Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Trigliserida atau triasilgliserol (TG) merupakan senyawa berasal dari makanan ataupun biosintesis
dalam tubuh. Trigliserida terbentuk dari suatu ester gliserol dengan tiga asam lemak. Orang dewasa
mengonsumsi rata-rata sekitar 60 sampai 150 gram lemak per hari, dan lebih dari sembilan puluh persen
lemak yang dimakan adalah trigliserida. (Champe et al, 2010). Ketika seseorang mengonsumsi lemak
lebih dari rata-rata yaitu 60-150 gram lemak per hari, maka penimbunan lemak di jaringan adiposa akan
bertambah dan peningkatan trigliserida dalam darah menyebabkan hipertrigliseridemia. Kadar trigliserida
yang tinggi dalam darah (>200 mg/dl) menimbulkan risiko aterosklerosis, yaitu terbentuknya plak pada
pembuluh darah dan jika sudah menyumbat pembuluh darah akan menyebabkan penyakit jantung
koroner (PJK) dan stroke. (American Heart Association, 2014; Moore dan Tabas, 2011) Kadar
trigliserida yang tinggi dalam darah juga akan menghambat hormon leptin masuk ke sawar darah otak.
Hormon leptin berfungsi untuk mengontrol rasa lapar sehingga jika regulasi leptin terganggu maka otak
tidak mengirimkan sinyal untuk menekan nafsu makan dan dapat menimbulkan obesitas dan diabetes.
(Banks et al, 2004; Labruna et al, 2011) Menururt World Health Organization (WHO), diperkirakan 17,5
juta orang meninggal karena gangguan pembuluh darah pada tahun 2012, mewakili 31% dari seluruh
kematian global. Dari kematian ini, diperkirakan 7,4 juta adalah karena PJK dan 6,7 juta adalah akibat
stroke. Prevalensi diabetes, pada tahun 2014, 9% dari orang dewasa di dunia menderita diabetes. Pada
tahun 2012, diabetes merupakan penyebab langsung dari 1,5 juta kematian. (WHO, 2015) Di Indonesia,
pada tahun 2013 didapatkan data prevalensi PJK dan stroke sebesar 1,5% dan 12,1%. Prevalensi penyakit
diabetes sebesar 2,1 %. Sementara di Sumatera Barat, prevalensi PJK dan stroke sebesar 1,2 % dan
12,2%, sedangkan prevalensi diabetes mellitus di Sumatera Barat sebesar 1,8%. (Riskesdas, 2013).
Angka tersebut akan bertambah jika gaya hidup tidak sehat seperti, mengonsumsi makanan cepat saji
yang memicu terjadinya penyakit akibat tingginya kadar lemak dalam tubuh, terus dianut masyarakat.
Konsumsi produk alami seperti madu yang mengandung berbagai vitamin dan mineral dapat menjadi
pilihan alternatif untuk menurunkan risiko penyakit diabetes, PJK, dan stroke. (Eteraf-Oskouei T dan
Najafi, 2013) Salah satu produk alami yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah madu.
Madu di gunakan masyarakat sebagai pengganti gula dan menjaga stamina tubuh. Madu memiliki banyak
jenis berdasarkan lebah penghasil madu. Salah satu madu murni yang banyak digunakan masyarakat
adalah madu hutan. Madu hutan dihasilkan oleh lebah hutan (Apis dorsata) yang memakan nektar berasal
dari berbagai jenis bunga, karena itu kandungan dan nilai gizi madu hutan bervariasi dibandingkan
dengan madu lebah ternak (Apis mellifera) yang memakan satu jenis bunga. (Suranto, 2007)

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa pengertian trigliserida?
b. Apa rumus dari trigliserida?
c. Apa manfaat dari trigliserida?
d. Apa saja bentuk-bentuk trigliserida?
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian trigliserida
b. Mengetahui rumus dari trigliserida
c. Mengetahui manfaat dari trigliserida
d. Megetahui bentuk-bentuk trigliserida
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Trigliserida

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang beredar didalam darah dan
berbagai organ tubuh (Wibawa, 2009). Lemak ialah senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut
dalam air, dan dapat larut oleh larutan organik nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh
untuk proses metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol, lemak High Density
Lipoprotein (HDL), lemak Low Density Lipoprotein (LDL), lemak Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), serta trigliserida (Rembang dkk, 2015) Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak
yang terdiri dari tiga molekul asam lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda (Wibawa, 2009). Trigliserida digunakan tubuh terutama untuk menyediakan energi dalam
proses metabolik, sejumlah kecil trigliserida juga digunakan di seluruh tubuh untuk membentuk membran
sel. Trigliserida di dalam darah membentuk kompleks dengan protein tertentu (apoprotein) sehingga
membentuk lipoprotein. Lipoprotein itulah bentuk transportasi yang digunakan trigliserida (Wibowo,
2009). Trigliserida merupakan lemak yang terbentuk dari makanan, trigliserida dibentuk di hati yang
disimpan sebagai lemak di bawah kulit dan di organ-organ lain. Kadar trigliserid akan meningkat apabila
asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan. Trigliserida merupakan sumber
utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh (Fauziah dan Suryanto, 2012).

