis modern
Tujuan Tindakan
Rehidrasi Hydrogel + film
atau hanya hydrocolloid
Debridement (deslough) Hydrogel + film/foam
Atau hanya hydrocolloid
Atau alginate + film/foam
Atau hydrofibre + film/foam
Manage eksudat sedang Extra absorbent foam
sampai berat Atau extra absorbent alginate + foam
Atau hydrofibre + foam
Atau cavity filler plus foam
dimensi luka seperti ukuran, kedalaman luka, panjang luka, dan lebar luka. Jika
yang akan dilakukan dan dapat mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain
yang timbul akibat dari luka. Dokumentasi diharapkan dapat bersifat factual dan
tidak subjektif
2.4.1 Konsep
Model Self Care ini memberi pengertian bahwa bentuk pelayanan keperawatan
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan. Oleh karena itu, Model
Dorothea Orem ini sudah ditetapkan sebagai model konseptual untuk praktik
keperawatan karena tujuan utama dari model ini adalah sebagai panduan praktis
dasar yang terdiri dari Air (udara) yaitu berupa pemeliharaan dalam pengambilan
kebutuhan akan pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat
a. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam
d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
mempertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
terbatas untuk melakukan self care secara terus menerus. Self care defisit dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun
jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau
pasien sendiri. Dalam pandangan sistem ini, Orem memberikan identifikasi dalam
Kriteria yang termasuk dalam perawatan luka ini adalah luka yang luas,
dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan
pada pasien post operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan
Kriteria dari sistem ini adalah luka yang tidak terlalu luas, kedalaman luka di
bawah 2 cm, tidak ada nekrotik, terlihat jaringan yang mulai tumbuh (merah),
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada
pembelajaran.
Kriteria sistem ini adalah luka sudah menunjukkan proses penyembuhan luka
di atas 50%, tidak memiliki pus, mobilitas fisik tidak terganggu, jaringan
apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Kerangka konseptual yang disusun