Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh Lemak Terhadap Obesitas

Airlangga Rahmad Dwi Syahputra (2320404041), Olivia Fadlilah Rahmah (2320404032),


Aisyah Zahra Naja (2320404052), Hablana Shyera Radista Saputri (2320404026), Ratna Dwi
Lestari (2320404039), Dwi Novitasari (2320404042)

RINGKASAN

Lemak merupakan salah satu komponen yang penting bagi tubuh manusia karena berfungsi
sebagai cadangan energi. Keberadaan lemak dalam tubuh sering dikaitkan dengan bentuk tubuh
seseorang, seperti orang yang memiliki badan gemuk akan diartikan memiliki jumlah lemak
yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan distribusi lemak yang terdapat
pada masyarakat Madura yang tinggal di kelurahan Simomulyo Baru kecamatan
Sukomanunggal, Surabaya. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
pengukuran antropometri pada 35 pasang suami istri sebagai sampel. Metode tersebut
dilakukan pada triceps, biceps, abdomen, subscapula, suprailiaca, tinggi badan, berat badan,
lingkar dada, lingkar perut, lingkar lengan atas dan lingkar paha. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan uji t-test. Metode dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
menggunakan data antropometri. Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik
sampel purposive dengan menentukan syarat-syarat sebelum memilih sampel. Setelah
pengolahan data, peneliti menemukan bahwa terdapat perbedaan distribusi lemak antara
perempuan dengan laki-laki.

LATAR BELAKANG

Pada bidang kesehatan, Indonesia masih terus berjuang untuk memerangi berbagai persoalan
penyakit dan permasalahan gizi yang semakin kompleks. Kekurangan gizi dapat menyebabkan
berbagai masalah, namun kelebihan gizi juga dapat menimbulkan persoalan yang serius. Zat
makanan yang diperlukan tubuh terdiri dari karbohidrat, lemak, vitamin, protein dll. Setiap gizi
yang diperlukan seseorang berbeda-beda contohnya seperti kebutuhan lemak dalam tubuh.

Lemak merupakan salah satu zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh. Lemak di dalam
tubuh adalah lemak dalam bentuk trigliserida, yaitu hasil dari metabolisme lemak, tidak hanya
sumber makanan berlemak saja, namun sumber makanan protein dan karbohidrat juga bisa
membentuk trigliserida. Makanan yang mengandung lemak jelas akan dimetabolisme oleh
tubuh menjadi asam lemak. Ketika asam lemak sudah terakumulasi terlalu banyak, maka tubuh
akan menyimpannya menjadi trigliserida atau lemak dalam tubuh. Sebenarnya lemak
dibutuhkan rata-rata 20-25 persen dari total kalori yang dimakan dalam satu hari. Bahkan masih
lebih besar kebutuhan akan lemak dibandingkan dengan protein yang hanya 10-20 persen dari
total kalori.

Salah satu masalah asupan kelebihan lemak yang terjadi di Indonesia adalah obesitas. Obesitas
adalah kondisi yang menggambarkan seseorang memiliki badan berlebih, kegemukan dan
mengandung banyak lemak pada tubuhnya. Terdapat bermacam cara untuk melakukan
klasifikasi terhadap kegemukan, tetapi metode yang paling banyak digunakan adalah
menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih
banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan,
sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak. Selain itu, pengaruh genetik, perilaku
dan hormonal pada berat badan juga menjadi salah satu penyebab obesitas. Umumnya obesitas
tahap awal tidak memiliki gejala yang berdampak pada tubuh. Pengidap tidak menyadari
bahwa berat badannya terus meningkat serta pakaian lama menjadi kekecilan. Pengidap
umumnya baru akan menyadari gejala tersebut setelah kerabat atau lingkungan sekitarnya
mengingatkan dan memberi tahu. Diagnosis obesitas terjadi ketika indeks massa tubuh (BMI)
adalah 30 atau lebih tinggi. Orang dengan obesitas lebih berisiko mengembangkan sejumlah
masalah kesehatan yang berpotensi serius, termasuk penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2,
kanker tertentu, dan sebagainya.

