Anda di halaman 1dari 10

Nama : Melfi Namora Nasution

NPM : 201907143
Prodi : Manajemen
Matkul : Pengantar Bisnis

1. Pengertian Bisnis Internasional 


Pengertian Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-
batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan
pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang- bidang
seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran,
perdagangan besar dan komunikasi massa.
2. Tahap-tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau melibatkan
diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak mengandung resiko sampai
dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung risiko bisnis yang sangat tinggi. Dalam
memasuki bisnis internasional ada beberapa yaitu:
1. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan
pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan
ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan
orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli barang-barang kemudian kita harus
mengirimkannya ke negeri asing itu.
2. Ekspor Aktif (Purchasing)
Tahap terdahulu dan dapat berkembang terus kemudian adanya hubungan bisnis yang
rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang semakin aktif. Keaktifan hubungan transaksi bisnis
tersebut ditandai dengan semakin berkembangnya jumlah dan jenis komoditi perdagangan
Internasional. Pada tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif melaksanakan
manajemen atas transaksi itu.
3. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang
menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual
adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan
manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan
baku serta peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan
negara penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu
negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan
segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses
produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya,
serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai
Franchisee dan perusahaan pemberi disebut sebagai Franchisor. Pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya bidang kuliner (makanan). Contohnya KFC (Kentucky Fried
Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken (CFC), Hoka Bento, Hanamasa, dan
sebagainya.
Contoh Franchise dari Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, dan
sebagainya. Kebaikan yang antara lain :
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal.
c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
d. Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :
e. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise
f. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
g. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan akan
timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak baik.
5. Pemasaran di Luar Negeri (Active Marketing)
Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan
memerlukan intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan
pendatang (Host Country) harus aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran
bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan
orang asing harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu
sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada
bisnis internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga
disebut sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC
(Multy National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan
asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala modalnya, kemudian
memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya itu di negeri itu juga. Bentuk ini
memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara
penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik
tersebut.

3. Hambatan dalam Memasuki Bisnis Internasional


Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan
ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu
kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh
karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis
sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang
karena adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula
dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk
ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti
tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan.
3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Misalnya, Amerika
yang mengembargo komoditi perdagangan dengan negara-negara Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga
membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab melarang produk yang
mengandung babi.

4. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah operasional
yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke negara yang lain.
Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara kedua negara itu belum
memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini dapat mengakibatkan biaya
pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya
melayani satu negara itu saja.
5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang
melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di
beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations (MNC).
Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini
terjadi karena dengan cara yang sangat cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang
terjadi di setiap Negara di dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di
dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk
kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara Negara. Oleh karena kesamaan inilah
yang mendorong perusahaan untuk beroperasi secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan
mencoba untuk mencari tempat untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia,
sehingga akan lebih ekonomis dan kompetitif.

4. Bentuk Bentuk Keunggulan Bersaing


1. Komitmen yang tinggi terhadap kualitas.
Semua perusahaan harus memperhatikan aspek kualitas dalam setiap proses bisnis,
produk yang dihasilkan dan kualitas pelayanannya pada konsumen. Dalam konteks produk,
perusahaan harus selalu melakukan inovasi dan inovasi agar produk yang dihasilkan tidak
monoton atau itu-itu saja. Produk-produk tersebut harus memiliki karakter, spesifikasi, dan
ciri khas yang membedakannya dengan produk pesaing dan produk sejenis. Produk
merupakan cerminan para penggunanya, sebab produk-produk tertentu memang cenderung
untuk dibeli oleh golongan atau kelas premium. Apabila golongan premium yang membeli
maka sudah tentu produk tersebut harus memiliki kualitas superior dan bernilai tinggi.
2. Aspek permodalan kuat.
Perusahaan yang memiliki modal besar dan super besar dapat dipastikan akan leluasa
dalam menjalankan bisnis, dan melakukan ekspansi ke manca negara. Perusahaan dengan
modal besar ini dapat dikatakan hanya dimiliki oleh perusahaan multinasional atau
perusahaan trans nasional. Rasanya sangat tidak mungkin apabila perusahaan kecil atau lokal
memiliki modal yang besar.
3. Cabang yang tersebar luas di manca negara.
Perusahaan yang memiliki cabang dimaca negara tentunya memiliki potensi besar
untuk menguasai pasar dinegara-negara tersebut. Perusahaan tersebut yang dikelola oleh
manajemen profesional tentunya tahu dan paham akan karakteristik masyarakat negara yang
bersangkutan, sehingga bisa menciptakan produk-produk yang dibutuhkan dan sesuai dengan
karakteristik masyarakatnya. Artinya unsur lokalitas masyarakat tidak pernah diabaikan oleh
manajemen perusahaan.
4. Servis center yang tersebar luas dan berkualitas.
Sebagai perusahaan yang bisa bersaing secara global, maka harus memiliki servis
center yang luas. Misalnya perusahaan tersebut tersebar di 20 negara, baik negara maju dan
negara berkembang. Kantor-kantor yang memberikan pelayan servis center hendaknya
tersebar luas di berbagai kota di negara yang bersangkutan. Kualitas sumber daya manusia
yang melayani program servis ini pun harus yang kredibel dan kompeten serta mampu
memberikan pelayanan optimal bagi semua konsumen yang produknya mengalami
kerusakan.
5. Pelayanan konsumen yang optimal dan berkualitas “PRIMA”.
Pelayanan konsumen yang optimal dan prima sudah tentu menempatkan konsumen
sebagai pusat aktifitas bisnis perusahaan. Perusahaan harus benar-benar menempatkan
konsumen sebagai raja yang harus dilayani, dipenuhi kebutuhannya, dipuaskan perasaannya,
dan tidak dikecewakan. Apabila produk perusahaan memiliki masa garansi 1 tahun atau 2
tahun, hendaknya masa garansi itu benar-benar diwujudkan dan komitmen dalam memenuhi
garansi yang bersangkutan.
6. Menerapkan program CSR yang luas dan berkelanjutan.
Biasanya perusahaan besar apalagi perusahaan trans nasional selalu menerapkan
program CSR sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Program CSR ini bisa dalam bentuk berpartisipasi menanam pohon untuk penghijauan,
mendirikan bangunan sekolah yang rusak, program beasiswa pendidikan untuk masyarakat
miskin, pembangunan rumah sangat sederhana untuk masyarakat yang tidak mampu
membangun dan membeli rumah, dan pembangunan pasar tradisional dengan nuansa modern
dan sehat serta nyaman. Semua perusahaan besar pasti memiliki aset yang besar dan laba
yang besar juga, dan untuk melakukan program CSR tersebut bukanlah sesuatu hal yang sulit.
7. Diversifikasi produk yang luas.
Diversifikasi produk yang luas disini bermakna bahwa perusahaan tidak hanya
menghasilkan 1 bentuk produk saja, melainkan produk-produk lainnya. Misalnya perusahaan
menghasilkan produk elektronik seperti HP, perusahaan juga perlu mendiversifikasikan
aktifitas bisnisnya dengan memproduksi produk komputer, PC Desktop, Laptop, Televisi,
Mesin Cuci, AC atau pendingin ruangan, otomotif atau kendaraan bermotor dan sebagainya.
Dengan diversifikasi yang luas tentunya produk-produk tersebut dapat menjangkau semua
segmen pasar konsumen di berbagai negara. Penerapan diversifikasi ini sudah merupakan hal
mutlak bagi perusahaan kelas dunia atau multi nasional corporation (MNC).
8. Penerapan harga produk yang variatif.
Sebenarnya penerapan harga produk ini sangat terkait dengan diversifikasi produk yang
dihasilkan perusahaan. Artinya dengan sangat beragamnya produk yang dihasilkan, tentunya
akan memiliki rasio harga yang berbeda pula untuk bisa dijangkau oleh konsumen.
Sebagaimana pembaca ketahui, yang namanya segmen pasar adalah luas, oleh karena itu
perusahaan perlu menggapai pasar-pasar yang ada dengan variasi produk beragam dan harga
produk yang beragam pula. Jika perusahaan mampu menerapkan hal ini, maka sudah tentu
akan memiliki keunggulan bersaing yang membedakannya dengan perusahaan lain.
9. Memiliki anak perusahaan yang khusus memproduksi suku cadang atau spare-part.
Perusahaan besar yang mampu membuat anak perusahaan yang khusus memproduksi
suku-suku cadang untuk setiap produk yang dihasilkan dapat dipastikan ia memiliki
keunggulan bersaing secara optimal. Perusahaan jenis ini secara teori manajemen telah
menerapkan integrasi vertikal dalam menjalankan bisnisnya. Dengan anak perusahaan yang
bisa menghasilkan suku cadang, maka manajemen perusahaan tidak perlu susah payah
membeli suku cadang dari perusahaan lain. Suku cadang dari perusahaan lain juga belum
tentu cocok atau sesuai dengan spesifikasi produk yang dihasilkan. Tidak semua perusahaan
mampu menerapkan ini, dan hanya perusahaan dengan pengelolaan bisnis yang integral,
holistik, dan memiliki visi misi yang jelas saja yang dapat melakukannya.
10. Sumber daya manusia yang dimiliki berkualitas.
Sebagaimana diketahui oleh mahasiswa jurusan manajemen, bahwa yang namanya
sumber daya manusia adalah aset penting dalam menentukan sukses tidaknya perusahaan.
Untuk bisa menjadi besar dan berskala global, perusahaan harus memiliki jajaran manajemen
atau pemimpin yang cerdas, berpendidikan tinggi, memiliki kompetensi tinggi, trampil,
cekatan, memiliki multiple skill, dan mampu menjalankan roda organisasi dan aktifitas
perusahaan dengan baik. Dengan kata lain hanya orang-orang pilihan yang mampu
melakukannya. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan hendaknya juga ditingkatkan
kemampuannya melalui program pendidikan dan pelatihan yang terukur, agar setelah
menjalani pendidikan dan pelatihan tersebut kinerja karyawan dapat meningkat demi
efektifitas organisasi perusahaan. Perusahaan juga harus menciptakan kondisi agar karyawan
yang dimiliki menjadi “Loyal” dan tidak berpindah ke perusahaan lain. Misalnya dengan
menerapkan kompensasi yang memadai, fasilitas kerja disediakan secara baik, budaya
organisasi yang mendukung efektifitas kerja karyawan, dan gaya kepemimpinan manajemen
perusahaan yang efektif.

5. Manajemen Bisnis Internasional


Manajamen Bisnis Internasional adalah proses penerapan teknik-teknik dan konsep dan
konsep manajemen dalam arena lingkungan internasinal.
Dalam era globalisasi sekarang ini, di samping istilah ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan dan keuangan internasional, ternyata istilah bisnis internasional
semakin dikenal dan banyak digunakan. Istilah ini biasanya juga dikaitkan dengan transaksi
yang menyangkut ekspor dan impor barang, modal dan jasa lainnya dan pelaku utamanya
yang sering disebut sebagai multinational corporation (MNC)..
Dalam era globalisasi saat ini, yang ditandai dengan adanya keterbukaan, keterkaitan,
ketergantungan dan persaingan yang semakin ketat, telah menyebabkan tuntutan pengetahuan
tentang teori dan praktik bisnis internasional semakin dirasakan bagi setiap individu,
organisasi/perusahaan, maupun Negara/pemerintah. Tuntutan pengetahuan teori dan praktek
bisnis internasional tersebut merupakan konsekuensi logis dari proses interaksi dari
komponen utama yang merupakan motor globalisasi yaitu sebagai berikut:
• Deregulation
• Invention/innovation/diffusion
• Competitive advantage
• Cros borderless

Ruang Lingkup Manajmen Bisnis Internasional


1. Tujuan
a. Perluasan penjualan (sales Expansion)
b. Mendekati sumber (resource acquisition)
c. Diversifikasi ( penganekaragaman )
d. Alih Teknologi
2. Faktor yang menunjang bisnis internasional
a. Ilmu Hukum
Menurut sejarah perdagangan di Indonesia sebelum tahun 1967 perdagangan internasional
sangat minim dan setelah 1967 perdagangan baru mulai meningkat karena sudah ada Undang
– undang PMA no.1 tahun 1967 yang mengatur tentang investasi pemilik modal asing,
kemudian disusul dengan kebijakan pemerintah berupa Peraturan Pemerintah No.20 tahun
1995 yang mengatur hak guna, hak sewa, dan hak pakai bagi investor asing sampai 100 tahun
untuk pengembalian modalnya.
b. Ilmu sejarah
1. Bisa ditinjau dari bangsa atau keturunan misalnya Inggris mengutamakan Negara –
Negara persemakmuran untuk investasi dari pada Negara lain.
2. Indonesia cenderung ke Suriname.
c. Ilmu Geografi
Ditinjau dari jauh dekatnya jarak atau sebaliknya ditinjau pada tujuannya dengan melihat
kondisi geografi Negara tujuan.
d. Ilmu kebudayaan
Tujuan- factor pengaruh, misalnya budaya Indonesia baik orang atau pekerjaan yang
berkesan malas, suka kendaraan besar.
e. Ilmu Ekonomi
Yang ditinjau kondisi perekonomian dan GNP misalnya Negara maju (develoved
country)GNP > (lebih besar dari) – US $ 10.000.
Negara berkembang (developing country)GNP < (lebih kecil dari) – US$ 8.000.
Sistem Ekonomi sosialis –sentrally planned economic, contohnya : Negara Rusia, Korea
Utara kuba.
Sistem Ekonomi kapitalis – market ekonomi.
f. Ilmu Politik
Hubungan politik dengan Negara – Negara lain akan menjalin lancarnya bisnis /
perdagangan internasional. Pemahaman terhadap system politik,misalnya besar kecilnya
pengaruh militer, partai politik, misalnya besar kecilnya pengaruh militer, partai politik yang
dominan peran pemerintah terhadap sector swasta, dan lain sebagainya.
3. Sarana Operasional
a. Import
Barang yang dimasukkan ke dari dalam negri ke luar negri
b. Export
Barang yang dikeluarkan / dikirim ke luar yang diharapkan adalah eksport > impor jika
export disebut untung (surplus). Jika eksport < import disebut rugi (defisit).
c. Transportasi
Pelayanan angkatan dan penyediaan objek – objek pariwisata adalah sebagian bisnis
internasional khususnya yang ditunjukkan untuk menjaring wisatawan asing.
d. Investasi Lansung
e. Penanaman modal yang dilakukan dengan membangun pabrik – pabrik serta menghasilkan
produk – produk.
f. Kontrak Manajemen
Berupa pelaksanaan pekerjaan tertentu berdasarkan kontrak, Misalnya : Proyek jalan tol yang
dilaksanakan oleh konsultan asing atau swasta dengan pola sesuai perjanjian kontrak yang
disepakati.
g. Ijin / Lisensi
Pemberian hak untuk pembuatan produksi, misalnya IPTN pakai lisensi CASA. Shampo
Clear berlisensi Elida Gibbs, deterjen Attack lisensi Kao, dan lainnya.
h. Waralaba
Ijin untuk menggunakan merek / nama perusahaan yang sudah terkenal, pada umunya hal
makanan. Misalnya, Kentucky fried chicken, mcdonalds, sogo, dll.
i. Perusahaan Transnasional
Perusahaan yang dimiliki oleh suatu Negara / bangsa akan tetapi operasionalnya kebeberapa
Negara . Misalnya BCA disebut multinasional, sedangkan TOYOTA disebut transnasional.
4. Fungsional
a. Produksi
b. Marketing / pemasaran
c. Accounting
d. Keuangan
e. Personalia
5. Lingkungan Persaingan
a. Cepat tidaknya penyesuaian produk
b. Ukuran produksi
c. Jumlah konsumen
d. Jumlah yang dikonsumsi oleh konsumen
e. Kecenderungan konsumen
f. Persaingan pesaing local dan internasional
g. Biaya pengiriman produk
h. Kemampuan istimewa pesaing.
6. Hubungan Bilateral dan Multilateral
Hubungan bilateral (Inggris: bilateral relations atau bilateralism) adalah suatu
hubungan politik, budaya dan ekonomi diantara 2 Negara. Kebanyakan hubungan
internasional dilakukan secara bilateral. Misalnya perjanjian politik-ekonomi, pertukaran
kedutaan besar, dan kunjungan antar negara. Alternatif dari hubungan bilateral adalah
hubungan multilateral; yang melibatkan banyak negara, dan unilateral; ketika satu negara
berlaku semaunya sendiri (freewill).

Anda mungkin juga menyukai