2.2. Metabolisme Trigliserida

2.2.1. Sintesa Trigliserida

Sintesa trigliserida di dalam tubuh terutama terjadi di hati tetapi ada juga yang disintesa dalam
jaringan adiposa (Wibawa 2009). Sintesa trigliserida dibagi menjadi dua, yaitu jalur eksogen dan jalur
endogen. http://repository.unimus.ac.id 8 Sintesis trigliserida pada jalur eksogen yaitu trigliserida yang
berasal dari makanan berada dalam usus dikemas sebagai kilomikron yang kemudian diangkut dalam
darah melalui ductus torasikus, trigliserida dan kilomikron yang berada dalam jaringan lemak akan
mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada permukaan sel endotel sehingga akan
terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan masuk ke dalam jaringan lemak
atau sel otot dengan cara menembus endotel lalu dioksidasi kembali atau diubah kembali menjadi
trigliserida (Arifnaldi, 2014). Sintesis trigliserida pada jalur endogen yaitu trigliserida yang disintesis oleh
hati diangkut secara endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kaya trigliserida,
dalam sirkulasi VLDL akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis
kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu Intermediate Density Lipoprotein (IDL)
dan Low Density Lipoprotein (LDL) (Sulistia, 2005).

2.2.2. Transport Trigliserida

Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol. Pencernaan lemak terjadi di usus kecil
dan lemak yang tidak dapat larut dalam air direaksikan dengan lipase yang larut dalam air. Materi lipid
diubah menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam empedu. Lipid yang sudah tercerna
membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap kedalam sel mukosa
intestinum, lalu trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein, selanjutnya asam lemak akan
berdiskusi masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Wibawa, 2009)

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida

Kadar trigliserida merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan tubuh. Kelebihan trigliserida
dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah dan meningkatkan resiko serangan jantung. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida antara lain :

2.3.1. Faktor Genetik

Hasil studi yang dilakukan oleh pakar ilmu kedokteran menunjukkan bahwa berbagai penyakit
berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu keluarga terlihat adanya keterkaitan antara
ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit dan hubungan keluarga (Yulissa, 2013). Kejadian penyakit
jantung koroner dengan angka kejadian 1% dari jumlah penduduk disebabkan kelainan genetik
metabolisme lipoprotein yang umumnya terjadi pada keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner
yang tinggi. Diagnosa bergantung pada hasil pemeriksaan anggota keluarga lain (Kartika, 2013).
http://repository.unimus.ac.id 11

2.3.2. Jenis Kelamin

Kadar trigliserida pada wanita umumnya lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, laki-laki
memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko laki-laki
untuk terkena penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut melampaui risiko pada perempuan setelah
usia remaja sampai usia sekitar lima puluh tahunan (Yulissa, 2013). Kadar trigliserida pada wanita
cenderung meningkat saat manopause sehingga insiden terjadinya penyakit jantung koroner pada wanita
akan meningkat (Maulidina, 2014). Wanita dan pria memiliki risiko yang sama terhadap peningkatan
kadar trigliserida pada usia 50 tahun keatas, karena pada tahun-tahun pre-menopause wanita memiliki
enzim esterogen yang tidak dimiliki laki-laki, enzim inilah yang melindungi wanita dari peningkatan
kadar trigliserida. Wanita setelah masa menopause akan mengalami penurunan kadar esterogen, sehingga
memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan sebelum menopause, dengan demikian hormon estrogen
dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya dislipidemia (Yulissa, 2013).

2.3.3. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar trigliserida. Pertambahan usia
meningkatkan risiko penyakit degeneratif secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin
merupakan pencerminan dari lamanya terpapar faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah
beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko dengan pertambahan usia(Yulissa, 2013).
http://repository.unimus.ac.id 12 semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai fungsi organ
tubuh sehingga keseimbangan kadar trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida
cenderung lebih mudah meningkat (Wibowo, 2009).

2.3.4. Konsumsi (Makanan dan Minuman)

Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan makanan. Asupan lemak dan
karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi
dapat diatasi dengan cara mengatur asupan (Ramadhani, 2014). Trigliserida merupakan sumber utama
energi untuk berbagai kegiatan tubuh. Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan kalori yang
dikonsumsi lebih tinggi daripada yang digunakan, konsumsi sayur dan buah yang tinggi akan serat serta
vitamin dapat menurunkan kadar trigliseida (Fauziah dan Suryanto, 2012).

