Anda di halaman 1dari 124

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN

PASIEN STROKE DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BANYUMAS PERIODE JANUARI JUNI 2009
(KAJIAN OBAT SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERNAPASAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

LITA SEPTIANA

NIM : 068114150

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
EVALUASI DRUG RELATED PROBLEMS PADA PENGOBATAN
PASIEN STROKE DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BANYUMAS PERIODE JANUARI JUNI 2009
(KAJIAN OBAT SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM PERNAPASAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh :

LITA SEPTIANA

NIM : 068114150

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010

ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

“KEGAGALAN BUKANLAH AKHIR DARI


SEGALANYA, KEGAGALAN HANYA
MERUPAKAN SUATU KEBERHASILAN
YANG TERTUNDA”

Ketika ku terjatuh ku tahu bahwa aku tidak sendiri masih banyak orang-
orang yang menyemangati dan mendukungku sehingga aku mampu
bangkit dari kegagalanku.

Thanks to: All my friends, my family, and my love…

Dedicated to:
My Parents,
My Sist and My Bro,
My Friends,
And My Love....
v
vi
vii
PRAKATA

Segenap puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus

atas segala penyertaan, kekuatan, kesabaran, kebijaksanaan, berkat dan karunia

yang dilimpahkanNya pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul ” Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan Pasien

Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode

Januari Juni 2009 (Kajian Obat Sistem Pencernaan dan Sistem

Pernapasan)” dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Program Studi Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis telah mendapatkan pendampingan, penyertaan, dukungan dan

segala bentuk bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing serta penguji yang selalu

memberikan arahan, saran, kritik, dan dorongan serta selalu sabar dalam

membimbing sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan

dengan lancar.

2. Dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen penguji yang selalu memberikan

arahan, saran, kritik, dan dorongan serta selalu sabar dalam membimbing

sehingga penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang selalu

memberikan arahan, saran dan Kritik yang bermanfaat bagi skripsi ini.
viii
4. Papa dan Mama yang tercinta atas kasih sayang, nasihat, perhatian,

kepercayaan dan dukungan moral dan materialnya selama ini

5. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas yang telah memberikan ijin

menggunakan Rumah Sakit Banyumas sebagai tempat untuk menjalankan

penelitian.

6. Seluruh staff RSUD Banyumas, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya

selama penulis melakukan penelitian.

7. Keluarga Yemima Haryono, terima kasih atas segala bantuan yang diberikan

kepada penulis selama penulis melakukan penelitian di Banyumas.

8. Adik-adikku Liza Yunita dan Riki Guanwan atas semangat dan kasih sayang

selama ini.

9. Gabriel Agus Kadarman, atas segala cinta, kasih sayang, perhatian, motivasi,

dan nasihat untuk belajar tentang hidup pada penulis selama ini.

10. Teman-teman sekelompok penelitian Yemi dan Valida yang telah membantu

dan memberi semangat kepada peneliti dalam menyusun skripsi.

11. Anak-anak Kost Putri Muria Grace, lusi, Hermin, Linda, Ajeng, Noveli, Eva,

Nancy, Rosa, Rosi, Ribud, Novi, Ana, Lia, Reni, Korry, Ratna, dan Rere atas

kebersamaan dan keceriaannya selama ini.

12. Citra Si mbok, Ciput, Fea, Cita, Tiara, Maya, Yustine, Atik, Yensi, Sisca K.D,

Yacob, Jeffry, Ayem, Nana, Galih atas persahabatan dan kebersamaannya

selama ini.

13. Teman-teman kelas C 2006 dan FKK 2006 atas segala kemurahan hati telah

menerima penulis sebagai bagian hidup kalian.

ix
14. Semua teman-teman farmasi di Universitas Sanata Dharma

15. Semua orang yang membuat hidupku lebih berarti

16. Segenap dosen dan karyawan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat menyempurnakan dan membangun.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Penulis

x
INTISARI

Menurut perhitungan statistik WHO 2006, stroke merupakan peringkat


ketiga Top ten of causes death di Indonesia pada tahun 2002. Stroke
mempengaruhi fungsi normal tubuh sehingga dibutuhkan lebih dari dua macam
obat sekaligus. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya DRPs. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi kejadian DRPs pasien stroke di Unit Stroke Rumah
Sakit Umum Daerah Banyumas pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat
retrospektif.
Hasil yang diperoleh adalah 24 kasus stroke. Jenis stroke yang paling
banyak diderita pasien adalah stroke hemoragi sebesar 60 % dan stroke iskemik
sebesar 40%, prevalensi stroke meningkat pada usia 55 tahun; laki-laki sebesar
28% dan wanita sebesar 72%; rata-rata lama perawatan pada stroke hemoragi
adalah selama 11 hari sedangkan pada stroke iskemik adalah 8 hari. Penggunaan
obat sistem pencernaan terbanyak pada pasien stroke adalah ranitidin dan
penggunaan obat sistem pernapasan yang paling banyak pada pasien stroke adalah
ambroksol. Identifikasi DRPs penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem
pernapasan pada pasien stroke diperoleh 24 kasus, yang terdiri dari 23 kasus dosis
kurang, 2 kasus dosis berlebih, dan 1 kasus efek samping dan interaksi obat.
Outcome pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas periode Januari-Juni
tahun 2009 adalah membaik 20 orang dan meninggal dunia 4 orang.

Kata Kunci: Drug Related Problems (DRPs), stroke, obat sistem pencernaan dan
sistem pernapasan

xi
ABSTRACT

According to 2006 WHO statistic calculation, Stroke was the third rank
from top ten of causes death at Indonesia in 2002. Stroke affect the body normal
function, that’s way stroke disease need two kind or more of drugs to be
consumed at the same time. This will cause DRPs. This research purpose’s is to
evaluate DRPs Stroke patients at Banyumas Stroke Unit State Hospital in 2009.
This research is a non experimental research with retrospective descriptive
evaluation design.
The type of stroke that have been suffering by the patient were 60%
hemorrhagic stroke and 40% ischemic stroke, stroke prevalence will be elevated
in the age of 55th years old; the prevalence for the man and female were 28% and
72%, respectively; the minimum term of treatment was 4 days and the maximum
was 19 days. The most gastrointestinal and respiratory drug that used by stroke
patient were ranitidine and ambroxol. The result of DRPs identification shows that
24 cases were less of dose, 2 cases of overdose, and 1 case of side effect and drug
adverse reaction. The outcome of stroke patient in Stroke Unit of RSUD
Banyumas in January-June 2009 periods were 20 patients was getting well and 4
patients is died.

Key words: Drug Related Problems, Stroke, gastrointestinal drug and respiratory
drug

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….……..…. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………......................... iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………………..……… vii

PRAKATA.................................................................................................….. viii

INTISARI......................................................................................................... xi

ABSTRACT....................................................................................................... xii

DAFTAR ISI.................................................................................................. xiii

DAFTARTABEL............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR…………........................................................................ xix

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xxi

BAB I. PENGANTAR..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian............................................................................ 1

1. Permasalahan................................................................................................ 3

2. Keaslian penelitian....................................................................................... 4

3. Manfaat penelitian....................................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5

1. Tujuan Umum………………….…………………………..……..……... 5

2. Tujuan Khusus………………..……………………………...………….. 5

xiii
BAB II. PENELAHAAN PUSTAKA.............................................................. 7

A. Drug Related Problem................................................................................. 7

B. Stroke....................................................................................................... 9

1. Definisi................................................................................................... 9

2. Gejala………………………………………….…..………...….……… 9

3. Faktor Resiko……………………………..……….……..…………….. 9

4. Klasifikasi……………………………………………….………….…… 10

5. Penyebab……………………………………………………………...…. 11

6. Gambaran klinis….………………………….………………….………. 11

7. Epidemiologi……………………………………………….……..……... 11

8. Patofisiologi……………………………………………..………..…….. 12

9. Penatalaksanaan Terapi……………….…………………………………. 14

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pernapasan………………..…… 19

1. Saluran Napas Bagian Atas …………………………………….………. 19

2. Saluran Napas Bagian Bawah…………………………………………… 20

D.Gangguan Saluran Pernapasan………………………………………….. 21

E.Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pencernaan…………………….. 21

F.Gangguan Saluran Pencernaan……………………….…………………. 22

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................................ 24

B. Definisi Operasional.................................................................................... 25

C. Subyek Penelitian......................................................................................... 26

D. Bahan Penelitian.......................................................................................... 26

xiv
E. Lokasi Penelitian.......................................................................................... 27

F. Jalannya Penelitian...................................................................................... 27

1. Studi pustaka………………………………..……………..…………….. 27

2. Perencanaan……….…………………………………………..……….... 27

3. Pengambilan data……………………………………………..…………... 27

4. Tata cara penelitian dan pengolahan data……………………………….. 28

5.Pembahasan kasus……………………………………………………….. 30

G. Keterbatasan Penelitian………………………………….……………... 30

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 31

A. Karakteristik pasien stroke…………………………………..………….. 31

1. Distribusi kelompok umur………………………………………….…… 31

2. Jenis kelamin……………………………………………………………… 32

3. Jenis stroke…………………………………………………….……….. 33

4. Lama perawatan…………………………………………………………... 34

B. Pemeriksaan Fisik CT scan………………………………..……………. 35

C. Profil Penggunaan Obat Sistem Pencernaan…………………….…..…… 36

1. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat…………………...………… 36

2. Cara Pemberian Obat…………………………………………….…….. 38

3. Rata-Rata Penggunaan Obat Per Kasus……………………….………….. 39

D. Profil Penggunaan Obat Sistem Pernapasan…………………….……… 39

1. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat…………………………… 39

2. Cara Pemberian Obat………………………………..…………….…….. 40

3. Rata-Rata Penggunaan Obat Per Kasus………………………………….. 41

xv
E. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)…………………………..… 41

F. Outcome Pasien…………………………………………………..……….. 47

G. Rangkuman Pembahasan………………………………..……………… 48

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 51

A. Kesimpulan.................................................................................................. 51

B. Saran........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 53

LAMPIRAN.................................................................................................... 57

BIOGRAFI PENULIS……………………………………………………. 110

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel I Penyebab stroke..................................................................... 10

Tabel II Perbedaan stroke hemoragi dan stroke iskemik.................... 12

Tabel III Data variasi lama perawatan pasien stroke di Unit Stroke

Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009

……………………………………………………………... 34

Tabel IV Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem

Pencernaan yang digunakan pada pengobatan stroke

Hemoragi di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode

Januari Juni 2009……………………...................……….... 36

Tabel V Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem

Pencernaan yang digunakan pada pengobatan stroke

Iskemik di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode

Januari Juni 2009…..……………………….……………. 36

Tabel VI Golongan, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pernapasan yang

digunakan pada pengobatan stroke Hemoragi di Unit

Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni

2009………………………..…………………….....……… 39

Tabel VII Golongan, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pernapasan yang

digunakan pada pengobatan stroke Iskemik di Unit Stroke

Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………………………….. 40

xvii
Tabel VIII Hasil analisis DRPs penggunaan obat sistem pencernaan

dan sistem pernapasan pada pengobatan stroke hemoragi

di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari

Juni 2009................................................................................ 42

Tabel IX DRP dosis kurang pada pasien stroke hemoragi di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 43

Tabel X DRP dosis berlebih pada pasien stroke hemoragi di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009…………………………………………………….… 43

Tabel XI DRP Efek Samping Obat dan adanya interaksi obat pada

pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas

periode Januari Juni 2009……..…………………………… 44

Tabel XII Hasil analisis DRPs penggunaan obat sistem pencernaan

dan sistem pernapasan pada pengobatan stroke Iskemik di

Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni

2009....................................................................................... 44

Tabel XIII DRP dosis kurang pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009……..... 45

Tabel XIV DRP dosis berlebih pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009……..... 46

xviii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi Sistem Saluran Pernapasan...................................... 20

Gambar 2 Anatomi Sistem Saluran Cerna …………….………..…….. 22

Gambar 3 Cakupan Penelitian Evaluasi DRPs Pasien Stroke di Unit

Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode


24
Januari Juni 2009…………………………….……..………

Gambar 4 Karakteristik pasien berdasarkan kelompok umur di Unit

Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode


32
Januari Juni 2009…………………………………….….….

Gambar 5 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin di Unit

Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode

Januari Juni 2009………………………………………..…. 33

Gambar 6 Karakteristik pasien berdasarkan jenis stroke di Unit

Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode

Januari Juni 2009………………………………..…………. 34

Gambar 7 Presentase pemeriksaan fisik CT scan pada pasien stroke

di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas

periode Januari Juni 2009..................................................... 35

Gambar 8 Cara pemberian Obat Sistem Pencernaan pada Pasien

Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah

Banyumas Periode Januari Juni 2009…............................... 38

Gambar 9 Cara pemberian Obat Sistem Pernapasan pada Pasien

xix
Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah

Banyumas Periode Januari Juni

2009….................................................................................... 41

Gambar 10 Outcome pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum

Daerah Banyumas periode Januari Juni

2009………...…………........................................................ 47

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data pengobatan penyakit stroke hemoragi pada pasien di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari-Juni

2009……………………………………………………….... 57

Lampiran 2 Data pengobatan penyakit stroke iskemik pada pasien di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………............................ 74

Lampiran 3 Evaluasi DRPs kasus 1 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 85

Lampiran 4 Evaluasi DRPs kasus 2 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009

………………………………….………………………….. 86

Lampiran 5 Evaluasi DRPs kasus 3 pada pasien stroke hemoragi di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 87

Lampiran 6 Evaluasi DRPs kasus 4 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari-Juni

2009…………………………………………………...……. 88

Lampiran 7 Evaluasi DRPs kasus 5 pada pasien stroke hemoragi di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 89

xxi
Lampiran 8 Evaluasi DRPs kasus 6 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 90

Lampiran 9 Evaluasi DRPs kasus 7 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 91

Lampiran 10 Evaluasi DRPs kasus 8 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 92

Lampiran 11 Evaluasi DRPs kasus 9 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 93

Lampiran 12 Evaluasi DRPs kasus 10 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 94

Lampiran 13 Evaluasi DRPs kasus 11 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 95

Lampiran 14 Evaluasi DRPs kasus 12 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009……………………………………..………………… 96

Lampiran 15 Evaluasi DRPs kasus 13 pada pasien stroke hemoragi di

xxii
unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 97

Lampiran 16 Evaluasi DRPs kasus 14 pada pasien stroke hemoragi di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 98

Lampiran 17 Evaluasi DRPs kasus 1 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 99

Lampiran 18 Evaluasi DRPs kasus 2 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 100

Lampiran 19 Evaluasi DRPs kasus 3 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 101

Lampiran 20 Evaluasi DRPs kasus 4 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 102

Lampiran 21 Evaluasi DRPs kasus 5 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 103

Lampiran 22 Evaluasi DRPs kasus 6 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 104

xxiii
Lampiran 23 Evaluasi DRPs kasus 7 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 105

Lampiran 24 Evaluasi DRPs kasus 8 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 106

Lampiran 25 Evaluasi DRPs kasus 9 pada pasien stroke iskemik di unit

stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 107

Lampiran 26 Evaluasi DRPs kasus 10 pada pasien stroke iskemik di

unit stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009………………………………………………………… 108

Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian dari RSUD Banyumas……..…..……… 109

xxiv
1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di USA selain penyakit

kardiovakular dan penyakit kanker. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan mengalami

stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena stroke (Junaidi, 2004). Menurut

perhitungan statistik WHO 2006, stroke merupakan peringkat ketiga dari top ten

of causes death di Indonesia pada tahun 2002 (Anonim, 2006).

Gangguan saluran napas pada pasien stroke dapat terjadi karena

ketidakmampuan pasien menelan (dysphagia) yang dapat menyebabkan

akumulasi sputum sebagai akibat dari penurunan kesadaran, penurunan

kemampuan batuk, dan ketidakmampuan mengeluarkan sekret (Aini, 2007).

Kesulitan menelan juga dapat menyebabkan pneumonia aspirasi karena makanan

atau cairan masuk ke dalam paru (Feigin, 2006). Orang dengan pneumonia sering

kali disertai batuk berdahak, disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada

pleuritis, nyeri tajam atau seperti ditusuk, dan kesulitan selama bernafas

(Fransiska, 2000). Untuk itu pasien perlu diberikan obat sistem pernapasan seperti

obat batuk dan obat antiasma untuk mengobati gangguan pada saluran napas

(Aini, 2007).

Gangguan saluran cerna pada pasien dapat disebabkan oleh beberapa

faktor, seperti stres, bakteri, penggunaan obat-obat AINS, kurangnya nutrisi dan

pemakaian Nasogastric Tube (NGT). Hampir seluruh pasien stroke yang dirawat

1
2

di rumah sakit mengalami penurunan kesadaran sehingga perlu dipasang NGT

untuk memasukkan makanan, minum, dan obat-obatan pada pasien (Aini, 2007).

Stres pada pasien stroke dapat menyebabakan gangguan saluran cerna karena

sistem persyarafan di otak berhubungan dengan lambung sehingga otak akan

memicu prostaglandin berlebih yang dapat memicu sekresi asam lambung yang

dapat menimbulkan nyeri lambung (Anonim, 2009a). Pasien stroke juga sering

mengalami rasa nyeri yang disebabkan karena rusak atau terganggunya fungsi

normal dari otak (Sutrisno, 2007). Untuk mengurangi rasa nyeri maka pasien

diberikan obat penghilang rasa nyeri seperti AINS. Masalah sistem pencernaan

yang juga ditemukan adalah konstipasi yang disebabkan karena kurangnya

aktifitas fisik, tirah baring lama, asupan kurang serat, kurang air minum

(Mulyatsih, 2008). Konstipasi merupakan pergerakan tidak nyaman di perut serta

buang besar (BAB) kurang dari tiga kali dalam seminggu dengan buangan yang

keras dan kering. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla)

yang menjadi tempat penampungan tinja sementara. Jika tindakan pembuangan

terus ditahan atau dihambat maka tinja dapat kembali ke usus besar yang

menyebabkan air pada tinja kembali diserap, dan tinja menjadi sangat padat

(Anonim, 2009b). Mengejan pada saat konstipasi dapat menyebabkan pasien

mengalami stres sehingga tekanan di dada meningkat dan memperlambat

kembalinya aliran darah ke jantung (Anonim, 2009c).

Penelitian mengenai DRPs dalam pengobatan pasien stroke dilakukan

karena pengobatan stroke membutuhkan kecermatan dan ketepatan. Pemberian

obat pada pengobatan pasien stroke merupakan salah satu faktor penentu
3

keberhasilan terapi selain ketepatan diagnosis. Selain itu, pengobatan stroke juga

memerlukan jangka waktu yang panjang sehingga sebagian besar pasien stroke

menjalani pengobatan di instalasi rawat inap. (Anonim 1995) menyebutkan bahwa

DRPs terjadi kira-kira sepertiga bagian yang berkaitan dengan pasien rawat inap.

DRPs dalam pengobatan pasien akan merugikan pasien. DRPs akan

mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya pengobatan

yang dikeluarkan oleh pasien, serta meningkatkan rata-rata angka kematian pasien

(Nguyen, 2000).

Harian umum Suara Merdeka memberitakan bahwa RSUD Banyumas

adalah institusi kesehatan milik pemerintah kabupaten Banyumas yang merupakan

rumah sakit pertama di Indonesia yang mendapat sertifikat akreditasi penuh

tingkat lengkap dari Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004. Selain itu,

RSUD Banyumas memiliki fasilitas Unit Stroke. Di mana unit stroke ini

merupakan tempat untuk khusus merawat pasien stroke, yang tentu saja pelayanan

yang diberikan lebih baik bila dibandingkan dengan pasien stroke yang dirawat di

luar unit stroke. Di RSUD Banyumas kasus stroke masuk dalam ‘Sepuluh Besar

Penyakit Rawat Inap di Tahun 2008’. DRPs pengobatan pasien stroke instalasi

rawat inap pada rumah sakit ini belum pernah dilakukan, hal ini mendorong

peneliti untuk melakuakan penelitian ini (Hartono, 2004).

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut.


4

a. Seperti apa karakteristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas pada

Periode Januari Juni 2009 meliputi umur, jenis kelamin, penyakit penyerta,

jenis stroke , lama perawatan?

b. Berapa persentase pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas pada

Periode Januari Juni 2009 yang melakukan CT scan kepala?

c. Seperti apa profil penggunaan obat sistem pencernaan pada penyakit stroke ?

d. Seperti apa profil pengunaan obat sistem pernapasan pada penyakit stroke ?

e. Seperti apa drug related problems yang meliputi:

1) Obat salah (wrong drug) ?

2) dosis kurang (dosage too low) ?

3) dosis berlebih (dosage too high) ?

4) reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat (drug

interaction) ?

f. Bagaimana outcome pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas pada

Periode Januari Juni 2009?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) Pada

Pengobatan Pasien Stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni

2009 belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian

yang pertama pada tempat tersebut. Penelitian terkait pernah dilakukan oleh Meita

Kriamayanti (2007) dengan judul ”Evaluasi Drug Related Problems pada

Pengobatan Pasien Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih
5

Yogyakarta Tahun 2005. Penelitian ini berbeda dalam hal kondisi subyek

penelitian, tempat penelitian, dan waktu penelitian. Hal ini, mendorong penulis

untuk melakukan penelitian ini.

3. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberi referensi dan informasi

dalam pengobatan pasien stroke di rumah sakit khususnya RSUD Banyumas

terkait dengan penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem pernapasan.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui profil penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem

pernapasan selama rawat inap pada penderita stroke di Unit Stroke Rumah Sakit

Umum Daerah Banyumas periode Januari Juni 2009.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a. memberikan gambaran karakteristik pasien stroke meliputi umur, jenis

kelamin, penyakit penyerta, jenis stroke , lama perawatan.

b. Mengetahui persentase pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas pada

Periode Januari Juni 2009 yang melakukan CT scan kepala

c. Mengetahui profil penggunaan obat sistem pencernaan pada penyakit stroke .

d. Mengetahui profil penggunaan obat sistem pernapasan pada penyakit stroke


6

e. Mengevaluasi adanya DRPs pada obat sistem pencernaan dan sistem

pernapasan yang meliputi adanya dosis kurang, dosis berlebih, reaksi efek

samping obat dan interaksi obat.

f. Mengetahui outcome pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas pada

Periode Januari Juni 2009.


7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Related Problems

Drug Related Problems didefinisikan sebagai peristiwa tidak diinginkan

yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang benar-benar atau

berpotensi bertentangan dengan hasil yang diharapkan oleh pasien. Drug Related

Problems terjadi kira-kira sepertiga bagian pada pasien yang menjalani rawat inap

dan mengakibatkan penurunan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya

pengobatan yang dikeluarkan pasien, serta meningkatkan rata-rata kematian pada

pasien dengan usia 55-65 tahun (Anonim, 1995; Nguyen, 2000; Anonim 2005).

Drug Related Problems terdiri dari aktual DRPs, yaitu masalah yang sedang

terjadi berkaitan dengan terapi yang sedang diberikan pada penderita dan

potensial DRPs, yaitu masalah yang diperkirakan akan terjadi berkaitan dengan

terapi yang sedang diberikan pada penderita (Cipolle et al, 1998).

