Anda di halaman 1dari 31

TERAPI TAWA

Konsep Dasar Humor

Humor adalah sesuatu yang lucu, yang dapat menggelikan hati atau yang dapat
menimbulkan kejenakaan atau kelucuan. Orang yang memiiki rasa humor yang tinggi,
yakni orang yang mudah tersenyum atau tertawa bila mendengar sesuatu yang
humoris disebut seorang humoris (KBBI, 1991: 361).
Dalam setiap masyarakat terdapat ungkapan-ungkapan atau cerita-cerita
humor yang dapat menimbulkan rasa geli atau lucu bagi para pendengarnya. Menurut
Golstein dan McGhee (1972:8), humor agaknya lebih dulu muncul dalam sejarah
peradaban manusia sebelum munculnya gejala-gejala kejiwaan yang lebih rumit dan
kompleks. Semua masyarakat tampaknya memanfaatkan humor untuk berbagai
macam tujuan, baik implicit maupun eksplisit.
Masyarakat modern tampaknya lebih menyadari arti humor dan
mengembangkannya daripada masyarakat yang belum maju atau sedang berkembang.
Di Amerika Serikat, misalnya tidak kurang dari 500 buku yang telah diterbitkan
tentang humor, tidak termasuk buku-buku yang hanya menghimpun humor
(ungkapan/cerita yang menggelikan). Negeri ini ungkapan atau cerita humor
bersumber dari seluruh aspek kehidupan. Ada humor pelajar, humor guru, humor
dosen, humor pedagang, humor serdadu, humor pejabat pemerintah, dan sebagainya.
Meskipun humor terdapat dalam semua masyarakat di dunia ini, penerimaan
humor dalam masing-masing masyarakat tidaklah sama. Ada masyarakat yang amat
terbuka kepada semua jenis humor dan ada pula masyarakat yang bersikap selektif
atau bahkan membatasi humor. Menurut Golstein dan McGhee (1972: 153), dalam
masyarakat yang fanatik beragama, humor kurang berkembang dan umumnya hanya
terbatas dalam kalangan tertentu saja (pedagang, pejabat pemerintah, serdadu, dan
sebagainya, bukan di kalangan agama). Di samping itu, Golstein dan McGhee
(1972:153) juga mengungkapkan aspek-aspek sosisologis; humor akan selalu terjadi
dalam joking relationship tertentu, yakni humor hanya akan terjadi di antara orang-

1
orang tertentu. Tidak mungkin, misalnya, mertua dan menatu atau keponakan dan
paman terlibat dalam humor yang serius. Dalam masyarakat yang suka kepada hura-
hura, misalnya masyarakat Amerika Latin, peristiwa humor bisa terjadi di antara siapa
saja; hubungan kekerabatan tidak merupakan penghalang terjadinya peristiwa humor.
Di samping lingkungan orang-orang tertentu, humor juga dibatasi oleh tempat
atau kondisi tertentu. Di kuburan, dalam hutan belantara, orang biasanya tidak tergoda
untuk membuat humor; demikian pula halnya dengan kondisi tertentu. Orang tidak
akan tega membuang humor di depan atau di sekitar orang-orang yang sedang di
rudung malang atau ditimpa musibah.
Humor atau canda merupakan tingkah laku yang ”agresif”; dalam humor pasti
ada yang ”dikorbankan” (diejek, direndahkan, atau dihina) (Suhadi, 1989:49). Dari
sudut psikologis, humor diciptakan karena adanya semacam tekanan (depresi) dalam
jiwa manusia. Rasa jengkel, rasa marah, rasa sombong maupun rasa terhina, dapat
bermuara pada humor (Yunus dkk, 1997)
Secara ringkas, teori humor dibagi menjadi tiga kelompok ( Munandar, 1996
dalam Hasanat & Subandi, 1999: 5):
a. teori supeoritas dan degradasi; Teori kelompok pertama menggap humor sebagai
suatu refleksi rasa kelebihan pihak yang tertawa terhadap pihak yang
ditertawakan.
b. teori ketidaksesuaian dan bisosiasi; Teori kelompok kedua menyatakan, bahwa
humor adalah sesuatu yang memberi ketidaksesuaian antara apa yang diharapkan
dengan apa yang dilihat atau didengar.
c. teori pelepasan dari ketegangan atau hambatan; Teori kelompok ke tiga yang
paling terkenal adalah pendapat Freud. Freud peraya bahwa asal mula lelucon
adalah kecenderungan agresif, yang karena tidak dapat diterima oleh kesadaran
ditekan ke alam tak sadar dan bercampur dengan kesukaan bermain yang tidak
terpuaskan pada masa anak. Energi psikis yang semula dibutuhkan untuk menekan
agresi dibebaskan menjadi lelucon atau humor.

2
Fisiologi Tawa

Aspek-aspek emosi, termasuk tertawa, “diatur” oleh pusat emosi di dalam


struktur otak yang dinamakan sistem limbic (limbic sistem). Sistem limbic berasal
dari kata “limbus” yang berarti “batas”. Nama ini dipilih karena menunjukkan daerah
fungsional yang dibatasi. Daerah itu sendiri dibentuk oleh beberapa komponen otak,
antara lain hippocampus, gyrus limbic, dan amiygdale. Sistem limbic ini memainkan
peranan dalam mengatur emosi manusia (Aswin, 2005. Pasiak, 2004 : 66).
Sistem limbik yang juga berhubungan dengan aspek-aspek tingkah laku
tertentu ini bentuknya seperti lingkaran sehingga oleh seorang ahli bernama Papez
dinamai lingkaran bergema. Papez menemukan hal ini karena ketika intinya dirusak,
orang yang bersangkutan menunjukkan suatu emosi yang tidak tepat atau kacau.
Artinya, secara tidak sengaja orang ini bisa mudah marah, tetapi gampang pula
tertawa terbahak-bahak meskipun tidak lucu. Itu karena lingkaran yang juga
merupakan pusat emosi manusia itu terputus. Kalau salah satu bagian dari lingkaran
ini rusak, memori orang itu juga akan hilang. Hal ini terjadi pada orang yang sudah
pikun.
Menurut Dr. Lee Berk, seorang imunolog dari Loma Linda University di
California USA, tertawa bisa mengurangi peredaran dua hormon dalam tubuh, yaitu
efinefrin dan kortisol, yang bisa mengalangi proses penyembuhan penyakit.
Sementara itu, Ekman dan Friesen (1984, dalam Hasanat, 1996) membagi
wajah ke dalam tiga bagian (a) alis/dahi (b) mata/kelopak mata, pangkal hidung dan
(c) wajah bagian bawah yaitu bibir, mulut, sebagian besar hidung, dagu, pembagian
ini didasarkan fakta bahwa daerah ini secara motorik tidak saling tergantung.
Menurut Ekman dan Friesen (1984, dalam Hasanat, 1996) ekpresi wajah
bahagia tampak pada ekpresi senyum yang ditunjukkan pada:
a) Sudut bibir tertarik kebelakang dan tertarik ke atas
b) Bibir merapat atau meregang dengan gigi terlihat atau tidak
c) Ada kerutan turun dari hidung sampai sudut luar bibir

3
d) Pipi terangkat
e) Ada kerutan dibawah kelopak mata bagian bawah
f) Ada kerutan disudut luar mata.
Selanjutnya Ekman dan Friesen (1984, dalam Hasanat, 1996) mengatakan
bahwa dalam ekspresi bahagia biasanya mata terlihat ”bersinar”. Intensitas bahagia
terutama ditentukan oleh posisi bibir. Apabila sudut bibir semakin kebalakang dan
keatas disertai dengan kerutan naso labial, dan kerutan dibawah kelopak mata bagian
bawah, maka ekspresi bahagia semakin kuat.

