Pola 9 regio
Pola sembilan-regio didasarkan pada dua bidang horizontalis dan ldua bidang
verticalis.
Bidang horizontalis superior (planum subcostale) berada tepat di inferior arcus
costafis, yang terletak di batas bawah cartilago costalislis 10 dan melewati
corpus vertebrae LIII. (Catatan, namun, terkadang yang dipakai patokan
adalah planum transpyloricum, di pertengahan antara incisura jugularis dan
symphysis pubica atau pertengahan antara umbilicus dan ujung bawah corpus
sterni, di sebelah posterior melewati batas bawah vertebra LI dan memotong
arcus costalis di ujung cartilago costalis 9).
Bidang horizontalis inferior (planum intertuberculare) menghubungkan
tuberculum crista iliaca, yang merupakan struktur yang dapat dipalpasi, 5 cm
posterior dari SIAS, dan melewati bagian atas corpus vertebra LV.
Bidang verticalis melintas dari titik tengah clavicula disebelah inferior menuju
titik pertengahan antara SIAS dan symphysis pubica.
Keempat bidang ini membentuk divisi topografis pengelompokan 9 (sembilan)
regio. Penamaan berikut digunakan untuk setiap regio: bagian superior adalah
hypochondrium dextra, epigastrium dan hypochondrium sinistra; bagian inferior
adalah inguinalis dextra, pubicum, inguinalis sinistra; di tengah-tengah adalah
lateralis dextra, umbilicalis, lateralis sinistra.
C. Dinding abdomen
Dinding abdomen menutupi area yang luas. Di bagian superior dibatasi oleh
processus xiphoideus dan arcus costalis, di posterior oleh columna vertebralis, dan di
inferior oleh bagian superior tulang pelvis. Lapisan-lapisannya terdiri dari kulit,
fascia superficialis (jaringan subcutaneus), musculi dan fascia profundusnya, fascia
extraperitonealis, dan peritoneum parietale.
a. Fascia superficialis
Fascia superficialis dinding abdomen (jaringan subcutaneusabdomen) adalah
lapisan jaringan penyambung, berlemak. Biasanya merupakan satu lapisan yang
mirip, dan bersinambungan dengan, fascia superficialis di seluruh regio tubuh
lainnya. Namun, pada daerah bawah bagian anterior dinding abdomen, di bawah
umbilicus, lapisan ini membentuk dua lapisan: lapisan superficialis berlemak dan
lapisan profundus membranosum. Lapisan superficialis
Lapisan superficialis berlemak (fascia Camper) berisi lemak dan ketebalannya
bervariasi (Gambar 4.7,4.8). Lapisan ini berlanjut di atas ligamentum inguinale
dengan fascia superficialis paha dan dengan lapisan serupa di perineum. Pada
pria, lapisan superficialis ini berlanjut di atas penis dan, setelah lemaknya hilang
dan menyatu dengan lapisan profundus fascia superficialis, berlanjut ke dalam
scrotum dengan membentuk lapisan fascia khusus berisi sabut-sabut otot polos
(fascia dartos). Pada wanita, lapisan superficialis ini tetap mengandung lemak dan
merupakan komponen labium majus pudendi
b. Lapisan profundus
Lapisan profundus membranosum fascia superficialis (fascia Scarpa) tipis dan
bersifat membran serta berisi sedikit atau tanpa lemak. Di inferior, lapisan ini
berlanjut ke paha/region femoralis, namun, tepat di bawah ligamentum inguinale,
lapisan ini menyatu dengan fascia profundus regio femoralis (fascia lata). Pada
garis tengah, lapisan ini melekat erat dengan linea alba dan symphysis pubica.
