Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN SGD 1 LBM 1

Dengan Kasus

“ASMA BRONKIAL PADA ANAK”

Tutor : Ns. Rista Ayu Malida, S.Kep


LBM :1
Kelompok : SGD 9
1. Alif Rozi Nur Abidin (30901800009)
2. Ayu Andini (30901800026)
3. Diah Ayu Putri Utami (30901800044)
4. Evitasari Murni S (30901800062)
5. Hesti Rosita (30901800079)
6. Ita Purwanti (30901800098)
7. Milla Ainur R (30901800115)
8. Nurul Hikmah O (30901800134)
9. Rizki Pujiasih (30901800152)
10. Siti Ulfatun N (30901800172)
11. Umi Kulsum (30901800189)
12. Zulvi Ubaedah N.A (30901800206)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2020
Lembar Belajar Mahasiswa 2

Judul : Anakku gemuk sekali!!


Skenario

Seorang anak laki-laki berumur 6 tahun datang dengan ibunya ke puskesmas setelah
terjatuh di sekolah dan mengeluh nyeri dada dan sendi. Setelah dokter melakukan anamnesis
diketahui anak ini memiliki kebiasaan mengemil makanan ringan yang berlebihan, dia juga
malas untuk bermain diluar rumah dan lebih sering menghabiskan waktu dirumah, menonton
dan mengemil. Ayah dari anak tersebut sudah memiliki riwayat DM. Hasil pemeriksaan fisik
menunjukkan berat badan 46 kg, tinggi badan 116 cm, aktivitas terbatas, dan tampak
kesulitan bernapas dengan RR 30 x/menit, HR 70 x/menit, dan suhu 37,8 ℃.

Anak memiliki keinginan untuk bisa bermain seperti teman-temannya


yang lain. Namun, kesulitan mengendalikan kebiasaanya tersebut. Puskesmas
setempat kemudian berupaya dengan berbagai pihak untuk mengatur aktivitas
dan pola makan anak.
STEP 1

Kata sulit

1. DM (zulfi)
2. Anamnesis (evita)
3. Nyeri dada (diah)

Jawab

1. Suatu penyakit gula darah (kencing manis) peningkatan gula darah karena pada
penderita dm tidak bisa menghasilkan insulin. (Ita)
2. Wawancara pada pasien dan keluarga untuk menggali informasi tentang penyakit
pada pasien (ulfa)
3. Suatu teknik pada pemeriksaan untuk menggali informasi penyakit pada pasien
dengan cara berkomunikasi pada pasien/ keluarga pasien (alif)
4. Nyeri- suatu keadaan kondisi tidak nyaman skit dibagian dada (alif)

STEP 2

Kata kunci:

1. Nyeri
2. Kesulitan bernafas
3. Aktivitas terbatas
4. Riwayat DM

Masalah : Obesitas

STEP 3

1. Pengertian obesitas? (zulfi)


a) Obesitas suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak didalam
tubuh secara berlebih (ita)
b) penimbunan jaringan lemak  Disebabkan oleh masukan kalori dan pengeluaran
energi yang tidak adekuat dalam tubuh (zulfi)
c) obesitas: ketika berat badan mereka jauh melebihi berat normal berdasarkan tinggi
badan. Kondisi ini berbahaya karena membuat mereka berisiko tinggi mengidap
penyakit kronis dan mengalami stres (ayu)
d) obesitas: suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi
sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang
kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan.
(alif)

2. Komplikasi Obesitas? (Hesti)


a) Darah tinggi,kolestrol tinggi, dm tipe 2,Asma, gangguan tidur,pubertas dini (nurul)
b) Jantung,hipertensi,kadar kolestrol tidak normal, asma , stroke , kematian (alif)

3. Hubungan penyakit ayah dm dengan penyakit yang diderita pasien? (ita)

4. Klasifikasi dari penyakit obesitas ? (ulfa)


a) Ada 3: ringan  kelebihan bb 20-40%

Sedang  41-100%

Berat  lebih dari 100% (diah)