Pengertian Terapi Tawa

Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan tawa
dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik dalam bentuk
gangguan fisik maupun gangguan mental Penggunaan tawa dalam terapi akan
menghasilkan perasan lega pada individu. Ini disebabkan tawa secara alami
menghasilkan pereda stres dan rasa sakit .
Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi diperlukan karena
beberapa orang mengalami kesulitan untuk memulai tertawa tanpa adanya alasan yang
jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan dalam bentuk berbagai media,
seperti VCD, notes, badut, dan komik. Apabila humor diberikan sebagai satu-satunya
stimulus untuk menghasilkan tawa dalam setting terapi akan disebut sebagai terapi
humor, namun jika dikombinasikan dengan hal-hal lain dalam rangka untuk
menciptakan tawa alami (misalnya dengan yoga atau meditasi) akan disebut sebagai
terapi tawa.
Terapi tawa modern terjadi sekitar tahun 1930-an, dimana beberapa rumah
sakit mengundang badut untuk menghibur anak-anak penderita polio. Tahun 1964,
Norman Cousins menerbitkan Anatomy of an Illness yang mendokumentasikan kasus
nyata tentang dampak positif penggunaan humor terhadap penyakit. Pada waktu itu,
Norman Cousins didiagnosa menderita Cousins Ankylosing Spondylitis, yaitu sebuah
penyakit mematikan yang meyebabkan disintegrasi pada jaringan spinalis. Para dokter

4
memberikan prognosis kesembuhan pada Cousin sebesar 1 dibanding 500 kasus.
Menghadapi tipisnya angka peluang untuk sembuh, Cousins memutuskan untuk
melakukan terapi humor untuk menghibur dirinya sendiri. Dalam pelaksanaannya,
Cousins menemukan bahwa 15 menit tertawa terbahak-bahak dapat menghasilkan
tidur tanpa rasa sakit selama ± 2 jam. Sampel darah juga menunjukkan bahwa tingkat
penyebaran penyakit telah menurun setelah menjalani terapi humor. Pada akhirnya,
Cousins benar-benar sembuh dari penyakitnya. Selanjutnya, dia menuliskan
pengalaman tersebut pada buku Anatomy of an Illness (http://www.holistic-
online.com/Humor_Therapy/humor_therapy_introduction.htm).

Perbedaan Tawa dan Humor


Menurut Kataria (2004: 131), tawa dan humor berjalan bersama; keduanya
tidak dapat dipisahkan. Humor lebih halus dan merupakan kesadaran dan kemampuan
seseorang untuk melihat sesuatu yang lucu atau mengungkapkan sesuatu dengan cara
yang lucu. Tawa adalah salah satu ungkapan humor. Tawa dan humor mempunyai
hubungan sebab akibat. Humor adalah sebabnya dan tawa adalah akibatnya, yang
membawa perubahan fisiologis dan biokimia dalam tubuh kita. Humor adalah
merupakan fenomena yang menuntut pemikiran dan kecerdasan. Dan seperti
kebanyakan orang, sangat sedikit orang yang menyatakan diri mereka mempunyai
rasa humor yang tinggi. Oleh karena itu klub tawa adalah tempat bagi kebanyakn
orang untuk membawa lebih banyak tawa dalam hidup mereka tanpa terlalu
memusingkan rasa humor mereka. Dalam klub tawa, tawa adalah sebabnya dan
humor adalah akibatnya.
Lebih lanjut, President Tawa dari AS, Steve Wilson (dalam Kataria, 2004)
memaparkan dengan panjang lebar tentang tawa dan humor. Berikut ini pokok
pemikirannya:
 Klub tawa menggunakan sebuah pendekatan kegiatan sistematis yang
berdasarkan kedua praktek kuno, seperti yoga dan meditasi, serta ilmu
pengetahuan medis modern.

5
 Para anggota Klub Twa terlibat sebagai peserta yang katif dan interaktif,
bukan sebagai pendengar pasif yang sedang dihibur. Orang yang aktif
berpartisifasi dalam kegiatan humor dan tawa apapun akan mendapatkan lebih
banyak manfaat daripada mereka yang hanya secara pasif merima humor dan
tawa.
 Klub tawa mempromosikan tawa sebagai bentuk latihan asli berdasarkan
peregangan yoga, bersama teknik-teknik pernapasan berirama dan dinamis
berdasarkan yoga.
 Program tawa penyembuhan yang disebut Klub Twa membuat daya tawa yang
alami dan positif menjadi sebauh pilihan kesehatan yang mudah dijangkau oleh
kalangan luas. Tawa adalah sebagai obat pencegah. Tidak ada pengganti untuk
perawatan medis konvensional, tetapi tawa bisa ditambahkan sebagai obat
pelengkap.
 Kegiatan tawa paling sering dilakukan dalam kelompok yang datang bersama
dengan satu tujuan dan saling memberikan dukunga. Oleh karena itu, metode dan
pandangan kelompok tawa bisa diterapkan dalam berbagai komunitas sebagai
perekat sosial sebagai bentuk dari persaudaraan dan persahabatan.
 Karena merupakan kegiatan kelompok, Klub Tawa membantu orang-orang
saling mengilhami dan memotivasi untuk mengolah rasa takut dan malu mereka
sampai mereka menemukan rasa humor mereka.
 Model penyembuhan Klub Tawa mempunyai sebuah struktur yang bisa
dipelajari; koordinator bisa dilatih. Para koordinator memperagakan, memotivasi,
memdidik, dan mengilhami. Koordinator Tawa Berijazah bertindak dengan
pedoman-pedoman etis.
 Jika humor terjadi dalam sesi Klub Tawa, hal ini merupakan peristiwa spontan
dalam kelompok, tidak dipaksakan, diharapkan, atau diawajibkan.
 Humor bersifat pribadi dan subjektif; tawa bersifat universal. Ketika lelucon
digunakan untuk merangsang tawa, banyak orang tidak memahami kelucuannya,
atau tidak menyukainya. Menggunakan lelucon berarti mengambil resiko
menyinggung atau melukai.

6
 Humor sulit didefinisikan dan ”kelucuan” nyaris mustahil diukur. Namun
demikian, perubahan-perubahan fisiologis yang meruapakan dampak tawa relatif
lebih mudah diukur dan manfaatnya bisa lebih mudah diamati serta dipelajari.
 Tidak seperti lawakan, Klub Tawa bisa bertemu sesering yang diinginkan
kelompok tawa tanpa menjadi membosankan. Hal ini karena ada ribuan orang
terlibat, yang terus menerus menambah variasi dan menghidupkan sesi tawa.
 Karena Klub Twa mempunyai metode dan nilai-nilai yang sama, para
koordinator dan anggota Klub Tawa bisa membentuk sebuah jaringan global
untuk berbagi ide dan saling memberikan dorongan serta ilham.
 Klub Tawa terbuka untuk umum, tidak ada perkecualiaan. Bebas dari ikatan
politik dan agama, serta tidak mengeksploitasi dan tidak komersial
 Berbagai metode tawa yang bersifat menyembuhkan dan sistematis sesuai
untuk semua umur, latar belakang, dan bahkan sesuai untuk berbagai keterbatasan
fisik dan mental.
 Berbagai metode tawa ini mengolah tubuh, pikiran, dan jiwa. Filosof yang
digunakan adalah ”Tertawalah dan buatlah orang lain tertawa”, ”Tertawalah dan
milikilah semangat tawa”.
 Klub Tawa tidak dibatasi perbedaan bahasa. Tawa tidak mempunyai aksen.
 Klub Tawa memberikan rasa memiliki dan rasa terlibat dalam pencapaian
tujuan luhur.

