Anda di halaman 1dari 15

Judul :

Pengaruh Pemberian Tempe Gembus terhadap Penurunan Lemak Visceral dan


Profil Lipid pada Tikus Obes
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas merupakan penyebab kematian utama di dunia. Sebanyak 3,4
juta orang dewasa meninggal setiap tahunnya akibat obesitas. Data WHO
menunjukkan bahwa sebanyak 44% kematian terjadi akibat diabetes, 23%
karena penyakit jantung iskemik dan 7-41% adalah akibat kanker, semua itu
disebabkan karena adanya obesitas. (WHO, 2013)
Obesitas merupakan akumulasi massa jaringan lemak tubuh yang
berlebih yang disebabkan akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan
makanan dan keluaran makanan yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan (WHO, 2011). Saat ini obesitas menjadi masalah epidemi diseluruh
dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang yang dikenal
dengan istilah globesitas. (WHO, 2014).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa ada sekitar
1,6 milyar orang dewasa berumur ≥ 15 tahun menderita obesitas (WHO,
2011), sedangkan pada orang dewasa tahun 2008 lebih dari 200 juta pria dan
300 juta wanita. Secara keseluruhan lebih dari 10% populasi dewasa di dunia
mengalami obesitas. (WHO, 2013)
Penumpukan lemak yang lebih banyak didaerah abdominal disebut
obesitas sentral. (Soegih R, 2009). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menunjukkan bahwa sebanyak 26,6% orang dewasa mengalami obesitas
sentral yang mana kejadiannya ternanyak pada usia 45-54 tahun (Kemenkes,
2013).Peningkatan prevalensi obesitas sentral berdampak pada munculnya
berbagai penyakit degeneratif.
Obesitas sentral cenderung menyebabkan gangguan kardiovaskuler
dibandingkan dengan obesitas general (IMT > 25), pada obesitas sentral
terdapat peningkatan lemak visceral (Sugondo, 2009). Seibert (2013)
melaporkan bahwa terdapat korelasi pengukuran lemak visceral dengan risiko
penyakit kardiovaskular yang mana jumlah lemak visceral yang meningkat
akan memobilisasi asam lemak bebas.
Gizi lebih dan obesitas berisiko sangat tinggi terhadap kejadian profil
lipid yang ditandai dengan kolesterol total, kolesterol LDL (K-LDL),
trigiliserida serta rendahnya kolesterol-HDL (K-HDL) yang tinggi. Gizi
lebih, profil lipid yang buruk dan penyakit degeneratif disebabkan oleh
perubahan gaya hidup, khususnya perubahan pola makan dari makanan tinggi
serat dan karbohidrat menjadi tinggi lemak dan natrium serta rendah serat.
Diet tinggi lemak dihubungkan dengan obesitas dan peningkatan penyakit
kronis (Misra et al, 2010).
Asupan tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL,
rasio kolesterol total terhadap HDL, dan menurunkan kadar HDL darah,
sebaliknya asupan lemak tak jenuh yang lebih tinggi menurunkan kadar
kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (Hunter et al. 2010)
Kolesterol LDL yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis
yang akan menyumbat pembuluh darah arteri di jantung (Otto et al. 2012).
Meta analisis yang dilakukan oleh Siri Tarino et al. (2010) menemukan
bahwa asam lemak jenuh memiliki hubungan dengan kejadian penyakit
kardiovaskular melalui peningkatan kolesterol LDL.
Konsumsi diet tinggi lemak dianggap sebagai faktor etiologi utama yang
menyebabkan kegemukan, sedangkan konsumsi sayuran, buah-buahan, dan
biji-bijian dikenal untuk menurunkan risiko obesitas dan penyakit metabolik.
(Kim YJ, 2013).
Tempe gembus merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar ampas
tahu dari kedelai yang difermentasi. Pemilihan tempe gembus sebagai
intervensi dalam penelitian ini karena mengandung serat, asam lemak tak
jenuh dan isoflavon. (Sulchan, 2007), selain itu merupakan salah satu sumber
protein nabati yang mempunyai kandungan gizi seperti karbohidrat, protein,
