PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trigliserida merupakan jenis lemak yang terdapat dalam darah dan
memiliki tiga macam asam lemak yang kemudian menyatu menjadi suatu
molekul yang disebut dengan molekul gliserol (Ahmad, 2008).
Trigliserida ini bisa bersumber dari uraian makanan terutama makanan
yang mengandung lemak dan kolesterol yang telah dikonsumsi dan
masuk ke tubuh serta di bentuk di hati setelah mengalami proses didalam
tubuh trigliserida akan diserap oleh usus dan masuk kedalam plasma
darah untuk kemudian disalurkan ke jaringan – jaringan tubuh,
trigliserida juga merupakan lemak darah yang dibawa oleh serum
lipoprotein (Graha, 2010). Trigliserida sangat penting bagi tubuh manusia
karena didalam tubuh manusia trigliserida bermanfaat sebagai salah satu
sumber energi tubuh disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral (Bangun A,2003).
Penyebab kadar trigliserida tinggi yaitu terlalu banyak
mengkonsumsi karbohidrat dan gula secara berlebihan sehingga menjadi
salah satu faktor kadar trigliserida dalam darah tinggi. Kadar trigliserida
pada orang normal biasanya kurang dari 150 mg/dL, pada beberapa
keadaan tertentu seperti obesitas atau kelebihan berat badan dan juga
penyakit diabetus mellitus, hiperlipidemia, perokok dan pecandu alkohol
kadar trigliserida biasanya diatas 200 mg/dL (Susanto, 2010). Nilai
trigliserida yang tinggi memiliki kaitan dengan timbulnya penyakit
serangan jantung, stroke dan diabetes. Oleh sebab itu pentingnya
pemeriksaan kadar trigliserida di dalam tubuh agar trigliserida dapat
dideteksi dan dipantau melalui pemeriksaan darah di laboratorium
(Hartono, 2006). Penentuan kadar trigliserida dapat dilakukan dengan
metode Enzimatik GPO-PAP, dimana reaksi yang terjadi pada penetapan
kadar trigliserida adalah dengan terbentuknya senyawa kompleks 4-(p-
benzokinon-monoimino)-fenazon yang berwarna kuning kecoklatan, yang
diukur serapannya pada panjang gelombang 546 nm (Guder, 2001).
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisis kadar trigliserida dalam darah secara
baik dan benar sesuai prosedur kerja.
b) Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara pengukuran kadar trigliserida,
khususnya pada sampel darah probandus.
2. Mahasiswa mengetahui cara kerja dalam memeriksa kadar
trigliserida.
3. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaaan kadar trigliserida.
C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan ketelitian dalam
melakukan pengukuran kadar trigliserida dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang cara kerja dalam
memeriksa kadar trigliserida.
3. Mahasiswa dapat menambah wawasan tentang alat dan bahan yang
digunakan dalam pemeriksaaan kadar trigliserida.
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang berada di dalam
darah dan organ - organ tubuh manusia. Kegunaan dari trigliserida yaitu
sebagai tempat menyimpan lemak utama di jaringan adiposa. Simpanan
dari trigliserida ini akan dirombak jika sel – sel membutuhkan energi
sebagai proses metabolisme. Trigliserida sebagai jaringan lemak juga
berguna sebagai landasan tulang – tulang dan organ vital, melindungi
organ – organ tersebut dari guncangan atau benturan (Maulidina, 2014).
Trigliserida membutuhkan protein pengangkut yang berfungsi membentuk
kompleks dengan trigliserida, kompleks ini disebut lipoprotein yang dapat
tercampur dengan air (Wibowo, 2009).
Trigliserida banyak diangkut oleh lipoprotein jenis kilomikron dan
Very Low Density Lipoprotein (VLDL) yang akan membawa dan
melindungi trigliserida selama ada di plasma (Sulistia, 2005) Trigliserida
terdiri dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak yang terlekat
antara lain asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh tunggal dan asam
lemak tidak jenuh ganda. Trigliserida yang ada dalam tubuh didapatkan
dari dua sumber yaitu makanan dan produksi organ hati lalu disimpan di
bawah kulit. Metabolisme trigliserida dalam tubuh terbagi menjadi dua,
yaitu jalur endorgen dan eksogen (Fauziah & Suryanto, 2012). Jika suatu
saat tidak ada energi dari karbohidrat maka asam lemak dari diet ataupun
cadangan trigliserida di jaringan akan dirombak pada proses lipolysis.
(Murray et al, 2009).
Pemeriksaan kadar trigliserida distandarkan pada keadaan setelah
puasa 12 jam. Hal ini disebabkan karena peneliti ingin menghindari
pengukuran kadar trigliserida dari pengaruh kilomikron setelah makan
(eksogen). Kilomikron pada keadaan normal akan dibersihkan dari
sirkulasi darah dalam jangka waktu 6 – 9 jam setelah makan. Apabila
setelah puasa 12 jam, disamping kadar trigliserida endogen, trigliserida
dari eksogen juga masih terukur, maka ada gangguan metabolisme
kilomikron (Fredrickson tipe I dan IV). Penafsiran hasil lipid termasuk
trigliserida sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV)
semuannya berdasarkan keadaan puasa (Darmono,2007). Puasa dalam
konteks laboratorium yaitu tidak mengkonsumsi makanan dan minuman
(kecuali air putih) dalam jangka waktu yang ditentukan. Minum air putih
dalam jumlah cukup dianjurkan kepada pasien, karena tubuh yang
terhidrasi dengan baik akan memberikan gambaran kadar pemeriksaan
yang sebenarnya. Pasen disarankan puasa 10 – 12 jam (Harrison, 2000).
Namun ada beberapa pendapat yang menyatakan persiapan puasa sebelum
pengambilan sampel darah cukup 8 – 10 jam. Puasa berpengaruh terhadap
terjadinya penurunan kadar trigliserida secara bermakna (p=0,001).
B. Kadar Trigliserida
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kadar
trigliserida dapat dikategorikan menjadi beberapa penggolongan seperti
pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Tabel Kadar Trigliserida
Status Kadar Trigliserida