Masalah-masalah dalam kajian DPRs antara lain:

a. Butuh obat (need for additional drug therapy)

Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat, pasien kronis

butuh kelanjutan terapi obat, pasien kondisi baru, dan pasien dengan kondisi

yang beresiko dan membutuhkan obat untuk pencegahan.

b. Tidak perlu obat (unnecessary drug therapy)

Pasien dengan terapi non farmakologi, pasien mendapat obat dalam jumlah

toksis, kondisi pasien akibat drug abuse, tidak ada indikasi, pemakaian

7
8

multiple drug yang seharusnya cukup single drug terapi, dan pasien minum

obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dihindari.

c. Obat salah (wrong drug)

Obat yang diberikan tidak efektif (kurang sesuai indikasi), obat tersebut

efektif tetapi tidak ekonomis, pasien memilikki alergi terhadap obat tersebut,

obat yang diberikan mempunyai kontraindikasi dengan obat lain yang

dibutuhkan, efektif namun bukan yang paling aman, adanya kombinasi yang

tidak perlu dan pemberian antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi

pasien.

d. Dosis kurang (dosage too low)

Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon, konsentrasi

obat dibawah therapeutic range, dan dosis dan interval obat tidak cukup.

e. Dosis berlebih (dosage too high)

Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan repon,

konsentrasi obat di atas therapeutic range, dan akumulasi obat karena

penyakit kronis.

f. Reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat (drug

interaction)

Adanya reaksi alergi terhadap obat tertentu, faktor resiko yang membahayakan

pasien, interaksi dengan obat atau makanan dan hasil laboratorium berubah

akibat obat.

g. Ketidaktaatan pasien (Uncomplience)


9

Medication error, pasien tidak taat instruksi, obat tidak diambil karena mahal,

obat tida diambil karena kekurangpahaman pasien dan ketidakpercayaan

dengan produk obat yang dianjurkan (Cipolle et al, 1998).

B. Stroke

1. Definisi

Stroke adalah penurunan sistem saraf utama secara tiba-tiba yang

berlangsung selama 24 jam dan diperkirakan berasal dari pembuluh darah

(Sukandar, 2008). Stroke merupakan kedaruratan medis akibat kerusakan

neurologik karena adanya gangguan akut aliran darah otak akibat terjadinya oklusi

(penyumbatan) atau terjadinya pendarahan pada stroke hemoragik (Wibowo dan

Gofir, 2001). Menurut Junaidi, Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak

fokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang

terkena yang sebelumnya tanpa peringatan dapat sembuh dengan cacat atau

kematian akibat gangguan aliran darah ke otak karena pendarahan ataupun non

pendarahan.

2. Gejala

Gejala yang sering muncul pada pasien stroke adalah merasa lemah di

salah satu sisi tubuh, kesulitan bebicara, gangguan penglihatan, vertigo, atau

terjatuh. Penderita stroke biasanya memiliki tanda tidak berfungsinya system

saraf (Triplitt et al, 2005).


10

3. Faktor Resiko

Faktor resiko stroke dapat dibagi menjadi tidak dapat dimodifikasi dan

dapat dimodifikasi. Faktor resiko yang termasuk dalam tidak dapat dimodifikasi

adalah peningkatan usia, jenis kelamin (biasanya laki-laki beresiko lebih besar

daripada perempuan), ras dan keturunan. Kemudian faktor resiko yang bepotensi

dapat dimodifikasi antara lain hipertensi dan penyakit jantung (PJK, gagal

jantung, hipertropi ventrikel kiri, fibrilasi atrial). Sedangkan faktor resiko lainnya

yang berpengaruh adalah serangan iskemik sementara, diabetes melitus,

hiperkolesterol, merokok, alkohol, penyalahgunaan obat, gaya hidup (obesitas,

kurang aktivitas, diet dan stress), kontrasepsi oral, dan lain-lain (Fagan,2005).

4. Klasifikasi

Stroke diklasifikasikan menjadi dua yaitu iskemik dan hemoragi

(Fagan,2005). Berdasarkan perjalanan klinisnya stroke iskemik dikelompokkan

menjadi:

a. Trancient Ischemic Attack (TIA), serangan stroke sementara yang berlangsung

kurang dari 24 jam,

b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) yaitu gejala neurologis yang

akan menghilang antara >24 jam sampai dengan 21 hari.

c. Progressing Stroke atau stroke in evaluation yaitu kelumpuhan atau defisit

neurologik yang berlangsung secara bertahap dari yang ringan sampai yang

berat.
11

d. Complete stroke yaitu kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak

berkembang lagi (Junaidi, 2004).

Berdasarkan lokasi pendarahan di otak stroke hemoragi dibedakan

menjadi 2 yaitu Intracerebral Hemorrhage (pendarahan intraserebral), jika terjadi

pendarahan pada pembuluh darah dan masuk ke dalam jaringan otak sehingga,

terjadi hematom. Subarachnoid Hemorrhage, jika darah arteri dari sistem

pembuluh darah masuk ke dalam rongga subarakhnoid (Fagan, 2005).

5. Penyebab

Penyebab stroke dapat dibedakan berdasarkan jenis stroke, yaitu

Tabel I. Penyebab stroke (Rice, 2002; Fagan, 2005)

Jenis stroke Penyebab


Stroke iskemik 1) Penyakit pembuluh darah besar (emboli pada arteri)
2) Emboli pada arteri ke jantung
3) Penyakit pembuluh darah kecil (infark lakuner)
4) Penyebab yang jarang terjadi, misalnya infark vena,
vaskhulopati, penggunaan obat, migrain,dll.
Stroke hemoragi 1) Intraserebral primer
2) Hemoragi subarakhnoid

6. Gambaran Klinis

Gambaran klinis yang umum dijumpai pada penderita stroke akut adalah

a. hemiparesis yaitu pasien mengalami kelemahan pada salah satu bagian tubuh

b. aphasia yaitu tidak dapat berbicara

c. hemianopsia yaitu penglihatan terganggu yaitu penglihatan gelap atau ganda

sesaat

d. vertigo yaitu pusing yang menetap dan terjatuh (Fagan, 2005).


12

7. Epidemiologi

Stroke merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas ketiga di USA.

Setiap tahunnya diperkirakan kejadian stroke ± 700.000 dan 150.000 orang

diantaranya meninggal karena stroke (Fagan, 2005). Angka kejadian stroke

hemoragi 15-30% dan stroke iskemik 70-85% (Junaidi, 2004). Meskipun angka

kejadian stroke hemoragi lebih rendah daripada stroke iskemik tetapi tingkat

kematian stroke hemoragi 2-6 kali lebih tinggi (Fagan, 2005).

8. Patofisiologi

Patofisiologi stroke dibedakan menurut jenis stroke , yaitu stroke iskemik

dan stroke hemoragik

a. Stroke iskemik

Stroke iskemik disebabkan oleh blokade pada pembuluh darah di otak atau

leher karena tiga keadaan, yaitu trombus, emboli, dan stenosis. Trombosis

merupakan pembentukkan klot yang disebabkan oleh pembentukkan plak

arterosklerotik. Emboli adalah pergerakan klot dari bagian lain ke otak atau leher.

Klot ini menyebabkan artivicial valves di jantung atau menyebabkan atrial

fibrilasi, sehingga atrial fibrilasi merupakan faktor risiko stroke. Stenosis adalah

penyempitan arteri yang menuju otak atau arteri otak. (Fagan, 2005; Kasper et al,

2005).

b.Stroke hemoragi

Stroke hemoragi disebabkan oleh pendarahan pada arteri serebral. Darah

yang keluar dari pembuluh arteri masuk ke jaringan otak parenkima sehingga
13

terjadi hematom. Hematom menyebabkan tekanan tinggi intrakranial. Tekanan

Tinggi Intrakranial (TTIK) menyebabkan terjadinya hipertensi. Jika darah dari

sistem pembuluh darah masuk rongga subarakhnoid terjadi pendarahan

subarakhnoid sekunder. Jika sumber pendarahan berasal dari rongga subarakhnoid

maka terjadi pendarahan subarakhnoid primer (Junaidi, 2004; Fagan, 2005).

Tabel II. Perbedaan stroke hemoragi dan stroke iskemik (Junaidi, 2004)

Pemeriksaan Stroke hemoragi Stroke iskemik


intraserebral subarakhnoid trombosis emboli
umur 40-60 tahun Tak tentu 50-70 Semua
tahun umur
onset aktivitas aktivitas Bangun Tak tentu
tidur
Terjadinya gejala cepat cepat bertahap cepat
Gejala penyerta
TIA - - + +
Sakit kepala ++ ++++ _ _
Muntah ++ ++++ _ _
Kejang ++ ++++ _ _
Vertigo _ _ +/_ +/-

Pemeriksaan fisik
Keasadaran Coma Somnolen Normal Normal
Kaku kuduk +/_ ++++ - -
Kelumpuhan Hemiplegi Hemiparesis Hemiplegi Hemiplegi
+/_
Aphasia - - ++/_ ++/_
CT scan Hipoden Normal/ Hipoden Hipoden
++++ hiperden setelah 4-7 setelah 4-
hari 7 hari

Faktor Resiko
Hipertensi Maligna +/_ +/_ -
DM - - ++ -
Hiperlipidemia - - ++ -
14

9. Penatalaksanaan Terapi

a. Tujuan terapi

Tujuan terapi stroke akut adalah untuk mengurangi kerusakan neurolgis

secara terus menerus, mengurangi mortalitas, dan kecacatan dalam waktu yang

lama; mencegah komplikasi sekunder pada imobilitas, dan disfungsi neurologis;

mencegah kekambuhan stroke atau stroke ulang (Fagan, 2005).

b. Sasaran terapi

Sasaran terapi pada stroke akut difokuskan pada pernapasan dan fungsi

jantung secara cepat mengetahui kerusakan akibat iskemik maupun hemoragi

berdasarkan CT scan kepala. Gangguan sel otak dibatasi oleh periode waktu

berkisar antara 3-6 jam yang disebut golden periode atau golden hours (Pepe,

2005; Thiruvananthapuram, 2006). Periode waktu bervariasi tergantung kondisi,

usia, gizi dan beratnya penyakit penderita. Daerah yang menjadi target utama

berbagai terapi stroke adalah daerah penumbra iskemik. Terapi farmakologis

yang dapat memberikan hasil optimal apabila stroke iskemik diobati sebelum

golden periode dengan kombinasi neuroproteksi dan trombolitik. Pengobatan

yang tidak melebihi golden periode akan memberikan outcome yang

menguntungkan (Wibowo dan Gofir, 2001; Junaidi, 2004).

Selain itu, perlu diperhatikan peningkatan tekanan darah mencapai

220/120 mmHg, aortic dissection, infark miokard akut, edema pulmo, dan

hipersensitive encephalopathy. Pada pasien dengan stroke hemoragi dilakukan

bedah dengan endovaskuler atau kranioktomi. Pada fase hiperakut kurangi


15

komplikasi dan gunakan strategi pencegahan yang sesuai (Fagan, 2005; Wibowo

dan Gofir, 2001).

c. Strategi terapi

Strategi terapi pada stroke akut meliputi terapi farmakologis dan terapi

non farmakologis.

1. Terapi non farmakologis

Terapi non farmakologis pada pasien stroke akut dibedakan berdasarkan

jenis stroke nya yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragi.

a. stroke iskemik

Adanya edema iskemik menyebabkan infark meluas dan meningkatkan

tekanan darah. Pembedahan pada pasien stroke iskemik dapat meningkatkan hasil

terapi (Anonim, 2003a) selain rehabilitasi yang cepat seperti adanya unit stroke

sangat efektif sebagai tahap akhir untuk mengurangi stroke iskemik. Pencegahan

sekunder yang juga efektif adalah carotid endarterectomy pada bagian yang luka

dan steotic carotid artery.Resiko kambuhnya stroke dapat dikurangi hingga

mencapai 48% bila dibandingkan dengan terapi farmakologis dengan penggunaan

aspirin 325 mg per hari. Hal ini diduga karena sekitar 70-90% pasien stroke

mengalami stenosis pada arteri interna karotid ipsilateral. Tetapi penelitian ini

masih kontroversial dan perlu metode yang optimal dalam penanganan pasien

stroke (Fagan, 2005).

b. Stroke hemoragi

Indikasi bedah dilakukan hanya pada pendarahan sebelum dengan volume

>50cc, hidrosefalus akut akibat pendarahan intraventrikel atau hematoma


16

sereblum yang besar dan pendarahan subarakhnoid karena ruptur aneurisma Berry

(jarang terjadi). Tindakan bedah yang dilakukan, misalnya hemicraniectomy dan

cerebral angioplasty (Junaidi, 2004). Pembedahan pada pasien dengan

subarakhnoid dilakukan dengan menjepit atau membuang pembuluh darah yang

abnormal untuk mengurangi ruptur Arteriovenous Malformation (AVM) dan

menurunkan abnormalitas dengan mengurangi kemungkinan pendarahan kembali

(rebleeding). Pada pasien stroke hemoragi intraserebral prosedur pembedahan

belum diuji dengan percobaan klinik. Hal yang paling sering dilakukan pada

pasien ini adalah memasukkan extraventriculair drain (EVD) dan memantau

tekanan intrakranial sedangkan pembedahan masih kontroversial kecuali sebagai

pilihan terakhir pada situasi darurat.

2. Terapi farmakologis

a. Stroke iskemik

Terapi umum pada stroke iskemik adalah terapi pada penyakit komplikasi

yang merupakan faktor risiko terjadinya stroke dan terapi untuk menstabilkan

keadaan pasien, meliputi:

1. Penyakit sistemik, seperti infark miokard, fibrilasi artial, diabetes melitus dan

gangguan ginjal (Junaidi, 2004).

2. Jalan nafas, oksigenasi dan fungsi jantung

Bagi pasien stroke iskemik, jalan nafas biasanya lebih stabil kecuali pada

infark batang otak atau kejang berulang. Oksigenasi dilakukan dengan

memberikan oksigen 1-2 liter/menit melalui hidung sampai ada analisis gas

darah.
17

3. Hipertensi

Tekanan darah naik sewaktu serangan stroke iskemik dan dapat bertahan

sampai beberapa hari. Kenaikan tekanan darah dibutuhkan untuk

mempertahankan aliran darah otak setelah serangan stroke dan akan turun

perlahan-lahan dengan sendirinya tanpa pengobatan pada hari ke 3-7.

4. Diabetes Melitus

Pada DM terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi pada 2-3 hari pertama

stroke . Hiperglikemi dapat memperluas area infark karena terbentuknya asam

laktat dari penguraian glukosa secara anaerob sehingga perlu diberikan terapi

insulin (Junaidi, 2004).

5. Jantung

Stroke iskemik dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi jantung,

bersama-sama dengan perubahan gambaran EKG, aritmia jantung, kadang-

kadang dapat menaikkan kadar enzim jantung. Dalam penangganannya

direkomendasikan digitalisasi jantung apabila ada tanda payah jantung

(Anonim, 2003b).

6. Kejang

Kejang biasanya terjadi dalam 2 minggu onset stroke yang biasanya deisebut

dengan early seizure. Untuk mengatasi kejang dapat diberikan injeksi diazepam

(0,2-0,3 mg/kgBB) atau obat lain yang sejenis. Bila kejang belum berhenti,

berikan dilantin secara intravena dengan dosis bolus awal 18 mg/kgBB atau

secara oral 2-3x 100mg/ hari. Apabila masih belum terkontrol perlu diberikan

anastesi golongan barbiturat (Junaidi, 2004).


18

7. Demam

Suatu studi meta analisis menyebutkan demam setelah onset stroke kan

meningkatkan morbiditas dan morbilitas sehingga diberikan antipiretik antara

lain parasetamol (Adams, et al, 2003).

8. Hiperlipidemia

Peningkatan lipid dalam darah merupakan faktor resiko terjadinya stroke

iskemik. Pada pasien stroke dengan komplikasi jantung koroner diberikan

terapi statin (Solenski, 2004).

Menurut Junaidi (2004) terapi khusus pada stroke iskemik adalah

reperfusi dan neuroproteksi.

b. Stroke hemoragi

Terapi umum kedaruratan stroke hemoragi sama dengan terapi umum

pada stroke iskemik. Untuk mengatasi nyeri pada stroke iskemik maupun stroke

hemoragi diberikan analgesik non opioid. Jika nyeri berat dapat diberikan

analgesik opioid seperti morfin secara intravena. Pemberian antikoagulan dan

antitrombotik merupakan terapi utama pada stroke iskemik tidak dapat dilakukan

pada stroke hemoragi (Wibowo dan Gofir, 2001; Junaidi, 2004).

Terapi khusus pada stroke hemoragi meliputi:

1. Antifibrinolitik

Obat ini untuk mencegah kemungkinan komplikasi setelah

pembedahan. Obat yang digunakan adalah aminocaproic acid 5 g dan diikuti infus

konstan 1-1,5 g/jam atau dengan asam traneksamat (Wibowo dan Gofir, 2001).
19

2. Obat untuk mencegah vasopasmus

Obat yang digunakan adalah obat antagonis selektif untuk sintesis

tromboksan A2. Selai itu juga, digunakan nimodipin dan nikardipin. Keduanya

berfungsi sebagai profilaksis untuk mencegah spasme dan terbukti bermanfaat

untuk pengobatan akut pendarahan subarakhnoid tetapi tidak dianjurkan untuk

pendarahan intraserebral (Wibowo dan Gofir, 2001).

C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pernapasan

Sistem saluran pernapasan dapat dibedakan menjadi 2 menurut

letaknya, yaitu sistem saluran napas bagian atas dan sistem saluran napas bagian

bawah.

1. Saluran napas bagian atas

a. rongga hidung

Udara yang dihirup melalui hidung akan mengalami tiga hal, yaitu

dihangatkan, disaring dan dilembabkan. Fungsi utama dari selaput lendir respirasi

adalah menggerakkan partikel-partikel halus ke arah faring sedangkan partikel

besar akan disaring oleh bulu hidung, sel goblet dan kelenjar serous yang

berfungsi melembabkan udara yang masuk, pembuluh darah yang berfungsi

menghangatkan udara)

b. nasofaring ( terdapat pharyngeal tonsil dan Tuba Eustachius)

c. orofaring (merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal

lidah)
20

d. laringofaring (terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan)

(Anonim, 2008).

2. Saluran napas bagian bawah

Saluran napas bagian bawah terdiri dari:

a. laring, terdiri dari tiga struktur yang penting seperti tulang rawan krikoid,

selaput/ pita suara, epiglotis, glotis.

b. trakhea, merupakan pipa silinder dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin

tulang rawan seperti huruf C.

c. bronkhi, merupakan percabangan trakhea kanan dan kiri. Bronchus kanan lebih

pendek, lebar, dan lebih dekat dengan trachea. Bronchus kanan bercabang

menjadi lobus superior, medius inferior. Bronchus kiri terdiri dari lobus

superior dan inferior.

d. alveoli, terdiri dari: membran alveolar dan ruang interstisia (Anonim, 2008).

Gambar 1. Anatomi Sistem Saluran Pernapasan


21

D. Gangguan Saluran Pernapasan

Obstruksi paru atau saluran pernapasan didefinisikan sebagai penurunan

kapasitas paru untuk mengeluarkan udara dari dalam paru melalui saluran

bronkus. Penurunan kapasitas paru ini dapat disebabkan oleh pengecilan diameter

saluran bronkus, kehilangan integritas paru (bronchomalacia), atau penurunan

elastisitas (emphysema) sehingga menyebabkan penurunan tekanan dalam saluran

bronkus. Penyalit yang berhubungan dengan obstruksi daluran pernapasan adalah

sama dan infeksi bronkus (bronkhitis kronis) (Beggs et.al., 2007).

Radang paru-paru (pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di

mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen

dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang paru-paru dapat disebabkan

oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan

(parasite). Radang paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia

atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya,

seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol (Anonim,2010).

E. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan berhubungan dengan penerimaan makanan dan

mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan tediri dari:

mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, dan usus besar. Seluruh saluran

pencernaan dibatasi oleh selaput lendir (membran mukosa). Dalam proses

pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang dapat diserap dan

digunakan oleh sel-sel dalam tubuh (Pearce, 2002).


22

Proses pencernaan dimulai dari mulut, dalam mulut makanan dikunyah

untuk dihaluskan sambil bercampur dengan ludah yang mengandung enzim

amilase dan ptialin. Selanjutnya oleh gerakan peristaltik, makanan masuk ke

lambung melalui esofagus. Kemudian bercampur dengan getah lambung, yang

terdiri dari asam hidroklorida dan pepsin. Oleh pengaruh asam ini, pilorus

membuka dan menutup secara refleks.

Makanan yang sudah setengah cair (cimus) melewati pilorus masuk

kedalam usus dua belas jari. Di dalam usus, cimus dinetralisir oleh cairan alkalis

dari getah pankreas, karbohidrat dan lemak dibentuk menjadi suatu emulsi cimus

dengan garam kolat untuk memudahkan penyerapan oleh usus. Di dalam usus

besar bagian air dalam cimus dan garam diserap kembali dan sisanya dikeluarkan

melalui dubur sebagai tinja (Heaton dan Lewis, 1997).

Gambar 2. Anatomi Sistem Saluran Cerna


23

F. Gangguan Saluran Pencernaan

Tukak lambung merupakan gejala penyakit akibat faktor yang merusak

pertahanan mukosa lambung lebih besar daripada faktor yang melindungi

pertahanan mukosa lambung. Tukak lambung dapat terjadi karena pola makan

yang tidak teratur sehingga terjadi produksi asam lambung yang berlebihan,

terdapat mikroorganisme yang merugikan (Helycobacter pylori), mengkonsumsi

obat-obatan tertentu, atau sebab-sebab lainnya misalnya beban pikiran yang berat,

kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein (Anonim,

2009d)

Konstipasi adalah pergerakan tidak nyaman di perut serta buang besar

(BAB) kurang dari tiga kali dalam seminggu dengan buangan yang keras dan

kering. Konstipasi dapat disebabkan karena jumlah asupan air yang kurang atau

dehidrasi. kurang serat, tidak peduli pada sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh perut

bahkan sering menunda desakan untuk BAB, kurang aktivitas fisik, terutama pada

manula, penggunaan obat pencahar yang terlalu sering atau berlebihan (Anonim,

2007).
24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan

pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada tahun

2009 periode Januari Juni. Merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan

rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Penelitian ini termasuk

penelitian non eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subjek uji.

Rancangan deskriptif evaluatif karena data yang digunakan adalah catatan rekam

medik dari pasien stroke rawat inap RSUD Banyumas tahun 2009 yang

dievaluasi dan dideskriptifkan fenomena kesehatan yang ada. Penelitian mengenai

stroke ini dilakukan oleh tiga orang, dengan pembagian kajian sebagai berikut:

STROKE

OBAT OBAT OBAT


KARDIOVASKULER SISTEM SARAF PUSAT SISTEM PENCERNAAN DAN
SISTEM PERNAPASAN

Gambar 3. Cakupan Penelitian Evaluasi DRPs Pasien Stroke di Unit Stroke


Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas periode Januari Juni 2009

Pada penelitian ini akan dikaji bagian obat Sistem Pencernaan dan Sistem

Pernapasan pada penyakit stroke .

24
25

B. Definisi Operasional

1. Stroke dalam penelitian ini adalah hasil diagnosa dokter yang tertulis pada

rekam medik dengan atau tanpa melakukan CT scan.

2. Pasien dalam penelitian ini adalah pasien yang telah terdiagnosis stroke yang

menjalani perawatan inap di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah

Banyumas pada periode Januari Juni 2009.