lemak, serat, vitamin B12, dan mineral. (Ervina. dkk, 2000). Namun
demikian, masyarakat masih menganggap remeh tempe gembus dan
mempertanyakan gizi yang ada didalamnya karena bahan baku dari produk
ini dinilai sudah tidak memiliki nilai gizi. Kandungan serat pada 100 gram
tempe gembus sebesar
3,93 gram yang setara dengan 3x kandungan serat pada tempe kedelai
(Sulchan, 2007)
Penelitian menunjukanbahwa konsumsi kedelai memiliki efek
menguntungkan dalam penurunan berat badan, penurunan konsentrasi BMI,
dan serum LDL pada orang dewasa gemuk (Xiaojie Hu. et al, 2013)
Tempe gembus berbahan dasar kedelai mengandung tiga isoflavon yaitu
genistein, daidzein dan gycetein (Kaufman. et al, 1997). Tempe gembus
mengandung 33,1 mg/g diadzein dan 57,1 mg/g ganistein. (Sulchan, 2007).
Studi selama enam bulan dari suplementasi protein kedelaidengan kandungan
isoflavon memiliki efek mencegah berat badan pada komposisi tubuh wanita.
(Liu ZM. et al, 2009). Pemberian dosis 10 mg perhari dipagi hari dari ekstrak
kedelai selama 14 hari dapat menghambat berat badan pada hewan coba.
(Meilina H, 2016).
Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa ampas kedelai memiliki efek
untuk mencegah obesitas pada tikus melalui ekspresi gen leptinpada jaringan
adiposa. (Matsumoto. et al, 2007), diet serat juga memberikan efek
menguntungkan pada penurunan kolesterol dan lemak tubuh. Studi yg
dilakukan (Fukuda, 2009) bahwa okara (ampas tahu) dapat menurunkan
hiperkolestrolemia pada model tikus setelah 4 minggu. Selain itu,
meningkatkan asupan serat makanan dari kedelaijuga dapat menurunkan
lemak tubuh yang mengarah pada efek pencegahan obesitas dan gangguan
lipid. Pemberian diet okara (ampas kedelai) efektif mencegah kenaikan berat
badan terutama pada penurunan lemak visceral dan LDL pada tikus (Mice
Hyun. et al, 2016). Pemberian terapi daidzein (50 mg / kg / hari) selama dua
belas minggu dapat menurunkan berat badan, lemak visceral, dan IL-6 tingkat
pada tikus dibandingkan dengan kelompok kontrol (Cao YK. et al, 2012)
Berdasarkan latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian
mengenai pengaruh pemberian tempe gembus terhadap penurunan lemak
visceral dan profil lipid pada tikus obes
B. Rumusan Masalah
Obesitas merupakan masalah yang meningkat di seluruh dunia, obesitas
telahmeningkat di beberapa negara, kondisi ini berkaitan dengan banyaknya
penyakit,seperti Diabetes Mellitus (DM), penyakit jantung, dan beberapa
bentuk kankerdan kemungkinan akan meningkat terus selama 2 dekade
mendatang (Wang et al.,2014).Obesitas merupakan kondisiketidaknormalan
atau kelebihanakumulasi lemak dalam jaringanadiposa, karena bertambahnya
ukurandan jumlah sel jaringan adiposa yangdapat menyebabkan
gangguanmetabolisme. Penderita obesitas cenderung untuk menjadi resisten
insulin dan meningkatkan risiko untuk mengembangkan CVD. Obesitas juga
telah terbukti berhubungan dengan profil lipid klinis memburuk.
Salah satu cara yang aman untuk menurunkan kadar kolesterol darah
adalah dengan modifikasi diet dengan mengkonsumsi jenis-jenis bahan
makanan yang memiliki efek antihiperkolesterolemia seperti kedelai
Tempe gembus berbahan dasar kedelai mengandung isoflavonyang dapat
menurunkan berat badan dan lemak visceral serta meningkatkan resistensi
insulin pada diet tinggi lemak, dan juga menurunkan
hiperkolestrolemiakarena mengandung serat, asam lemak tak jenuh. Tempe
gembus mempunyai kandungan energi yang besarnya kurang lebih 50%
energi tempe kedelai, demikian juga kadar protein dan lemaknya lebih
rendah, sedangkan kadar serat 3 kali lebih besar dari tempe biasa. Tempe
gembus ternyata mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat
(21,51%), asam lemak tak jenuh oleat (16.72%) dan linolenat (1.82%).
