Anda di halaman 1dari 4

OBESITAS

Obesitas adalah kondisi berat badan melebihi batas normal karena adanya
penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Obesitas terjadi karena asupan kalori
lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang dibakar, sehingga tubuh akan
menyimpan kalori yang tidak digunakan dalam bentuk lemak.
Salah satu hal yang dapat memicu terjadinya obesitas adalah gaya hidup
sedentari atau sedentary lifestyle. Sedentary lifestyle merupakan pola hidup yang
membuat seseorang jarang melakukan aktivitas fisik sehingga pembakaran kalori
dalam tubuhnya cenderung rendah. Apabila dilakukan secara terus-menerus,
sedentary lifestyle berisiko tinggi menyebabkan obesitas.
Kenali penyebab lain dari obesitas beserta gejala dan cara mengatasinya melalui
ulasan berikut ini.
Apa itu Obesitas?
Obesitas adalah kondisi medis berupa berat badan di atas normal karena
penumpukan lemak berlebih. Hal tersebut terjadi karena asupan kalori lebih tinggi
dibandingkan dengan kalori yang digunakan. Apabila kondisi ini terjadi dalam
kurun waktu lama, besar kemungkinan berat badan akan terus bertambah.
Obesitas adalah masalah kesehatan yang banyak ditemui di masyarakat
Indonesia. Data Riskesdas tahun 2016 menunjukkan bahwa angka obesitas orang
dewasa di Indonesia sebesar 20,7%. Angka prevalensi tersebut terlihat meningkat
dari tahun 2013 yang hanya sebesar 15,4%.
Obesitas dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit serius, seperti
penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, obesitas perlu ditangani sesegera mungkin.
Penyebab Obesitas
Penyebab utama obesitas adalah adanya penumpukan lemak berlebih di dalam
tubuh karena asupan kalori lebih banyak dibandingkan jumlah kalori yang
dibakar. Namun, penumpukan lemak berlebih juga bisa dipicu oleh beberapa
faktor, seperti: (MC 2015)

25
1. Riwayat keluarga kandung dengan obesitas.
2. Sedentary lifestyle, seperti jarang berolahraga dan menghabiskan hari
tanpa berkegiatan.
3. Mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak secara berlebih.
4. Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, steroid, dan obat
diabetes.
5. Kebiasaan begadang. Begadang mengakibatkan produksi hormon pengatur
rasa lapar, yaitu ghrelin dan leptin menjadi tidak seimbang. Kondisi ini
membuat tubuh merasa lapar hingga konsumsi makanan menjadi tidak
terkontrol.
6. Konsumsi alkohol berlebih yang dapat memengaruhi produksi hormon
pengatur rasa lapar serta memicu asupan glukosa berlebih, yang dapat
mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak pada perut.
7. Stres yang membuat produksi hormon kortisol meningkat sehingga
memengaruhi metabolisme tubuh.

Gejala Obesitas
Gejala yang paling nampak dari obesitas adalah meningkatnya berat
badan. Namun, dokter akan memastikan kenaikan berat badan tersebut sebagai
gejala obesitas menggunakan suatu indikator. Indikator yang umum digunakan
untuk menentukan obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan
indeks yang didapatkan dari membagi berat badan dengan tinggi badan.
Menurut World Health Organization (WHO), seseorang dapat dikatakan
menderita obesitas apabila memiliki IMT lebih dari 25 kg/m. Sedangkan,
Kementerian Kesehatan Indonesia menjelaskan bahwa seseorang yang menderita
obesitas memiliki IMT lebih dari 25,1 kg/m.
Cara Mengatasi Obesitas
Biasanya dokter akan menyarankan penderita obesitas untuk menerapkan
diet sehat, membatasi asupan kalori sehari-harinya, serta rutin melakukan aktivitas

26
fisik. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan asupan kalori dengan kalori yang
dibakar dalam tubuh, sehingga penambahan berat badan bisa dicegah.
Selain itu, beberapa tindakan medis yang dilakukan oleh dokter untuk
mengatasi obesitas adalah sebagai berikut: (HFL 2019)
1. Meresepkan obat-obatan tertentu untuk membantu menurunkan berat
badan, seperti orlistat dan liraglutide.
2. Balon intragastrik, yaitu tindakan medis yang dilakukan dengan
meletakkan balon kecil berisi air di dalam perut. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi ruang kosong pada perut sehingga pasien akan mudah merasa
kenyang dan makan dalam porsi lebih sedikit.
3. Bedah bariatrik, yaitu prosedur bedah yang dilakukan dengan memotong
organ lambung untuk memperbaiki metabolisme tubuh serta menurunkan
berat badan.

Cara Mencegah Obesitas


Cara mencegah obesitas utamanya dilakukan dengan menerapkan pola hidup
sehat, seperti:
1. Rutin berolahraga.
2. Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.
3. Melakukan diet untuk menjaga berat badan ideal.
4. Membatasi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.
5. Tidur yang cukup. ((Hospitals 2023)

27
Daftar Pustaka

HFL, Muhammad. 2019. "Pemanfaatan sekolah sebagai sarana pencegahan


obesitas sejak dini pada remaja." J Community Empower Heal 1(2):107.
Hospitals, Tim Media Siloam. 2023. Siloam Hospitals. Oktober 10. Accessed
Maret 10, 2024.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-
obesitas#mcetoc_1gsga0v153rm.
MC, Dewi. 2015. " Faktor-Faktor yang Menyebabkan Obesitas pada Anak."
Majority 4(8):53–6.

28

Anda mungkin juga menyukai