Konsep Dasar Terapi Tawa

Saat kita berbahagia, secara alamiah kita banyak tersenyum dan tertawa. Kita
tidak sadar membuat diri kita terlihat dan merasa riang. Saat suasan hati kita baik, raut
muka kita secara alami mencerminkan jiwa kita yang riang. Saat kita merasa murung,
secara alami kita terlihat murung dan muram. Dengan kata lain, kita lebih dulu merasa
bahagia, atau sedih – dan raut muka yang tepat akan muncul sendiri.
Dari penelitian mutakhir soal ini tampaknya juga benar bahwa jika memakasa
munculnya raut tertentu pada kita, maka pikiran dan tubuh kita akan menanggapinya,
dan secara biokimia akan mengenalinya. Jika kita merasa sedih karena alasan tertentu,

7
dan dimenta tersenyum, ekpresi bahagia kita benar-benar akan membuat perasaan kita
menjadi lebih baik, sebab ia mempengaruhi hormon-hormon yang mengalir dalam
sistem tubuh (Hodkinson, 1991).
Teori ini dikemukakan dengan baik oleh ilmuwan AS, Paul Ekman, Robert
Zajonc dari Ann Arbor, Universitas Michigan. Mereka meneliti mana yang lebih dulu:
ekpresi wajah atau emosi.
Sebelum Zajonc dan Ekman mengemukan teorinya, pioner pertama dari
penelitian ini adalah seorang fisioloh Prancis, Israel Waynabaum dengan bukunya
yang berjudul Physionomie Humaine: Son Mechanisme et son Role Social yang terbit
tahun 1906. Waynbaum percaya bahwa otot-otot muka bekerja seperti penjepit
pembuluh darah yang mengatur aliran darah ke otak. Aliran darah pada gilirannya
memengaruhi perasaan kita. Teori yang ia kembangkan menyatakan bahwa emosi
seringkali mengikuti ekpresi wajah, bukan mendahuluinya (Lewis et al, 2004)
Waynbaum mengajukan hipotesa bahwa segala tanggapan emosi yang tampak,
seperti merona, terisak-isak, menangis, dan seterusnya berkaitan dengan proses-proses
vaskuler (pembuluh darah). Menagis dan tertawa mempengaruhi sirkulasi darah,
terutama melalui kerja diafragma. Waynbaum berpendapat bahwa semua reaksi
emosi, entah positif atau negatif, mempengaruhi sirkulasi dan bahwa ekspresi wajah
memainkan peran penting dalam proses ini (Lewis et al, 2004)
Waynbaum bertanya, mengapa tersenyum dan tertawa selalu dikaitkan dengan
kegembiraan dan sukacita? Ia menduga bahwa peningkatan aliran darah ke otak –
yang merupakan akibat fisologis dari tersenyum dan tertawa – terkait dengan
kesehatan tubuh dan suasana hati yang positif. Sebaliknya, suasana hati dan ekpresi
tertekan menghasilkan penurunan aliran darah ke otak. Pada gilirannya hal ini dapat
mengakibatkan penyakit fisik yang sebenarnya. Jadi, orang dengan wajah terus
menerus terlihat murung menyebabkan penurunan aliran darah ke otak secara
permanen. Artinya, otaknya tidak mendapat gizi yang memadai dan tidak bekerja
pada taraf yang optimum (Plutchik, 2002).
Otot zigomatik berkaitan erat dengan senyum dan kebahagiaan. Menurut teori
Waynbaum ini, otot ini secara langsung mengakibatkan darah mengalir di seluruh

8
otak. Pembuluh vena dipenuhi darah, dan hal ini sendiri telah meringankan perasaan
dan membuat merasa senang (Plutchik, 2002)
Dalam bukunya, Waynbaum mengajukan gagasan bahwa tertawa merupakan
tindakan yang sehat karena peningkatan sirkulasi itu bersifat baik. Tertawa itu seperti
mandi oksigen –sel-sel dan jaringan mendapat tambahan oksigen sehingga orang
merasa lebih segar. Sebaliknya, merasa dan berprilaku murung mengakibatkan
pengurangan oksigen dalam darah sehingga sel-sel kekurangan oksigen. Sel-sel darah
menjadi lapar dan kosong, menghasilkan depresi, kecemasan, dan kemarahan
(Plutchik, 2002)
Mengomentari teori Waynbaum ini, Zajonc menyatakan bahwa darah arteri
berdampak mendinginkan otak. Kemungkinan besar suhu otak mempengaruhi
neurotransmiter yakni hormon-hormon yang membawa keadaan emosi dan perasaan
keseluruh bagian tubuh. Kemungkinan besar saat kita merasa sedih, dan aliran darah
ke otak terhambat, maka ini juga melemahkan proses pelepasan dan sintesis
neurotransmiter yang penting (Hodgkinson, 1991).
Saat otak dialiri darah beroksigen tinggi dengan baik, maka ia akan bekerja
lebih baik ketimbang saat ia kekurangan oksigen. Yang lebih penting lagi, penyakit
adalah hasil ketidakselarasan dalam tubuh. Lebih dari masuk akal dikatakan bahwa
kita akan cenderung merasa sedih dan sakit jika jumlah darah ke otak membuat otak
tidak dapat bekerja secara optimal (Hodgkinson, 1991).
Otak mengingat sesuatu untuk kurun waktu yang sangat lama dan agak
mustahil ia sepenuhnya lupa hal-hal yang pernah ia alami. Jadi, jika Anda mencoba
tersenyum saat anda merasa sedih, otak akan mengingat bahwa di masa lalu ekpresi
ini berkaitan dengan kebahgiaan, dan akan segera menanggapinya dengan cara
melepaskan neurotransmiter-neurotransmiter yang tepat. Hasilnya kita akan menjadi
lebih berbahagia dan merasa lebih positif (Plutchik, 2002).
Zajonc menyatakan bahwa hal ini dapat digunakan untuk membantu merawat
pasien yang mengalami gangguan psikosomatis dan kondisi-kondisi negatif seperti
depresi dan kecemasan. Jika pasien yang cemas dan depresi dapat diajari untuk
mengendalikan otot-otot wajah yang tepat sehingga mereka terlihat bahagia, bukan

9
sedih, maka mereka akan menyadari bahwa perasaan mereka benar-benar berubah
lebih baik, tanpa harus mengubah apapun.
Jadi terapi tawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit mental
dan perasaan tetekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua kasus,
dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu telah dialami dan
seberapa besar, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih
riang dan dan secara sementara terbebas dari masalah. Zajonk menyarankan untuk
mengajari orang untuk tersenyum untuk tersenyum sebagai bagian dari praktis atau
terapi mereka.
Hasil-hasil penelitian ilmiah terbaru memperlihatkan bahwa kebahagiaan
bukan hanya terletak dalam pikiran, tetapi terkandung dalam otot-otot dan hormon
kita. Tindakan menggerakkan otot-otot wajah membentk ekpresi yang berkaitan
dengan kesukacitaan dapat menghasilkan efek positif yang berdampak besar pada
sistem saraf. Paul Ekman, peneliti utama dalam bidang ini, meyakini bahwa mekanika
gerakan otot-otot wajah sangat berkaitan dengan sistem saraf otonom, yang mengatur
denyut jantung, pernapasan, dan fungsi-fungsi yang tidak bisa dikendalikan secara
sadar.
Tindakan tersenyum, dan meskipun tidak ingin, juga dapat mempengaruhi
jiwa aktivitas SSO orang-orang di sekitar. Orang-orang akan cenderung meniru
ekpresi orang lain, jika seseorang memberi salam di pintu sembari tersenyum, Anda
akan cenderung membalas tersenyum. Jika mereka tampak marah dan tidak bahagia,
Anda akan juga bisa meniru ekpresi mereka.

Pentingnya Anak-Anak Sekolah Perlu Tertawa Lebih Banyak?


Menurut Kataria (2004: 188) terdapat sejumlah alasan yang dapat
dikemukakan untuk melandasi kenapa anak anak sekolah perlu lebih banyak tertawa,
1. Kendati anak-anak dikatakan sebagai model ideal keceriaan,
tampaknya terlalu banyak tekanan dalam pendidikan modern telah membunuh
tawa mereka. Mereka dijejali terlalu banyak informasi. Pelajaran yang dulu
diberikan kepada kita di kelas 5 sekarang dipaksakan kepada anak-anak dikelas 2.