Klasifikasi IMT
Berat badan kurang < 18,5
(Underweight)
Berat badan normal 18,5 - 22,9
Kelebihan berat badan 23 - 24,9
(Overweight) dengan risiko
Obesitas 25 - 29,9
Obesitas II ≥ 30
IMT (alif)
5. Etiologi dari obesitas ? (diah ayu)
b) Pola makan yang buruk
c) Keturunan
d) Obat-obatan
e) Tidak aktif secara fisik
f) Sikososial ekonomi (ulfa)
g) Olahraga tidak teratur (hesti)
h) Hormonal
i) Genetik
j) Non genetik
k) Hormonal (kiki)
l) Kehamilan
m) Faktor usia
n) Penyakit tertentu (ita)
o) Kurang tidur (alif)

6. Patofisiologi dari obesitas? (mila)


a) Asupan makanan energi lebih tinggi kamudian menyebabkan timbunan lemak dijaringan
kulit (zulfi)
b) Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam
bentuk  jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor 
eksogen(obesitas primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas
sekunder)akibat adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Pengaturankeseimbangan energi diperankan oleh hipotalamus melalui 3 proses
fisiologis, yaitu:pengendalian rasa lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran
energi, dan regulasisekresi hormon.Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini
terjadi melalui sinyal-sinyal eferen(yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan
sinyal aferen dari perifer (jaringanadipose, usus dan jaringan otot). Sinyal-sinyal tersebut
bersifat anabolik (meningkatkan rasalapar serta menurunkan pengeluaran energi) dan
dapat pula bersifat katabolik (anoreksia,meningkatkan pengeluaran energi) dan dibagi
menjadi 2 kategori, yaitu sinyal pendek dansinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi
porsi makan dan waktu makan, sertaberhubungan dengan faktor distensi lambung dan
peptida gastrointestinal, yang diperankanoleh kolesistokinin (CCK) sebagai stimulator
dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjangdiperankan oleh fat-derived hormon leptin
dan insulin yang mengatur penyimpanan dankeseimbangan energ (ayu)

7. Cara mencegah obesitas pada anak ? (nurul)


c) Mengubah pola makan yang sehat
d) Melakukan diet agar jumlah kalori berlebih dari jumlah yang sesuai kebutuhanya
e) Latih anak untuk gerak dan berolahraga
f) Partisipasi orang tua untuk selalu mengontrol anaknya dalam modifikasi perilaku
(ulfa)

8. Manifestasi klinis pada obesitas ? (umi kulsum)


a) Pola makan dan aktifitas
b) Riwayat obesitas keluarga
c) Riwayat penyakit keluarga DM (nurul)
d) Paha membesar
e) Abdomen membuncit
f) Lengan atas membesar
g) Tubuh terlihat lebih besar ( kiki)
h) Tinggi badan rendah sdkn berat badan meningkat
i) Pubertas lebih cepat (zulfi)
j) Apple body shape  distribusi jaringan lemak lebih banyak dibagian dada dan
pinggang (zulfi)
k) Pear body shape  distrubusi jaringan lemak lebih banyak dibagian pinggul dan paha
l) Dagu ganda(zulfi)
m) Hidung mulut relatif kecil (ulfa)
n) Mibilitas terganggu (hesti)
o) Payudara pada laki2 membesar akibat timbunan lemak yang berlebih
p) Penis Mengecil
q) Leher berlipat mengakibatkan daki
r) Strecmach

9. Cara pengukuran IMT beserta interpretasinya ? (evita)

10. Peran keluarga dan peran perawat pada kasus tersebut? (alif)
Peran keluarga :
a) Membatasi makanan
b) Memakan makanan yang bernutrisi hindari Junkfood
c) Melatih olahraga pada anak (nurul khikmah)
Peran perawat
d) Kolaborasi pada ahli gizi,monitoring TTV,IMT
e) Output dan input pada intake makanan
f) Memberikan edukasi
g) Latihan aktivitas fisik, mengawasi,mengajarkan aktivitas fisik

11. Penatalaksaan pada obesitas? (ayu)

12. Pemeriksaan penunjang pada pasien obesitas? (zulfi)


a) Pemeriksaan darah perifer lengkap
b) Pemeriksaan fungsi hati ex: Pemeriksaat SGPT,SGOT (nurul)
13. Sebutkan dan jelaskan hormone yang berpengaruh dalam obesitas? (kiki)
a) Hormon lektin hormon yang diproduksi dalam sel lemak fungsinya mengontrol
berat badan dalam otak saat tubuh menyimpan lemak terlalu tinggi (ulfa)
b) Hormon grelin  dihasilkan oleh lambung untuk mengontrol nafsu makan jangka
pendek (alif)

