TEORI ARSITEKTUR ii
Program Studi S1 ARSITEKTUR
Jurusan ARSITEKTUR
Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi MANADO
Disusun Oleh :
Judy O. Waani
IHWAL DESAIN ARSITEKTUR
FILSAFAT & TEORI ARSITEKTUR
PENGERTIAN DESAIN
Tinjauan etimologis berarti tinjauan berdasarkan asal-usul dari kata yang akan ditelusuri
pengertiannya. Dalam hal ini yang akan dikaji adalah pengerrian etimologis dari kata "desain ".
"So, if we try to separate out those skills which are unique to the architect, we
shall find that they are concerned with spatial ability and in particular with his
capacity for visualizing, or otherwise generating, the three dimesional forms of
buildings, interior spaces and the spaces about buildings.“
Desain Arsitektur Dan Perkembangannya
dihadirkan secara
pragmatis
Desain Arsitektur Dan Perkembangannya
Proses desain analogis ini berkembang sebagai terobosan kreatif dari para
desainer dalam menyikapi monotoni dalam penciptaan secara ikonik, dan
memungkinkan hadirnya bentukan-bentukan baru yang kreatif dan inovatif.
Banyak produk arsitektur nusantara masa lampau yang menunjukkan bukti
historis penggunaan metode analogi. Sebagai contoh, desain atap Tongkonan
di Tana Toraja merupakan produk analogis dengan bentuk tanduk kerbau atau
sosok sebuah perahu sebagai analognya.
Desain Arsitektur Dan Perkembangannya
Gugenheim Museum,
Frank Ll. Wright Ronchamp Chapel & Villa Savoye, Le Corbusier
"These, then, are the four basic ways of designing, or types of design, in
sequence of their origin. This chronology implies an increasing sophistication,
with pragmatic design as the most primitive, way of designing and canonic as
the most intellectual. That is true, but it does not mean that the later ways of
designing superseded the earlier ones or that each was used exclusively at a
particular time. An extensive survey suggest that throughout recorded history,
creative architects have used them in combination, although usually with a
certain emphasis on one or other of them.“
Desain Arsitektur Dan Perkembangannya
Pada masa Yunani dan Mesir kuno, seorang desainer disebut sebagai
seorang “juru” (seseorang dengan keahlian dalam bidang tertentu). Cara yang
digunakan umumnya bersifat pragmatik dan ikonik. Dalam hal tertentu,
pendekatan analogik juga mulai dikembangkan, khususnya dalam upaya
menghadirkan objek yang baru.
Salah satu hal penting pada masa ini, khususnya di Mesir (yang dipelopori
oleh Imhotep seorang "juru" yang terkemuka dan belakangan diagungkan
sebagai seorang dewa utama Mesir), adalah aplikasi gambar sebagai alat
bantu desain. Gambar ini biasanya dibuat pada lempengan-lempengan batu
atau lembaran papirus dan disebut dengan ostrakon.
Desain Arsitektur Dan Perkembangannya
Pada masa Romawi, para desainer disebut dengan magong. Di masa ini
konsep tentang geometri serta perhitungannya mulai dikembangkan. Konsep
ini juga diaplikasikan dalam rancangan objek arsitektural. Selain
menggunakan metode tradisional (metode ikonik), yaitu dengan melakukan
peniruan terhadap bentukan yang telah hadir sebelumnya di berbagai daerah
jajahan imperium Romawi (tennasuk Yunani dan Mesir), para desainer masa
Romawi juga mulai melakukan perancangan secara kanonik.
• Self-conscious tradition
(merupakan praktik yang umum dewasa ini ... oleh para
profesional, terutama didorong oleh berkembangnya
perhatian terhadap kedudukan arsitektur sebagai ilmu)
~ Glass Box Process
Teori Proses Desain
Beberapa pionir dalam pengembangan pemahaman tentang
“proses desain, antara lain :
• Vitruvius & Alberti (1485) ; ... Architectural design is the
process of selecting parts to achieve a whole
• Descartes (1637) ; ... Discourse of Method
• Laugier (1753) ; ... Design process ... Decomposing a
problem, solving these components and then synthesizing
these partial solutions into whole ones
• Model Umum menurut John Dewey (1910), Herbert Simon (1960, 1969),
dan C.W. Churchman et all (1967) :
1. Intellegence Phase
2. Design Phase
3. Choice Phase
4. Implementation Phase
5. Postimplementation Evaluation Phase
Jeff Conklin
The problem is not understood until after formulation of a
solution.
Stakeholders have radically different world views and different
frames for understanding the problem.
Constraints and resources to solve the problem change over
time.
The problem is never solved.
Proses Desain Argumentatif (PD Generasi II)
Konsepsi “Wicked Problems”
Robert Horn
No unique “correct” view of the problem;
Different views of the problem and contradictory solutions;
Most problems are connected to other problems;
Data are often uncertain or missing
Multiple value conflicts;
Ideological and cultural constraints;
Political constraints;
Economic constraints;
Often a-logical or illogical or multi-valued thinking;
Numerous possible intervention points;
Consequences difficult to imagine;
Considerable uncertainty, ambiguity;
Great resistance to change; and,
Problem solver(s) out of contact with the problems and potential solutions.
Proses Desain Argumentatif (PD Generasi II)
Alternatif
Konsep 1
Alternatif
Konsep 2
Reduksi
Pengembangan Alternatif Varietas : Alternatif
Varietas Konsep 3 •Selektif Terpilih
•Kombinatif
Alternatif
Konsep 4
Alternatif
Konsep 5
Additional Notes
Dalam garis besar partisipan dalam suatu proses desain terdiri dari :
1. Arsitek
2. Klien
3. Pengguna (aktif maupun pasif)
4. Regulator
Additional Notes
Sebagai konsekuensi, tahapan proses desain dalam kerangka pikir
ini dapat dibedakan atas dua tahapan utama yang berjalan secara
simultan dan tidak serial :
Tahap Pengembangan Wawasan Komprehensif Perancang
Dalam tahap ini perancang berupaya memahami konteks
permasalahan perancangan yang dihadapi.
Tahap Inisiasi, Transformasi dan Finalisasi Konsep
Rancangan
Dalam tahap ini perancang berikhtiar mengembangkan konsep
rancangan sampai ke titik optimum dengan mekanisme tertentu,
berdasarkan pada argumentasi dengan segenap partisipan dalam
rangka tercapainya “konsensus”.