10
kompetisi juga sangat ketat dewasa ini, dan agar tidak ketinggalan, anak-anak
harus mengurangi waktu bermain dan mengikuti banyak les. Karena itulah tingkat
stres mereka meningkat. Semakin banyak anak melakukan bunuh diri karena
mereka tidak tahan ikut dalam persaingan yang keras. Sesi tawa setiap hari akan
membantu mengurangi tingkat stres mereka.
2. Anak-anak sekarang meninggalkan semangat kegembiraan,
bermain-main, dan tawa di usia dini. Hal ini tampak jelas ketika anak-anak di
bawah kelas tiga dan empat bergembira, kaka kelas mereka agak lebih menahan
diri. Tawa setiap hari akan membantu mereka menjaga semangat tawa dan sikap
bermain-main mereka.
3. Anak-anak zaman sekarang akan harus menghadapi berbagai
tantangan berat untuk bisa bertahan hidup dalam dunia yang penuh persaingan ini.
Jika bisa diajari mengendalikan emosi dengan efektif, serta dilatih mempelajari
berbagai cara dan sarana hidup bijaksana melalui terapi tawa, mereka akan bisa
menjalani hidup yang jauh lebih bahagia.

Kelebihan dan Kekurangan Terapi Tawa

Sebagai terapi dengan pendekatan yang holistik, terapi tawa tidak terlepas dari
adanya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan terapi tawa adalah, antara lain (Ariana,
2006):
a) Terapi tawa merupakan terapi yang tidak membutuhkan banyak
peralatan. Terapi ini dapat dilakukan dengan menggunakan media VCD, majalah,
televisi, atau tidak menggunakan peralatan sama sekali, yaitu dengan saling
berbagi cerita lucu dengan orang lain.
b) Terapi tawa tidak memiliki batasan ruang dan waktu dalam
pelaksanaannya. Ini dapat diterapkan di kamar, kelas, maupun ruangan terbuka.
c) Terapi tawa tidak menuntut kehadiran seorang terapis profesional dan
dapat diterapkan secara mandiri oleh individu atau kelompok yang
menginginkanya.

11
d) Terapi tawa dapat dilakukan dalam kelompok maupun individual.
Namun, untuk mendapatkan manfaat yang lebih banyak, biasanya cenderung
dilakukan dalam kelompok kecil.
e) Tidak ada ketentuan mengenai materi yang digunakan sebagai stimulus
humor. Masing-masing individu bebas memilih jenis humor sesuai dengan minat
dan keinginannya.

Selain kelebihan-kelebihan di atas, penggunaan tawa dalam terapi tawa juga


memiliki beberapa keterbatasan yang menjadi kekurangannya sebagai sebuah
intervensi kesehatan, antara lain:
a) Terapi humor tidak dapat diterapkan pada individu dengan beberapa
gangguan kesehatan, seperti hernia, wasir parah, penyakit jantung dengan sesak
napas, pasca operasi, peranakan turun, kehamilan, serangan pilek dan flu,
tuberkulosis, dan komplikasi mata (Kataria, 2004:63-68). Hal ini dikarenakan
produksi tawa dikhawatirkan akan mengganggu proses penyembuhan serta dapat
menularkan beberapa penyakit tertentu bila dilakukan dalam kelompok. Namun,
kekurangan ini dapat dikendalikan jika individu yang bergabung dapat menguasai
dirinya sendiri, sehingga tidak melakukan aktifitas tertawa yang berlebihan selama
sesi terapi berlangsung.
b) Faktor lain yang dapat menjadi penghalang keberhasilan terapi tawa
adalah tingkat dan jenis sense of humor. Sense of humor adalah bagaimana
seseorang mempersepsikan sebuah stimulus sebagai stimulasi humor sehingga
dapat menghasilkan tawa. Tingkat sense of humor mengacu kepada seberapa
sering seseorang mempersepsikan humor sebagai sebuah stimulus untuk
menghasilkan tawa; sedangkan jenis sense of humor mengacu kepada jenis humor
apa yang paling dapat membuat seseorang tertawa. Menurut penelitian Hartanti
(2002); hanya orang-orang dengan tingkat dan jenis sense of humor tertentu yang
mampu merespon stimulasi humor sesuai dengan yang diharapkan.

12
Indikasi dan Kontra Indikasi Terapi Tawa

Terapi tawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia, setiap
orang bsa melakukannya. Disamping mempunyai manfaat besar, terapi juga
mengandung sejumlah potensi bahaya. Potensi ini dilarang untuk dilakukan oleh
mereka yang mempunyai beberapa jenis penyakit dan problem.
a) Indikasi
Terapi tawa merupakan teknik yang mudah dilakukan, tetapi efeknya sangat
luar biasa, bahkan dapat menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stres
berat. Humor dalam bentuk tertawa dalam dunia medis, merupakan obat mujarab
gangguan stres, atau gangguan penyakit lainnya. Orang yang mudah tertawa, akan
lebih cepat sembuh dari sakitnya, daripada mereka yang banyak mengeluh, apalagi
menangis.
Tertawa membuat otak menekan kita untuk melakukan dua hal yang simultan.
Pertama adalah visual, yaitu gerakan muka khusus. Yang kedua, adalah phonic, yaitu
mengeluarkan bunyi tertentu. Selama tertawa, ada banyak perubahan dalam bagian
tubuh termasuk tangan, kaki dan otot. Tertawa membantu melepaskan emosi dan
ketegangan. Orang sering menyimpan emosi dari pada mengeluarkannya saat marah,
takut, sedih, stres atau bosan. Tertawa merupakan cara lain untuk menemukan jalan
keluar dari ketegangan-ketegangan tersebut.
Pada saat tertawa, lima belas otot muka berkontraksi dan mendapatkan
rangsangan efektif pada sebagian besar otot mulut. Bahkan dalam keadaan tertentu,
pembuluh air mata terangsang sehingga selagi mulut terbuka dan tertutup, ada suatu
dorongan untuk mengisap udara yang cukup, sehingga muka memerah dan mata
berair.
Dari banyak pengalaman, telah terbukti bahwa tertawa merupakan "mesin
terbaik" untuk menghilangkan stres. Penelitian medis menunjukkan adanya pengaruh

13
psikologi pada tertawa terhadap kesehatan. Rasa humor akan masuk dengan mudah
"mengobati" sakit, tekanan hidup sehari-hari, stres, atau rasa penat setelah bekerja.
Rasa humor dapat secara dramatis mengubah kualitas dan pandangan hidup kita. Rasa
humor merupakan suatu cara yang mudah untuk mengenali perasaan, dan
mengontrolnya dalam situasi sulit.
Beberapa dampak psikologi tertawa terhadap tubuh, adalah sebagai berikut
(www.suarapembaharuan.com/News/iptek, Simanungkalit, & Pasaribu, 2007: 27) :
1. Mengurangi stres
Tertawa akan mengurangi tingkat stres tertentu dan menumbuhkan hormon
penyeimbang yang dihasilkan saat stres. Dalam keadaaan stres, akan dihasilkan
hormon yang menekan sistem kekebalan, sehingga meningkatkan jumlah platelet
(sesuatu yang dapat menyebabkan gangguan dalam arteri) dan meningkatkan
tekanan darah. Dengan tertawa, hormon stres dapat diimbangi sampai tingkat
tertentu.
2. Meningkatkan kekebalan
Tertawa dapat meningkatkan sistem kekebalan karena tertawa pada dasarnya
membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan tubuh.
3. Menurunkan tekanan darah tinggi
Tertawa dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah, yang dapat
membantu pernapasan.
4. Mencegah penyakit
Tertawa dipercaya mampu mencegah penyakit, seperti penyakit jantung, karena
marah dan takut yang merupakan emosi penyebab serangan jantung dapat diatasi
dengan tertawa. Karena tertawa itu sehat, tertawalah selagi kita masih bisa
tertawa, tetapi tentu saja tertawa yang ada sebabnya.