14. Bagaimana cara mengatur pola makan sehat ? (alif)


a) Merubah Gaya hidup,makan-makananRendah kalori, tinggi vitamin (umi kulsum)
b) Memakan makanan yang tumbuh serat ex: jenis kacang2an jeruk, pepaya, alpukat,
pisang dll. (ita)

15. Diagnosa dan intervensi keperawatan pada kasus tersebut?

16. Faktor yang mempengaruhi obesitas?


c) Genetik  keturunan (mila)
d) non genetik gaya hidup dan lingkungan
e) tingkat pendidikan orang tua (kiki)
f) faktor psikologis (evita)
g) faktor nutrisi pemberian makanan terlalu dini pada bayi anak akan mengalami
obesitas (ita)
h) faktor sosial
i) riwayat pekerjaan orang tua (ekonomi)
Learning issue

1. Komplikasi pada obesitas?

Komplikasi obesitas yang


a) tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, kadar lipid dalam darah yang abnormal dan resistensi
insulin.
b) sesak napas yang membuat olahraga atau aktifitas fisik lebih sulit dan dapat memperburuk
gejala dan menyebabkan terjadinya asma.
c) Ketiga, gangguan hati dan penyakit kandung empedu.
d) mengenai kapasitas otak, semakin besar tubuh sesorang yang mengalami obesitas maka akan
semakin berkurang pula jaringan otaknya.
e) mengenai saluran napas yakni gangguan fungsi saluran napas Obstructive Sleep Apnea
Sindrome(OSAS). Gejalanya mulai dari mengorok sampai mengompol. Obstruksi saluran
napas intermiten dapat menyebabkan tidur gelisah.
f) kulit lecet dan pelipatan.Obesitas pada anak dapat menyebabkan gesekan sehingga membuat
kulit menjadi lecet, anak merasa gerah atau panas dan disertai biang keringat serta jamur
pada lipatan kulit.
g) mengenai jantung. Anak-anak yang mengalami obesitas cenderung mengakibatkan
hipertensi(tekanan darah tinggi) pada masa pubertas.
h) mengenai ginjal. Anak yang mengalami obesitas memiliki resiko terkena diabetes dengan
komplikasi sakit ginjal di kemudian hari.
Sumber : Aulia Agristika.2015.Komplikasi Obesitas Pada Anak dan
Upaya Penanganannya. Majority, Volume 4. No 7 hal.81 (zulfi)
a) Kapasitas Otak
Semakin besar tubuh sesorang yg mengalami obesitas maka akan semakin berkurang
pula jaringan otaknya.
b) Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler
Faktor  Risiko  ini  meliputi  peningkatan:  kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol
&tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL-kolesterol. Risiko penyakit
Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6.
c) Obstruktive Sleep Apnea
a. Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala
mengorok.
b. Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak di daerah dinding dada & perut
yg mengganggu pergerakan dinding dada & diafragma, sehingga terjadi
penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan
beban kerja otot pernafasan.
a) Diabetes mellitus tipe-2
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas. Prevalensi penurunan
glukosa tolerant  test  pada  anak  obesitas  adalah  25% sedang  diabetes  mellitus  tipe-2
hanya 4%.
Acanthosis nigricans : kulit yg ditandai daerah gelap serta tekstur spt beludru di
lipatan tubuh.
Gejala: sering kencing, kencing malam hari, kelelahan berlebihan
b) (Image)

Gangguan Ortopedik

Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yg


disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris (Slipped
capital femoral epiphysis) yg menimbulkan gejala nyeri panggul (hip pain) /lutut  (knee
pain)dan terbatasnya gerakan panggul (abnormal gait).
(Sumber ; Aulia Agristika, Jurnal kedokteran (Volume 4|nomor 7) “Komplikasi
Obesitas pada Anak dan Upaya Penanganannya”, 2015)(ita)

1. Rambut rontok
2. Gangguan gigi dan mulut
3. Disfungsi ereksi pada pria dan infeksi jamur vagina pada wanita
4. Kerusakan saraf
5. Kerusakan mata
6. Penyakit kardiovaskuler
7. Kerusakan ginjal
8. Kaki diabetik (hesti)

2. Hubungan penyakit ayah dm dengan penyakit yang diderita pasien?

a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Scollan-Koliopoulos (2011) diketahui bahwa


penderita diabetes yang memiliki riwayat keturunan cenderung memiliki persepsi bahwa
dirinya mampu mengendalikan penyakitnya. Sampel penelitian tersebut menunjukkan
perilaku manajemen diri yang tinggi sebagai usaha mencapai pengendalian penyakit yang
optimal (Scollan-Koliopoulos, 2011).
b. Salah satu faktor resiko utama diabetes adalah riwayat keturunan. Riwayat keturunan dalam
hal ini merupakan penderita diabetes yang memiliki anggota keluarga yang juga menderita
diabetes (Zlot, dkk., 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Hameed, dkk (2002)
menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes yang memiliki riwayat keturunan adalah
sebesar 25,9%. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Heideman, pada tahun 2011
menunjukkan bahwa 66% pria dan 71% wanita penderita diabetes memiliki keluarga
kandung yang juga menderita diabetes (Hameed dkk., 2002; Heideman dkk., 2011).

Karena diperantai oleh adanya ristensi insulin. Obesitas dapat menginisiasi resistensi insulin
melalui beberapa mekanisme, diantaranya mekanisme inflamasi, endokrin, dan neural.
Mekanisme tersebut akan menyebabkan adanya disregulasi sinyal insulin sehingga terjadi
resistensi insulin dan berakibat pada timbulnya DM tipe 2

Sumber: sunarti. 2018. serat pangan dalam penanganan sindrom metabolic. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press(alif)
a) Prenatal fatness merupakan faktor risiko genetik yang berperan besar. Bila kedua orang tua
obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, kejadian obesitas
menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.
b) Obesitas merupakan faktor risiko yang berperan penting terhadap penyakit Diabetes Melitus,
Melitus (Suyono, 2012). Apabila tubuh gemuk lebih sulit dalam menggunakan insulin yang
dihasilkan (resistensi insulin).
c) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rosadi (2013), diperoleh bahwa orang yang obesitas
berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT) berisiko terkena DM sebanyak 2,51 kali kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak obesitas.
d) Jika dilihat dari RPK (ayah dengan DM) —> Parental  fatness —> faktor  genetik —> bila
kedua  orang  tua obesitas,  80%  anaknya menjadi  obesitas;  bila salah  satu  orang  tua
obesitas,  kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi
menjadi 14%.
(Sumber ; Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kesehatan, dan Ilmu Kesehatan ISSN 2579-6402
(Versi Cetak) Vol. 2, No. 1, April 2018: hlm 240-246 ISSN-L 2579-6410 (Versi Elektronik)
(Rizki)

3. Cara pengukuran IMT beserta interpretasinya ?

IMT: = 46 = 34,32
1,34

(Nurul)

Untuk perempuan

a) Rentang nilai indeks massa tubuh untuk perempuan dewasa adalah sebagai berikut:

b) Kurus: < 17 kg/m²

c) Normal: 17 – 23 kg/m²

d) Kegemukan: 23 – 27 kg/m²

e) Obesitas: > 27 kg/m²

2. Untuk laki-laki

a) Rentang nilai indeks massa tubuh untuk laki-laki dewasa adalah sebagai berikut:

b) Kurus: < 18 kg/m²

c) Normal: 18 – 25 kg/m²

d) Kegemukan: 25 – 27 kg/m²

e) Obesitas: > 27 kg/m²

(https://www.sehatq.com/artikel/cara-menghitung-indeks-massa-tubuh-imt-yang-akurat) (umi
kulsum)

4. Penatalaksaan pada obesitas?


a) Merubah gaya hidup
b) Terapi diet
c) Terapi perilaku
d) Farmakoterapi
e) Pembedahan
(ayu)

 Penatalaksanaan
a) Merubah gaya hidup

Diawali dengan merubah kebiasaan makan. Mengendalikan kebiasaan ngemil dan makan bukan
karena lapar tetapi karena ingin menikmati makanan dan meningkatkan aktifitas fisik pada
kegiatan sehari-hari.

