Anda di halaman 1dari 11

SOAL PT LEVEL 2

1. When penetrant testing for shallow discontinuities using a post


emulsification penetrant, the emulsification time should be long enough to:
[Ketika pengujian penetran untuk diskontinuitas dangkal menggunakan penetran
pasca emulsifikasi, waktu emulsifikasi harus cukup lama untuk:]
A. mix the emulsifier with the excess surface penetrant only. [mencampur emulsifier
dengan penetrant berlebih di permukaan saja.]
B. mix the emulsifier with all the penetrant on the surface and in discontinuities.
[mencampur pengemulsi dengan semua penetran pada permukaan dan dalam
diskontinuitas.]
C. mix the emulsifier with penetrant in the discontinuities. [mencampur pengemulsi
dengan penetran dalam diskontinuitas.]
D. allow the emulsifier to dry out to a white powder. [biarkan pengemulsi mengering
menjadi bubuk putih.]

2. Which of the following is not good practice when penetrant testing? [Manakah dari berikut
ini yang bukan praktik yang baik saat pengujian penetrasi?]
A. Applying emulsifier by dipping the part in emulsifier. [Menerapkan pengemulsi dengan
mencelupkan benda uji dalam pengemulsi.]
B. Applying developer by spraying the part with developer. [Menerapkan pengembang
dengan menyemprot bagian dengan pengembang.]
C. Removal of water-washable penetrant with a water spray. [Penghapusan penetran
water washable dengan semprotan air]
D. Applying emulsifier with a brush. [Menerapkan pengemulsi dengan kuas]

3. A commonly-used method of checking on the overall performance of a penetrant


material system is by: [Metode yang umum digunakan untuk memeriksa kinerja keseluruhan
sistem bahan penetran adalah dengan:]
A. determining the viscosity of the penetrant. [menentukan viskositas penetran.]
B. measuring the wettability of the penetrant. [mengukur ke mampu-basah an penetran.]
C. comparing two sections of artificially cracked specimens. [membandingkan dua bagian
spesimen yang retak secara artifisial]
D. all of the above. [semuanya benar]
SOAL PT LEVEL 2

4. An important difference between non-water-washable penetrants and water-washable


penetrants is that: [Perbedaan penting antara penetran yang tidak dapat dicuci dengan air dan
penetran yang dapat dicuci dengan air adalah bahwa:]
A. water-washable penetrants contain an emulsifier, while non-water-washable
penetrants do not. [penetran yang dapat dicuci dengan air mengandung pengemulsi,
sedangkan penetran yang tidak dapat dicuci dengan air tidak.]
B. the viscosity of the two penetrants is different. [viskositas kedua penetran berbeda.]
C. the color of the two penetrants is different. [warna dari dua penetran berbeda.]
D. non-water-washable penetrants are more easily removed than are water-washable
penetrants. [penetran yang tidak dapat dicuci dengan air lebih mudah dihilangkan
daripada penetran yang dapat dicuci dengan air.]

5. Which of the following characteristics are normally considered when selecting the type
of penetrant to be used in a penetrant test? [Manakah dari karakteristik berikut yang
biasanya dipertimbangkan ketika memilih jenis penetran untuk digunakan dalam uji
penetran?]
A. Removal characteristics of the penetrant. [karakteristik penghapusan penetran.]
B. The flash point of the penetrant. [Titik nyala dari penetran]
C. The cost of the penetrant. [Harga Penetrant]
D. All of the above. [Ketiganya benar]

6. When penetrant testing titanium alloys, the materials used in the penetrant system
should not contain any constituent quantities of: [Saat penetran menguji paduan
titanium, bahan yang digunakan dalam sistem penetran tidak boleh mengandung jumlah
konstituen:]
A. carbon or oil. [karbon atau minyak]
B. halogenated solvents. [pelarut terhalogenisasi]
C. emulsifier or oil. [pengemulsi atau minyak]
D. fluorescent agent. [agen fluoresen]

7. Which of the following is a discontinuity which might be found in sand castings?


[Manakah dari berikut ini adalah diskontinuitas yang dapat ditemukan di sand casting?]
A. Incomplete penetration. [penetrasi tidak sempurna]
B. Undercut [potongan bawah lasan]
SOAL PT LEVEL 2

C. Pipe [pipa udara]


D. Shrinkage [penyusutan]

8. Which of the following discontinuities might be found in a welded fabrication? [Manakah


dari diskontinuitas berikut yang dapat ditemukan dalam fabrikasi yang dilas?]
A. Shrinkage [penyusutan]
B. Lack of fusion [kurangnya fusi]
C. Seams [garis lapis memanjang]
D. Laps [lipatan]

9. Which of the following discontinuities might be found in rolled bar stock? [Manakah dari
diskontinuitas berikut ini yang dapat ditemukan pada batang balok yang dirol?]
A. Shrinkage [penyusutan]
B. Bleed-out [keluarnya cairan]
C. Laps[lipatan]
D. Undercut [potongan bawah lasan]

10. Which of the following discontinuities might be found in rolled plate? [Manakah dari
diskontinuitas berikut yang dapat ditemukan pada pelat yang dirol?]
A. Laminations [laminasi]
B. Shrinkage[penyusutan]
C. Lack of fusion [kurangnya fusi]
D. Undercut [potongan bawah lasan]

11. Which of the following contaminants could affect the sensitivity of a penetrant? [Manakah
dari kontaminan berikut ini yang dapat mempengaruhi sensitivitas penetran?]
A. Acid [asam]
B. Water [air]
C. Salts [garam]
D. All of the above [semua benar]

12. Which of the following is a discontinuity that might be found in a forging? [Manakah dari
berikut ini adalah diskontinuitas yang mungkin ditemukan dalam penempaan?]
A. Shrinkage cracks [retak susut]
SOAL PT LEVEL 2

B. Laps [lipatan]
C. Cold shuts [tertutup akibat dingin]
D. Insufficient penetration [kurang penetrasi]

13. Which of the following physical properties, more than any other, determines what makes
a material a good penetrant? [Manakah dari sifat-sifat fisik berikut, lebih dari yang lainnya,
yang menentukan apa yang membuat suatu bahan menjadi penetran yang bagus?]
A. Viscosity [kekentalan]
B. Surface tension [tegangan permukaan]
C. Wetting ability [kemampubasahan]
D. No one single property determines if a material will or will not be a good penetrant.
[Tidak ada satupun sifat yang menentukan apakah suatu material akan atau tidak akan
menjadi penetran yang bagus.]

14. Which of the statements below concerning the operation of the black light bulbs of the
mercury arc type is Not true? [Manakah dari pernyataan di bawah ini mengenai
pengoperasian bola lampu hitam dari jenis pancaran merkuri yang tidak benar?]
A. It takes about 5 minutes for the bulb to warm up to its full output when first turned
on. [Dibutuhkan sekitar 5 menit untuk bohlam untuk pemanasan hingga output penuh
ketika pertama kali dihidupkan.]
B. The lamp may go out if the line voltage drops below 90 volts. [Lampu dapat padam jika
tegangan saluran turun di bawah 90 volt.]
C. Line voltage variations above 120 volts will have little or no effect on the bulb. [Variasi
tegangan di atas 120 volt hanya akan sedikit atau tidak berpengaruh pada bohlam.]
D. If for any reason the arc is extinguished, the bulb will not immediately respond if the
lamp is turned on right after it has been turned off. [Jika karena alasan apa pun
pancarannya padam, bohlam tidak akan langsung merespons jika lampu dinyalakan tepat
setelah dimatikan.]

15. Which of the following is an advantage of fluorescent penetrants over visible type
penetrants? [Manakah dari berikut ini yang merupakan keuntungan dari penetran fluoresens
daripada penetran tipe yang visible?]
A. The inspection can be carried out in a well lighted area. [Inspeksi dapat dilakukan di
area yang terang.]
SOAL PT LEVEL 2

B. Small indications are more easily seen. [Indikasi kecil lebih mudah terlihat.]
C. They can be used where contact with water is objectionable. [Mereka dapat digunakan
jika kontak dengan air tidak memungkinkan.]
D. Less sensitive to contamination of discontinuities. [Kurang sensitif terhadap kontaminasi
diskontinuitas]

16. Which of the following is an advantage of visible dye penetrants over fluorescent
penetrants? [Manakah dari berikut ini yang merupakan keuntungan dari penetran pewarna
yang terlihat daripada penetran fluorescent?]
A. Small indications are more easily seen. [Indikasi kecil lebih mudah terlihat.]
B. They can be used on anodized and chromate surfaces. [Mereka dapat digunakan pada
permukaan anodized dan kromat.]
C. They make less background on rough surfaces. [Sedikit latar belakang pada permukaan
kasar.]
D. No special lighting is required. [Tidak diperlukan pencahayaan khusus.]

17. Which of the following is an advantage of solvent wipe methods over water washing?
[Manakah dari berikut ini adalah keuntungan dari metode penghapusan solvent atas pencucian
air?]
A. No special lighting is necessary during inspection. [Tidak diperlukan pencahayaan
khusus selama inspeksi.]
B. They provide a quicker penetration of small openings. [Penetrasi untuk bukaan kecil
yang lebih cepat.]
C. Small indications are more easily seen. [Indikasi kecil lebih mudah terlihat.]
D. They can easily be carried out in the field and to remote areas. [Mereka dapat dengan
mudah dilakukan di lapangan dan ke daerah-daerah terpencil.]

18. The tendency of a liquid penetrant to enter a discontinuity is primarily related to:
[Kecenderungan penetran cair untuk memasuki diskontinuitas terutama terkait dengan:]
A. the viscosity of the penetrant. [viskositas penetran.]
B. the capillary forces. [gaya kapilaritas]
C. the chemical inertness of the penetrant. [kelembaman kimiawi penetran]
D. the specific gravity of the penetrant. [berat jenis penetran]
SOAL PT LEVEL 2

19. The emulsifier is used: [Pengemulsi digunakan:]


A. to wash the penetrant out of discontinuities. [untuk membersihkan penetran dari
diskontinuitas.]
B. as an aid in washing off the surface of parts when using either the water or oil soluble
penetrants. [sebagai bantuan dalam mencuci permukaan bagian ketika menggunakan
penetran yang larut dalam air atau minyak.]
C. to emulsify the oil-soluble penetrant, thereby making it water washable. [mengemulsi
penetran yang larut dalam minyak, sehingga membuatnya dapat dicuci dengan air.]
D. to preclean parts before applying penetrant. [untuk membersihkan benda uji sebelum
menerapkan penetran.]

20. The prime purpose of the black light for fluorescent penetrant inspection is: [Tujuan
utama dari cahaya hitam untuk inspeksi penetran fluoresens adalah:]
A. to magnify indications. [untuk memperbesar indikasi.]
B. to make the indications visible. [untuk membuat indikasi terlihat.]
C. to develop indications. [untuk mengembangkan indikasi.]
D. to speed up inspection. [untuk mempercepat inspeksi]

21. Why is it advisable to have a black light installed at the wash station? [Mengapa
disarankan untuk memasang cahaya hitam di stasiun pencucian?]
A. So that inspection can be done without drying parts. [Sehingga inspeksi dapat
dilakukan tanpa mengeringkan benda uji.]
B. To speed the bleeding of penetrant out of defects. [Untuk mempercepat keluarnya
penetran dari cacat.]
C. To check the effectiveness of the wash cycle. [Untuk memeriksa efektivitas siklus
pencucian.]
D. To determine if parts have been covered with penetrant. [Untuk menentukan apakah
benda uji telah ditutup dengan penetran.]

22. Developing powder should always be: [Bubuk pengembang harus selalu:]
A. highly fluorescent. [sangat berfluoresens.]
B. applied wet. [diaplikasikan secara basah]
C. colorless. [tidak berwarna]
D. evenly applied [diaplikasikan merata]
SOAL PT LEVEL 2

23. When viewing parts, fluorescent background may indicate: [Saat mengamati benda uji,
latar belakang fluoresens mungkin mengindikasikan]
A. poor washing. [pencucian yang buruk.]
B. porous material [material berpori]
C. improper cleaning before penetrant cycle. [pembersihan yang tidak benar sebelum siklus
penetran.]
D. all of the above. [semuanya benar]

24. Rejection or acceptance of parts should be based on which of the following, in


absence of written acceptance criteria? [Penolakan atau penerimaan benda uji
harus didasarkan pada yang mana dari berikut ini, tanpa adanya kriteria penerimaan
tertulis?]
A. The inspector’s education. [Pendidikan inspektur.]
B. The design of the part and its intended application. [Desain benda uji dan aplikasi yang
dimaksud.]
C. The appropriate penetrant standard. [Standar penetran yang sesuai.]
D. The selection of the penetrant. [Pemilihan penetran]

25. When improper processing causes inspection difficulties, what should the inspector do?
[Ketika pemrosesan yang tidak tepat menyebabkan kesulitan inspeksi, apa yang harus
dilakukan inspektur?]
A. Swab parts with a solvent. [Mengusap benda uji dengan pelarut.]
B. Use a correct bleed-back procedure. [Menggunakan prosedur bleedback yang benar.]
C. Erase non-relevant fluorescence. [Hapus fluoresens yang tidak relevan.]
D. Reprocess the part. [Memproses ulang benda uji]

26. Which of the following is most likely to render the post-emulsification test ineffective?
[Manakah dari berikut ini yang paling mungkin membuat tes pasca-emulsifikasi tidak efektif?]
A. Too long of a penetrant time. [waktu penetran yang terlalu lama]
B. Too long of a developing time. [waktu pengembang yang terlalu lama]
C. Too long of an emulsifying time. [waktu emulsi yang terlalu lama]
D. None of the above. [tidak ada yang benar]
SOAL PT LEVEL 2

27. Dry developer should be applied: [Pengembang kering harus diterapkan:]


A. so that a heavy coat of developer covers all surfaces. [sehingga lapisan pengembang
yang tebal menutupi semua permukaan.]
B. so that a light dusting covers all surfaces to be inspected. [sehingga serbuk ringan
menutupi semua permukaan yang akan diperiksa.]
C. with a dry paint brush. [dengan kuas cat kering.]
D. by dipping. [dengan mencelupkan]

28. Which factor would apply in determining the dwell time required for the penetrant to be
effective? [Faktor mana yang akan berlaku dalam menentukan waktu tunggu yang diperlukan
agar penetran menjadi efektif?]
A. Type of discontinuity sought. [Jenis diskontinuitas yang dicari.]
B. Shape of part. [bentuk benda uji]
C. Size of part. [ukuran benda uji]
D. Surface roughness. [kekasaran permukaan]

29. The part is an aluminum forging. Description - the indication is sharp, half-moon
shape. not deep, and is called a: [Benda uji adalah penempaan aluminium. Deskripsi -
indikasi tajam, bentuk setengah bulan. tidak dalam, dan disebut:]
A. lap. [lipatan]
B. center line porosity. [porositas di tengah]
C. heat-treat crack [retak akibat perlakuan panas]
D. false indication. [indikasi palsu]

30. The part is a 13 mm thick aluminum plate with a Vee weld. Description - the
indication appears as a straight line. The indication is: [Benda uji adalah plat
aluminium setebal 13 mm dengan lasan Vee. Deskripsi - indikasi muncul sebagai garis
lurus. Indikasinya adalah:]
A. shrinkage. [penyusutan]
B. non-relevant. [tidak relevan]
C. a quench crack. [retak pendinginan cepat]
D. Lack of fusion [kurangnya fusi]
SOAL PT LEVEL 2

31. The part is an aluminum casting. Description - the casting has a very complex design. In
one section there is a flat area having a thickness of 1/8”. In the center of this area is a
round section, 2” thick and 1” in diameter. There are linear indications about one-half
the distance around the base where it joins into the thin section. The indication is
termed: [Benda uji casting aluminium. Deskripsi - casting memiliki desain yang sangat
kompleks. Di satu bagian ada area datar dengan ketebalan 1/8 ”. Di tengah area ini adalah
bagian bundar, 2 "tebal dan 1" dengan diameter. Ada indikasi linier sekitar setengah jarak di
sekitar bagian utama di mana ia bergabung ke bagian tipis. Indikasinya disebut:]
A. dross. [kotoran logam]
B. hot tear. [sobekan akibat panas]
C. micro shrinkage. [penyusutan mikro]
D. porosity. [porositas]

32. Shrinkage cracks are usually found in what areas of a casting? [Retakan susut biasanya
ditemukan di area casting yang mana?]
A. Thin sections only. [Hanya bagian tipis.]
B. Heavy sections only. [Hanya bagian tebal.]
C. Abrupt changes in thickness. [Perubahan ketebalan yang tiba-tiba.]
D. No longer a problem. [Tidak lagi menjadi masalah]

33. The speed with which a penetrant penetrates a surface flaw is influenced to the greatest
extent by which of the following properties? [Sejauh apa kecepatan penetran menembus
cacat permukaan dipengaruhi oleh sifat mana dari berikut ini?]
A. Density [Massa Jenis]
B. Surface tension and wetting ability [tegangan permukaan dan kemampubasahan]
C. Viscosity [Kekentalan]
D. Relative weight [Berat Relatif]

34. Which of the items listed below is Not an advantage of the liquid penetrant test method?
[Manakah dari item di bawah ini yang bukan kelebihan dari metode uji penetran cair?]
A. The method can find all types of discontinuities. [Metode ini dapat menemukan semua
jenis diskontinuitas.]
B. The method is simple in principle and relatively easy to understand. [Metode ini pada
prinsipnya sederhana dan relatif mudah dipahami.]
SOAL PT LEVEL 2

C. The method is essentially simple in application. [Metode ini pada dasarnya sederhana
dalam aplikasi.]
D. There are few limitations on the size and shape of the article that can be treated by
this method. [Ada beberapa batasan pada ukuran dan bentuk artikel yang dapat ditangani
dengan metode ini.]

35. The term “non-relevant indication” is used to describe certain types of penetrant
testing indications. Which of the following would be a typical “non-relevant
indication”? [Istilah "indikasi yang tidak relevan" digunakan untuk menggambarkan
tipe tertentu dari indikasi pengujian penetran. Manakah dari berikut ini yang akan
menjadi "indikasi tidak relevan" yang khas?]
A. Indications due to part geometry or part design configurations. [Indikasi karena
geometri atau konfigurasi desain benda uji.]
B. Nonmagnetic indications. [Indikasi Nonmagnetik]
C. Multiple indications. [Indikasi ganda]
D. Non-linear indications. [Indikasi yang tidak linear]

36. Which of the statements below best states the danger of using sandblasting for
cleaning surfaces to be penetrant tested? [Manakah dari pernyataan di bawah ini yang
menyatakan bahaya menggunakan sandblasting untuk membersihkan permukaan yang
akan dites?]
A. The discontinuities may be closed. [Diskontinuitas dapat tertutup.]
B. Oil contaminants might be sealed in the discontinuities. [Kontaminan minyak mungkin
dapat terkunci dalam diskontinuitas.]
C. The sand used in the sandblasting operation may be forced into the discontinuity.
D. The sandblasting operation may introduce discontinuities in the part

37. A continuous linear indication can be caused by which of the following discontinuities?
[Indikasi linear kontinu dapat disebabkan oleh diskontinuitas mana?]
A. Porosity [porositas]
B. Slag inclusions [inklusi slag]
C. Pitting [pelubangan]
D. Cracks [retak]
SOAL PT LEVEL 2

38. Which of the following could be a source of false indications on a test specimen?
[Manakah dari berikut ini yang dapat menjadi sumber indikasi palsu pada spesimen uji?]
A. Penetrant on the test table. [Penetrant di atas meja uji.]
B. Penetrant on the hands of the inspector. [Penetrant di tangan inspektur.]
C. Contamination of dry or wet developer with penetrant. [Kontaminasi pengembang
kering atau basah dengan penetran.]
D. All of the above. [semua benar]

39. A crack type discontinuity will generally appear as: [Diskontinuitas jenis retak umumnya
akan muncul sebagai:]
A. a round indication. [indikasi bulat]
B. a continuous line, either straight or jagged. [garis kontinu, baik lurus atau bergerigi.]
C. a straight, single solid line. [garis lurus yang lurus dan tunggal.]
D. random round or elongated holes. [lubang bundar atau memanjang acak.]

40. Which of the following discontinuities would be impossible to detect using a liquid
penetrant test? [Manakah dari diskontinuitas berikut yang tidak mungkin terdeteksi dengan
menggunakan uji penetran cair?]
A. Forging lap [lipatan tempa]
B. Crater crack [retak kawah]
C. Grinding cracks [retak akibat gerinda]
D. Non-metallic internal inclusions [inklusi non metal di dalam]

Anda mungkin juga menyukai