2.3.5. Aktifitas Fisik atau Olahraga

Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh yang merupakan bagian dari usaha
menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki
kemungkinan yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia,
sehingga olahraga dan aktifitas fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar
kolesterol total, LDL ko lesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling baik adalah dapat memperbaiki
HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit untuk dinaikkan, disamping itu berbagai faktor
risiko seperti hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga
yang tepat takaran, durasi dan frekuensinya (Almatsier, 2002).

2.3.6. Obesitas atau Kegemukan

Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau pada bagian tertentu seperti
perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas dapat menyebabkan peningktan kadar trigliserida.
Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25%
pada pria dan > 33% pada wanita, pada keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia (Yulissa,
2013). Asam lemak bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar dimana asam lemak bebas
tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk membentuk trigliserida, yang akan dibentuk menjadi VLDL
untuk disekresikan ke sirkulasi. Intake yang tinggi dari karbohidrat akan memicu hepar memproduksi
VLDL dan mengakibatkan peningkatan VLDL dan LDL pada beberapa individu yang obesitas. Plasma
kol-HDL cenderung rendah pada orang obesitas (Kartika, 2013).

2.3.7. Rokok dan Konsumsi Alkohol

Konsumsi alkohol mempunyai berbagai efek pada level plasma lipid. Efek alkohol paling sering
pada peningkatan level plasma trigliserida. Konsumsi alkohol menstimulasi hepar mensekresi VLDL oleh
hambatan oksidasi hepar pada asam lemak bebas, yang akan memicu sintesis trigliserida dan sekresi
VLDL, sedangkan merokok dapat menurunkan kadar HDL Kolesterol (Kartika, 2013).

2.3.8. Metode Pemeriksaan

Dalam Pemeriksaan kadar trigliserida harus selalu diperhatikan jalannya pemeriksaan karena
kesalahan pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil. Dalam hal ini pra analitik (identitas pasien,
pengambilan specimen yang dibutuhkan, perlakuan sampel), tahap analitik (reagen, alat dan sumber daya
manusianya), pasca analitik (pencatatan hasil dan pelaporan hasil) semuanya harus diperhatikan karena
pekerjaan yang tidak dikerjakan sesuai proserur yang benar dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

2.4. Struktur Kimia Trigliserida

Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR'-CH2-COOR", di mana R, R' dan R"


masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH and
R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama.

Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, tetapi panjang
yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada
tumbuhan dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap disebabkan cara asam lemak
dibiosintesis dari asetil-KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk menyintesis asam
lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang. Karena itu, hewan memamah biak biasanya
memiliki asam lemak berkarbon ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria di dalam rumennya.

Kebanyakan lemak alami memiliki campuran kompleks dari berbagai macam trigliserida; karena ini,
lemak mencair pada suhu yang berbeda-beda. Lemak seperti mentega kokoa hanya terdiri dari beberapa
trigliserida, salah satunya mengandung berturut-turut palmitat, oleat, dan stearat. Hal ini menyebabkan
terjadinya titik lebur yang tajam, yang menyebabkan coklat meleleh dalam mulut tanpa terasa berminyak.

Pada sel, trigliserida (atau lemak netral) dapat melalui membran sel dengan bebas, tidak seperti molekul
lainnya, karena karakteristiknya yang non-polar sehingga tidak bereaksi dengan lapisan
ganda fosfolipid pada membran

2.5. Fungsi Trigliserida

Trigliserida di dalam tubuh berfungsi sebagai lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor
yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh seperti proses metabolisme.
Trigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak terutama 99% dari volume sel. Trigliserida dapat
dikonversi menjadi kolesterol, fosfolipid dan bentuk lipid lain jika dibutuhkan trigliserida juga digunakan
sebagai sumber energi. Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai bantalan
tulang-tulang dan organ-organ vital, melindungi organ-organ tersebut dari guncangan atau rusak
(Maulidina, 2014).

2.6. Manfaat trigliserida

Beberapa manfaat trigliserida dalam tubuh yaitu :

2.6.1. Sebagai cadangan energi tubuh


Manfaat utama trigliserida dalam tubuh yaitu sebagai cadangan energi tubuh. Ketika tubuh tidak
dapat asupan makanan seperti seseorang sedang puasa atau sedang sakit sehingga tidak mau makan maka
tubuh akan menggunakan trigliserida ini sebagai sumber energi pengganti karena tidak mendapatkan
energi dari makanan. Dengan sumber energi yang didapatkan dari trigliserida maka seseorang akan tetap
melakukan aktivitas dan minimal menggerakkan anggota tubuhnya dengan mendapatkan energi yang
didapatkan dari trigliserida.