b) Terapi Diet

Mengatur   asupan   makanan   agar   tidak   mengkonsumsi   makanan dengan jumlah kalori


yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram secara benar. Jenis diet, Tatanan
diet,  Pola makan

c) Aktifitas Fisik
d) Terapi perilaku

Untuk mencapai penurunan berat badan dan mempertahankannya,


diperlukan suatu  strategi  untuk  mengatasi  hambatan  yang  muncul pada saat terapi diet dan
aktifitas fisik. Strategi yang spesifik meliputi pengawasan mandiri terhadap kebiasaan makan dan
aktifitas fisik, manajemen stress, stimulus control, pemecahan masalah, contigency management,
cognitive restructuring dan dukungan sosial (Sugondo,2008).

e) Farmakoterapi

Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan berat badan dan
mempertahankannya. Orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak
30   persen.  Dengan   pemberian   orlistat,   dibutuhkan   penggantian
vitamin  larut  lemak karena  terjadi  malabsorpsi  parsial  (Sugondo,2008).

Journal KONSEP ASUHAN KEPERAWATANOBESITAS PADA ANAK (rizki)


f) Modifikasi Gaya Hidup
Penatalaksanaan modifikasi gaya hidup berupa konseling, perubahan diet, aktivitas fisik, dan
terapi perilaku diindikasikan pada IMT ≥ 25 kg/m2.

g) Medikamentosa

Medikamentosa dapat ditambahkan pada pasien obesitas dengan IMT ≥30 kg/m2 atau IMT ≥27
kg/m2 yang disertai dengan penyakit yang berhubungan dengan obesitas. Obat yang telah
disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk kasus ini antara lain orlistat, phentermine,
lorcaserin, liraglutide, dietilpropion, phentermine/topiramate, naltrexone/bupropion,
phendimetrazine.

h) Pembedahan

Pembedahan merupakan salah satu pilihan terapi untuk menurunkan berat badan. Indikasi untuk
tindakan pembedahan bariatrik adalah indeks massa tubuh (IMT) > 40 atau IMT > 35 yang
disertai komorbiditas terkait berat badan, riwayat manajemen berat badan secara medis
sebelumnya, tidak ada kontraindikasi psikologis, dan harapan hidup lebih dari 5 tahun (ulva)

5. Pemeriksaan penunjang pada pasien obesitas?


a. Pemeriksaan antropometris: Lemak tubuh yang berlebih dalam obesitas berhubungan
dengan resiko kesehatan,khususnya faktor resiko kardiovaskular. Indeks masa tubuh dan
pengukuran berat badan terhadap tinggi badan merupakan metode yang berguna untuk
menilai lemak tubuh dan diukur dengan cara berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan (kuadrat) (m)
b. Deteksi dini komorbiditas : Dampak obesitas mempengaruhi hampir setiap sistem organ
di dalam tubuh.
a) Polisomnografi
b) Pemeriksaan pencitraan adenoid
c) AHI (Apnea hipopnea Indekx) ; 3,540
d) Konsul Respirologi
e) Peningkatan karbon dioksida pada polisomnografi
Sumber: Rekomendasi ikatan dokter anak indonesia ,diagnosis, tata
laksana dan pencegahan obesitas pada anak dan remaja UKK nutrisi dan
penyakit metabolik 2014 (evita)

Pemeriksaan PenunjangJika memungkinkan dilakukan secara rutin pada


semua pasien obesitas :
a. Darah perifer lengkap
b. Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL
c. Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa
d. Fungsi hati: SGPT, SGOT-Fungsi ginjal: ureum, creatinin, asam urat (umi kulsum)
e. Menghitung IMT
f. Pengukuran ketebalan lipatan kulit untuk mengetahui ukuran lemak tubuh
g. Perbandingan ukuran pinggang dan pinggul
h. Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI guna mengetahui kadar lemak dan
distribusinya didalam tubuh (milla)