Secara lebih khusus manfaat terapi tawa untuk anak-anak dapat dirumuskan
sebagai berikut (Kataria, 2004: 189):
1. Sesi tawa rutin akan meningkatkan pasokan oksigen untuk memperbaiki
fungsi mental dan prestasi akademis mereka

14
2. Sesi tawa akan mengurangi stress saat ujian. Bahkan sebelum memasuki ruang
ujian, mereka perlu dibuat tertawa selama sekitar sepuluh menit untuk mengurangi
kecemasan
3. Terapi tawa akan meningkatkan stamina dan kapasitas pernapasan untuk
membantu mereka unggul dalam kegiatan olahraga. Kegiatan ini akan sangat
mengendurkan syaraf sebelum kegiatan olahraga kompetitif.
4. Terapi tawa akan meningkatkan kadar relaksasi dan mengurangi kegugupan
serta demam panggung. Hal ini juga membantu anak-anak menjadi lebih terbuka
dan mengembangkan rasa percaya diri
5. Mereka akan lebih jarang terserang penyakit batuk, pilek, infeksi
kerongkongan dan pernapasan, karena tawa membantu meningkatkan kekebalan
tubuh yang baik melawan semua infeksi.
6. Jika pengambilan nafas dalam-dalam ala yoga dipraktekkan di antara latihan
tawa, hal ini akan membantu mengembangkan stabilitas mental mereka. Jika sikap
keceriaan menjadi cara hidup, mereka akan mempunyai sikap yang positif dalam
menghadapi saat-saat sulit. Tawa juga akan membantu mereka meningkatkan
kemampuan kreatif mereka.
7. Terapi tawa akan meningkatkan kemampuan kreativitas, intelektual,
emosional dan juga sosialisasi anak ketika berada lingkunangan rumah dan
disekolah (Mc. Ghee, 2006)

b) Kontra Indikasi
Tertawa adalah terapi yang sangat ringan dan tidak membatasi usia, walaupun
begitu, terapi ini dilarang untuk dilakukan oleh mereka yang mempunyai beberapa
jenis penyakit dan problem. Pelarangan melakukan tawa ini dikarenakan dikawatirkan
berakibat buruk pada penyakitnya.
Mereka yang dilarang untuk melakukan terapi humor ini adalah
(Simanungkalit & Pasaribu, 2007: 24):

Kontra Indikasi Tertawa

15
Kontra Indikasi Rasionalisasi
Penderita penyakit wasir Berbahaya karena otot di sekitar pinggul dan
perut mendapat tekanan lebih berat sehingga
dikhawatirkan memperparah penyakit wasir
Penderita penyakit hernia Hal ini dapat memperparah penyakit hernia
karena membutuhkan kerja keras otot dan
kemungkinan isi perut akan menonjol di sekitar
saluran selangkangan.
Penderita penyakit jantung Memacu denyut jantung bekerja lebih cepat,
sehingga dikhawatirkan berakibat fatal.
Penderita sesak nafas Mengganggu pernapasan
Baru selesai melakukan operasi Jahitan opersinya akan terlepas, apalagi yang
melakukan operasi besar atau perus
Sedang hamil Mengakibatkan kontraksi dan bisa terjadi
keguguran.
Peranakan turun Menurunkan tali ligamen yang menopang
peranakan menjadi lemah.
Penyakit TBC Bibit-bibit penyakitnya akan menular kepada
orang lain sekitarnya
Penyakit flu Bibit flu akan menyebar dan penderita flu
sebaiknya istirahat saja.
Penyakit pilek Akan menularkan bibi-bibit virusnya kepada
orang lain.
Komplikasi mata (gloukoma) Akan meningkatkan tekanan pada bola mata
karena bendungan aliran cairan mata melalui
terusan Schlemm dalam pembuluh balik semakin
meningkat, mencekungnya pupil saraf mata, dan
bisa berakibat pada kebutaan.

Tahapan Terapi Tawa

Tertawa alami adalah orang yang tertawa dengan sendirinya, dari dalam
dirinya sendiri tanpa rangsangan atau bantuan melaui joke, humorm, atau nonton flim
komedi dan lain-lain. Tertawa alami bisa dilakukan semua manusia tanpa membatasi
usia, dengan mengikuti pelatihan tawa yang terproram.
Berikut ini perbedaan mendasar antara tertawa sendiri dengan tertawa di Klub
terapi tawa:
Tertawa
Tertawa Sendirian Tertawa di Klub Tawa
 Tertawa sendirian biasanya tidak  Tertawa alami karena terprogram

16
tertawa alami  Mudah tertawa alami karena
 Sulit tertawa alami karena dipaksakan dibimbing secara tutor dan rekan satu
 Tertawa sendirian tidak terprogram klub
 Tertawa sendirian sulit dilakukan  Ada jadwal seingga dilakukan secara
secara rutin rutin
 Tertawa sendirian sering dianggap  Lebih bermanfaat
orang aneh atau ada kelainan
 Kurang bermanfaat

Untuk mendirikan suatu klub, sebaiknya beberapa butir di bawah ini harus
dipenuhi:
a. Mempunyai anggota
b. Minimum anggotanya 5 sampai 10 anggota
c. Sebaiknya usia anggota antara 17 tahun hingga 70 tahun
d. Harus ada seorang tutor
e. Seorang tutor sebaiknya mempunyai pribadi menarik, luwes, dan
tidak kaku serta memiliki pribadi yang humoris
f. Terapi dilakukan pada pagi hari dan sore hari. Siang hari tidak
dianjurkan untuk melakukan terapi tawa.
g. Terapi tawa sebaiknya dilakukan secara periodik. Jika dilakukan
dua kali sehari, maka laukanlah pada pagi hari dan kemudian sore hari.
h. Agar terapi ini cepat terasa manfaatnya, bagi anggota klub
sebaiknya dilakukan tiga sampai empat kali dalam seminggu. Jika hal ini
dilakukan, maka hanya dengan satu bulan semua anggota klub sudah merakan
manfaatnya.

Teknik supaya mudah tertawa


Memang sulit tertawa tanpa sebab. Jika kita tertawa tanpa sebab maka kita
bisa merasa malu dan takut, dan orang bisa mengganggap kita sedang stres atau gila.
Untuk menghilangkan hal tersebut maka alternatif yang bisa dipilih adalah:

17
a. Membuat klub tawa dan minimal 5 orang, jika bisa lebih banyak akan lebih
mudah tertawa
b. Pada saat tertawa dianjurkan peserta terapi tawa saling berpandangan sebab
tertawa salaing berpandangan akan memicu tawa dari dalam diri kita, karena
setiap orang mempunyai ciri khas tawa masing-masing, hal ini akan menciptakan
tawa yang lepas dan tawa adalah sangat menular.
c. Saat tertawa kedua tangan diangkat ke atas tegak lurus. Posisi seperti ini
membuat kita mudah tertawa, dan rasa malu dan takut juga akan ilang.
d. Tertawa lebih mudah muncul jika serempak dilakukan semua peserta, setelah
diberi aba-aba oleh tutor.

Waktu dan tempat terapi


Idealnya, sebuah sesi tawa harus dilaksanakan pada pagi hari, khususnya di
daerah tropis seperti Indonesia ini. Sebaiknya jumlah total latihan pernapasan, tawa
dan peregangan sebaiknya tidak lebih dari 15-20 menit. Pengaturan waktu bisa
disesuaikan beberapa menit menurut kebutuhan kelompok dan keadaan cuaca, bila
diadakan di tempat terbuka.
Terdapat banyak alasan kenapa sesi tawa dimulai pada pagi hari. Selalu lebih
baik bagi kita jika mengawali hari dengan tawa. Dengan begitu kita akan terus
bersemangat dan mempunyai suasana hati yang enak sepanjang hari. Kegiatan ini
membangkitkan energi kita dan tertawa selama 15-20 menit memberi kita manfaat
sepanjang hari sampai saat tidur malam.
Keuntungan lain dari Klub Tawa pagi hari adalah bahwa sesi terapi jalan kaki
dan terapi tawa bisa saling melengkai. Keduanya dilakukan ditempat terbuka, maka
sangat ideal bagi para pejalan kaki untuk menghadiri sesi tawa baik sebelum maupun
sesudah sesi jalan kaki.
Di negara Barat, sesi tawa diadakan sekali atau dua kali seminggu. Beberapa
kelompok bertemu dua minggu sekali. Sebagian besar klub tawa di negara-negara
Barat bertemu di dalam ruangan dan mereka menggunakan 1-2 jam untuk tertawa,
bermain, berbagi, menari, dan saling bertemu. Kegiatan ini disebut Klub Tawa sosial.