Lapisan ini berlanjut ke bagian anterior perineum untuk melekat erat dengan rami
ischiopubicus dan dengan margo posterior membran perinealis. Di sini, lapisan
ini disebut dengan fascia perinealis superficialis (fascia Colles). Pada pria, lapisan
profundus membranosum fascia superficialis ini menyatu dengan lapisan
superficialisnya. superficialis ini menyatu dengan lapisan superficialisnya saat
struktur ini lewat di atas penis, membentuk fascia superficialis penis, sebelum
berlanjut ke dalam scrotum dan membentuk fascia dartos. juga pada pria,
perluasan lapisan profundus membranosum fascia superficialis ini melekat pada
symphysis pubica dan melintas di inferior sampai pada dorsum dan sisi-sisi penis
untuk membentuk ligamentum fundiforme penis. Pada wanita, lapisan profundus
membranosum fascia superficialis ini berlanjut ke dalam labium majus pudendi
dan bagian anterior perineum.
Gambar 3.3. Dinding abdomen
c. Musculi anterolateralis
Terdapat lima musculi di kelompok anterolateralis dinding Abdomen:
Tiga musculi pipih yang sabut-sabutnya dimulai di posterolateral, lewat ke
anterior, dan digantikan dengan aponeurosis saat musculi ini berlanjut ke
garis tengah tubuh—obliquus externus abdominis, obliquus internus
abdominis, dan transversus abdominis;
Dua musculi verticalis, dekat dengan garis tengah tubuh, yang tertutup
pembungkus tendinum dari aponeurosis musculi pipih rectus abdominis
dan pyramidalis.
Masing-masing dari kelima musculus ini memiliki kerja khusus, namun bersama-
sama musculi ini berperan penting:
untuk mempertahankan beberapa fungsi fisiologis,
untuk membantu mempertahankan posisi viscera saat posisi berdiri melawan
gravitasi.
untuk menjaga viscera abdomen tetap di dalam cavitas abdominalis,
untuk melindungi viscera dari trauma.
Kontraksi musculi ini membantu ekspirasi tenang dan paksaan dengan menekan
viscera ke atas (yang membantu menekan diaphragma yang relaksasi jauh ke
dalam cavitas thoracica) dan saat batuk dan muntah.
Semua musculi ini juga terlibat dalam semua aksi untuk meningkatkan tekanan
intraabdominale, termasuk waktu mengejan saat melahirkan, berkemih, dan
defekasi (ekspulsi feces dari rectum).
Tabel 3.1. musculus abdomen
e. Gaster
Gaster adalah bagian tractus gastrointestinalis yang paling berdilatasi dan
memiliki bentuk seperti huruf J. Terletak di antara esophagus pars abdominalis
dan intestinum tenue, gaster berada di regio epigastrium, umbilicalis, dan
hypochondriacum sinistra abdomen G
aster dibagi menjadi 4 regio:
1. Pars cardiaca, yang mengelilingi lubang esophagus ke dalam gaster
2. Fundus gastricus, yang merupakan area di atas ostium cardiacum
3. Corpus gastricum, yang merupakan daerah terluas dari gaster dan
4. Pars pylorica, yang terbagi menjadi antrum pyloricum dan canalis pyloricus
dan merupakan ujung distal dari gaster.
Pylorus terlihat pada permukaan gaster dengan adanya konstriksi pyloricus yang
berisi suatu cincin musculorum gaster yang menebal, sphincter pyloricum, yang
mengelilingi lubang distal gaster, ostium pyioricum. Ostium pyloricum berada
tepat di sisi kanan garis tengah pada suatu bidang yang melewati tepi bawah
vertebra LI (planum transpyloricum). Ciri-ciri lain dari gaster meliputi:
• Curvatura gastrica/ventriculi major, yang merupakan suatu tempat
perlekatan ligatnentum gastrosplenicum/gastrolienale dan omentum majus
• Curvatura gastrica/ventriculi minor, yang merupakan suatu tempat
perlekatan untuk omentum minus
• Incisura cardiaca, yang membentuk sudut superior saat esophagus
memasuki gaster; dan
• Incisura angularis, merupakan takik pada curvatura gastrica/ ventriculi
minor.
Suplai arterial gaster meliputi:
• arteria gastrica sinistra dari truncus coeliacus,
• arteria gastrica dextra dari arteria hepatica propria.
• Arteria gastro-omentalis (epiploica) dextra dari arteria gastroduodenalis.