6. Hormon apa yang menyebabkan obesitas sebut dan jelaskan?


a. Cortisol
Hormon yang satu ini bertanggung jawab atas pemicu stres yang dialami
tubuh. Seperti yang diketahui, stres bisa memicu peningkatan berat badan.
Untuk mengurangi kadar hormon cortisol, cobalah berolahraga secara
teratur agar berat badan juga bisa dikontrol.
b. Melatonin
Tubuh memiliki hormon yang memberi 'perintah' bahwa Anda butuh
istirahat dan tidur, yaitu melatonin. Produksi hormon ini meningkat di
ruangan yang lebih gelap. Itulah sebab kenapa ketika tidur, lampu
sebaiknya dimatikan. Kekurangan hormon melatonin sering dikaitkan
dengan obesitas, diabetes, dan kanker.
c. Oxytocin
Hormon cinta atau oxytocin muncul saat tubuh bersentuhan dengan orang
yang Anda suka, bercinta, atau makan cokelat. Namun jika Anda sedang
sakit hati, jumlah oxytocin cenderung menurun dan hormon cortisol
otomatis malah meningkat. Sehingga tubuh pun berisiko mengalami
kegemukan.
d. Tiroid
Hormon tiroid memegang peranan penting dalam metabolisme yang
membakar lemak dan menyalurkan energi ke seluruh tubuh. Jika Anda
stres, kurang gizi, dan menderita inflamasi, hormon tiroid jumlahnya bisa
menurun. Pada akhirnya, tubuh berisiko mengalami peningkatan berat
badan.
e. Estrogen dan progesteron
Kedua hormon tersebut dimiliki wanita dan dihasilkan oleh ovarium.
Estrogen dan progesteron pun memengaruhi berat badan, entah itu
menurunkan atau meningkatkan. Maka dari itu menopause dan pubertas
sering dikaitkan dengan berat badan dan perubahan bentuk tubuh.
f. Testosteron
Baik pria maupun wanita sama-sama memiliki hormon ini. Testosteron
juga memberi pengaruh terhadap berat badan, karena fungsinya adalah
menjaga kekuatan otot yang memicu metabolisme dalam membakar
lemak. Jika jumlahnya menurun, berat badan bisa meningkat.
g. Leptin dan ghrelin
Kedua hormon tersebut bisa dibilang sebagai hormon nafsu makan. Sebab
keduanya berperan dalam memberi pesan pada otak bahwa Anda sedang
lapar. Kurang tidur bisa memengaruhi kinerja hormon leptin, sehingga
nafsu makan biasanya akan sulit dikontrol dan membuat berat badan
membengkak.
h. Serotonin
Hormon gembira ini memiliki kontrol terhadap suasana hati dan ingatan.
Jumlahnya harus dijaga agar tetap seimbang sehingga berat badan mampu
dikontrol. Sebab kurang serotonin bisa memicu rasa cemas yang berujung
pada stres. (diah)

i. Ketidakseimbangan serotonin
Serotonin memegang peranan penting dalam suasana hati, daya ingat, dan
keinginan untuk makan, terutama yang mengandung karbohidrat,
kebiasaan tidur, dan pengaturan suhu tubuh. Ketika merasa depresi,
cenderung untuk mengkonsumsi makanan manis untuk merangsang
produksi serotinin. Padahal untuk memproduksi serotinin, tubuh
membutuhkan banyak sinar matahari, pola makan yang sehat dan
mengandung protein, mineral dan vitamin, olahraga teratur dan cukup
tidur. Tetapi pada kasus obesitas, banyak yang tidak menjaga pola makan
dan kurang beraktifitas.
Kanaley J.A (2021) (ayu)

7. Asuhan Keperawatankeperawatan pada kasus tersebut?


Identitas pasien
Nama : An. A
No RM : 325573
Umur : 6 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Keluhan utama : ibu klien mengeluh setelah jatuh disekolah anaknya
nyeri dada dan sendi
Riwayat penyakit sekarang : ibu klien mengeluh setelah jatuh disekolah
anaknya nyeri dada dan sendi. Anaknya memiliki kebiasaan mengemil
makanan ringan yang berlebih, dia juga malas untuk bermain diluar rumah
dan lebih sering menghabiskan waktu untuk mentonton dan mengemil.
Riwayat penyakit sebelumnya : ibu klien mengatakan anaknya belum
pernah dirawat.
Riwayat Keluarga : ibu klien mengatakan ayah dari anak tersebut sudah
memiliki riwayat DM