18
Di tempat kerja, orang dapat mengadakan sesi tawa selama istirahat. Klub
kebugaran, kelompok yoga, kelompok Taici, pusat aerobik, kelompok olahraga, dan
pusat meditasi bisa menambahkan 10-15 menit sesi tawa sebagai tambahan nilai
untuk kegiatan pembentukan kesehatan rutin mereka. Satu-satunya hal yang harus
diperhatikan adalah bahwa sesi tawa sebaiknya tidak dilakukan langsung sesudah
makan siang. Sebaiknya ada tenggang waktu sedikitnya dua jam setelah makan.

Tahapan terapi
Satu sesi adalah kombinasi antara latihan pernapasan, peregangan dan
berbagai teknik tawa stimulus. Biasanya satu sesi tawa memakan waktu antara 20
sampai 30 menit. Sedangkan satu putaran tawa memakan waktu antara 30 sampai 40
detik.
a. Langkah Pertama
Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota klub, sambil
mengucapkan ho ho ho... Ha ha ha ... tepuk tangan disini sangat bermanfaat bagi
peserta karena syaraf-syaraf ditelapak tangan akan ikut terangsang sehingga
menciptakan rasa aman dan meningkatkan energi dalam tubuh.

b. Langkah Kedua
Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan semua cabang-
cabang olahraga pada awal latian yaitu: melakukan pernapasan dengan mengambil
napas melaui hidung, lalu napas ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut.
Kemudian keluarkan perlahan-lahan melaui mulut. Hal ini dilakukan lima kali
berturt-turut.

c. Langkah Ketiga
Menutar engsel bahu kedepan dan kearah belakang. Kemudian menganggukkan
kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh dada, lalu mendongakkan kepala
ke atas belakang. Lalu menoleh ke kiri dan ke kanan. Melakukan gerakan ini
harus dilakukan secara perlahan.tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan

19
memutar leher, karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan
dengan memutar pingang ke arah kanan kemudian ditahan beberapa saat, lalu
kembali ke posisi semula. Peregangan uini juga dapat dilakukan dengan otot-otot
bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini dilakukan masing-masing lima kali.

d. Langkah Keempat: Tawa Bersemangat


Dalam tawa ini tutor memberikan aba-aba untuk memulai tawa, 1, 2, 3.... semua
anggota klub tertawa serempak, diarapkan jangan ada yang tertawa lebih dulu atau
belakangan, harus kompak seperti nyayian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat
ke atas beberapa saat lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala
agak mengdongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat. Jika tawa
bersemangat mau berakhir maka sang tutor mengeluarkan kata, ho ho ho..... ha ha
ha..... beberapa kali sambil bertepuk tangan.

e. Setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik napas secara pelan
dan dalam.

f. Langkah Kelima: Tawa Sapaan


Tutor memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara suara sedang
sambil medekat dan bertegur sapa satu sama lainnya. Dalam melakukan sesi ini
mata peserta memberikan diharapkan saling memandang satu dengan lainnya.
Peserta dianjurkan menyapa sambil tertawa pelan, cara menyapa ini sesuai dengan
kebiasaan masing-masing. Misalnya orang India dengan cara mengatupkan kedua
tangan, orang Barat saling berjabat tangan, orang Timur Tengah berpelukan dan
ciuman pipi, serta orang Jepang saling menundukkan badan dan tetap menjaga
kontak mata. Setelah itu peserta menarik napas secara pelan dan dalam.

g. Langkah Keenam: Tawa Penghargaan


Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghuungkan ujung jari telunjuk
dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan digerakkan ke depan dan ke belakang

20
sekaligus memandang anggota lainnya dengan melayangkan tawa yang manis
sehingga kita kelihatan memberikan penghargaan kepada yang kita tuju.
Kemudian bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho... ha ha ha ... sekaligus
bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik napas secara pelan
dan dalam agar kemabali tenang.

h. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter


Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan, sementara tangan
kanan melakukan gerakan seperti melepaskan anak panah, lalu tangan di tarik
kebelakang seperti menarik anak panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek,
seraya mengucapkan ae...... ae.......aeee.... lalu tertawa lepas seraya merentangkan
kedua tangan dan kepala agak mendongak serta tertawa dari perut. Gerakan
seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke arah kanan, hal serupa diulangi antara 2
hingga 4 kali. Setelah selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.

i. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake.


Anggota klub seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang satu di tangan
kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memebrikan instruksi lalu susu dituang
dari gelas yang satu ke gelas yang satunya sambil mengucapkan Aeee.... dan
kembali dituang ke gelas yang awal sambil mengucapkan aeeee..... Setelah selesai
melakukan gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan gerakan
seperti minum susu. Al serupa dilakukan sebanyak emapt kali, lalu bertepuk
tangan seraya mengucapkan, ho ho ho ..... ha ha ha ...... kembali lakukan tarik
nafas pelan dan dalam.

j. Langkah Kesembilan: Tawa Hening tanpa Suara


Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa iti tidak bisa dilakukan dengan tenaga
berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam perut mendapat tekanan secara
berlebihan. Dalam melakukan gerakan ini perasaan lebih banyak berperan dari
pada penggunaan tenaga berlebihan. Pada tawa ini mulut di buka selebar-lebarnya

21
seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling meandang satu sama
lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan telapak tangan serta menggerak-
gerakkan kepala dengan mimik-mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini
otot-otot perut bergerak cepat sepeti melakukan gerak tawa lepas. Kemudian
kembali menarik napas pelan dan dalam.

k. Langkah Kesepuluh: Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup


Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab tertawa tanpa suara,
sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan akan berdampak buruk karena
menambah tekanan yang tidak baik dalam ronga perut. Dalam pelaksanaan gerak
ini peserta dianjurkan bersenandung hmmmmmm...... dengan mulut tetap tertutup,
sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan senandung ini
diharapkan semua pesert saling berpandangan dan saling membuat gerakan-
gerakan yang lucu sehingga memacu para peserta lain semakin tertawa. Kemudian
kembali menarik napas dalam dan pelan.

l. Langkah Kesebelas: Tawa Ayunan


Merupakan tawa yang banyak digemari para klub tawa karena tawa ini seakan-
akan bermain-main dan kompak. Pesert klub harus mendengar aba-aba tutor, dan
peserta dalam gerakan ini lebih baik berbentuk lingkaran. Peseta disuruh mundur
dua meter sambil tertawa, untuk memperbesar lingkarab dan kemabli maju
sekaligus mengeluarkan ucapan, Ae ae aeeeeeeee....... dan seluruhnya mengangkat
tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang sama semua bertemu di
tengah-tengah dan melambaikan tangan masing-masing. Tahap berikutnya mereka
kembali pada posisi semula, dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan
mengeluarkan ucapan, Aee..... Oooo.... Ee-Uu...... dan sekaligus tertawa lepas dan
serupa dilakukan bisa sampai emapat kali. Setelah selesai kembali menarik napas
dalam dan pelan.

m. Langkah Keduabelas: Tawa Singa

22
Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah, lidah, dan
memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran dan kalenjer tiroid
sekaligus menjadikan peserta klub menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam
gerakan ini mulut dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke luar semaksimal
mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke depan di
mana jari-jari di baut seperti akan mencakar, seolah-olah seperti singa mau
mencakar mangsanya. Pada saat itula peserta tertawa dari perut. Setelah selesai
lakukan kemabali gerakan menarik napas secara dalam dan pelan.

n. Langkah Ketigabelas: Tawa Ponsel


Peserta dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan masing-masing
seolah-olah memegang hand phone. Dengan aba-aba tutor mereka disuru saling
menyeberang sambil memegang handphone, pada saat itulah perserta tertawa
sambil saling berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi semula. Setelah
selesai tarik napas dalam dan pelan.

o. Langkah Keempatbelas: Tawa Bantahan


Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan dibatasi jarak.
Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan wanita. Dalam kelompok itu
mereka saling berpandangan sekaligus tertawa dan saling menuding dengan jari
telunjuk kepada kelompok yang dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para
peserta karena mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik napas dalam
dan pelan agar kembali segar dan tenang.

p. Langkah Kelimabelas: Tawa Memaafkan


Perserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus menyilangkan
lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa memaafkan ini mengajarkan
kepada kita jika kita ada perselisihan terhadap orang lain maka diajarkan saling
memaafkan. Setelah selesai tarik napas dalam dan pelan.