• Arteria gastro-omentalis (epiploica) sinistra dari arteria splenica (lienalis),
dan
• Arteria gastrica posterior dari arteria splenica (lienalis) yang tidak selalu
dapat ditemukan.
f. Intestinum tenue
Intestinum tenue merupakan bagian terpanjang dari tractus gastrointestinalis dan
terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica ileocaecale. Struktur berupa
tabung ini panjangnya sekitar 6-7 meter dengan diameter yang menyempit dari
permulaan sampai ujung akhir, yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
1. Duodenum, Bagian pertama dari intestinum tenue adalah duodenum. Struktur
ini berbentuk seperti huruf C. bersebelahan dengan caput pancreas,
panjangnya sekitar 20-25 cm dan berada di atas umbilicus: lumennya adalah
yang terlebar dibandingkan bagian intestinum tenue yang lain. Struktur ini
terletak retroperitoneale kecuali bagian awalnya, yang dihubungkan dengan
hepar oleh suatu ligamenturn hepatoduodenale, yang merupakan bagian dari
omentum minus. Duodeni terbagi menjadi 4 bagian.
• Pars superior (bagian pertama) terbentang dari ostium pyloricum gaster
sampai collum vesicae fellea, berada tepat di sisi kanan corpus vertebrae
LI, dan berjalan di anterior ductus choledochus, arteria gastroduodenalis,
vena portae hepatis, dan vena cava inferior. Secara klinis, permulaan
bagian ini disebut sebagai ampulia atau duodenal cap, dan ulcus
duodenalis paling sering ditemui.
• Pars descendens (bagian kedua) duodeni berada tepat di sisi kanan garis
tengah tubuh dan terbentang dari collum vesica fellea sampai ke tepi
bawah vertebra LIII. Permukaan anteriornya disilang oleh colon
transversum, diposteriornya terdapat ren dextra, dan di medialnya terdapat
caput pancreas. Bagian duodeni ini berisi papilla duodeni major, yang
merupakan pintu masuk bersama bagi ductus choledochus dan ductus
pancreaticus, dan papilla duodeni mijor, yang merupakan pintu masuk
bagi ductus pancreaticus accessorius, dan pertemuan dari pre-enteron dan
mesenteron tepat di bawah papilla duodeni major.
• Pars inferior/horizontalis (bagian ketiga) duodeni adalah bagian yang
terpanjang, menyilang vena cava inferior, aorta, dan columna vertebralis.
Bagian ini disilang di anteriornya oleh arteria dan vena mesenterica
superior.
• Pars ascendens (bagian keempat) duodeni berjalan naik pada, atau di sisi
kiri dari, aorta sampai kira-kira di tepi atas vertebra LII dan berakhir
sebagai flexura duodenojejunalis. Flexura duodenojejunalis ini
dikelilingi oleh suatu lipatan peritoneurn yang berisi sabut-sabut musculus
yang disebut sebagai musculus suspensorius duodeni (ligamentum
duodenum dari Treitz).
Suplai arterial untuk duodenum meliputi:
Cabang-Cabang arteria gastroduodenalis.
Arteria supraduodenalis dari arteria gastroduodenalis,
Rami duodenales dari arteria pancreaticoduodenalis superior anterior
(dari arteria gastroduodenalis),
Rami duodenales dari arteria pancreaticoduodenalis superior posterior
(dari arteria gastroduodenalts).
Rami duodenales dari arteria pancreaticoduodenalis inferior anterior
(dari arteria pancreaticoduodenalis inferior—sebuah cabang dari arteria
mesenterica superior).
Rami duodenales dari arteria pancreaticoduodenalis inferior posterior
(dari arteria pancreaticoduodenalis infertor—sebuah cabang dari arteria
mesenterica superior). Dan
Cabang pertama arteriae jejunales dari arteria mesenterica superior.
(drake LR, mitchell MWA. Dasar anatomi gray. Jakarta: Elsevier; 2014. Halaman 134 – 206
dan Tortora JG, derrickson B. Dasar anatomi dan fisiologi, edisi 13, volume2. Jakarta: EGC;
2014. Halaman 967 -1014)