Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL

Identitas buku :
Judul buku : Rumah Cokelat

Pengarang : Sitta Karina

Editor : Siti Nur Andini

Ilustrator : Irene Dewanto

Penata letak : Wahid Hisbulloh

Penerbit : Buah Hati

Cetakan : l (Desember 2011)

Tebal : 226 halaman


Sinopsis
Rumah cokelat menceritakan tentang seorang wanita pekerja sekaligus ibu seorang
bayi. Tokoh sentral pada kisah ini adalah Hannah, bersama suaminya Wigra dan putra
semata wayang mereka Razsya. Mereka tinggal bersama dengan ibu Hannah, Eyang Yanni
yang sudah menjanda. Bersama mereka juga tinggal seorang pengasuh Razsya yang baru
berusia 16 tahun bernama Upik. Sekilas diceritakan oleh Hannah bahwa ia menyenangi
Upik karena telaten mengurus Razsya dan karena alasan bahwa Upik satu kampung dengan
eyang buyut Hannah di Jawa Tengah. Selain bekerja di Bliss and Hunter, Hannah memiliki
bakat seni sebagai seorang pelukis. Seringkali karena kesibukannya di kantor dan di rumah
ia merelakan waktu untuk hobinya ini tersita. Kekhawatiran utama pada putranya muncul
ketika ia merasa bahwa waktu Razsya lebih didominasi oleh ibunya dan pengasuhnya,
Upik. Konflik-konflik kecil muncul. Terutama berkaitan dengan kecemburuan Hannah akan
dominasi kehadiran Upik dan Eyang Yani pada putranya. Ia merasa gagal sebagai ibunya
Razsya, seringkali ia merasa penting untuk lari sejenak dari rutinitas sebagai ibu dan
berkumpul dengan teman-temannya disuatu tempat. Suatu keputusan besar akhirnya
dibuat, bahwa Hannah meninggalkan pekerjaan utamanya yang berprospek cerah, dan
memutuskan sebagai ibu full timer. Dan demikianlah, ia merasa sendiri bagaimana
perubahan yang signifikan pada hidupnya.

Membaca buku ini diperlihatkan realita kesibukan dan kegundahan sebuah


keluarga. Ibu yang bekerja menjadi sebuah keharusan karena harus berbagi tanggung
jawab memmenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, masalah kursial yang sering menjadi isu
keluarga adalah masalah pengasuh bayi.

Tema :

Alur : Maju

Kepengarangan
Sitta Karina Rachmidiharja merupakan penulis kelahiran Jakarta, 30 Desember
1980. Kecintaannya pada dunia tulis menulis diwarisinya dari kakek tercinta, Mara Karma.
Pada awalnya sang kakek melarang Sitta untuk menjadi penulis dikarenakan pendapatan
dari pekerjaan itu yang tidak menentu. Kakeknya menyarankannya untuk menjadi insinyur
saja. Keinginan sang kakek tercapai, Sitta pernah menjadi konsultan di perusahaan
pertambangan (tepatnya Freeport-McMoran Mining Industry). Selain itu Sitta sempat
bekerja di citibank.
Sitta menulis beberapa novelnya dengan background keluarga Hanafiah. Ia
mendapat insiprasi dari keluarga besarnya sendiri, keluarga Karma dan keluarga Diran.
Karya-karyanya yang bercerita tentang keluarga tersebut adalah Lukisan Hujan, Putri
Hujan dan Ksatria Malam, Pesann Dari Bintang, Imaji Terindah, Seluas Langit Biru dan yang
baru saja terbit Titanum. Karya-karyanya diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama,
Terrant Books, dan Lentera Hati Group. Sebagian bessar karyanya akan dirilis ulang oleh
penerbit Buah Hati (Lentera Hati Group) mulai 2013, termasuk serial keluarga besar
Hanafiah dan Magical Serial. Ia pernah menjadi juri pada ajang apresiasi satra Khatulistiwa
Literary Awards 2008, pengajar pada Coaching Cerpen Kawanku 2009 dan 2010, serta
menjadi contributor cerita dan feature article pada majalah remaja kenamaan seperti
CosmoGIRL! , Godgirl! , Spicel , Kawanku dan lainnya. Selain menulis, Sitta sangat menyukai
fashion, kopi dan olahraga.

Ulasan
Keunggulan :
 Cerita tersebut sangat memotivasi ibu yang terus bekerja. Petikan “Melihat tumpukan mainan
Razsya disini rasanya aku jadi menyadari ketakutanku dulu ketika bekerja di kantor dan
kehilangan waktu dengannya.” (halaman 220)
 Cerita tersebut mengajak kita untuk berkeluarga yang bahagia. Petikan “Sekarang aku jadi
paham, disebut berkeluarga karena perhatian kita hanya tertuju suatu hal penting yaitu
keluarga. Aku tidak ingin ambil pusing perkataan orang lain, termasuk ibuku sendiri. Ini demi
Razsya.” (halaman 221)

Kelemahan :

 novelnya sangat sederhana dan kurang terarah.


 Ada beberapa konflik yang kurang dieksplor. Contohnya tentang hubungan Wigra
dengan Olivia Chow dan Ara.
 Karakter Banyu dan Smith kurang digali lebih dalam.

Penutup
Amanat :
Kebahagiaan bukan ditentukan oleh kekayaan dan harta yang melimpah. Kita memang
membutuhkan uang sebagai salah satu alat memperoleh kebahagiaan, namun bukan semata-
mata uang sebagai tujuan utama. Melainkan kebersamaan sebuah keluarga.
Kesimpulan :
Buku bergenre MomLit ini bercerita tentang usaha Hannah dalam membuat keluarga kecil dan
karirnya seimbang. Untuk Rumah Cokelat baik dibaca oleh para ibu yang barangkali mirip
dengan pengalaman Hannah, itu akan baik menjadi referensi dalam kehidupan rumah tangga.

Membaca buku ini diperlihatkan realita kesibukan dan kegundahan sebuah keluarga. Ibu yang
bekerja menjadi sebuah keharusan karena harus berbagi tanggung jawab memmenuhi
kebutuhan keluarga. Selain itu, masalah kursial yang sering menjadi isu keluarga adalah
masalah pengasuh bayi.

Anda mungkin juga menyukai