23
q. Langkah Keenambelas: Tawa Bertahap
Di sini tutor menginstruksikan agar semua anggota klub mendekatinya. Dalam
sesi ini tutor mengajak anggotanya untuk tersenyum kemudian bertahap menjadi
tertawa ringan, berlanjut menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas
penuh semngat. Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling berpandangan
dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya juga. Tawa ini dilakukan selama
satu menit. Setelah selesai tarik napas dalam pelan. Setelah selesai akan terasa
sekali bahwa badan kita akan segar.

r. Langkah Ketujuhbelas: Tawa dari Hati ke Hati


Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua peserta terapi saling
berpegangan tangan sambil berdekatan sekaligus bersama-sama tertawa dengan
saling bertatapan dengan perasaan lega. Peserta juga bisa saling bersalaman atau
berpelukan sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.

s. Setelah selesai melakukan senam tawa setiap klub mempunyai cara masing-
masing dalam mengakhiri latihan terapi tawa. Ada yang melakukan tertawa secara
spontan dan lamanya 5 menit, sehingga tubu lebih rileks dan segar.

t. Bahkan bila ada anggota klub yang kurang kompak waktu melakukan terapi
tawa dari sesi ke sesi berikutnya, sebaiknya diulang, jika sudah kompak
dilanjutkan pada tahap berikutnya sampai selesai. Tetapi jika belum padu harus
diulang sampai anggota klub tersebut bisa tertawa kompak, dengan demikian
semua anggota klub mendapatkan manfaatnya.

Pedoman Dasar untuk Sebuah Sesi Tawa


Berikut ini sejumlah pedoman umum yang dilakukan jika ingin melakukan
sesi Tawa:
1. Semua peserta akan mulai tertawa pada saat bersamaan, ketika
koordinator memberikan aba-aba 1, 2, 3 ..... mulai

24
2. Peserta sebaiknya jangan berdiri berjauhan; untuk tertawa tanpa
lelucon, kontak mata merupakan kunci. Dalam setiap tipe tawa, orang harus terus
menjaga kontak mata dengan lebih dari satu orang peserta lain
3. Jangan terlalu banyak menggunakan tenaga saat tertawa, yang
penting adalah merasakan dan menikmati prosesnya.

Penelitian Tentang Efek Humor

Sampai saat ini anggapan terapi tawa dapat menyembuhkan suatu penyakit
masih banyak dipertanyakan berbagai pihak. Demikian juga berbagai pakar sedang
melakukan penelitian atas kebenaran terapi humor atau tawa tersebut. Untuk
mengetahui apakah terapi tersebut benar atau tidak bisa dilihat dari pengalaman
orang-orang yang menderita penyakit dan dapat sembuh setelah melakukan terapi.
Dalam buku An Anatomy of Illness yang ditulis seorang redaktur Saturuday
Review, Norman Cousin asal Amerika Serikat, sang penulis menyajikan pengalaman
tentang terapi tawa. Saat itu, Norman Cousin mendrita suatu penyakit yang belum
diketahui secara medis jenis penyakitnya. Dia merasakan kesakitan yang tidak bisa
diucapkan dengan kata-kata jika menggerakkan anggota tubuhnya walaupun hanya
sedikit.
Secara tak sengaja Norman Cousin teringat sebuah kalimat yang pernah
dibacanya”hati yang puas, obat yang sangat ampuh”. Kalimat ini merupakan tulisan
seorang raja yang hidup 2.000 tahun yang lalu. Norman yang tidak mengira ada
harapan lagi usianya bisa panjang, meminta izin kepada dokternya untuk: berhenti
mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter, melakukan banyak tawa, dan
mengkonsumsi vitamin.
Untuk merangsang agar banyak tertawa, ia sering menonton flim komedi. Hal
itu dilakukan mulai hari pertama hingga hari ketujuh. Selama tujuh hari tersebut
Norman selalu tertawa terbahak-bahak pada saat menoton flim komedi tersebut. Pada
hari yang kedelapan, Norman telah mampu menggerakkan jempolnya tanpa rasa sakit
sedikit pun. Dalam terapi berikutnya, dengan terapi 10 menit Norman telah bisa tidur
nyenyak selama dua jam. Sejak melakukan terapi tersebut penyakit Norman

25
berangsur-angsur sembuh, sampai akhirnya dinyatakan sembuh dari penyakit yang
dideritanya. Melihat hal tersebut semua dokter menjadi heran dan kaget. Bukan hanya
itu, Dunia Kedokteran dibuat geger setelah mendengar peristiwa yang dilami Norman.
Sejak peristiwa yang dialami Norman, maka beberapa ahli kedokteran
melakukan penelitian dan menyampaikan beberapa temuannya:
a. Dr. Lee Berk, yang merupakan seorang imonolog dari Loma Linda University
di California, Amerika Serikat, berpendapat bahwa tertawa bisa mengurangi
peredaran dua hormon dalam tubuh yang bisa menghalangi proses penyembuhan
penyakit. Kedua hormon tersebut adalah: Kortisol dan Efinefrin.
b. Dr. Rosemary Cogan dari Texas Tech University, berpendapat bahwa melalui
tawa maka rasa nyeri dan sakit akan berkurang, bahkan akan meningkatkan
kekebalan tubuh.
c. Dr. William Foy dari University Stanford, berpendapat bahwa dengan tertawa
terbahak-bahak sangat bermanfaat bagi orang sehat. Dalam risetnya ia
menemukan bahwa dengan tertawa terbahak-bahak akan menggerakkan otot
perut, otot dada, otot bahu, dan pernapasan.
Dengan demikian maka tubuh seolah-olah baru selesai olah raga joging, setelah
itu seluruh tubuh akan menjadi rileks, segar dan tenang
Tertawa juga akan melatih diaframa torak, jantung, paru-paru, perut, membantu
mengusir zat-zat yang tida bermanfaat, sakit kepala, sakit pinggang, dan penderita
depresi.
d. Dr. Wlliam Frey yang merupakan seorang pakar biokimia yang sekaligus
direktur Dry Eyes and Tears Research Center di Mineapolis, Amerika Serikat
mengatakan bahwa tertawa akan bermanfaat bagi tubuh, dimana bagian tubuh
akan ikut bergerak, serta mengaktifkan sistem endokrin sehingga memicu
penyembuhan suatu penyakit. Bukan hanya itu, menurutnya dengan tertawa akan
merangsang otak untuk memproduksi hormon tertentu yang akhirnya akan
memicu pelepasan endorphin yaitu suatu zat yang merupakan pembunuh rasa sakit
yang dapat diproduksi tubuh. Dr. William Frey yang merupakan ahli jantung