3. Karakteristik pasien yang dibahas dalam penelitian ini meliputi umur, jenis

kelamin, jenis stroke, lama perawatan.

4. Drug Related Problems adalah suatu peristiwa yang tidak diinginkan yang

melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat yang benar-benar atau

berpotensi bertentangan dengan hasil yang diharapkan oleh pasien.

5. Drug Related Problems yang dibahas dalam penelitian ini meliputi obat salah,

dosis kurang, dosis berlebih, adanya efek samping dan interaksi obat.

6. Lembar medik merupakan lembar catatan medik dari pasien di Unit Stroke

Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas yang berisi nomor catatan medis,

nama pasien, usia, riwayat penyakit, terapi yang dilakukan dalam

penanggulangan penyakit, jenis obat sistem pencernaan dan pernapasan serta

obat lain yang diberikan, dosage regimen, jumlah obat, bentuk sediaan, cara

pemberian, hasil pemeriksaan laboratorium.

7. Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang digunakan pada terapi penyakit

stroke yang masuk dalam kelas terapi sistem pencernaan berdasarkan IONI

2008.
26

8. Obat Sistem Pernapasan adalah obat yang digunakan pada terapi penyakit

stroke yang masuk dalam kelas terapi sistem pernapasan berdasarkan IONI

2008.

9. Outcome pasien membaik apabila pasien sudah tidak menjalani perawatan di

Unit Stroke. Apabila pasien pindah ke bangsal maka pasien dianggap sudah

membaik.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 kasus

yang merupakan pasien stroke di Unit Stroke periode Januari Juni 2009 yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah

pasien stroke yang mendapat obat kardiovaskular, obat sistem pencernaan dan

pernapasan serta obat Sistem Saraf Pusat (SSP).

Selama periode Januari Juni 2009 terdapat 88 kasus (tetapi pihak RS

hanya memberikan 44 rekam medik). Kemudian dilakukan seleksi pada rekam

medik yang ada sehingga yang lolos kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 24

kasus.

D. Bahan penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

rekam medik (RM) atau catatan medik pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit

Umum Daerah Banyumas periode Januari Juni tahun 2009 yang lolos kriteria

inklusi dan eksklusi.


27

E. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah

Banyumas (Kabupaten Banyumas-Jawa Tengah).

F. Jalannya Penelitian

Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Dilakukan studi pustaka terhadap literatur-literatur yang terkait dengan

penelitian. Studi pustaka ini, membantu peneliti untuk mengerti, memahami serta

dapat memecahkan persoalan atau hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Adanya tahap ini peneliti dapat menyajikan hasil penelitiannya dengan baik.

2. Perencanaan

Tahap ini untuk menentukan masalah yang akan dijadikan bahan

penelitian. Dilakukan pencarian informasi mengenai sepuluh besar penyakit yang

banyak diderita oleh pasien rawat inap RSUD Banyumas pada tahun 2008.

Informasi ini dapat memberi gambaran untuk penelitian yang dilakukan pada

Januari Juni 2009.

3. Pengambilan Data

a. Data berasal dari rekam medik pasien stroke yang ada di Unit Stroke Rumah

Sakit Umum Daerah Banyumas periode Januari Juni 2009. Dari hasil survei

diperoleh jumlah pasien stroke baik hemoragik maupun iskemik sebanyak 88


28

data pasien. Dari pihak rumah sakit hanya disediakan 44 data pasien untuk

diteliti. Diambil data rekam medik pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi. Data rekam medis yang didapatkan dari hasil penelusuran seluruh

data pasien stroke sebanyak 24 kasus. Pengurangan jumlah kasus yang diteliti

dalam penelitian ini disebabkan karena data yang tidak lengkap, tahun yang

tidak masuk range (2009), kajian obat yang tidak masuk range, dan sebagian

tidak ditemukan rekam medisnya.

b. Dilakukan pencatatan data yang meliputi: nomor rekam medik, jenis kelamin,

umur, pemeriksaan fisik, tanggal masuk dan tanggal keluar, riwayat penyakit,

riwayat alergi, riwayat obat, riwayat penyakit keluarga, keluhan masuk, hasil

laboratorium yang berkaitan, lama rawat inap, catatan perkembangan pasien,

terapi/obat yang diberikan, dosis dan frekuensi pemberian obat serta outcome

pasien saat keluar dari rumah sakit.

4. Tata Cara Penelitian dan Pengolahan Data

a. Karakteristik pasien, meliputi:

1) Presentase jenis kelamin pasien, didapat dengan membagi masing-masing

jumlah laki-laki dan perempuan dengan jumlah total kasus pada jenis stroke

tersebut dikali 100 %.

2) Rata-rata umur pasien, didapat dengan membagi jumlah umur pada masing-

masing jenis stroke dengan jumlah pasien pada kelompok stroke tersebut.

3) Presentase diagnosis, didapat dengan membagi jumlah pasien pada kelompok

stroke (iskemik / hemoragi) dengan jumlah total kasus dikali 100 %.


29

4) Lama tinggal pasien dihitung menurut jumlah lamanya pasien menjalani

perawatan dalam hitungan hari

b. Profil penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem pernapasan pada

pengobatan stroke, dihitung dengan cara mengelompokkan obat tersebut

sesuai dengan penggolongan obatnya dibagi dengan jumlah obat dikali 100%.

c. DRPs

Dari sampel yang sudah diperoleh, obat sistem pencernaan dan sistem

pernapasan yang terdapat di resep pasien stroke tersebut dilakukan DRPs yang

dijabarkan menggunakan metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan).

Pada analisis kerasionalan dengan parameter DRPs yang digunakan hanya

sebanyak 4 parameter tanpa mengikutsertakan ada obat yang dibutuhkan (need for

additional drug therapy), ada obat yang tidak dibutuhkan (unnecessary drug

therapy), dan kepatuhan pasien. DRPs yang akan dilakukan meliputi obat salah

(wrong drug), dosis kurang (dosage too low), dosis berlebih (dosage too high),

dan reaksi efek samping obat (adverse drug reaction) dan interaksi obat (drug

interaction).

Pada penelitian ini digunakan acuan Drug Information Handbook,

Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, MIMS Indonesia Petunjuk

Konsultasi edisi 2008/2009, Farmakologi dan Terapi edisi 5, Pedoman Diagnosa

dan Terapi Gangguan Peredaran Darah Otak (Stroke ).


30

d.outcome, dilakukan dengan membagi pasien dalam kelompok berdasarkan

keadaan pasien setelah keluar dari rumah sakit.

5.Pembahasan Kasus

Kasus yang didapat dibahas dengan metode SOAP (Subjective, Objective,

Assesment, Plan) berdasarkan standar pengobatan stroke dan pustaka yang sesuai.

G. Kesulitan Penelitian

Penulis menemui beberapa kesulitan dalam penelitian ini, antara lain

penggunaan istilah medis yang sulit dimengerti oleh penulis, kesulitan tersebut

diatasi dengan bertanya kepada dokter pembimbing medis, dosen pembimbing

skripsi maupun rekan sejawat yang bersama penulis juga sedang meneliti di Unit

Stroke RSUD Banyumas. Penulis juga mengalami kesulitan pada saat

menganalisis lembar rekam medis karena terdapat tulisan yang tidak jelas pada

lembar rekam medis, data pasien yang tidak lengkap, seperti diagnosis pasien,

waktu pemberian obat, dosis dan jenis obat yang tidak selalu ditulis di lembar

rekam medis.
31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan

Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas Tahun 2009 ( Kajian Obat

Sistem Pencernaan dan Sistem Pernapasan) dilakukan dengan menelusuri kasus

pasien rawat inap yang terdiagnosis stroke yang menggunakan obat pencernaan

dan pernapasan baik stroke hemoragi maupun stroke iskemik.

Hasil penelitian disajikan dalam 6 bagian yaitu karakteristik pasien stroke,

pemeriksaan fisik CT scan kepala, distribusi pengunaan obat sistem pencernaan

pada pasien stroke, distribusi penggunaan obat sistem pernapasan pada pasien

stroke, evaluasi kejadian DRPs, dan outcome pasien stroke .

A. Karakteristik Pasien Stroke

Karakteristik pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas pada

tahun 2009, meliputi:

1. Distribusi kelompok umur

Umur merupakan salah satu faktor penyebab penyakit stroke. Semakin tua

umur seseorang maka semakin lemah kondisi fisiknya karena banyak organ-organ

penting yang tidak dapat bekerja seacara maksimal sehingga makin besar

kemungkinan terjadinya stroke. Pada penelitian kelompok umur dibagi menjadi

empat kelompok umur yaitu mulai dari 46-55 tahun; 56-65 tahun; 66-75 tahun;

dan 76-85 tahun.

31
32

jumlah

Umur (Tahun)

Gambar 4. Karakteristik stroke berdasarkan kelompok umur pada Pasien


Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode
Januari Juni 2009

Dari hasil data diketahui bahwa penderita stroke hemoragi rata-rata

berusia 63 tahun sedangkan pada stroke iskemik rata-rata berumur 60 tahun

Berdasarkan dari hasil data tersebut, penderita stroke hemoragi dan stroke

iskemik terbanyak adalah kelompok umur 55 tahun keatas. Hal ini sesuai dengan

teori Fagan dan Hess dalam Dipiro, et al (2005) bahwa prevalensi stroke

meningkat setelah umur 55 tahun.

2. Jenis Kelamin

Pengelompokkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui

perbandingan jumlah pasien laki-laki dan wanita yang menderita penyakit stroke

di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009. Distribusi jenis

kelamin pada pasien stroke dapat dilihat pada gambar 5.


33

Jumlah 79%

60%

40%
21%

Stroke hemoragi stroke iskemik

Gambar 5. Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin pada Pasien


Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode
Januari Juni 2009

Berdasarkan jenis kelamin, dari 24 pasien yang diteliti prevalensi stroke

hemoragi pada pria sebesar 21% (3 pasien) dan perempuan sebesar 79% (11

pasien) sedangkan pada stroke iskemik pada pria sebesar 40% (4 pasien) dan

perempuan sebesar 60% (6 pasien). Pada tabel dapat terlihat, baik pada stroke

hemoragi maupun stroke iskemik pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih

banyak. Pada wanita faktor resiko stroke kemungkinan dipengaruhi oleh adanya

masa menopause. Menurut Hanafiah (1999), usia menopause seorang wanita yaitu

45-55 tahun, dengan usia rata-rata 51 tahun.

3. Jenis stroke

Jenis stroke yang dialami oleh pasien stroke di RSUD Banyumas Periode

Januari Juni 2009 adalah hemoragi sebesar 58% (14 pasien) dan iskemik sebesar

42%. (10 pasien)


34

Gambar 6. Karakteristik pasien berdasarkan jenis stroke pada Pasien Stroke


di Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni
2009

4. Lama Perawatan

Biasanya lama tinggal pasien di rumah sakit tidak tergantung pada tingkat

keparahan penyakit pasien stroke. Pasien penderita stroke yang tinggal minimal

empat hari belum tentu dikarenakan menderita stroke ringan karena hal ini

mungkin disebabkan karena tingginya harga obat dan perawatan mereka di rumah

sakit.

Tabel III. Data variasi lama perawatan pasien stroke di Unit Stroke Rumah
Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009
Stroke Hemoragi Stroke Iskemik
Lama Jumlah Kasus Lama Perawatan Jumlah Kasus
Perawatan (hari)
(hari)
4 1 5 1
5 1 6 2
9 1 7 2
11 1 8 2
12 5 10 1
13 3 12 1
14 1 14 1
19 1 - -
Total 14 Total 10
35

Berdasarkan data yang tercatat lama perawatan pasien stroke hemoragi

adalah selama satu sampai tiga minggu dengan rata-rata lama inap selama 11

hari. Pada stroke iskemik lama perawatan adalah selama satu sampai dua minggu

dengan rata-rata perawatan selama 8 hari. Pada stroke hemoragi menjalani rawat

inap lebih lama dibanding stroke iskemik karena pada stroke hemoragi sering

disertai dengan penurunan kesadaran pada pasien sehingga pasien memerlukan

waktu pemulihan yang lebih lama.

B. Pemerikasaan Fisik CT Scan Kepala

jumlah 66,7%

70%

33,3%

30%

Stroke Hemoragi Stroke Iskemik

Gambar 7. Presentase pemeriksaan fisik CT scan pada Pasien Stroke di Unit


Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni 2009

Pemeriksaan CT scan kepala merupakan teknik pemeriksaan fisik yang

utama untuk deteksi proses patologis di otak secara langsung sehingga dapat

membedakan stroke hemoragi dan stroke iskemik. Sebesar 66,7% pasien

melakukan CT scan kepala dan sebanyak 33,3% pasien pada stroke hemoragi
36

tidak melakukan CT scan, sedangkan pada stroke iskemik sebanyak 70%

melakukan CT scan sedangkan sebanyak 30% tidak melakukan CT scan. Karena

alasan ekonomis dan alat yang rusak pasien tidak melakukan CT scan kepala.

Pemeriksaan fisik CT scan kepala pada pasien stroke tersaji pada tabel.

C. Profil Penggunaan Obat Sistem Pencernaan pada Pasien Stroke

Pada bab ini akan dibahas mengenai obat-obat sistem pencernaan yang

digunakan oleh pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode

Januari Juni 2009.

Gangguan pencernaan dapat terjadi pada pasien stroke akibat gangguan

pada gerakan menelan. Obat sistem pencernaan yang digunakan adalah Antitukak,

Antispasmodik, Pencahar. Golongan obat sistem pencernaan yang paling banyak

digunakan pada stroke hemoragi maupun stroke iskemik adalah Antitukak. Antitukak

digunakan untuk mengatasi atau meringakan nyeri pada lambung. Tukak lambung pada

pasien stroke dapat terjadi karena obat-obat lain yang dikonsumsi seperti AINS dan juga

karena efek samping dari obat lain. Antitukak yang paling banyak digunakan adalah

Radin yang merupakan kelompok Antagonis Reseptor H2. Antagonis Reseptor H2

menyembuhkan tukak lambung dan duodenum dengan cara mengurangi sekresi asam

lambung sebagai akibat hambatan reseptor H2 . Senyawa-senyawa antagonis reseptor

H2 secara kompetitif dan reversibel berikatan dengan reseptor H2 di sel parietal,

menyebabkan berkurangnya produksi sitosolik siklik AMP dan sekresi histamine

yang menstimulasi sekresi asam lambung. Interaksi antara siklik AMP dan jalur

kalsium menyebabkan inhibisi parsial asetilkolin dan gastrin yang menstimulasi

sekresi asam.
37

1. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat

Tabel IV. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pencernaan
yang digunakan pada pengobatan stroke Hemoragi di Unit Stroke
Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009
Golongan kelompok Zat Aktif Jenis Obat Jumlah

Antitukak Antasida antasida 2

Penghambat omeprazol OMZ® 2


pompa proton
lansoprazol Prosogan® 1
Antagonis ranitidin HCl Radin® 15
reseptor H2
ranitidin 3

Antispasmodik Stimulan domperidon Tilidon® 1


motilitas
Pencahar Pelunak tinja parafin cair Laxadin 1

Tabel V. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pencernaan


yang digunakan pada pengobatan stroke Iskemik di Unit Stroke
Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009
Golongan kelompok Zat Aktif Jenis Obat Jumlah

Antitukak Kohelator dan sukraflat Inpepsa® 1


senyawa
kompleks
Analog misoprostol 1
prostaglandin
Antagonis ranitidin HCl Radin® 9
reseptor H2
ranitidin 2
Pencahar Pencahar bisakodil Dulcolax® 1
stimulan
Pelunak tinja parafin cair Laxadin 1
Golongan lain yang juga digunakan adalah pencahar. Pencahar banyak digunakan

karena pasien stroke juga sering mengalami keluhan susah buang air besar, hal ini

dikarenakan pasien stroke tidak banyak melakukan aktivitas, lebih banyak berbaring di

tempat tidur sehingga gerakan peristaltik usus juga lambat. Obat pencahar yang
38

digunakan adalah pencahar stimulan dan pelunak tinja. Pencahar stimulan bekerja dengan

cara meningkatkan gerakan usus sehingga tinja bisa terkumpul dalam rektum dan

meningkatkan keluarnya tinja. Pelunak tinja bekerja dengan cara meningkatkan

jumlah air yang dapat diserap oleh tinja oleh dokusat (detergen) yang menurunkan

tegangan permukaan dari tinja sehingga memungkinkan air menembus tinja

dengan mudah dan menjadikannya lebih lunak.

2. Cara Pemberian Obat

Pada penelitian ini cara pemberian obat sistem pernapasan pada pasien

stroke dilakukan dengan cara oral maupun rute parenteral, hal ini disesuaikan

dengan kondisi pasien. Seorang pasien bisa mendapatkan dua macam cara

pemberian.

jumlah

Stroke Hemoragi Stroke Iskemik

Gambar 8. Cara pemberian Obat Sistem Pencernaan pada Pasien Stroke di


Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni
2009

Dari data dapat diketahui bahwa pasien yang mendapat cara pemberian

obat sistem pencernaan secara oral sebanyak 10 jenis obat pada stroke

hemoragi dan 6 jenis obat pada stroke iskemik sedangkan secara parenteral
39

sebanyak 15 jenis obat pada stroke hemoragi dan 9 jenis obat pada stroke

iskemik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pasien mendapat cara

pemberian obat sistem pencernaan secara parenteral.

3. Rata-rata Penggunaan obat Sistem Pencernaan per kasus

Total penggunaan obat sistem pencernaan pada pengobatan pasien stroke

adalah sebanyak 40 obat. Rata-rata pengunaan obat sistem pencernaan pada

pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009 adalah

sebanyak 1 hingga 2 obat.

D. Profil Penggunaan Obat Sistem Pernapasan pada Pasien Stroke

Pada bab ini akan dibahas mengenai obat-obat sistem pernapasan yang

digunakan oleh pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas periode

Januari Juni 2009.

1. Golongan, kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat

Tabel VI. Golongan, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pernapasan yang
digunakan pada pengobatan stroke Hemoragi di Unit Stroke
Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009

Golongan Kelompok Zat Aktif Jenis Obat Jumlah


Mukolitik ambroksol 3

bromheksin HCl Bisolvon® 1

ambroksol Silopect® 1
40

Tabel VII. Golongan, Kelompok, Zat Aktif, Jenis Obat Sistem Pernapasan
yang digunakan pada pengobatan stroke Iskemik di Unit Stroke
Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009

Golongan Kelompok Zat Aktif Jenis Obat Jumlah


Mukolitik ambroksol 2
ambroksol Silopect® 1

Stimulan Stimulan terbutalin sulfat Nairet® 1


adrenoseptor adrenoseptor
beta-2
selektif
Obat yang bekerja pada sistem saluran pernapasan yang paling banyak

digunakan adalah golongan mukolitik baik pada stroke hemoragi maupun stroke

iskemik. Golongan mukolitik yang paling banyak digunakan adalah ambroksol.

Penggunaan obat ini berfungsi untuk mengurangi viskositas sputum yang dapat

menganggu jalan napas pada pasien stroke. Gangguan jalan napas pada pasien

stroke dapat menyebabkan keadaan hipoksia.

2. Cara Pemberian Obat

Pada penelitian ini cara pemberian obat sistem pernapasan pada pasien

stroke dilakukan dengan cara oral maupun rute parenteral, hal ini disesuaikan

dengan kondisi pasien. Seorang pasien bisa mendapatkan dua macam cara

pemberian. Dari data dapat diketahui bahwa pasien yang mendapat cara

pemberian obat sistem pernapasan secara oral sebanyak 4 jenis obat baik pada

stroke hemoragi maupun pada stroke iskemik sedangkan secara parenteral

sebanyak 1 jenis obat pada stroke hemoragi dan tidak ada yang menggunakan

cara pemberian parenteral pada stroke iskemik. Hal ini menunjukkan bahwa
41

sebagian besar pasien mendapat cara pemberian obat sistem pernapasan secara

oral.

jumlah

Stroke hemoragi Stroke iskemik

Gambar 9. Cara pemberian Obat Sistem Pernapasan pada Pasien Stroke di


Unit Stroke Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas Periode Januari Juni
2009

4. Rata-rata Penggunaan obat Sistem Pernapasan per kasus

Total penggunaan obat sistem pernapasan pada pengobatan pasien stroke

adalah sebanyak 8 obat. Rata-rata pengunaan obat sistem pernapasan pada pasien

stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas Periode Januari Juni 2009 adalah

sebanyak 0,32 obat.

E. Evaluasi Drug Related Problems (DRPs)

Pengobatan dalam penyakit dianggap berhasil bila tercapai efek terapetik

dengan efek samping yang seminimal mungkin. Pemberian obat merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan terapi selain ketepatan dosis. Pemberian obat

yang dimaksud adalah pengobatan yang rasional meliputi ketepatan dosis,

ketepatan indikasi, aturan pemberian dan ketaatan pasien. Evaluasi kerasionalan


42

pengobatan penggunaan obat sistem pencernaan dan sistem pernapasan pada

kasus stroke lebih difokuskan pada masalah dalam pemberian obat yang potensial

muncul DRPs. Sebanyak 14 kasus pada stroke hemoragi akan dievaluasi

mengenai Drug Related Problems (DRPs). Kasus yang mengalami DRPs,

dimasukkan dalam kategori DRPs, yaitu obat salah (wrong drug), dosis kurang

(dosage too low), dosis berlebih (dosage too high), reaksi efek samping obat dan

interaksi obat (adverse drug reaction and drug interaction). Hasil analisis adanya

DRPs disajikan pada tabel

Tabel VIII. Hasil analisis DRPs penggunaan obat sistem pencernaan dan
sistem pernapasan pada pengobatan stroke hemoragi di Unit
Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009
Tipe DRPs Jumlah kasus terjadi DRPs
Obat salah 0
Dosis kurang 14
Dosis berlebih 1
Munculnya efek samping dan interaksi obat 1

Dari analisis 14 kasus ditemukan semua kasus terjadi DRPs terkait dengan

pengobatan stroke . Kasus yang mengalami DRPs pada penggunaan obat sistem

pencernaan dan sistem pernapasan akan dianalisis dengan menggunakan metode

SOAP (Subjective, Objective, Assesment, and Plan). DRPs tersebut dirangkum

dalam bentuk tabel yang memuat nomor kasus yang terjadi DRPs, problem,

penilaian, dan rekomendasi dari tiap tipe DRPs.

1. DRP obat salah (Wrong drug)

Dari kasus diatas tidak ditemukan kasus DRP obat salah

2. DRP dosis kurang (dosage too low)


43

Tabel IX. DRP dosis kurang pada pasien stroke hemoragi di unit stroke
RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009

Nomor Kasus Nama obat Penilaian Rekomendasi

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, ranitidin ranitidin diberikan Perlu observasi


9, 10, 11, 12, 13, 14 (injeksi) dengan dosis 2x 1 lebih lanjut
ampul. Menurut IONI mengenai dosis
tahun 2000, dosis yang diberikan.
injeksi ranitidin Apabila efek yang
seharusnya 1 ampul dihasilkan belum
yaitu 50mg/2ml tiap optimal maka
6-8 jam. dosis dapat
ditingkatkan

7 ambroksol Silopect sirup Perlu observasi


(Silopect) diberikan dengan lebih lanjut
dosis 3x1 cth. mengenai dosis
Menurut MIMS edisi yang diberikan.
8 tahun 2008/2009, Apabila efek yang
dosis awal pada dihasilkan belum
pasien adalah 3x2sdt optimal maka
selama 3 hari. dosis dapat
Selanjutnya 3x 1cth. ditingkatkan

3. DRP dosis berlebih (dosage too high)

Tabel X. DRP dosis berlebih pada pasien stroke hemoragi di unit stroke
RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
Nomor Kasus Nama obat Penilaian Rekomendasi

8 parafin cair Laxadin diberikan Perlu observasi


(Laxadin) dengan dosis 3x 1sdt. lebih lanjut
Menurut IONI , dosis mengenai dosis
Laxadin adalah 10 ml yang diberikan.
(2 sdt) pada malam
hari bila perlu.
44

4. DRP Efek Samping Obat (adverse drug reaction) dan adanya interaksi obat

(drug interaction).

Tabel XI. DRP Efek Samping Obat dan adanya interaksi obat pada pasien
stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode Januari
Juni 2009
Nomor Kasus Nama obat Penilaian Rekomendasi

9 deksametason Menurut Tatro 2001, Deksametason


dan antasida deksametason dapat masih dapat
berinteraksi dengan diberikan bersama
antasida yang antasida dengan
mengakibatkan cara mengatur
menurunnya efek selang waktu (2
farmakologi dari jam) pemberian
deksametason. dari kedua obat
tersebut.

Tabel XII. Hasil analisis DRPs penggunaan obat sistem pencernaan dan
sistem pernapasan pada pengobatan stroke iskemik di Unit
Stroke Rumah Sakit Banyumas periode Januari Juni 2009
Tipe DRPs Jumlah kasus terjadi DRPs
Obat salah 0
Dosis kurang 9
Dosis berlebih 1
Munculnya efek samping dan interaksi obat 0

Dari analisis 10 kasus ditemukan semua kasus diantaranya terjadi DRPs

terkait dengan pengobatan stroke . DRPs tersebut dirangkum dalam bentuk tabel

yang memuat nomor kasus yang terjadi DRPs, problem, penilaian, dan

rekomendasi dari tiap tipe DRPs.

1. DRP obat salah (Wrong drug)

Dari kasus diatas tidak ditemukan kasus DRP obat salah


45

2. DRP dosis kurang (dosage too low)

Tabel XIII. DRP dosis kurang pada pasien stroke iskemik di unit stroke
RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
Nomor Kasus Nama obat Penilaian Rekomendasi

15 Misoprostol misoprostol diberikan Perlu observasi


dengan dosis lebih lanjut
1x200mcg. Menurut mengenai dosis
IONI, dosis
yang diberikan.
misoprostol adalah
200mcg 2-4 kali Apabila efek yang
sehari. dihasilkan belum
optimal maka
dosis dapat
ditingkatkan

16, 18, 19, 20, 21, ranitidin (injeksi) ranitidin diberikan Perlu observasi
22, 23, 24 dengan dosis 2x 1 lebih lanjut
ampul . Menurut mengenai dosis
IONI tahun 2000, yang diberikan.
dosis injeksi Apabila efek yang
ranitidin seharusnya dihasilkan belum
1 ampul yaitu optimal maka
50mg/2ml tiap 6-8 dosis dapat
jam. ditingkatkan

22 ambroksol Silopect sirup Perlu observasi


(Silopect) diberikan dengan lebih lanjut
dosis 3x1sdt. mengenai dosis
Menurut MIMS edisi yang diberikan.
8 tahun 2008/2009, Apabila efek yang
dosis awal pada dihasilkan belum
pasien adalah 3x2sdt optimal maka
selama 3 hari. dosis dapat
Selanjutnya 3x 1sdt. ditingkatkan
46

22 sukraflat Inpepsa sirup Perlu observasi


(Inpepsa) diberikan dengan lebih lanjut
dosis 3x1sdt. mengenai dosis
yang diberikan.
Menurut MIMS edisi
Apabila efek yang
8 tahun 2008/2009, dihasilkan belum
dosis Inpepsa syrup optimal maka
adalah 4x2sdt. dosis dapat
ditingkatkan

3. DRP dosis berlebih (dosage too high)

Tabel XIV. DRP dosis berlebih pada pasien stroke iskemik di unit stroke
RSUD Banyumas periode Januari Juni 2009
Nomor Kasus Nama obat Penilaian Rekomendasi

17 parafin cair Laxadin diberikan Perlu observasi


(Laxadin) dengan dosis 3x lebih lanjut
1sdt. Menurut mengenai dosis
IONI , dosis yang diberikan
Laxadin adalah 10
ml (2 sdt) pada
malam hari bila
perlu.

4. DRP Efek Samping Obat (adverse drug reaction) dan adanya interaksi obat

(drug interaction)

Dari kasus diatas tidak ditemukan kasus DRP Efek Samping Obat (adverse

drug reaction) dan adanya interaksi obat (drug interaction).


47

F. Outcome pasien stroke

jumlah

Stroke hemoragi stroke iskemik

Gambar 10. Outcome pasien stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Umum
Daerah Banyumas Periode Januari Juni 2009

Outcome pada pasien stroke yang meninggal pada stroke hemoragi

sebanyak 3 orang sedangkan pada stroke iskemik sebanyak 1 orang. Jumlah ini

lebih kecil bila dibandingkan pernyataan (Anonim 2003a) yang menyebutkan

bahwa sekitar 25% pasien stroke meninggal. Hal ini mungkin disebabkan karena

tertanganinya pasien secara cepat (kurang dari 3 jam dan tidak lebih dari 48 jam)

dan ketepatan diagnosis awal juga memegang peranan penting dalam outcome

pasien. Pada penelitian ini hal tersebut tidak dapat diamati karena penelitian

bersifat retrospektif. Outcome pasien yang membaik pada stroke hemoragi adalah

sebanyak 11 orang sedangkan pada stroke iskemik adalah sebanyak 9 orang.

Outcome pasien membaik juga tidak dapat diketahui apakah pasien membaik

dengan cacat atau tidak karena dalam rekam medis tidak dicantumkan kondisi

akhir pasien saat pulang dari rumah sakit.


48

G. Rangkuman Pembahasan

Pada penelitian ini terdapat 24 kasus stroke , yang terdiri dari 14 kasus

stroke hemoragi dan 10 kasus stroke iskemik. Pada stroke hemoragi,

karakteristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD Banyumas periode Januari Juni

2009 digambarkan sebagai berikut: prevalensi stroke meningkat pada usia 55

tahun; laki-laki sebesar 21% dan wanita sebesar 79%; lama perawatan adalah

selama satu sampai tiga minggu. Pemeriksaan fisik CT scan kepala hanya

dilakukan oleh 66,7 % dan sisanya sebanyak 33,3% tidak melakukan CT scan

kepala. Pada stroke iskemik, karakteristik pasien stroke di Unit Stroke RSUD

Banyumas periode Januari Juni tahun 2009 digambarkan sebagai berikut:

prevalensi pasien stroke mulai meningkat pada usia 55 tahun keatas; laki-laki

sebesar 40% dan wanita sebesar 60%; lama perawatan adalah selama satu sampai

dua minggu. Pemeriksaan fisik CT scan kepala hanya dilakukan oleh 70% dan

sisanya sebanyak 30% tidak melakukan CT scan kepala.

Penggunaan Obat sistem pencernaan terbanyak pada pasien stroke

hemoragi maupun stroke iskemik di Unit Stroke di RSUD Banyumas periode

Januari Juni tahun 2009 adalah ranitidin yang merupakan golongan Antitukak.

Cara pemberian obat sistem pencernaan pada pasien stroke hemoragi di Unit

Stroke di RSUD Banyumas periode Januari Juni tahun 2009 adalah secara

parenteral sebanyak 15 jenis obat dan secara oral sebanyak 10 jenis

obat.Penggunaan obat sistem pencernaan generik sebanyak 5 jenis obat dan non

generik sebanyak 20 jenis obat sedangkan pada stroke iskemik, cara pemberian

obat sistem pencernaan pada pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas
49

periode Januari Juni tahun 2009 adalah secara parenteral sebanyak 6 jenis obat

dan secara oral sebanyak 9 jenis obat Penggunaan obat sistem pencernaan generik

sebanyak 3 jenis obat dan non generik sebanyak 12 jenis obat.

Penggunaan Obat sistem pernapasan terbanyak pada pasien stroke

hemoragi maupun stroke iskemik di Unit Stroke di RSUD Banyumas periode

Januari Juni tahun 2009 adalah ambroksol yang merupakan golongan Mukolitik.

Cara pemberian obat sistem pernapasan pada pasien stroke hemoragi di Unit

Stroke di RSUD Banyumas periode Januari Juni tahun 2009 adalah secara

parenteral sebanyak 1 jenis obat dan secara oral sebanyak 4 jenis obat.

Penggunaan obat sistem pernapasan generik sebanyak 3 jenis obat dan non

generik sebanyak 2 jenis obat sedangkan pada stroke iskemik, cara pemberian

obat sistem pernapasan pada pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas

periode Januari Juni tahun 2009 adalah tidak ada cara pemberian secara parenteral

dan secara oral sebanyak 4 jenis obat Penggunaan obat sistem pernapasan generik

sebanyak 2 jenis obat dan non generik sebanyak 2 jenis obat.

Dalam penelitian ini, pada stroke hemoragi terdapat 14 kasus yang terjadi

DRPs terkait dengan pengobatan stroke . Dari hasil evaluasi DRP ditemukan 14

kasus dosis kurang, 1 kasus dosis berlebih dan 1 kasus adanya efek samping dan

interaksi obat. Pada stroke iskemik terdapat 10 kasus yang terjadi DRPs terkait

dengan pengobatan stroke . Dari hasil DRP ditemukan 10 kasus dosis kurang dan

1 kasus dosis berlebih. DRPs tersebut dirangkum dalam bentuk tabel yang

memuat nomor kasus yang terjadi DRPs, problem, penilaian, dan rekomendasi

dari tiap tipe DRPs.


50

Outcome pada pasien stroke yang meninggal pada stroke hemoragi

sebanyak 3 orang sedangkan pada stroke iskemik sebanyak 1 orang. Outcome

pasien yang membaik pada stroke hemoragi adalah sebanyak 11 orang sedangkan

pada stroke iskemik adalah sebanyak 9 orang.


51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian mengenai “Evaluasi Drug Related Problems pada Pengobatan

Pasien Stroke di Unit Stroke Rumah Sakit Banyumas Tahun 2009 ( Kajian Obat

Antibiotika)” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Karakteristik pasien stroke (tanpa membedakan jenis stroke ) di Unit Stroke

RSUD Banyumas periode Januari Juni tahun 2009 yang mendapatkan obat

sistem pencernaan dan sistem pernapasan adalah prevalensi stroke meningkat

pada usia 55 tahun; laki-laki sebesar 28% dan wanita sebesar 72%; penyakit

penyerta stroke yang terbesar adalah hipertensi, lama perawatan minimal

adalah selama 4 hari dan terlama adalah selama 19 hari.

2. Pemeriksaan fisik CT scan kepala dilakukan oleh 68% pasien

3. Penggunaan obat sistem pencernaan terbanyak adalah golongan antitukak,

yaitu Radin.

4. Penggunaan obat sistem pernapasan terbanyak adalah golongan mukolitik,

yaitu ambroksol.

5. Pada pasien stroke yang mendapatkan obat sistem pencernaan dan sistem

pernapasan di Unit Stroke di RSUD Banyumas periode Januari Juni tahun

2009 terjadi Drug Related Problems, yaitu:

a. Tidak ditemukan kasus obat salah

b. Ditemukan kasus dosis kurang sebanyak 23 pasien

51
52

c. Ditemukan kasus dosis berlebih sebanyak 2 pasien

d. Ditemukan kasus efek samping obat dan adanya interaksi obat sebanyak 1

pasien

6. Outcome pasien stroke di Unit Stroke di RSUD Banyumas periode Januari

Juni tahun 2009 yang mendapat obat sistem pencernaan dan sistem pernapasan

adalah membaik sebanyak 20 orang dan meninggal dunia sebanyak 4 orang.

B.Saran

1. Untuk RSUD Banyumas perlu ditingkatkan lagi kelengkapan dan kerapian

dalam hal pengisian lembar catatan medik.

2. Untuk penelitian selanjutnya:

a. Penelitian tentang Drug Related Problems harus dilakukan secara prospektif

supaya dapat melakukan SOAP dengan baik dan benar..

b. Penelitian Drug Related Problems di rumah sakit lain yang memiliki unit

stroke dengan jumlah yang lebih banyak.


53

DAFTAR PUSTAKA

Adams, H.P., Adams, R.J., Broot, T., Delzoppo, G.J., Furlan A., Goldstein, L.B.,
et al., 2005, Guidelines for the Early Management of Patient With
Ischemic Stroke: a scientific statement from the Stroke Council of the
American Stroke Association (ASA), 36 (4): 916.2005, Stroke.
Aini, F., 2007, Asuhan Keperawatan pada Stroke Hemoragik di RSCM Jakarta,
http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/asuhan-keperawatan-
pasien-dengan-stroke -hemoragik2.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2010.

Anonim,1995, Clinical Pharmacology, bab 6 dalam The Merck Manual of


Geriatrics, http://www.merck.com/mrkshared/mmg/front/contrib.jsp,
diakses pada tanggal 10 Mei 2009.

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, 1-375, Depkes RI,
Jakarta

Anonim, 2003a, Stroke Urutan Ketiga Penyakit Mematikan,


http://www.yastroki.or.id/stroke .htm, diakses tanggal 14 Mei 2009.

Anonim, 2003b, European Stroke Initiative Recommendations for Stroke


Management-Update 2003, Cerebrovasc, Dis., diakses tanggal 16 Mei
2009.

Anonim, 2005, Hemoragic Stroke : The Case For Athletic Helmets;


Understanding Hemorragic Stroke , http://www.stroke center.org, diakses
tanggal 10 Mei 2009.

Anonim, 2006, Mortality Country Fact Sheet 2006,


www.who.int/entity/healthinfo/statistic/bodgbdeathdalyestimates.xls,
diakses pada tanggal 11 Febuari 2009.

Anonim, 2007, Konstipasi, http://www.hd.co.id/info-kesehatan/konstipasi, diakses


tanggal 26 Maret 2010.

Anonim, 2008, http://ebsco.smartimagebase.com, diakses tanggal 26 Maret 2010

Anonim, 2009a, Gastritis and Carditis, http://www.nature.com, diakses tanggal 31


April 2010.

Anonim, 2009b, Anda Sulit Buang Air Besar?,


http://puskesmassimpangempat.wordpress.com/2009/11/02/anda-sulit-
buang-air-besarkumpulan-artikel/, diakses tanggal 31 April 2010
54

Anonim, 2009c, 6 Penyebab Utama Serangan Jantung,


http://www.jawaban.com/index.php/health/detail/id/72/news/09120419583
9/limit/0/, diakses tanggal 31 April 2010

Anonim, 2009d, Maag,


http://www.farmasiku.com/index.php?target=categories&category_id=196
, diakses tanggal 26 Maret 2010

Anonim, 2010, Radang Paru-Paru, http://id.wikipedia.org/wiki/Radang_paru-


paru, diakses tanggal 26 Mei 2010

Beggs, Susan, Cosgarea,M., Hatfield, N.T., Menhouse, D., Salinas, E., et al.,
2007, e-book Introductory Clinically Pharmacology, 7th edition.

Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care
Practice, McGraw-Hill Companies, Inc., New York

Dipiro, J.T., 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach, edisi 6,


MCGrowHill, Medical Publishing Division, New York.

Fagan. S.C., and Hess, D.C., dalam Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Matzke, B.R.,
Well, B.G., dan Poyes. M.L., 2005, Pharmacotherapy a Pathophysiologic
Approach, 3 rd edition, Appleton and Lange Stampord Conecticut, USA.

Feigin, V., 2006, Stroke , Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia,
Jakarta.

Fransisca, 2000, Pneumonia,


http://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/pneumonia.pdf, diakses
tanggal 21 Maret 2010.

Ganiswara, S.G., 2007, Farmakologi dan Terapi, edisi 5, Departemen


Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta.

Hanafiah, J., 1999., Meningkatkan Kualitas Hidup Wanita Menopause, Medika I,


Jakarta.

Hartono, Budi., 2004, RSUD Banyumas Terakreditasi Tingkat Lengkap, Harian


umum Suara Merdeka 13 Januari 2004, Jawa Tengah.

Heaton, and Lewis, 1997, Scandinavian Journal of Gastroenterology 32 (9): 920-


924.
55

Junaidi, I., 2004, Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan Stroke , PT


Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kasper, D. L., Braundwald, E., Fauci,A. S., Hauser, S. L., Longo, D. L., Jameson,
J. L., 2005, Harrison’s Manual of Medicine, 16th ed, McGrawHill,
Medical Publishing Division, New York.

Mulyatsih, E., dan Ahmad, A., Stroke : Petunjuk Perawatan Pasien Stroke di
Rumah, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Notoaadmojo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi 2, Rineka Cipta,


Jakarta

Nguyen, L., 2000, An Overview of The Evaluation of Clinical Pharmacy Services,


Pharmacy Intern University of New Mexico, College of Pharmacy,
http://www.nm_pharmacy.com/student_articles 4.html, diakses tanggal 10
Mei 2009.

Pearce, E. C., 2002, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta

Price, S.A., dan Wilson, L.M., 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Rice, T.L., 2002, Stroke and Subarachnoid Hemorrhage, Jobson publication,


http://www.uspharmacist.com, diakses pada tanggal 14 Juni 2009.

Solenski, N.J., 2004, Transient Ischemic Attack Part II. Treatment, American
Family Physician, http:www//bfp.org/afp/20040401/1681.html, diakses
tanggal 16 Mei 2009.
Sukandar, Elin Yulinah, dkk., 2008, ISO Farmakoterapi, ISFI Penerbitan, Jakarta.

Triplitt, C. L., Reasner, C.A., dan Isley, W. L., 2005, Diabetes Mellitus in Dipiro,
J.T., (Eds), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth
Edition, The McGraw-Hills Companies, Inc New York

Tatro, D.S., 2001, Drug Interaction Facts, Facts&Comparison, Wolter Kluwer,


St. Louis

Taylor, C.R., 2006, Ringkasan Patologi Anatomi, 174-198, EGC, Jakarta

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-
Efek Sampingnya, Edisi 5, 63-89, Elex Media Komputindo, Jakarta.
56

Triplitt, C. L., Reasner, C.A., dan Isley, W. L., 2005, Diabetes Mellitus in Dipiro,
J.T., (Eds), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth
Edition, The McGraw-Hills Companies, Inc New York

Wibowo, S., dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, Salemba
Medika, Jakarta

Widjajanti, N., 2001, Obat-obatan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.


57

Lampiran 1. Data pengobatan penyakit stroke hemoragi pada pasien di unit stroke RSUD Banyumas periode Januari-Juni 2009

No. Data Pasien Hasil Pemeriksaan Tanggal Keterangan


Nama Cara Lama
kas Nama obat Dosis Frekuensi pemberian
generik pemberian pemberian
us
1. No. RM: 481353 P. neurologis: tingkat Noperten lisinopril Oral 10 g 1x 1 hari 14 Diagnosis:
Usia/JK: 55 th/P kesadaran somnolen, tidak (22) Stroke
Tgl masuk: 06-04-09 kejang2, tidak kaku duduk, piracetam Oral 800 mg 3x 1 hari 14 hemoragik
Tgl Keluar: 17-04-09 pupil isokor, refleks pupil (06,14,22)
Lama Inap:12 hari positif, refleks kornea positif, seftriakson Inj 1g 2x 5 hari 7-11
tidak gangguan penglihatan, (12,24)
Keluhan Utama: gerakan bola mata normal piracetam Inj 3g 2x 11 hari 6-16
penurunan kesadaran (12,24) Outcome :
P. fisik umum: paru2 normal, Takelin citicolin Inj 250 g 2x 11 hari 6-16 Membaik
Riwayat Penyakit: 1 jantung normal, abdomen (12,24)
HSMRS tiba2 orang sakit normal Herbesser diltiazem Inj 5 mg 1x 1 hari 7
mengalami penurunan HCl (11)
P. lab: Kadar gula darah
keasadaran, kelemahan Radin ranitidin Inj 1 amp 2x 8 hari 9-16
sewaktu : 165; Hemoglobin : Obat yang
anggota gerak, pusing, HCl (12,24)
12; Lekosit (dalam ribuan) t : dibawa pulang :
mual sefriakson Inj 1g 2x 4 hari 12-15
13,68; Hmt: 36,2; Eritrosit -
(12,24)
(dalam ribuan): 315; HDL
Gejala waktu serangan: manitol Khusus 125 cc 2x 5 hari 8-12
kolesterol: 218; LDL
tidak Lumpuh Separo
kolesterol:49; Trigliserida : 165;
anggota badan, nyeri Herbesser diltiazem Khusus 5mg/kg
Plasma fibrinogen: 22;
kepala, lokasi nyeri di HCl BB
Kreatinin: 11; Asam urat: 0,62;
frontal, vertigo, tidak
bilirubin total : 2,11; SGOT: 26;
muntah, mengalami
Analisis Gas Darah (terlampir):
penurunan kesadaran
24; Na : 145,1; Ka: 3,3
Faktor Resiko:
P.radiologis: pemeriksaan CT
hipertensi
scan kepala: pendarahan,
lokasi: ventrikel, kanan dan kiri
74

Lampiran 2. Data pengobatan penyakit stroke iskemik pada pasien di unit stroke RSUD Banyumas periode Januari-Juni 2009