Genogram

• Pemeriksaan fisik
Kesadaran : kompos mentis
Penampilan : pasien tampak kesulitan bernafas dan aktivitasnya terbatas.
Vital sigh in
Suhu: 37,8°C
Respiratori: 30 x/menit
Nadi: 70 x/menit
BB: 46 kg
TB: 116 cm

1. Pola Persepsi Kesehatan


Kurangnya pengetahuan klien tentang penyebab obesitas akibat seringnya ngemil
2. Pola Nutrisi Metabolik
nafsu makan meningkat, makan banyak
3. Pola Eliminasi
Tidak ada
4. Pola Aktivitas – Latihan
Pasien malas untuk main diluar rumah dan lebih sering menghabiskan waktunya dirumah
5. Pola Istirahat Dan Tidur
Tidak ada
6. Pola Kognitif Perseptual
Tidak ada

7. Pola Persesdi Diri


Mengeluh nyeri dada dan sendi
8. Pola Peran-Hubungan
Tidak ada
9. Pola Seksualitas – Reproduksi

Tidak ada

10. Pola Koping – Toleransi stress


Tidak ada
11. Pola Nilai Kepercayaan
Tidak ada

Analisa Data
A. DS : Klien mengeluh nyeri dada dan sendi
DO : hasil pemeriksaan fisik pasien tapak kesulitan bernafas, dan aktivitasnya terbatas dg
RR : 30x/menit, HR : 70x/menit, dan suhu 37,8°C
B. Ds : Ibu Klien mengatakan Anaknya memiliki kebiasaan mengemil makanan ringan yang
berlebih, dia juga malas untuk bermain diluar rumah dan lebih sering menghabiskan
waktu untuk mentonton dan mengemil. Dan ayah dari anak tersebut sudah memiliki
riwayat DM.
Do : hasil pemeriksaan fisik klien menunjukan BB : 46 kg TB : 116 cm, tampak
kesulitan bernafas dan aktivitas pasien terbatas
C. Ds : Klien mengatakan malas untukbermain diluar rumah dan lebih sering menghabiskan
waktu untuk mentonton dan mengemil.
Do : Hasil pemeriksaan fisik pasien tapak kesulitan bernafas, dan aktivitasnya terbatas dg
RR : 30x/menit, HR : 70x/menit

Diagnosa Keperawatan
I. A. Pola nafas tidak efektif b.d obesitas
Intervensi:
a. Pertahankan kepatenan jalan bernapas dengan head-tilt dan chin-lift (rahang-dorong jika
curiga trauma serviks)
b. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Berikan oksigen, jika perlu
f. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

B. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian, sering mengemil, gangguan kebiasaan makan,
penggunaan energi kurang dari asupan
Intervensi:
a. Mengurangi asupan energy sehingga mencapai penurunan berat badan
C. Intoleransi aktivitas b.d gaya hidup monoton
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Monitor pola dan jam tidur
d. Monitor lokasi dan ketidknyamanan selama melakukan aktivitas
e. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
f. Identifikasi penyebab perubahan tanda vital
g. Monitor TTV
MAPPING KONSEP

FAKTOR PENCETUS

a. Gaya hidup
b. Faktor genetis
c. Faktor psikologis

Pemeriksaan Penunjang
MANIFESTASI OBESITAS
KLINIS a. P. Antropomentis
b. Darah perifer
a. Paha membesar lengkap
b. Abdomen ASUHAN c. Menghitung Imt
membuncit KEPERAWATAN d. Profil lipid
c. Lengan atas e. Polisomnografi
membesar
d. Dagu ganda
e. Mobilitas
terganggu
PENGKAJIAN
KOMPLIKASI
a. Diabetes militus DIAGNOSA KEPERAWATAN
b. Hipertensi I. Pola nafas tidak efektif b.d obesitas
c. Asma
II. Obesitas b.d kurang aktivitas fisik harian,
d. Obstruksi sleep
sering mengemil, gangguan kebiasaan
apnea
makan, penggunaan energi kurang dari
e. Gangguan
ortopedik asupan

Anda mungkin juga menyukai