26
mengatakan bahwa tertawa identik dengan olahraga aerobik. Tertawa satu menit
saja akan memberi relaksasi tubuh sebanyak empatpuluh menit.
e. Seorang peneliti yang menangani proses penuaan dari Connecticut Amerika
Serikat, Prof. Dr. Lucille Nameow, mengatakan bahwa fakta yang ditemukan dari
tertawa bisa memebantu mereka yang sudah tua renta tetap awet tua, dan mereka
yang masih muda akan tetap muda, serta menurutnya dengan tertawa menjadikan
hubungan antarzanggota keluarga semakin erat.
f. Dr. M. Miller yang merupakan Direktur Center for Preventive Cardiology
Maryland Medical Center Baltimore telah membuktikan bahwa terapi humor bisa
mencegah serangan jantung. Menurut Dr. M. Miller, dari hasil penelitiannya
ditemukan adanya hubungan antara tertawa dengan serangan jantung, di mana
salah satu penyebab serangan jantung adalah akibat stres yang memicu kerusakan
endothelium pembulu arteri jantung serta mendorong terciptanya kolesterol dalam
pembuluh darah.
Dengan melakukan terapi tawa yang terprogram, akan tercipta atau akan
menciptakan zat kimia nitrioksida yang berfungsi memperlancar peredaran darah.
Saat orang stres keluarla hormon adrenalin yang mengakibatkan jantung berdebar
keras. Pada saat tertawa itulah tubuh melepaskan hormon adrenalin dan secara
otomatispula terciptala efek antiadrenalin sehingga ketegangan mereda dan
bahkan tekanan darah ikut menurun.
g. Sekelompok peneliti dari Vanderbilt University di Nashville, Tennesse,
melakukan penelitian tentang terapi ini. Kesimpulannya bahwa terapi yang
dilakukan secara baik selama 10 sampai 15 menit bisa membakar 50 kalori.
Dengan demikian jika kita ikut terapi tawa setiap hari maka kalori yang bisa kita
bakar mencapai dua kilofram dalam setahun.
h. Di Jepang Dr. Hajime Kimata dari Unitika Central Hospital membuktikan
bahwa tertawa bisa menjadi obat bagi pasien yang menderita dermatitis atopik
atau suatu penyakit peradangan terhadap kulit akibat alergi dengan hanya
menonton flim komedi klasik yang dibintangi oleh Charlie Chaplin.

27
i. Di Malaysia, sekitar 30 orang mahasiswa di Universitas Malaya ikut bagian
dalam penelitian terapi tawa. Ke 30 orang mahasiswa tersebut mengakui dengan
melakukan terapi tawa dan pernapasan selama sembilan ari berturut-tuurut, maka
manfaatnya sangat banyak. Otak dibuat lebih fokus menerima mata kuliah,
membuat tubuh lebih segar dan rileks, tidur enak, nafsu makan bertamba serta
lebih sehat.

Evaluasi Kultural terhadap Terapi Tawa

Di Indonesia terapi Tawa ini belum dikenal masyarakat secara luas, dan baru
dikenal sebagian orang. Meskipun di Indonesia materi atau kultur tentang humor ini
sangatlah melimpah. Terapi Tawa telah dikenalkan kepada masyarakat melalui klub-
klub tawa di beberapa rumah sakit, kelompok-kelompok masyarakat dan kantor-
kantor. Terapi Tawa pertama kali diperkenalkan untuk membantu para pasien
mempercepat kesembuhan penyakitnya pada akhit tahun 1990, tepatnya di Rumah
Sakit Dharma Graha. Di Indonesia dua tokoh terapi tawa yang sangat terkenal adalah
Armand Archisaputra dan Paul Toar (Simanungkalit & Pasaribu, 2007: 22).
Terapi tawa di Indoensia bukan hanya di kenal di Jakarta saja, tetapi sudah
merambah ke kota-kota besar lainnya, seperti Bandung dan Cirebon. Bahkan Armand
bekerja sama dengan Dr. Yul Iskandar Ph. D yang merupakan pimpinan Rumah Sakit
Dharma Graha telah melatih 400 lebih pemandu terapi tawa.
Terapi yang dilakukan di Rumah Sakit Dharma Graha lebih banyak diikuti
oleh pasien yang ketergantungan obat serta orangtua yang stres. Orang tua yang stres
tersebut sedang mengantar anaknya berobat ke Rumah Sakit Dharma Graha, Serpong
akibat ketergantungan obat.
Terapi tawa yang diperkenalkan Armand di Rumah Sakit Dharma Graha juga
dipadukan dengan senam otak. Misalnya dengan melakukan autosugesti untuk
mempompa semangat si pasien dengan mengatakan ”Suri euy, bisa” yang berarti
”tawa, bisa”. Pada saat mengucapkan kata tersebut sebanyak tiga kali, tangan kiri
dikepal. Contoh tersebut merupakan pola crossing pada terapi otak, sebab tertawa

28
datang dari otak sebelah kanan, maka untuk menciptakan tawa, tangan sebelah kiri
harus diaktifkan dengan maksud meminta perintah dari otak sebelah kanan.
Terapi tawa dilakukan di Klub Armand selama satu jam. Setiap satu program
diharapkan si pasien dapat tertawa satu menit. Tertawa satu menit dalam arti tertawa
lepas akan mengeluarkan keringat banyak. Tertawa satu menit sama dengan
mengayun sepeda selama 10 menit.
Sedangkan kenyataannya dalam konteks perawatan gangguan mental atau
kesehatan, sejumlah dokter masih merasa enggan untuk melaksanakan terapi senyum
–mungkin karena terapi ini seperti tidak ilmiah, tidak membutuhkan pelatihan
bertahun-tahun, dan tanpa biaya. Ia terdengar terlalu gampang dan biasa, sehingga
dianggap tidak efektif. Kebanyakan perawatan menggunakan obat dimasa sekarang
diberikan kepada pasien untuk menghentikan proses-proses tubuh mereka. Obat-obat
antidepresan misalnya dan banyak obat penenang lainnya yang diberikan pada pasien
dalam rumah sakit-rumah sakit jiwa malah membuat mereka semakin depresi; karena
obat-obatan tersebut hanya berfungsi untuk memotong sinyal tertentu yang menuju ke
otak. Pasien seperti zombie, tapi tidak sembuh.

29
DAFTAR PUSTAKA

.
Ariana, Atika Dian. 2006. Terapi Humor untuk Menurunkan Tingkat Stres pada
Mahasiswa Baru. Skripsi: Fakultas Psikologi UNAIR. Tidak dipublikasikan.

Aswin, Soedjono. 2006. Diktat Kuliah Psikologi Faal. Yogyakarta : UGM.


Hasanat, Nida. I. 1996. Pelatihan Ekspresi Wajah Positif untuk Mengurangi Depresi.
Tesis. Yogyakarta: Fakultas Pascasarjana UGM.

Hodgkinson, Liz. 1991. Smile Therapy. London. Optima book.


Kataria, M. 2004. Laugh For No Reason (Terapi Tawa). Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama

Lewis, Michael et al. 2004. Handbook of Emotions Second Edition. New York: The
Gulford Press.
Mc. Ghee & Golstein. 1972. Handbook of Humor Research. New York: Springer-
Verlag.

McGhee, Paul. 1979. HumorIts Origin and Development. San Francisco: W. H.


Freeman And Company.
Mc. Ghee. 2006. How Humor Facilitates Children’s Intellectual, Social and
Emotional Development. www. Laugremedy.com.
Metcalf C.W & Felible, Roma. 2006. Berani Konyol, Keterampilan-Keterampilan
Humor untuk Mengatasi Tekanan dan Stres. Bandung: How-Press.
Pasiak, Taufik. 2004. Membangunkan Raksasa Tidur Optimalkan Kemampuan Otak

Anda dengan Metode Alissa. Jakarta: Gramedia.

Pasiak, Taufiq. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al Quran. Jakarta:
Mizan.
Plutchik, Robert. 2002. Emotions and Life Perspective from Psychology, Biology, and
Evolution. Washington DC: American Psychological Association.
Pusat Bahasa, 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

30
Simanungkalit, Bona & Pasaribu, Bien. 2007. Terapi Tawa Efektif Menagkal Stres
dan Membantu Mengobati Kanker, Darah Tinggi, Sakit Kepala, Gangguan
Syaraf, Maag danlain-lain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Subandi (editor). 2002. Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suhadi, M. Agus. 1989. Humor itu Serius. Jakarta: PT Pustaka Karya Grafikatama.

www.humormatters.com.

www.laughterremedy.com.

www.suarapembaharuan.com/News/iptek

www.holistic.online.com/Humor_Therapy/humor_therapy_introduction.htm).

Yunus et al. 1997. Jenis dan Fungsi Humor dalam Masyarakat Aceh. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

31

Anda mungkin juga menyukai