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian
15. No. RM: 466679 P. neurologis: tingkat ISDN Oral 5 mg 3x 6 hari 20-25 Diagnosis:
Usia/JK: 80 th/P kesadaran somnolen, (06,14,22) Stroke Iskemik
Tgl masuk: 20-02-2009 kejang-kejang, misoprostol Oral 200 mcg 1x 3 hari 20-22
Tgl Keluar:27-02-2009 gangguan penglihatan, (14)
Lama Inap: 8 hari gerakan bola mata Megavit Oral 200 g 1x 3 hari 20-22
normal, tidak (14)
Keluhan Utama: kejang dysphasia/aphasia, captopril Oral 25 mg 2x 3 hari 20-22 Outcome :
seluruh tubuh disphagia (14,02) Meninggal
Neurotam pirasetam Injeksi 3g 2x 6 hari 20-25 dunia
Riwayat Penyakit: 1 P. fisik umum: jantung (12,24)
HSMRS tiba2 orang normal, tekanan darah Brain act citicolin Injeksi 250 mg 2x 6 hari 20-25
sakit kejang seluruh asites/ tinggi, 36,5 (12,24)
tubuh, kelemahan derajat celcius ISDN Oral 5 mg 3x 3 hari 23-25 Obat yang
anggota gerak kiri, (khusus) (06,14,22) dibawa pulang :
pelo,perot P. lab: Hemoglobin :
bisoprolol Oral 1/2tb 1x 2 hari 23-24 -
14,9; Lekosit (dalam
(khusus) (06)
Gejala waktu ribuan) : 18,370; Hmt :
Tiaryt amiodaron Oral 200 mg 1x 2 hari 23-24
serangan: lumpuh 45,8; Kolesterol total :
HCl (khusus) (06)
Separo anggota badan, 175; Plasma fibrinogen :
Plavix klopidogrel Oral 75 g 1x 1 hari 25
lumpuh sebelah kiri, 88.119; ureum : 49;
(khusus) (06)
nyeri kepala, lokasi kreatinin: 0,97; SGPT:
neurotam pirasetam Inj 3g 2x 3 hari 23-25
nyeri di frontal, 25; SGOT : 51; Na : 145;
(khusus) (12,24)
vertigo, tidak muntah, Ka: 4,2
Brain act citicolin Inj 250 g 2x 3 hari 23-25
mengalami penurunan
P.radiologis: - (khusus) (12,24)
kesadaran
seftriakson Inj 1g 2x 2 hari 24-25
(khusus) (12,24)
Faktor Resiko: riwayat
hipertensi
58
No. Pelaksanaan pemberian obat
Hasil Tanggal
kasu Data pasien Cara Lama Keterangan
pemeriksaan Nama obat Nama generik Dosis Frekuensi pemberian
s pemberian pemberian
2. No. RM: 482837 P. neurologis: tingkat ISDN Oral 5 mg 3x 13 hari 21-03 Diagnosis:
Usia/JK: 75 th/ P kesadaran: koma, tidak (06,14,22) Stroke
Tgl masuk: 21-04-09 kejang2, tidak kaku duduk, Pamol parasetamol Oral 1 tab 3x 9 hari 25-03 hemoragik
Tgl Keluar: 03-05-09 pupil isokor, refleks pupil (06,14,22)
Outcome :
Zistic azithromicin Oral 500 mg 1x 9 hari 25-03
positif, refleks kornea meninggal
(11)
Lama Inap: 13 hari positif, tidak gangguan KSR KCl Oral 1 tab 1x 9 hari 25-03
penglihatan, reflex (11)
Keluhan Utama: babinski, sebelah kiri Carpiaton spironolacton Oral 1 tab 2x 1 hari 03
Penurunan kesadaran (11,23)
P. fisik umum: paru2 Ceradolan sefotiam HCl Oral 1 tab 2x 1 hari 03 Obat yang
Riwayat Penyakit: 12 normal, jantung normal, (11,23) dibawa pulang :
jam SMRS tiba2 orang abdomen normal, teratur , Neurotam pirasetam Inj 3g 2x 13 hari 21-03 -
sakit mengalami tekanan darah: asites, 37 (11,23
penurunan kesadaran, derajat celcius Brain act citicolin Inj 250 mg 2x 13 hari 21-03
(11,23)
pusing cekot-cekot
P. lab: Kadar gula darah Radin ranitidin HCl Inj 1A 2x 13 hari 21-03
sewaktu : 61; Hemoglobin : (11,23)
Gejala waktu serangan: seftriakson Inj 1g 2x 8 hari 21-28
12,6; Lekosit (dalam
tidak Lumpuh Separo (11,23)
ribuan) t : 11,74; Hmt: 35,0;
anggota badan, nyeri Herbesser diltiazem HCl Inj 3g 1x 5 hari 22-26
Trigliserida : 371; ureum :
kepala, nyeri di (11)
26; kreatinin: 1,0; SGPT : 9;
temporal, seluruh Bisolvon bromheksin Inj 1 amp 3x 10 hari 24-03
SGOT: 20; Na : 130; Ka: 4,4 HCl (06,14,22)
kepala, tidak vertigo,
tidak muntah, P.radiologis: pendarahan, Lasix furosemide Inj 1 amp 1x 7 hari 27-03
mengalami penurunan capsula interna, kanan dan (11)
manitol khusus 125 cc 4x 2 hari 21-22
kesadaran kiri 100 cc 4x 1 hari 23
75 cc 4x 1 hari 24
50 cc 4x 1 hari 25
Faktor Resiko: Hipertensi
59
Pelaksanaan pemberian obat
No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian
3. No. RM : 485951 P.neurologis : tingkat kesadaran Noperten lisinopril Oral 10 mg 1x1 18 hari 26-31 /05, Diagnosis:
(22) 1-12 /06
Usia / JK : 80 th / P koma, pupil isokor, refleks pupil Stroke
ISDN Oral 5 mg 2x1 9 hari 26-31 /05,
Tgl. Masuk : 26-05-09 positif, refleks kornea positif, (10, 22) 1-3 /06 Hemoragik
dari IGD. refleks Babinski sebelah kanan. ISDN Oral 5 mg 3x1 9 hari 4-12 /06
Tgl. Keluar : 14-06-09 (14, 22, 06)
piracetam Oral 800 mg 2x1 12 hari 1-12 /06
Lama inap : 19 hari P.fisik umum : paru-paru normal,
(06, 18)
Keluhan utama : kiriman jantung normal, abdomen Radin ranitidin HCl Oral 150 mg 2 x1 12 hari 1-12 /06
RS Imanuel dengan SH. normal, denyut nadi teratur, (06, 18)
Riwayat penyakit : ± 2 tekanan darah tinggi. KSR KCl Oral 1 tab 1x1 12 hari 1-12 /06
Outcome :
(06)
hari SMRS saat OS akan Tiaryt Amiodaron Oral 200 mg 1x1 12 hari 1-12 /06 membaik,
sholat, OS jatuh dan P.lab : Hemoglobin 13,0; Lekosit HCl (12) pulang
kemudian tidak sadar, 11,32; Hmt 38,8; Eritrosit 4,43; Bio ATP Oral 1 tab 1x1 12 hari 1-12 /06 paksa.
pelo (-), perot (-),mual Platelet 185; Kolesterol total (18)
114; trigliserida 159; Ureum 17; ambroxol Oral 30 mg 3x1 8 hari 5-12 /06
(+), muntah (-), kejang
(14, 22, 06)
(-). Kreatinin 0,7; SGPT 26; SGOT 8;
furosemid Oral 1 tab 1x1 3 hari 7-9 /06
Gejala waktu serangan : Na 144; Ka 3,9. (06) Stop Obat yang
piracetam Injeksi 3g 2x1 9 hari 26-28 /05, dibawa pulang :
lumpuh separoh piracetam
P.radiologis : pemeriksaan CT- (03, 15) 29/05 -3/06
anggota badan, nyeri 2 x 800 mg
Scan kepala iskemik, (18, 06)
kepala, penurunan Takelin citicolin Injeksi 250 mg 2x1 9 hari 26-28 /05,
kesadaran. perdarahan, lokasi lobus (03, 15) 29/05-3/06 Radin
parientalis kiri, pemeriksaan MRI 2x1
 Faktor resiko : riwayat (18, 06)
ISDN
Hipertensi. kepala : perdarahan Radin ranitidin HCl Injeksi 1 amp 2x1 9 hari 26-28 /05,
(03, 15) 29/05-3/06 3x5g
intraserebral dan subrakhnoidal.
(18, 06)
sefriakson Injeksi 1g 2x1 9 hari 26-28 /05, Noperten
(03, 15) 29/05-3/06 1 x 10 mg
(18, 06) Stop
Tiaryt
Lasix furosemide Injeksi 1 amp 1x1 7 hari 2-8 /06 1x1
(10)
manitol Bila perlu 125 cc (15, 21, 03) 4 hari 27/05 Bio ATP
(tapp of) (09,17, 21,09) 28/05 1x1
(21, 09) 29/05
(09) 30/05
60
61

No. Pelaksanaan Pemberian Obat


kasu Data Pasien Hasil Pemeriksaan Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
Nama obat Dosis Frekuensi
s generik pemberian pemberian pemberian
4. No. RM : 465443 P.neurologis : tingkat captopril Oral 12,5 mg 3 x 1 3 hari 12- 14 /02 Diagnosis:
Usia / JK : 85 th / P kesadaran koma, kaku (08, 16, 24) Stroke
Tgl. Masuk : 11-02-09 kuduk, pupil anisokor, piracetam Injeksi 3g 2x1 4 hari 11-14 /02 Hemoragik
dari IGD. refleks pupil positif, refleks (08, 20)
Tgl. Keluar : 14-02-09 kornea positif, refleks Brain act citicolin Injeksi 250 mg 2 x 1 4 hari 11-14 /02
Lama inap : 4 hari Babinski sebelah kanan dan (08, 20)
Keluhan utama : kiri. sefriakson Injeksi 1g 2x1 3 hari 12-14 /02 Outcome :
penurunan kesadaran. (05, 17) mati > 48
Riwayat penyakit : 2 hari P.fisik umum : paru-paru Radin ranitidin Injeksi 1 amp 2x1 3 hari 12-14 /02 jam
SMRS OS tiba-tiba tidak normal, jantung normal, HCl (05, 17)
sadar saat hendak ke abdomen normal, denyut
kamar kecil, demam (-), nadi teratur, 38 derajat
kejang (-), trauma (-), celcius. Obat yang
nyeri kepala sebelumnya dibawa
(-). P.lab : Kadar gula darah pulang :
Gejala waktu serangan : sewaktu 130; Hemoglobin -
lumpuh separoh anggota 13,8; Lekosit 15,57; Hmt
badan sebelah kiri, nyeri 34,5; Eritrosit 4,45;
kepala, penurunan kolesterol total 211; HDL
kesadaran. Kolesterol 47; LDL Kolesterol
Faktor resiko : riwayat 74; trigliserida 104; aPPT 37;
Hipertensi. Ureum 0,84; Kreatinin 5,08;
Na 136;Ka 3,1.

P.radiologis : -
62

No. Pelaksanaan pemberian obat


Hasil
kasu Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
s generik pemberian pemberian pemberian
5. No. RM : 480553 P.neurologis : tingkat captopril Oral 12,5 mg 2 x 1 7 hari 31/03, Diagnosis:
Usia / JK : 68 th / P kesadaran koma, kaku (18, 06) 1-2/04 Stroke
Tgl. Masuk : 28-03-09 dari kuduk, pupil isokor, refleks 3x1 3-6/04 Hemoragik
IGD. pupil positif, refleks kornea (06, 14, 22)
Tgl. Keluar : 08-04-09 positif. antasid Oral 1 sdm 3x1 6 hari 1-6 /04
Lama inap : 11 hari syrup (06, 12, 18)
Keluhan utama : P.fisik umum : abdomen HCT Oral 12,5 g 1x1 3 hari 4-6 /04
(06) Outcome :
penurunan kesadaran. normal, denyut nadi
teratur, tekanan darah ambroxol Oral 1 tab 3x1 3 hari 4-6 /04 mati > 48
Riwayat penyakit : OS tiba- jam
tiba mengalami asites, 36,5 derajat celcius. (06, 14, 22)
penurunan kesadaran, piracetam Injeksi 3g 2x1 6 hari 31 /05,
pusing (+), mual (+), P.lab : Kadar gula darah (12, 24) 1-5 /06
muntah (+), kelemahan sewaktu 151; Hemoglobin Takelin citicolin Injeksi 250 mg 2x1 6 hari 31 /05,
Obat yang
anggota gerak tidak 10,1; Lekosit 6,79; (12, 24) 1-5 /06
dibawa
diketahui, demam (-), kolesterol total 154; manitol Injeksi 125 mg 4x1 2 hari 1-2 /04
pulang :
trauma (-). trigliserida 72; Ureum 57; (06,12,20,04)
-
Gejala waktu serangan : Kreatinin 0,91; SGPT 28; Radin ranitidin Injeksi 1 amp 2x1 6 hari 1-6 /06
lumpuh separoh anggota SGOT 29; Na 148; Ka 4,1. HCl (06, 18)
badan sebelah kiri, sefriakson Injeksi 1g 2x1 2 hari 4-6 /06
muntah, penurunan P.radiologis : pemeriksaan (12, 24)
kesadaran. CT-Scan kepala perdarahan manitol Jika 125 cc (12, 24) 3 hari 3 /06
lokasi lobus parientalis perlu (06, 12, 18) 4 /06
Faktor resiko : riwayat
Hipertensi. kanan. (12) 5 /06
63

No. Pelaksanaan pemberian obat


Hasil
kasu Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
s generik pemberian pemberian pemberian
6. No. RM : 481369 P.neurologis : tingkat Simbado simvastatin Oral 10 mg 1x1 9 hari 7-15 /04 Diagnosis:
Usia / JK : 55 th / P kesadaran stupor, pupil (22) Stroke
Tgl. Masuk : 05-04-09 dari isokor, refleks pupil Encebion pirasetam Oral 400 mg 3 x 1 4 hari 12-15 /04 Hemoragik
IGD. positif, refleks kornea (15,23,07)
Tgl. Keluar : 16-04-09 positif, refleks Babinski Brain act citicolin Oral 500 mg 2 x 1 4 hari 12-15 /04
Lama inap :12 hari positif kanan kiri. (18,06)
Keluhan utama : P.fisik umum : paru-paru Noperten lisinopril Oral 5 mg 1x1 4 hari 12-15 /04
Outcome :
penurunan kesadaran. normal, jantung normal, (22)
membaik,
Riwayat penyakit : pasien abdomen normal, denyut HCT Oral ½ tab 1x1 4 hari 12-15 /04
diijinkan
cekat (+), penurunan nadi teratur, tekanan (06)
pulang.
kesadaran (+), mual (+), darah tinggi, 37 derajat sefadroksil Oral 500 mg 2 x 1 2 hari 14-15 /04
muntah (+), kelemahan celcius (18,06)
anggota gerak tidak P.lab : Kadar gula darah Neurotam pirasetam Injeksi 3g 2x1 7 hari 5-11 /04 Obat yang
diketahui, demam (-), sewaktu 125; Hemoglobin (05,17) dibawa pulang :
trauma (-). 16,6; Lekosit 11,29; Hmt Brain act citicolin Injeksi 250 mg 1 x 1 7 hari 5-11 /04 Inj.Brain act 2 x
Gejala waktu serangan : 46,7; eritrosit 5,82; (05) 250
nyeri kepala, muntah, platelet 215; kolesterol Radin ranitidin Injeksi 1 amp 2x1 9 hari Inj.Neurotam
penurunan kesadaran. total 240; trigliserida 73; HCl (10,22) 5-7 /04 2x3g
Faktor resiko : riwayat Ureum 53; Kreatinin 0,78; (12, 24) 8-13 /04 Inj.Radin
Hipertensi. asam urat 2,63; SGPT 55; manitol Injeksi 125 mg Tapp of 5 hari 2x1A
SGOT 48; Na 130; Ka 3,3. (12,18,24) 5 /04
P.radiologis : pemeriksaan (06,14,22) 6 /04
CT-Scan kepala (06) 7 /04
perdarahan lokasi lobus (15,06) 8 /04
temporal kanan dan (06) 9 /04
parientalis kanan. Stop 10 /04
seftriakson Injeksi 1g 2x1 5 hari 7-8 /04,
(05,17) 11-13 /04
Stop 14 /04
64

No. Pelaksanaan pemberian obat


Hasil
kasu Data pasien Nama Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
pemeriksaan Dosis Frekuensi
s obat generik pemberian pemberian pemberian
7. No. RM : 482519 P.neurologis :kejang-kejang, digoxin Oral 0,25 g 1x1 13 hari Diagnosis:
Usia / JK : 59 th / P pupil isokor, refleks pupil (½ tab) (18) 18-21 /04 Stroke
positif, refleks kornea positif, (1 tab) 22-25 /04 Hemoragik
Tgl. Masuk : 17-04-09
(½ tab) 26-30 /04
dari bangsal. gerakan bola mata normal,
Stop
Tgl. Keluar : 02-05-09 saraf otak no.VII paresis. simvastatin Oral 10 mg 1x1 17 hari
Lama inap : 12 hari (18) 18-19 /04
Keluhan utama : P.fisik umum : paru-paru (22) 20-30 /04, Outcome :
kelemahan anggota normal, abdomen normal, 1-4 /05 membaik,
gerak kiri. denyut nadi teratur, tekanan OMZ Oral 1 tab 1x1 2 hari 18-19 /04 diijinkan
Riwayat penyakit : 1 hari darah normal. (06)
pulang.
ISDN Oral 5g 2x1 3 hari 20-22 /04
SMRS mengeluh
P.lab : Hemoglobin 14; (14, 22)
kelemahan anggota
3x1 9 hari 23-25, 29-30 Obat yang
gerak kiri, pusing, mual kolesterol total 368;
(14, 22, 06) /04, 1-4 /05 dibawa pulang :
(+), muntah (-), demam (- trigliserida 222; Ureum 30;
3x2 3 hari 26-28 /04
), trauma (-). Kreatinin 0,8; Asam urat 5,2; (14, 22 , 06)
Gejala waktu serangan : SGPT 65; SGOT 50. Trizedon Trimetazidin Oral 1 tab 2 x1 15 hari 20-30 /04,
Noochepal
lumpuh separoh anggota diHCl (18, 06) 1-4 /05 3 x 400
badan sebelah kiri, nyeri  P.radiologis : pemeriksaan CT- Silopect Ambroxol Oral 1 Cth 3x1 15 hari 20-30 /04, Brainact
kepala oksipital seluruh Scan kepala perdarahan lokasi Syrup HCl (14, 22, 06) 1-4 /05 2 x 250
kepala, vertigo. lobus temporal kanan. Prosogan lansoprazol Oral 1 tab 1 x 1 (17) 1 hari 24 /04 Kalmeco
2x1 10 hari 25-30 /04, 1x1
 Faktor resiko : riwayat
(06, 18) 1-4 /05 MP
serangan jantung dan Tilidon domperidon Oral 1 tab 3x1 10 hari 25-30 /04,
hiperkholesterolemia. 1x1
(14, 22, 06) 1-4 /05 ISDN
alprozolam Oral 1 tab 0,5 1x1
3 x 10 g
(22) 4 hari 25-28 /04
(17) 6 hari 29-30 /04, 1-4 simvastatin
/05 1x1
Ceradolan sefotiam HCl Oral 1 tab 2x1 4 hari 25-28 /04
(06, 18) Stop
Brainact citicolin Oral 500 mg 2x1 9 hari 26-30 /04,
(18, 06) 1-4 /05
Noochepal pirasetam Oral 3x1 9 hari 26-30 /04,
65

(14, 22, 06) 1-4 /05


Kalmeco mecobalamin Oral 1x1 9 hari 26-30 /04,
(14) 1-4 /05
Prolecin levofloksasin Oral 500 mg 1x1 7 hari 28-30 /04,
(14) 1-4 /05
Neurotam pirasetam Injeksi 3g 2x1
(09, 21) 8 hari 17-24 /04
(11,23) 2 hari 25-26 /04
Stop, ganti 27 /04
oral
Brainact citicolin Injeksi 250 mg 2x1
(09,21) 8 hari 17-24 /04
(11,23) 2 hari 25-26 /04
Stop, ganti 27 /04
oral
Radin ranitidin HCl Injeksi 1 amp 2x1
(09,21) 3 hari 17-19 /04
stop 20 /04
Taxegram sefotaksim Injeksi 1g 2x1
Na (09,21) 5 hari 18-22 /04
stop 23 /04
Kalnex asam Injeksi 500 mg 4x1
traneksamat (11,17,23,05) 7 hari 18-24 /04
manitol Injeksi 125 cc 4x1
(12,18,24,06) 5 hari 18-22 /04
meticobal Injeksi 1 amp 1 x 1 (18) 1 hari 22 /04
2 x 1 (09,21) 4 hari 23-26 /04
Stop, ganti oral 27 /04
1 x 1 (18)
66

No. Pelaksanaan pemberian obat


Hasil
kasu Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
s generik pemberian pemberian pemberian
8. No. RM : 437801 P.neurologis : tingkat kesadaran ISDN Oral 5 mg 3x1 1 hari 20 /03 Diagnosis:
Usia / JK : 57 th / P CM, pupil isokor, refleks pupil (08,16,24) Stroke
Tgl. Masuk : 18-03-09 positif, refleks kornea positif, stop Hemoragik
dari IGD. gerakan bola mata normal, saraf Trizedon Trimetazidi Oral 35 mg 2x1 6 hari 25-30 /03
Tgl. Keluar : 30-03-09 otak no.VII paresis, kelumpuhan n di HCl (18,06)
Lama inap : 13 hari otak no.XII sebelah kiri, saraf Analsik methampir Oral 500 mg K/P
Keluhan utama : otak no.XII paresis, kelumpuhan on Outcome :
kelemahan anggota otak no.XII sebelah kiri, refleks Laxadin Oral 1 sdt 3x1 3 hari 25-27 /03 pindah ruang
gerak kiri. Babinski positif sebelah kiri. (14, tanggal 30-03-
Riwayat penyakit : ±4 Noochepal pirasetam Oral 850 mg 22,06) 3 hari 28-30 /03 2009
jam SMRS OS P.fisik umum : paru-paru normal, 2 x1
merasakan kesemutan, jantung normal, abdomen Brain act citicolin Oral 250 mg (06,18) 3 hari 28-30 /03
normal, denyut nadi teratur, 2x1 Obat yang
separo badan bagian
tekanan darah tinggi, 37,5 Radin ranitidin Oral 1 tab (18,06) 3 hari 28-30 /03 dibawa pulang :
kiri diikuti kelemahan
derajat celcius. HCl 2x1 -
anggota gerak kiri, mual
(+), NK (+), penkes (-) piracetam Injeksi 3g (18,06) 3 hari 18-20 /03
pada saat aktivitas. P.lab : Kadar gula darah sewaktu 2x1
Gejala waktu serangan : 149; Hemoglobin 14,9; Lekosit citicolin Injeksi 250 mg (17,05) 3 hari 18-20 /03
lumpuh separoh 12,59; Hmt 46,2; platelet 288; 2x1
anggota badan sebelah kolesterol total 167; HDL Radin ranitidin Injeksi 1 amp (05,17) 9 hari 18-26 /03
kiri, nyeri kepala kolesterol 125; trigliserida 125; HCl 2x1
temporal seluruh Ureum 5,79; Kreatinin 0,59; (17,05) 27 /03
kepala, vertigo, muntah SGPT 25; SGOT 40; Na 4,4; Ka Neurotam pirasetam Injeksi 3g stop 5 hari 22-26 /03
tidak terjadi penurunan 149. 2x1
kesadaran. (17,05) 27 /03
Faktor resiko : riwayat P.radiologis : pemeriksaan CT- Brain act citicolin Injeksi 250 mg stop 5 hari 22-26 /03
Hipertensi, TIA Scan kepala infark dan 2x1 27 /03
perdarahan lokasi lobus (17,05)
temporal, lobus parientalis dan seftriakson Injeksi 1g 2x1 5 hari 22-26 /03
ventrikel sebelah kanan. (17,05)
67