2.6.2. Bermanfaat bagi metabolisme tubuh


Trigliserida dengan kadar normal dalam tubuh bermanfaat bagi metabolisme dalam tubuh. Kadar
lemak yang terkandung dalam trigliserida dengan kadar normal akan membantu dan bermanfaat bagi
metabolisme tubuh. Jadi trigliserida memang dibutuhkan oleh tubuh tetapi dengan kadar yang normal.
Metabolisme tubuh yang lancar akan membantu memperlancar kinerja beberapa anggota dan sistem-
sistem organ di dalam tubuh sehingga tubuh akan sehat dan terlindungi dari berbagai penyakit.

2.6.3 Melindungi tulang


Tulsng dalam tubuh kita sangat perlu dijaga kesehatannya. Yang membantu kita sehingga kita dapat
berdiri yaitu tulang. Tulang dalam tubuh kita ada dua jenis yaitu tulang rawan serta tulang yang keras.
Tulang rawan yaitu tulang yang lentur seperti tulang pada telinga dan hidung. Tulang keras pada tubuh
kita seperti tulang kaki, tulang tangan, tulang punggung, tulang leher serta tulang lainnya yang ada
didalam tubuh. Lapisan lemak yang berbentuk trigliserida akan melapisi dan melindungi tulang, sehingga
akan tetap aman jika terkena benturan selama benturan tersebut tidak begitu parah dan tidak sampai
mengenai bagian dalam.

2.6.4. Melindungi organ tubuh dari cidera

Trigliserida merupakan lemak yang disimpan di dalam tubuh yang dapat melindungi organ-organ
penting dalam tubuh dari terjadinya cidera. Dengan adanya trigliserida di dalam tubuh maka jika organ
tubuh terbentur pada benda maka akan terlindungi oleh lemak yang berbentuk trigliserida karena lemak
ini membalut organ tubuh yang penting sehingga jika terbentur suatu benda akan mengenai lemak
tersebut dan organ dalam tubuh yang penting akan tetap aman dan terlindungi.

Demikian beberapa manfaat trigliserida dalam tubuh ini juga diperlukan. Trigliserida bagi orang yang
awam dengan kesehatan, seringkali malah dianggap sebagai lemak yang perlu untuk dibasmi semua.
Tetapi jangan terburu-buru menyimpulkan karena lemak yang tersimpan menjadi cadangan energi yang
disebut dengan trigliserida ini ternyata memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh dengan catatan
dengan kadar yang normal.

Jika dengan kadar yang tinggi justru akan membahayakan kesehatan tubuh serta menyebabkan tubuh
terkena beberapa penyakit. Untuk itu tetap mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak dan
kolesterol dengan kadar yang normal karena zat-zat yang terkandung di dalamnya bermanfaat untuk
kesehatan tubuh anda.
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Trigliserida atau triasilgliserol (TG) merupakan senyawa berasal dari makanan ataupun
biosintesis dalam tubuh. Trigliserida terbentuk dari suatu ester gliserol dengan tiga asam lemak. Orang
dewasa mengonsumsi rata-rata sekitar 60 sampai 150 gram lemak per hari, dan lebih dari sembilan puluh
persen lemak yang dimakan adalah trigliserida. (Champe et al, 2010).

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak didalam tubuh yang beredar didalam darah dan
berbagai organ tubuh (Wibawa, 2009). Lemak ialah senyawa organik yang memiliki sifat tidak larut
dalam air, dan dapat larut oleh larutan organik nonpolar. Lemak merupakan zat yang digunakan tubuh
untuk proses metabolisme. Lemak terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu kolesterol, lemak High Density
Lipoprotein (HDL), lemak Low Density Lipoprotein (LDL), lemak Very Low Density Lipoprotein
(VLDL), serta trigliserida (Rembang dkk, 2015) Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak
yang terdiri dari tiga molekul asam lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda (Wibawa, 2009).

3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Budimarwanti, C., 2008., Analisis Lipida Sederhana dan Lipida Kompleks (online), (http://www.Word-
to-PDF-Converter.net, diakses pada tanggal 20 April 2013 pukul 18.06 WITA).

Goodwin, T.W., dan E.I. Mercen., 1983, Introduction to Plant Biochemistry Edisi. Ke-2, Pergamon, New
York.

Murray, R.K., 2012, Biokimia Harper, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ngili, Y., 2009, Biokimia (Metabolisme dan Biogenetika), Graha Ilmu, Yogyakarta.

Nurhasanah, 2003, Hidrolisis dan Rekonstruksi Triglierida, Jurnal Kimia 1 (61), 1-4.

Yazid, E., dan Nursanti L., 2006, Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analisis, Andi,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai