RESENSI NOVEL Rumah Cokelat
RESENSI NOVEL Rumah Cokelat
Identitas buku :
Judul buku : Rumah Cokelat
Tema :
Alur : Maju
Kepengarangan
Sitta Karina Rachmidiharja merupakan penulis kelahiran Jakarta, 30 Desember
1980. Kecintaannya pada dunia tulis menulis diwarisinya dari kakek tercinta, Mara Karma.
Pada awalnya sang kakek melarang Sitta untuk menjadi penulis dikarenakan pendapatan
dari pekerjaan itu yang tidak menentu. Kakeknya menyarankannya untuk menjadi insinyur
saja. Keinginan sang kakek tercapai, Sitta pernah menjadi konsultan di perusahaan
pertambangan (tepatnya Freeport-McMoran Mining Industry). Selain itu Sitta sempat
bekerja di citibank.
Sitta menulis beberapa novelnya dengan background keluarga Hanafiah. Ia
mendapat insiprasi dari keluarga besarnya sendiri, keluarga Karma dan keluarga Diran.
Karya-karyanya yang bercerita tentang keluarga tersebut adalah Lukisan Hujan, Putri
Hujan dan Ksatria Malam, Pesann Dari Bintang, Imaji Terindah, Seluas Langit Biru dan yang
baru saja terbit Titanum. Karya-karyanya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama,
Terrant Books, dan Lentera Hati Group. Sebagian bessar karyanya akan dirilis ulang oleh
penerbit Buah Hati (Lentera Hati Group) mulai 2013, termasuk serial keluarga besar
Hanafiah dan Magical Serial. Ia pernah menjadi juri pada ajang apresiasi satra Khatulistiwa
Literary Awards 2008, pengajar pada Coaching Cerpen Kawanku 2009 dan 2010, serta
menjadi contributor cerita dan feature article pada majalah remaja kenamaan seperti
CosmoGIRL! , Godgirl! , Spicel , Kawanku dan lainnya. Selain menulis, Sitta sangat menyukai
fashion, kopi dan olahraga.
Ulasan
Keunggulan :
Cerita tersebut sangat memotivasi ibu yang terus bekerja. Petikan “Melihat tumpukan mainan
Razsya disini rasanya aku jadi menyadari ketakutanku dulu ketika bekerja di kantor dan
kehilangan waktu dengannya.” (halaman 220)
Cerita tersebut mengajak kita untuk berkeluarga yang bahagia. Petikan “Sekarang aku jadi
paham, disebut berkeluarga karena perhatian kita hanya tertuju suatu hal penting yaitu
keluarga. Aku tidak ingin ambil pusing perkataan orang lain, termasuk ibuku sendiri. Ini demi
Razsya.” (halaman 221)
Kelemahan :
Penutup
Amanat :
Kebahagiaan bukan ditentukan oleh kekayaan dan harta yang melimpah. Kita memang
membutuhkan uang sebagai salah satu alat memperoleh kebahagiaan, namun bukan semata-
mata uang sebagai tujuan utama. Melainkan kebersamaan sebuah keluarga.
Kesimpulan :
Buku bergenre MomLit ini bercerita tentang usaha Hannah dalam membuat keluarga kecil dan
karirnya seimbang. Untuk Rumah Cokelat baik dibaca oleh para ibu yang barangkali mirip
dengan pengalaman Hannah, itu akan baik menjadi referensi dalam kehidupan rumah tangga.
Membaca buku ini diperlihatkan realita kesibukan dan kegundahan sebuah keluarga. Ibu yang
bekerja menjadi sebuah keharusan karena harus berbagi tanggung jawab memmenuhi
kebutuhan keluarga. Selain itu, masalah kursial yang sering menjadi isu keluarga adalah
masalah pengasuh bayi.