No. Pelaksanaan pemberian obat


Hasil
kasu Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
s generik pemberian pemberian pemberian
9. No. RM: 465303 P. neurologis: Refleks pupil Concor bisoprolol Oral 5 mg 1x 4 hari 09-12/02 Diagnosis:
Usia/JK: 63/L +, Refleks kornea +, Gerakan fumarat (12) Stroke Hemoragi
Tgl masuk: 08/02/09 bola mata normal, Saraf otak captopril Oral 25 mg 2x 4 hari 09-12/02
Tgl Keluar: 12/02/09 no. VII paresis, Saraf otak (06,18)
Lama Inap: 5 hari no.XII paresis Disarthia, Pupil HCT Oral 1 tab 1x 2 hari 11-12/02
isokor (06)
Keluhan Utama: - dexametas Oral 1 tab 3x 2 hari 11-12/02 Outcome :
P. fisik umum: Jantung on (06,14,22) Pindah Bangsal
Riwayat Penyakit: - takikardia, tekanan darah antasid Oral 1 tab 3x 2 hari 11-12/02
HT, Denyut nadi ritme: stc (06,14,22)
Gejala waktu serangan: pengisian:penuh seftriakson Inj 1g 2x 4 hari 8-9/02; 11-
nyeri Kepala (05,17) 12/02
P. lab: Kadar gula darah piracetam Inj 3g 2x 5 hari 8-12/02 Obat yang
Faktor Resiko: sewaktu : 142; Hemoglobin : (05,17) dibawa pulang :
Hipertensi 15,6; Lekosit (dalam ribuan) t citicolin Inj 1 amp 2x 5 hari 8-12/02 -
: 9,15; Hmt: 43,3; Eritrosit (05,17)
(dalam ribuan):2,88; HDL ranitidin Inj 1 amp 2x 2 hari 8-9/02
kolesterol: 41; LDL (05,17)
kolesterol: 105; Trigliserida: Brain act citicolin Inj 250 mg 2x 2 hari 11-12/02
185; ureum : 40; kreatinin: (05,17)
0,75; Bilirubin total: 16; Na : gentamicin Inj 5 mg 3x 3 hari 10-12/02
144; Ka: 107 (07,15,23)

P.radiologis: -
68

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Keterangan
kasus Nama Cara Lama Tanggal
pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian

10. No. RM : 468541 P.neurologis : tingkat captopril Oral 25 mg 3x1 12 hari 12/03-23/03 Diagnosis:
Usia / JK : 61 th / P kesadaran somnolen, pupil
(08, 16, 24) Stroke
Tgl. Masuk : 12-03-09 isokor, refleks pupil positif,
dari bangsal refleks kornea positif, gerakan Hemoragik
simvastatin Oral 10 mg 1x1 11 hari 12/03-22/03
Tgl. Keluar : 23-03-09 bola mata normal, saraf otak
Lama inap : 12 hari no.VII paresis kanan, saraf (22) disertai HT dan
Keluhan utama : otak no.XII paresis kanan, dislipidemia
kelemahan anggota disphapsia. HCT Oral 1 tab 1x1 12 hari 12/03-23/03
gerak kanan. Outcome :
(06)
Riwayat penyakit : 1 P.fisik umum : jantung normal,
HSMRS saat isirahat abdomen normal, denyut nadi Membaik,
ambroxol Oral 1 tab 3 x1 10 hari 14/03-23/03
merasakan kelemahan teratur, 36,5 derajat celcius. pindah ruang
anggota gerak kanan (08, 16, 24)
disertai pelo. P.lab : Kadar gula darah
Gejala waktu serangan : sewaktu 120; Hemoglobin Norvask amlodipin Oral 5 mg 1x1 9 hari 15/03-23/03 Obat yang
dibawa pulang :
lumpuh separoh 14,7; Lekosit 8,94; Hmt 5,18; (22)
anggota badan sebelah Eritrosit 2,81; kolesterol total -
kanan, nyeri kepala, 259; LDL kolesterol 102; piracetam Oral 800 mg 2x1 5 hari 18/03-22/03
lokasi nyeri kepala Ureum 21,4; Kreatinin
seluruh kepala, 0,7;asam urat 8,68; SGPT 14; (12, 24)
penurunan kesadaran. SGOT 33; Na 148; Ka 3,1.
piracetam Injeksi 3g 2x1 12 hari 12/03-23/03
Faktor resiko : DM
P.radiologis : pemeriksaan CT
(12, 24)
scan kepala perdarahan,
lokasi lobus parietalis dan Brain act Citicolin Injeksi 250 mg 2x1 3 hari 12/03-24/03
ganglia basalis kiri.
(12, 24)

ranitidin Injeksi 1 amp 2x1 12 hari 12/03-23/03

(12, 24)
69

seftriakson Injeksi 1g 2x1 10 hari 14/03-23/03

(12, 24)

Mixtard Injeksi 4 UI 1x1 4 hari 14/03-17/03

(21)

actrapid Injeksi 4 UI 2x1 4 hari 14/03-17/03

(06, 15)

Mixtard Injeksi 6 UI 1x1 5 hari 18/03-22/03

(21)

actrapid Injeksi 6 UI 2x1 6 hari 18/03-23/03

(06, 15)

Takelin citicolin Injeksi 250 mg 2x1 3 hari 15/03-17/03

(12, 24)

manitol infus 125 cc 3x1 3 hari 20/03-22/03


70

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian

11. No. RM : 460749 P.neurologis : tingkat captopril Oral 25 mg 3x1 11 hari 27/04-07/05 Diagnosis:
Usia / JK : 49 th / P kesadaran CM, pupil (06, 14, 22)
Tgl. Masuk : 24-04-09 isokor, refleks pupil HCT Oral ½ tab 1x1 11 hari 27/04-07/05 Stroke
dari IGD positif, refleks kornea (06) Hemoragik
Tgl. Keluar : 07-05-09 positif, gerakan bola mata Nifedipin Diltiazem Oral ½ tab 3x1 9 hari 29/04-07/05
Lama inap : 14 hari normal, saraf otak no.VII HCl (06, 14, 22)
Keluhan utama : paresis kiri, saraf otak piracetam Oral 400 mg 3 x1 4 hari 04/05-07/05
Outcome :
kelemahan anggota no.XII paresis kiri, (06, 14, 22)
gerak kiri. disphapsia, disphagia. sefiksim Oral 1g 2x1 5 hari 03/05-07/05 Membaik,
Riwayat penyakit : sulit (06, 18)
berbucara, HT, DM P.fisik umum : paru-paru piracetam Injeksi 3g 2x1 11 hari 24/04-03/05 pindah ruang
disangkal normal, abdomen normal, (11, 23) Ganti oral 04/05
Gejala waktu serangan denyut nadi teratur, 37,5 Takelin citicolin Injeksi 250 mg 2x1 11 hari 24/04-03/05 Obat yang
: lumpuh separoh derajat celcius. (11, 23) Ganti oral 04/05 dibawa pulang :
anggota badan sebelah Radin ranitidin Injeksi 1 amp 2x1 11 hari 24/04-03/05
kiri, nyeri kepala,  P.lab : Kadar gula darah HCl (11, 23) Ganti oral 04/05 -
lokasi nyeri kepala sewaktu 84; Lekosit 16,86; manitol Bila perlu 125 cc 4x1 1 hari 25/04
temporal kanan. kolesterol total 160; LDL infus 100 cc (06, 12, 18, 1 hari 26/04
75 cc 24) 1 hari 27/04
Faktor resiko : kolesterol 109; Ureum 16;
hipertensi Kreatinin 0,8; SGPT 39; 50 cc 1 hari 28/04
SGOT 32; Na 144; Ka 3,6. stop 30/04

P.radiologis : pemeriksaan
CT scan kepala
perdarahan, lokasi lobus
temporal kanan.
71

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian

12. No. RM : 464611 P.neurologis : tingkat Captopril Oral 50 mg 2x1 3 hari 27/01-29/01 Diagnosis:
Usia / JK : 52 th / P kesadaran stupor, pupil (10, 22) Stroke
Tgl. Masuk : 26-01-09 isokor, refleks pupil positif, 25 mg 3x1 8 hari 30/01-06/02 Hemoragik
dari IGD refleks kornea positif, gerakan (06, 14,
Tgl. Keluar : 06-02-09 bola mata normal, saraf otak HCT Oral 1 tab 22) 8 hari
2x1 30/01-06/02
Lama inap : 12 hari no.VII normal, saraf otak
Keluhan utama : no.XII normal, disphapsia, Radin Ranitidin Oral 150 mg (06, 14) 4 hari
Outcome :
penurunan kesadaran. disarthia, disphagia. HCl 2 x1 03/02-06/02
Membaik,
Riwayat penyakit : 1 piracetam Oral 800 mg (10, 22) 4 hari
 P.fisik umum : paru-paru 2x1 pindah ruang
HSMRS mengeluh 03/02-06/02
mengalami kelemahan normal, jantung takhikardia, Neurotam Injeksi 3g (10, 22) 7 hari
anggota gerak kanan denyut nadi teratur, tekanan 2x1 Ganti oral
27/01-02/02
dan mengantuk terus darah tinggi, 36, 5 derajat Brain act citicolin Injeksi 250 mg (08, 20) 8 hari Obat yang
2x1 03/02 dibawa pulang :
serta sulit komunikasi. celcius.
ranitidin Injeksi 1 amp (08, 20) 7 hari 27/01-03/02
Gejala waktu serangan :
lumpuh separoh  P.lab : Kadar gula darah 2x1 piracetam
anggota badan sebelah sewaktu 120; hemoglobin sefriakson Injeksi 1g (10, 22) 8 hari 28/01-03/02 2 x 800 mg
kanan, nyeri kepala, 12,7; Lekosit 10,57; Hmt 36,2; 2x1
lokasi nyeri kepala eritrosit 4,44; platelet 200; Lasix furosemi Injeksi 1 amp (10, 22) 6 hari captopril
27/01-03/02
temporal kiri, muntah, Ureum 15,1; Kreatinin 0,86; de 2x1 Ganti oral 3 x 25 mg
penurunan kesadaran. SGPT 28; SGOT 37; Na 140; Ka Herbezer diltiazem 9 ml/jam (10, 22)
(bila ada) HCl 28/01-02/02 HCT
Faktor resiko : hipertensi 4,1.
03/02 1 x 1 tab
P.radiologis : -
(alat sedang rusak) Radin
2 x 1 tab
72

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian

13. No. RM : 467099 P.neurologis : tingkat captopril Oral 25 mg 3x1 8 hari 25/02-04/03 Diagnosis:
Usia / JK : 70 th / L kesadaran stupor, pupil (04, 12,
Tgl. Masuk : 25-02-09 dari isokor, refleks pupil diltiazem Stroke
Oral 30 g 20) 8 hari 25/02-04/03
IGD positif, refleks kornea Hemoragik
1x1
Tgl. Keluar : 05-03-09 positif, saraf otak no.VII
piracetam Oral 800 mg (12) 2 hari 04/03-05/03
Lama inap : 9 hari normal, saraf otak no.XII Outcome :
normal. 2x1
Keluhan utama :
kelemahan anggota gerak piracetam Injeksi 3g (09, 21) 8 hari 25/02-04/03 Membaik,
kiri. P.fisik umum : paru-paru 2 x1 stop 04/03
Riwayat penyakit : kurang normal, abdomen Takelin citicolin Injeksi 250 mg (09, 21) 8 hari 25/02-04/03 pindah ruang
lebih 3 HSMRS tiba-tiba normal, denyut nadi 2x1
teratur, tekanan darah ranitidin Obat yang
pingsan mendadak jam Radin Injeksi 1 amp (09, 21) 9 hari 25/02-05/03 dibawa pulang :
11.00, tidak kejang, normal. HCl
2x1 piracetam 2x
muntah 3x, pelo, perot
P.lab : Kadar gula darah sefriakson Injeksi 1g (09, 21) 7 hari 25/02-03/03 800mg
sebelum pingsan. Riwayat
penyakit hipertensi, DM sewaktu 109; Hb 11,4; 2x1 Brainact
tidak kontrol rutin Lekosit 9,53; Hmt 35,3; (12, 24) 2 x 250 mg
Gejala waktu serangan : kolesterol total 123;
captopril
lumpuh separoh anggota trigliserida 64; Ureum
55,8; Kreatinin 0,94; 3 x 25 mg
badan sebelah kiri, nyeri
kepala, lokasi nyeri kepala SGPT 93; SGOT 45; Na diltiazem
frontal, muntah, 149,5; Ka 4,9. 1 x 30 g
penurunan kesadran.
Faktor resiko : hipertensi, P.radiologis : -
DM
73

Pelaksanaan pemberian obat


No. Hasil
Data pasien Nama Cara Lama Tanggal Keterangan
kasus pemeriksaan Nama obat Dosis Frekuensi
generik pemberian pemberian pemberian
14. No. RM: 469469 P. neurologis: tidak kejang2, tidak Analsik methamp Oral 1 tab 2x 7 hari 16-22 Diagnosis:
Usia/JK: 55 th/P kaku duduk, pupil isokor, refleks iron (12,24) Stroke hemoragi
Tgl masuk: 16-03-09 pupil positif, refleks kornea Radin ranitidin Oral 1 tab 2x 5 hari 24-28
Tgl Keluar: 28-03-09 positif, tidak gangguan HCl (06,18)
Lama Inap: 13 hari penglihatan, gerakan bola mata Siprofloksa Oral 500 mg 2x 5 hari 24-28
normal, saraf otak no. vii paresis, sin (06,18)
Keluhan Utama: kelumpuhan saraf otak no. vii piracetam Oral 400 mg 3x 4 hari 25-28
Kelemahan anggota gerak kiri, saraf otak no. xii paresis, (06,14,22)
kelumpuhan otak no. xii kiri piracetam Outcome :
kiri Inj 3g 2x 8 hari 16-23
Pindah bangsal
P. fisik umum: paru2 normal, (12,24)
Riwayat Penyakit: 3 jam jantung normal, abdomen Takelin citicolin Inj 250 mg 2x 8 hari 16-23
SMRS saat sedang normal, teratur , penuh 80x/ (12,24)
istirahat tiba2 orang sakit menit, tekanan darah: 140/90, Radin ranitidin Inj 1 amp 2x 8 hari 16-23
mengalami kelemahan normal, 37 derajat celcius HCl (12,24)
anggota gerak disertai manitol inj 125 cc 4x 2 hari 18, 20 Obat yang
kesemutan separuh P. lab: Kadar gula darah sewaktu : dibawa pulang :
badan kiri 119; Hemoglobin : 12,1; Lekosit -
(dalam ribuan) t : 8,25; Hmt:
37,5; Eritrosit (dalam ribuan):
Gejala waktu serangan: 4,26; Platelet: 242; Kolesterol
Lumpuh Separo anggota total: 192; Trigliserida : 87;
badan, Lumpuh sebelah ureum : 4,80; kreatinin: 0,98;
kiri, tidak nyeri kepala, SGPT : 23; SGOT: 45; Na : 150; Ka:
muntah, tidak mengalami 4,6
penurunan kesadaran
P.radiologis: pemeriksaan CT
scan kepala: pendarahan, Lokasi:
Faktor Resiko: Hipertensi lobus temporal dan lobus
parientalis, kanan
85

Lampiran 3. Evaluasi DRPs kasus 1 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 481353 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 55 th/P
Tanggal masuk: 06-04-09 Noperten® 10 g 1x 14/04
Tanggal keluar: 17-04-09 piracetam 800 mg 3x 14/04
Keadaan pulang: membaik Inj seftriakson 1g 2x 7/04-11/04
Faktor resiko: hipertensi Inj piracetam 3g 2x 6/04-16/04
Riwayat obat: tidak diketahui Inj Takelin® 250 g 2x 6/04-16/04
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Herbesser® 5 mg 1x 7/04
Diagnosa: Stroke hemoragik Inj Radin® 1 amp 2x 9/04-16/04
Inj sefriakson 1g 2x 12/04-15/04
Keluhan masuk: manitol 125 cc 2x 8/04-12/04
1 HSMRS tiba2 orang sakit mengalami penurunan Herbesser® 5mg/kg BB
keasadaran, kelemahan anggota gerak, pusing, mual

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Plasma fibrinogen: 22 Kadar gula darah Kreatinin:
: 165 mg/dl Kreatinin: 11 mg/ dl sewaktu : 70-100 mg/dl 0,5-0,9 mg/ dl
Hemoglobin : 12 g/dl Asam urat: 0,62 mg/dl Hemoglobin: Asam urat:
Lekosit (dalam ribuan) t : bilirubin total : 2,11 12,0-16,5 g/dl 3,5-8,5 mg/dl
13,68 U/L SGOT: 26 U/L Lekosit: SGPT: 0,0-32,0 U/L
Hmt: 36,2/vol% Analisis Gas Darah 4,0-11,0x103 U/L SGOT: 0,0-31,0 U/L
Eritrosit (dalam ribuan): (terlampir): 24 Eritrosit: Na: 135-145 mmol/L
3
315 U/L Na : 145,1 mmol/L 4,2-5,4 jt/mm Ka: 3,5-5,0 mmol/L
HDL kolesterol: 218 mg/dl Ka: 3,3 mmol/L Hmt: 37-43/ vol%
LDL kolesterol: 49 mg/dl HDL: > 65 mg/dl
Trigliserida : 165 mg/dl LDL: <150 mg/dl
Trigliserida:
s/d190 mg/dl

CT scan kepala (08/04/09): pemeriksaan CT scan kepala: pendarahan, lokasi: ventrikel kanan dan kiri

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
86

Lampiran 4. Evaluasi DRPs kasus 2 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 482837 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 75 th/ P
Tanggal masuk: 21-04-09 ISDN® 5 mg 3x 21/04-03/05
Tanggal keluar: 03-05-09 Pamol® 1 tab 3x 25/04-03/05
Keadaan pulang: meninggal Sistic® 500 mg 1x 25/04-03/05
Faktor resiko: Hipertensi KSR® 1 tab 1x 25/04-03/05
Riwayat obat: tidak diketahui Carpiaton® 1 tab 2x 03/05
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Ceradolan® 1 tab 2x 03/05
Diagnosa: Stroke hemoragik Inj Neurotam® 3g 2x 21/04-/03/05
Keluhan masuk: Inj Brain act® 250 mg 2x 21/04-/03/05
12 jam SMRS tiba2 orang sakit mengalami Inj Radin® 1 amp 2x 21/04-/03/05
penurunan kesadaran, pusing cekot-cekot Inj seftriakson 1g 2x 21/04-28/04
Inj Herbesser® 3g 1x 22/04-26/04
Inj Bisolvon® 1 amp 3x 24/04-03/05
Inj Lasix® 1 amp 1x 27/04-03/05
manitol 125cc 4x 21/04-22/04
100cc 4x 23/04
75 cc 4x 24/04
50 cc 4x 25/04
OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu ureum : 26 mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
: 61 mg/dl kreatinin: 1,0 mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Kreatinin:
Hemoglobin : 12,6 g/dl SGPT : 9 U/L Hemoglobin: 0,5-0,9 mg/ dl
Lekosit (dalam ribuan) t : SGOT: 20 U/L 12,0-16,5 g/dl SGPT: 0,0-32,0 U/L
11,74 U/L Na : 130 mmol/L Lekosit: SGOT: 0,0-31,0 U/L
Hmt: 35,0/ vol% Ka: 4,4 mmol/L 4,0-11,0x103 U/L Na: 135-145 mmol/L
Trigliserida : 371 mg/dl Hmt: 37-43/ vol% Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Trigliserida:
s/d190 mg/dl

CT scan kepala (20/04/09): pendarahan, capsula interna, kanan dan kiri

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
87

Lampiran 5. Evaluasi DRPs kasus 3 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 485951 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 80 th / P
Tanggal masuk: 26-05-09 Noperten® 10 mg 1x 26/05-12/06
Tanggal keluar: 14-06-09 ISDN® 5 mg 2x 26/05-3/06
Keadaan pulang: membaik ISDN ® 5 mg 3x 4/-6-12/06
Faktor resiko: Hipertensi. piracetam 800 mg 3x 1/06-12/06
Riwayat obat: tidak diketahui Radin® 150 mg 2x 1/06-12/06
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui KSR® 1 tab 1x 1/06-12/06
Diagnosa: Stroke hemoragik Tiaryt® 200 mg 1x 1/06-12/06
Keluhan masuk: kiriman RS Imanuel dengan SH. Bio ATP® 1 tab 1x 1/05-12/06
ambroxol 30 mg 3x 5/06-12/06
furosemid 1 tab 1x 7/06-9/06
Inj piracetam 3 g 2x 26/05-3/06
Inj Takelin ® 250 mg 2x 26/05-3/06
Inj Radin® 1 amp 2x 26/05-3/06
Inj sefriakson 1 g 2x 26/05-3/06
Inj Lasix® 1 amp 1x 2/06-8/06
manitol 125 cc 27/05-30/05

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hemoglobin: 13,0 g/dl Trigliserida: 159 mg/dl Hemoglobin: Trigliserida:
Lekosit (dalam ribuan) t: Ureum : 17 mg/dl 12,0-16,5 g/dl s/d190 mg/dl
11,32 U/L Kreatinin: 0,7 mg/dl Lekosit: Ureum: 10-50 mg/dl
3
Hmt: 38,8/ vol% SGPT : 26 U/L 4,0-11,0x10 U/L Kreatinin:
Eritrosit (dalam ribuan) t: SGOT: 8 U/L Hmt: 37-43/ vol% 0,5-0,9 mg/ dl
4,43 U/L Na : 144 mmol/L Eritrosit: SGPT: 0,0-32,0 U/L
Platelet : 185.000/ml Ka : 3,9 mmol/L 4,2-5,4 U/L SGOT: 0,0-31,0 U/L
Kolesterol total: 114 Platelet: Na: 135-145 mmol/L
mg/dl 200.000-400.0000/ml Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Kolesterol total:
<200 mg/dl

CT scan kepala : perdarahan, lokasi lobus parientalis kiri, pemeriksaan MRI kepala : perdarahan
intraserebral dan subrakhnoidal.

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
88

Lampiran 6. Evaluasi DRPs kasus 4 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 465443 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 85 th / P
Tanggal masuk: 11-02-09 captopril 12,5 mg 3x 12/02-14/02
Tanggal keluar: 14-02-09 Inj piracetam 3 g 2x 11/02-14/02
Keadaan pulang: meninggal Inj Brain act ® 250 mg 2x 11/02-14/02
Faktor resiko: Hipertensi Inj sefriakson 1 g 2x 12/02-14/02
Riwayat obat: tidak diketahui Inj Radin® 1 amp 2x 12/02-14/02
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui
Diagnosa: Stroke hemoragik
Keluhan masuk: penurunan kesadaran.

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu HDL Kolesterol: 47 Kadar gula darah HDL: > 65 mg/dl
:130 mg/dl mg/dl sewaktu : 70-100 LDL: <150 mg/dl
Hemoglobin: 13,8 g/dl LDL Kolesterol: 74 mg/dl Trigliserida:
Lekosit (dalam ribuan) t: mg/dl Hemoglobin: s/d190 mg/dl
15,57 U/L Trigliserida: 104 mg/dl 12,0-16,5 g/dl Ureum: 10-50 mg/dl
Hmt: 34,5 /vol% aPPT: 37 Lekosit: Kreatinin:
Eritrosit (dalam ribuan) t: Ureum: 0,84 mg/dl 4,0-11,0x103 U/L 0,5-0,9 mg/ dl
4,45 U/L Kreatinin: 5,08 mg/dl Hmt: 37-43/ vol% Na: 135-145 mmol/L
kolesterol total: 211 Na: 136 mmol/L Eritrosit: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl Ka: 3,1 mmol/L 4,2-5,4 U/L
Kolesterol total:
<200 mg/dl

CT scan kepala : -

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
89

Lampiran 7. Evaluasi DRPs kasus 5 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 480553 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 68 th / P
Tanggal masuk: 28-03-09 captopril 2 x 12,5 mg 31/03- 06/04
Tanggal keluar: 08-04-09 antasid syrup 3 x 1 sdm 1-6 /04
Keadaan pulang: meninggal Hct 1 x 12,5 mg 4-6 /04
Faktor resiko: riwayat Hipertensi. ambroxol 3 x 1 tab 4-6 /04
Riwayat obat: tidak diketahui Inj. piracetam 2 x 3 g 31/05- 05/06
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj. Takelin® 2 x 250 mg 31/05- 05/06
Diagnosa: Stroke Hemoragik Inj. manitol 4 x 125 mg 1-2 /04
Keluhan masuk: Inj. Radin ® 2 x 1 amp 1-6 /06
OS tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, Inj. sefriakson 2 x 1 g 4-6 /06
pusing, mual, muntah, kelemahan anggota gerak manitol 125 cc 3-5/06
tidak diketahui, lumpuh separoh anggota badan (jika perlu)
sebelah kiri, muntah, penurunan kesadaran.