Berdasarkan permasalahan diatas maka perlu dilakukan eksperimen
laboratorium pada hewan percobaan.Masalah yang berkaitan dengan
pemberian tempe gembus pada tikus adalah bagaimana mekanisme
penurunan lemak visceralkadar profil lipidsetelah pemberian tempe gembus
dengan berbagai dosis
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
penurunan lemak visceral dan kadar profile lipid pada tikus obes
2. Tujuan Khusus
a. membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
penurunan lemak visceral pada tikus obes
b. membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
penurunan kadar Kolesterol Total pada tikus obes
c. membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
penurunan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) pada tikus obes
d. membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
peningkatan kadar HDL (Hight Density Lipoprotein) pada tikus obes
e. membuktikan pengaruh pemberian tempe gembus terhadap
penurunan kadar TG (Trigliserid) pada tikus obes
f. menganalisis dosis pemberian tempe gembus yang paling
berpengaruh terhadap penuriunan lemak visceraldan kadar profil
lipid
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Obesitas dan Lemak Visceral
Meningkatnya obesitas tak lepas dari gaya hidup, seperti
menurunnya aktivitas fisik. Faktor genetikjuga menentukan mekanisme
pengaturan berat badan melalui pengaruh hormon dan neural (Limanan
dkk, 2013). Obesitas merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan
akumulasi lemak dalam jaringan adiposa, karena bertambahnya ukuran
dan jumlah sel jaringan adiposa yang dapat menyebabkan
gangguanmetabolisme.
Obesitas disebabkn oleh dua faktor yaitu adanya peningkatan
asupan makanan dan penurunan pengeluaran energi. Energi yang
dimasukkan dalam tubuh tidak digunakan secara efektif sehingga
tertimbun dalam jaringan lemak. (Mustamin, 2010)
Angka obesitas di Indonesia juga terus meningkat. Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada laki-laki dewasa terjadi
peningkatan prevalensi obesitas dari 13,9% pada tahun 2007 menjadi
19,7 % pada tahun 2013. Pada wanita dewasa terjadi peningkatan yang
cukup ekstrim yaitu dari 14,8% pada tahun 2007 menjadi 32,9 % pada
tahun 2013. (Kemenkes RI, 2013). Di Indonesia, perubahan gaya hidup
yang menjurus ke westernisasi menyebabkan berubahnya pola makan
yang merujuk pada diet tinggi kalori, lemak dan kolesterol yang
menimbulkan dampak terhadap peningkatan resiko obesitas (DirKes,
2009).
Salah satu dari bentuk fenotip klinis standar dari obesitas adalah
obesitas sentral karena penumpukan lemak ektopik. Lemak ektopik yaitu
lemak yang berada diluar tempat penumpukan yang seharusnya yaitu sel
adiposa, dalam subyek manusia yang tersuspeksi dapat terjadi gangguan
keseimbangan energi dan penurunan kapasitas penyimpanan lipid di
subkutan dan jaringan adipose visceral (Britton & Fox, 2011). Secara
klinis, Obesitas yang terakumulasi di perut / lemak viceral obesitas
memainkan peran kuncidalam patogenesis sindrom metabolik
(Matsuzawa et al, 2011)
Banyak teori yang telah dikemukakan untuk menjelaskan
mekanisme obesitas, bahwa faktor lingkungan merupakan faktor utama
dalam obesitas, dan faktor lain yang berperan adalah kelainan dan mutasi
genetik (Damayanti, 2011). Menurut Andrew J Walley (2009),
patofisiologi obesitas dapat terjadi karena gangguan pada keseimbangan
energi, adiposit, dan neurobehavior.Obesitas dapat dinilai dengan
berbagai cara, metode yang lazim digunakan saat iniantara lain
pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar pinggang,
sertaperbandingan lingkar pinggang dan lingkar panggul. IMT
merupakan alternatifuntuk tindakan mengukur lemak tubuh karena murah
serta mudah dilakukan. (Soegih, 2009)
2. Profil Lipid

Lipoprotein dibagimenjadi beberapa jenis, berdasarkan berat jenisnya,


yaitu, kilomikron, VeryLow Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate
Density Lipoprotein (IDL), LowDensity Lipoprotein (LDL), High Density
Lipoprotein (HDL) (Murray, 2008).Lipoprotein yang berperan penting
dalam pendistribusian kolesterol ialah HDLdan LDL. Fungsi HDL yaitu
mengangkut kolesterol kembali ke hati untuk prosesmetabolisme. Fungsi
LDL ialah sebagai pembawa kolesterol ke sel-sel yangmengandung
reseptor LDL guna dimanfaatkan sel tersebut. Lipoproteinmengalami
metabolisme melalui 3 jalur, yakni jalur metabolisme eksogen,endogen,
dan reverse cholesterol transport(Murray, 2008).
Konsumsi Asam lemak jenuh dan kalori yang tinggi dalam menu
makanan masyarakat sekarang akan menimbulkan kelainan metabolisme
lemak yang dikenal sebagai dislipidemia. Dislipidemia terjadi karena
peningkatan asupan lemak berlebihan yang menyebabkan keadaan
adiposopathy, dimana terjadi peningkatan TNF-α yang mengakibatkan
peningkatan profil lipid darah.
Displidemia ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, trigliserida atau kombinasi keduanya dan biasanya disertai
dengan penurunan kolesterol HDL. Dislipidemia menjadi masalah bagi
kesehatan dan mempercepat proses penuaan karena dikemudian hari
berdampak pada terjadinya arteriosklerosis dan menyebabkan penyakit
jantung koroner (Brown dan Goldstein, 2009). Dislipidemia terjadi bila
terdapat kadar level plasma, total kolesterol ≥ 240mg/dl, LDL ≥ 160mg/dl,
trigeliserida ≥ 200mg/dl, atau HDL < 40mg/dl.
3. Diet Tinggi Lemak
Aktivitas fisik manusia semakin berkurang dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan dan alat-alat untuk mempermudah kehidupan seperti
kendaraan bermotor, eskalator, lift dan lain-lain. Energi tinggi yang
dikonsumsi lewat masukan lemak jenuh yang tinggi menyebabkan
kelebihan kalori dan lemak. Jika terjadi kelebihan lemak maka kelebihan
lemak tersebut akan disimpan sebagai cadangan energi pada sel lemak dan
jaringan lemak.
Adiposit dan jaringan adiposa menyimpan sejumlah lemak termasuk
trigliserida dan koleterol. Jaringan adiposa dan adiposit berfungi sebagai
organ endokrin aktif dan sel immun (immune stand point). Hipertropi
adiposit dan akumulasi jaringan adiposa membentuk adiposit patogenik
dan efek jaringan adiposa. yang disebut Adiposopathy, menstimulasi
peningkatan TNF-α sehingga mengakibatkan peningkatan sirkulasi lipid,
patogenesis ini yang sekarang dipercaya sebagai landasan teori relasi
kelebihan lemak tubuh dan dislipidemia (Bays et al., 2013)
4. Tempe Gembus

Tempe gembus adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar ampas
tahu yang difermentasi.(Sulchan, 2007). Tempe gembus merupakan salah
satu varietas tempe di Indonesia yang tergolong sebagai sumber protein
nabati yang memiliki harga jual murah dan sering dianggap tidak bergizi
katena terbuat dari bahan sisa pembuatan tahu. (Sulchan, 2007)
Tempe gembus memiliki kandungan serat tiga kali lebih bayak dari tempe kedelai
namun demikian, kandungan energi, protein dan lemak pada tempe gembus lebih rendah
daripada tempe kedelai (Sulchan, 2007). Kadar asam amino yang terkandung pada tempe
gembus lebih rendah dari tempe kedelai. Kedelai mengandung isoflavon antara 0,6-
03,89/kg berat segar.(Kone, 2014). Tempe gembus dengan kedelai sebagai bahan
dasarnya mengandung isoflavon daidzein (33,1 mg/g) dan genistein (57,1 mg/g) serta
asam lemak tak jenuh berupa asam lemak oleat, asam lemak linoleat dan linolenat yang
termasuk asam lemak esensial. (Sulchan, 2007)
Tempe gembus atau yang dikenal di negara Jepang adalah okara kering mengandung
sekitar 50%serat, 25% protein, 10% lemak, dan nutrisi lainnya termasuk isoflavon,
lignan, pitosterol, Selain itu, senyawa ini memiliki berbagaifisiologis dan terapi fungsi,
seperti aktivitas antioksidan,pencegahan penyakit kardiovaskular, dll (LiB et al, 2012) ,
oleh karena itu, okaramengandung banyak nutrisi berharga yang mungkin berguna untuk
memproduksiproduk makanan sehat. (Nguyen et al, 2014 dan Li Sl et al, 2014)
B. Kerangka Penelitian

Diet tinggi
lemak

Insulin Resistance
Obesitas Penigkatan asam
lemak bebas

terjadi gangguan keseimbangan


energi Dislipidemia
dan kapasitas penyimpanan lemak

Peningkatan LDL
Penumpukan
Penumpukan Peningkatan TC
Lemak
Lemak viseral Peningkatan TG
subkutan
Penurunan HDL

Serat
Tempe Isoflavon
Gembus Asam lemak tak
berbagai dosis jenuh
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Viceral fat

Tempe Gembus
Obesitas
Dosis 4 gr, 6gr, 8 gr

Profil Lipid

B. Hipotesis penelitian
1. Pemberian tempe dengan dosis 4 gr/hari, 6 gr/hari dan 8 gr/hari dapat menurunkan
lemak visceralpada tikus obes
2. Pemberian tempe dengan dosis 4 gr/hari, 6 gr/hari dan 8 gr/hari dapat menurunkan
kadar kolesterol total pada tikus obes
3. Pemberian tempe dengan dosis 4 gr/hari, 6 gr/hari dan 8 gr/hari dapat menurunkan LDL
(Low Density Lippoprotein) pada tikus obes
4. Pemberian tempe dengan dosis 4 gr/hari, 6 gr/hari dan 8 gr/hari dapat
meningkatkanHDL (High Density Lippoprotein) pada tikus obes
5. Pemberian tempe dengan dosis 4 gr/hari, 6 gr/hari dan 8 gr/hari dapat menurunkan TG
(Trigliserid)pada tikus obes
6. Ada Perbedaan pengaruhpemberian tempe gembus terhadap penurunan lemak visceral
dan kadar profil lipid yang diberikan dosis berbeda pada tikus obes
DAFTAR PUSTAKA

Britton KA, Fox CS.2011. Ectopic fat depots and cardiovascular disease.Circulation Topic
Review. 124 (24) : 837-841.

Cao YK, Zhang SF, Zou SE, Xia X. 2013. Daidzein improves insulin resistance in
ovariectomized rats. Climacteric;16(1):111-6. doi: 10.3109/13697137.2012.664831.

Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. 2009. Laporanpembangunan kesehatan dalam


RPJMN 2010-2014. Badan perencanaan pembangunan nasional. Jakarta

Damayanti R, Endang DL, Maria Mexitaha, Sri Sudaryati N. 2011. Buku AjarNutrisi Pediatrik
dan Penyakit Metabolik. Ikatan Dokter Anak Indonesia.Badan Penerbit IDAI. Hal 230-
241.

Hunter JE, Zhang J, Kris-Etherton PM. 2010. Cardiovascular disease risk of dietary stearic acid
compared with trans, other saturated, and unsaturated fatty acids: a systematic
review.Am J Clin Nutr 91:46- 63.

Kim YJ, Choi MS, Cha BY, Woo JT, Park YB, Kim SR, Jung UJ. 2013. Long-term
supplementation of honokiol and magnolol ameliorates body fat accumulation, insulin
resistance, and adipose inflammation in high-fat fed mice. Mol. Nutr. Food Res. 57

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Balitbangkes Kementrian Kesehatan
RI.

Liu ZM, Ho SC, Chen YM and Ho YP. 2009. A mild favorable effect of soy protein with
isoflavones on body composition-a 6-month double-blind randomized placebo-controlled
trial among Chinese postmenopausal women. Int J of Obesity.34: 309-318; doi:10.1038/
ijo.2009.236; published online 17 November 2009

Limanan D., Prijanti A.R., 2013. Hantaran Sinyal Leptin dan Obesitas Hubungan dengan
Penyakit Kardiovaskuler. Tesis. FK UI
Li B, QiaoM, Lu F. 2010. Composition, nutrition, and utilization of okara (soybean residue).
Food Rev. Int. 28: 231-252

Lee SI, Lee YK, Kim SD, Lee IA, Choi JK, Suh JW. 2014. Effect of soybean curd residue
fermented by Monascuspilosus on the high fat diet-induced obese mice. J. Appl. Biol.
Chem. 57: 7-15

Meilinah Hidayat, Setiawan. 2016. The effective dose and pattern of soybean extract
administration to regulate body weight of laboratory rats. Health Science Journal of
Indonesia 2016;7:17-26) Vol. 7, No. 1, June 2016
Mice Hyun-Suk Kim1, Ok-Kyeong Yu1 , Moon-Sun Byun, Youn-Soo Cha1. 2016. Okara, a
Soybean by-Product, Prevents High fat Diet-induced Obesity and Improves Serum Lipid
Profiles in C57BL/6J . Food Sci. Biotechnol. 25(2): 607-613 (2016) DOI 10.1007/s10068-
016-0085-8

Matsumoto K, Watanabe Y, Yokoyama S. 2007. Okara, soybean residue, prevents obesity in a


diet-induced murine obesity model.Biosci Biotech. Bioch. 71: 720-727

Mustamin. 2010. Asupan energi dan aktivitasfisik dengan kejadian obesitas sentralpada ibu
rumah tangga di kelurahan UjungPandang Baru Kecamatan Tallo
KotaMakassar.Media Gizi Pangan;10(2):60-65

Misra A, Neha S, Lokesh K. 2010. Review: Obesity, the metabolic syndrome, and type 2
diabetes in developing countries: role of dietary fats and oils. J Am Coll Nutr
29(3):289S–301S

Murray, K., R., Granner, K. D., Mayes, A. P., Rodwell, W. V. 2008. Harper’s Biochemistry. 26
th Ed. Appleton & Lange . Medical Books.p.160-191.
Matsuzawa Y, Funahashi T, Nakamura T. 2011. The conceptof metabolic syndrome:
contribution of visceral fat accumulation and its molecular mechanism.J
AtherosclerThromb ;18:629—39.
Nguyen TAH, Ngo HH, Guo WS, Nguyen TV, Zhang J, Liang S, Chen SS, Nguyen NC. 2014. A
comparative study on different metal loaded soybean milk by-product ‘okara’ for
biosorption of phosphorus from aqueous solution. Bioresource Technol. 169: 291-298

Seibert H., Pereira AML., Ajzen SA., Nogueira PCK. 2013. Abdominal Circumference
Measurement by Ultrasound Does Not Enhance Estimating the Association of Visceral
Fat with Cardiovascular Risk. Jour Nutrition. (29); 393-398.
Soegih R, Kunkun. 2009. Obesitas (permasalahan dan terapi praktis). Sagung Seto. Jakarta.

Siri-Tirino PW, Sun Q, Hu FB, Krauss RM. 2010. Saturated fatty acids and risk of coronary
heart disease: modulation by replacement nutrients. Curr Atheroscler Rep 12:384- 390.

Sulchan M, Rukmi . 2007. MGI. Effect of Tempe Gembus on Cholesterol Profile in


Hyperlipidemic Rats.Med J IndonesVol 16, No 4 ; 16:205-11
Sulchan M, Nur E. 2007. Nilai Gizi dan Komposisi Asam Amino Tempe Gembus serta
Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Tikus. Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 3,
Maret 2007
World Health Organization. 2013. Obesity and overweight. WHO technical report series.
Geneva.
World Health Organization. 2014. Global database on body mass index. An interactive
surveillance tool for monitoring nutrition transition. Genewa
World Health Organization. 2011. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic.
Dalam : Report of a WHO Consultation.Geneva
Switzerlandhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11234459. Diakses pada 25 Mei 2017
Xiaojie Hu1, Jinlong Gao, Qianyuan Zhang, Yuanqing Fu, Kelei Li, Shankuan Zhu, Duo Li.
2013. Soy fiber improves weight loss and lipid profile in overweight and obese adults: A
randomized controlled trial. Mol. Nutr. Food Res, 57, 2147–2154 DOI
10.1002/mnfr.201300159

Anda mungkin juga menyukai