PEMBAHASAN

Lemak adalah zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi yang memiliki
peranan penting dalam proses metabolisme lemak. Lemak merupakan zat yang sulit larut dalam
air. Namun, lemak dapat larut pada pelarut non polar seperti ester, alkohol, kloroform, dan
benzena. Klasifikasi. Lemak digolongkan menjadi 2 yaitu, lemak dalam tubuh dan lemak dalam
pangan. Lemak dalam pangan adalah lemak yang terdapat pada bahan pangan dan bermanfaat
bagi tubuh manusia. Berdasarkan komposisi kimianya, lemak terbagi menjadi tiga yaitu,
Lemak sederhana atau netral, lemak campuran, dan lemak asli. lemak sederhana tersusun atas
trigliserida yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak. lemak campuran merupakan
susunan antara lemak dan senyawa bukan lemak. lemak asli atau bisa disebut devirat lemak
adalah senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, contohnya kolesterol dan asam
lemak. berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi dua, asam lemak jenuh
dan asam lemak tak jenuh. Pencernaan lemak terjadi di dalam usus karena di dalam usus
mengandung enzim-enzim lipase. Lemak dalam darah sendiri diangkat dengan dua cara yaitu
melalui jalur eksogen dan jalur endogen. fungsi lemak antara lain sebagai berikut:

1. Sumber energi

2. Sumber asam lemak esensial

3. Alat angkut dan pelarut vitamin larut lemak

4. Menghemat protein

5. Memberi rasa kenyang dan kelezatan

6. Sebagai pelumas

7. Memelihara suhu tubuh

8. Pelindung organ tubuh

9. Sebagai pengantar emulsi, yang menunjang dan mempermudah keluar masuknya zat-zat
lemak melalui membran sel (lipida lesitin)

10. Sebagai pemula prostaglandin yang berperan mengatur tekanan darah, denyut jantung, dan
lipolisis

11. Sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin (khususnya untuk sterol) 12.
Sebagai salah satu bahan penyusun empedu, asam kolat (di dalam hati), dan hormon seks
(khususnya untuk kolesterol).

Menurut anjuran pedoman gizi seimbang, konsumsi lemak yang baik adalah 25% dari
kebutuhan. Konsumsi lemak berlebih berkaitan dengan peningkatan berat badan menjadi
obesitas dan berisiko terhadap terjadinya Penyakit Tidak Menular (PTM). Konsumsi lemak
masyarakat Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Riskesdas 2013 penduduk
Indonesia mengkonsumsi lemak 40,7%, meningkat dari tahun 2009 sebanyak 12,8%. WHO
(2003) menganjurkan konsumsi energi dari lemak tidak lebih dari 30% dan bahkan masyarakat
dengan rata-rata konsumsi lemak jenuh di bawah 200 mg/dl (<5,17 mmol/L) mengalami angka
kematian karena PJK yang rendah. Oleh sebab itu, arah pembangunan gizi dan kesehatan
Indonesia saat ini tidak lagi hanya pada masalah gizi kurang, tetapi sudah harus memberikan
perhatian pada masalah gizi lebih (obesitas) untuk mencegah PTM. seperti diabetes melitus,
hipertensi, stroke, dan Penyakit Jantung Koroner.

Dampak yang ditimbulkan Lemak

Tingginya persentase lemak yang dapat mengakibatkan terjadinya obesitas dapat menyebabkan
berbagai masalah fisik, berbagai komplikasi medis hingga musculoskeletal yang akan
menghambat kualitas hidup. Resiko dari tingginya perrsentase menyebabkan berbagai penyakit
kronis lainnya seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit kardiovaskular, hipertensi, sindrom
metabolik, masalah psikososial hingga mencapai rendahnya kualitas hidup. Sebaliknya saat
persentase lemak tubuh kurang, maka akan mengakibatkan rendahnya kepadatan mineral
tulang seperti osteoporosis dan sangat mudah terserang penyakit menular

Penyakit yang disebabkan Lemak

1.Obesitas

Kondisi di mana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebihan dan dapat meningkatkan
risiko terkena penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker 1.

2.Penyakit jantung

Kelebihan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida, yang
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner 2.

3.Diabetes tipe 2

Kelebihan lemak dalam tubuh dapat memicu resistensi insulin, yang dapat menyebabkan
diabetes tipe 2 dan 1.

4.Hipertensi

Kelebihan lemak dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu hipertensi 3.

Kanker

beberapa jenis kanker seperti kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker rahim dikaitkan
dengan kelebihan lemak dalam tubuh.

Pengertian Obesitas

Dilansir dari Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas)
Kementerian Kesehatan RI, obesitas merupakan ketidakseimbangan asupan energi (energi
intake) dengan energi yang digunakan (energi expenditure), ditandai adanya penumpukkan
lemak dengan yang abnormal. Penyebab utama obesitas adalah adanya penumpukan lemak
berlebih di dalam tubuh karena asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang
dibakar. Obesitas adalah masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat Indonesia.
Data terakhir situasi obesitas menunjukkan belum terkendali, berdasarkan SIRKENSNAS
2016, angka obesitas IMT kurang lebih 27 naik menjadi 20,7% sementara obesitas dengan IMT
kurang lebih 25 menjadi 33,5%.

Faktor Penyebab Obesitas

Penyebab utama obesitas adalah adanya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh karena
asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar. Namun, penumpukan
lemak berlebih juga bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti:

• Riwayat keluarga kandung dengan obesitas.