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah Ureum : 57 mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
sewaktu: 151 mg/dl Kreatinin: 0,91 mg/dl sewaktu : 70-100 Kreatinin:
Hemoglobin: 10,1 g/dl SGPT :28 U/L mg/dl 0,5-0,9 mg/ dl
Lekosit (dalam ribuan): SGOT: 29 U/L Hemoglobin: SGPT: 0,0-32,0 U/L
6,79 U/L Na: 148 mmol/L 12,0-16,5 g/dl SGOT: 0,0-31,0 U/L
kolesterol total: 154 Ka: 4,1 mmol/L Lekosit: Na: 135-145 mmol/L
mg/dl 4,0-11,0x103 U/L Ka: 3,5-5,0 mmol/L
trigliserida: 72 mg/dl Kolesterol total:
<200 mg/dl
Trigliserida:
s/d190 mg/dl

CT scan kepala
pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasi lobus parientalis kanan

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
90

Lampiran 8. Evaluasi DRPs kasus 6 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 481369 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 55 th / P
Tanggal masuk: 05-04-09 Simbado® 1 x 10 mg 7/04-15/04
Tanggal keluar: 16-04-09 Encebion® 3 x 400 mg 12/04-15/04
Keadaan pulang: membaik Brainact® 2 x 500 mg 12/04-15/04
Faktor resiko: riwayat Hipertensi. Noperten® 1 x 5 mg 12/04-15/04
Riwayat obat: tidak diketahui Hct 1 x ½ tab 12/04-15/04
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui cefadroxil 2 x 500 mg 14/04-15/04
Diagnosa: Stroke Hemoragik Inj. Neurotam® 2 x 3 g 5/04-11/04
Keluhan masuk: pasien cekat, penurunan Inj. Brainact® 1 x 250mg 5/04-11 /04
kesadaran, mual, muntah, kelemahan anggota Inj. Radin® 2 x 1amp 5/04-13/04
gerak tidak diketahui, nyeri kepala, muntah, Inj. manitol 125 mg 5/04-10/04
penurunan kesadaran. Inj. sefriakson 2 x 1 g 7/04-14/04

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah Trigliserida: 73 mg/dl Kadar gula darah Trigliserida:
sewaktu: 125 mg/dl Ureum: 53 mg/dl sewaktu : 70-100 s/d190 mg/dl
Hemoglobin: 16,6 g/dl Kreatinin: 0,78 mg/dl mg/dl Ureum: 10-50 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan): asam urat: 2,63 Hemoglobin: Kreatinin:
11,29 U/L mg/dl 12,0-16,5 g/dl 0,5-0,9 mg/ dl
Hmt: 46,7/vol% SGPT: 55 U/L Lekosit: Asam urat:
Eritrosit (dalam ribuan): SGOT: 48 U/L 4,0-11,0x103 U/L 3,5-8,5 mg/dl
5,82 U/L Na: 130 mmol/L Eritrosit: SGPT: 0,0-32,0 U/L
Platelet: 215.000/ ml Ka: 3,3mmol/L 4,2-5,4 U/L SGOT: 0,0-31,0 U/L
Kolesterol total: 240 Hmt: 37-43/ vol% Na: 135-145 mmol/L
mg/dl Kolesterol total: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
<200 mg/dl
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala
pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasi lobus temporal kanan dan parientalis kanan.

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
91

Lampiran 9. Evaluasi DRPs kasus 7 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 482519 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 59 th / P
Tanggal masuk: 17-04-09 digoxin 1 x 0,25 g 18/04-30/04
Tanggal keluar: 02-05-09 simvastatin 1 x 10 mg 18/04 - 04/05
Keadaan pulang: membaik OMZ 1 x 1 tab 18/04-19/04
Faktor resiko: riwayat serangan jantung dan ISDN® 2 x 5 g 20/04- 04/05
Trizedon® 2 x 1 tab 20/04- 04/05
hiperkholesterolemia.
Silopect Syrup® 3 x1sdt 20/04- 04/05
Riwayat obat: tidak diketahui Prosogan® 1 x 1 tab 24/04- 04/05
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Tilidon® 3 x 1 tab 25/04- 04/05
Dignosa: Stroke Hemoragik alprozolam 1 x 1 tab 25/04- 04/05
Keluhan masuk: Ceradolan® 2 x 500 mg 25/04-28/04
1 hari SMRS mengeluh kelemahan anggota gerak Brainact® 2 x 500 mg 26/04- 04/05
kiri, pusing, mual, lumpuh separoh anggota badan Noochepal® 3 x 1 tab 26/04- 04/05
sebelah kiri, nyeri kepala oksipital seluruh kepala, Kalmeco® 1 x 1 tab 26/04- 04/05
vertigo. Prolecin® 1 x 1 tab 28/04- 04/05
Inj Neurotam® 2 x 3 g 17/04-27/04
Inj Brainact® 2 x 25 mg 17/04-27/04
Inj Radin® 2 x 1 amp 17/04-20/04
Inj Taxegram® 2 x 1 g 18/04-23/04
Inj Kalnex® 4 x 500 mg 18/04-24/04
Inj manitol 125 cc 18/04-22/04
Inj Meticoba®l 1 x1amp 22/04-27/04

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hemoglobin: 14 g/dl Kreatinin: 0,8 mg/dl Hemoglobin: Kreatinin:
Kolesterol total: 368 Asam urat: 5,2 mg/dl 12,0-16,5 g/dl 0,5-0,9 mg/ dl
mg/dl SGPT: 65 U/L Kolesterol total: Asam urat:
trigliserida: 222 mg/dl SGOT: 50 U/L <200 mg/dl 3,5-8,5 mg/dl
Ureum: 30 mg/dl Trigliserida: SGPT: 0,0-32,0 U/L
s/d190 mg/dl SGOT: 0,0-31,0 U/L
Ureum: 10-50 mg/dl
CT scan kepala
pemeriksaan CT-Scan kepala perdarahan lokasi lobus temporal kanan

ASSESMENT
1. Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
2. Silopect syrup diberikan dengan dosis 3x1sdt. Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis awal
pada pasien adalah 3x2sdt selama 3 hari. Selanjutnya 3x 1sdt. DRP yang terjadi: Dosis kurang
PLAN
1. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
2. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
92

Lampiran 10. Evaluasi DRPs kasus 8 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 437801 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 57 th / P
Tanggal masuk: 18-03-09 ISDN® 3 x 5 mg 20/03
Tanggal keluar: 30-03-09 Trizedon® 2 x 35 mg 25/03-30/03
Keadaan pulang: pindah ruang Analsik K/P x 500 mg
Faktor resiko: riwayat Hipertensi, TIA Laxadin® 3 x 1 sdt 25/03-27/03
Riwayat obat: tidak diketahui Noochepal® 2 x 850 mg 28/03-30/03
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Brainact® 2 x 250 mg 28/03-30/03
Diagnosa: Stroke Hemoragik Radin® 2 x 1 tab 28/03-30/03
Keluhan masuk: Inj. piracetam 2 x 3 g 18/03-20/03
±4 jam SMRS OS merasakan kesemutan, separo Inj. citicolin 2 x 250 mg 18/03-20/03
badan bagian kiri diikuti kelemahan anggota Inj. Radin® 2 x 1 amp 18/03-26/03
gerak kiri, mual, NK, lumpuh separoh anggota Inj. Neurotam® 2 x 3 g 22/03-26/03
badan sebelah kiri, nyeri kepala temporal seluruh Inj. Brainact® 2 x 250 mg 22/03-26/03
kepala, vertigo, muntah tidak terjadi penurunan Inj. sefriakson 2 x 1 g 22/03-26 /03
kesadaran.

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah HDL kolesterol: 125 Kadar gula darah HDL: > 65 mg/dl
sewaktu: 149 mg/dl mg/dl sewaktu : 70-100 Trigliserida:
Hemoglobin: 14,9 g/dl Trigliserida: 125 mg/dl s/d190 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan): mg/dl Hemoglobin: Ureum: 10-50 mg/dl
12,59 U/L Ureum: 5,79 mg/dl 12,0-16,5 g/dl Kreatinin:
Hmt: 46,2/ vol% Kreatinin: 0,59 mg/dl Lekosit: 0,5-0,9 mg/ dl
Platelet: 288.000/ml SGPT: 25 U/L 4,0-11,0x103 U/L SGPT: 0,0-32,0 U/L
kolesterol tota:l 167 SGOT: 40U/L Hmt: 37-43/ vol% SGOT: 0,0-31,0 U/L
mg/dl Na: 4,4 mmol/L Platelet: Na: 135-145 mmol/L
Ka: 149 mmol/L 200.000-400.0000/ml Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Kolesterol total:
<200 mg/dl
CT scan kepala
pemeriksaan CT-Scan kepala infark dan perdarahan lokasi lobus temporal, lobus parientalis dan
ventrikel sebelah kanan.

ASSESMENT
1. Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin adalah 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang.
DRP yan terjadi: Dosis kurang
2. Laxadin diberikan dengan dosis 3x 1sdt. Menurut IONI , dosis Laxadin adalah 10 ml (2 sdt) pada
malam hari bila perlu. DRP yang terjadi: Dosis berlebih
PLAN
1. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
2. Dosis Laxadin diturunkan menjadi 1x2sdt.
93

Lampiran 11. Evaluasi DRPs kasus 9 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 465303 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 63/L
Tanggal masuk: 08/02/09 Concor ® 1x5mg 9/02-12/02
Tanggal keluar: 12/02/09 captopril 2x25mg 9/02-12/02
Keadaan pulang: pindah bangsal HCT 1x1tab 11/02-12/02
Faktor resiko: hipertensi gentamicin 3x5mg 10/02-12/02
Riwayat obat: tidak diketahui dexametason 3x1tab 11/02-12/02
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui antasid 3x1tab 11/02-12/02
Diagnosis: stroke hemoragi inj seftriakson 2x1g 8-9/02;11-12/02
Keluhan masuk: - Inj piracetam 2x3g 8/02-12/02
Inj citicolin 2x1amp 8/02-12/02
Inj ranitidin 2x1amp 8/02-9/02
Inj Brain act® 2x250mg 11/02-12/02

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu LDL kolesterol: 105 Kadar gula darah LDL: <150 mg/dl
: 142 mg/dl Trigliserida: 185 mg/dl sewaktu: 70-100 mg/dl Trigliserida:
Hemoglobin : 15,6 g/dl ureum : 40 mg/dl Hemoglobin: s/d190 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan) t : kreatinin: 0,75 mg/dl 14-18 g/dl Ureum: 10-50 mg/dl
9,15 U/L Bilirubin total: 16 Lekosit: Kreatinin:
Hmt: 43,3/ vol% Na : 144 mmol/ L 4,0-11,0x103 U/L 0,6-1,3 mg/ dl
Eritrosit (dalam Ka: 107 mmol/L Eritrosit: Na: 135-145 mmol/L
ribuan):2,88 U/L 4,5-6,5x103 U/L Ka: 3,5-5,0 mmol/L
HDL kolesterol: 41mg/dl Hmt: 40-48/vol %
Kolesterol total:
<200 mg/dl
HDL: > 65 mg/dl

CT scan kepala: -

ASSESMENT
1. Deksametason dapat berinteraksi dengan antasida yang mengakibatkan menurunnya efek
farmakologi dari deksametason. DRP yang terjadi: interaksi obat
2. Ranitidin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut IONI, dosis injeksi ranitidin adalah 1 ampul
yaitu 50mg/ 2mltiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan terjadi: Dosis
kurang

PLAN
1. Deksametason masih dapat diberikan bersama antasida dengan cara mengatur selang waktu
pemberian dari kedua obat tersebut.
2. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
94

Lampiran 12. Evaluasi DRPs kasus 10 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas
periode Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 468541 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 61 th / P
Tanggal masuk: 12-03-09 captopril 3x25 mg 12/03-23/03
Tanggal keluar: 23-03-09 simvastatin 1x10mg 12/03-22/03
Keadaan pulang: Membaik HCT 1x 1tab 12/03-23/03
Faktor resiko: DM
ambroxol 3x1tab 14/03-23/03
Riwayat obat: tidak diketahui
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Norvask® 1x5 mg 15/03-23/03
Diagnosis: stroke hemoragi piracetam 2x800mg 18/03-22/03
Keluhan masuk: 1 HSMRS saat isirahat merasakan Inj piracetam 2x3g 12/03-23/03
kelemahan anggota gerak kanan disertai pelo. Inj Brainact® 2x250mg 12/03-24/03
Inj ranitidin 2x1amp 12/03-23/03
Inj seftriakson 2x1g 14/03-23/03
Inj Mixtard® 1x4UI 14/03-17/03
Inj actrapid 2x4UI 14/03-17/03
Inj Mixtard® 1x6UI 18/03-22/03
Inj actrapid 2x6UI 18/03-23/03
Inj Takelin® 2x250mg 15/03-17/03
Inj manitol 3x125cc 20/03-22/03

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu LDL kolesterol: 102 Kadar gula darah LDL: < 150 mg/dl
: 120 mg/dl mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Ureum: 10-50 mg/dl
Hemoglobin: 14,7g/dl Ureum :21,4 mg/dl Hemoglobin: Kreatinin:
Lekosit (dalam ribuan): Kreatinin : 0,7 mg/dl 12,0-16,5 g/dl 0,5-0,9 mg/ dl
8,94 U/L asam urat : 8,68 Lekosit: Asam urat:
Hmt: 5,18/ vol% SGPT :14 U/L 4,0-11,0x103 U/L 3,5-8,5 mg/dl
Eritrosit (dalam ribuan): SGOT: 33 U/L Eritrosit: SGPT: 0,0-32,0 U/L
2,81 U/L Na: 148 mmol/L 4,2-5,4 U/L SGOT: 0,0-31,0 U/L
kolesterol total :259 Ka: 3,1 mmol/L Hmt: 37-43/ vol% Na: 135-145 mmol/L
mg/dl Kolesterol total: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
<200 mg/dl

CT scan kepala : pemeriksaan CT scan kepala perdarahan, lokasi lobus parietalis dan ganglia basalis kiri.

ASSESMENT
Ranitidin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut IONI, dosis injeksi ranitidin adalah 1 ampul yaitu
50mg/ 2mltiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang

PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
95

Lampiran 13. Evaluasi DRPs kasus 11 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas
periode Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 460749 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 49 th / P
Tanggal masuk: 24-04-09 captopril 3x 25 mg 27/04-07/05
Tanggal keluar: 07-05-09 HCT 1x ½ tab 27/04-07/05
Keadaan pulang: membaik Nifedipin® 3x ½ tab 29/04-07/05
Faktor resiko: Hipertensi piracetam 3x 400 mg 04/05-07/05
Riwayat obat: tidak diketahui sefiksim 2x 1 g 03/05-07/05
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj piracetam 2x 3 g 24/04-03/05
Diagnosis: stroke hemoragi Inj Takelin® 2x250 mg 24/04-03/05
Keluhan masuk: kelemahan anggota gerak kiri. Inj Radin® 2x 1 amp 24/04-03/05
(ganti oral) 04/05
Inj manitol 4x 125 cc 25/04
100 cc 26/04
75 cc 27/04
50 cc 28/04

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Ureum: 16 mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
: 84 mg/dl Kreatinin: 0,8 mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Kreatinin:
Lekosit (dalam ribuan): SGPT: 39 U/L Hemoglobin: 0,5-0,9 mg/ dl
16,86 U/L SGOT: 32 U/L 12,0-16,5 g/dl SGPT: 0,0-32,0 U/L
kolesterol total: 160 Na: 144mmol/L Lekosit: SGOT: 0,0-31,0 U/L
3
mg/dl Ka: 3,6 mmol/L 4,0-11,0x10 U/L Na: 135-145 mmol/L
LDL kolesterol: 109 Kolesterol total: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl <200 mg/dl
LDL: < 150 mg/dl

CT scan kepala : pemeriksaan CT scan kepala perdarahan, lokasi lobus temporal kanan.

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
96

Lampiran 14. Evaluasi DRPs kasus 12 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas
periode Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 464611 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 52 th/P
Tanggal masuk: 26-01-09 captopril 2x50mg 27/01-29/01
Tanggal keluar: 06-02-09 captopril 3x25mg 30/01-06/02
Keadaan pulang: Membaik HCT 2x1tab 30/01-06/02
Faktor resiko: hipertensi Radin® 2x150mg 03/02-06/02
Riwayat obat: tidak diketahui piracetam 2x800mg 03/02-06/02
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Neurotam® 2x3g 27/01-02/02
Diagnosis: stroke hemoragi (ganti oral) 03/02
Keluhan masuk: 1 HSMRS mengeluh mengalami Inj Brainact® 2x250mg 27/01-03/02
kelemahan anggota gerak kanan dan mengantuk Inj ranitidin 2x1 amp 28/01-03/02
terus serta sulit komunikasi. Inj sefriakson 2x1g 27/01-03/02
Inj Lasix® 2x1 amp 28/01-02/02
(ganti oral) 03/02
Herbezer® 9ml/jam
(bila ada)

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah Ureum: 15,1 mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
sewaktu: 120 mg/dl Kreatinin: 0,86 mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Kreatinin:
hemoglobin :12,7 g/dl SGPT : 28 U/L Hemoglobin: 0,5-0,9 mg/ dl
Lekosit (dalam ribuan): SGOT: 37 U/L 12,0-16,5 g/dl SGPT: 0,0-32,0 U/L
10,57 U/L Na : 140 mmol/L Lekosit: SGOT: 0,0-31,0 U/L
Hmt : 36,2/vol% Ka: 4,1 mmo/L 4,0-11,0x103 U/L Na: 135-145 mmol/L
Eritrosit (dalam ribuan): Eritrosit: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
4,44 U/L 4,2-5,4 U/L
Platelet: 200.000/ml Hmt: 37-43/ vol%
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala : - (alat sedang rusak)

ASSESMENT
Ranitidin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut IONI, dosis injeksi ranitidin adalah 1 ampul yaitu
50mg/ 2mltiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang

PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
97

Lampiran 15. Evaluasi DRPs kasus 13 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas
periode Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 467099 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 70 th / L
Tanggal masuk: 25-02-09 captopril 3x25g 25/02-04/03
Tanggal keluar: 05-03-09 diltiazem 1x30g 25/02-04/03
Keadaan pulang: Membaik piracetam 2x800mg 04/03-05/03
Faktor resiko: hipertensi, DM Inj piracetam 2x3g 25/02-04/03
Riwayat obat:tidak diketahui Inj Takelin® 2x250mg 25/02-04/03
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Radin® 2x1 amp 25/02-05/03
Diagnosis: stroke hemoragi Inj sefriakson 2x1g 25/02-03/03
Keluhan masuk:
kurang lebih 3 HSMRS tiba-tiba pingsan mendadak
jam 11.00, tidak kejang, muntah 3x, pelo, perot
sebelum pingsan. Riwayat penyakit hipertensi, DM
tidak kontrol rutin

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Ureum : 55mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
: 109 mg/dl Kreatinin: 0,94 mg/dl sewaktu: 70-100 mg/dl Kreatinin:
Hb: 11,4 g/dl SGPT : 93 U/L Hemoglobin: 0,6-1,3 mg/ dl
Lekosit (dalam ribuan): SGOT: 45 U/L 14-18 g/dl SGPT: 0,0-42,0 U/L
9,53 U/L Na: 149,5 mmol/L Lekosit: SGOT: 0,0-37,0 U/L
Hmt: 35,3/ vol% Ka: 4,9mmol/L 4,0-11,0x103 U/L Na: 135-145 mmol/L
kolesterol total: 123 Hmt: 40-48/vol % Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl Kolesterol total:
trigliserida: 64 mg/dl <200 mg/dl
Trigliserida:
s/d190 mg/dl

CT scan kepala : -

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
98

Lampiran 16. Evaluasi DRPs kasus 14 pada pasien stroke hemoragi di unit stroke RSUD Banyumas
periode Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 469469 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 55 th/P
Tanggal masuk: 16-03-09 Analsix® 1 tab 2x 16/03-22/03
Tanggal keluar: 28-03-09 Radin® 1 tab 2x 24/03-28/03
Keadaan pulang: Pindah bangsal siprofloksasin 500 mg 2x 24/03-28/03
Faktor resiko: Hipertensi piracetam 400 mg 3x 25/03-28/03
Riwayat obat: tidak diketahui Inj piracetam 3g 2x 16/03-23/03
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Takelin® 250 mg 2x 16/03-23/03
Diagnosa: Stroke Hemoragik Inj Radin® 1amp 2x 16/03-23/03
Keluhan masuk: Inj manitol 125cc 4x 18/03, 20/03
3 jam SMRS saat sedang istirahat tiba2 orang sakit
mengalami kelemahan anggota gerak disertai
kesemutan separuh badan kiri

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Trigliserida : 87 mg/dl Kadar gula darah Trigliserida:
: 119 mg/dl ureum : 4,80 mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl s/d190 mg/dl
Hemoglobin : 12,1 g/dl kreatinin: 0,98 mg/dl Hemoglobin: Ureum: 10-50 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan) t : SGPT : 23 U/L 12,0-16,5 g/dl Kreatinin:
8,25 U/L SGOT: 45 U/L Lekosit: 0,5-0,9 mg/ dl
Hmt: 37,5/ vol% Na : 150 mmol/L 4,0-11,0x103 U/L SGPT: 0,0-32,0 U/L
Eritrosit (dalam ribuan): Ka: 4,6 mmo/L Eritrosit: SGOT: 0,0-31,0 U/L
4,26 U/L 4,2-5,4 x103 U/L Na: 135-145 mmol/L
Platelet: 242.0000/ml Hmt: 37-43/ vol% Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Kolesterol total: Kolesterol total:
192 mg/dl <200 mg/dl
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala (18/03/09): pemeriksaan CT scan kepala: pendarahan, lokasi: lobus temporal dan lobus
parientalis, kanan

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
99

Lampiran 17. Evaluasi DRPs kasus 1 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 466679 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 80 th/P
Tanggal masuk: 20-02-2009 ISDN 5 mg 3x 20/02-25/02
Tanggal keluar: 27-02-2009 misoprostol 200 mcg 1x 20/02-22/02
Keadaan pulang: meninggal dunia Megavit® 200 g 1x 20/02-22/02
Faktor resiko: hipertensi captopril 6,25 2x 20/02-22/02
Riwayat obat: tidak diketahui Neurotam® 3g 2x 20/02-25/02
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Brain act® 250 mg 2x 20/02-25/02
Diagnosa: Stroke non hemoragik ISDN 5 mg 3x 23/02-25/02
Keluhan masuk: bisoprolol 1/2 tab 1x 23/02-24/02
1 HSMRS tiba2 orang sakit kejang seluruh Tiaryt® 200 mg 1x 23/02-24/02
tubuh, kelemahan anggota gerak kiri, Plavix® 75 g 1x 25/02
pelo,perot, nyeri kepala, vertigo, mengalami Inj Neurotam® 3 g 2x 23/02-25/02
penurunan kesadaran Inj Brain act® 250 g 2x 23/02-25/02
Inj seftriakson 1 g 2x 24/02-25/02

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hemoglobin : ureum : 49 mg/ dl Hemoglobin: Ureum: 10-50 mg/dl
14,9 g/dl kreatinin: 0,97 mg/ dl 12,0-16,5 g/dl Kreatinin:
Lekosit (dalam ribuan) : SGPT: 25 U/L Lekosit: 0,5-0,9 mg/ dl
18,370 U/L SGOT : 51 U/L 4,0-11,0x103 U/L SGPT: 0,0-32,0 U/L
Hmt : 45,8/vol% Na : 145 mmol/L Hmt: 37-43/ vol% SGOT: 0,0-31,0 U/L
Kolesterol total : 175 mg/dl Ka: 4,2 mmol/L Kolesterol total: Na: 135-145 mmol/L
Plasma fibrinogen : 88.119 <200 mg/dl Ka: 3,5-5,0 mmol/L

CT scan kepala : -

ASSESMENT
misoprostol diberikan dengan dosis 1x200mcg. Menurut IONI, dosis misoprostol adalah 200mcg 2-4 kali
sehari. DRP yang terjadi: Dosis kurang.
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
100

Lampiran 18. Evaluasi DRPs kasus 2 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 473285 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 70 Th/L
Tanggal masuk: 24-03-09 simvastatin 10 mg 1x 25/03-29/03
Tanggal keluar: 29-03-09 sulfat atropin ½ tab 2x 27/03-29/03
Keadaan pulang: Pindah bangsal Aspilet® 80 mg 1x 28/03
Faktor resiko: hipertensi Pletaal® 1 tab 2x 28/03
Riwayat obat: tidak diketahui Inj Neurotam® 3g 2x 24/03-29/03
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Brain act® 250 mg 2x 24/03-29/03
Diagnosa: Stroke non hemoragik Inj Radin® 1amp 2x 24/03-29/03
Keluhan masuk: inj sefotaksim 1g 2x 24/03-25/03
1 HSMRS saat habis tidur tiba2 orang sakit
mengalamai kelemahan anggota gerak kanan

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Trigliserida : 214 mg/dl Kadar gula darah Trigliserida:
: 103 mg/dl ureum : 17,2 mg/dl sewaktu: 70-100 mg/ s/d190 mg/dl
Hemoglobin : 14,4 g/dl kreatinin: 0,68 mg/dl Hemoglobin: dl Ureum: 10-50 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan) t : Asam urat: 5,2 mg/dl 14-18 g/dl Kreatinin:
6,79 U/L SGPT : 34 U/L Lekosit: 0,6-1,3 mg/ dl
Hmt: 42,1/vol% SGOT: 28 U/L 4,0-11,0x103 U/L Asam urat:
Eritrosit (dalam ribuan): Na : 142 mmol/ l Eritrosit: 3,5-8,5 mg/dl
5,03 U/L Ka: 4,5 mmol/ l 4,5-6,5x103 U/L SGPT: 0,0-42,0 U/L
Platelet:198.000/ml Hmt: 40-48/vol % SGOT: 0,0-37,0 U/L
Kolesterol total: Kolesterol total: Na: 135-145 mmol/L
179 mg/dl <200 mg/dl Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala : -

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
101

SUBJECTIVE
Lampiran 19. Evaluasi DRPs kasus 3 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 462999 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 52 th/L
Tanggal masuk: 08-01-09 penitoin Kapsul 100 mg 2x 9/01-15/01
Tanggal keluar: 15-01-09 Laxadin sirup® 1 sdt 3x 10/01-14/01
Keadaan pulang: pindah bangsal meloxicam 7,5 mg 2x 10/01-14/01
Faktor resiko: - Dexacap® 12,5 mg3x 11/01-14/01
Riwayat obat: tidak diketahui Dulcolax® 3 tab 1x 18/01
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui alganax 0,5 1x 13/01-14/01
Diagnosa: Stroke non hemoragik Inj Neurocet® 3 g 2x 9/01-14/01
Keluhan masuk: Inj Brain act® 250 mg 2x 9/01-14/01
8 HSMRS tiba2 orang sakit merasa kesemutan Inj seftriakson 1 g 2x 9/01-14/01
anggota gerak kanan kemudian terjadi kelemahan paracetamol 500 mg k/p
anggota gerak kanan, pelo, perot, kejang

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu Trigliserida : 194 mg/dl Kadar gula darah Trigliserida:
: 115 mg/dl ureum : 30 mg/dl sewaktu: 70-100 mg/dl s/d190 mg/dl
Hemoglobin : 14,1 g/dl kreatinin: 0,8 mg/dl Hemoglobin: Ureum: 10-50 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan) t : SGPT : 60 U/L 14-18 g/dl Kreatinin:
15 U/L SGOT: 49 U/L Lekosit: 0,6-1,3 mg/ dl
Hmt: 41,7/vol% Homocysteine: 144 4,0-11,0x103 U/L SGPT: 0,0-42,0 U/L
Eritrosit (dalam ribuan): Na : 144 mmo/ L Eritrosit: SGOT: 0,0-37,0 U/L
4,43 U/L Ka: 4,0 mmol/ l 4,5-6,5x103 U/L Na: 135-145 mmol/L
Platelet: 219.000/ml Hmt: 40-48/vol % Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Kolesterol total: Kolesterol total:
198 mg/dl <200 mg/dl
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala (12/01/09): infark, lobus temporal, kiri

ASSESMENT
Laxadin diberikan dengan dosis 3x 1sdt. Menurut IONI , dosis Laxadin adalah 10 ml (2 sdt) pada malam
hari bila perlu. DRP yang terjadi: Dosis berlebih
PLAN
Dosis Laxadin diturunkan menjadi 1x2sdt.
102

No RM: 411572 Penatalaksanaan stroke


Usia/JK: 47 th / P
Tanggal masuk: 21-01-09 captopril 2x 25 mg 21/01- 25 /01
Tanggal keluar: 25-01-09 alopurinol 2 x 100 mg 22/01-25 /01
Keadaan pulang: pindah ruang Evaty®l 1 x 300 mg 22/01-25 /01
Faktor resiko: riwayat Hipertensi sefadroksil 2 x 500 mg 24/01-25 /01
Riwayat obat: tidak diketahui Inj piracetam 2 x 3 g 21/01- 23 /01
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Brainact® 2 x 250 mg 22/01- 25 /01
Diagnosa : Stroke Non Hemoragik Inj sefriakson 2 x 1 g 22/01-23 /01
Keluhan masuk: Inj Radin® 2 x 1 amp 22/01- 25 /01
1 HSMRS OS mengeluh kelemahan anggota gerak Inj Neurotam® 2 x 3 g 24/01- 26 /01
kiri, mual , pelo, perot, lumpuh separoh anggota
badan, lumpuh sebelah kiri, nyeri kepala, lokasi
nyeri kepala frontal.

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah kolesterol total: 229 Kadar gula darah Kolesterol total:
sewaktu : 129 mg/dl mg/dl sewaktu : 70-100 <200 mg/dl
Hemoglobin: 15,4 g/dl trigliserida: 248 mg/dl Trigliserida:
Lekosit (dalam ribuan) : mg/dl Hemoglobin: s/d190 mg/dl
12,30 U/L Ureum: 35 mg/dl 12,0-16,5 g/dl Ureum: 10-50 mg/dl
Hmt: 45/vol% Kreatinin: 0,9 mg/dl Lekosit: Kreatinin:
3
Eritrosit (dalam ribuan): Asam urat: 6,9 mg/dl 4,0-11,0x10 U/L 0,5-0,9 mg/ dl
5,41U/L Na: 154 mmol/L Eritrosit: Asam urat:
Platelet: 335.000/ml Ka : 4,0 mmol/L 4,2-5,4 U/L 3,5-8,5 mg/dl
Hmt: 37-43/ vol% Na: 135-145 mmol/L
Platelet: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala : - (Alat sedang rusak)

-
ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
103

Lampiran 21. Evaluasi DRPs kasus 5 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

No RM: 469301 Penatalaksanaan stroke


Usia/JK: 75 th/P
Tanggal masuk: 13-03-09 captopril 25 g 2x 14/03-15/03
Tanggal keluar: 26-03-09 alopurinol 100 g 2x 17/03-26/03
Keadaan pulang: membaik Tiaryt® 200 mg 1x 18/03-26/03
Faktor resiko: Hipertensi alprazolam 0,5 mg 1x 18/03-26/03
Riwayat obat: tidak diketahui sefiksim 100 mg 2x 19/03-26/03
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui piracetam 400 mg 3x 24/03-26/03
Diagnosa: Stroke non hemoragik Aspilet® 80 mg 3x 26/03
Keluhan masuk: captopril 12,5 mg1x 26/03
1 jam SMRS saat sedang duduk tiba2 orang sakit Inj piracetam 3g 2x 13/03-24/03
mengalamai kelemahan anggota gerak kiri Inj Takelin® 250 mg 3x 13/03-16/03
Inj Radin® 1 amp 2x 13/03-24/03
inj seftriakson 1g 2x 17/03-19/03
Inj Takelin® 250 mg 2x 19/03-24/03

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah Trigliserida : 91 mg/dl Kadar gula darah sewaktu : Trigliserida:
sewaktu : 113 mg/dl ureum : 39 mg/dl 70-100 mg/dl s/d190 mg/dl
Hemoglobin : 14,6 g/dl kreatinin: 0,76 mg/dl Hemoglobin: Ureum: 10-50 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan) t : SGPT : 29 U/L 12,0-16,5 g/dl Kreatinin:
7,40 U/L SGOT: 20 U/L Lekosit: 0,5-0,9 mg/ dl
Hmt: 41,6/ vol% Na : 149 mmol/L 4,0-11,0x103 U/L SGPT: 0,0-32,0 U/L
Platelet: 365.000/ml Ka: 3,8 mmol/L Hmt: 37-43/ vol% SGOT: 0,0-31,0 U/L
Kolesterol total: Kolesterol total: Na: 135-145 mmol/L
180 mg/dl <200 mg/dl Ka: 3,5-5,0 mmol/L

CT scan kepala (20/03/09): infark, lobus temporal, kanan

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
104

Lampiran 22. Evaluasi DRPs kasus 6 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 200

SUBJECTIVE
No RM: 48-26-07 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 67 th / P
Tanggal masuk: 18-04-09 captopril 3 x 25 mg 18/04- 24/04
Tanggal keluar: 24-04-09 Aspilet® 1 x 80 mg 20/04-24/04
Keadaan pulang: membaik, diizinkan pulang. ISDN 3 x 5 mg 20 /04
Faktor resiko: riwayat Hipertensi. ISDN 3 x 80 mg 21/05,22/04,24/04
Riwayat obat: tidak diketahui HCT 1 x ½ tab 23/04-24 /04
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui ambroxol 3 x 30 mg 24/04
Diagnosa: Stroke Non Hemoragik piracetam 2 x 800 mg 24/04
Keluhan masuk: Radin® 2 x1 amp 24/04
± 8 jam OS mengeluh nyeri kepala, nyeri kepala, Inj piracetam 2 x 3 g 18/04- 23/04
lokasi nyeri kepala parietal sebelah kiri, Inj seftriakson 2 x 1 g 18/04- 23/04
penurunan kesadaran. Inj Radin® 2 x 1 amp 18/04- 23/04
Inj Takelin® 2 x 250 mg 18/04- 23/04

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hemoglobin : 15,7 g/dl Trigliserida: 126 Hemoglobin: Trigliserida:
Lekosit (dalam ribuan) t: mg/dl 12,0-16,5 g/dl s/d190 mg/dl
12,630 U/L Plasma fibrinogen: Lekosit: Kreatinin:
Hmt : 48,1/vol% 136 4,0-11,0x103 U/L 0,5-0,9 mg/ dl
KED: 328 Kreatinin: 2,2 mg/dl Hmt: 37-43/ vol% Asam urat:
HDL Kolesterol: 197 Asam urat: 6,76 mg/dl HDL: > 65 mg/dl 3,5-8,5 mg/dl
mg/dl Na: 147 mmol/L LDL: <150 mg/dl Na: 135-145 mmol/L
LDL Kolesterol : 43,6 Ka: 4,2 mmol/L Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl

CT scan kepala : pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobus parientalis kanan

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan
105

Lampiran 23. Evaluasi DRPs kasus 7 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 463327 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 53 th / L
Tanggal masuk: 14-01-09 Norvask® 1 x 10 mg 14/01- 19 /01
Tanggal keluar: 20-01-09 valsartan 1 x 80 mg 14/01- 19 /01
Keadaan pulang: pindah ruang ISDN 3 x 5 mg 14/01- 19 /01
Faktor resiko: riwayat Hipertensi. ambroxol 3 x 30 mg 14/01- 19 /01
KSR® 1 x 1 tab 17/01-19 /01
Riwayat obat: tidak diketahui
Biscor® 1 x ½ tab 17/01-19 /01
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui 17/01-19 /01
Aspilet® 1 x 80 mg
Diagnosa: Stroke Non Hemoragik digoxin 1 x 1 tab 17/01-18 /01
Keluhan masuk: Brainact ® 2 x 250 mg 20/01
4 jam SMRS OS merasa pusing dan jatuh, piracetam 2 x 800 mg 20/01
kelemahan anggota gerak kiri, pelo, lumpuh siprofloksasin 2 x 1 tab 20/01
separoh anggota badan sebelah kiri, nyeri kepala ranitidin 2 x 1 tab 20/01
sebelah kiri. Inj. Neurotam® 2 x 3 g 14/01- 19 /01
Inj. Brainact® 2 x 250mg 14/01- 19 /01
Inj. ranitidin 2 x 1 amp 14/01-15 /01
Inj. Farsix® 2 x 1 amp 15/01
Inj. sefriakson 2 x 1 g 15/01- 19 /01
Inj. Radin® 2 x 1 amp 17/01- 19 /01
Inj. Lasik® 1 x 1 amp 17/01- 19 /01
OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah sewaktu : Ureum : 36 mg/dl Kadar gula darah Ureum: 10-50 mg/dl
93 mg/dl Kreatinin: 1,4 mg/dl sewaktu: 70-100 mg/dl Kreatinin:
Hemoglobin 13,7 g/dl Asam urat : 4,6 mg/dl Hemoglobin: 0,6-1,3 mg/ dl
Lekosit :10,86 U/L (dalam SGPT: 43 U/L 14-18 g/dl Asam urat:
ribuan) SGOT: 42 U/L Lekosit: 3,5-8,5 mg/dl
3
Hmt: 41,1/vol% Na : 148 mmol/L 4,0-11,0x10 U/L SGPT: 0,0-42,0 U/L
kolesterol total: 213 mg/dl Ka: 3,0 mmol/L Hmt: 40-48/vol % SGOT: 0,0-37,0 U/L
trigliserida : 134 mg/dl Kolesterol total: Na: 135-145 mmol/L
<200 mg/dl Ka: 3,5-5,0 mmol/L
Trigliserida:
s/d190 mg/dl
CT scan kepala
pemeriksaan CT-Scan kepala infark lokasi lobus parientalis dan lobus oksipitali kanan.

ASSESMENT
1. Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
2. Ranitidin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut IONI, dosis injeksi ranitidin adalah 1 ampul yaitu
50mg/ 2mltiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang

PLAN
1. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
2. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
106

Lampiran 24. Evaluasi DRPs kasus 8 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 463589 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 52 th/P
Tanggal masuk: 16/01/09 digoxin 1x 0,25 g 17/01-26/01
Tanggal keluar: 27/01/09 Silopect® 3x 1 sdt 19/01-27/01
Keadaan pulang: Pindah bangsal Nairet® 3x 1 tab 22/01-27/01
Faktor resiko: serangan jantung, lemah jantung Inpepsa syrup® 3x 1 sdt 27/01
Riwayat obat: tidak diketahui Inj Neurotam® 4x 3 g 17/01-26/01
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Brain act® 2x 250 mg 17/01-26/01
Diagnosa: Stroke Non Hemoragik Inj Radin® 2x 1 amp 17/01-26/01
Keluhan masuk: kelemahan anggota gerak kanan Inj seftriakson 2x 1g 21/01-26/01
Inj Medixon® 62,5 mg x2 22/01-26/01

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Hmt: 44,6/vol% trigliserida: 89 mg/dl Hmt: 37-43/ vol% Trigliserida:
kadar gula darah ureum: 27,7 mg/dl Kadar gula darah s/d190 mg/dl
sewaktu: 119 mg/dl kreatinin: 0,71 mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Ureum: 10-50 mg/dl
Hemoglobin: 12,7 g/dl SGPT: 16 U/L Hemoglobin: Kreatinin:
Kolesterol total: 210 SGOT: 29 U/L 12,0-16,5 g/dl 0,5-0,9 mg/ dl
mg/dl Kolesterol total: SGPT: 0,0-32,0 U/L
<200 mg/dl SGOT: 0,0-31,0 U/L

CT scan kepala : CT scan kepala infark, ventrikel, kiri

ASSESMENT
1. Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi
Radin seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini
kurang. DRP yan terjadi: Dosis kurang
2. Silopect syrup diberikan dengan dosis 3x1sdt. Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis awal
pada pasien adalah 3x2sdt selama 3 hari. Selanjutnya 3x 1sdt. DRP yang terjadi: Dosis kurang
3. Inpepsa sirup diberikan dengan dosis 3x1sdt. Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis Inpepsa
sirup adalah 4x2sdt. DRP yang terjadi: Dosis kurang
PLAN
1. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
2. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
3. Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum
optimal maka dosis dapat ditingkatkan.
107

Lampiran 25. Evaluasi DRPs kasus 9 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 482974 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 65 th/P
Tanggal masuk: 17/04/09 KSR® 1x1tab 18/04-22/04
Tanggal keluar: 22/04/09 digoxin 1x0,25 mg 18/04-22/04
Keadaan pulang: membaik Tiaryt® 1x1/2 tab 18/04-22/04
Faktor resiko: hipertensi, serangan jantung, lemah Aspilet ® 1x80 mg 17/04-21/04
jantung Inj Neurotam® 2x 3g 17/04-21/04
Riwayat obat: tidak diketahui Inj Brain act® 2x 250 mg 17/04-21/04
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj seftriakson 2x1 g 17/04-21/04
Diagnosis: stroke Non Hemoragi Inj Radin® 2x1 amp 20/04-21/04
Keluhan masuk: I hari smrs os sulit bicara Inj Farsix® 2x1 amp 17/04-21/04

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
kadar gula darah LDL kolesterol: 129 Kadar gula darah LDL: < 150 mg/dl
sewaktu: 99 mg/dl mg/dl sewaktu : 70-100 mg/dl Ureum: 10-50 mg/dl
hemoglobin:14,7 g/dl ureum: 14 mg/dl Hemoglobin: Kreatinin:
lekosit 9 (dalam ribuan): kreatinin: 0,8 mg/dl 12,0-16,5 g/dl 0,5-0,9 mg/ dl
8,18 U/L asam urat: 4,5 mg/dl Lekosit: Asam urat: 2,8-7,3
Hmt: 49,8/ vol% SGPT: 12 U/L 4,0-11,0x103 U/L mg/dl
Eritrosit (dalam ribuan) SGOT: 21 U/L Eritrosit: SGPT: 0,0-32,0 U/L
5,28 U/L Na: 148 mmol/L 4,2-5,4 U/L SGOT: 0,0-31,0 U/L
Platelet: 256.000/ml Ka: 3,5 mmol/L Hmt: 37-43/ vol% Na: 135-145 mmol/L
kolesterol total: 197 Kolesterol total: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl <200 mg/dl
Platelet:
200.000-400.0000/ml

CT scan kepala: CT scan kepala infark, lobus frontal, lobus parientalis, kiri

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
108

Lampiran 26. Evaluasi DRPs kasus 10 pada pasien stroke iskemik di unit stroke RSUD Banyumas periode
Januari-Juni 2009

SUBJECTIVE
No RM: 485799 Penatalaksanaan stroke
Usia/JK: 46 th / L
Tanggal masuk: 24-05-09 Aspilet® 1x 80 mg 25/05-02/06
Tanggal keluar: 02-06-09 digoxin 1x 0,25 g 25/05-02/06
Keadaan pulang: pindah ruang Inj Neurotam® 2x 3 g 25/05-02/06
Faktor resiko: -
Inj Brainact® 2x 250 mg 25/05-02/06
Riwayat obat: tidak diketahui
Riwayat penyakit keluarga: tidak diketahui Inj Radin® 2x 1 amp 25/05-02/06
Diagnosis: stroke Non Hemoragi Inj sefriakson 2x 1g 25/05-02/06
Keluhan masuk: 2 HSMRS tiba-tiba jatuh, tangan
dan kaki kanan tidak dapat digerakkan, sulit
komunikasi, gelisah

OBJECTIVE
Hasil laboratorium pada pasien Nilai normal hasil laboratorium
Kadar gula darah HDL kolesterol : 33,7 Kadar gula darah HDL: > 65 mg/dl
sewaktu: 104 mg/dl mg/dl sewaktu: 70-100 mg/dl Trigliserida:
Hemoglobin: 15,5 g/dl trigliserida: 90 mg/dl Hemoglobin: s/d190 mg/dl
Lekosit (dalam ribuan): Ureum: 32 mg/dl 14-18 g/dl Ureum: 10-50 mg/dl
11,21 U/L Kreatinin: 0,8 mg/dl Lekosit: Kreatinin:
Hmt: 44,7/vol% SGPT : 25 U/L 4,0-11,0x103 U/L 0,6-1,3 mg/ dl
Eritrosit (dalam ribuan): SGOT: 31U/L Eritrosit: SGPT: 0,0-42,0 U/L
5,27 U/L Na: 143 mmol/L 4,5-6,5x103 U/L SGOT: 0,0-37,0 U/L
KED: 241 Ka: 3,4 mmol/L Hmt: 40-48/vol % Na: 135-145 mmol/L
kolesterol total: 194 Kolesterol total: Ka: 3,5-5,0 mmol/L
mg/dl <200 mg/dl

CT scan kepala : pemeriksaan CT scan kepala infark, lokasi lobus temporal dan parietalis kiri.

ASSESMENT
Radin diberikan dengan dosis 2x 1 ampul . Menurut MIMS edisi 8 tahun 2008/2009, dosis injeksi Radin
seharusnya 1 ampul yaitu 50mg/2ml tiap 6-8 jam. Dosis yang digunakan pada pasien ini kurang. DRP yan
terjadi: Dosis kurang
PLAN
Perlu observasi lebih lanjut mengenai dosis yang diberikan. Apabila efek yang dihasilkan belum optimal
maka dosis dapat ditingkatkan
109

Lampiran 27. Surat Ijin Penelitian dari RSUD Banyumas


110

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Lita Septiana, anak pertama dari tiga

bersaudara. Lahir di Bandar Lampung, 30 September

1988 dari keluarga Hidayat dengan Ajin Krisnawati.

Riwayat pendidikan penulis: tahun 1994-2000 lulus dari

SD Fransiskus II, Rawalaut, Pahoman, Bandar Lampung;

tahun 200-2003 melanjutkan ke SLTP Fransiskus I,

Tanjung Karang, Bandar Lampung; tahun 2003-2006 melanjutkan ke SMU

Fransiskus, Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung dan pada tahun 2006

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai