Anda di halaman 1dari 11

Universitas Pamulang S1 Akuntansi

PERTEMUAN 7
AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI : PENGUJIAN
PENGENDALIAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tujuan audit siklus produksi,
tujuan audit , perancangan program audit dan program audit untuk pengujian
pengendalian terhadap siklus produksi. Diharapkan Anda harus mampu:
1.1 Memahami deskripsi pengujian pengendalian terhadap siklus produksi
1.2 Mengetahui tujuan audit terhadap siklus produksi
1.3 Memahami perancangan prgram audit untuk pengujian pengendalian
terhadap siklus produksi
1.4 Mengetahui Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap
Siklus Produksi

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Memahami deskripsi pengujian pengendalian terhadap siklus
produksi

Atas dasar fungsi-fungsi pokok didalam perusahaan manufaktur, biaya


digolongkan menjadi tiga yaitu biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya
administrasi dan umum. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya
pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan
mendapatkan order penjualan dan memenuhi order penjualan tersebut. Biaya
administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan selain
kegiatan produksi dan kegiatan pemasaran.
Siklus produksi yang dibahas dalam bab ini diterapkan dalam perusahaan
manufaktur yang produksinya berdasarkan psanan dari pembeli. Siklus produksi
terdiri dari dari dua transaksi: Transaksi manufaktur dan aktivitas penghitungan
fisik persediaan . Jaringan prosedur yang membentuk transaksi manufaktur:
1. Prosedur order produksi
2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
3. Prosedur pemgembalian barang gudang
4. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung
5. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik dan kos produk
selesai
6. Prosedur pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik sesungguhnya ,
biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.

Jaringan prosedur yang membentuk aktivitas penghitungan fisik sediaan


adalah:
1. Prosedur penghitungan fisik
2. Prosedur komplikasi

Auditing II 74
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

3. Prosedur penentuan kos sediaan


4. Prosedur adjustment kos sediaan

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Memahami tujuan audit terhadap siklus produksi

TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PRODUKSI

Kelompok Asersi Tujuan Audit terhadap Tujuan Audit terhadap


Golongan Transaksi Saldo Akun
Keberadaan atau Transaksi manufaktur Sediaan yang
keterjadian yang dicatat dicantumkan dalam
mencerminkan bahan neraca secara fisik ada
baku, tenaga kerja pada tanggal neraca.
langsung, dan overhead
yang dikonsumsi dalam Kos produk yang dijual
produksi produk selama mencerminkan kos
periode yang diaudit. produk yang dikirimkan
kepada customer
selama periode yang
diaudit.

Kelengkapan Semua transaksi Sediaan mencakup


manufaktur yang terjadi seluruh bahan baku,
selama periode yang produk, dan bahan habis
diaudit telah dicatat. pakai yang ada pada
tanggal neraca.

Kos produk yang dijual


mencakup kos semua
produk yang dijual
selama periode yang
diaudit.
Hak dan kewajiban Entitas memiliki ha katas Entitas memiliki hak
sediaan sebagai akibat legal atas sediaan yang
transaksi manufaktur ada pada tanggal
yang tercatat dalam neraca.
periode yang diaudit.
Penilaian atau alokasi Semua transaksi Sediaan disajikan
manufaktur telah dicatat semestinya pada yang
dalam jurnal, diringkas, terendah diantara kos
dan diposting ke dalam atau harga pasar pada
akun dengan benar. tanggal neraca.

Auditing II 75
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Kos produk yang dijual


mencerminkan
penerapan metode kos
yang konsisten.
Penyajian dan Rincian transaksi Sediaan dan kos produk
pengungkapan manufaktur mendukung yang dijual telah
penyajian akun yang diidentifikasikan dan
berkaitan dalam laporan diklasifikasi dengan
keuangan, baik semestinya dalam
klasifikasinya maupun neraca.
pengungkapannya.
Pengungkapan
memadai telah dibuat
berkaitan dengan
sediaan.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Memahami perancangan prgram audit untuk pengujian
pengendalian terhadap siklus produksi

PERANCANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN


TERHADAP SIKLUS PRODUKSI

Kerangka Perancangan
1. Pemahaman sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi
manufaktur dan penghitungan fisik sediaan.
2. Penentuan kemungkinan salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan
transaksi manufaktur dan penghitungan fisik sediaan.
3. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi
dan mencegah salah saji dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi;
manufaktur dan penghitungan fisik sediaan.
4. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas
pengendalian.
5. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
transaksi.

Fungsi Yang Terkait: Nama & Unit organisasi pemegang fungsi


NO. Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang
Fungsi
1 Fungsi penjualan bagian penjualan

2 Fungsi otorisasi produksi departemen produksi


3 Fungsi produksi bagian produksi

Auditing II 76
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

4 Fungsi perencanaan dan bagian perencanaan dan


pengendalian produksi pengawasan
5 Fungsi gudang bagiann gudang

6 Fungsi akuntansi biaya bagian akuntansi biaya


7 Fungsi akuntansi umum bagian akuntansi umum

Dokumen
Berikut ini adalah dokumen terkait dengan audit siklus produksi:
1. Surat order produksi. Surat order produksi merupakan surat
perintah yang dikeluarkan oleh departemen bagian produksi, yang
ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses
pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan
spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti
yang tercantum didalam surat order produksi tersebut.
2. Kartu jam kerja. Dokumen ini adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk
memproduksi produk yang tercantum didalam surat order produksi.
3. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini
merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk
meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk
yang tercantum didalam surat order produksi. Dokumen ini juga
berfungsi sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang.
4. Bukti pengembalian barang ke gudang. Dokumen ini merupakan
formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan
bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses
produksi.
5. Bukti memorial (journal voucher). Dokumen ini merupakan
dokumen yang digunakan sebagai dasar pencatatan depresiasi aktiva
tetap berwujud, amortisasi sewa dan aktiva tidak berwujud, dan
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan dimuka.
6. Bukti kas keluar. Merupakan dokumen yang digunakan untuk
mencatat biay-biaya yang dibayar lewat kas.
7. Laporan produk selesai. Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi
produksi untuk memberitahukan selesainya produksi pesanan
tertentu.

Catatan akuntansi
Fungsi setiap catatan akuntansi tersebut dalam transaksi manufaktur
diuraikan berikut ini :
1. Jurnal pemakaian bahan baku. Dokumen sumber sebagai dasar
pencatatan kedalam jurnal ini adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang.

Auditing II 77
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

2. Jurnal umum. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan kedalam


jurnal ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang
dan bukti memorial.
3. Register bukti kas keluar. Dokumen sumber untuk pencatatan
kedalam jurnal ini adalah bukti kas keluar.
4. Kartu kos produk. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan
kedalam buku pembantu ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran
barang gudang (untuk pemakaian bahan baku), rekap daftar upah
(untuk upah tenaga kerja langsung), dan bukti memorial (untuk
pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar tarif).
5. Buku pembantu sediaan. Dokumen sumber sebagai dasar
pencatatan ke dalam kartu sediaan adalah bukti permintaan dan
pengeluaran barang gudang, bukti pengembalian barang gudang, dan
bukti memorial.
6. Buku pembantu biaya. Dokumen sumber sebagai dasar pencatatan
kedalam buku pembantu biaya adalah bukti kas keluar, bukti
permintaan dan pengeluaran barang gudang, dan bukti memorial.

Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Manufaktur


Didalam bagian ini digambarkan bagan alir sistem informasi
akuntansi yang terdiri dari gabungan jaringan prosedur-prosedur yang
membentuk sistem tersebut :
1. Prosedur Order Produksi. Ditujukan untuk mengkoordinasikan
kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembeli atau
kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu. Contohnya diterapkan
didalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan.
2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. Setelah
fungsi produksi menerima surat order produksi, berdasarkan daftar
kebutuhan bahan, fungsi produksi meminta bahan baku dan bahan
penolong ke fungsi gudang melalui prosedur permintaan dan
pengeluaran barang gudang.
3. Prosedur pengembalian barang gudang. Jika jumlah barang yang
diambil dari gudang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang
yang dipakai, pengambilan barang ke gudang dilakukan melalui
prosedur pengembalian barang gudang.
4. Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Setelah fungsi
produksi menerima surat order produksi dari Departemen Produksi
(yang disiapkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi)
dan telah meminta bahan baku melalui prosedur permintaan dan
pengeluaran barang gudang, pengerjaan order produksi selanjutnya
memerlukan tenaga kerja yang waktu kerja serta upahnya perlu
dicatat melalui prosedur pencatatan biaya tenaga kerja langsung.
5. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya
overhead pabrik. Setelah suatu pesanan selesai dikerjakan, fungsi
produksi memberitahukan informasi selesainya pesanan tersebut
melalui prosedur produk selesai. Dasar yang dapat dipakai untuk

Auditing II 78
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

membebankan biaya overhead pabrik kepada produk adalah : biaya


bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, atau jam tenaga kerja
langsung.

Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya


administrasi dan umum, dan biaya pemasaran. Terjadi melalui berbagai
transaksi : pengeluaran kas, pemakaian barang gudang, depresiasi dan deplesi
aktiva tetap berwujud, amortisasi aktiva tidak berwujud dan transaksi terpakainya
persekot biaya.
Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan, dan Prosedur
Audit untuk Pengujian Pengendalian yang dapat Digunakan oleh Auditor
terhadap Transaksi Manufaktur
1. Pemisahan fungsi gudang dari fungsi produksi. Didalam
perusahaan manufaktur, fungsi produksi bertanggung jawab
memproses bahan baku menjadi produk jadi dengan menggunakan
mesin dan equipment yang ada. Untuk itu fungsi produksi
memerlukan bahan baku dan bahan penolong sebagai masukannya
serta memerlukan suku cadang untuk menjaga agar mesin dan
aquipment tetap berfungsi. Pemisahan fungsi gudang dari fungsi
produksi akan menjamin kelancaran proses produksi, keamanan
sediaan, ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dihasilkan.
2. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
Kegiatan produksi diawali dengan diterbitkannya surat order produksi
oleh kepala fungsi produksi. Karena kepala fungsi produksi adalah
pemegang wewenang untuk memerintahkan unit unit organisasi yang
ada dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan produksi, maka surat
order produksi harus diotorisasi oleh kepala fungsi tersebut, sehingga
semua dokumen yang dibuat untuk pelaksanaan produksi memiliki
dasar yang sah.
3. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh
fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan otorisasi
oleh kepala fungsi produksi. Merupakan fungsi staff yang
membantu kepala fungsi produksi dalam merencanakan dan
mengawasi pelaksanaan produksi.
4. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi
oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. Berdasarkan
surat order produksi yang diterbitkan oleh fungsi produksi, diperlukan
pengambilan bahan baku dan bahan penolong dari fungsi gudang.
Untuk keperluan tersebut, fungsi produksi harus mengisi bukti
permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini
merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan pengurangan
sediaan yang dicatat didalam kartu gudang dan kartu sediaan.
5. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pembuat bukti kas
keluar. Dalam proses produksi, kegiatan produksi yang memerlukan
pengeluaran kas dilaksanakan dengan pembuatan bukti kas keluar
yang diotorisasi oleh kepala fungsi bagian pembuat bukti kas keluar.

Auditing II 79
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Setelah dokumen pendukung dikumpulkan dan diverifikasi oleh fungsi


pembuat bukti kas keluar, kemudian fungsi ini membuat bukti kas
keluar dan mengirimkan tembusannya ke fungsi akuntansi biaya
untuk keperluan pencatatan terjadinya biaya. Bukti kas keluar ini
merupakan dokumen sumber dari pencatatan biaya produksi dan
biaya non produksi yang dikeluarkan lewat kas. Oleh karena itu, agar
bukti kas keluar tersebut merupakan dokumen sumber yang sah,
dokumen tersebut harus diotorisasi oleh kepala fungsi pembuat bukti
kas keluar, sebagai bukti telah dilakukannya verifikasi terhadap
kesahihan dokumen yang mendukung bukti kas keluar tersebut.
6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang
bersangkutan. Didalam perusahaan yang produksinya berdasarkan
pesanan, kartu jam kerja merupakan dokumen sumber sebagai dasar
distribusi biaya tenaga kerja langsung ke dalam kartu harga pokok
tiap-tiap pesanan, untuk memungkinkan dilakukannya penghitungan
biaya tenaga kerja langsung yang dikonsumsi oleh setiap pesanan.
7. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang
gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak
dan penggunaannya dipertanggung jawabkan. Sistem ini
merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan biaya ke
dalam jurnal dan kartu biaya. Pengendalian terhadap pemakaian
berbagai dokumen sumber tersebut dapat dilakukan dengan membuat
formulir dokumen tersebut dalam bentuk bernomor urut cetak.
8. Pengunaan kartu kos produk untuk mencatat kos produk yang
diproduksi. Kartu kos produk (product cost sheet) merupakan buku
pembantu biaya yang digunakan untuk mengumpulkan biaya
produksi.

Tujuan Pembelajaran 1.4:


Memahami program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
siklus produksi
Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi
Manufaktur
1. Lakukan pengamatan terhadap pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi
produksi, fungsi penyusunan anggaran biaya, dan fungsi penyimpanan gudang.
2. Ambil sampel kartu kos produk yang produknya telah selesai diproduksi.
3. Ambil sampel kartu biaya.
4. Periksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan
pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
5. Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu
dan jurnal.

Auditing II 80
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap


Aktivitas Perhitungan Fisik Sediaan
Prosedur Audit Kertas Tgl Pelaksana
Kerja
Keberadaan atau Keterjadian
1. Pelajari instruksi yang dibuat
untuk penghitungan fisik
persediaan
2.Lakukan pengamatan
terhadap penghitungan fisik
persediaan
3. Lakukan hitung uji (test
count)
Kelengkapan
4. Lakukan pengujian kompilasi

Kelengkapan
5.Lakukan pengujian biaya
6.Lakukan pengujian adjustment

Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Aktivitas


Penghitungan Fisik Sediaan
1. Pelajari Instruksi Yang Dibuat Untuk Penghitungan Fisik Sediaan.
Auditor perlu mempelajari instruksi tertulis perhitungan fisik sediaan yang
disusun oleh klien untuk memperoleh keyakinan mengenai :
a. Independensi karyawan yang diikutsertakan dalam panitia perhitungan fisik
sediaan dari fungsi penyipanan barang dan fungsi akuntansi sediaan.
b. Ketelitian metode yang digunakan untuk pemgukuran sediaan
2. Lakukan Pengamatan Terhadap Penghitungan Fisik Sediaan
Dalam pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan tersebut auditor
melakukan kegiatan :
a. Mengamati pemisahan fungsi penghitung, pengecek, dan pemegang kartu
perhitungan fisik dalam tim penghitungan fisik sediaan.
b. Mengamati karyawan yang ditugasi untuk melakukan penghitungan fisik
sediaan, yang seharusnya bukan karyawan yang bertanggung jawab atas
penyimpanan barang digudang dan pencatatan sediaan di fungsi akuntansi
c. Mengamati alat yang digunakan sebagai pengukur dan metode yang
digunakan dalam penghitungan sediaan.
d. Mengambil sample kartu penghitungan fisik yang sudah digunakan yang
disimpan sementara oleh pemegang kartu perhitungan fisik dan memeriksa
nomor urut tercetaknya dan pertanggungjawaban pemakai nomor urutnya.
3. Lakukan Hitung Uji (Test Count)

Auditing II 81
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

Auditor melakukan perhitungan fisik terhadap sebagian sediaan barang


yang telah dihitung oleh tim penghitung fisik sediaan dan kemudian
membandingkan hasil penghitungan tersebut dengan hasil penghitungan fisik
yang dicatat di dalam kartu penghitungan fisik.
4. Lakukan Pengujian Kompilasi (Compilation Test)
Dalam pengujian kompilasi ini auditor melakukan kegiatan:
a. Memilih unsure sediaan yang dicatat di dalam hasil penghitungan fisik
kemudian mengusut informasi tersebut ke dalam kartu penghitungan fisik yang
bersangkutan.
b. Memperoleh kepastian bahwa semua kartu penghitungan fisik sudah dicatat
di dalam daftar hasil penghitungan fisik.
5. Lakukan Pengujian Kos (Pricing Test).
Dalam pengujian harga ini auditor melakukan kegiatan:
a. Memilih unsur sedian yang dicatat di dalam daftar hasil penghitungan fisik
dan kemudiat mengusut kos satuan yang dicantumkan di dalam daftar hasil
penghitungan fisik ke dalam kartu sediaan yang bersangkutan
b. Memeriksa ketelitian perkalian kuantitas dan ahrga satuan di dalam daftar
hasil penghitungan fisik
6. Lakukan Adjustment Test. Adjustment test dilakukan oleh auditor untuk
memperoleh keyakinan mengenai digunakannya data hasil penghitungan fisik
sediaan untuk mengadjust catatan akuntasi sediaan.
Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Aktivitas Penghitungan
Fisik Sediaan
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji
tersebut mencakup :
1. Pemisahan penghitung dengan pengecek. Dalam penghitungan
fisik sediaan, barang yang disampel dihitung dua kali secara
independen: penghitungan pertama oleh penghitung dan
penghitungan kedua oleh pengecek. Hasil penghitungan kedua fungsi
tersebut dicek oleh pemegang kartu penghitungan fisik untuk diteliti
kebenarannya.
2. Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan
menghitung kuantitas sediaan harus dijamin ketelitiannya.
Diantara sediaan yang dihitung ada jenis sediaan yang mudah
dihitung dengan cara yang sederhana (misalnya suku cadang mesin),
ada pula sediaan yang memerlukan alat tertentu dan metode tertentu
untuk menghitung kuantitasnya (misalnya bahan bakar yang disimpan
didalam tangki, semen curah yang disimpan didalam silo). Peralatan
dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung
kuantitas sediaan harus dijamin ketelitiannya, agar hasil penghitungan
fisik sediaan teliti dan andal.
3. Penggunaan kartu penghitungan fisik sediaan bernomor urut
tercetak. Untuk menghindari tidak dicatatnya hasil penghitungan fisik
sediaan, dokumen yang dipakai sebagai alat untuk merekam hasil
penghitungan fisik harus bernomor urut tercetak dan pemakaian

Auditing II 82
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

nomor urut tersebut harus dipertanggungjawabkan oleh pemegang


kartu penghitungan fisik. Dalam penghitungan fisik sediaan, setiap
jenis sediaan dihitung dua kali secara independen oleh penghitung
(counter) dan pengecek (checker).
4. Pemegang kartu penghitungan fisik sediaan
mempertanggungjawabkan pemakaian kartu tersebut dan
pencatatannya kedalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan.
Untuk menjamin semua hasil penghitungan fisik sediaan yang
direkam oleh para penghitung dalam kartu penghitungan fisik sediaan
dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan, pemegang kartu
penghitungan fisik sediaan harus mempertanggungjawabkan semua
kartu yang dibagian kepada penghitung.
5. Pengecekan secara independen pencantuman kos sediaan
kedalam daftar hasil penghitungan fisik sediaan. Dokumen ini diisi
dengan kos persatuan dan kos total setiap jenis sediaan oleh fungsi
akuntansi biaya berdasarkan data yang dicatat dalam kartu sediaan.
6. Pengecekan secara independen terhadap perkalian antara
kuantitas dan kos per unit dalam daftar hasil penghitungan fisik
sediaan. Daftar ini digunakan untuk meminta pertanggungjawaban
dari fungsi gudang mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan
barang gudang dan pertanggungjawaban dari fungsi akuntansi biaya
mengenai keandalan penyelenggaraan catatan akuntansi sediaan.
7. Pengecekan secara independen posting kedalam buku pembantu
sediaan berdasarkan daftar hasil penghitungan fisik sediaan.
Berdasarkan informasi yang tercantum dalam kolom kos total pada
daftar hasil penghitungan fisik sediaan dilakukan adjustment terhadap
data kuantitas dan saldo kos yang dicatat dalam buku pembantu
sediaan.
8. Panduan akun dan review pemberian kode akun. Keakuratan
posting hasil penghitungan fisik sediaan kedalam buku pembantu
sediaan ditentukan oleh pemberian kode akun dalam daftar hasil
penghitungan fisik sediaan. Oleh karena itu, pada saat pembuatan
daftar hasil penghitungan fisik sediaan menjamin keakuratan posting
sehingga asersi penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

2.6 CONTOH PENGAUDITAN SIKLUS PRODUKSI


Hasil Audit: Di bagian produksi ditemukan instruksi kerja yang
tidak memiliki identitas dan status pengendalian.
Pembahasan: Ketidaksesuaian yang telah ditemukan ini belum entu
kesalahan dari bagian produksi. Oleh karenanya harus ditelusuri lebih dalam
kebagian pengendalian dokumen. Dokumen system manajemen mutu tersebut
harus diperiksa oleh auditor apakah dokumen tersebut tidak memiliki identitas
dan status pengendalian. Apabila sudah ditemukan identitasnya maka auditor
harus memeriksa apakah ada bukti revisi dokumen, record daftar dan bukti
distribusi dokumen. Temuan ketidaksesuaian tersebut bisa berkembang pada
beberapa ketidaksesuaian lain yakni tidak dilakukannya dokumen review, tidak

Auditing II 83
Universitas Pamulang S1 Akuntansi

adanya identifikasi perubahan atau revisi dokumen, tidak adanya jaminan revisi
dokumen yang relevan ditempat pengguna sehingga memungkinkan
penggunaan prosedur yang kadaluarsa dan seterusnya. Selain itu juga
merpakan temuan ketidaksesuaian yakti tidak ditemukannya bukti record
distribusi dokumen.
C. LATIHAN/TUGAS
Jawablah dengan tepat dan benar!
1) Sebutkan siklus-siklus yang terhubung dengan siklus produksi!
2) Sebutkan dan jelaskan tujuan audit khusus untuk pengauditan siklus produksi!
4) Sebutkan dan jelaskan prosedur analitis untuk audit siklus produksi!
5) Buatlah diagram alir sistem dan prosedur produksi serta jelaskan inti utama
alur tersebut!
6) Sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi pengendalian produksi dan salah saji
potensialnya! Bagaimana pengendalian komputernya?
7) Bagaimanakah cara seorang auditor memastikan bahwa kos produksi telah
dicatat dengan benar?
8) Sebutkan pengendalian tambahan dalam proses pencatatan kos produksi!
9) Untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya produksi yang tidak diotorisasi,
sebutkan aktivitas pengendalian yang diperlukan. Jelaskan mengapa dua
kativitas pengendalian yang saudara sebutkan dapat mendeteksi dan
mencegah terjadinya salah saji tersebut

D. DAFTAR PUSTAKA
 Mulyadi, Auditing Buku 1 dan 2 , Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta, 2013
 Sukrisno Agoes, Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik Buku 1 dan 2, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2012
 Alvin A. Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasley, Buku 1 dan 2 , Airlangga,
Jakarta, 2006

Auditing II 84

Anda mungkin juga menyukai