• Sedentary lifestyle, seperti jarang berolahraga dan menghabiskan hari tanpa berkegiatan.

• Mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak secara berlebih.

• Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, steroid, dan obat diabetes.

• Kebiasaan begadang. Begadang mengakibatkan produksi hormon pengatur rasa lapar, yaitu
ghrelin dan leptin menjadi tidak seimbang. Kondisi ini membuat tubuh merasa lapar hingga
konsumsi makanan menjadi tidak terkontrol.

• Konsumsi alkohol berlebih yang dapat memengaruhi produksi hormon pengatur rasa lapar
serta memicu asupan glukosa berlebih, yang dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan
lemak pada perut.

• Stres yang membuat produksi hormon kortisol meningkat sehingga memengaruhi


metabolisme tubuh.

Gejala Obesitas

Gejala yang paling nampak dari obesitas adalah meningkatnya berat badan. Namun, dokter
akan memastikan kenaikan berat badan tersebut sebagai gejala obesitas menggunakan suatu
indikator. Indikator yang umum digunakan untuk menentukan obesitas adalah indeks massa
tubuh (IMT). IMT merupakan indeks yang didapatkan dari membagi berat badan dengan tinggi
badan.

Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dapat dikatakan menderita obesitas
apabila memiliki IMT lebih dari 25 kg/m. Sedangkan, Kementerian Kesehatan Indonesia
menjelaskan bahwa seseorang yang menderita obesitas memiliki IMT lebih dari 25,1 kg/m.

Jenis-jenis Obesitas

Obesitas secara umum dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu obesitas tipe Android
(Sentral) dan obesitas tipe Ginoid. Obesitas tipe Sentral (tipe Android) banyak dialami oleh
pria dengan bentuk badan yang gendut “gentong” atau perut membuncit ke depan. Pada tipe
ini cenderung akan menimbulkan penyakit jantung koroner, diabetes dan stroke. Kemudian
untuk obesitas tipe Ginoid banyak didapat pada kaum wanita terutama yang telah memasuki
masa menopause, panggul dan bokong besar.
SIMPULAN

Lemak adalah zat yang kaya akan energi dan berfungsi sebagai sumber energi yang memiliki
peranan penting dalam proses metabolisme lemak. fungsi lemak antara lain sebagai sumber
energi, sebagai sumber asam lemak esensial, alat angkut dan pelarut vitamin larut lemak,
menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara suhu
tubuh, pelindung organ tubuh, sebagai pengantar emulasi, sebagai pemula prostaglandin dan
sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin. Penyakit yang disebabkan Lemak
antara lain obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker. Dilansir dari Panduan
Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas) Kementerian Kesehatan RI,
obesitas merupakan ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dengan energi yang
digunakan (energi expenditure), ditandai adanya penumpukkan lemak dengan yang abnormal.
Penyebab utama obesitas adalah adanya penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh karena
asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar. Faktor Penyebab
Obesitas antara lain, riwayat keluarga kandung dengan obesitas, Sedentary lifestyle, seperti
jarang berolahraga dan menghabiskan hari tanpa berkegiatan, mengonsumsi makanan tinggi
gula dan lemak secara berlebih, efek samping obat-obatan tertentu, seperti antidepresan,
steroid, dan obat diabetes, kebiasaan begadang. Begadang mengakibatkan produksi hormon
pengatur rasa lapar, yaitu ghrelin dan leptin menjadi tidak seimbang. Kondisi ini membuat
tubuh merasa lapar hingga konsumsi makanan menjadi tidak terkontrol, konsumsi alkohol
berlebih yang dapat memengaruhi produksi hormon pengatur rasa lapar serta memicu asupan
glukosa berlebih, yang dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak pada perut dan
juga stres yang membuat produksi hormon kortisol meningkat sehingga memengaruhi
metabolisme tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Makarim, F. R. (2022). Obesitas.


Etika M, N. M. (2022). Bagaimana dan Dari Mana Lemak Tubuh Berasal?.
Nur Rahman, A. D. (2020). Gambaran Presentase Lemak Tubuh pada Mahasiswa
Fakultas Keperawatan di Universitas Hasanuddin.
Bharadwaj, R. (2016). Obesity.
Kementrian Kesehatan. (2022). Epidemi Obesitas.
Tim Medis Siloam Hospitals. (2023). Obesitas-Penyebab, Gejala, dan Cara
Mengatasinya.
Dinas Kesehatan Banda Aceh. (2023). Cegah Obesitas dengan 5 Langkah.
Badri, M. N. (2013). Distribusi Lemak Tubuh pada Laki-laki dan Perempuan.

Anda mungkin juga menyukai